You are on page 1of 15

1.

KOSEP TEORI
a. Anatomi Fisiologi

Sumber ilper wordpress.com

Sistem Perkrmihan Terdiri Dari :


1). Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti kacang.
Terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup atas
ginjal kanan terletak setinggi kosta 12, sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak
setinggi kosta 11. Setiap ginjal pada orang dewasa memiliki panjang 12 sampai 13
cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120 sampai 150 gram. Ginjal diliputi oleh
suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat, terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian
eksternal yang disebut Korteks, dan bagian internal disebut Medula.
Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena
renalis, saraf dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus,
ureter. Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan
vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah
yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.
Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula,
Korteks, Piramid medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal,
ansa Henle, distal), kaliks (minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter. Penyakit
ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur ginjal, yaitu adanya
perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm.
2). Ureter
Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri
atas otot polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini
menghubungkan setiap ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai
pipa untuk menyalurkan urin ke kandung kemih.
3). Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar dindingnya
terdiri dari otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat mengempis, terletak
dibelakang simfisis pubis. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk
mengosongkan kandung kemih pada saat BAK. Organ ini berfungsi sebagai
wadah sementara untuk menampung urin dan mendorong kemih keluar tubuh
dibantu oleh uretra.
4). Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung
kemih sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada laki-
laki sekitar 8 inci.
5). Meatus urinarius (Muara uretra)
Fisiologi sistem perkemihan
Ginjal berfungsi sebagai organ ekskresi yang utama dari tubuh. Fungsi
utama ginjal mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas
normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi
glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari
dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan
vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah
yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.
Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah
mengalir lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi
terjadi. Air, elektrolit dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul
besar (protein, sel darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam
aliran darah. Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan
memasuki tubulus, cairan ini disebut “filtrat”. Di dalam tubulus ini sebagian
substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi
disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus.
Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan
kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang
terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke dalam
kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung
kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra
Fungsi Utama Ginjal Adalah :
Fungsi Ekskresi
a) Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah
ekskresi air.
b) Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
c) Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan
membentuk kembali HCO3.
d) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam
urat dan kreatinin)
Fungsi Non Ekskresi
a) Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
b) Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang.
c) Metabolisme vitamin D.
d) Degradasi insulin.
e) Menghasilkan prostaglandin.

b. Definisi
Kanker (karsinoma) kandung kemih adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ kandung kemih. Bladder
adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari
ginjal. Jika bladder telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
(Manjoer,Arif,2009)
Carcinoma bladder adalah tumor yang didapatkan pada bladder atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus. (Sudoyo,W Aru,2014)
Klasifikasi Kanker :
Tahap 0 : sel-sel kanker ditemukan hanya di atas lapisan dari kandung kemih.
Tahap I : sel-sel kanker telah pengkembang untuk lapisan luar lapisan kadung kemih
tetapi tidak untuk otot-otot kandung kemih.
Tahap II : sel-sel kanker telah pengkembang untuk otot-otot di dinding kandung
kemih tetapi tidak untuk jaringan lemak yang mengelilingi kandung
kemih.
Tahap III : sel-sel kanker telah pengkembang untuk jaringan lemak sekitar kandung
kemih dan kelenjar prostat, vagina atau rahim, tetapi tidak untuk kelenjar
getah bening atau organ lainnya.
Tahap IV : sel-sel kanker telah pengkembang pada nodus limfa, dinding panggul
atau perut, dan organ lainnya.
Berulang : kanker telah terulang di kandung kemih atau di dekat organ lain setelah
yang telah diobati.

c. Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1) Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan
pertambahan usia.
2) Merokok,merupakan faktor resiko utama.
3) Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-
bahan karsinogenik(penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia,
kulit.
4) Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
5) Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat
pada orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
6) Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.

d. Tanda dan gejala


1) Kencing campur darah yang intermitten
2) Merasa panas waktu kencing
3) Merasa ingin kencing
4) Sering kencing terutama malam hari pada fase selanjutnya sukar kencing
5) Nyeri spurabik
6) Panas badan dan merasa lemas
7) Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8) Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis

Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung


kemih (sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut
dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya
tidak menghilang.

e. Epidemiologi

Kanker kandung kemih merupakan keganasan paling sering ke-7 pada


pria dan ke-17 pada wanita. Kanker ini tiga kali lipat lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita. Median usia saat didiagnosis kanker ini adalah 65
tahun. Oleh karena itu, rata-rata pasien kanker kandung kemih juga memiliki
penyakit penyerta, seperti diabetes melitus (kencing manis), hipertensi (tekanan
darah tinggi), dan sebagainya. Kanker kandung kemih jarang ditemukan pada
orang yang berusia kurang dari 40 tahun. Angka kejadian setiap tahunnya di
seluruh dunia adalah 9 per 100.000 orang untuk laki-laki dan 2 per 100.000 orang
untuk perempuan. Sementara di Indonesia, angka kejadian ini belum diketahui
dengan pasti, tetapi diperkirakan mencapai 5,8 per 100.000 penduduk setiap
tahunnya. Angka kematian akibat kanker kandung kemih di seluruh dunia adalah
3,2 per 100.000 orang setiap tahun, dengan perbandingan pria dan wanita adalah
3:1 per 100.000 orang. Di Indonesia, angka kematian akibat kanker kandung
kemih mencapai 3,1 per 100.000 orang setiap tahunnya.

f. Patofiologi

Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan
angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang
semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal
bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya
masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin
terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA
& RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel
somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan
gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker.
Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya
terjadi kanker pada kandung kemih.
g. Pemeriksaan Penunjang
a) Labolatorium
 HB menurun oleh kehilangan darah, infeksi, uremia, gross atau
micros hematuria
 Lukotosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri
dalam urine
 Lymphonea
b) Radiology
 Excetory urogram normal, tapi mungkin dapat menunjukkan
tumornya
 Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
 Fracnionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding kandung
kemih/ bladder
 Angiography untuk mengetahui adanya metatase lewat pembuluh
darah
c) Cytoscopy dan biopcy
 Cytoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
 Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin

d) Cytologi
 Pengecatan sieman/ papaniecelao pada sediment terdapat transionil
sel dari pada tumor
h. Penatalaksanaan
a) Operasi
 Reseksi transulethral untuk single/ multipe papiloma
 Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II- low grade
 Total cystotomy dengan pengangkatan dan urinary diversion untuk
transmulethral sel tumor pada grade 2 atau lebih dan Aquamosa cal Ca
pada stage B-cC
b) Radioteraphy
 Diberikan pada tumor yang radiosenitive seperti undifferentianted
pada grade III-IV dan stage B2-C
 Radiasi diberikan sebelum operasi 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.
Penederita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval cystoscopy,
foto thoraks IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan
operasi. Post op radiasi tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.
c) Chemoteraphy

Definisi
Kemotherapi merupakan bagian dari terapi multimodal tumor ganas
disamping operasi, terapi penyinaran (radioterapi, dan terapi hormonal
(Lewis, 2008).

Tujuan Kemoterapi
Tujuan pemberian kemotherapi adalah sebagai berikut :
 Mencapai kesembuhan.
 Memperpanjang masa bebas penyakit.
 Memperpanjang lama hidup.
 Memperbaiki kualitas hidup (Smeltzer, dan Bare, 2010).
Berdasarkan tujuan pemberian kemoterapi tersebut, maka harapan dari
pemberian kemoterapi adalah untuk mencapai kesembuhan,
memperpanjang masa bebas penyakit, memperpanjang hidup yang lebih
lama, dan memperbaiki kualitas hidup.

Indikasi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai adjuvant, neoadjuvant tetapi
secara umum kemoterapi diberikan bila ukuran tumor besar (T2 dan T3), ada
metastase (Smeltzer, dan Bare, 2010).

Efek Samping
Efek samping kemoterapi adalah reaksi alergi, ekstravasasi obat,
mual, muntah, dehidrasi, stomatitis, anemi, leukopeni, dan trombositEfek
samping yang paling berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang
menyebabkan leukopenia (menurunnya jumlah leukosit atau darah putih),
trombositopenia (kadar trombosit darah kurang), dan anemia (kekurangan
butir darah merah). Leukopenia menyebabkan penderita mudah terkena
infeksi karena fungsi pertahanannya terganggu. Trombositopenia
mengakibatkan mudah terjadi perdarahan dan anemia berarti jaringan
kekurangan oksigen (Lewis 2008).
Kemoterapi sangat berhubungan terhadap status gizi penderita Pada
penderita yang telah mengalami kaklekvia responnya sangat jelek. Obat ini
dapat menghambat nafsu makan penderita melalui kemoreseptor rada otak
sehingga menimbulkananoreksia. Kemoterapi juga dapat bersifat racun bagi
hati, menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit, dan racun bagi ginjal
(Lewis, 2008).

Dampak kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang dimaksudkan untuk
menghambat pembelahan sel kanker sehingga pertumbuhannya dihambat dan
akhirnya dibinasakan, meskipun demikian, hal ini juga akan berakibat pada
sel-sel normal yangsedang mengalami pembelahan, seperti pada sumsum
tulang yang memproduksi sel-sel darah dan sel-sel dinding saluran
pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, obat ini akan memberikan efek
samping berupa kurang darah dan berbagai gangguan saluran pencemaan
(Smeltzer, dan Bare, 2010).

Obat-obat anti kanker


 Citral, 5 furuoro urasil
 Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA. Chemoterapy merupakan
paliatif 5- Fluororacil (5-FU) dan Doxurubicin (Andriamicyn) merupakan
bahan yang paling sering dipakai. Tiotepa dapat dimasukkan kedalam bladder
sebgai pengobatan topical. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12
jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan selama 2 jam di
bladder.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1) Identitas Pasien.
2) Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan
pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh
terutama dipinggang.
b) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa
nyeri sera sulit BAB.
c) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota
keluarga yang menjadi faktor resiko.
e) Riwayat psikososial dan spiritual.
f) Kondisi lingkungan rumah.
g) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat,
minuman keras).
3) Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b) Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c) Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d) Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e) Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f) Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
h) Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i) Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi
j) Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).
2) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi kandung
kemih.
3) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
4) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

c. Intervensi dan rasional


1) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).
Ø Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri pasien
terkontrol.
Dengan kriteria hasil:
- Skala nyeri berkurang sampai hilang.
- Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri.
Ø Intervensi:
a) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas R : Memberikan
informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
b) therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien
dan keluarga tentang cara menghadapinya, R :Untuk mengetahui terapi
yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi
c) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan musik atau nonton T, R :Untuk meningkatkan
kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
d) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutic, R :
Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan
stress dan ansietas
e) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu, R :Untuk mengetahui
efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana
klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien
akan obat-obatan anti nyeri

2) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi.


Ø Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pola
eliminasi urine kembali normal. Dengan kriteria hasil : ada nyeri saat
BAK.
Ø Intervensi :
a) Observasi output dan intake cairan selama 24 jam, R : Untuk mengetahui
tingkat keparahan obstruksi yang terjadi agar dapat di jadikan acuan
dalam melakukan indakan keperawatan selanjutnya
b) Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat. R : Agar
dpa memperlunak sehubungan dengan obstruksi yang terjadiJ
c) elaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung kemih
menyebabkan iritasi kandung kemih sehingga terjadi urgensi., R :
Mengurangi tingka kecemasan keluarga dan memnambah pengetahuan
tentang kanker kndung kemih pada keluarga
d) Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik, R : Untuk
mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi kandung
kemih yang tidak stabil
.
3) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
Ø Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien adekuat.Dengan kriteria hasil :
- Porsi makan pasien habis.
- Pasien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak
ada tanda malnutrisi.
Ø Intervensi:
a) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.,R :Memberikan informasi tentang status gizi klien.
b) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan
berat badan, R : Memberikan informasi tentang penambahan dan
penurunan berat badan klien
c) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan
intake cairan yang adekuat, R :Kalori merupakan sumber energi
d) faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan
yang terlalu manis, berlemak dan pedas, R : Mencegah mual muntah,
distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan
ansietas
e) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama
teman atau keluarga, R :Agar klien merasa seperti berada dirumah
sendiri
f) Berikan pengobatan sesuai indikasi ( Tindakan Kolaborasi) R
:Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan
meningkatkan status kesehatan klien

4) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan


kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan
tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik
Ø Tujuan :
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya, Rileks dan dapat melihat
dirinya secara obyektif. koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan
Ø Intervensi :
a) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat, R :Pemberian
informasi dapat membantu klien dalam memahami proses
penyakitnya
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah,
takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi
yang sesuai, R :Dapat menurunkan kecemasan klien
c) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien
mempersiapkan diri dalam pengobatan, R :Membantu klien dalam
memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
d) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, R : Memberikan
kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat
e) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan
wajar, R :Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa
dia benar-benar ditolong

d. Evaluasi
Menurut Asmadi (2008) evaluasi yaitu :
Evaluasi merupakan tahap akhir dari prosesyang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien
bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk
kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang. Secara umum,
evaluasi ditunjukkan untuk :
a) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapi atau belum tercapai.
c) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif
ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni
subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (pembangdingan data dengan teori) dan perencanaan.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan seetelah semua aktivitas
proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai
dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode
yang dapat digunakan pada jenis evaluasi ini adalah melakukan wawancara
pada akhir layanan, menanyakan respons klien dan keluarga terkait layanan
keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan.
a) Tujuan Tercapai
Bila klien menunjukkan perubahan prilaku dan perkembangan kesehatan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
b) Tujuan Tercapai Sebagian
Bila klien menunjukkan perubahan dan perkembangan kesehatan hanya
sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang tetap ditetapkan.
c) Tujuan Tidak Tercapai
Bila klien menunjukkan sedikit perubahan perilaku dan perkembangan
kesehatan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah
baru.
3. DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI
1982. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-CA-Kandung-Kemih
http://www.slideshare.net

You might also like