You are on page 1of 8

FILSAFAT POSTMODERNISME

Bab I PENDAHULUAN
SEJARAH POSTMODERNISME

Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahaminya atau
mendalami secara radikal (amat keras menuntut perubahan) dan integral (mencakup keseluruhan) serta
sistematis teratur menurut sistem). Dalam mempelajari ilmu filsafat kita akan mengenal beberapa
zaman yang memiliki pandangan serta ajaran berbeda dalam hala filsafat.

Dalam sejarah manusia kita mengenal 3 (tiga) era atau zaman yang memiliki ciri khas nya
masing-masing. Yaitu : pramodern, modern dan postmodern. Zaman modern ditandai dengan afirmasi
(penetapan yang positif ) diri manusia sebagai subyek. Sedangkan zaman postmodern merupakan kritik
atas masyarkat modern dan kegagalannya memenuhi janjinya. Post modern juga cenderung mengkritik
segala sesuatu yang diasosiasikan (dipautkan digabungkan) dengan modernitas (kemodernan) yaitu
akumulasi (penghimpunan/pengumpulan) pengaruh budaya barat.

Bab II PEMBAHASAN
II.1 . PENGERTIAN POSTMODERNISME

a. Secara etimologis postmodern terbagi menjadi dua kata, post dan modern. Kata post dalam
Webste’s Dictionary Library adalah prefik, diartikan dengan “later or after” (kemudian atau
sesudah). Bila kita menyatukannya menjadi post modern maka akan berarti sebagai koreksi
terhadap modern itu sendiri dengan mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan yang tidak
terjawab di zamanmodern yang muncul karena adanya modernitas itu sendiri.
Sedangkan secara terminology menurut tokoh dari post modern, Pauline Rosenau (1992)
mendefinisikan postmodern secara gambling dalam istilah yang berlawanan antra lain : pertama,
post modernism merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegaglannya memenuhi janji –
janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan
modernitas. Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi,
kemajuan teknologi, Negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan

1
prioritas – prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi,
demokrasi liberal, toleransi, humanism, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral,
peraturan impersonal dan rasionalitas. Kedua,teoritisipostmodern cenderung menolak apa yang
biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi, totalitas, dan sebagainya. 1

b. PENGERTIAN POSTMODERNISME
1. Postmodernisme adalah lawan dari modernism yang dianggap tidak berhasil mengangkat
martabat manusia modern ( Lyotard ).
2. Postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas dengan alasan tidak mungkin kita
dapat masuk jenjang postmodernisme tanpa melalui tahapan modernisme ( Jameson).
3. Postmodernisme adalah usaha kerasn sebagai reaksi dari kesia – siaan zaman modernis yang
sirna begitu saja bagai ditiup angin. Adapun penyebab dari kesia-siaan zaman modernis
adalah akibat dari tekanan yang bersumber dari prasangka ( insting, wahm ) belaka. (
Zygmunt Bauman dalam karya Post –Modern Ethics ).
4. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjajikan
keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya (Eddy Peter P ).
5. Postmodernisme adalah sebuah aliran pemikiran dan menjadi semacam paradigma baru,
yangmerupakan antithesis dari modernism, yang dinilai telah gagal dan tidak lagi relevan
dengan perkembangan zaman. Modernisme yang ditandai oleh kepercayaan penuh pada
keunggulan sains, teknologi, dan pola hidup sekuler, ternyata tidak cukup kukuh untuk
menopang era industrialisasi yang dikampanyekan dapat membawa kesejahteraan dalam
kehidupan masyarakat( Maysa Syifa Aljuaza, http://www.scribd.com/doc/27492923/5-teori-
postmodernisme).2

1
.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/sejarah-filsafat-postmodern
2
.Filsafat Ilmu Lanjutan,Oleh:Prof.Dr.Sabarti Akhadiah. M.K.,Winda Dewi Listyasari. M.Pd,Penerbit:Kencana-
jkt,Cet:ke:2,hal:92

2
II.2 KELAHIRAN POST MODERNISME

a. Postmodern pertama kali muncul di Prancis sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya postmodern
lahir terhadap kritik arsitektur, dan harus kita akui kata postmodern itu sendiri muncul sebagai
bagian modernitas. Benih postmodern pada awalnya tumbuh di lingkungan arsitektur. Charles
Jencks dengan bukunya “The Language of Postmodern”. Architecture ( 1975 ) menyebut
postmodern sebagai upaya untuk mencari pluralism gaya arsitektur setelah ratusan tahun
terkurung satu gaya. Pada sore hari di bulan juli 1972, bangunan yang mana melambangkan
kemodernisasian diledakkan dengan dinamit. Peristiwa peledakan ini menandai kematian modern
dan menandakan kelahiran postmodern.

Ketika postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam modern tidak dimasudkan
sebagai sebuah periode atau waktu tetapi lebih merupakan sebuah konsep yang hendak
melampaui segala hal modern. Postmodern ini merupakan sebuah kritik atas realitas modernitas
yang dianggap telah gagal dalam melanjutkan proyek pencerahan. Nafas utama dari postmodern
adalah penolakan atas narasi – narasi besar yang muncul pada dunia modern dengan ketunggalan
gangguan terhadap akal budi dan mulai memberi tempat bagi narasi – narasi kecil, local, tersebar
dan beraneka ragam untuk bersuara dan menampakkan dirinya.

Postmodern bersifat relatif. Kebenaran adalah relatif, kenyataan atau realita adalah
relative, dan keduanya menjadi konstuk yang tidak bersambungan satu sama lain. Dalam
postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh reatifisme.
Kenyatan tidak lebih dari konstruk sosial, kebenaan disamakan dengan kekuatan atau kekuasaan.

Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang kehidupan,


termasuk dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan dan sosiologi. Postmodern akhirnya menjadi
kritik kebudayaan atas modernitas. Apa yang dibanggakan oleh pikiran modern sekarang diktuk
dan apa yang dulu dianggap rendah sekarang justru dihargai.3

3
. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/sejarah-filsafat-postmodern

3
b. Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 juli 1972, pukul 3.32 sore. Ketika pertama kali
didirikan, proyek rumah Pruitt- Igoe di St. Louis dianggap sebagai lambing arsitektur modern.
Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernism, yang menggunakan teknologi untuk
menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi, para penghuninya
menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk
merenovasi bangunan tersebut. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah
menyerah. Pada sore hari di bulan juli 1972,bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Peristiwa
peledakan ini menandai kematian modernism ( Charles Jencks.
http://pormadi.wordpress.com/2008/12/15/dekonstruksi-derrida-dan-pengaruhnya-pada-budaya).
Masyrakat kita ikut berada dalam pergolakan dan pergeseran kebudayaan seperti pemikiran dan
kebudayaan modernism yang hancur berkeping-keping. Ketika modernism mati di sekeliling
kita, kita sedang memasuki sebuah era baru yaitu era postmodern.4

II.3 PERKEMBANGAN POSTMODERNISME

Postmodernisme mula-mula muncul karena adanya keinginan untuk berpaling dari paham
modernism yang dianggap berlebihan dalam mendefiniskan kehidupan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Subangun ( 1994: 154 ), bahwa Lyotard dan Foucault, tokoh aliran ini, menolak
keteraturan yang dituntut oleh modernism. Lebih-lebih Lyotard, ia mengatakan bahwa konsensus
dalam apa pun dan terutama dalam jpengetahuan, bukan dan tidak akan menjadi akhir, sebab tingkat
perkembangan ilmu seperti sekarang ini bukan lagi mengejarr obyektifitas atau consensus rasional,
melainkan mengejar hal-hal yang jauh lebih penting yakni hal-hal yang tidak bisa diduga dan
diambil keputusan ( Subangun 1994: 156 ).

Pemikiran postmodernisme sendiri sebenarnya telah diawali oleh teori dialogis Bakhtin yang
disusun pada 1920-an. Teori tersebut telah menunjukkan kecenderungan kea rah postmodernisme.
Namun secara factual baru pada 1950-an postmodernisme muncul sebagai sebuah aliran.
Selanjutnya, aliran ini baru dikenal di kalangan luas pada 1970-an.

4
. Filsafat Ilmu Lanjutan,Oleh:Prof.Dr.Sabarti Akhadiah. M.K. , Winda Dewi Listyasari. M.Pd.,Penerbit:Kencana-jkt,Cet ke-2
hal:93

4
Istilah postmodernisme mula-mula dikenalkan oleh Lyotard secara eksplisit lewat karyanya The
Postmodern Condition A Report and Knowledge. Dalam bukunya tersebut Lyotard menolak ide
dasar filsafat modern yang dilegitimasi prinsip kesatuan ontologis Menurutnya prinsip-prinsip
seperti itu sudah tidak lagi sebrelevan dengan realitas kontemporer. Sebaliknya, ia menawarkan ide
parologi atau prulalitas. Manusia harus membuka kesadarannya dan menerima realitas plural.
Menurutnya tiap pengetahuan bergerak dalam language game masing-masing, dan kebenaran selalu
terkait pada penilaian orang melalui Bahasa yang digunakan ( Arifin, 1994:34 ). Jadi, kebenaran
adalah selalu interpretative, dank arena inerpretatif maka sulit untuk dipastikan.

Aliran modernism dianggap bergantung dan terpaku pada grand narrative( ccerita-cerita besar)
dari kemapanan filsafat yang hanya mengandalkan akal, dialektika roh, emansipasi subyek yang
rasional, dan sebagainya ( Arifin, 1994: 34 ). Yang menjadi kegelisahan Lyotard bahwa aliran ini
mengklaim diri sebagai aliran yang mampu mencapai kebenaran dan keadilan. Lyotard menolak
dengan keras bentuk metanarasi, dan tidak percaya adanya kebenaran tunggal yang universal, sebab
menurutnya kebenaran adalah kebenaran.

Aliran postmodernisme berkembang pesat pada 1970-an dengan beberapa tokoh yang dikenal
gigih menolak aliran modernism dan menwarkan solusi terbaik dalam upaya untuk mengikuti
perkembangan zaman yang serba menuntut tersebut. Tokoh-tokoh itu ialah : Jeans Francois Lyotard,
Michel Foucault, Jacques Derrida, Richard Rorty, dan sebagainya, dan orang-orang ini dikenal
sebagai gembong aliran postmodernisme.5

II.4 ASAS – ASAS PEMIKIRAN POSTMODERNISME

1. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran ( totalism )


2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada indentitas personal maupun social secara terus
menerus, sebagai ganti dari yang permanen yang amat mereka tentang.
3. Pengingkaran atas semua jenis ideology.

5
. Filasafat Ilmu Lanjutan,Oleh:Prof.Dr.Sabarti Akhadiah.M.K,Winda Dewi Listyasari.M.Pd.,Penerbit:Kencana-jkt,Cet:ke-
2,hal:93,94,95

5
Konsep berfilsafat dalam era Postmodernisme adalah hasil gabungan dari berbagai jenis
fondasi pemikiran. Mereka tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk fondasi
pemikiran filsafat tertentu.
4. Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas ( universal dan permanen). Bagaimana
mungkin akal sehat manusia dapat menerima sesuatu yang tidak jelas asas dan landasannya?
Jika jawaban mereka positif, jelas sekali hal itu bertentangan dengan pernyataan mereka
sendiri; sebagaimana postmodernis selalu menekankan untuk mengingkari bahkan
menentang hal-hal yang bersifa universal dan permanen

II.5 POSTMODERNISME, POSTMODERNITAS, DAN MODERNISME

1. Postmodernisme adalah wacana pemikiran baru sebagai alternative terhadap modernism.


2. Postmodernisme adalah pemikiran yang mengkritik modernism, di mana berbuah pada
modernitas kehidupan manusia, yang menurut kaum postmodern, membunuh rasionalitas itu
sendiri.
3. Postmodernisme lahir karena melihat kegagalan modernitas yang “di-rohi” oleh modernism,
yang mulanya menginginkan manusia bertindak sebagai subjek, namun kenyataannya, kaum
postmodernisme berpendapat, modernitas dan modernism malah menjadikan manusia
sebagai objek.
4. Istilah “post”, menurut kubu postmodernisme adalah kematian modernisme yang
mengusung klaim kesatuan representasi, humanism-antroposentrisme, dan linieritas sejarah
guna memberi jalan bagi pluralisme, representasi, antihumanisme, dan diskontinuitas.
5. Postmodernitasadalah kondisi di mana masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi
barang, melainkan produksi dan reproduksi informasi di mana sector jasa menjadi factor
yang paling menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja
demi memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup.
6. Modernisme adalah pemikiran yang mengagungkan akal budi serta rasionalitas manusia
sebagai sumber pengtahuan menuju kebebasan manusia.

6
7. Modernisme lahir, karena memandang manusia selalu terbelenggu oleh dogma-dogma
tradisional dan agama, sehingga menyebabkan manusia selalu menjadi objek, dari dogma
tersebut. Modernisme, sangat berpusat pada manusia sebagai subjek bukan aobjek.
8. Modernisme sendiri digambarkan sebagai wacana pemikiran yang meyakini adanya
kebenaran mutlak sebagai objek representasi bagi subjek yang sadar, rasional, dan otonom.
Sebagai realitas pemikiran baru, postmodernisme meluluhlantakkan konsep-konsep
modernism, seperti adanya subjek yang sadar diri dan otonom, adanya representasi istimewa
tentang dunia, dan sejarah linier ( Abdul Kadir, http://www.scribd.com/doc/27492923/5-
TEORI-POSTMODERNISME).

II.6 PELUANG POSTMODERNISME

1. Postmodernisme menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran,


dan lokalitas.
2. Postmodernisme menerima bentuk tradisional tetapi dengan cara yang lebih berbeda, yaitu
dengan cara melebih-lebihkan.
3. Postmodernisme membangkitkan kembali ketertarikan dalam sejarah dan hal-hal yang
bersifat tradisional. Aliran ini tidak meniru segala sesuatu yang ada pada periode yang
sebelumnya, tetapi menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan
menggabungkannya.

II.7 TANTANGAN POSTMODERNISME

1. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran ( totalism )


2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun social secara terus-
antikanmenerus, sebagai ganti dari permanen yang amat mereka tentang.
3. Pengingkaran atas semua jenis ideology ( http://www.psikomedia.com/article/view/Tokoh-
dan-keTeori-/2099/Aliran-Postmodernisme-%28Falsafat-Masa-Kontemporer%29/)6

6
.Filsafat Ilmu Lanjutan,Oleh:Prof.Dr.Sabarti Akhadiah. M.K.,Winda Dewi Listyasari, M.Pd.:Penerbit:Kenana-jkt,Cet:ke-
2,hal:93,94 – 98.

7
Bab III
Kesimpulan

Postmodern lahir sebagai reaksi dan kritik terhadap medernisme yang penuh akan kesalahan dan
kegagalan diberbagai bidang ( walaupun beberapa tidak sepenuhnya gagal ). Postmodernisme
mengatakan bahwa tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang. Individu terkunci
dalam pandangan terbatas oleh ras, gender, dan grup etnis masing-masing. Berbeda dengan filsafat
sebelumnya zaman modern yang mendasari metodenya dengan rasionalitasnya. Pada zaman ini seakan –
akan tidak ada lagi standar kebenaran.

Kebenaran adalah relative, kenyataan adalah relative dan kedunya menjadi konstruk yang tidak
bersambungan satu sama lain. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, moralitas
digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi dan moralitas digantikan oleh relativisme,
kenyataan tidak lebih dari konstruk social, kebenaran disamakan dengan kekuatan atau kekuasaan.

You might also like