Professional Documents
Culture Documents
A. LATAR BELAKANG
Otot merupakan jaringan aktif, karena otot mampu secara aktif mengembangkan
ketegangan atau berkontraksi. Karena otot adalah jaringan aktif, maka otot memiliki fungsi
yang penting untuk mempertahankan postur tubuh, menggerakkan segmen tubuh &
meredam terjadinya shock.
B. TUJUAN
A. SHOULDER KOMPLEKS
a. Shoulder joint
Shoulder kompleks merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia
karena memiliki 5 sendi yang saling terpisah. Yang terdiri atas 3 sendi synovial yaitu
sternoclavicular joint, acromioclavicular joint dan glenohumeral joint (shoulder joint) dan 2
sendi non-sinovial yaitu suprahumeral joint (coracoclavicular joint) dan scapulothoracic joint.
1. Sternoclavikular joint
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal dari clavicula yang bersendi
dengan incisura clavicular dari sternum dan cartilago costa I. Sendi ini merupakan modifikasi
ball and socket joint atau saddle joint yang memiliki 2 cavitas sendi atau 2 cavum articularis.
Sendi ini memiliki diskus artikular fibrokartilago yang dapat memperbaiki kesesuaian kedua
permukaan tulang yang bersendi & berperan sebagai shock absorber. Kapsul articularisnya
tebal dan kendor, diperkuat oleh lig. sternoclavicular anterior dan posterior. Ujung proksimal
dari clavicula juga berhubungan dengan costa I melalui lig. costoclavicular dan kedua ujung
proksimal clavicula saling berhubungan oleh adanya lig. interclavicularis. Sternoclavicular
joint berperan besar dalam gerakan shoulder girdle dan secara keseluruhan berperan
dalam gerakan protraksi – retraksi, elevasi – depresi, abduksi elevasi lengan/shoulder. Pada
gerakan protraksi – retraksi terjadi gerak arthrokinematika yaitu ventral slide – dorsal slide,
sedangkan gerakan elevasi – depresi terjadi gerak arthrokinematika yaitu caudal slide –
cranial slide.
2. Acromioclavicular joint
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus acromion scapula yang bersendi
dengan ujung distal clavicula. Sendi ini termasuk irregular joint atau plane joint, dimana
permukaan sendi pada acromion berbentuk konkaf dan pada ujung distal clavicula
berbentuk konveks permukaan sendinya hampir rata. Kapsul artikularisnya diperkuat oleh
lig. acromiocla-vicularis pada bagian superior. Pada bagian belakang sendi diperkuat oleh
aponeurosis otot upper trapezius dan deltoid. Ujung distal clavicula distabilisasi oleh lig.
Coraco-clavicularis yang terdiri atas 2 serabut ligamen yaitu lig. trapezoideum dan lig.
conoideum . Acromioclavicular joint memberikan kontribusi pada gerakan elevasi – depresi,
protraksi – retraksi dan abduksi elevasi lengan. Pada saat gerakan elevasi – depresi
processus acromion akan slide kearah cranial – caudal, se-dangkan saat gerakan protraksi
– retraksi akan slide kearah ventral – dorsal.
3. Glenohumeral joint
Glenohumeral joint dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan cavitas
glenoidalis yang dangkal. Glenohumeral joint termasuk sendi ball and socket joint, tetapi
merupakan sendi yg paling bebas pada tubuh manusia. Caput humeri yang berbentuk
hampir setengah bo-la memiliki area permukaan 3 – 4 kali lebih besar daripada fossa
glenoidalis scapula yang dangkal se-hingga memungkinkan terjadinya mobilitas yg ting-gi
pada shoulder. Fossa glenoidalis diperlebar oleh sebuah bibir/la-brum fibrokartilago yang
mengelilingi tepi fossa disebut dengan“labrum glenoidalis”, labrum ini dapat membantu
menambah stabilitas glenohume-ral joint. Kapsul artikularisnya kendor dan jika lengan ter-
gantung ke bawah akan membentuk kantong kecil pada permukaan medial, yang
disebut “recessus axillaris”. Bagian atas kapsul diperkuat oleh lig. coracohume-ral dan
bagian anterior kapsul diperkuat oleh 3 se-rabut lig. glenohumeral yang lemah (lig. glenohu-
meral superior, middle & inferior).
4. Suprahumeral joint
5. Scapulothoracic joint
1. M. Deltoideus
Fungsi :
M. Supraspinatus
M. Subscapularis
Insertio : Tuberculum minus dan bagian yang membatasi crista tuberculi minoris humeri
M. infraspinatus
M. Teres Minor
Origo ; Bagian caudal fossa infraspinata, sepertiga tengah margo lateralis
3. M. Teres Mayor
4. M. Subclavius
6. M. Pectoralis minor
Fungsi : Lingkar bahu : Mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada saat
fiksasi lingkar bahu
Insertio : Facies anterior humeri (medial dan distal dari crista tuberculi minoris humeri)
8. M. Biceps Brachii
Caput mediale: Facies posterior humeri (medial,distal dari sulcus nefri radialis)
Capul lateral : Facies posterior humeri (Lateral, proksimal dari sulcus nefri radialis)
Insertio : Olecranon
Fungsi : Sendi bahu : Adduksi (hanya caput longum yang menahan beban)
Origo ; Proc. Spinosi enam vertebra bagian bawah,vertabra lumbalis, Fasis dorsalis ossis
sacri, labium eksternal crista iliaca, iga ke (9), 10 – 12, seringkali berorigo pada angulus
inferior scapulae.
.
11. M. Levator scapula
12. M. Trapezius
Middle : acromion
Fungsi : Menarik scapula ke arah cranial (elevasi), menarik scapula ke arah columna vertebralis
Fungsi : Menarik scapula ke arah cranial (elevasi),menarik scapula ke arah columna vertebralis
Fungsi : Menarik scapula ke medial, bersama-sama dengan mm.rhomboidei menekan scapula pada
thorax (elevasi, depresi, gerakan scapula rhytim bersama M.trapezius)
sunflower
Sabtu, 22 September 2012
Otak nampak seperti sebuah ‘’kembang kol’’ yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-laki dan
1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian umum, yaituotak depan, otak tengah,
dan otak belakang. Nama bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih
berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama perkembangan
janin dalam kandungan.
Otak Belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari empat bagian fungsional, yaitumedulla
oblongata, pons, bentuk reticular (reticular formation), dan cerebellum.
1. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian
kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung,
sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
2. Pons merupakan ‘’stasiun pemancar’’ yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi
reticular. Ponslah yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
3. Formasi Reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan perhatian Anda. Formasi
reticular seolah-olah berfungsi untuk ‘’mengaktifkan’’ bagian lain dalam otak.
4. Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang dinamakancerebellum dengan
banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak kecil yang berkerut sehingga hampir seperti otak
besar (otak secara keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi,
sebenarnya fungsi tersebut perlu ‘’dipelajari’’ dan dilatih, seperti keseimbangan dan koordinasi.
Misalnya saat berjalan, apabila jalan yang kita lalui sudah biasa dilewati, maka tanpa berpikirpun,
kita sudah bisa sampai ditujuan. Itulah salah satu kegunaan cerebellum, yang berfungsi sebagai
kendali/ control atas gerakan kita.
Otak Tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah adalah lanjutan dari
formasi reticular dan merespon pendengaran dan pengelihatan (seperti gerak mata). Otak tengah
tampaknya lebih ‘’penting’’ fungsinya pada hewan mamalia daripada manusia, karena pada manusia
yang lebih dominan digunakan adalah otak depan. Otak tengah adalah bagian terbesar pada otak.
Bagiannya yang paling utama adalah korteks yang mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan
terletak pada lapisan luar otak. Otak tengah juga merupakan ‘’puncak’’ fungsional otak yang respon
terhadap fungsi yang ‘’lebih rumit’’, tindakan sengaja, dan kesadaran.Adapun bagian-bagian penting
otak depan adalahthalamus, hypothalamus, dan system limbic.
a. Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai ‘’tempat penerimaan’’ untuk
sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk mengirim data dari mata dan telinga menuju
bagian yang tepat dalam korteks.
b. Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan
biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah, dan otak belakang (tidak termasuk
cerebellum) bersama-sama membentuk apa yang disebut ‘’tangkai/batang’’ otak (the brain stem).
Batang otak berfungsi untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak
tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan
menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
c. Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari bahasa Latin yang berarti
batas). Anatomi system limbic ini hampir seperti hypothalamus. System limbic memungkinkan kita
mengontrol insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak
sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan ketakutan,
serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
d. Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm, tapi luas bagiannya
mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya
dengan tengkorak manusia membuat otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data.
Warna korteks kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan ‘’benda/zat kelabu’’ –the
grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan bagian dalam otak).
Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari
saraf yang tertutup penyekat berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut
berwarna putih (disebut juga ‘’benda/zat putih’’)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan bagian-
bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh sebuah ‘’bundel
serat tebal’’ yang disebut corpus callosum. Corpus callosum membantu menyatukan aktivitas otak
(memberitahu otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga sebaliknya). Pembagian penting
lainnya dalam korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal,
occipital, dan parietal.
Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan letaknya setelah tulang tengkorak. Sejak lama
muncul berbagai pendapat tentang fungsi tersebut dalam otak. Lobus frontalberhubungan dengan
konsentrasi, lobus temporal berhubungan dengan bahasa dan ingatan,lobus parietal berhubungan
dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan pengelihatan dan persepsi. Jadi, proses
kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di bagian-bagian otak.
B. Saraf Kranial, Saraf Spinal, SSP dan SSO (Saraf Sensory Otonom)
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Saraf perifer ( saraf sadar ) di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Saraf kranial
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem
ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis
dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
Merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori
(saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V,
VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, Saraf-
saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia
seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara
yang lainnya mencuat dari batang otak.
Mekanisme : Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius Saraf ini
merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan
menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini,
traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi
yang sama.
Fungsi : Penglihatan, input refleks fokusing dan konstriksi pupil di limbic, Sensori Menerima rangsang
dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual III
Mekanisme : Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut
saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari
sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual
temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan
visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum
berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius.
Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam
traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari
radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus
oksipital.
Fungsi : Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokuskan lensa, Saraf ini
mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan terbukanya
kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata.)
Fungsi :
1) oV1(Syaraf optalmik) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari kornea, rongga hidung bagian atas,
kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata
2) oV2 (Syaraf maksilari) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa
rongga hidung, palatum, faring
fungsi :
a) sensorik : input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu
b) motorik : mengunyah
1) Fungsi :
a) Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
2) Mekanisme :
Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari Nukleus
motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medula
oblongata. Fungsi sensorik berasal dari Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan
saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.Serabut motorik
saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah terdiri dari otot orbikularis okuli, otot
buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior
serta otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
2) Mekanisme :
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen yang mengurusi
pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut aferen yang mengurusi
keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti
koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian
menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus
dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis.
Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati
batang dan serebelum.
1) Fungsi :
b) Sensoris : Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
2) Mekanisme :
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan
kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion
intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara
arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot
stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga
posterior lidah.
1) Fungsi :
2) Mekanisme :
Nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata sebagai rangkaian dalam
jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui
foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio
inferior. Nervus vagus kanan dan kiri akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru
kanan untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke permukaan
posterior esofagus dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan
didistrubusikan ke permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum,
hepar, ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.
2) Saraf aksesoris adalah saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas
otot trapezius, otot sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan otot
trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.
3) Mekanisme :
Nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh gabungan radix cranialis dan radix
spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum,
bersatu dengan saraf kranial membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari
tengkorak melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot
sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk menggerakkan leher dan kepala,
sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan vagus melakukan fungsi motorik brakial di faring,
laring, dan palate.
2. Saraf spinal
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31 dibedakan menjadi:
2) Leksus brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang mempersarafi anggota
bawah L2 – S3.
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal yang bersangkutan serta persarafannya:
b. Otot trisep C6 – C8
c. Ototbrakial C6 – C7
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus)
membentuk jaringan urat saraf. Pleksusterbagi menjadi 3 macam, yaitu:
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu akar depan
(anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh beberapa benang akar
yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris.
Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah
permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk
membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang
mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang.
Setiap akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal.
Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan
terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan kemudian segera
bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati dan sebagian kecil
kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot kerangka batang badan dan
anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk
persarafan lengan membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis).
Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa
cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang depan untuk
anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul sebuah anyaman yang disebut plexus
lumbosakralis, yang juga mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong,
serta beberapa cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf
tulang duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.
Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain adalah sistem
endokrin. Secara umum, sistem saraf mengkoordinasikan respons-respons yang cepat, sementara
sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sistem saraf
terdiri dari susunan/sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan korda spinalis, dan sistem
saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi ke (divisi aferen) dan dari
(divisi eferen) SSP. Terdapat tiga kelas neuron: neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron yang
membentuk sel dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP mengenai
kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen membawa instruksi dari SSP ke organ
efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi aferen dan
memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan
dengan “pikiran”.
Perlindungan dan Makanan untuk Otak Sel-sel glia membentuk jaringan ikat di dalam SSP
serta menunjang neuron secara fisik dan metabolik. Otak diperlengkapi oleh beberapa perangkat
pelindung, yang penting karena neuron tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang rusak.
Otak dibungkus dalam tiga lapisan membran protektif (menings) dan juga dikelilingi oleh
pembungkus tulang yang keras. Cairan serebrospinalis mengalir di dalam dan di sekitar otak dan
berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap getaran. Proteksi terhadap cedera kimiawi
dilaksanakan oleh sawar darah otak yang membatasi akses zat-zat di dalam darah ke otak. Otak
bergantung pada pasokan darah konstan untuk penyampaian O2 dan glukosa karena otak tidak
dapat menghasilkan ATP apabila kedua zat tersebut tidak tersedia.
Korteks Serebrum adalah lapisan luar substansia grisea yang menutupi bagian tengah di
bawahnya, yaitu substansia alba; substansia alba terdiri dari berkas-berkas serat saraf yang
menghubungkan berbagai daerah di korteks dengan daerah lainnya. Korteks itu sendiri terutama
terdiri dari badan sel saraf dan dendrit. Tanggung jawab utama terhadap banyak fungsi tertentu
diketahui berlokalisasi di daerah-daerah korteks tertentu: (1) lobus oksipitalis tempat korteks
penglihatan; (2) lobus auditorius dijumpai di lobus temporalis; (3) lobus parietalis bertanggung
jawab dalam penerimaan dan pengolahan perseptual masukan somatosensorik; dan (4) gerakan
motorik voluter dijalankan oleh aktivitas lobus frontalis. Kemampuan berbahasa bergantung pada
aktivitas terintegrasi dua daerah bahasa primer yang hanya terletak di hemisfer kiri. Daerah-daerah
asosiasi adalah daerah korteks yang tidak secara spesifik ditugaskan untuk mengolah masukan
sensorik atau memberi perintah motorik atau kemampuan berbahasa. Daerah-daerah ini merupakan
penghubung integratif antara berbagai informasi sensorik dan tindakan bertujuan; mereka juga
berperan sangat penting dalam fungsi-fungsi luhur otak, misalnya ingatan dan pengambilan
keputusan.
Struktur Subkorteks dan Hubungannya dengan Korteks dalam Fungsi Luhur Otak
Struktur-struktur otak subkorteks, yang mencakup nukleus basal, talamus, dan hipotalamus
berinteraksi secara ekstensif dengan korteks dalam melaksanakan fungsi mereka. Nukleus basal
menghambat tonus otot; mengkoordinasikan kontraksi postural yang lambat dan menetap; serta
menekan pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat. Talamus berfungsi sebagai stasiun penyambung
untuk pengolahan awal masukan sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Talamus juga berperan
dalam keadaan kasar mengenai sensasi dan beberapa tingkat kesadaran. Hipotalamus mengatur
banyak fungsi homeostatik, sebagian melalui kontrol yang luas terhadap sistem saraf otonom dan
sistem endokrin. Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus dan struktur otak depan
lain, berperan dalam emosi serta pola perilaku dasar bawaan yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup. Sistem ini juga berperan penting dalam motivasi dan belajar. Terdapat dua jenis ingatan: (1)
ingatan jangka pendek dengan kapasitas terbatas dan retensi yang singkat, yang dikode, paling tidak
sebagian oleh modifikasi sementara pengeluaran neurotransmiter; dan (2) ingatan jangka panjang
dengan kapasitas penyimpanan yang besar dan memiliki jejak-jejak ingatan yang bertahan lama.
Ingatan ini diperkirakan melibatkan perubahan struktural atau fungsional yang relatif permanen
antara neuron-neuron yang sudah ada.
Korda spinalis memiliki dua fungsi vital. Pertama, bagian ini berfungsi sebagai penghubung
saraf antara otak dan sistem saraf perifer. Semua komunikasi ke atas dan ke bawah korda spinalis
terletak di jaras-jaras (traktus) asendens dan desendens yang berbatas tegas dan independen pada
substansia alba korda spinalis. Kedua, korda merupakan pusat integrasi untuk refleks spinal,
termasuk sebagian refleks protektif dan postural serta refleks-refleks yang berkaitan dengan
pengosongan organ-organ panggul. Komponen lengkung refleks dasar adalah reseptor, jalur aferen,
pusat integrasi, jalur eferen, dan efektor. Substansia grisea yang terletak di tengah korda spinalis
mengandung antarneuron-antarneuron yang terletak antara masukan aferen dan keluaran eferen
serta badan sel neuron eferen. Serat aferen dan eferen, yang masing-masing membawa sinyal ke
dan dari korda spinalis, menyatu menjadi saraf spinalis. Saraf-saraf ini melekat ke korda spinalis
berpasangan di sepanjang korda. Saraf-saraf tersebut mempersarafi daerah-daerah tertentu di
tubuh.
Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis
disebut juga otot tak sadar.
1. Sistem simpatis
Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral.. Terletak
di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-
serabut saraf.
Fungsinya :
2. Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah
a. Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan kelenjar-kelenjar
dalam mukosa rongga hidung
d. Mempersarafi parotis
e. Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas, lien, hepar
dan kelenjar suprarenalis
f. Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
C. Fisiologi reseptor
Suatu orgnisme akan menerima rangsang baik dari dalam maupun dari luar. Sensor tersebut
akan diterima oleh reseptor lain dan akan ditanggapi oleh fektor.
Reseptor
a. Struktur
b. Jenis rangsang
1) Kemoreseptor
2) Termoreseptor
3) Mekanoreseptor
4) Fotoreseptor
5) Magnetoreseptor
6) Elektroreseptor
c. Lokasi Rangsang
1) Interoreseptor
2) Eksteroreseptor
Efektor
Efektor merupakan alat penghasil tanggapan, yang terlihat berupa gerakan tubuh, dan yang
tidak terlihat berupa sekresi hormon, yang dihaslkan tergantung jenis rangsang dan jenis efektor.
Proses tanggapan terdiri dari tanggapan perubahan gerak, tanggapan perubhan warna, dan
tanggapan pelepasan arus listrik.
Otot bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerak. Ada dua macam gerak yang
terjadi yaitu antagonis dan sinergis.
Pasangan otot yang melakukan gerak berlawanan terhadap otot yang sedang melakukan
kontraksi disebut otot antagonis.
Pasangan otot yang kerjanya saling menunjang disebut otot sinergis.
1. Ekstensi x Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan tangan/kaki. Contohnya : saat kita berdiri kaki dalam
posisi lurus
Fleksi adalah gerak membengkokkan. Contohnya : saat jongkok kaki dalam posisi
menekuk.
Jadi Ekstensi dan Fleksi saling berlawanan. Untuk lebih jelas lihat gambar berikut
2. Supinasi x Pronasi
3. Abduksi x Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan. Contoh: gerak tangan sejajar bahu disebut
abduksi .
Adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh: sikap sempurna.
jadi Abduksi dan Adduksi saling berlawanan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
ini
4. Depresi x Elevasi
Itulah jenis-jen
Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang
meliputi peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan
fisik anak perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi
pertanda ada sesuatu pada diri anak. Umumnya orangtua diberikan catatan untuk mendata
pertumbuhan anaknya dan lembaran ini telah disediakan oleh dokter atau rumah sakit tempat
melakukan konsultasi. Khusus untuk berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala dapat
dipantau pertumbuhannya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS tersebut dapat dibawa
pulang karenanya setiap konsultasi hendaknya selalu dibawa.
Pada usia 3-6 tahun, seorang anak tumbuh dengan cepat, namun tidak secepat masa
sebelumnya. Pada usia 3 tahun, tubuh, tangan dan kaki si anak akan tumbuh semakin
panjang. Kepala masih relatif besar, akan tetapi bagian tubuh lainnya terus berusaha
menyusul seiring dengan semakin miripnya bagian anggota tubuhnya dengan tubuh orang
dewasa. Umumnya tubuh anak laki-laki lebih tinggi dan lebih berat serta memiliki banyak
otot pada setiap kilogram berat tubuhnya. Sedangkan anak perempuan memiliki jaringan
lemak lebih banyak. Baik anak laki-laki maupun perempuan biasanya tumbuh sekitar 5-7,5
sentimeter per tahun sepanjang usia balita dan mendapatkan 2-3 kg per tahun. Berat dan
tinggi anak laki-laki akan tetap seperti itu sampai pertumbuhannya menyentuh masa pubertas.
Perkembangan otot dan tulang, membuat anak-anak semakin kuat. Berbagai perubahan ini,
yang dikoordinasi oleh kematangan otak dan sistrem saraf, menghasilkan perkembangan
berbagai keterampilan motorik pada anak. Perkembangan motorik adalah perkembangan
saraf motorik kasar dan halus anak.
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi
antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota
tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus
adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil
dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, dan sebagainya.
Anak yang terampil dan menguasai gerakan motoriknya, umumnya memiliki fisik yang sehat
lantaran banyak bergerak. Keterampilan motorik tersebut tentunya memengaruhi kemandirian
dan rasa percaya diri anak dalam mengerjakan sesuatu, karena ia sadar akan kemampuan
fisiknya. Pada usia balita ini terjadi kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar,
seperti berlari, melompat yang melibatkan penggunaan otot besar. Hal ini didukung dengan
perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks yang memunginkan koordinasi yang
lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang
dan otot mereka semakin besar sehingga memungkinkan mereka untuk berlari, melompat dan
memanjat lebih cepat, lebih jauh dan lebih baik. Seiring dengan pengembangan kedua
keterampilan tersebut, anak balita terus menggabungkan berbagai kemampuan yang telah
mereka miliki dengan yang baru mereka dapatkan, untuk menghasilkan kemampuan yang
lebih kompleks.
Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan
usianya:
a. sangat aktif, mampu meniru, mengikuti dan menikmati berbagai gerakan yang dicontohkan
b. mampu mengontrol gerakan dan memberikan respon bila diberi petunjuk orang dewasa.
Seperti berhenti, memulai, atau berputar yang lebih efektif
c. naik turun tangga dengan langkah kaki yang saling bergantian
a. mampu melakukan gerakan dengan konstan dan waktu istirahat yang pendek
b. mampu mengikuti permainan fisik yang bersifat sosial
c. mampu menaik sepeda roda tiga
d. berjalan di garis lurus ke depan atau ke belakang
e. lompat ditempat dengan 1 kaki
f. berjalan di atas papan keseimbangan
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal
mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat
dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan
rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan,
persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si
kecil.
a. melipat
b. menggunting sesuai pola
c. menyusun mainan konstruksi bangunan
d. mewarnai lebih rapi tidak keluar garis
e. meniru tulisan
1. Bagian Anterior
Pada bagian anterior, terdapat otot prevertebralis cervical dan otot hyoid.
a. Otot Prevertebralis Cervical
Otot prevertebralis terdiri atas otot longus colli dan longus capitis, serta otot rectus
capitis anterior dan otot rectus capitis lateralis. Otot longus colli dan longus capitis berjalan
vertikal ke atas di depan vertebra, longus colli berasal dari 3 thoracal bagian atas sampai pada
C1 (atlas) dan longus capitis berasal dari cervical bawah ke os occipital.
Otot rectus capitis berjalan secara oblique ke atas dari atlas ke tengkorak, rectus
capitis anterior berjalan kearah medial dan rectus capitis lateralis berjalan kearah lateral.
Kecuali otot longus colli, otot-otot tersebut di atas berperan dalam gerak fleksi kepala dan
leher ketika otot-otot sisi kiri dan sisi kanan bekerja bersama-sama. Pada aksi yang terpisah,
otot-otot tersebut berfungsi dalam gerak fleksi kepala dan leher ke arah lateral atau rotasi
pada sisi yang berlawanan. Otot longus colli hanya bekerja pada leher dan bekerja aktif pada
fleksi yang ditahan, lateral fleksi yang ditahan dan rotasi pada sisi yang sama. Otot ini juga
menstabilisasi leher selama batuk, bicara dan menelan.
b. Otot Hyoid
Otot ini di kenal juga sebagai otot yang berbentuk tali. Otot hyoid adalah otot-otot
bagian anterior yang kecil pada regio cervical. Otot ini terdiri atas otot suprahydois dan 4 otot
infrahyidois.
Otot Hyoid berperan di dalam gerak fleksi kepala dan leher. Otot tersebut merupakan
otot-otot utama dalam fase-fase menelan, tetapi berkontraksi pada fleksi cervical melawan
tahanan.
2. Bagian Posterior
Pada bagian posterior cervical terdapat otot splenius capitis dan cervicis, group otot
suboccipitalis, erector spine, serta otot semispinalis cervicis dan capitis.
a. Otot Splenius Capitis dan Cervicis
Kedua otot ini terdiri atas ikatan serabut paralel, berjalan keluar dan keatas dari
perlekatannya di bawah kearah sentral/medial sampai perlekatannya di atas lebih kearah
lateral. Otot splenius capitis jauh lebih besar daripada splenius cervicis.
Ketika sisi kiri dan kanan berkontraksi secara bersaman kedua otot tersebut berperan
dalam gerak ekstensi dan hyperekstensi kepala serta leher. Kedua otot ini juga membantu
menopang kepala dan postur tegak.
Jika satu sisi berkontraksi sendiri dapat menghasilkan fleksi kepala, lateral fleksi leher
dan juga rotasi leher pada sisi yang sama. Otot-otot ini dapat dipalpasi pada posterior leher
tepatnya dibagian lateral dari upper trapezius dan bagian posterior dari sternocleidomastoid di
atas levator scapula. Otot ini khususnya berkontraksi jika kepala ekstensi melawan tahanan
dalam posisi tengkurap dan kedua shoulder rileks. Tetapi hal ini sulit di identifikasi.
3. Bagian Lateral
Pada bagian lateral cervical, terdiri atas otot scalenus anterior, posterior dan medius,
serta otot sternocleidomastoid.
b. Otot Sternocleidomastoid
Otot ini terdiri dari 2 caput, satu caput dari puncak sternum dan satu caput lainnya dari
puncak clavicula sekitar dua inchi ke lateral dari costa satu. Kedua caput otot ini menyatu dan
melekat pada tulang tengkorak tepat dibawah dan dibelakang telinga.
Aksi otot pada kedua sisi secara bersamaan akan menghasilkan fleksi kepala dan leher.
Aksi otot pada satu sisi akan menghasilkan fleki kepala dan lateral fleksi leher, juga
menghasilkan rotasi pada sisi yang berlawanan. Otot ini mudah dipalpasi pada sisi leher tepat
dibawah telinga ke depan leher pada salah satu sisi dari sternoclavicular joint.
BAB III
PATOLOGI
Nyeri tengkuk adalah suatu gangguan/kelainan yang ditandai dengan adanya rasa
nyeri pada daerah leher yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab seperti trauma,
ketegangan kronis pada otot dan tendon daerah tengkuk, penyakit degeneratif dan radang,
faktor psikososial, kelainan kongenital atau karena faktor resiko kerja. Nyeri tengkuk bisa
disebabkan karena adanya kerusakan pada struktur tulang, otot ataupun pada faset joint.
Nyeri tengkuk yang disebabkan oleh deviasi postur pada cervical spine. Kondisi ini
disebabkan oleh aktivitas kegiatan sehari-hari yang banyak melibatkan postural cervical.
Spondilosis diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya
sistem metabolik atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulang-ulang .
Akibatnya terjadi kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis. Elastisitasnya menurun
diikuti berkurangnya cairan sendi dan penurunan sistem difusi di Cartilago akan mengalami
kerusakan yang pada akhirnya akan berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang
berakibat mikro trauma pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi
jaringan tulang baru yang akan berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang yang
pada akhirnya membentuk osteofit.
Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron.
Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Tahukah kamu contoh dari rangsangan?
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya
gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah
sebagai berikut.
Impuls => Reseptor/indra => Saraf Sensorik => Otak => Saraf Motorik => Efektor/Otot
Contohnya dapat kamu pahami pada uraian berikut. Ani melihat sekuntum bunga yang sangat
indah. Rangsangan berupa penglihatan tersebut diterima oleh reseptor yaitu mata, kemudian
rangsangan akan diterima oleh sel saraf sensori.
Impuls
Kemudian sel saraf sensori akan membawa rangsangan ke sel saraf penghubung dalam
sumsum tulang belakang lalu diteruskan ke otak.
Impuls akan diolah di dalam otak sehingga Ani bisa memutuskan apa yang akan dia lakukan.
Hasil olahan impuls dibawa oleh sel saraf motorik ke efektor, misalnya tangan.
Karena Ani tertarik dengan bunga yang indah, maka terjadi gerakan tangan (efektor)
mengambil bunga sebagai respons dari rangsangan yang ditangkap oleh matanya.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati
otak. Bagannya sebagai berikut.
Impuls => Reseptor/Indra => Saraf Sensorik => Sumsum Tulang Belakang => Saraf Motorik
=> Efektor/Otot
Tahukah kamu contoh dari gerak refleks? Apakah kamu pernah melakukan gerak refleks?
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.
☯ Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
☯ Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke
mata.
Gerak sadar adalah gerakan yang terjadi karena proses yang disadari. Impuls pada
gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan,
dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Skema gerak
sadar adalah sebagai berikut:
Gerak refleks merupakan gerakan yang terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan.
Rangkaian (jalur) saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung
refleks, yaitu terdiri dari 5 komponen dasar: (1) reseptor, (2) jalur aferen sensorik, (3) pusat
pengintegrasi, (4) jalur aferen motorik, (5) efektor. Respon merespon stimulus yang
merupakan suatu perubahan atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon
stimulus, reseptor mengubah energi stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial
reseptor yang berbentuk potensial bertingkat. Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke
pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses
refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat
diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat
suatu keputusan tentan respon yang sesuai. Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan
melalui lintasan eferen ke efektor (suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang
diinginkan. Berikut adalah macam-macam gerak refleks berdasarkan pengklasifikasiannya,
antara lain:
a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).
Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu tanpa dipelajari,
seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari berbuat dan
belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan
hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar.
b. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.
Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
1. Refleks Kranial: refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang
diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh:
refleks mengedipkan mata.
2. Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua
komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen
berada dalam sumsum tulang belakang.
c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya.
Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks
regangan pada patela yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara neuron aferen yang
berasal dari reseptor regangan dalam otot kerangka, yang bersinapsis dengan
neuron eferen untuk otot rangka yang sama. Contoh salah satu gerak refleks
monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.
Mekanisme Gerak Refleks Monosinaptik dapat diskemakan sebagai berikut:
Refleks menarik diri dapat dijelaskan sebagai berikut: Stimulus panas yang mengenai jari, oleh
reseptor panas akan diubah menjadi potensial aksi yang akan dirambatkan melalui saraf
aferen masuk ke sumsum tulang belakang. Saraf aferen bersinapsis dengan beberapa
interneuron dan akan terjadi rangkaian peristiwa, sebagai berikut ini:
2) Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus interneuron lain, yang pada gilirannya
menghambat neuron eferen yang menginervasi biseps, sehingga biseps tidak berkontraksi.
Biseps adalah otot-otot pada lengan atas yang menggerakkan lengan bawah sehingga siku
lebih menekuk (menutup). Jika triseps sedang berkontaksi membuka lengan bawah, ini akan
diimbangi oleh relaksasi dari biseps. Tipe hubungan saraf yang melibatkan stimulasi saraf
yang menginervasi satu otot dan secara bersama-sama melakukan penghambatan pada otot
antagonisnya diketahui sebagai inervasi resiprokal.
3) Potensial aksi juga stimulus interneuron yang lain lagi yang membawa sinyal ke atas ke otak
melalui jalur naik. Pada impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang
bersangkutan merasa sakit dan menyadari apa yang sedang terjadi. Juga bila impuls mencapai
otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir
tentang situasi yang terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang
sama, dsb.