Professional Documents
Culture Documents
KOSEP TEORI
a. Anatomi Fisiologi
b. Definisi
Kanker (karsinoma) kandung kemih adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ kandung kemih. Bladder
adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari
ginjal. Jika bladder telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
(Manjoer,Arif,2009)
Carcinoma bladder adalah tumor yang didapatkan pada bladder atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus. (Sudoyo,W Aru,2014)
Klasifikasi Kanker :
Tahap 0 : sel-sel kanker ditemukan hanya di atas lapisan dari kandung kemih.
Tahap I : sel-sel kanker telah pengkembang untuk lapisan luar lapisan kadung kemih
tetapi tidak untuk otot-otot kandung kemih.
Tahap II : sel-sel kanker telah pengkembang untuk otot-otot di dinding kandung
kemih tetapi tidak untuk jaringan lemak yang mengelilingi kandung
kemih.
Tahap III : sel-sel kanker telah pengkembang untuk jaringan lemak sekitar kandung
kemih dan kelenjar prostat, vagina atau rahim, tetapi tidak untuk kelenjar
getah bening atau organ lainnya.
Tahap IV : sel-sel kanker telah pengkembang pada nodus limfa, dinding panggul
atau perut, dan organ lainnya.
Berulang : kanker telah terulang di kandung kemih atau di dekat organ lain setelah
yang telah diobati.
c. Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1) Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan
pertambahan usia.
2) Merokok,merupakan faktor resiko utama.
3) Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-
bahan karsinogenik(penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia,
kulit.
4) Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
5) Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat
pada orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
6) Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.
e. Epidemiologi
f. Patofiologi
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan
angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang
semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal
bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya
masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin
terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA
& RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel
somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan
gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker.
Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya
terjadi kanker pada kandung kemih.
g. Pemeriksaan Penunjang
a) Labolatorium
HB menurun oleh kehilangan darah, infeksi, uremia, gross atau
micros hematuria
Lukotosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri
dalam urine
Lymphonea
b) Radiology
Excetory urogram normal, tapi mungkin dapat menunjukkan
tumornya
Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
Fracnionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding kandung
kemih/ bladder
Angiography untuk mengetahui adanya metatase lewat pembuluh
darah
c) Cytoscopy dan biopcy
Cytoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
Biopsi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin
d) Cytologi
Pengecatan sieman/ papaniecelao pada sediment terdapat transionil
sel dari pada tumor
h. Penatalaksanaan
a) Operasi
Reseksi transulethral untuk single/ multipe papiloma
Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II- low grade
Total cystotomy dengan pengangkatan dan urinary diversion untuk
transmulethral sel tumor pada grade 2 atau lebih dan Aquamosa cal Ca
pada stage B-cC
b) Radioteraphy
Diberikan pada tumor yang radiosenitive seperti undifferentianted
pada grade III-IV dan stage B2-C
Radiasi diberikan sebelum operasi 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads.
Penederita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval cystoscopy,
foto thoraks IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan
operasi. Post op radiasi tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.
c) Chemoteraphy
Definisi
Kemotherapi merupakan bagian dari terapi multimodal tumor ganas
disamping operasi, terapi penyinaran (radioterapi, dan terapi hormonal
(Lewis, 2008).
Tujuan Kemoterapi
Tujuan pemberian kemotherapi adalah sebagai berikut :
Mencapai kesembuhan.
Memperpanjang masa bebas penyakit.
Memperpanjang lama hidup.
Memperbaiki kualitas hidup (Smeltzer, dan Bare, 2010).
Berdasarkan tujuan pemberian kemoterapi tersebut, maka harapan dari
pemberian kemoterapi adalah untuk mencapai kesembuhan,
memperpanjang masa bebas penyakit, memperpanjang hidup yang lebih
lama, dan memperbaiki kualitas hidup.
Indikasi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai adjuvant, neoadjuvant tetapi
secara umum kemoterapi diberikan bila ukuran tumor besar (T2 dan T3), ada
metastase (Smeltzer, dan Bare, 2010).
Efek Samping
Efek samping kemoterapi adalah reaksi alergi, ekstravasasi obat,
mual, muntah, dehidrasi, stomatitis, anemi, leukopeni, dan trombositEfek
samping yang paling berbahaya adalah depresi sumsum tulang yang
menyebabkan leukopenia (menurunnya jumlah leukosit atau darah putih),
trombositopenia (kadar trombosit darah kurang), dan anemia (kekurangan
butir darah merah). Leukopenia menyebabkan penderita mudah terkena
infeksi karena fungsi pertahanannya terganggu. Trombositopenia
mengakibatkan mudah terjadi perdarahan dan anemia berarti jaringan
kekurangan oksigen (Lewis 2008).
Kemoterapi sangat berhubungan terhadap status gizi penderita Pada
penderita yang telah mengalami kaklekvia responnya sangat jelek. Obat ini
dapat menghambat nafsu makan penderita melalui kemoreseptor rada otak
sehingga menimbulkananoreksia. Kemoterapi juga dapat bersifat racun bagi
hati, menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit, dan racun bagi ginjal
(Lewis, 2008).
Dampak kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang dimaksudkan untuk
menghambat pembelahan sel kanker sehingga pertumbuhannya dihambat dan
akhirnya dibinasakan, meskipun demikian, hal ini juga akan berakibat pada
sel-sel normal yangsedang mengalami pembelahan, seperti pada sumsum
tulang yang memproduksi sel-sel darah dan sel-sel dinding saluran
pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, obat ini akan memberikan efek
samping berupa kurang darah dan berbagai gangguan saluran pencemaan
(Smeltzer, dan Bare, 2010).
d. Evaluasi
Menurut Asmadi (2008) evaluasi yaitu :
Evaluasi merupakan tahap akhir dari prosesyang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien
bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk
kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang. Secara umum,
evaluasi ditunjukkan untuk :
a) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapi atau belum tercapai.
c) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif
ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni
subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (pembangdingan data dengan teori) dan perencanaan.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan seetelah semua aktivitas
proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai
dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode
yang dapat digunakan pada jenis evaluasi ini adalah melakukan wawancara
pada akhir layanan, menanyakan respons klien dan keluarga terkait layanan
keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan.
a) Tujuan Tercapai
Bila klien menunjukkan perubahan prilaku dan perkembangan kesehatan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
b) Tujuan Tercapai Sebagian
Bila klien menunjukkan perubahan dan perkembangan kesehatan hanya
sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang tetap ditetapkan.
c) Tujuan Tidak Tercapai
Bila klien menunjukkan sedikit perubahan perilaku dan perkembangan
kesehatan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah
baru.
3. DAFTAR PUSTAKA
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI
1982. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,
Jakarta.
http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-CA-Kandung-Kemih
http://www.slideshare.net