Professional Documents
Culture Documents
Penanggulangannya
1. Bethell & Hien 2003, In: Oxford Textbook of Medicine (Ch 7.11.1)
2. CDC Pink Book. 2008:55–70
Patogenesis Difteri
Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999.
Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable
Diseases, 1996d.
Perjalanan penyakit Difteri
Penularan difteria
Masa inkubasi (2–5 hari)
Gejala awal
● Gelisah
● Kurang beraktifitas
● Tampak selaput keabuan di farings
Days to months
2–3 hari
Gejala akut
● Selaput keabuan tebal, membentuk membran menutupi farings
● Pembesaran kelenjar leher, lunak dalam perabaan
● Tanda peradangan dan udem psekitar farings dan jaringan lunak
dikenal sebagai ‘bull-neck’
● Nadi cepat Komplikasi
7 hari
• Miokarditis
• Obtruksi jalan nafas
• Kelumpuhan syaraf
• Kematian karena
perifer
hipoksia
• Obtruksi jalan nafas • Lengkapi imunisasi
• Miokarditis
Klasifikasi Difteri
• Suspect diphtheria
• Probable diphtheria
• Confirmed diphtheria
• Carrier diphtheria
Suspek difteri
• Adalah orang dengan gejala faringitis,
tonsilitis, laringitis, trakeitis (atau
kombinasi),
• Tanpa demam atau kondisi subfebris
• Terdapat pseudomembran putih keabu-
abuan/ kehitaman pada salah satu atau
kedua tonsil yang berdarah bila terlepas
dan dilakukan manipulasi
• 94% kasus difteri mengenai tonsil dan
faring.
Probable Difteri
• Gejala laringitis, nasofaringitis, atau tonsilitis ditambah
pseudomembran putih keabu-abuan yang tidak mudah
lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil
(suspek Difteri)
• Ditambah salah satu dari
– Pernah kontak dengan kasus (< 2 minggu)
– Status imunisasi tidak lengkap, termasuk belum
dilakukan booster
– Stridor dan bullneck
– Perdarahan submukosa atau petekie pada kulit
– Gagal jantung toksik, gagal ginjal akut
– Miokarditis dan/ atau kelumpuhan motorik 1 s/d 6
minggu setelah onset
– Meninggal
Confirmed Diphtheria
10
8
Axis Title
8 7
6
4
4
2
2
0
Demam Pseudomembran Stridor Bullneck Miokarditis Trakeostomi
Ada 14 16 7 8 2 4
Tidak 5 2 11 8 16 14
Tidak Ada Data 4 5 5 7 5 5
Penyebab Kematian
• Kematian terjadi akibat komplikasi yang tidak
diobati dengan segera,
• Angka kematian
– pada anak <5 tahun : 5%-10%
– Pada dewasa > 40 tahun : 20%
Pengobatan
• Pengobatan dilakukan berdasarkan
diagnosis klinis
• Tanpa menunggu hasil biakan
• Jika terdapat keraguan: perlakukan
sebagai difteri sampai terukti bukan
Strategi pengobatan
Antibiotik
×
Bakteri
Corynebacterium diphtheriae
×
Masuk dalam peredarahan darah
Komplikasi
Kematian
Tata laksana
• Stabilisasi jalan nafas: pastikan airway,
breathing dan circulation aman
• Berikan anti difteri serum (ADS)
• Antibiotik penisilin prokain (PP) 50.000-
100.000 IU/kg berat badan/hari selama
10-14 hari
• Lakukan swab tenggorok dan hidung
• Pemberitahuan kepada Dinkes setempat
dan internal rumah sakit yang
bersangkutan
Pemberian Anti Difteri Serum
Pemeriksaan laboratorium
NILAI
Hb (g/dl) 11,9
Ht (%) 36,5
Trombosit (/l) 104.000
Leukosit (/l) 12.200
MCV (fl) 73,5
MCH (pg ) 24,0
MCHC (g/dl) 32,6
Hitung jenis* 0/0/3/73/18/6
SGOT/SGPT 79/59
Ureum / Creatinin (mg/dL) 53,5/ 0,6
Natrium (mEq/L) 135 (132-147)
Kalium (mEq/L) 4,2 (3,3-5,4)
Klorida (mEq/L) 92 (94-111)
Pemeriksaan EKG