You are on page 1of 5

1.1.

Latar Belakang

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi

sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak.1 Pertumbuhan

terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan

merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi

dan sosialisasi. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang

utuh.2

Perwujudan Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia

yang cerdas, produktif, dan mandiri.3 Tumbuh kembang anak memegang peranan yang

penting bagi sumber daya masyarakat di masa mendatang. Anak merupakan generasi

penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar

tercapai masa depan suatu bangsa yang baik. Untuk mendapatkan kualitas anak yang baik

harus dipastikan bahwa tumbuh kembangnya juga baik. 1-3

Sering dijumpai pendapat bahwa pertumbuhan lebih mendapat perhatian dibandingkan

perkembangan. Menilai pertumbuhan secara kasat mata jauh lebih mudah terlihat, padahal

penilaian perkembangan penting dilakukan.4 Berdasarkan jumlah anak yang menderita

gangguan perkembangan dan tingkah laku berat hanya sebagian kecil (kurang dari 50%)

yang terdeteksi sebelum usia sekolah, padahal sebagian besar dari anak-anak tersebut selalu

diperiksa kesehatan secara teratur bahkan turut serta dalam program pendidikan prasekolah,

tetapi tetap saja gangguan perkembangannya tidak mendapat perhatian penuh dari tenaga

kesehatan.5 Dengan demikian gangguan perkembangan yang ringan merupakan tantangan

untuk dideteksi secara dini.


Masa balita merupakan periode yang amat penting dalam tumbuh kembang anak, karena

gangguan perkembangan yang terjadi pada masa tersebut akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Lima tahun pertama merupakan periode

keemasan (golden period) atau jendela kesempatan (window of opportunity) atau masa kritis

(critical period) untuk optimalisasi proses tumbuh kembang dan merupakan masa yang tepat

untuk mempersiapkan seorang anak menjadi dewasa yang unggul di kemudian hari.2

Pada saat ini telah tersedia berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan

perkembangan anak. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit

yang potensial bisa mengakibatkan gangguan perkembangan balita. Deteksi dini kelainan

perkembangan balita sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukan

lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.1,2,6-9

Saat ini sudah terdapat bermacam-macam tes perkembangan anak yang sering

digunakan, di antaranya Tes Intelegensi Stanford-Binet, Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP), Denver Developmental Screening Test/ DDST, Skala Bayley, dan

Skala Perkembangan menurut Gessel.1 Ada sebuah metode yang telah dikembangankan oleh

Glascoe yaitu metode Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS) yang berupa

kuesioner yang dapat diselesaikan dalam 5 menit, mempunyai sensitivitas (74-80%), dan

spesifitas yang tinggi (70-80%) yang dapat membantu dokter menggali keluhan orang tua

mengenai gangguan perkembangan dan perilaku anak. Praskrining perkembangan dengan

PEDS dapat membantu mendeteksi anak-anak yang mempunyai resiko maupun anak yang

mempunyai risiko rendah adanya gangguan pertumbuhan dan tingkah laku. Di samping itu

PEDS dapat membantu mengetahui kebutuhan psikososial anak-anak dan

keluarganya.5,6,11,12
Sebenarnya PEDS sudah dapat digunakan untuk bayi baru lahir sampai usia 8 tahun,

tapi biasanya pada bulan-bulan pertama kehidupan anak, orang tua dan petugas lebih sibuk

memperhatikan kesehatan balita terlebih dahulu. Oleh karena itu akan lebih bermakna jika

memperkenalkan PEDS pada orang tua saat anak memasuki 4-6 bulan dan disarankan untuk

melakukan skrining dengan menggunakan PEDS pada saat orang tua membawa anaknya

untuk kunjungan rutin pemeriksaan kesehatan, tetapi bila orang tua jarang datang

memeriksakan kesehatan anaknya, PEDS dapat digunakan saat mereka berobat atau

kontrol.5

PEDS juga telah memenuhi rekomendasi untuk deteksi dini yang ditetapkan oleh

American Academy of Pediatrics (AAP), National Association for the Education of Young

Children, American Nurses’s Association, Bright Futures Guidelines, Council for

Exeptional Children, Head Start, Royal College of Pediatrics, dan sebagainya.6 Sampai saat

ini PEDS masih belum terlalu umum digunakan di Indonesia untuk membantu mendeteksi

perkembangan anak, oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui

status perkembangan anak dengan menggunakan PEDS.

Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan

kegiatan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular

serta pengobatan dan sampai saat ini masih cukup banyak orang tua yang membawa

balitanya mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas.8 Puskesmas Bahu merupakan

salah satu puskesmas yang ada di kota Manado yang memiliki wilayah pelayanan kesehatan

yang luas, dan penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Bahu untuk kemudahan

mengumpulkan anak beserta orang tua yang akan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian.
1.2.Masalah

Bagaimana gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu

dengan menggunakan Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas

Bahu dengan menggunakan Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS).

1.4.Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui gambaran status perkembangan balita yang datang ke Puskesmas Bahu

dengan menggunakan Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS).

2. Sebagai bahan acuan dalam melakukan skrining lanjutan apabila ternyata balita yang

diteliti memiliki masalah atau keterlambatan dalam perkembangan berdasarkan hasil

interpretasi Parents’ Evaluation of Developmental Status (PEDS).

3. Menambah referensi dan sumber pengetahuan tentang gambaran status perkembangan

balita sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

4. Memberi informasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang gambaran status

perkembangan anak di Bahu.

5. Sebagai acuan bagi instansi pemerintah yang terkait untuk mengadakan pengawasan dan

perbaikan perkembangan balita.

6. Menambah pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan praskrining

perkembangan anak dengan menggunakan Parents’ Evaluation of Developmental Status

(PEDS).

You might also like