You are on page 1of 27

PERTIMBANGAN JARINGAN

PERIODONTAL TERHADAP
RESTORASI/MAHKOTA
Dewi Lidya Ichwana
 Hukum Ante:

Luas permukaan jaringan periodontal gigi-gigi


penyangga hendaknya sama atau lebih besar
dari permukaan jaringan periodontal gigi
yang akan diganti.
 Kesehatan jar.periodontal  prerequisit untuk
keberhasilan perawatan gigi yg komprehensif

 Infeksi periodontal :  dirawat dan dikontrol


sebelum restoratif.

 Teknik bedah dan non bedah.


Alasan diperlukan periodontal yang sehat sebelum
melakukan kedokteran gigi restoratif

1. Perawatan periodontal dilakukan untuk memastikan pembentukan margin


gingiva yang stabil sebelum preparasi gigi .

2. Prosedur periodontal tertentu dirancang untuk menyediakan cukup panjang


gigi untuk retensi , akses untuk persiapan gigi , preparasi gigi , dan finishing
tepi restorasi. Terapi periodontal sebagai antisipasi perawatan restoratif yang
dapat menyebabkan peradangan

3. Trauma akibat prothesa/restorasi yang ditempatkan pada gigi dengan


periodontitis dapat meningkatkan mobilitas gigi , ketidaknyamanan , dan
tingkat kehilangan perlekatan . Restorasi yang dibangun pada gigi tanpa
peradangan periodontal, dapat menerima oklusi fungsional yang sesuai ,
lebih kompatibel, tercapai stabilitas jaringan periodontal jangka panjang dan
kenyamanan pasien.

4. Kualitas , kuantitas , dan topografi periodontal memainkan peran penting


sebagai faktor pertahanan struktural dalam menjaga kesehatan periodontal .
Apabila restorasi dibuat tanpa mempertimbankan kesehatan periodontal akan
terjadi perubahan negatif pada restorasi yang menyulitkan konstruksi dan
pemeliharaan masa depan.

5. Kesuksesan pencapaian estetika akan sulit atau tidak akan tercapai tanpa
prosedur periodontal.
URUTAN PERAWATAN

 Kontrol inflamasi periodontal secara non bedah dan bedah

- emergency treatment

- ekstraksi gigi

- OHI

- scaling dan root planing

- re-evaluasi

- bedah periodontal

- terapi ortodontik

 Bedah periodontal prostetik


Pertimbangan

Biologis
Penempatan margin dan biological width
 Salah satu aspek yang paling penting dari
memahami hubungan periodontal restoratif adalah
lokasi dari margin restorasi pada jaringan gingiva
yang berdekatan.
 Harus dipahami peran biological width dalam
menjaga kesehatan jaringan gingiva dan
mengendalikan bentuk gingiva sekitar restorasi dan
mampu memposisikan margin restorasi terutama di
zona estetik.
 Terdapat tiga pilihan dalam penempatan margin:
supragingiva, equigingiva, dan subgingiva.
 Resiko biologis terbesar terjadi ketika tepi restorasi
ditempatkan pada subgingiva.
Biological Width
 Dimensi ruangan yang terbentuk dari jaringan
gingiva yang sehat diatas tulang alveolar.

 Terdiri dari: 1,07 mm jaringan ikat.

0,97 mm junctional epitelium.

Biologic width berperan dalam

 Memelihara kesehatan jaringan gingiva

 Mengendalikan bentuk gingiva disekitar


restorasi
Penempatan margin restorasi 0.5 mm subgingival
Untuk memelihara biologic width
Pelanggaran Biologic Width terjadi
jika tepi restorasi ditempatkan jauh
dibawah puncak jaringan gingiva
sehingga berbenturan dengan
perlekatan gingiva.
Evaluasi Biologic Width

 Radiolografi, mengidentifikasi gangguan


interproksimal

 Mengukur jarak antara tulang dan tepi


restorasi dengan menggunakan periodontal
probe steril. Pemeriksaan pada perlekatan
jaringan yang teranastesi dari dasar sulkus ke
puncak tulang. Penilaian ini dilanjutkan
secara circumferential mengelilingi gigi.
Tujuan Perluasan tepi ke Arah
Gingiva
Restorasi gigi dapat memerlukan perluasan
kearah gingiva

( 1) Menciptakan resistensi dan retentive form


yang cukup pada waktu preparasi

( 2) Membuat alternatif contour yang signifikan


yang disebabkan karies gigi atau kelainan gigi
yang lain

( 3) Menyembunyikan pertemuan gigi dengan


restorasi gigi dengan menempatkannya lebih
ke subgingival
Pedoman Penempatan Tepi
Restorasi
• Langkah pertama dalam menggunakan
kedalaman sulkus sebagai petunjuk
penempatan tepi adalah gingiva dalam keadaan
sehat. Terdapat tiga pedoman dalam
menentukan penempatan tepi restorasi:

1. Jika probing sulkus 1,5 mm atau kurang,


tempatkan tepi restorasi 0,5 mm dibawah
puncak jaringan gingiva. Terutama pada
bagian fasial dan akan mencegah pelanggaran
biologic width pada pasien dengan resiko tinggi.
2. Jika kedalaman sulkus lebih dari 1.5 mm,
letakkan tepi pada separuh kedalaman
sulkus di bawah puncak gingiva.

Hal ini menempatkan tepi cukup jauh


dibawah jaringan sedemikian sehingga masih
akan tertutup jika pasien mempunyai resiko
tinggi terjadinya resesi gingiva.
3. Kedalaman sulcus lebih besar dari 2 mm,
terutama pada bagian facial evaluasi
kemungkinan dilakukan gingivectomi 
memperpanjang mahkota gigi dan menciptakan
sulcus sedalam 1,5 mm, Kemudian diperlakukan
seperti pada ketenyuan pertama .
Seorang wanita 78-tahun dengan
restorasi anterior yang
ditempatkan 6 bulan sebelumnya.
Pasien mengeluhkan margin
restorasi yang terbuka padahal
margin tertutup pada saat
restorasi ditempatkan

Kedalaman margin lebih besar


dari 3 mm.
Pilihan perawatan(1) tempatkan
tepi asli pada setengah
kedalaman sulkus , pada kasus
kasus dimana resesi yang terjadi
tidak akan terbuka.(2) Lakukan
gingivectomy , membuat
kedalaman sulkus menjadi 1 mm
-1,5 mm.

6 minggu setelah gingivectomy .


Terlihat batas jaringan dan tepi
pada jaringan yang terbentuk
kembali yang t lebih koronal
dibanding sebelum nya
Foto pada saat pemanggilan ulang setelah 4
tahun restorasi final terpasang. . Jaringan telah
terawat , dengan kedalaman sulkus 2 mm pada
bagian fasial
Restorasi/mahkota Sementara
 Tiga daerah kritis yang harus dikelola secara
efektif untuk menghasilkan respon biologis
yang menguntungkan untuk restorasi
sementara tdd:
 Marginal fit (kesesuaian tepi)
 Kontur mahkota
 Permukaan restorasi sementara harus sesuai
untuk menjaga kesehatan dan posisi gingiva
hingga restorasi final
 Restorasi sementara yang tidak dapat
beradaptasi, over kontur atau under kontur,
pemukaan kasar atau berpori dapat
menyebabkan peradangan yang mengakibatkan
oedem atau resesi jaringan gingiva

 Perubahan yang tidak menguntungkan terhadap


arsitektur jaringan  membahayakan
keberhasilan restorasi akhir
 Kontur Mahkota

- Kontur restorasi sangat penting utk


memelihara kesehatan periodontal
- Kontur ideal utk menjaga kebersihan OH
Debris Subgingiva
 Meninggalkan sisa-sisa debris di bawah jaringan
selama prosedur restoratif dapat menyebabkan
respon periodontal yang merugikan.
 Dapat disebabkan benang retraksi, bahan
cetak, bahan sementara, atau semen baik
sementara atau permanen.
 Menentukan debris subgingiva sebagai
penyebab inflamasi dapat diperiksa dengan
memeriksa sulkus sekitar restorasi dengan
explorer, kemudian menghilangkan setiap
benda asing yang ditemukan  pantau jaringan
Hipersensitivitas terhadap
bahan restorasi
 Respon inflamasi gingiva  penggunaan
paduan non precious alloy pada restorasi

 Jaringan gingiva lebih merespon terhadap


kekasaran permukaan material daripada
komposisi material.

 Restorasi yang ditempatkan subgingival


dengan permukaan yang kasar  >>>
akumulasi plak dan inflamasi
Pertimbangan Oklusal
 Trauma oklusi  penyakit periodontal dan nyeri
orofacial
 Oleh karenanya pemahaman oklusi sangat penting,
dimana harus diketahui pedoman pembuatan oklusi:
1. Harus ada kontak simultan pada semua gigi pada saat
oklusi sentrik.
2. Ketika mandibula bergerak pada saat oklusi sentrik
diperlukan panduan kaninus atau anterior dimana gigi
posterior tidak kontak.
3. Panduan anterior harus selaras dengan fungsi
neuromuskular pasien dapat berbicara jelas dan
nyaman , dan dapat melakukan gerakan mengunyah
yang nyaman dengan kepala dipegang dalam posisi
tegak.
4. Oklusi harus dibuat pada dimensi vertikal yang stabil.
KESIMPULAN

 PENDEKATAN INTERDISIPLINER YANG TERENCANA DAN HATI2

 DIAGNOSA YANG TEPAT

 RENCANA PERAWATAN YANG KOMPREHENSIF

TERCAPAI

 TUJUAN PERAWATAN YANG MENCAKUP KENYAMANAN PASEN,


FUNGSI, ESTETIK, LAMANYA PEMAKAIAN, KEMUDAHAN DALAM
RESTORASI DAN PEMELIHARAAN

You might also like