You are on page 1of 2

Bukan Siapa- Siapa

Karya: M.wahyulil ikhsan

Episode 1
Semakin hari semakin rapuh hidup ini, mungkin kerapauhan itu hanya bisa teratasi
oleh sejengkal waktu yang sementara. Aku berharap bahwa kebahagianku tidak akan di
nikmati oleh orang lain, karena kebagaianku adalah palsu belaka. Muhammad Ghafur itu
sederet namaku yang tertera di diriku , entah siapa yang memberikan nama itu , sunnguh Aku
susah mencari itu semua. Sama halnya kehidupanku yang penuh misteri bila dipecahkan akan
selalu memihak outline diri. Aku bersama keluargaku tinggal di rumah Ayah yang kini
menjadikan Aku dan Ibuku sebagai perantau. Tinggal disini sungguh menyenangkan, karena
itu awal kedatanganku bersama Ibu. Awal kedatangan ku bersama ibu, Aku umur sekitar 4 -5
tahunan . Aku masih bisa mengenyam pendidikan dini saat itu, hanyalah seorang wiraswasta
sehingga ibu mau menjadi perantau di daerah ini, kini ibuku menjadi seorang guru di salah
satu sekolah menengah pertama.

Ini Awal ku masuk sekolah di pendidikan dasar yang lokasinya tidak jauh dengan
rumahku. Hal yang paling ku ingat saat pendaftaran bukan orang tua yang mendaftarkan dan
mengantarku untuk awal masuk sekolah, tapi nenekku. Kini kelas 1 sudah menanti ku
mendapat teman banyak dan baik pastinya, guru yang baik pastinya. Semakin hari kami
semakin akrab di sekolah tua itu, karena saat kami menghabiskan belajar bermain di tempat
itu. Semenjak kelas 1 dan 2 aku tidak pernah masuk 10 besar dalam sekolah karena teman-
temanku ada yang jauh pintar dan layak di bandingku, saat itu kini ku sadar betapa kuatnya
hasrat ku untuk bisa menjadi yang terbaik, di sela- sela sekolah setiap pukol 13.30 Aku
mengaji di salah satu TPQ yang hampir dekat dari rumah, karena setiap kali pulang pergi Aku
berjalan kaki. Semenjak kelas 4 -6 nilai ku selalu naik dan tak kusangka bisa menjadi top 5
walau Cuma maksimal peringkat 3 saja, hal itu yang selalu aku syukuri , karena dikalamana
yang selalu di syukuri akan menjadi yang lebih baik.

Saat itu sepulang les dari sekolah untuk persiapan UN, Aku berencana untuk mandi,
sholat dan istirahat sejenak, saat istirahat tiba tiba hal yang membuat Aku aneh mulai terasa.
Orang tuaku marah –marah kalaubawasanya Aku tidak mau mengaji, padahalnya Aku hanya
butuh istirahat dulu. Toh nanti kalau ngjai bisa di rumah. Jam yang tadinya berdetik kini
kehilangan detak detiknya karena melihat ku di seret ayahku untuk di siram di kamar mandi
dengan suara marah –marah, hal itu bukan pertama kali yang ku rasa karena saat itu waktu di
suruh cuci piring, tak sengaja bawah Aku memecehkan gelas, sebagai hukuman semalah Aku
di kunci di dapur ,mereka marah padaku. Ujian demi ujian yang pernah Aku rasaka kini
menjadikan Aku lebih bersyukur atas semuanya, karena buatku semakin di uji dengan hala
yng aneh menurut kita dan kita mengahdapi itu dengan ikhlas dan rasa yang tau diri kita akan
menjadi jauh lebih baik di sisi manapun.

***

Ujian nasional tingkat SD sudah rampung dilaksanakan tinggal menunggu hasil dari
ujian tersebut dalam setiap doaku selalu ku utamakan semoga bisa mendapat nlai yang
terbaik yang selama ini belum pernah aku dapat , tapi apa daya nilaiku kali ini benar- benar
hancur , hanya kudapat 6 saja rata –rata nilaiku kini semakin bimbang aku mau sekolahn
mana

You might also like