Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Andrik Hermanto
135070207131002
PSIK K3LN 2013
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi,
diharapkan pasien dapat memahami tentang penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
menjelaskan kembali :
a. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
c. Menyebutkan komplikasi hipertensi
d. Menyebutkan pencegahan hipertensi
e. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi
C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
2. Media dan alat bantu
Leaflet dan materi SAP
3. Waktu dan tempat
Waktu: Rabu, 14 oktober 2015
Pukul: 15.00 – 15.30
Tempat: rumah kos jl. Bendungan darma no.6
4. Materi
a. Pengertian hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Pencegahan hipertensi
d. Penatalaksanaan hipertensi
5. Peserta
Pemilik kos penderita hipertensi
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
E. EVALUASI
1. Proses
a. Peserta dapat memahami materi yang telah disampaikan
b. Peserta mengikuti jalannya kegiatan dari awal hingga akhir
c. Peserta memberikan respon balik berupa pertanyaan
2. Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar minimal 3
pertanyaan
a. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi?
b. Sebutkan tanda dan gejala hipertensi minimal 3!
c. Bagaimana cara pencegahan hipertensi?
F. LAMPIRAN
a. Lampiran materi leaflet dan materi SAP
HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995).
Tekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi
dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien
beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling
sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau
minum kopi. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan
sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah
hipertensi primer untuk membedakannya dengan hipertensi lain yang
sekunder karena sebab-sebab yang diketahui. Menurut The Seventh Report
of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi tekanan darah
pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Yogiantoro M, 2006).
Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII.
3. Penatalaksanaan hipertensi
Setelah diagnosa hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan
menurut golongan atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi
penatalaknaan dasar yaitu :
a. Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko
yang telah diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan
komplikasi, misalnya menghilangkan obesitas, menghentikan
kebiasaan merokok, alkohol, dan mengurangi asupan garam serta
rileks.
b. Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi yang telah
terbukti kegunaannya dan keamanannya bagi penderita.
4. Pencegahan hipertensi
a. Berhenti merokok
Rokok mengandung ribuan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh,
seperti tar, nikotin dan gas karbon monoksida.
Tar merupakan bahan yang dapat meningkatkan kekentalan darah,
sehingga memaksa jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi.
Nikotin dapat memacu pengeluaran zat catecholamine tubuh seperti
hormon adrenalin.
Hormon adrenalin memacu kerja jantung untuk berdetak 10 sampai
20 X per menit, dan meningkatkan tekanan darah 10 sampai 20 skala.
Hal ini berakibat volume darah meningkat dan jantung menjadi cepat
lelah. Pertahankan gaya hidup sehat.
b. Belajar untuk mengendalikan stress
Salah satu tugas saraf simpatis adalah merangsang pengeluaran
hormon adrenalin. Hormon ini dapat menyebabkan jantung berdenyut
lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler darah tepi.Hal ini
berakibat terjadi peningkatan tekanan darah.
Saraf simpatis di pusat saraf pada orang yang stres atau mengalami
tekanan mental bekerja keras. Bisa dimaklumi, mengapa orang yang
stres atau mengalami tekanan mental jantungnya berdebar-debar dan
mengalami peningkatan tekanan darah. Hipertensi akan mudah
muncul pada orang yang sering stres dan mengalami ketegangan
pikiran yang berlarut-larut.
c. Batasi konsumsi alcohol
Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat maupun tepi. Apabila
saraf simpatis terganggu, maka pengaturan tekanan darah akan
mengalami gangguan pula. Pada seorang yang sering minum minuman
dengan kadar alkohol tinggi, tekanan darah mudah berubah dan
cenderung meningkat tinggi.
Alkohol juga meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih
kental. Kekentalan darah ini memaksa jantung memompa darah lebih
kuat lagi, agar darah dapat sampai ke jaringan yang membutuhkan
dengan cukup. Ini berarti terjadi peningkatan tekanan darah.
d. Kontrol berat badan
Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas).
Kegemukan lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang gerak
dan olahraga). Jika makanan yang dimakan banyak mengandung
lemak jahat (seperti kolesterol), dapat menyebabkan penimbunan
lemak di sepanjang pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini
menyebabkan aliran darah menjadi kurang lancar.
Pada orang yang memiliki kelebihan lemak (hyperlipidemia), dapat
menyebabkan penyumbatan darah sehingga mengganggu suplai
oksigen dan zat makanan ke organ tubuh.
e. Diet garam
Konsumsi garam berlebih membuat pembuluh darah pada ginjal
menyempit dan menahan aliran darah. Maka ginjal memproduksi
hormon Renin dan Angiotensin agar pembuluh darah utama
mengeluarkan tekanan darah yang besar sehingga pembuluh darah
pada ginjal bisa mengalirkan darah seperti biasanya.
DAFTAR PUSTAKA