You are on page 1of 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Jembatan Schering


Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, di pakai
secara luas untuk pengukuran kapasitor. Dia memberikan beberapa keuntungan nyata atas
jembatan pembanding kapasitansi. Walaupun jembatan Schering digunakan untuk pengukuran
kapasitansi dalam pengertian yang umum, dia terutama sangat bermanfaat guna mengukur
sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦.

Gambar 2.1 jembatan Schering

Susunan rangkaian dasar ditunjukkan pada gambar diatas, dan pemeriksaan rangkaian
menunjukkan suatu kemiripan yang kuat terhadap jembatan pembanding. Perhatikan bahwa
lengan 1 sekarang mengandung suatu kombinasi parallel dari sebuah tahanan dan sebuah
kapasitor, dan lengan standar hanya berisi sebuah kapasitor. Biasanya kapasitor standar adalah
sebuah kapasitor mika bermutu tinggi dalam pemakaian pengukuran yang umum, atau sebuah
kapasitor udara guna pengukuran isolasi. Sebuah kapasitor mika bermutu tinggi mempunyai
kerugian yang sangat rendah (tidak ada tahanan) dank arena itu mempunyai sudut fasa yang
mendekati 90◦. Sebuah kapasitor udara yang dirancang secara cermat memiliki nilai yang
sangat stabil dan medan listrik yang sangat kecil; bahan isolasi yang akan diuji dapat dengan
mudah dihindari dari setiap medan yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan setimbang menginginkan bahwa jumlah sudut fasa lengan 1 dan lengan 4
sama dengan jumlah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3. Karena kapasitor standar berada dalam
lengan 3, jumlah sudut fasa lengan 2 dan 3 akan menjadi◦+90◦=90◦. Agar menghasilkan sudut
fasa 90◦ yang diperlukan untuk kesetimbangan, jumlah sudut fasa antara lengan 1 dan 4 harus
sama dengan 90◦. Karena dalam pek erjaan pengukuran yang umum besaran yang tidak
diketahui akan memiliki sudut fasa yang lebih kecil dari 90◦, maka lengan 1 perlu diberi suatu
sudut kapasitif yang kecil dengan menghubungkan kapasitor C1 parlel terhadap R1. Suatu
sudut kapasitif yang kecil sangat mudah diperoleh, yakni dengan menghubungkan sebuah
kapasitor kecil terhadap R1.\
Persamaan kesetimbangan diturunkan dengan cara yang biasa, dan dengan
memasukkan nilai-nilai impedansi dan admitansi yang memenuhi ke dalam persamaan umum
kita peroleh,

Zx = Z2Z3Y1
Rx – j/ωCx = R2(-j/ωC3)(1/R1+jωC1) (1)

Dan dengan menghilangkan tanda kurung,

Rx – j/ωCx = R2C1/C3 – jR2/ωC3R1 (2)

Dengan menyamakan bagian nyata dari bagian khayal kita peroleh bahwa

Rx = R2C1/C3 (3)
Cx = C3R1/R2 (4)

Factor daya (power factor, PF) dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan sebagai
cosinus sudut fasa rangkaian. Denga demikian factor daya yang tidak diketahui sama dengan
PF = Rx/Zx . Untuk sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90◦, reaktansi hamper sama
dengan impedansi dan kita dapat mendekati factor daya menjadi :

PF ≈ Rx/Xx = ωCxRx (5)


Factor disipasi dari sebuah rangkaian seri RC didefinisikan sebagai cotangent sudut
fasa dank arena itu, menurut definisi, factor disipasi adalah
Universitas Sumatera Utara
D = Rx/Xx = ωCxRx (6)

Di samping itu karena kualitas sebuah kumparan didefinisikan oleh Q = XL/RL, kita
peroleh bahwa factor disipasi D adalah kebalikan dari factor kualitas Q, dan berarti D = 1/Q.
Faktor disispasi memberitahukan kita sesuatu mengenai kualitas sebuah kapasitor, yakni
bagaimana dekatnya sudut fasa kapasitor tersebut ke nilai idealnya 90◦. Dengan memasukka n
nilai Cx dalam persamaan (4) dan Rx dalam persamaan (3) kedalam bentuk factor disipasi
diperoleh

D = ωR1C1 (7)

Jika tahanan R1 dalam jembatan Schering pada gambar diatas mempunyai suatu nilai
yang tetap, piringan (dial) kapasitor C1 dapat dikalibrasi langsung dalam factor disipasi D. ini
merupakan hal yang biasa didalam sebuah jembatan Schering. Perhatikan bahwa suku ω
muncul dalam pernyataan factor disipasi (persamaan 7). Tentunya ini berarti bahwa kalibrasi
piringan C1 hanya berlaku untuk satu frekuensi tertentu pada mana piringan di kalibrasi.
Frekuensi yang berbeda dapat digunakan asalkan dilakukan suatu koreksi, yakni dengan
mengalikan pembacaan piringan C1 terhadap perbandingan dari kedua frekuensi tersebut.

2.2. Derajat Keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasion

hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawanDenmarkSøren Peder Lauritz


Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat),
yang lainnya merujuk kata bahasa JermanPotenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
Universitas Sumatera Utara
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih
daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam
bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia
seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan),
dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai
meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan
sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai
pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga
di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai
nilai pH 7.

Di dalam air minum PH meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasa-an.Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion
hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain
pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan beberapa
cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau yang lebih
teliti lagi dengan pH meter. PH air disebut asam bila kurang dari 7, PH air disebut basa
(alkaline) bila lebih dari 7 dan PH air disebut netral bila ph sama dengan 7. PH air minum
ideal menurut standar Departemen Kesehatan RI adalah berkisar antara 6,5 sampai 8,5.

2.3. Mikrokontroler ATmega 8

Semua jenis perangkat elektronika, memiliki sebuah mikrokontroler yang berperan


sebagai jantung dari kesistemannya. Mikrokontroler mampu melaksanakan semua kerja
pemrosesan kompleks yang diperlukan untuk memproses berupa menghitung, memanipulasi,
mengkalibrasi dan lain sebagainya suatu data input (atau input-input) dan mengirimkan sistem
ke output (atau output-output)-nya.Sebuah mikrokontroler seringkali disebut dengan sebutan
‘komputer kecil dalam sebuah chip’.

Mikrokontroler adaah sebuah rangkaia terpadu tunggal, dimana semua blok rangkaian
merupakan unit-unit terpisah di dalam sebuah komputer yang digabung menjadi satu.Terdapat
ratusan jenis mikrokontroler yang berbeda, yang terdapat di pasaran. Sedemikian beragamnya,
Universitas Sumatera Utara
maka cukup sulit mengatakan jenis mana yang merupakan salah satu contoh rangkaian
terpadu (IC) mikrokontroler.

Gambar 2.3. Mikrokontroler

Rangkaian terpadu(IC) pada gambar di atas adalah mikrokontroler dengan ukuran rata-
rata. Umumnya sebuah mikrokontroler mamuat unit-unit dasar yang dibutuhkan oleh semua
jenis kontroler, yaitu :

•Unit aritmetika dan logika (Arithmatic Logic Unit)

ALU : Rangkaian-rangkaian logika yang melaksanakan operasi-operasipenjumlahan,


pengurangan, dan berbagai operasi ogika lainnya.
•Memori : Rangkaian-rangkaian logika yang berfungsi menyimpan data. Terdapat dua jenis
memori, yaitu RAM dan ROM.

RAM (RandomAccess Memory), dipergunakan untuk menyimpan data secara temporer. Data
yang disimpan di dalamnya akan hilang ketika pasokan daya ke piranti ini diputuskan.
Biasanya memori jenis ini digunakan oleh ALU untuk menyimpan data sementara, yang
dibutuhkan ketika melakukan pemrosesan.ROM (Read Only Memory) adalah jenis yang
“lebih sedikit” permanen. Tipe memori ini ditunjukkan untuk ‘sering baca’ namun ‘jarang
ditulis’. Memori jenis ini umumnya digunakan untuk menyimpan instruksi- instruksi dalam
bentuk kode biner untuk mengarahkan kerja kontroler yang dapat dipahami dan dilaksanakan
oleh kontroler.

•Clock : Chip yang memuat semua komponen clock sistem, terkecuali komponen kristalnya.

•Input dan Output : Berupa pin-pin yang dapat disambungkan ke sensor- sensor atau
perangkat-perangkat input lainnya. Pin-pin juga dapat disambungkan ke lampu, piranti
tampilan, motor, pengeras suara dan perangkat output lainnya.

Selain unit-unit utama di atas, suatu mikrokontroler juga memiliki


Universitas Sumatera Utara

You might also like