You are on page 1of 3

Indonesia sebagai negara maritim memiliki pantai terpanjang didunia, dengan garis pantai lebih

81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia, kurang lebih 9.261 desa di kategorikan sebagai desa
pesisir yang sebagan besar penduduknya miskin. Desa-desa pesisir merupakan kantong-
kantong kemiskinan struktural yang potensial. Kesulitan mengatasi masalah kemiskinan di
desa-desa pesisir telah menjadikan penduduk dikawasan ini harus menanggung beban
kehidupan yang tidak dapat dipastikan kapan berakhirnya.

Indonesia merupakan negara maritim dan tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumah
pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 Km dan luas
laut sekitar 5,8 juta kilometer persegi dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 juta Km2 .
Ada sekitar 60 juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah Pesisir dan penyumbang sekitar
22 persen dari pendapatan brutto nasional. Tak bisa dipungkiri di tengah potensi besar lautan
justru kemiskinan banyak terletak di pemukiman nelayan. Memang banyak faktor yang
menyebabkan kemiskinan nelayan baik secara alamiah, struktural, maupun kultural.

Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Seiring dengan
banyaknya tangkapan maka akan terlihat juga besarnya pendapatan yang diterima oleh nelayan
yang nantinya dipergunakan untuk konsumsi keluarga, dengan demikian tingkat pemenuhan
konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterima. Sejak krisis mulai
merambah keberbagai wilayah pertengahan tahun 1997, Nelayan tradisional boleh dikatakan
kelompok masyarakat pesisir paling menderita dan merupakan korban pertama dari perubahan
situasi sosial-ekonomi yang terkesan tiba tiba namun berkepanjangan. Banyak studi yang telah
membuktikan nelayan tradisional umumnya lebih miskin daripada keluarga petani, pengrajin
dan pekerja sektor informal.

Sudarso (2004) menjelaskan banyak penelitian telah membuktikan bahwa tekanan kemiskinan
struktural yang melanda kehidupan nelayan tradisional, sesungguhnya disebabkan oleh faktor-
faktor kompleks. Faktor-faktor tersebut tidah hanya berkaitan dengan fluktuasi musim-musim
ikan, keterbatasan sumber daya manusia, modal, serta akses jaringan perdagangan ikan yang
eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen, tetapi juga disebabkan oleh dampak negatife
modernisasi perikanan atau revolusi biru yang mendorong terjadinya pengurasan sumber daya
laut secara berlebihan. Proses demikian masih berlangsung hingga sekarang dan dampak lebih
lanjut yang sangat dirasakan nelayan adalah semakin menurunnya tingkat pendapatan nelayan
dan sulitnya memperoleh hasil tangkapan.

Seiring terbatasnya kualitas sumber daya manusia nelayan sehingga hal ini memperkecil
kesempatan nelayan untuk berwira usaha selain melaut. Selain itu tingkat pendidikan yang
rendah juga mempersulit nelayan untuk memilih dan memperoleh perkerjaan lain, sementara
itu mahalnya kebutuhan pokok membuat nelayan sulit dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Kemiskinan nelayan akan semakin berkembang, jika kebijakan pembangunan perikanan tidak
memihak kepada nelayan tradisional, yang tambah mengakibatkan mereka tidak bisa
meningkatkan hasil produksi penangkapan ikan. Kemiskinan nelayan dipicu dengan rendahnya
pendapatan yang diterima oleh nelayan dari hasil menangkap ikan.

Sebagaimana diketahui, nelayan bukanlah suatu entitas tunggal. Mereka terdiri dari beberapa
kelompok, yang dilihat dari segi pemilikan alat tangkap dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu: nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh
adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan
adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam
pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

Dari ketiga jenis nelayan tersebut, pada umumnya nelayan juragan tidak miskin. Kemiskinan
cenderung dialami oleh nelayan perorangan dan buruh nelayan. Oleh karena kedua jenis
kelompok nelayan itu jumlahnya mayoritas, maka citra tentang kemiskinan melekat pada
kehidupan nelayan.

Kondisi yang dialami nelayan tentunya sangat memprihatinkan, karena nelayan merupakan
ujung tombak pengelola perikanan di Indonesia. Mengingat laju pertumbuhan penduduk yang
terus meningkat, sehingga lahan di daratan akan dirasakan semakin sempit, maka
matapencarian sebagai nelayan diharapkan menjadi tumpuan harapan di masa depan. Untuk itu
di masa depan masyarakat secara berangsur-angsur diharapkan terdorong untuk mengalihkan
kegiatan ekonominya ke arah laut.
Adanya kemiskinan yang dialami oleh nelayan, pengalihan kegiatan ekonomi ke laut
dikhawatirkan sulit terjadi, sebab para anak nelayan pun dikhawatirkan tidak tertarik lagi untuk
menekuni pekerjaan kenelayanan. Jika hal itu terjadi, maka kegiatan di darat akan semakin
padat, sedangkan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi akan terabaikan. Akibatnya potensi
ekonomi yang terkandung di dalamnya akan sia-sia.

Agar yang demikian itu tidak terjadi, dibutuhkan perhatian dari semua pihak terhadap nasib
para nelayan. Perhatian itu tentunya bukan sekedar dalam bentuk empati, melainkan lebih dari
itu, yaitu mencari alternatif yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan

Studi tentang Dinamika Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan sebagian besar berfokus pada
aspek Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil studi tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat nelayan merupakan salah satu kelompok sosial dalam masyarakat kita yang
sangat intensif didera kemiskinan. Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor kompleks
yang saling terkait serta merupakan sumber utama yang melemahkan kemampuan masyarakat
dalam membangun wilayah dan meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Oleh karena itu,
kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan kawasan pesisir. rendahnya
adopsi teknologi perikanan, kesulitan modal usaha, rendahnya pengetahuan tentang
pengelolaan sumberdaya perikanan, rendahnya peranan pemerintah terhadap bantuan kepada
para nelayan, dan pengambilan keputusan. Masyarakat nelayan ialah masyarakat yang tinggal
dipesisir pantai dan menggantungkan hidup mereka dilaut, masalah yang terjadi pada
masyarakat nelayan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga untuk
menyelesaikannya diperlukan solusi yang menyeluruh, dan bukan solusi secara parsial.
Komunitas pesisir pada dasarnya adalah kelompok masyarakat yang kehidupannya sangat
tergantung pada hasil laut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menjelaskan tentang........................... dengan


judul..................

You might also like