Professional Documents
Culture Documents
NIM : 155150401111052
Kelas : Manajemen Rantai Suplai – D
Aggregate Planning
Aggregate Planning adalah proses di mana perusahaan menentukan tingkat perencanaan kapasitas,
produksi, subkontrak, inventaris, stockout, dan bahkan penetapan harga selama jangka waktu tertentu.
Tujuan Aggregate Planning adalah untuk membangun rencana yang dapat memenuhi permintaan sambil
memaksimalkan laba.
Aggregate Planning membutuhkan masukan dari semua tahap rantai pasok yang melibatkan mitra rantai
suplai. Hasil dari aggregate planning berdampak signifikan terhadap kinerja rantai suplai.
Collaborative Forecasting dibuat oleh beberapa perusahaan rantai suplai dan merupakan masukan
penting untuk Aggregate Planning.
Untuk membuat aggregate planning, perusahaan harus menentukan horizon perencanaan. Horizon
perencanaan adalah periode waktu di mana rencana agregat menghasilkan solusi — biasanya antara 3
dan 18 bulan. Secara umum, aggregate planning berlangsung selama beberapa bulan atau kuartal.
Sebuah perusahaan menetapkan informasi kunci yang diperlukan untuk menghasilkan aggregate plan dan
untuk membuat keputusan yang akan menghasilkan rekomendasi. Informasi dan rekomendasi ditujukan
secara spesifik untuk masalah umum aggregate planning.
Managing Supply
Perusahaan dapat membuat variasi pasokan produk dengan mengendalikan kombinasi dari dua faktor
berikut:
1. Production capacity
2. Inventory
Pada bagian ini perusahaan membuat daftar beberapa pendekatan khusus yang memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi jumlah kapasitas dan persediaan yang diperlukan untuk menghadapi
predictable variability.
Managing Capacity
• Time flexibility from workforce: perusahaan menggunakan jam kerja fleksibel oleh tenaga kerja untuk
membuat variasi kapasitas dengan permintaan.
• Use of seasonal workforce: perusahaan menggunakan tenaga kerja sementara selama musim puncak
untuk meningkatkan kapasitas untuk mencocokkan permintaan.
• Use of dual facilities—specialized and flexible: perusahaan menggunakan fasilitas khusus dan fleksibel.
Fasilitas khusus menghasilkan output produk yang relatif stabil dari waktu ke waktu dengan cara yang
efisien. Fasilitas yang fleksibel menghasilkan volume dan variasi produk yang bervariasi secara luas,
tetapi dengan biaya unit yang lebih tinggi.
• Use of subcontracting: perusahaan melakukan subkontrak saat puncak produksi sehingga produksi
internal tetap tinggi dan dapat dilakukan dengan harga murah.
• Designing product flexibility into the production processes: perusahaan memiliki lini produksi fleksibel
yang tingkat produksinya dapat dengan mudah bervariasi. Produksi kemudian diubah untuk
menyesuaikan permintaan.
Managing Inventory
• Using common components across multiple products: perusahaan mendesain komponen umum
untuk digunakan dalam beberapa produk. Permintaan total komponen ini relatif stabil, meskipun
setiap produk menampilkan variabilitas yang dapat diprediksi.
• Build inventory of high-demand or predictable-demand products: Ketika sebagian besar produk yang
diproduksi perusahaan memiliki musim permintaan puncak yang sama, pendekatan sebelumnya tidak
dapat digunakan. Dalam lingkungan seperti itu, perusahaan lebih baik membuat inventaris produk
yang memiliki permintaan yang lebih dapat diprediksi selama musim sepi.
Managing Demand
Ketika promosi ditawarkan selama suatu periode, permintaan periode tersebut cenderung meningkat.
Peningkatan permintaan ini berasal dari kombinasi tiga faktor berikut:
1. Pertumbuhan pasar
2. Mencuri berbagi
3. Meneruskan pembelian