Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Death, Edisi X (ICD-X, WHO), kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang
tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh
karena kecelakaan.4
B. Klasifikasi
Menurut ICD-X, WHO tersebut kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok,
1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh
komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin, dan nifas atau kematian yang
disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan
2. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu
persalinan, nifas dan segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat dari
akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan
oleh perdarahan, HDK, sepsis, partus macet, komplikasi aborsi tidak aman, dan
sebab-sebab lain.5
C. Indikator
Angka Kematian Ibu (AKI) Indikator yang umum digunakan dalam kematian ibu
adalah AKI atau Maternal Mortality Ratio (MMR). Defenisi AKI adalah jumlah
ibu yang meninggal selama kehamilan, bersalin dan nifas yang dikarenakan oleh
faktor kehamilannya per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan risiko
obstetri yang dihadapi seorang ibu sewaktu dia hamil. Jika ibu hamil beberapa kali
maka risikonya meningkat, dan digambarkan sebagai risiko kematian ibu sepanjang
kehamilan sepanjang masa reproduksi. Selain hal tersebut di atas, AKI juga
status kesehatan ibu selama hamil dan nifas, kualitas pelayanan kesehatan serta
Setiap tiga menit, dimanapun di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain
itu setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena
sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Tahun 2010, sekitar 800 wanita
meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan
mortalitas yang lebih tinggi di area pedesaan, komunitas miskin dan berpendidikan
rendah. Setengah dari kematian ibu terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga
lainnya di Asia Selatan. Negara maju melaporkan 16 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup dan negara berkembang melaporkan 240 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup.7
Data tren AKI dari tahun 1990-2012 menunjukkan Indonesia masuk dalam daftar
Philipina, Vietnam, dan Myanmar. Lebih dari 9.500 ibu di Indonesia meninggal
Thailand sekitar 420, dan di Malaysia hanya sekitar 240 setiap tahunnya.8
menunjukkan AKI Indonesia (228 per 100.000 kelahiran hidup) jauh di atas AKI
99 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 48 per 100.000 hidup, Brunei 24 per
100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 3 per 100.000 kelahiran hidup. 14 Secara
global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,HDK, infeksi, partus
lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia telah didominasi oleh tiga
penyebab utama kematian yaitu perdarahan, HDK, dan infeksi. Proporsi ketiga
penyebab kematian ini telah berubah dimana perdarahan dan infeksi semakin
ibu di Indonesia pada tahun 2011 disebabkan oleh HDK, sementara di dunia
Masalah KIA di negara berkembang, seperti Indonesia antara lain adalah sebagian
besar kematian terjadi di rumah, sebagian besar (60%) kematian ibu terjadi setelah
persalinan, 50% kematian ibu terjadi pada masa nifas, sebagian besar kematian
pelayanan berkualitas, sebagian besar keluarga tidak mengetahui tanda bahaya bagi
ibu dan bayi, terbatasnya transportasi dan sumberdaya sebagai faktor yang
komplikasi kehamilan mempengaruhi risiko pada ibu dan bayi, status sosial dan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan ibu antara lain, terdapat 1.534 kematian ibu dengan jumlah
kelahiran hidup adalah 49.605. Masih dijumpai (23,9%) perempuan yang menikah
pada umur risiko tinggi (20 minggu, paritas 3-4, dan >4 terbanyak menyebabkan
(PONED) dan 55% Kabupaten yang memiliki minimal 4 Puskesmas PONED, dan
E. Determinan
mempengaruhi kematian ibu adalah faktor medik, faktor non medik, dan faktor
pelayanan kesehatan. Faktor medik, meliputi faktor empat terlalu (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat), komplikasi kehamilan, persalinan,
selama hamil (kekurangan gizi, anemia, bekerja fisik berat selama kehamilan).
Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu dan menghambat upaya penurunan
ibu hamil untuk membayar biaya transport dan perawatan di RS. Faktor pelayanan
maternal antara lain berkaitan dengan cakupan pelayanan KIA, yang meliputi
pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah oleh dukun bayi yang tidak
Menurut Skiner dalam Notoatmojo pada tahun 2010, perilaku kesehatan adalah
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan dimana ibu hamil sama sekali
tidak boleh melakukan aktivitas pekerjaan rumah atau bekerja di luar rumah, yang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan bagi ibu hamil adalah apakah
pekerjaan itu berisiko bagi ibu hamil. Contoh aktivitas yang berisiko bagi ibu hamil
adalah aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari,
mengangkat beban yang berat, paparan suhu yang ekstrim, dan paparan radiasi.
Perlu disampaikan bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas pekerjaannya
tetapi amati apakah aktivitas pekerjaan tersebut berisiko atau tidak terhadap
kehamilan dan kesehatan ibu. Nasehatkan apakah keuntungan yang didapat lebih
diasumsikan mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran, yang mana hal
ini dapat mempengaruhi kesehatan janin dan ibu hamil. Pada kehamilan trisemester
I dan II, ibu yang bekerja tidak begitu mempengaruhi keadaan bayi tetapi pada
a. Pendapatan Keluarga
ibu hamil dengan pendapatan yang tinggi dapat dengan teratur memeriksakan
yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah, dan kodrati.
tinggi yang mungkin dialami, risiko ini baru diketahui pada saat persalinan
Di Jawa Tengah misalnya, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan
telur karena dapat mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
Pada masa persalinan, masih dijumpai perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat
yang salah antara lain, mengolesi vagina dengan minyak kelapa dengan maksud
justru dapat menimbulkan terjadinya infeksi dan komplikasi pada masa nifas.
sehabis melahirkan sehingga ibu cepat sehat dan membuat arang di bawah atau
c. Keputusan Murujuk
perawatan medis apa yang akan dipilih dilakukan oleh anggota keluarga,
mempengaruhi.16
Menurut Siagian dalam Jemaulana, beberapa model-model pengambilan
keputusan, yaitu:17
2. Model satisficing, yaitu yang ide pokoknya adalah bahwa usaha ditujukan
pada apa yang mungkin dilakukan “sekarang dan di sini” bukan pada
sesuatu yang mungkin optimal tetapi tidak realitas dan oleh karenanya tidak
mungkin dicapai.
prasarana akan digunakan untuk mencari dan menilai berbagai fungsi dan
reproduksi karena selama ini pihak suami belum dilibatkan secara menyeluruh
sehingga peranannya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak masih belum
peran suami, atau orangtua, keluarga dekat si ibu sangat menentukan dalam
terhadap tenaga kesehatan tersedia 24/7 (24 jam dalam sehari dan 7 hari
ANC
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini
atau komplikasi setiap saat. Itulah sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
dan bayi
eksklusif
kali kunjungan selama kehamilan, yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan yang dilakukan pada ANC adalah standar minimal yang dikenal
Menurut Kemenkes pada tahun 2012, dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak,
dikenal beberapa jenis tenaga yang memberi pertolongan persalinan yakni, dokter
seluruh organisasi bidan di seluruh dunia dan diakui oleh WHO dan Federation of
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (diregister) dan atau
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui Pemerintah dan
dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan
atas tanggungjawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan
bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas
sudah terlatih dan bersertifikat dari Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat)
Pusdiklat PONED.
Tim inti pelaksana puskesmas PONED minimal terdiri dari 1 orang Dokter
Umum, 1 orang Bidan (minimal Diploma tiga), dan 1 orang Perawat (minimal
Diploma tiga), yang selalu siap on side selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu.
anestesi, dokter penyakit dalam, dan dokter spesialis lain yang berhubungan.
Penanganan Adekuat
terlatih.
petugas terlatih.
Akses
antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana pelayanan
1. Aksesibilitas fisik
waktu tempuh, jarak tempuh, jenis transportasi, dan kondisi dari pelayanan
Pengukuran akses pelayanan kesehatan dapat dilihat dari waktu tempuh dari
2. Aksesibilitas ekonomi
3. Aksesibilitas Sosial
perilaku.