Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
panas kelurahan Paniki, Kecamatan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara,
Provinsi Sulawesi Utara.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pembentukan panas bumi.
2. Untuk mengetahui Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole.
4. Untuk mengetahui hasil interpertasi dari pengukuran menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di daerah penelitian.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini,sebagai berikut :
1. Dapat mengenal proses pembentukan panas bumi.
2. Dapat mengenal Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole.
3. Dapat mengetahui hasil interpertasi dari pengukuran menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di daerah penelitian.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembentukan sumber panas bumi berasal dari dapur magma yang berada
di bawah permukaan bumi. Panas yang berasal dari magma ini akan mengalir ke
batuan di sekitarnya melalui proses konduksi maupun konveksi dengan bantuan
air. Ketika air sampai ke sumber panas (heat source) maka temperatur yang di
terima oleh air tinggi. Jika Temperature terus meningkat maka akan
mengakibatkan bertambahnya volume dan juga tekanan. Ketika tekanan di
permukaan lebih rendah dari pada tekanan di bawah permukaan maka fluida akan
bergerak ke atas. Ketika terdapat celah untuk sebagian fluida ke permukaan, maka
fluida tersebut akan keluar sebagai manifestasi di permukaan. Adanya manifestasi
permukaan ini dapat menjadi petunjuk adanya panas bumi di bawah permukaan di
sekitar lokasi tersebut.
Komponen sistem panasbumi yang lengkap terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu adanya batua reservoar yang permeable, adanya air yang membawa panas,
dan sumber panas itu sendiri. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan
membentuk sistem yang mampu mengantarkan energi panas dari bawah
permukaan hingga ke permukaan bumi. Sistem ini bekerja dengan mekanisme
konduksi dan konveksi (Hochstein & Brown, 2000).
Sumber panas
3
pada perbedaan suhu reservoar panasbumi secara umum, juga akan
berimplikasi padaperbedaan sistem panasbumi
Batuan reservoir
Fluida
Nicholson (1993) menyebutkan ada 4 (empat) macam asal fluida
fluida panasbumi, yaitu: (1) air meteorik atau air permukaan, yaitu air
yang berasal dari presipitasi atmosferik atau hujan, yang mengalami
sirkulasi dalam hingga beberapa kilometer. (2) Air formasi atau connate
water yang merupakan air meteorik yang terperangkap dalam formasi
batuan sedimen dalam kurun waktu yang lama. Air connate mengalami
interaksi yang intensif dengan batuan yang menyebabkan air ini menjadi
lebih saline. (3) Air metamorfik yang berasal dari modifikasi khusus dari
air connate yang berasal dari rekristalisasi mineral hydrous menjadi
mineral yang kurang hydrous selama proses metamorfisme batuan. (4) Air
magmatik, Ellis & Mahon (1977)membagi fluida magmatik menjadi dua
jenis, yaitu air magmatik yang berasal dari magma namun pernah menjadi
bagian dari air meteorik dan air juvenile yang belum pernah menjadi
bagian dari meteorik.
4
Gambar 2.1 Model Konsepsual Sistem Panas Bumi
(Anonim,2012)
5
logam, sedangkanmetode potensial diri (SP) umumnya digunakan untuk
mengetahui penyebaran zona mineralisasi secara lateral.
Secara garis besar metode geolistrik dibagi menjadi dua macam, yaitu :
6
dibahas lebih lanjut adalah geolistrik yang bersifat aktif. Metode yang
diuraikan ini dikenal dengan nama geolistrik tahanan jenis atau disebut
dengan metode Resistivitas (Resistivity). Tiap-tiap media mempunyai
respon sifat yang berbeda terhadap aliran listrik yang melaluinya, hal
ini tergantung pada tahanan jenis yang dimiliki oleh masingmasing
media. Pada metode ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua buah elektroda arus dan beda potensial yang terjadi diukur
melalui dua buah elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan
beda potensial untuk setiap jarak elektroda berbeda kemudian dapat
diturunkan variasi harga hambatan jenis masingmasing lapisan bawah
permukaan bumi, dibawah titik ukur (Sounding Point).
Metode ini lebih efektif bila dipakai untuk eksplorasi yang sifatnya
relative dangkal. Metode ini jarang memberikan informasi lapisan
kedalaman yang lebih dari 1000 atau 1500 feet. Oleh karena itu
metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon, tetapi lebih
banyak digunakan untuk bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, eksplorasi
geothermal, dan juga untuk geofisika lingkungan.
7
1. Metode resistivity sounding adalah metode resistivitas yang bertujuan
untuk mengetahui variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara
verttikal
8
resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan
berkurang.
(Marcela Koyong,2017)
Gambar 2.2 Arus listrik merata dan sejajar dalam sebuah silinder oleh
beda potensial antara kedua ujungnya
AV
I (2.1)
L
V V1 V 2 (2.2)
9
Dengan demikian dapat ditulis relasi, I AV dengan
L
adalah daya hantar jenis bahan yang bersangkutan. Kalau yang
dipergunakan bukan daya hantar jenis, tetapi tahanan jenis bahan ,
maka rumus diatas menjadi :
I AV L (2.3)
1 (2.4)
4 r 2 dV
I (2.6)
dr
Tanda negatif menunjukkan bahwa arus mengalir dari tempat berpotensial
tinggi ke rendah.
Gambar 2.3 Pola arus listrik yang dipancarkan oleh elektroda arus tunggal
di permukaan medium setengah tak berhingga
10
Karena luas setengah bola A 4 r , maka arus I menjadi:
2
2 dV Idr
I r2 atau dV (2.7)
dr 2 r 2
Sehingga
r
I I
V dV d (2.8)
0
2 2
2 r
I 1 1
VM
2 r1 r2
(2.9)
Tanda negatif pada persamaan (2.9) disebabkan oleh arus yang
harus berlawanan pada elektroda arus ganda. Potensial di titik N adalah:
I 1 1
VN (2.10)
2 r3 r4
Dengan demikian beda potensial antara titik M dan N adalah:
11
I
1 1 1 1
V VM VN (2.11)
2
r1 r2 r3 r4
Untuk konfigurasi Wenner, r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a, maka persamaan
(2.11) menjadi:
I 1 1 1 1 I
V VM VN (2.12)
2 a 2a 2a a 2 a
sehingga:
V
2 a
I
(2.13)
I 1 1 1 1 I 4b
V VM VN
2 s b s b s b s b 2 s 2 b 2
(2.14)
2I b
V (2.15)
s2
Sehingga
s 2 V
(2.16)
2b I
12
2.5 Konfigurasi Elektroda dan Faktor Geometri
Konfigurasi elektroda yang banyak dipakai dapat dilihat pada gambar 2.5 .
13
Faktor geometri masing masing konfigurasi,Sebagai berikut:
a. Konfigurasi Wenner : K =2 a
s 2 b2
b. Konfigurasi Schlumberger : K , Atau
2b
s2
K (bila s << b)
2b
c. Konfigurasi dipole-dipole : K n(n 1)(n 2) a
d. Konfigurasi pole-dipole : K 2n(n 1) a
e. Konfigurasi pole-pole : K =2 a
(Rubaiyn,2010)
14
BAB III
PEMBAHASAN
15
Gambar 3.1 Gambar Daerah Penelitian
16
diletakkan. Alat yang digunakan adalah seperangkat Multichannel and
multielectrode resistivity Ip meter MAE X612-EM dengan menggunakan
konfigurasi Dipole-Dipole.
1. Lintasan 1
17
2. Lintasan 2
18
warga setempat untuk kebutuhan sehari-hari dan sumur air panas ini
terdapat di permukaan tanah dengan suhu air panas 35 C
3. Lintasan 3
19
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran kami agar makalah ini dapat diberikan saran yang membangun
untuk lebih menyempurnakan makalah ini dan menambah informasi
mengenai geologi tempat penelitiannya karena pada jurnal hanya terdapat
metode tanpa ada tinjauan geologisnya.
20