You are on page 1of 12

ANALISIS MANFAAT DAN EFISIENSI BIAYA PENDIDIKAN

Disusun oleh:
1. Elita Sari 7101416007
2. Himmatul Afthina 7101416035
3. Alifia Maskhanah 7101416108
4. Reni Oktaliana 7101416113
5. Nita Dwi Untari 7101416166
6. Klara Gendis P. 7101416222

Dosen Pengampu: Kardiyem, S.Pd.,M.Pd.

FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2018
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang dunia ekonomi, khususnya dalam bidang pendidikan,pembiayaan
pendidikan seringkali menjadi sorotan utama ,terutama dalam efisiensi biaya
pendidikan,yang meliputi efisiensi teknis,efisiensi ekonomis, peganalisaan biaya dan
manfaat dari pendidikan itu sendiri.
Saat ini sekolah membutuhkan kejelasan tentang alokasi biaya, sehingga dapat
meminimalisir penyelewengan, dan dapat mengoptimalkan anggaran yang telah
disediakan Pemerintah.
Bermaksud untuk mengetahui lebih lanjut tentang efisiensi pembiayaan pendidikan
serta manfaatnya, tentu harus mengetahui terlebih dahulu tentang konsep,analisis,
perhitungannya terlebih agar sekolah dapat mengoptimalkan anggarannya sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam efisiensi biaya pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan efisiensi dalam perspektif mutu total?
3. Bagaimana cara perhitungan efisiensi dengan berbagai analisis?
4. Apa yang di maksud efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis?
5. Apa yang dimaksud dengan konsep biaya,peran analisis biaya, dan teknik
perhitungan analisis biaya dalam analisis manfaat pendidikan?

C. Tujuan
1. Memenuhi penugasan mata kuliah manajemen dan pembiayaan pendidikan
2. Mengetahui konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam efisiensi biaya pendidikan
3. Mengetahui cara menghitung efisiensi biaya pendidikan dalam berbagai analisis
4. Mengetahui maksud dari efisiensi teknis dan ekonomis, serta dapat membedakan
keduanya
5. Mengetahui maksud dari konsep biaya,peran analisis biaya dan teknik perhitungan
analisis biaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. EFISIENSI BIAYA PENDIDIKAN

1. Konsep Efisiensi Pendidikan


Persoalan efisiensi pada mulanya dikemukakan oleh Adam Smith (1776)
dengan teori klasiknya. Para penganut teori klasik merekomendasikan perlunya
persaingan bebas supaya dapat dicapai keseimbangan melalui peran dari infisible
hand. Dengan adanya persaingan itulah diyakini akan menghasilkan produksi barang
dan jasa yang terbaik bagi masyarakat. Perilaku individu akan diarahkan pada upaya
optimalisasi penggunaan sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan produksi
barang dan jasa. Terdapat tiga pandangan utama dari teori klasik berkenaan dengan
efisiensi, yaitu:
a) Bahwa kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana
sumber-sumber daya produksi digunakan secara efisien.
b) Dengan berpedoman pada pembagian kerja dan spesialisasi akan dibina efisiensi
dan peningkatan produktifitas dalam satuan usaha yang lebih modern.
c) Perhatian utama ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan
kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang
(Djojohadikusumo, 1991:27-30)

Konsep efisiensi adalah bahwa efisiensi dan keefektifan merupakan duri


tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Artinya tingkat efisiensi dan tingkat keefektifan
harus diwujudkan secara bersamaan, sehingga efisiensi sudah pasti efektif, begitu juga
sebaliknya. Pola pikir yang memandang bahwa efisien belum tentu efektif, dan efektif
belum tentu efisien sudah tidak relevan untuk digunakan lagi. Hal ini dikarenakan: (1)
mencapai tujuan organisasi secara parsial tidak dapat dilakukan dengan dalih apapun;
(2) ketepatan mencapai tujuan adalah konsekuensi dari proses yang berlangsung
secara efisien dalam organisasi; (3) adanya tuntutan yang mengarah pada terwujudnya
mutu total; dan (4) indikator kinerja manajemen yang bersifat sistematik sehingga
ukuran efisiensi dan ukuran keefektifan harus sesuai.

Efisiensi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan


hubungan antara input dengan output karena hubungan ini dapat dianalisis dari
sejumlah perspektif, maka penilaian tentang efisiensi mungkin harus
mempertimbangkan lebih dari satu aspek hubungan. Keputusan investasi pada suatu
program atau proyek pendidikan, misalnya perlu mempertimbangkan baik efisiensi
internal maupun efisiensi eksternal. Efisiensi internal berkaitan dengan hubungan
antara input dan output di dalam suatu sistem atau lembaga pendidikan. Dalam
hal ini, menurut Suryadi (1995), output pendidikan diukur sehubungan dengan
tujuan-tujuan kelembagaan secara internal daripada dengan tujuan-tujuan
masyarakat yang lebih luas.

Efisiensi eksternal suatu lembaga pendidikan dapat dinilai melalui


seberapa baik lembaga pendidikan tersebut mempersiapkan lulusannya untuk
melakukan peran di masayarakat, seperti ditunjukkan oleh prospek pekerjaan dan
penghidupan para lulusannya. Ukuran ini biasanya dinilai melalui keseimbangan
antara social costs dengan social costs. Suatu perbedaan lainnya berkenaan dengan
konsep efisiensi adalah antara efisiensi teknis dengan efisiensi ekonomi. Efisiensi
teknis berkaitan dengan pencapaian output semaksimal mungkin melalui input
sumberdaya tertentu dengan tingkat teknologi tertentu. Efisiensi ekonomi yang
berkaitan dengan suatu tingkat pencapaian output yang diharapkan dengan biaya
atau pengorbanan seminimal mungkin.

2. Efisiensi Dalam Perspektif Mutu Total

Manajemen mutu total atau yang biasa diistilahkan dengan Total Quaity
Management (TQM) menjadi pendekatan yang sangat relevan diterapkan di setiap
organisasi, termasuk organisasi pendidikan. Total Quality Management merupakan
sistem kerja yang berorientasi pada terwujudnya long term benefit bagi organisasi.
Salah satu indikatornya adalah kemudahan yang dirasakan oleh para pelanggan
dalam mengakses kemajuan organisasi melalui keunggulan yang diciptakan.
Kemudian keunggulan tersebut akan menjadi jaminan mutu untuk mempertahankan
keuntungan jangka panjang. Prinsip efisiensi menjadi dasar mewujudkan keunggulan
dan jaminan mutu. Alasannya dengan bekerja efisien akan diperoleh:
a) Keunggulan kompetitif ;
b) Barang dan jasa dengan harga pokok penjualan yang kompetitif;
c) Memiliki pangsa pasar yang luas dan menguntungkan;
d) Keunggulan komparatif;
e) Kemudahan dalam menilai kinerja sumber daya;
f) kemudahan dalam mendorong dan meningkatkan kemampuan sumber daya.

Enam alasan mengapa harus bekerja efisien menguatkan posisi efisiensi dalam
perspektif mutu total. Sebuah organisasi memiliki mutu total apabila organisasi
tersebut mampu menyuguhkan keunggulan sebagai jaminan kepada para pelanggan.
Oleh karena keunggulan sebagai jaminanya maka harus bertahan dan meningkat
secara terus menerus (quality continuous improvement). Apa yang bisa menjamin
bahwa akan terjadi peningkatan mutu secara terus menerus? Jawabannya adalah
organisasi bekerja secara efisien. Dengan efisiensi secara otomatis jaminan mutu
(quality assurance) akan terwujud. Disinilah ada kesamaan syarat antara quality
assurance dengan efisiensi. Terdapat tiga persamaan yakni: (1) jaminan mutu tidak
membutuhkan partisipasi dari semua anggota organisasi; (2) jaminan mutu yang
efektif membutuhkan budaya mutu dan evaluasi organisasi; dan (3) jaminan mutu
membutuhkan penggunaan biaya dan waktu (Indhapanya, 2003:62).

3. Perhitungan Efisiensi

a. Analisis Produktivitas
Analisis Produktivitas membandingkan nilai output yang dihasilkan
dengan nilai input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Oleh
karena itu analisis produktivitas disebut juga sebagai rasio output-input. Manfaat
analisis produktivitas bagi satuan pendidikan antara lain: (1) dapat diketahui
seberapa besar kapasitas dari input sumber daya yang digunakan; (2) dapat
dihitung besaran biaya yang dibelanjakan untuk memperoleh input sumber daya
yang digunakan; (3) dapat dinilai besarnya biaya per unit output atau unit cost;
dan (4) dapat dideteksi tingkat optimalisasi pemanfaatan setiap input sumber daya
yang digunakan.
Secara umum analisis produktivitas dibedakan menjadi dua yakni analisis
produktivitas total dan analisis produktivitas parsial. Analisis produktivitas total
adalah hasil bagi dari nilai output yang dihasilkan dengan nilai seluruh input
sumber daya yang digunakan selama proses pendidikan. Sedangkan analisi
produktivitas parsual adalah hasil bagi dari nilai output yang dihasilkan dengan
nilai dari satu input sumber daya yang digunakan selama proses pendidikan.
Berdasarkan pembagian tersebut maka analisi produktivitas terdiri atas: (1)
produktivitas total sumber daya; (2) produktivitas financial; (3) produktivitas
pendidik; (4) produktivitas fasilitas; dan (5) produktivitas tenaga kependidikan.

b. Analisi Kelayakan
Analisis kelayakan dimaksudkan untuk menilai seberapa baik jaminan
kualitas yang kita berikan pada masyarakat yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, komitmen manajemen terhadap mutu,
dan kepatuhan terhadap standart kinerja pendidikan. Penyelenggaraan system
pendidikan tidak boleh berbasis produk, tetapi harus berbasis proses.
Keuntungan berbasis proses adalah pihak manajemen mulai dari bagaimana mutu
setiap sumber daya, standart operating prosedur, regulasi yang yang mendasari
proses, dan keterlibatan setiap sumber daya dalam proses pendidikan.
Analisis kelayakan secara umum dibedakan kelayakan input SDM, dan
kelayakan kelayakan input fasilitas. Kelayakan SDM menekankan pada
kesanggupan SDM yang dimiliki satuan pendidikan, Sedaaangkan kelayakan
fasilitas menekankan pada kesanggupan satuan pendidikan dalam menyediakan
fasilitas yang ada. Analisis kelayalakan terdiri atas: (1) rasio pesrta didik dengan
pendidik; (2) rasio peserta didik dengan tenga administrasi; (3) rasio peserta didik
dengan ruang kelas; (4) rasio rombongan belajar dengan pendidik; (5) rasio luas
ruang kelas dengan peserta didik; (6) rasio luas kantor dengan tenaga
administrasi; (7) rasio luas kantor dengan pendidik; (8) rasio jam belajar dengan
pendidik; (9) rasio pendidikan antar pendidik; dan (10) rasio pendidikan antar
tenaga administrasi.

c. Analisis Proses

Analisis proses dimaksudkan untuk memberikan deskripsi mengenai


learning performance di satuan pendidikan. Output pendidikan sangat
dipengaruhi oleh bagaimana proses pembelajaran yang terjadi dan dialami oleh
peserta didik. Sementara proses pembelajaran ditentukan oleh tingkat kelayakan
input sumber daya yang digunakan. Ketika input sumber daya memiliki
kelayakan yang memadai (baik secara kuantitas maupun kualitas) sudah dapat
dipastikan proses pembelajaran yang terjadi akan mencapai efisiensi yang tinggi.
Indikator dari efisiensinya dapat dilihat dari arus peserta didik (student flow) dari
mulai masuk sampai mereka menyelesaikan studinya. Dengan menggunakan
istilah dari akuntansi, idealnya proses pembelajaran harus mampu menciptakan
kondisi first in first out (FIFO), artinya peserta didik yang masuk pertama harus
dapat lulus pertama sehingga tidak ada peserta didik yang mengulang kelas atau
bahkan putus sekolah. Termasuk dalam analisis proses adalah: (1) lama studi
rata-rata; (2) lama penyelesaian tugas akhir rata-rata; (3) mengulang kelas rata-
rata; dan (4) analisis arus siswa yang meliputi angka naik kelas, angka
mengulang, dan angka drop out.

 lama studi rata-rata = (S1 x Y1) + (S2 x Y2) + (S3 x Y3) + .......+ (Sn x Yn)
dibagi jumlah seluruh peserta didik
 Keterangan: S = peserta didik; Y = banyaknya tahun penyelesaian studi
 Rumus lama rata-rata penyelesaian TA = (S1 x M1) + (S2 x M2) + (S3 x M3)
+......+ (Sn x Mn) dibagi jumlah seluruh peserta didik yang menyelesaikan TA
 Keterangan: S = peserta didik; M = lama bulan penyelesaian TA
 Rumus mengulang kelas rata-rata = banyaknya peserta didik yang tinggal
kelas di seluruh kelas pada tingkatan tertentu dibagi dengan jumlah kelas
yang ada di suatu tingkatan tertentu.
Analisis arus siswa merupakan deskripsi mengenai bagaimana
keberhasilan peserta didik dalam mengikuti tahapan pembelajaran pada setiap
tingkatan (dari mulai masuk pada tingkat pertama sampai dengan menyelesaika di
tingkat akhir) pada satuan pendidikan tertentu.

d. Analisis Prestasi Akademik

Analisis prestasi akademik dimaksudkan untuk mendeskripsikan capaian


prestasi akademik selama satu tahun akademik tertentu dari satuan pendidikan,
sebagai konsekuensi dari proses pendidikan yang dilaksanakan. Seringkali satuan
pendidikan berupaya sedemikian rupa untuk dap at mencapai prestasi yang
diharapkan. Prestasi akademik harus sebagai akibat dari proses pendidikan yang
bermutu dengan memperhatikan kinerja input sumber daya pendidikan yang
digunakan. Termasuk dalam analisis ini adalah: (1) Indeks Prestasi Komulatif
(IPK) rata-rata; (2) IPK tertinggi dan IPK terendah; dan (3) Prestasi Kejuaraan.

 Rumus IPK rata rata = IPK 1 + IPK 2 + IPK 3 + .........+ IPK n dibbagi
jumlah seluruh peserta didik
 Rumus rentang IPK = IPK tertinggi – IPK terendah

Prestasi kejuaraan, adalah banyaknya prestasi yang dicapai oleh satuan


pendidikan melalui prestasi akademik peserta didik selama tahun akademik
tertentu. Analisis ini lebih berorientasi pada upaya pencitraan dalam masyarakat.
Banyak strategi yang dapat ditempuh olehpihak manajemen antara lain: (1)
membangun iklim kompetisi akademik yang sehat di internal satuan pendidikan;
(2) membangun kapasitas setiap sumber daya manusia yang ada melalui
peningkatan kompetensi; dan (3) menyiapkan special tim work untuk
memperoleh berbagai prestasi.

4. Efisiensi Teknis dan Efisiensi Ekonomis

a. Efisiensi Teknis

Kehadiran teknologi dalam saatuan pendidikan diorientasikan untuk


membangun kapasitas organisasi melalui peningkatan kompetensi sumber daya
manusianya. Bagi pendidik dengan teknologi yang dikuasai akan mempermudah dan
meningkatkan mutu dalam memberikan layanan pembelajaran. Substansi pelajaran
yang diberikan menjadi relevan dengan pengalaman dan kebutuhan pesrta didik. Di
sinilah sesungguhnya inti dari pembelajaran yang seharusnya diberikan kepada
peserta didik.

Efisiensi teknis merupakan kemampuan satuan pendidikan dalam


menghasilkan produk-produk pendidikan dengan menggunakan teknologi tertentu.
Hal ini senada dengan pengertian dari Depdikbud (1995: 15) bahwa efisiensi teknis
berkaitan dengan pencapaian output semaksimal mungkin melalui input sumber daya
tertentu dengan teknologi tertentu. Oleh karena teknologi akan memberikan prosedur
dan cara, maka efisiensi teknis juga dapat dimaknai sebagai prosedur dan cara terbaik
yang dipilih oleh satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan bagi
masyarakat. Implementasinya diwujudkan: (1) keahlian dan keterampilan sumber
daya manusia dalam menguasai teknologi yang mendukung pendidikan; dan (2)
kelengkapan fasilitas pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
teknologi yang ada.

b. Efisiensi Ekonomis

Rendahnya biaya produksi merupakan cita-cita yang ingin diciptakan oleh


setiap manajer. Satuan pendidikan sangat berkepentingan dengan penciptaan biaya
rendah tidak berarti melalaikan mutu pendidikan. efisiensi ekonomis merupakan
kemampuan satuan pendidikan dalam menghasilkan produk pendidikan melalui
penggunaan berbagai input sumber daya pendidikan dengan biaya yang paling rendah.
Mewujudkan mutu pendidikan membutuhkan biaya besar, namun biaya yang besar
saja tidak menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan. Istilah biaya
paling rendah digunakan karena sebenarnya para manajer dihadapkan pada banyak
alternatif pembiayaan. Manajer dituntut mampu memilih alternatif terbaik yaitu biaya
terendah untuk mencapai mutu pendidikan yang telah ditetapkan. Rekomendasi yang
dapat disarankan kepada para manajer supaya dapat mecapai efisiensi ekonomis di
satuan pendidikan yang dipimpinnya, adalah: (1) memiliki informasi yang cukup
mengenai harga faktor-faktor produksi (input sumber daya pendidikan) berikut akses
untuk memperolehnya; (2) membeli input sumber daya pendidikan dengan syarat
yang menguntungkan; dan (3) memiliki standart proses yang membimbing kinerja
pendidikan secara terukur.

B. ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT PENDIDIKAN

1. Konsep Biaya dan Manfaat PendidikaN

Secara bahasa biaya (cost) dapat diartikan pengeluaran, dalam istilah ekonomi,
biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Biaya pendidikan
menurut Prof. Dr. Dedi Supriadi, merupakan salah satu komponen instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di
sekolah). Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk
uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan uang).

Nanang Fattah menambahkan biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung


(direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar siswa seperti pembelian alat-alat pembelajaran, penyediaan sarana
pembelajaran, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang
tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang
hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity
cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar, contohnya, uang jajan siswa,
pembelian peralatan sekolah (pulpen, tas, buku tulis,dll).

2. Peran Analisis Biaya dan Manfaat Pendidikan

Peran dari analisis biaya adalah untuk memberikan kemudahan, memberikan


informasi pada para pengambil keputusan untuk menentukan langkah/cara dalam
pembuatan kebijakan sekolah, guna mencapai efektivitas maupun efisiensi
pengolahan dana pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan. Secara khusus,
analisis manfaat biaya pendidikan bagi pemerintah menjadi acuan untuk menetapkan
anggaran pendidikan dalam RAPBN, dan juga sebagai dasar untuk meningkatkan
kualitas SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sedangkan bagi
masyarakat, analisis manfaat biaya pendidikan ini berguna sebagai dasar/pijakan
dalam melakukan ”investasi” di dunia pendidikan. Hal ini dirasakan penting untuk
diketahui dan dipelajari, karena menurut sebagian masyarakat pendidikan hanya
menghabis-habiskan uang tanpa ada jaminan/prospek peningkatan hidup yang jelas
dimasa yang akan datang.

3. Teknik Perhitungan Analisis Biaya dan Manfaat Pendidikan

Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu
dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya
satuan per siswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan aggregate biaya
pendidikan tingkat sekolah baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan
masyarakat yang dikerluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun
pelajaran. Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa
besar uang yang dialokasikan sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam
menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini diperoleh dengan memperhitungkan
jumlah murid pada masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan dianggap standard
an dapat dibandingkan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.

Dalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan


makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudia dibagi jumlah
murid. Pendekatan mikro perhitungan biayanya didasarkan alokasi pengeluaran
perkomponen pendidikan yang digunakan oleh murid. Pendekatan makro dalam
menentukan perhitungan biaya satuan dalam sistem pendidikan adalah kebijakan dalam
pengalokasian anggaran pendidikan disetiap negara. Satuan biaya pendidikan disetiap
negara sangat bervariasi, yang disebabkan oleh perbedaan cara penyelenggaraan
pendidikan. Untuk membandingkan biaya pendidikan pada tiap jenjang ditiap negara,
teknik yang dilakukan adalah dengan membandingkan biaya operasional pendidikan dan
sumber keuangannya, yang bisa dilihat dari persentase GNP dari tiap negara.

Pendekatan mikro menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total


(total cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikan.
Biaya total merupakan gabungan-gabungan biaya per komponen input pendidikan di tiap
sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat tiga
pandangan utama dari teori klasik berkenaan dengan efisiensi antara lain bahwa
kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana sumber-
sumber daya produksi digunakan secara efisien. Dan dengan berpedoman pada
pembagian kerja dan spesialisasi akan dibina efisiensi dan peningkatan produktifitas
dalam satuan usaha yang lebih modern. Serta perhatian utama ditujukan pada
identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan yang manakah yang menentukan
nilai dan harga barang.
Prinsip efisiensi menjadi dasar mewujudkan keunggulan dan jaminan mutu, beberapa
alasannya adalah diperolehnya keunggulan kompetitif, barang dan jasa dengan harga
pokok penjualan kompetitif memiliki pangsa pasar yang luas dan menguntungkan,
keunggulan kompetitif dan kemudahan lain sedangkan perhitungan efisiensi
dilakukan melalui analisa produktivitas, kelayakan dan akademik.
Selain itu analisa biaya pendidikan mempunya peran untuk memberikan
kemudahan, memberikan informasi pada para pengambil keputusan untuk
menentukan langkah/cara dalam pembuatan kebijakan sekolah, guna mencapai
efektivitas maupun efisiensi pengolahan dana pendidikan serta peningkatan mutu
pendidikan. Secara khusus, analisis manfaat biaya pendidikan bagi pemerintah
menjadi acuan untuk menetapkan anggaran pendidikan. Dalam menentukan biaya
satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro. Pendekatan
makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan
yang diterima dari berbagai sumber dana kemudia dibagi jumlah murid. Pendekatan
mikro perhitungan biayanya didasarkan alokasi pengeluaran perkomponen pendidikan
yang digunakan oleh murid.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menangani terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, Ace. 1995. Efisiensi Pendidikan. Jakarta: Pusat Informatik untuk
Pengelolaan Pendidikan, Balitbang Depdikbud

You might also like