Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Latar Belakang: Karies dan gingivitis merupakan dua kasus penyakit gigi dan mulut yang
paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Salah satu faktor utama yang
menyebabkan terjadinya karies dan gingivitis ini adalah plak gigi. Plak tidak dapat dihindari
pembentukannya dan yang mempengaruhi pembentukan plak ini salah satunya yaitu saliva.
Saliva mempunyai peranan penting dalam meminimalisir pembentukan plak, namun struktur
dan komposisi saliva juga berpengaruh dalam memainkan peranannya salah satunya adalah
viskositas atau kekentalan.
Tujuan: untuk melihat pengaruh viskositas saliva terhadap pembentukan plak gigi dan
penelitian dilakukan di Asrama A Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel diambil sebanyak 51 orang dengan teknik random sampling. Validitas data
diuji dengan product moment.
Hasil: penelitian didapatkan p < 0,01 yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara
viskositas saliva dengan pembentukan plak. Disimpulkan bahwa semakin tinggi viskositas
saliva akan diikuti dengan tingginya indeks plak.
Responden disarankan untuk tidak jumlah yang sama juga terdapat pada kategori
makan dan minum 1 jam sebelum dilakukan viskositas saliva rendah, dan sisanya 11 orang
pengumpulan saliva. Merokok, mengunyah responden (22%) viskositas salivanya normal.
permen karet dan minum kopi juga dilarang Skor indeks plak yang didapat dari 51
selama jam ini. Subjek disarankan untuk responden yang telah dikategorikan terdapat 2
berkumur-kumur beberapa kali dengan air dan kategori yaitu baik dan sedang, frekuensi
kemudian beristirahat selama lima menit. masing-masing kategori pada tabel 2.
Pengumpulan sampel saliva menggunakan
draining method. Sampel saliva yang telah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Indeks Plak
dikumpulkan dalam wadah kecil diambil
Kriteria Indeks Plak Frekuensi Persen (%)
sebanyak 1 mL dengan menggunakan pipet
kapiler. Lalu karet hisap dari pipet kapiler Sangat Baik 0 0
dilepas dan saliva dibiarkan mengalir keluar
Baik 23 45
dari skala 0 sampai skala 0,5. Waktu yang
dibutuhkan saliva mengalir diukur dengan Sedang 28 55
pengukur waktu, waktu ini kemudian dicatat Buruk 0 0
sebagai nilai viskositasnya. Setiap pengukuran
Total 51 100
sampel saliva, pipet ukur 1 mL dibersihkan
dengan aquadest dan alkohol 70% lalu
keringkan. Kriteria indeks plak yang mendominasi dari
keseluruhan sampel yaitu kriteria sedang
HASIL PENELITIAN sebanyak 28 responden (55%), namun tak jauh
berbeda dengan kriteria baik yaitu sebanyak
Kategori Kriteria Indeks Plak 23 responden (45%), dan tidak ada responden
Viskositas Total
Baik Sedang yang kriteria indeks plaknya buruk.
Saliva
Frekuensi viskositas saliva dilihat
Tinggi 1 19 20
dengan frekuensi indeks plak ditunjukkan
Normal 5 6 11 pada tabel 3.
Rendah 17 3 20
Total 23 28 51 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Viskositas Saliva
dan Indeks Plak
Data yang diperoleh pada penelitian
dilakukan di Asrama A Poltekkes Kemenkes Dengan jumlah 51 responden terdapat 20
Pontianak salah satunya mengenai viskositas responden yang memiliki viskositas saliva
saliva yang ditunjukkan dalam tabel 1. yang tinggi (salivanya kental), 11 responden
viskositas saliva normal, dan 20 responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Viskositas viskositas salivanya rendah (saliva encer).
Saliva Dari 20 responden yang viskositas salivanya
tinggi terdapat 19 responden memiliki indeks
Kategori Viskositas Persen
Frekuensi plak sedang, dan hanya 1 responden yang
Saliva (%)
indeks plaknya baik Sedangkan untuk
Tinggi 20 39
viskositas saliva yang rendah, dari 20
Normal 11 22 responden 17 diantaranya memiliki indeks
Rendah 20 39 plak yang baik, dan 3 responden yang indeks
Total 51 100 plaknya sedang.
Data dianalisis dengan uji product
Berdasarkan tabel 1, 20 orang responden moment dan hasil analisis ditampilkan pada
(39%) berkategori viskositas saliva tinggi dan tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Viskositas Saliva Terhadap tinggi apabila saliva tersebut kental dan
Indeks Plak lambat mengalir, dan viskositas saliva
r ρ dinyatakan rendah apabila saliva tersebut
Variabel Ket
hitung value
Viskositas
encer dan cepat mengalir, dan dari
Saliva penelitian ini menunjukkan semakin rendah
-0,697 0,000 Signifikan
Terhadap viskositas saliva seseorang indeks plaknya
Indeks Plak akan semakin baik.
dengan tingkat signifikansi α 0,01
Menurut Ratnasari penelitian yang
dilakukan untuk melihat pengaruh fase
Setelah dilakukan analisis data didapatkan
pengobatan tuberkulosis paru terhadap laju
bahwa hasil penelitian menunjukkan terdapat
aliran saliva dan pertumbuhan plak ini
pengaruh antara viskositas saliva dengan
didapatkan hasil bahwa fase pengobatan
indeks plak ditandai dengan p < 0.01. Adapun
tuberkulosis paru berpengaruh menurunkan
hasil r hitung = -0.697 menunjukkan kolerasi
laju aliran saliva yang diikuti dengan
negatif yang kuat dan bermakna (Ha diterima),
meningkatnya pertumbuhan plak8. Laju aliran
korelasi negatif menunjukkan bahwa semakin
saliva erat kaitannya dengan viskositas saliva
tinggi viskositas saliva seseorang maka indeks
sebagaimana yang diungkapkan Affianti,
plaknya akan semakin rendah atau buruk.
semakin rendah viskositas saliva maka akan
semakin cepat laju aliran salivanya. Maka
PEMBAHASAN
dapat disimpulkan bahwa menurunnya laju
Plak gigi memang tidak dapat dihindari
aliran saliva atau dengan kata lain
pertumbuhannya di permukaan gigi, namun
meningkatnya viskositas saliva akan
tingkat pertumbuhan itu berbeda pula masing- 9
meningkatkan pertumbuhan plak .
masing individu. Perbedaan tersebut dapat
Penelitian ini juga diperkuat dengan
terjadi oleh berbagai faktor, dan salah satu
teori yang dikemukakan Prihartati, bahwa
yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut
kandungan protein dalam saliva memilki
adalah keadaan lingkungan di dalam rongga
banyak fungsi diantaranya lisozim mampu
mulut seseorang dalam hal ini yaitu keadaan
membunuh bakteri tertentu sehingga berperan
salivanya4. Salah satu keadaan saliva yang
dalam sistem penolakan bakterial.,
mempengaruhi pertumbuhan plak gigi ini
laktoperosidase mengkatalisis oksidasi CNS
adalah viskositas saliva tersebut.
(thiosianat) menjadi OSCN (hypothio) yang
Pengaruh viskositas saliva terhadap
mampu menghambat pertukaran zat bakteri
pembentukan plak pada mahasiswa Poltekkes
dan pertumbuhannya10. Dengan adanya fungsi
Kemenkes Pontianak yang menetap di Asrama
dari protein saliva inilah sebenarnya yang
A Poltekkes Kemenkes Pontianak. Hasil
dapat menghambat pertumbuhan bakteri,
analisis data menggunakan uji product
sehingga pertumbuhan plak dapat
moment didapatkan hasil ρ < 0,01 yang
diminimalisir. Namun apabila produksi protein
menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
ini berkurang maka aksi proteksi ini juga
signifikan dan terdapat pengaruh yang kuat
berkurang. Menurut Affianti kelenjar saliva
dan bermakna antara viskositas saliva dengan
terdiri dari sel serus dan sel mukus. Sel yang
pembentukan plak gigi. Hasil analisis data
menghasilkan protein, glikoprotein, sejumlah
juga menunjukkan sebanyak 20 responden
enzim, anti mikoba, ikatan kalsium, dan
yang memiliki viskositas saliva tinggi 19
lainnya adalah sel serus. Sedangkan sel mukus
diantaranya memiliki indeks plak dengan
menghasilkan mucin. Walaupun mucin juga
kriteria sedang. Sedangkan dari 20 responden
merupakan glikoprotein tetapi berbeda dari
yang memiliki viskositas rendah 17
glikoprotein sel serus dalam struktur
diantaranya memiliki indeks plak dengan
proteinnya9.
kriteria baik. Viskositas saliva dinyatakan
Dalam menghambat pertumbuhan plak penyakit gigi dan mulut dapat dicegah. Orang
gigi tentunya saliva harus mensekresikan lebih yang memiliki viskositas saliva yang tinggi
banyak protein mengingat fungsinya sebagai dapat meminimalisir tingginya pembentukan
penghambat pertumbuhan bakteri, dengan kata plak dengan mengkonsumsi makanan berserat,
lain sel serus harus medominasi pengeluaran berair, dan banyak mengandung vitamin dan
saliva dibandingkan dengan sel mukus, karena mineral serta menghindari makanan dan
sel mukus hanya menghasilkan mucin. Jika minuman kariogenik sehingga pembentukan
seseorang memiliki viskositas saliva yang plak dapat diminimalisir.
tinggi (kental) ini menunjukkan dominasi sel
mukus yang memproduksi mucin dan KEPUSTAKAAN
menyebabkan kurangnya produksi protein 1. Depkes RI. 1999. Survei Sosial Ekonomi
saliva sehingga berkurang juga fungsi Nasional. (www.depkes.go.id. diakses 6
penghambat pertumbuhan plaknya9. Dapat Desember 2012)
dilihat dari hasil penelitian bahwa responden 2. Depkes RI. 2004. Survei Kesehatan
yang viskositas salivanya tinggi indeks Rumah Tangga.
plaknya lebih rendah (kriteria sedang) (www.depkes.go.id,diakses 6 Desember
dibandingkan dengan viskositas salivanya 2012)
rendah (encer) yang indeks plaknya lebih baik 3. Putri, Megananda H, . 2009. Ilmu
(kriteria baik).. Pencegahan Penyakit Jaringan Keras
Meskipun terdapat beberapa responden dan Jaringan Pendukung Gigi. EGC.
yang berbeda seperti pada tabel 3, terdapat 1 Jakarta
orang responden dengan viskositas saliva yang 4. Rifki, Ayudia. 2010. Perbedaan Efektifitas
tinggi namun indeks plaknya baik, dan 3 orang Menyikat Gigi dengan Metode Roll dan
responden yang viskositas salivanya rendah Horizontal pada Anak Usia 8 dan 10 di
namun indeks plaknya sedang, dimungkinkan Medan. (www.repository.usu.ac.id,
ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi diakses tanggal 22 Januari 2013)
keadaan tersebut seperti kondisi permukaan 5. Azmi. 2010. Saliva Sebagai Media
gigi geligi responden yang berbeda satu sama Diagnosa (www.repository.usu.ac.id,
lain, dan kondisi responden pada saat diakses 4 Desember 2012)
penelitian. 6. Pardede, Ratna D. 2008. Peranan Saliva
Dalam Melindungi Gigi Terhadap
KESIMPULAN Karies. (www.repository. usu.ac.id,
Terdapat pengaruh antara viskositas diakses 4 Desember 2012)
saliva dengan pembentukan plak, Jika 7. Simanjuntak, Caroline. 2011. Hubungan
viskositas saliva meningkat (kental) maka Keadaan Saliva dengan Risiko Karies
akan terjadi peningkatan plak atau indeks plak pada Siswa Kelas X SMK Negeri 9 Medan
akan semakin buruk. vikositas saliva dengan (www.repository.usu.ac.id, diakses
kategori tinggi dan rendah mendominasi dan tanggal 09 Desember 2012)
hanya sedikit viskositas saliva dengan kategori 8. Ratnasari, H. 2011. Pengaruh Fase
normal. terdapat indeks plak yang berkategori Pengobatan Tuberkulosis Paru Pada Anak
baik dan sedang, serta tidak terdapat indeks Perempuan Berusia 7-10 Tahun Terhadap
plak untuk kategori sangat baik dan buruk. Laju Aliran Saliva Dan Pertumbuhan
Plak. (www.etd.ugm.ac.id, diakses tanggal
SARAN 20 Juli 2013)
Melihat risiko tingkat pembentukan plak 9. Affianti, Hilda Sari. 2010. Viskositas
sehingga dapat disarankan untuk lebih Saliva Sebelum Dan Setelah Mengunyah
memperhatikan kebersihan gigi dan mulut atau Buah Apel Dan Minum Jus Apel Pada
oral hygine dengan itu risiko terjadinya Mahasiswa FKG USU Angkatan 2006-