You are on page 1of 5

ARTIKEL

Open Reduction Interna Fixation (ORIF)

Dosen Pengampu : Sunarto,. SST,Mkes

Disusun Oleh :
Anantasya Tirna Saputri
P27220016053

DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018
ORIF

A. Pengertian
Open Reduction Interna Fixation (ORIF) adalah fiksasi interna dengan pembedahan
terbuka untuk mengistirahatkan fraktur dengan melakukan pembedahan untuk
memasukkan paku, screw, pen kedalam tempat fraktur untuk menguatkan/mengikat
bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan.
B. Tujuan Tindakan
1. Untuk membantu klien berjalan
2. Untuk membantu klien bergerak
3. Menjaga supaya tidak terjadi fraktur lagi
C. Keuntungan
1. Reposisi anatomis.
2. Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.
3. Ketelitian reposisi fragmen-fragmen fraktur.
4. Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf di sekitarnya.
5. Stabilitas fiksasi yang cukup memadai dapat dicapai.
6. Perawatan di RS yang relatif singkat pada kasus tanpa komplikasi.
7. Potensi untuk mempertahankan fungsi sendi yang mendekati normal serta
kekuatan otot selama perawatan fraktur.
D. Kerugian
1. Setiap anastesi dan operasi mempunyai resiko komplikasi bahkan kematian
akibat dari tindakan tersebut.
2. Penanganan operatif memperbesar kemungkinan infeksi dibandingkan
pemasangan gips atau traksi.
3. Penggunaan stabilisasi logam interna memungkinkan kegagalan alat itu sendiri.
4. Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak, dan struktur
yang sebelumnya tak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau
mengalami kerusakan selama tindakan operasi.
E. Indikasi
Indikasi dilakukan ORIF menurut Apley (1995):
1. Fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan operasi.
2. Fraktur yang tidak stabil secara bawaan dan cenderung mengalami pergeseran
kembali setelah reduksi, selain itu juga fraktur yang cenderung ditarik terpisah
oleh kerja otot.
3. Fraktur yang penyatuannya kurang sempurna dan perlahan-lahan terutama
fraktur pada leher femur.
4. Fraktur patologik dimana penyakit tulang dapat mencegah penyembuhan.
5. Fraktur multiple, bila fiksasi dini mengurangi resiko komplikasi umum dan
kegagalan organ pada bagian system.
6. Fraktur pada pasien yang sulit perawatannya.
F. Kontaindikasi
Kontaindikasi dilakukan ORIF :
1. Pasien dengan penurunan kesadaran
2. Pasien dengan fraktur yang parah dan belum ada penyatuan tulang
3. Pasien yang mengalami kelemahan (malaise)
G. Tingkat Pemulihan dan Proses bedah ORIF
Pemulihan dari fraktur tulang setelah fiksasi internal reduksi terbuka bisa sangat
menyakitkan, dan manajemen nyeri menjadi perhatian. Umumnya, acetaminophen
dengan kodein diresepkan, karena penelitian telah menunjukkan ibuprofen atau obat anti-
inflamasi non-steroid lainnya (NSAID) dapat memperlambat atau menghambat laju
penyembuhan. Penting untuk mengambil obat yang diresepkan untuk membantu
mengelola siklus rasa sakit.
Terapi fisik juga merupakan bagian penting dari proses pemulihan setelah
fiksasi internal reduksi terbuka. Karena bagian tubuh yang terluka biasanya dipegang
atau diimobilisasi untuk jangka waktu yang lama, otot, tendon, dan ligamen dapat
menjadi lemah. Terapi fisik membantu mengembalikan kekuatan, rentang gerak, dan
daya tahan area yang terkena. Ini juga dapat membantu dengan manajemen nyeri. Terapi
fisik dapat terdiri dari latihan, paket panas atau dingin, ultrasound, dan stimulasi saraf,
atau kombinasi perawatan.

H. Teknik fiksasi interna


1. Plat dan sekrup untuk tranversal atau oblik pendek
2. Sekrup untuk fraktur oblik dan spiral panjang
3. Sekrup untuk fragmen butterfly panjang
4. Plat dan enam sekrup ubtuk fragmen butterfly pendek
5. Nail meduler untuk fraktur segmental.
DAFTAR PUSTAKA

http://anajem.blogspot.co.id/2012/06/prosedurpemasangan-orif-oleh-septiarini.html
(diakses pada 5 april 2018)

http://edisupriadi5.blogspot.co.id/2011/10/askep-post-orif-open-reduction-
and.html(diakses pada 5 april 2018)

https://www.orthopaedics.com.sg/treatments/orthopaedic-surgeries/screw-
fixation/(diakses pada 5 april2018)

You might also like