Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Kematian Janin
Dalam Kandungan (KJDK)”
Besar harapan penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca serta dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk
meningkatkan keilmuannya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
2.6 Penatalaksanaan..................................................................................... 12
KESIMPULAN ............................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam 30 tahun terakhir ini api angka kematian bayi turun dengan
menyolok, tapi angka kematian perinatal dalam sepuluh tahun terakhir kurang
lebih menetap. Angka kematian perinatal di rumah sakit pada umumnya berkisar
antara 77 sampai 137 per 1000.
Factor kelainan tali pusat yaitu kelainan tali pusat, simpul tali pusat, dan
lilitan tali pusat. Angka kematian janin dalam kandungan dapat diturunkan
melalui pengawasan antenatal pada semua ibu hamil dengan menemukan dan
mendeteksi dini factor-faktor yang mempengaruhi keselamatan janin dan
neonates. Selain melakukan pengawasan pada ibu hamil, untuk menurunkan
angka kematian perinatal dapat dilakukan dengan memperbaiki tehnik diagnosis
gawat janin, memperbaiki sarana pelayanan kesehatan dan pencegahan infeksi
secara sungguh-sungguh.
Rezki Wahyuni 11310312 Page 3
Fakultas Kedokteran Malahayati Bandar Lampung
KKS SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUD.DR.RM.Djoelham Binjai
Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK) 2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Definisi
Klasifikasi
Menurut Wiknjosostro (2005) dalam buku Ilmu Kedokteran Kebidanan,
kematian janin dapat dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Golongan I : Kematian sebelum masa kehamilan mencapai 20minggu penuh
( early fetal death)
2. Golongan II : Kematian sesudah ibu hamil 20 hingga 28 minggu
( intermediate fetal death).
3. Golongan III : Kematian sesudah masa kehamilan lebih dari 28 minggu
(late fetal death)
4. Golongan IV : Kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan
diatas.
Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan
perubahan sebagai berikut :
1. Rigor Mortis (tegang mati)
Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.
2. Maserasi grade 0 (durasi <8jam)
Kulit kemerahan setegah matang
3. Maserasi grade I (durasi >8jam)
2.2 Etiologi
5. Kelainan Kromosom
9. Gawat Janin
Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan
janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin 'tercekik'
karena suplai oksigen dari ibu ke janin terhenti. Gejalanya dapat
diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung
janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-
rata.
Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan
janin sangat berkurang
Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah
kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya.
Wanita belakangan ini merasa perutnya sring menjadi keras dan
merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2.4 Diagnosis
Anamnesa :
Pemerksaan Fisik :
Inspeksi :
Auskultasi :
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan
Deptone tidak akan terdengar DJJ
Pemeriksan penunjang
USG :
Tidak kelihatan denyut jantung janin dan gerakan-gerakan
janin.
Rontgen abdomen :
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah
besar janin
Tanda nojoks ; adanya angulasi yang tajam tulang belakang
janin
Tanda spalding ; overlapping tulang-tulang kepala (sutura)
janin
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak
Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
Kepala janin terkulai
Laboratorium :
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu
janin mati dalam kandungan.
2.6 Penatalaksaan
1. Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim tidak usah terburu-
buru bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk
mencari kepastian diagnosis.
2. Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan
yang spontan.9
3. Jika persalinan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan
serviks belum matang, matangkan servik dengan misoprostol. Tepatkan
misoprostol 25 mcg di puncak vagina, dapat diulangi sesudah 6 jam. Jika
2.7 Pencegahan
Tips-tips yang sangat dianjurkan bagi Ibu hamil dalam masa pertumbuhan
bayi di dalam kandungan :
2.8 Komplikasi
Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak
membahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya
kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar karena itu pemeriksaan
pembekuan darah harus dilakukan setiap minggu selah diagnosis ditegakkan. Bila
terjdai hipofibrinogenemia bahayanya adalah perdarahan postpartum. Terapinya
adalah dengan pemberian darah segar atau pemberian fibrinogen. Resiko yang
perlu ditangani adalah koagulasi intravaskuler (DIC). Koagulasi intravaskuler
yang mungkin terjadi yaitu protombin, partial protombin, fibrinogen dan platelet
yang dimonitor tiap minggu. Bila hasil tes tetap pada rentang normal dapat
dilakukan penantian kelahiran spontan. Bila platelet fibrinogen menurun dan atau
peningkatan protombin dan partial protombin, konsultasi dengan dokter untuk
melakukan induksi kelahiran.selain itu maka komplikasi yang lain adalah:
Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara
kematian janin dan persalinan cukup bulan.
Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung > 2
minggu.8.9
BAB III
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Suku/bangsa : Mandailing
Pendidikan : S1
II. ANAMNESA
1. Keluhan Utama :
5. Riwayat Haid
6. Riwayat Perkawinan
7. Riwayat Kontrasepsi
8. Riwayat Obstetri
G1P0A0
III. PEMERIKSAAN
Suhu : 36,8 C
2. Keadaan Penyakit
Anemia :(-)
Sianosis :(-)
Dyspnoe :(-)
Edema :(-)
STATUS LOKALISATA
1. Kepala
Telinga : DBN
Hidung : DBN
2. Thorax
Inspeksi : Simetris
3. Abdomen
Perkusi : Tympani
1. Abdomen
2. Genetalia Ekterna
3. Genetalia Interna
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Dilakukan pada tanggal 14 Desember 2016 :
Janin tunggal
DJJ (-)
Gerak (-)
Usia kehamilan 27 minggu
2. Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 15 Desember 2016 :
KGD : 72
Leukosit : 13.5 10e3/uL
Eritrosit : 3.93 10e6/uL
Hb : 11,1 gr/dl
Hematokrit : 35,4%
VII. PENATALAKSANAAN
VIII. ANJURAN
- IVFD RL 30 gtt/i
- Inj Cefotaxime 1 gr/ 1x
- Ciprofloxacin 500 mg 3x1
X. FOLLOW UP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Prawirohardjo