You are on page 1of 8

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hydrophoneadalah perangkat elektronika yang digunakan untuk menangkap
bunyi di bawah air. Bunyi yang dihasilkan berbentuk gelombang suara kemudian diubah
menjadi sinyal audio yang diterjemahkan dalam bentuk data yang terukur. Komponen
utama dari hydrophoneini adalah piezoelektrik yang berfungsi sebagai pengubah
gelombang suara menjadi sinyal audio. Proses pendeteksian bawah air secara umum
dimulai dengan speaker yang memancarkan sinyal suara. Lalu sinyal suara tersebut
mengenai obyek yang diteliti dan dipantulkan oleh obyek tersebut, selanjutnya sinyal
pantulan akan diterima oleh hidrofon. (Yuwono et al. 2012).
Hidrofon merupakan mikrofon bawah air yang dapat menangkap sinyal akustik,
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik dan digunakan dalam sistem akustik
pasif. Pengukuran sinyal suara yang biasanya diinginkan dapat dilakukan dengan
mengukur signal to noise ratio (SNR), yaitu rasio antara level sinyal sinyal suara yang
diterima terhadap level kebisingan latar. Alat yang dapat membantu dalam pengukuran
polusi suara bawa air dengan metode akustik dapat dilakukan dengan mengunakan
Hydrophone. (Lubis et al. 2016).
Hydrophone adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengukur tingkat
kebisingan di suatu wilayah perairan dengan mengumpulkan atau merekam frekuensi
suara. Alat ini merupakan alat pasif sehingga setelah di seting untuk merekam data
diperairan maka posisi dari hydrophone harus benar-benar aman dari gangguan aliran
dasar perairan ataupun berhungan dengan substrat sehingga dalam perekaman suara
tidak terganggu oleh suara yang dihasilkan dari pergerakan Hydrophone
tersebut(Yuwono et al. 2012).
Bioakustik menggunakan instrumen pasif yang biasa disebut sebagai hidrofon,
yang berfungsi untuk mendengarkan suara yang datang dari dalam air yang menjadi
sinyal listrik, dan kemudian dapat diamplifikasi, dianalisis, atau diperdengarkan
diudara. Hidrofon ini biasanya berupa suatu lempengan piezo-electro ceramic.
menggunakan hydrophone dengan kebisingan yang rendah. Sensor ini mampu
melakukan pengukuran yang sangat jauh pada suara bawah air yang terdapat pada suatu
wilayah dengan tingkat kebisingan nol. Hydrophone memiliki sensitivitas linier untuk
suara bawah air selama rentang frekuensi (Lubis et al. 2016).
Sensor hydrophone menerima gelombang suara bawah air dan mengubahnya ke
sinyal listrik ketika hydrophone menyala oleh controller melalui jam. Sinyal disaring
dan diperbesar oleh filter dan amplifier. Gelombang suara akan merambat melalui laut
menuju target dan dikembalikan sebagai gema menuju sebuah hydrophone. Alat ini
akan mengubah suara menjadi listrik. Sistem sonar pasif berupa alat pendengaran
sederhana yang bergantung pada target (Pristanty et al. 2013).
Hydrophone adalah suatu alat yang dapat menangkap gelombang suara dibawah
air yang dipancarkan oleh suatu objek. Teknologi hydrophone sudah banyak
dikembangkan di negara maju untuk pengambilan contoh suara di bawah air, bahkan
terdapat hydrophone profesional yang di lengkapi dengan software untuk memisahkan
antara noise dengan suara yang dibutuhkan dengan kualitas tinggi dan harga yang
mahal(Arief et al.2013).
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Gelombang ini merupakan
bagian dari keseharian kita. Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil
perambatan energi. Komponen utama dari hydrophone yaitu piezoelektrik yang bekerja
dengan menangkap gelombang suara di dalam air, kemudian gelombang suara
dipancarkan melalui pengeras suara (Lubis et al. 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu sonar aktif dan sonar pasih
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja hydrofon
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari hydrofon

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui cra kerja
hydrofon dan mahasiswa dapat mengetahui apa itu sonar aktif dan sonar pasif macam-
macam alat sonar aktif dan sonar pasif
II. TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat 2 jenis sonar yaitu sonar aktif dan sonar pasif. Sonar pasif adalah alat
yang mencatat gelombang akustik yang dipancarkan oleh objek dari dalam air. Sonar
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menemukan objek di dalam
air dengan menggunakan gelombang akustik. hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
keuntungan dari karakteristik gelombang akustik dalam air. Bunyi atau suara dapat
merambat melalui udara/air dimana suara tidak dapat merambat melalui ruang hampa.
Gelombang bunyi ini dapat dimanfaatkan dalam bidang akustik (Firdaus, 2008).
Hydrophone adalah suatu alat yang dapat menangkap gelombang suara dibawah
air yang dipancarkan oleh suatu objek. Teknologi hydrophone sudah banyak
dikembangkan di negara maju untuk pengambilan contoh suara di bawah air, bahkan
terdapat hydrophone profesional yang di lengkapi dengan software untuk memisahkan
antara noise dengan suara yang dibutuhkan dengan kualitas tinggi dan harga yang
mahal(Arief et al.2013).
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Gelombang ini merupakan
bagian dari keseharian kita. Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil
perambatan energi. Komponen utama dari hydrophone yaitu piezoelektrik yang bekerja
dengan menangkap gelombang suara di dalam air, kemudian gelombang suara
dipancarkan melalui pengeras suara (Pristanty et al. 2013).
Untuk memperoleh informasi tentang objek-objek bawah air digunakan suatu
sistem sonar yang terdiri dari dua sistem yaitu active sonar system yang digunakan
untuk mendeteksi dan meneliti target-target bawah air dan passive sonar system yang
hanya digunakan untuk menerima suara-suara yang dihasilkan oleh objek-objek bawah
air. Salah satu alat yang digunakan dalam pendeteksian bawah air adalah fish finder.
Alat ini merupakan sebuah instrumentasi elektronika yang berfungsi untuk membantu
pendeteksian letak ikan secara pasti di laut (Firdaus, 2008).
Multibeam echosounder memiliki kemampuan dalam merekam amplitudo dari
gelombang suara yang kembali. Amplitudo yang kembali tersebut telah berkurang
karena interaksi dengan medium air laut dan sedimen dasar laut. Analisis terhadap
amplitudo dari gelombang suara yang kembali (backscatter) memungkinkan untuk
mengekstrak informasi mengenai struktur dan kekerasan dari dasar laut, yang digunakan
untuk identifikasi jenis sedimen dasar laut (Arief et al.2013).
Akustik (acoustics) adalah teori tentang gelombang suara dan perambatannya di
suatu medium. Akustik yang mediumnya adalah air dan jenis peralatan akustik adalah
Echosounder. Atau akustik kelautan adalah suatu teknologi pendeteksian bawah air
dengan menggunakan perangkat akustik (acoustic instrument), yang antara lain
Echosounder, Fishfinder, Sonar (Lubis et al. 2016).
Akustik adalah sebuah sistem pelacak yang dirancang untuk memungkinkan
para ilmuan dan nelayan untuk mengikuti ikan seperti lumba-lumba dan paus dalam
proses penelitian tanpa mengganggu atau menghambat pergerakan mereka. Sistem ini
memanfaatkan enam aliran terlindungi hydrophone yang dipasang di bagian bawah
kapal. Sinyal akustik yang menuju ke elemen piezo-listrik hydrophone ditransmisikan
ke perangkat display-receiver yang akan menentukan dan menampilkan hasil dari sinyal
yang dipancarkan dari kapal (Pristanty et al. 2013).
SONAR merupakan sebuah teknik/komponen yang mendasarkan kepada sifat-
sifat perambatan suara di air yang kebanyakan digunakan di lautan. Sonar didasarkan
pada kerja transducer, proses akustik dalam penerimaan sinyal, akustik sifat sifat laut,
bioakustik, perangkat computer, dan teknologi manusia. Sonar memiliki peralatan
penting yaitu ‘wet end’ dan ‘dry end’. Wet end merupakan komponen dari system sonar
yang dipasang di perairan. Sedangkan dry end merupakan komponen dari system sonar
yang dipasang pada platform. Ada dua jenis sonar yaitu sonar aktif dan sonar pasif.
Sonar aktif dapat mengirimkan sinyal listrik dan mengembalikannya dalam bentuk echo
dan mengidentifikasi apa saja yang akan diteliti. Sedangkan sonar pasif adalah sonar
yang hanya bisa mengirimkan sinyal listrik (Firdaus, 2008).
Prinsip kerja sonar yaitu dengan memancarkan gema kedalam perairan secara
horizontal, selanjutnya gema ini terpantul kembali setelah mengenai obyek berupa ikan
atau obyek lain. Gema dipancarkan melalui tranducer, dan alat ini pula yang menerima
pancaran gema setelah mengenai obyek tertentu, pada sonar konstruksi tranducer lebih
rumit, dan dibuat sedemikian rupa sehingga tranducer bisa naik dan turun dari lambung
kapal. Teknologi yang semakin tinggi memungkinkan tranducer dibangun dari
rangkaian puluhan bahkan ratusan tranducer yang aktivitasnya bisa dikendalikan
arahnya oleh komputer (Lubis et al. 2016).
Multibeam Echosoundermerupakan salah satu alat yang digunakan dalamproses
pemeruman dalam suatu survei hidrografi. Pemeruman (sounding) sendiri adalah proses
dan aktivitas yang ditunjukan untuk memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan
(topografi) dasar perairan (seabed surface). Sedangkan survey hidrografi adalah proses
penggambaran dasar perairan tersebut, sejak pengukuran, pengolahan, hingga
visualisasinya (Yuwono et al. 2012).
Suatu sistem akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan,
bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain.
Saat time base memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer,
maka segeralah transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari target segera
diterima bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi sinyal listrik. Kekuatan
echo ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk echogram untuk dianalisa lebih
lanjut (Lubis et al. 2016).
Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara
perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh
sumber bunyi yang mengalami getaran. Metode akustik merupakan metode yang
menggunakan gelombang suara dan perambatannva untuk mendeteksi obvek atau target
dalam suatu medium. Metode akustik ini dapat memberikan informasi yang detail
tentang densitas, distribusi kedalaman renang, ukuran panjang ikan dan variasi migrasi
diurnal (Pristanty et al. 2013).
akustik" mengacu pada gelombang suara yang bergerak dalam berbagai media.
Gelombang akustik datang dalam dua jenis: longitudinal atau kompresi dan transversal
atau bergeser. Di dalam air, hanya hanya gelombang longitudinal atau kompresi saja
yang didukung karena air memiliki kekuatan bergeser yang lemah. Akustik kelautan
merupakan ilmu yang mempelajari gelombang suara dan perambatannya dalam suatu
medium, dalam hal ini mediumnya adalah air laut (Arief et al.2013).
dalam akustik, proses pembentukan gelombang suara dan sifat-sifat
perambatannya serta proses-proses selanjutnya dibatasi oleh air. Untuk memperoleh
informasi tentang objek-objek bawah air digunakan suatu sistem sonar yang terdiri dari
dua sistem yaitu active sonar system yang digunakan untuk mendeteksi dan meneliti
target-target bawah air dan passive sonar system yang hanya digunakan untuk menerima
suara-suara yang dihasilkan oleh objek-objek bawah air. Dalam perambatannya, akustik
mengenal adanya transmission loss akibat adanya absorpsi dari medium, adanya
kehilangan akibat penyebaran (spreading) di dalam medium air, impedansi akustik yang
mempengaruhi nilai backscattering strength, ukuran butir dan sifat-sifat sedimen
terhadap sifat-sifat akustik (Yuwono et al. 2012).
teknologi akustik bawah air merupakan metode yang sangat efektif dan berguna
untuk eksploitasi kelautan perikanan. Teknologi akustik ini terdiri dari pengukuran,
analisis, dan interpretasi karakteristik sigma refleksi atau scattering dari objek yang
dikenai. metode akustik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: berkecapatan tinggi,
estimasi stok ikan secara langsung, memungkinkan memperoleh dan memproses data
secara real time, akurasi ketepatan tinggi, tidak merusak karena frekuensi yang
digunakan tidak membehayakan si pemakai alat ataupun target (Arief et al.2013).
echosounder telah digunakan untuk penelitian di bidang perikanan lebih dari
tujuh puluh tahun. Echosounder menggunakan gelombang akustik aktif (mengirim dan
menerima sinyal) dan dapat digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi jumlah
biomassa ikan di laut. Untuk kepentingan perikanan, penggunaan echosounder sangat
efisien. Hal ini karena instrumen ini mampu mendeteksi ikan dan dasar laut secara
bersamaan. Metode akustik yang efektif dan menjajikan adalah scientifiec echosounder.
Scientifiec echosounder mampu mengukur dengan mudah sinyal pantulan (echoes) yang
berasal dari ikan dan dasar laut. Teori dari bottom scattering telah dikembangkan untuk
melihat performance dari scientifiec echosounder (Firdaus, 2008).
. Teknologi hydrophone sudah banyak dikembangkan di negara maju untuk
pengambilan contoh suara di bawah air, bahkan terdapat hydrophone profesional yang
di lengkapi dengan software untuk memisahkan antara noise dengan suara yang
dibutuhkan dengan kualitas tinggi dan harga yang mahal. USA yang mengembangkan
penelitian terhadap cetacean dan memproduksi hydrophone dengan teknologi tinggi
serta harga yang sepadan dengan kualitas alat. Komponen utama dari hydrophone
yaitu piezoelektrik yang bekerja dengan menangkap gelombang suara (Yuwono et al.
2012).
Hydrophone merupakan suatu alat yang digunakan untuk menangkap suara ikan
yang berada di laut. Perangkat ini akan menangkap gelombang yang dikeluarkan oleh
kawanan ikan yang bergerak. Melalui alat ini diharapkan dapat Republik Indonesia
dengan luas wilayah dua pertiganya merupakan laut, dengan sumber daya perikanan laut
di seluruh perairan Indonesia. Hydrophone merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menangkap suara ikan yang berada di laut. Perangkat ini akan menangkap gelombang
yang dikeluarkan oleh kawanan ikan yang bergerak (Lubis et al. 2016).

III. METEDOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
No Alat dan bahan fungsi
1 Leptop Perangkat yang mengkat yangmengelola
software
2 Software yang digunkan
3 mouse Membantu mengerakan kursor

3.3 Cara Kerja


Semua lat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan dan dipastikan semua alat dan bahan
dalam keadaan baik

Ikan dimasukan kedalam aquarium, kemudian dilakukan perekaman dengan


menggunakan hidrophonr sederhana

Perekaman dilakukan setiap 5 jam dengan perkiraan waktu 10 menit sebelum makan,
saat makan dan setelah makan

perekaman dilakukan dengan menggunakn perangkat lunak sound recorder

Data perekaman yang dapat merupakan data audio dengan format file extension *.wav

Data audio adalah denganmenggunkan wavelab untuk mendapatkan display data dalam
bentuk grafik frekuensi suara (dapat dilihat pada analisa data)
DAFTAR PUSTAKA

Arief M, Maryani H, Wikanti A dan Ety P. 2013. Pengembangan pendugaan metode


kedalaman perairan. Jurnal Oseana Vol. 2(1) :1-3.

Firdaus H. 2008. Sistem visualisasi profil dasar laut dengan menggunakan echosounder
[Skripsi]. Depok : Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Kautsar MA, Bandi S, Hani’ah. 2013. Aplikasi echosounder HI-TARGET HD 370


untuk pemeruman di perairan dangkal. Jurnal geodesi undip Vol. 2 (4) : 223 dan
230.

Lubis MZ, Sri P, Pratiwi DW. 2016. Akustik pasif untuk penerapan di bidang perikanan
dan ilmu kelautan. jurnal oseana Vol. 12 (2) : 41-45.

Pristanty M, Wirawan, Endang W. 2013. Pengukuran sinyal akustik untuk mendeteksi


sumber noise menggunakan metode beamforming. Jurnal Teknik POMITS. Vol
1 (1) : 1.

Yuwono NP, Dhany A, Endang W. 2012. Analisa perambatan suara di bawah air
sebagai fungsi kadar garam dan suhu pada akuarium Anechoic. Jurnal taknik
POMITS. Vol 1 (1) : 1-2.

You might also like