Professional Documents
Culture Documents
MENINGITIS TUBERKULOSIS
oleh :
Teda Faadhila
1210312106
Pembimbing
dr. Syarif Indara, Sp. S
dr. Hendra Permana, Sp. S. M. Biomed
dr. Lydia Susanti, Sp. S. M. Biomed
BAB 1
PENDAHULUAN
hanya menyumbang 5% dari seluruh kasus tuberkulosis ekstra paru serta memiliki
insiden tertinggi pada anak berusia dibawah 4 tahun. Namun, semakin banyak
orang dewasa yang terkena akibat epidemi dari HIV.2 Selain itu, meningitis
oleh usia lanjut, malnutrisi, dan kelainan seperti HIV dan kanker. Penyakit ini
jika tidak ditatalaksana dengan baik.1 Oleh karena itu, penulis merasa perlu
tuberkulosis.
Andalas.
b. Menembah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai definisi,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
saraf pusat yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terjadi
ketika tuberkel subpial maupun subependimal pecah dan masuk ke dalam rongga
subarakhnoid.1
2.2 Epidemiologi
kecacatan pada seluruh dunia. pada tahun 1997, meningitis tuberkulosis adalah
penduduk dunia telah terinfeksi tuberkulosis. Pada tahun 2005, kasus baru
tuberkulosis di seluruh dunia diperkirakan mencapai 8,8 juta dengan 7,7 juta
kasus berasal dari Asia dan Afrika. 1,6 juta meninggal akibat tuberkulosis
berusia di bawah 5 tahun. Pada orang dewasa, penyakit ini lebih sering menyerang
Kuman ini merupakan bakteri batang gram positif yang bersifat aerob serta
arabinomanan.4
Faktor risiko tinggi untuk menderita penyakit ini antara lain orang dengan
2.4 Patofisiologi
akan mempengaruhi fisura sylvii, sisternus basalis, batang otak, dan serebelum.
Eksudat juga dapat ditemukan pada fosa interpeduncular yang meliputi saraf
akan terjadi iskemi dan infark pada otak akibat vasculitis, terlebih lagi jika arteri
besar yang terkena akan memicu vasculitis yang lebih luas dan daerah infark yang
luas.5
eksudat yang mendesak arteri dan saraf kranial, sehingga terjadi obstruksi dari
hidrosefalus. Eksudat juga dapat menekan berbagai saraf kranial, granuloma dapat
2.5 Diagnosis
Manifestasi klinis yang terjadi pada anak-anak dan dewasa berbeda. Pada
anak-anak biasanya gejala awal tidak khas seperti demam, batuk, muntah,
malaise, dan penurunan berat badan. Durasi dari gejala tersebut biasanya lebih
dari enam hari. Kejang pada anak lebih sering daripada dewasa. Sedangkan pada
dewasa biasanya gejala prodromal bersifat gradual selama + 1-2 minggu dan bisa
memburuk dengan adanya sakit kepala yang meningkat, kaku kuduk, muntah,
(terutama N II, III, IV, VI, VII, dan VIII), peningkatan tekanan intracranial,
stroke.4
(10-20%) untuk pemeriksaan css. Kultur dan tes sensitifitas dapat dilakukan untuk
walaupun pemeriksaan ini lama dan kurang sensitif. Analisis molecular juga dapat
chain reaction (PCR) untuk deteksi DNA mikobakterial yang lebih cepat, lebih
peningkatan jumlah sel darah putih (0,5 – 1 x 10 9/l) dengan netrofil dan limfosit,
peningkatan kadar protein (0,5 – 2,5 g/l), rasio gula css dengan plasma <0,5.1,2,5,9
Tabel 2.1
Gejala, manifestasi klinis dan hasil css pada anak dan dewasa.2
Untuk pemeriksaan radiologis dapat menggunakan modalitas x-ray, MRI,
dan CT scan. Pemeriksaan x-ray pada thorkas dapat digunakan untuk mencari ada
atau tidaknya tuberkulosis pulmoner sebelumnya atau yang masih aktif. Pada
penting mengenai lesi desak ruang, infark, dan perluasan dari eksudat inflamasi. 9,
10
Gambar 2.1
Tuberkulosis milier
pada orang dewasa
dengan meningitis
tuberkulosis10
Gambar 2.2
Gambaran
CT scan
pada
penderita
meningitis
(dewasa)
o Rifampisin 10-20 mg/KgBB/hari, dosis 600 mg/hari (dewasa)
o Etambutol 25 mg/KgBB/hari hingga 150 mg/hari
o PAS (Para-Amino-Salicilyc acid) 200 mg/KgBB/hari dibagi dalam
mg/KgBB/hari
o Kortikosteroid: Prednison 2-3 mg/KgBB/hari, 20 mg/hari dibagi
2.7 Prognosis
memiliki angka mortalitas yang tinggi. Sedangkan usia tua, perubahan kesadaran,
anti tuberkulosis akan berakibat pada prognosis yang buruk bagi penderita
meningitis tuberkulosis.12
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 48 tahun
Alloanamnesis
saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 9 Maret 2018 dengan:
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran.
Penurunan kesadaran sejak lebih kurang 3 hari sebelum masuk rumah sakit
hari ini kesadaran semakin menururn, pasien tidak lagi bisa diajak
Tampak anggota gerak kiri kurang aktif bergerak dibanding kanan sejak 7
hari ini.
kelonjotan lebih kurang 1 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, mulut
berbuihdan tidak ada lidah tergigit, setelah kejang tidak ada pemulihan
kesadaran.
Nyeri kepala dirasakan sejak lebih kurang 4 hari yang lalu, dirasakan di
Pasien seorang karyawan ibu rumah tangga dengan aktivitas fisik sedang.
PEMERIKSAAN FISIK
I. Umum
Keadaan umum : buruk
Kesadaran : somnolen. GCS 11 (E3M5V3)
Nadi/ irama : 118x/menit, teratur
Pernafasan : 24x/menit
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Suhu : 37,5oC
II. Status Internus
Kulit : turgor kulit kembali cepat, tidak ditemukan adanya kelainan
Kelenjar getah bening
Leher : tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : tidak teraba pembesaran KGB
Inguinal : tidak teraba pembesaran KGB
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
+/+, DEM bergeraki, reflek kornea +/+
Telinga : refleks okulomotorik (+)
Hidung : tidak ada kelainan
Tenggorok : reflek muntah (+), uvula ditengah
Gigi dan Mulut : plika nasolabialis kiri lebih datar
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Paru :
Inspeksi : normochest, simetris kiri dan kanan keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama murni, teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) N
Korpus vertebrae
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi : gibus (-)
Alat kelamin : tidak diperiksa
GCS E3 M5 V3
N.I (olfaktorius):
N. II (optikus)
Kanan Kiri
Bola mata Ortho Ortho
Ptosis - -
Gerakan bulbus Sulit dinilai Sulit dinilai
Strabismus - -
Nystagmus - -
Ekso/endophtalmus - -
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Reflex cahaya + +
Reflex akomodasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Reflex konvergensi Sulit dinilai Sulit dinilai
N. IV (troklearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah Sulit dinilai Sulit dinilai
Sikap bulbus Sulit dinilai Sulit dinilai
Diplopia Sulit dinilai Sulit dinilai
N. VI (abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan bola mata ke Terbatas Terbatas
lateral
Sikap bulbus Terbatas Terbatas
Diplopia - -
N. V (trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut Sulit dinilai Sulit dinilai
Menggerakan rahang Sulit dinilai Sulit dinilai
Menggigit Sulit dinilai Sulit dinilai
Mengunyah Sulit dinilai Sulit dinilai
Sensorik
Divisi ophtalmika
Reflek kornea + +
Sensibilitas Sulit dinilai Sulit dinilai
Divisi maksila
Reflex maseter Sulit dinilai Sulit diniali
Sensibilitas Sulit dinilai Sulit dinilai
Divisi mandibular
Sensibilitas Sulit dinilai Sulit dinilai
N. VII (fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah Normal Plika nasolabialis datar
Sekresi air mata Normal Normal
Fisura palpebra Sulit dinilai Sulit dinilai
Menggerakan dahi Sulit dinilai Sulit dinilai
Menutup mata Sulit dinilai Sulit dinilai
Mencibir/ bersiul Sulit dinilai Sulit dinilai
Memperlihatkan gigi Sulit dinilai Sulit dinilai
Sensasi lidah 2/3 depan Sulit dinilai Sulit dinilai
Hiperakusis Sulit dinilai Sulit dinilai
N. VIII (vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik Sulit dinilai Sulit dinilai
Detik arloji Sulit dinilai Sulit dinilai
Rinne test Sulit dinilai Sulit dinilai
Weber test Sulit dinilai Sulit dinilai
Swabach test Sulit dinilai Sulit dinilai
Nystagmus Sulit dinilai Sulit dinilai
Pengaruh posisi kepala - -
N. IX (glossofaringeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 Sulit dinilai Sulit dinilai
belakang
Reflex muntah +
N. X (vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring Simetris
Uvula Di tengah
Menelan Sulit dinilai
Artikulasi Sulit dinilai
Suara Sulit dinilai
Nadi Regular Regular
N. XI (asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan Sulit dinilai
Menoleh ke kiri Sulit dinilai
Mengangkat bahu Sulit dinilai
kanan
Mengangkat bahu kiri Sulit dinilai
N. XII (hipoglossus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam Simetris
Kedudukan lidah luar Sulit dinilai
Tremor -
Fasikulasi -
Atrofi -
4. Koordinasi
Keseimbangan Koordinasi
Stepping gait Tidak dilakukan Tes tumit lutut Sulit dinilai
Romberg test Tidak dilakukan Rebound Sulit dinilai
phenomen
Romberg test Tidak dilakukan Supinasi pronasi Sulit dinilai
dipertajam
Tandem gait Tidak dilakukan Tes hidung-jari Sulit dinilai
Tes jari-jari Sulit dinilai
5. Motorik
7. Refleks
8. Fungsi otonom
Defekasi : Normal
Keringat : Normal
9. Fungsi luhur
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah :
Rutin : Hb : 12,2 gr/dl
Leukosit : 17.120/mm3
Trombosit : 274.000/mm3
Hematokrit : 35%
Hitung jenis leukosit : 0/0/1/80/18/1
Kimia darah : Ureum : 19 mg/dl
Kreatinin : 1,0 mg/dl
Gula darah sewaktu : 166 mg/dl
AGD : pH : 7,527
PO2 : 243,3 mmHg
PCO2 : 29,7 mmHg
HCO3- : 24,9 mmol/L
BE : 3,4 mmol/L
SO2 : 99,9%
: xantokrom
- Aliran
: lambat
- None
:+
- Pandi
: +++
Lab :
- Volume
: ± 2 cc
- Kekeruhan
: negatif
- Warna
: kekuningan
- Jumlah sel
: 5/mm3
- Glukosa
: 18 mg/dl
Brain CT-scan
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Perdarahan Subarachnoid
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad sanam : dubia ad malam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
TERAPI
1. Umum :
- Elevasi kepala 300
- IVFD NaCl 3% 12 jam/kolf dilanjutkan dengan NaCl 0,9% 12 jam/kolf
- O2 3 L/menit
- MC TKTP 2200 kkal
- Kateter
2. Khusus :
- Inj Dexametason 4x5 mg
- Inj Ceftriaxon2x2 g
- Inj Fenitoin 3x100 mg
- As. Folat 2x5 mg
- PCT 3x750 mg
FOLLOW UP
10 Maret 2018:
S/ pasien tidak sadar, demam, kejang fokal 2x, sesak nafas (-)
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat Somnolen 140/90 85x/ menit 23x/menit 36,50C
Status Internus : Rh -/-, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 11 (E3M5V3)
TRM (-), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik lateralisasi ke kiri
RF ++ | ++ RP ++ | ++
++ | ++ ++ | ++
2
A/ - Meningitis akut
- Hiponatremia
- Rencana LP ulang hari senin
P/ Umum :
- IVFD NaCl 3% 12 jam/kolf dilanjutkan dengan NaCl 0,9% 12 jam/kolf
- MC TKTP 2200 kkal
- Kateter
Khusus :
- Inj Dexametason 4x5 mg
- Inj Ceftriaxon2x2 g
- Inj Fenitoin 3x100 mg
- As. Folat 2x5 mg
- PCT 3x750 mg
- Inj Flumusil 2x1 g
11 Maret 2018:
S/ pasien tidak sadar, demam, kejang (-), batuk (-), lemah kiri
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat Somnolen 140/90 84x/ menit 24x/menit 37,50C
Status Internus : Rh -/-, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 9 (E2M5V2)
TRM (-), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik lateralisasi ke kiri
RF ++ | ++ RP ++ | ++
++ | ++ ++ | ++
A/ - Meningitis akut
- Hiponatremia
Khusus :
- Inj Dexametason 4x5 mg
- Inj Ceftriaxon2x2 g
- Inj Fenitoin 3x100 mg
- As. Folat 2x5 mg
- PCT 3x750 mg
3
- Inj Flumusil 2x1 g
12 Maret 2018:
S/ pasien tidak sadar, demam (-), kejang (+) 1x kejang fokal, muntah (-), lemah kanan
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat Somnolen 140/80 92x/ menit 20x/menit 36,80C
Status Internus : Rh +/+ minimal, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 10 (E2M5V3)
TRM (-), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik lateralisasi ke kanan
RF ++ | ++ RP ++ | ++
++ | ++ ++ | ++
Sensorik : respon (+) terhadap nyeri
Na : 125
A/ - Meningitis akut
- Hiponatremia
13 Maret 2018:
S/ pasien sadar, buka mata, kontak inadekuat,lemah anggota gerak kiri, nyeri kepala VAS
2-3, kejang (-), demam (-), muntah hitam (-)
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat CM 140/80 88x/ menit 21x/menit 370C
Status Internus : bronkovesikuler, Rh +/+ minimal di apeks, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 13 (E4M5V4)
4
TRM (+), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik: hemiparese sinistra
RF ++ | ++ RP ++ | ++
++ | ++ ++ | ++
Hasil lab : cairan kekuningan, honne (+)3, pandy (+), glukosa LCS: 18, jumlah sel
5, GDS: 87, Na/K : 136/4,1
A/ - Meningitis subakut
- Hiponatremia (perbaikan)
- Stress ulcer perbaikan
- Acute simptomatic seizure
14 Maret 2018:
S/ pasien sadar, buka mata spontan, kontak inadekuat,lemah anggota gerak kiri, , kejang
(-), demam (-), muntah hitam (-), sudah masuk susu, BAB keras.
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat CM 160/100 90x/ menit 20x/menit 37,10C
Status Internus : vesikuler, Rh +/+ minimal di apeks, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 14 (E4M6V4)
TRM (+), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik: hemiparese sinistra
Hasil lab :Hb/Leukosit/HT/Trombosit: 12,3/10.370/370/280.000
A/ - Meningitis subakut
- Hiponatremia (perbaikan)
- Stress ulcer perbaikan
- Susp. TB Paru
- Acute simptomatic seizure
5
P/ - Elevasi kepala 300
- IVFD NaCl 0,9% : triofusin:pan amin g = 1:2:1= 6 jam/kolf
- O2 3 L/menit
- Diet NTS rendah lemak 3x200 kkal per NGT
- Hepatosol 3x200 kkal per NGT
- Kateter, hitung balance cairan
Khusus :
- Inj Ceftriaxon2x2 g
- RHZE : 450/250/1000/750 mg
- Vit B komplek 3x2 tab
- Vit C 3x50 mg
- Zinc C 1x20 mg
- Inj Lansoprazol 2x30 mg
- Inj Fenitoin 3x100 mg
- As. Folat 2x5 mg
- PCT 3x750 mg
- Inj Flumusil 2x1 g
14 Maret 2018:
S/ pasien sadar, kontak inadekuat,lemah anggota gerak kiri, kejang (-), demam (-), tidak
bisa melihat, BAB keras.
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Berat CM 160/100 80x/ menit 18x/menit 36,30C
Status Internus : vesikuler, Rh +/+ minimal di apeks, Wh -/-
Status Neurologikus :
GCS 13 (E4M5V4)
TRM (+), ↑ TIK (-)
Pupil isokor 3mm/3mm, RC +/+, DEM bergerak, RK +/+
Plika nasolabialis kiri lebih datar
Motorik: hemiparese sinistra
A/ - Meningitis TB stadium III
- Hiponatremia (perbaikan)
- Susp. TB Paru
- Acute simptomatic seizure
6
- Vit C 3x50 mg
- Zinc C 1x20 mg
- Inj Lansoprazol 2x30 mg
- Inj Fenitoin 3x100 mg
- As. Folat 2x5 mg
- PCT 3x750 mg
- Inj Flumusil 2x1 g
7
BAB III
DISKUSI
saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 9 Maret 2018 dengan diagnosis
klinik pada saat pasien masuk adalah meningitis akut. Diagnosis topik adalah
pada pasien. Pasien juga mengalami nyeri kepala 4 hari sebelumnya dan demam
3 hari sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kaku kuduk. Hal
tersebut sesuai dengan trias meningitis yaitu nyeri kepala, demam dan kaku
kuduk.
lambat none (+), pandi (+++), volume ± 2 cc, kekeruhan negatif, warna
arah meningitis tuberkulosis dan dapat dipastikan dengan pemeriksaan kultur dan
tes sensitivitas.
Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum elevasi kepala 30o, infus NaCl 3%
selama 12 jam per kolf dan dilanjutan dengan NaCl 0,9% 12 jam per kolf , O2 3 L/menit
dan MC TKTP. Untuk penatalaksanaan secara khusus diberikan inj dexametason 4x5 mg,
ceftriaxon2x2 g, inj Fenitoin 3x100 mg, as. Folat 2x5 mg, PCT 3x750 mg, inj Flumusil 2x1
g.
8
Prognosis pasien ini dubia et malam karena menimbang faktor-faktor dari
literatur yang ada pada kondisi pasien saat ini seperti penurunan kesadaran, serta
9
’
DAFTAR PUSTAKA
1. Marx GE, Chan ED. Review Article. Tuberculous Meningitis: Diagnosis
and Treatment Overview. Hindawi Publishing Corporation, Tuberculosis
Research and Treatment, 2011;1-8
2. Torok ME. Tuberculous Meningitis: Advance in Diagnosis and Treatment.
British Medical Bulletin. 2015; 113: 117-131.
3. Ramachandrand TS. Medscape: Tuberculous Meningitis. 2017. Diakses
pada 27 Januari 2018 dari
https://emedicine.medscape.com/article/1166190
4. Thwaites G, Chau T T H, Mai N T H, Drobniewski F, McAdam K, Farrar
J. Neurological Aspects of Tropical Disease: Tuberculous Meningitis.
Journal Neurol Neurosurg Psychiatry, 2000; 68: 289-299.
5. Tai M S. Tuberculous Meningitis: Diagnostic and Radiological Features,
Pathogenesis, and Biomarkers. Neuroscience and Medicine, 2013; 4: 101-
107.
6. Cohen D B et all. Diagnosis of Cryptococcal and Tuberculous Meningitis
in a Resource-limited African Setting. Tropical Medicine and Health,
2010; Vol. 15 No. 8: 910-917.
7. Ho J, Marais B J, Gilbert G L, Ralph A P. Review: Diagnosing
Tuberculous Meningitis – Have We Made Any Progress?. Tropical
Medicine and International Health, 2013; Vol. 18 No 6: 783-793.
8. Philip N, William T, John D V. Review: Diagnosis of Tuberculous
Meningitis: Challenges and Promises. Malaysian Journal Pathology, 2015;
37(1): 1-9.
9. Solari L et all. The Validity of Cerebrospinal Fluid Parameters for the
Diagnosis of Tuberculous Meningitis. International Journal of Infectious
Disease, 2013; 17: e1111-e1115.
10. Thwaites G E. The Diagnosis and Management of Tuberculous
Meningitis. 2002. Diakses pada 27 Januari 2018 dari http://pn.bmj.com
11. Panduan Praktik Klinis Neurologi. PERDOSSI. 2016; 192-194
12. Hsu P, Yang C, Ye J, Huang P, Chiang P, Lee M. Prognostic Factors of
Tuberculous Meningitis in Adults: A 6-Year Retrospective Study at a
Tertiary Hospital in Northern Taiwan. Journal Microbiology Immunology
and Infection, 2010; 43(2): 111-118
10
11