Professional Documents
Culture Documents
2. Indikasi
a. Indikasi Ibu :
1) Panggul sempit
2) Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3) Stenosis serviks uteri atau vagina
4) Plassenta praevia
6. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus
lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea
(SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf -
saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang
bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra operasi
dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit
1. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Leukosit darah > 15000 / ul bila terjadi infeksi
a. testlakmusmerahberubahmenjadibiru
b. amniosentetis
c. USG ( menentukanusiakehamilan , indekscairanamnionberkurang)
( AriefMonsjoer, dkk, 2001 : 313 )
2. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
3) Umurkehamilankurang 37 minggu.
4) Antibiotikprofilaksisdenganamoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
5) Memberikantokolitikbilaadakontraksi uterus
danmemberikankortikosteroiduntukmematangkanfungsiparujanin.
6) Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
7) Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
8) Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka
lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi
kehamilan.
b. Medis
1) Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan
tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
2) Induksiatauakselerasipersalinan.
3) Lakukan seksio caesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan.
4) Lakukanseksiohisterektomibilatanda-tandainfeksi uterus beratditemukan.
3. Rencana Asuhan
N Diagnos
O a Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri tidak selalu
ada tetapi bila ada
harus dibandingkan
Kaji tingkat,skala,dan intensitas nyeri. dengan gejala nyeri
pasien sebelumnya.
Mungkin akan
mengurangi rasa
At Atur posisi yang nyaman dan sakit dan
menyenangkan. meningkatkan
Ciptakan lingkungan yang nyaman sirkulasi.
dan tenang. Dapat Membantu
pasien dalam
Dalam 3 x 24 memenuhi
jam Ajarkan tekhnik relaksasi kebutuhan istirahat
Nyeri berkur yang adekuat.
ang dan Kaji tanda-tanda vital pasien
Nyeri terkontrol Mengurangi rasa
akut b.d dengan nyeri yang dialami
luka Kriteria : oleh pasien.
bekas Skala nyeri 3
operasi Klien tampak Supaya perawat
pada tenang dan Kolaborasi dengan dokter dalam bisa
1 abdomen rileks pemberian Analgetik. mengetahui perke
mbangan yang
dialami oleh pasien
dan menentukan
tindakan
selanjutnya.
Kenyamanan dan
kerjasama pasien
dalam pengobatan
prosedur
dipermudah oleh
pemberian
analgetik.
Diharapkan dapat
mempermudah
pemberian tindakan
pengobatan
selanjutnya
Diharapkan dapat
Dalam 3 x 24 meningkatkan
jam kenyamanan dan
gangguan ambulasi.
mobilitas
fisik teratasi Kaji tingkat mobilitas dari pasien Dapatkan
dengan meningkatkan posis
kriteria hasil i fungsional pada
: tubuh pasien
Pasien sudah Motivasi pasien untuk
Ganggua bisa melakukan mobilitas secara bertahap Memampukan
n melakukan keluarga/orang
mobilita aktifitas Pertahankan posisi tubuh yang tepat terdekat untuk aktif
s fisik sendiri , itas
b/d nyeri pasien dalam perawatan
pada mengatakan pasien
abdomen sudah Berikan dukungan dan bantuan keluar perasaan senang
post op bisa bergerak ga/orang terdekat pada latihan gerak dan nyaman pada
2 SC . pasien. pasien
Kurangn Setelah Kaji tingkat kemampuan diri Untuk mengetahui
ya dilakukan dalam perawatan diri kemampuan klien
perawata ASKEP dalam personal
3 n diri b/d selama 3 x Motivasi klien untuk melakukan hygiene
penurun 24 jam aktivitas secara bertahap
an kurang Mengajarkan klien
kekuatan perawatan Libatkan keluarga dalam pemenuhan untuk memenuhi
tubuh diri teratasi kebutuhan klien secara mandiri
dengan
kriteria hasil
: pasien bisa Keluarga adalah
menjaga Kaji karakter dan jumlah aliran orang yang paling
personal lochea penting tepat untuk
hygiene Ajarkan pasien latihan bertahap masalah ini dan
nya,kekuatan membuat klien
tubuh pasien lebih di perhatikan
bisa kembali
normal Aliran lochea
seharunya tidak
banyak
Dapat
meningkatkan
kemampuan klien
DAFTAR PUSTAKA
Abdul bari, Saifuddin. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.YBPSP. Jakarta
Aria wibawa dept obstetri dan ginekologi FKUI-RSUPN CM
Cunningham, F.G., Et all. 2005. William Obstetrics, 22nd edition. Chapter 21 Disorders of
Aminic Fluid Volume. Pages 525-533. USA: McGRAW-HILL
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri . Jakarta. EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta: YBP-SP