You are on page 1of 23

Makalah Fisika Modern

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Modern

Dosen pengampu :

Dr.Parlindungan Sinaga, M.Si

Disusun Oleh :

Iif Latifah (1401257)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2016
A. PENGERTIAN PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun
pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari
satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam
pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya
keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga
setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit
pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang
sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1.

Gambar 1 sketsa PLTN

Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit


listrik konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui
pembakaran. Ulang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan
bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Satu gram
U-235 setara dengan 2650 batu bara.
Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang
sama,dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam
reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang
disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses
pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan
partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau
debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh
karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah
berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini
untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN.

B. JENIS – JENIS PLTN


1. Pressurized Water Reactor (PWR)/Reaktor Air Tekan
PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan
biasa sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini
pertama sekali dirancang oleh Westinghouse Bettis Atomic Power
Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi kemudian
rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power
Division. Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum.
Lebih dari 230 buah reaktor digunakan untuk menghasilkan listrik, dan
beberapa ratus lainnya digunakan sebagai tenaga penggerak kapal.

Gambar 2 Pressurized Water Reactor (PWR)

Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras
reaktor bersuhu mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan
tertentu (sekitar 155 atm) oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak
dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan untuk
memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian
mendidih menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk
menghasilkan listrik. Uap kemudian diembunkan di dalam kondenser
menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini kembali memasuki
generator uap dan menjadi uap kembali, memasuki turbin, dan
demikian seterusnya.
2. Boiling Water Reactor (BWR)/Reaktor Air Didih
Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan
sebagai pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali
dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric (GE). Sampai saat
ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan. Reaktor
BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di
California. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan reaktor
PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap
yang digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras
reaktor.

Gambar 3 Skema Boiling Water Reactor

Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang
bertekanan rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut
dapat mendidih di dalam teras mencapai suhu 285oC. Uap yang
dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan pengering
uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air
yang berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh
peluruhan radionuklida, maka turbin harus diberi perisai dan
perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan. Kebanyakan zat
radioaktif yang terdapat pada airtersebut beumur paro sangat singkat,
misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik sehingga ruang turbin dapat
dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan. Uap tersebut kemudian
memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap
diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian
dipompa ke reaktor dan memulai siklus kembali.
3. Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor,
ABWR)
ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari
reaktor air didih yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada
keandalan, keselamatan, limbah yang rendah, kemudahan operasi dan
faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan
desain adalah (1) pompa internal, (2) penggerak batang kendali, (3)
alat pengatur aliran uap, (4) sistem pendinginan teras darurat, (5)
sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas
untuk pemisah uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital
dan lain-lain.
4. Reaktor Tabung tekan
Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas
pendingin air ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau
pendingin air ringan dan moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan
pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga
bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah.
Pada kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air
ringan moderator air berat (Steam-Generating Heavy Water
Reactor,SGHWR), pendingin air berat moderator air berat (Canadian
Deuterium Uranium,CANDU), pendingin air ringan moderator grafit
(Channel Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK).
Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan
berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingi
mengalir masing-masing di dalam pipa tekan, energi panas yang
timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin
dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut juga rektor nuklir tipe
kanal.

C. KOMPONEN PLTN
1. Reaktor
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir)
atau dikenal dengan reaksi fisi berantai yang terkendali.

Gambar 4 Reaktor

Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen bakar, perisai,


moderator dan elemen kendali. Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti
dari suatu unsur dapat belah (Uranium-235, Uranium-233) bereaksi
dengan neutron termal/lambat yang akan menghasilkan unsur-unsur
lain dengan cepat serta menimbulkan energi panas dan neutron-neutron
baru.
2. Komponen Dasar Reaktor Nuklir

Gambar 5 komponen dasar reaktor

2.1. Elemen Bahan Bakar


Elemen bahan bakar ini berbentuk batang-batang tipis dengan
diameter kirakira 1 cm. Dalam suatu reaktor daya besar, ada ribuan
elemen bahan bakar yang diletakkan saling berdekatan. Seluruh
elemen bahan bakar dan daerah sekitarnya dinamakan teras reaktor.
Umumnya, bahan bakar reaktor adalah uranium-235.
2.2. Moderator Neutron
Netron yang mudah membelah inti adalah netron lambat yang
memiliki energi sekitar 0,04 eV (atau lebih kecil), sedangkan
netron-netron yang dilepaskan selama proses pembelahan inti (fisi)
memiliki energi sekitar 2 MeV. Oleh karena itu, sebuah reaktor
atom harus memiliki materaial yang dapat mengurangi kelajuan
netron-netron yang energinya sangat besar sehingga netron-netron
ini dapat dengan mudah membelah inti. Material yang
memperlambat kelajuan netron dinamakan moderator.
Moderator yang umum digunakan adalah air. Ketika netron
berenergi tinggi keluar dari sebuah elemen bahan bakar, netron
tersebut memasuki air di sekitarnya dan bertumbukan dengan
molekul-molekul air. Netron cepat akan kehilangan sebagian
energinya selama menumbuk molekul air (moderator) terutama
dengan atom-atom hidrogen. Sebagai hasilnya netron tersebut
diperlambat.
2.3. Batang Kendali
Jika keluaran daya dari sebuah reactor dikehendaki konstan, maka
jumlah netron yang dihasilkan harus dikendalikan. Sebagaimana
diketahui, setiap terjadi proses fisi ada sekitar 2 sampai 3 netron
baru terbentuk yang selanjutnya menyebakan proses berantai.
Batang kendalli terbuat dari bahan-bahan penyerap netron, seperti
boron dan kadmium. Jika reaktor menjadi superkritis, batang
kendali secara otomatis bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras
reaktor untuk menyerap kelebihan netron yang menyebabkan
kondisi itu kembali ke kondisi kritis.
Sebaliknya, jika reaktor menjadi subkritis batang kendali sebagian
ditarik menjauhi teras reactor sehingga lebih sedikit netron yang
diserap. Dengan demikian, lebih banyak netron tersedia untuk
reaksi fisi dan reaktor kembali ke kondisi kritis. Untuk
menghentikan operasi reaktor (missal untuk perawatan) batang
kendali turun penuh sehingga seluruh netron diserap dan reaksi fisi
berhenti.
2.4. Pendingin
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi meningkatkan suhu reaktor.
Suhu ini dipindahkan dari reaktor dengan menggunakan bahan
pendingin misalnya air atau karbon dioksida. Bahan pendingin (air)
disirkulasikan melalui system pompa, sehingga air yang keluar dari
bagian atas teras reactor digantikan air dingin yang masuk melalui
bagian bawah teras reactor.
2.5. Perisai atau Wadah
Terbuat dari bahan yang mampu menahan radiasi agar pekerja
reactor dapat bekerja dengan aman dari radiasi.
D. PRINSIP KERJA PLTN
Proses kerja PLTN sebenarnya sama dengan proses kerja
pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit lisrtik tenaga uap
(PLTU), yang umumnya sudah dikenal secara luas. yang membedakan
antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang
digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedangkan
PLTU mendapatkan panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
batubara atau minyak bumi. Reaktor daya dirancang untuk memproduksi
energi listrik melalui PLTN. Uap bertekanan tinggi pada PLTU digunakan
untuk memutar turbin. Tenaga gerak putar turbin ini kemudian diubah
menjadi tenaga listrik dalam sebuah generator.

Gambar 6 Proses pemutaran turbin

Perbedaan PLTN dengan pembangkit lain terletak pada bahan


bakar yang digunakan untuk menghasilkan uap, yaitu Uranium. Reaksi
pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan tenaga panas (termal) dalam
jumlah yang sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah neutron.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara
terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang
menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti
CO2, SO, atau NOx, juga tidak melepaskan asap atau debu yang
mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan.
Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN,
adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar
bekas ini untuk sementara bisa disimpan dilokasi PLTN, sebelum
dilakukan penyimpanan secara lestari.

Gambar 7 Skema prinsip kerja PLTN

E. STRUKTUR ATOM URANIUM DAN REAKSI FISI


1. Strukut Atom Uranium
Sejatinya segala unsur yang terdapat di alam terbentuk dari
kumpulan atom-atom. Ada 92 jenis atom yang telah didefinisikan
hingga saat ini. Inti dari suatu atom terdiri atas proton yang bernilai
positip dan neutron yang bersifat netral. Disekitar intinya terdapat
elektron yang mengelilingi, biasanya berjumlah sama dengan proton
dan terikat dengan gaya elektromagnetiknya. Jumlah proton pada atom
menjadi ciri khas suatu jenis atom dan lebih dikenal dengan sebutan
nomer atom, yang menentukan unsur kimia atom tersebut.
Unsur uranium memiliki jumlah proton 92 buah atau dengan
kata lain nomer atom Uranium adalah 92. Namun di alam, terdapat 3
jenis unsur yang memiliki jumlah proton 92 buah, masing-masing
memiliki jumlah neutron sebanyak 142, 143, dan 148 buah. Unsur
yang memiliki 143 buah neutron ini disebut dengan Uranium-235,
sedangkan yang memiliki 148 buah neutron disebut dengan Uranium-
238. Suatu unsur yang memiliki nomer atom sama namun jumlah
neutron yang berbeda biasa disebut dengan isotop. Gambar berikut
adalah struktur dari atom Uranium dan tabel yang menjelaskan tentang
isotopnya.
Uranium yang terdapat di alam bebas sebagian besar adalah
Uranium yang sulit bereaksi, yaitu Uranium-238. Hanya 0,7 persen
saja Uranium yang mengandung isotop Uranium-235. Sedangkan
bahan bakar Uranium yang digunakan di PLTN adalah Uranium yang
kandungan Uranium-235 nya sudah ditingkatkan menjadi 3-5 %.

2. Reaksi Fisi Uranium


Perlu diketahui bahwa reaksi fisi bisa terjadi disetiap inti atom
dari suatu unsur tanpa terkecuali. Namun reaksi fisi yang paling mudah
terjadi adalah reaksi pada inti atom Uranium. Uranium pun sama
halnya, yang paling mudah terjadi reaksi adalah Uranium-235,
sedangkan Uranium-238 memerlukan energi yang lebih besar agar
dapat terjadi reaksi fisi ini.
Reaksi fisi terjadi saat neutron menumbuk Uranium-235 dan
saat itu pula atom Uranium akan terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan
Br. Saat terjadi reaksi fisi juga akan dihasilkan energi panas yang
sangat besar. Dalam aplikasinya di PLTN, energi hasil reaksi fisi ini
dijadikan sumber panas untuk menghasilkan uap air. Uap air yang
dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan membuat generator
menghasilkan listrik.
Pada saat Uranium-235 ditumbuk oleh neutron, akan muncul
juga 2-3 neutron baru. Kemudian neutron ini akan menumbuk lagi
Uranium-235 lainnya dan muncul lagi 2-3 neutron baru lagi. Reaksi
seperti ini akan terjadi terus menerus secara perlahan di dalam reaktor
nuklir.
Neutron yang terjadi akibat reaksi fisi sebenarnya bergerak
terlalu cepat, sehingga untuk menghasilkan reaksi fisi yang terjadi
secara berantai kecepatan neutron ini harus diredam dengan
menggunakan suatu media khusus. Ada berbagai macam media yang
digunakan sampai saat ini antara lain air ringan/tawar, air berat, atau
pun grafit. Secara umum kebanyakan teknologi PLTN di dunia
menggunakan air ringan (Light Water Reactor, LWR).
Perlu diperhatikan disini bahwa di dalam reaktor nuklir, bahan
bakar Uranium yang digunakan dijaga agar tidak sampai terbakar atau
mengeluarkan api. Sebisa mungkin posisi bahan bakarnya diatur
sedemikian hingga agar nantinya hasil reaksi fisi ini masih bisa diolah
kembali untuk dijadikan bahan bakar baru untuk digunakan pada
teknologi PLTN di masa yang akan datang.

Gambar 8 Proses terjadinya reaksi fisi

3. Besarnya Energi Reaksi Fisi


Berikut ini adalah data tentang jumlah bahan bakar yang
diperlukan dalam 1 tahun untuk masing-masing pembangkit listrik
berkapasitas 1000 MW. Disini terlihat bahwa untuk 1 gram bahan
bakar Uranium dapat menghasilkan energi listrik yang setara dengan 3
ton bahan bakar batubara, atau 2000 liter minyak bumi. Oleh karena
energi yang dihasilkan Uranium sangat besar, bahan bakar PLTN juga
dapat menghemat biaya di pengakutan dan penyimpanan bahan bakar
pembangkit listrik.

Gambar 9 Banyaknya bahan bakar yang diperlukan dalam 1 tahun

F. PROSES PEMANFAATAN PANAS HASIL FISI UNTUK


MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK DI DALAM PLTN
o Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi
dalam bentuk panas yang sangat besar.
o Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada
tipe reaktor nuklir yang digunakan.
o Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga
dihasilkan energi gerak (kinetik).
o Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar
generator sehingga dihasilkan arus listrik.
G. KELEMAHAN PLTN
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN :
1) Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah
kecelakaan Chernobyl(yang tidak mempunyai containment building).
2) Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat
bertahan hinggaribuan tahun.

H. KEUNTUNGAN PLTN
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya
adalah :
1) Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) -
gas rumah kacahanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat
dinyalakan dan hanya sedikitmenghasilkan gas).
2) Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya
sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen
oksida, partikulate atau asap fotokimia.
3) Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
4) Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang
diperlukan.
5) Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat
sedikit bahanbakar yang diperlukan.
6) Baterai nuklir - (lihat SSTAR).

I. RESIKO PLTN
1. Radiasi
Risiko utama yang berkaitan dengan tenaga nuklir timbul dari
efek kesehatan dari radiasi. Radiasi ini terdiri dari partikel subatomik
bepergian pada atau dekat kecepatan cahaya, --- 186 000 mil per detik.
Mereka dapat menembus jauh di dalam tubuh manusia di mana
mereka dapat merusak sel-sel biologi dan dengan demikian memulai
kanker. Jika mereka menyerang sel-sel seks, mereka dapat
menyebabkan penyakit genetik pada keturunan.
Radiasi terjadi secara alami di lingkungan kita, orang yang khas
adalah, dan selalu telah terkena radiasi partikel 15.000 setiap detik
dari sumber-sumber alam, dan medis rata-rata X-ray melibatkan
disambar 100 miliar. Meskipun hal ini mungkin tampak sangat
berbahaya, tidak, karena kemungkinan untuk sebuah partikel radiasi
memasuki tubuh manusia menyebabkan kanker atau penyakit genetik
hanya satu kesempatan di 30 juta miliar (30 triliun).
Teknologi tenaga nuklir menghasilkan bahan yang aktif dalam
memancarkan radiasi dan karena itu disebut "radioaktif". Bahan-bahan
ini dapat datang ke dalam kontak dengan orang-orang terutama
melalui siaran kecil selama operasi rutin pabrik, kecelakaan di
pembangkit listrik tenaga nuklir, kecelakaan dalam pengangkutan zat
radioaktif, dan melarikan diri dari limbah radioaktif dari sistem
kurungan. Kami akan membahas ini secara terpisah, tetapi semuanya
diambil bersama, dengan kecelakaan dirawat probalistik, akhirnya
akan mengekspos Amerika rata-rata sekitar 0,2% dari paparan dari
radiasi alam. Karena radiasi alam diperkirakan menyebabkan sekitar
1% dari semua kanker, radiasi karena teknologi nuklir akhirnya harus
meningkatkan risiko kanker kita dengan 0,002% (satu bagian dalam
50.000), mengurangi harapan hidup kita dengan kurang dari satu jam.
Sebagai perbandingan, kehilangan harapan hidup kita dari teknologi
pembangkit listrik yang kompetitif, pembakaran batu bara, minyak,
atau gas, diperkirakan bervariasi antara 3 sampai 40 hari.
Ada banyak kesalahpahaman tentang penyakit genetik akibat
radiasi. Risiko yang agak kurang daripada resiko kanker, misalnya,
antara mereka yang selamat A-bom Jepang dari Hiroshima dan
Nagasaki, ada sekitar 400 kematian akibat kanker ekstra di antara
100.000 orang dalam kelompok follow-up, tapi tidak ada tambahan
penyakit genetik antara keturunan mereka. Karena tidak ada cara yang
mungkin untuk sel dalam tubuh kita untuk membedakan antara radiasi
alam dan radiasi dari industri nuklir, yang terakhir tidak dapat
menyebabkan jenis baru penyakit genetik atau kelainan bentuk
(misalnya, manusia bionik), atau mengancam "ras manusia".
Penyebab lain penyakit genetik termasuk tertunda orangtua (anak-
anak dari orang tua yang lebih tua memiliki insiden yang lebih tinggi)
dan laki-laki memakai celana (ini menghangatkan gonad,
meningkatkan frekuensi mutasi spontan).
Risiko genetik tenaga nuklir tersebut setara dengan orangtua
menunda sebesar 2,5 hari, atau dari manusia memakai celana sebuah 8
jam ekstra per tahun. Banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit genetik memanfaatkan teknologi yang tersedia saat ini, jika
1% dari pajak yang dibayar oleh industri nuklir digunakan untuk lebih
menerapkan teknologi ini, 80 kasus penyakit genetik akan dihindari
untuk setiap kasus yang disebabkan oleh industri nuklir.
2. Kecelakaan Reaktor
Pembangkit tenaga nuklir desain strategi untuk mencegah
kecelakaan dan mengurangi efek potensial mereka adalah "pertahanan
mendalam" --- jika sesuatu gagal, ada sistem back-up untuk
membatasi kerugian yang, jika sistem yang juga harus gagal ada lagi
kembali -up sistem untuk itu, dll, dll Tentu saja ada kemungkinan
bahwa setiap sistem dalam rangkaian back-up mungkin gagal satu
demi satu, tetapi kemungkinan untuk itu adalah sangat kecil. Media
sering mempublikasikan kegagalan dari beberapa sistem tertentu di
pabrik beberapa, menyiratkan bahwa itu adalah panggilan dekat "pada
bencana”.
Mereka benar-benar kehilangan titik pertahanan berlapis yang
mudah menangani kegagalan tersebut Bahkan dalam kecelakaan
Three Mile Island di mana setidaknya dua kegagalan tetap telah sangat
diperparah oleh kesalahan manusia, dua baris pertahanan masih tidak
dilanggar --- dasarnya semua radioaktivitas masih disegel dalam
bejana reaktor baja tebal, dan kapal yang disegel di dalam beton
bertulang dan baja berat berbaris "penahanan" bangunan yang tidak
pernah bahkan menantang itu jelas bukan panggilan dekat pada
bencana bagi penduduk sekitar reaktor Chernobyl Soviet, dibangun di
atas konsep desain yang jauh kurang aman, tidak punya struktur
penahanan;. jika hal itu,. bencana yang seharusnya dihindari.
Risiko dari kecelakaan reaktor diperkirakan oleh ilmu
pengetahuan berkembang pesat dari "analisis risiko probabilistik"
(PRA). Sebuah PRA harus dilakukan secara terpisah untuk setiap
pembangkit listrik (dengan biaya $ 5 juta) tapi kita memberikan hasil
yang khas di sini: bahan bakar Sebuah meleleh-down mungkin
diharapkan sekali dalam 20.000 tahun beroperasi reaktor. Dalam 2
dari 3 lelehan-down tidak akan ada kematian, pada 1 dari 5 akan ada
lebih dari 1000 kematian, dan dalam 1 dari 100.000 akan ada 50.000
kematian. Rata-rata untuk semua kebocoran akan menjadi 400
kematian. Karena polusi udara dari pembakaran batu bara
diperkirakan akan menyebabkan 10.000 kematian per tahun, ada harus
25 meleleh-downs setiap tahun untuk tenaga nuklir harus sama
berbahayanya dengan pembakaran batubara.
Kematian saja dari polusi udara pembakaran batu bara tidak
terlihat, tetapi yang sama juga berlaku bagi kematian akibat kanker
dari kecelakaan reaktor. Dalam kecelakaan terburuk dipertimbangkan,
diharapkan sekali dalam 100.000 meleleh-downs (sekali dalam 2
milyar tahun beroperasi reaktor), kematian kanker akan di antara 10
juta orang, meningkatkan risiko kanker mereka biasanya dari 20%
(rata-rata AS saat ini) untuk 20,5 %. Ini jauh lebih kecil daripada
variasi geografis --- 22% di New England menjadi 17% di negara-
negara Rocky Mountain.
Sangat dosis radiasi yang tinggi dapat merusak fungsi tubuh dan
mengakibatkan kematian dalam waktu 60 hari, tetapi seperti "terlihat"
kematian yang diharapkan hanya 2% dari reaktor meleleh-down
kecelakaan; akan ada lebih dari 100 di 0,2% dari kebocoran, dan 3500
di 1 dari 100.000 meleleh-downs. Untuk saat ini, jumlah terbesar
kematian terlihat dari pembakaran batubara dalam insiden polusi
udara (London, 1952) di mana terdapat 3500 kematian ekstra dalam
satu minggu. Tentu saja kecelakaan nuklir yang hipotetis dan ada
banyak jauh lebih buruk kecelakaan hipotesis dalam teknologi
pembangkit listrik lain, misalnya, ada bendungan hidroelektrik di
California yang mendadak kegagalan dapat menyebabkan 200.000
kematian.
3. Limbah Radioaktif
Produk limbah radioaktif dari industri nuklir harus diisolasi dari
kontak dengan orang untuk jangka waktu yang sangat lama. Sebagian
besar radioaktivitas yang terkandung dalam bahan bakar bekas, yang
cukup kecil dalam volume dan karena itu dengan mudah ditangani
dengan hati-hati. Ini "limbah tingkat tinggi" akan dikonversi ke bentuk
batu-suka dan emplaced di habitat alami batuan, di bawah tanah.
Umur rata-rata sebuah batu di lingkungan yang merupakan satu miliar
tahun.
Jika sampah berperilaku seperti batu lain, mudah terlihat bahwa
limbah yang dihasilkan oleh satu pembangkit tenaga nuklir akhirnya
akan, selama jutaan tahun (jika tidak ada ditemukan obat untuk
kanker), menyebabkan satu kematian dari 50 tahun beroperasi.
Sebagai perbandingan, limbah dari tanaman pembakaran batubara
yang berakhir di tanah akhirnya akan menyebabkan beberapa ribu
kematian dari jumlah yang sama menghasilkan listrik.
Volume yang jauh lebih besar jauh lebih sedikit radioaktif
(tingkat rendah) limbah dari pembangkit nuklir akan dimakamkan di
kedalaman dangkal (biasanya 20 kaki) dalam tanah. Jika kita
menganggap bahwa bahan ini segera menjadi tersebar melalui tanah
antara permukaan dan kedalaman air tanah (walau tindakan rumit
untuk menjaga integritas paket limbah) dan berperilaku seperti materi
yang sama yang hadir secara alami dalam tanah (ada bukti ekstensif
menegaskan perilaku seperti itu) , jumlah korban tewas dari limbah
tingkat rendah akan menjadi 5% dari yang dari limbah tingkat tinggi.

J. SYARAT PLTN YANG AMAN


Ketika syarat PLTN yang baik terpenuhi akan mendapatkan impek
yang baik juga, berikut syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Air Sebagai Pemerlambat Neutron (Moderator)
Panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan, oleh air yang
bertekanan 160 atmosfir dan suhu 300 derajat Celsius secara terus
menerus dipompakan ke dalam reaktor melalui saluran pendingan
reaktor. Air yang bersirkulasi dalam saluran pendingin ini tidak hanya
berfungsi sebagai pendingin saja melainkan juga bertindak sebagai
moderator, yaitu sebagai medium yang dapat memperlambat neutron.
Neutron cepat akan kehilangan sebagian energinya selama menumbuk
atom-atom hidrogen. Setelah kecepatan neutron turun sampai 2000
m/detik atau sama dengan kecepatan molekul gas pada suhu 300
derajat Celsius, barulah ia mampu membelah inti atom uranium-235.
Neutron yang telah diperlambat disebut neutron termal.
2. Reaksi Pembelahan Inti Berantai Terkendali
Untuk mendapatkan keluaran termal yang mantap, perlu dijamin
agar banyaknya reaksi pembelahan inti yang terjadi dalam teras reaktor
dipertahankan pada tingkat tetap, yaitu 2 atau 3 neutron yang
dihasilkan dalam reaksi itu hanya satu yang dapat meneruskan reaksi
pembelahan. Neutron lainnya dapat lolos keluar reaktor, atau diserap
oleh bahan lainnya tanpa menimbulkan reaksi pembelahan atau diserap
oleh batang kendali. Batang kendali dibuat dari bahan-bahan yang
menyerap neutron, sehingga jumlah neutron yang menyebabkan reaksi
pembelahan dapat dikendalikan dengan mengatur keluar atau
masuknya batang kendali ke dalam teras reaktor. Sehubungan dengan
urain di atas perlu digarisbawahi bahwa:
a. Reaksi pembelahan berantai hanya dimungkinkan apabila ada
moderator.
b. Kandungan Uranium-235 di dalam bahan bakar nuklir maksimum
adalah 3,2%. Kandungan ini kecil sekali dan terdistribusi secara
merata dalam isotop Uranium-238, sehingga tidak mungkin terjadi
reaksi pembelahan berantai secara tidak terkendali di dalamnya.
3. Keselamatan Nuklir
Berbagai usaha pengamanan dilakukan untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan masyarakat, para pekerja reaktor, dan
lingkungan PLTN. Usaha ini dilakukan untuk menjamin agar
radioaktif yang dihasilkan reaktor nuklir tidak terlepas ke lingkungan
baik selama operasi mapun jika terjadi kecelakaan. Tindakan proteksi
dilakukan untuk menjamin agar PLTN dapat dihentikan dengan aman
setiap waktu jika diinginkan dan tetap dapat dipertahankan dalam
keadaan aman, yakni memperoleh pendinginan yang cukup. Untuk ini
panas peluruhan yang dihasilkan harus dibuang dari teras reaktor,
karena dapat menimbulkan bahaya akibat pemanasan lebih pada
reaktor.
4. Keselamatan Terpasang
Keselamatan terpasang dirancang berdasarkan sifat-sifat alamiah
air dan uranium. Bila suhu dalam teras reaktor naik, jumlah neutron
yang tidak tertangkap maupun yang tidak mengalami proses
perlambatan akan bertambah, sehingga reaksi pembelahan berkurang.
Akibatnya panas yang dihasilkan juga berkurang. Sifat ini akan
menjamin bahwa teras reaktor tidak akan rusak walaupun sistem
kendali gagal beroperasi.
5. Penghalang Ganda
PLTN mempunyai sistem pengamanan yang ketat dam berlapis-
lapis, sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang
ditimbulkan sangat kecil, Sebagai contoh, zat radioaktif yang
dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium sebagian besar (>
99%) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang
berfungsi sebagai penghalang pertama, selama beroperasi aupun jika
terjadi kecelakaan, kelongsong bahan bakar akan berperan sebagai
penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif tersebut
keluar kelongsong. Dalam hal zat radioaktif masih dapat keluar dari
dalam kelongsong, masih ada penghalang ketiga yaitu sstem
pendingin. Lepas dari sistem pendingin, masih ada penghalang
keempat berupa bejana tekan dibuat dari baja dengan tebal ± 20 cm.
Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5 - 2
meter. Bila zat radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton,
masih ada penghalang keenam, yaitu sistem pengungkung yang terdiri
dari pelat baja setebal ± 7 cm dan beton setebal 1,5 - 2 meter yang
kedap udara. Jadi selama operasi atau jika terjadi kecelakaan, zat
radioaktif benar-benar tersimpan dalam reaktor dan tidak dilepaskan ke
lingkungan. Kalaupun masih ada zat radioaktif yang terlepas
jumlahnya sudah sangat diperkecil sehingga dampaknya terhadap
lingkungan tidak berarti.

Gambar 10 Skema pembelahan inti uranium


K. REAKSI FUSI PADA PLTN
Dalam reaksi fusi, dua atau lebih ringan inti atom bergabung
membentuk inti tunggal yang lebih berat. Perubahan massa dalam proses
adalah sumber energi nuklir. Fusi dalam inti matahari dan bintang-bintang
lainnya menghasilkan energi radiasi mereka dengan menggabungkan dua
atom hidrogen untuk menghasilkan atom helium. Dalam fusi, energi
ambang yang sangat tinggi harus dicapai untuk menggabungkan inti atom,
dan suhu yang diperlukan dalam jutaan derajat. Di alam, satu-satunya
tempat di mana hal ini terjadi adalah dalam inti bintang. Superpanas
plasma dan fokus daya laser adalah dua metode untuk mencapai energi
ambang ini. Karena sesuatu yang dapat berfungsi sebagai media fusi harus
begitu panas, itu harus diisolasi dari sekitar materi menggunakan medan
magnet yang kuat atau penahanan inersia, yang merupakan prinsip di balik
reaktor tokamak. Namun, fusi membutuhkan begitu banyak energi yang
tak seorang pun belum bisa membangun sebuah reaktor yang
menghasilkan energi yang dapat memenuhi reaksi awal fusi. Energi dapat
diekstraksi dengan menggabungkan inti dalam proses yang disebut fusi
.Kerugian energi fisi mencakup produk sampingan radioaktif dan
hubungannya dengan senjata nuklir dan kebocoran. Dalam dekade terakhir
ini, fisikawan nuklir telah mengembangkan cara yang lebih aman dari
bangunan reaktor, termasuk metode untuk daur ulang produk sampingan
radioaktif. Kemajuan ini telah menyebabkan pemerintah AS untuk
memulai advokasi pembangunan reaktor nuklir lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Wandha,Enggar. Artikel Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). [online]. Tersedia :


http://enggarditaayuwandha.blogspot.co.id/2014/11/listrik-tenaga-nuklir-
pltn-pembangkit.html Diakses pada tanggal 13 Agustus 2016.

Noname. Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). [online]. Tersedia :


http://alfith.itp.ac.id/wp-content/uploads/2015/09/PEMBANGKIT-LISTRIK-
TENAGA-NUKLIR.d.pdf Diakses pada tanggal 13 Agustus 2016.

Susanto,Rudi. Makalah: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). [online]. Tersedia :


http://ruddysusanto.blogspot.co.id/2011/12/makalah-pembangkit-lisytrik-
tenaga.html Diakses pada tanggal 13 Agustus 2016.

Noname. Perbedaan Fusi dan Fisi Nuklir. [online]. Tersedia :


http://artikeltop.xyz/perbedaan-fisi-dan-fusi.html Diakses pada tanggal 13
Agustus 2016.

Noname. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. [online]. Tersedia : http://kpip-


pltn.blogspot.co.id/p/resiko-nuklir.html Diakses pada tanggal 13 Agustus
2016.

You might also like