Professional Documents
Culture Documents
NIP : 199501222018011002
Angkatan : III
Outline
Pendahuluan
Aktualisasi
ASN
Etika Kode Etik dan
Perilaku
Publik
Pejabat Publik
Bentuk-
Bentuk Kode
Etik dan
Implikasinya
PENDAHULUAN
Bertens (2000)
“Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak), Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan Nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat”.
Wiehrich & Koontz (2005)
“Disiplin ilmu yang membahas tentang apa hal yang baik dan hal yang buruk”
Definisi menurut pengertian umum:
Etika dapat diartikan sebagai pemahaman seseorang terkait mana hal/perilaku/sikap yang terbilang
baik secara moral ataupun buruk. Etika sendiri sendiri seringkali disinonimkan dengan moral,
yang secara umum diartikan sebagai acuan kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
dianggap benar.
• Prinsip-prinsip tuntunan dan perilaku yang melekat di dalam cara bersikap dan
Values berperilaku seperti yang diharapkan.
• Adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang dilandasi oleh nilai2 tertentu yang
Moral diyakini sebagai sesuatu yang baik atau buruk
• Nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
Ethic kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
Etika, berisi berbagai ketentuan dan kaidah moralitas memiliki perbedaan dalam sistem sanksi
jika dibandingkan dengan norma hukum. Sistem sanksi dalam norma hukum sebagian besar
bersifat paksaan (coercive) dan karena itu memerlukan aparat penegak hukum yang dibentuk atau
difasilitasi oleh negara. Sebaliknya, sistem sanksi dalam norma etika tidak selalu bersifat paksaan
sehingga pembebanan sanksi kepada pelanggar norma berasal dari kesadaran internal, sanksi sosial
atau kesepakatan bersama yang terbentuk karena tujuan dan semangat yang sama di dalam
organisasi.
Pejabat publik adalah sesorang yang memiliki tugas dan wewenang dalam menjalankan fungsi
dan tugas pemerintah dalam melayani masyarakat luas (publik).
Aparat Sipil Negara (ASN) juga termasuk kedalam pejabat publik
Fokus Etika Publik, merupakan cerminan dari standar moral Pejabat Publik/ASN dalam
menentukan baik/buruk ataupun benar/salah dalam rangka menjalankan tupoksinya melayani
publik. Fokus dari pelayanan publik adalah, (1) Pelayanan Publik yang berkualitas dan relevan,
(2) Berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi, (3) Menjembatanai antara norma moral dan tindakan factual.
Tuntutan Etika Publik, karena pelayanan publik tidak hanya membutuhkan komptensi teknik,
tapi juga kompetensi etika. Yang mana dalam hal ini, etika publik akan mengarahkan bagaimana
seorang pejabat publik/ASN mnerapkan nilai-nilai kebaikan (kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dll) yang dipraktekan dalam pelayanannya pada masyarakat. Etika Publik
mengarahkan seorang pejabat publik untuk bersikap professional (bekerja sesuai bidang).
Perilaku pejabat publik dibatasi dalam sebuah kode etik ASN, yang mengacu pada UU No.5 Tahun
2014 tentang ASN, antara lain:
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Rumusan Kode Etik dari setiap instansi pemerintah dapat berbeda, tergantung dari bidang
kerja, target, dan kultur kerja yang ada di masing-masing instansi pemerintah.
Di BMKG, Kode Etik terkait pelaksanaan tugas dan pelayanan publik oleh BMKG diatur
dalam Peraturan Kepala BMKG No.4 Tahun 2014. Yang secara umum berisikan terkait batasan
etik seorang ASN BMKG dalam melakukan pengamatan, pengolahan data, pelayanan data,
penelitian, rekayasa, kerjasama, dan sarana prasarana.
Implikasi dari penerapan kode etik ini, salah satunya, adalah membatasi perilaku dan sikap
seorang ASN ketika bekerja untuk melayani publik. Batas ini diterapkan agar ASN dapat bekerja
dengan baik, sesuai tupoksinya, berhasil guna, serta terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang
yang
Bila mengacu pada Modul pengajaran Etika Publik dari LAN, sumber-sumber Kode Etik ASN
bersumber dari:
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan Pegawai Negeri
Sipil dan Anggota Angkatan Perang.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Reformasi Birokrasi dilakukan dengan me-revolusi mental, merubah mindset para ASN.
Setidaknya ada 8 area perubahan yangvharus dilakukan seluruh lapisan ASN Indonesia yakni:
1. Manajemen Perubahan.
2. Penataan Peraturan Perundang-undangan.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi.
4. Penataan Tatalaksana.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM.
6. Penguatan Akuntabilitas.
7. Penguatan Pengawasan.
8. Peningkatan Pelayanan Publik.
Keberhasilan dalam melaksanakan 8 area perubahan ini diharapkan dapat mewujudkan birokrasi
yang bersih dari KKN, pelayanan publik yang berkualitas serta meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja.