You are on page 1of 7

1.

Konsep Dasar Komunitas (Definisi Komunitas)


1) World Health Organization – WHO (1974), komunitas merupakan kelompok sosial yang
ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta
adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang
lainnya.
2) Spradley (1985), komunitas merupakan sekumpulan orang yang saling bertukar
pengalaman penting dalam hidupnya.
3) McMillan dan Chavis (1986), komunitas adalah kumpulan dari para anggotanya yang
memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya dan percaya bahwa
kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus
bersama-sama.
4) Betty Neuman (1989), komunitas juga dipandang sebagai klien “Client is an interacting
open system in total interface with both internal and external forces or stressors “.
5) Koentjaraningrat (1990), komunitas merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang
menempati suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
serta terikat oleh suatu rasa identitas dalam komunitas.
6) Sounders (1991), komunitas merupakan tempat atau kumpulan orang-orang atau sistem
sosial.
7) Soenarno (2002), Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksisosial yang
dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
8) Wahit (2005), komunitas merupakan sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif sama, serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
9) Sumijatun dkk, (2006), komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga.
10) Kertajaya Hermawan (2008), Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli
satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi
pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest
atau values.
11) Vanina Delobelle, komunitas adalah group beberapa orang yang berbagi minat yang
sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu : 1) komunikasi dan keinginan berbagi, 2)
tempat yang disepakati bersama untuk bertemu, 3) ritual dan kebiasaan, 4) Influencer
merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya
12) George Hillery Jr, komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal di daerah dan
memiliki hubungan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
13) Christensson dan Robinson, komunitas adalah orang-orang yang tinggal di daerah yang
terbatas secara geografis, mereka berkomunikasi dengan satu sama lain dan memiliki
ikatan antara orang-orang yang tinggal di sana dan daerah tempat tinggal.
14) Fairi, komunitas adalah hasil dari pertemuan masyarakat dalam jumlah kecil dan terlibat
di tempat yang ditunjuk.
15) Zakapedia, komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi.
16) Soekanto, komunitas adalah bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(geografis) dengan batas-batas tertentu dan factor utama yang menjadi dasar adalah
interaksi yang lebih besar diantara anggotanya, disbanding dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.
17) George Hillery Jr. : Komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal di daerah dan
memiliki hubungan untuk berinteraksi dengan satu sama lain.
18) Paul B. Horton &Chaster L. Hunt, komunitas adalah suatu kumpulan manusia yang
memiliki kesadaran akan keanggotaannya & saling berinteraksi.
19) Hendro Puspito, komunitas adalah suatu kumpulan nyata, teratur & tetap dari individu-
individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan
bersama.
20) Wenger (2002), komunitas adalah kelompok social yang mempunyai habitat lingkungan
dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan ataupun ruang lingkup
yang lainnya.
2. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Kebijakan
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemahaman, dan penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan, prasarana dan sarana
kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai sasaran
tersebut dilaksanakan melalui bidang tenaga kerja dengan program-program sebagai
berikut :
a. Program Perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat.
b. Program Perbaikan Gizi.
c. Program upaya kesehatan.Pencapaian target kinerja yang terdiri dari 40 indikator
menunjukkan bahwa tingkat capaian sasaran secara umum sesuai dengan yang
ditargetkan. Sasaran-sasaran tersebut dicapai melalui program utama:
1) Perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat;
2) Perbaikan gizi;
3) Upaya kesehatan

Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat:


1. Tersedianya Puskesmas dan klinik pengobatan yang tersebar di
Kabupaten Sleman.
2. Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sarana kesehatan
yang ada.

3. Masalah Kesehatan Masyarakat

a. Masalah pada perilaku kesehatan

Berawal dari tingkat pendidikan yang rendah, sehingga masyarakat tidak mampu untuk
berperilaku sehat. Perilaku sehat tersebut dapat diwujudkan dengan pengetahuan yang
bisa didapat tentunya dari pendidikan.
b. Masalah kesehatan lingkungan

Berawal dari minimnya kepedulian masyarakat terhadap keadaan lingkungan, sehingga


masyarakat tidak dapat merasakan dampak positif dari lingkungannya itu sendiri.
Beberapa contoh masalah lingkungan di Indonesia adalah kesehatan dalam pengelolaan
limbah dan sampah, kesehatan lingkungan pemukiman, pengolahan makanan, penyediaan
air bersih, dan juga pengelolaan secara umum untuk menunjang kesehatan.

c. Masalah pelayanan kesehatan

Berawal dari standar ketersediaan sumber daya yang kurang profesional. Sumber daya
tersebut biasanya berupa petugas kesehatan, sarana pendukung, bangunan, dan hal-hal
semacamnya yang dapat membantu perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia.

4. Kelompok Khusus yang Beresiko Tinggi

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah,
usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :Penderita penyakit menular seperti; TBC,
AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.Penderita yang menderita penyakit tidak menular,
seperti; Diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS, pengguna
narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti Werdha, panti
asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan lainnya), penitipan anak balita.
5. Karakteristik Masyarakat Pedesaan, Perkotaan, dan Madya
Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan :
1. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-
batas wilayahnya.
2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan – pekerjaan
yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai
pengisi waktu luang.
4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat dan
sebagainya.

Ciri-Ciri Masyarakat Kota :


1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain.Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham
politik , perbedaan agama dan sebagainya.
3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan
bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan
daripada factor pribadi.
4. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
5. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa.
6. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripaa
faktor pribadi.
7. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
8. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Ciri-Ciri Masyarakat Madya :


1. Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah
mengendur.
2. Adat-istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh dari luar.
3. Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada
kekuatan-kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk
menanggulangi suatu masalah.
4. Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutnya.
5. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6. Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur
masyarakat.

6. Konsep Keperawatan Lawrence Green


Lawrence Green mengatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh
dua faktor pokok yaitu :
a. Faktor Perilaku
b. Faktor di Luar Perilaku (non perilaku)

Faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor, yaitu :


a) Faktor Predisposisi (predisposing factors) yang mencakup pengetahuan individu,
sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri
individu dan masyarakat.
b) Faktor Pendukung (enabling factors) adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan
dan kemudahan untuk mencapainya.
c) Faktor Pendorong (reinforcing factors) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan.
Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam
mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan
kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program
tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya.
d) Faktor di Luar Perilaku atau Non Perilaku yang dapat mempengaruhi pencapaian
kesehatan individu atau masyarakat, misalnya sulitnya mencapai sarana pelayanan
kesehatan, mahalnya biaya transportasi, biaya pengobatan, kebijakan dan peraturan dan
lain sebagainya.
Sumber Tulisan :
Solita Sarwono, Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

You might also like