You are on page 1of 54

`

PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA


PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT
DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO

Jamal Aji Setiawan

A01401908

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMDIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII KEPERAWATAN

2017

i
Program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Jamal Aji Setiawan1, Ernawati2, M.Kep.,Ns

ABSTRAK
PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST
STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT DI KELUARGA Ny. M DESA
SEMONDO

Latar Belakang. Stroke dapat menyebabkan kelemahan anggota gerak dan di mobilisasi sedini
mungkin ketika kondisi klinis neurologis dan hemodinamik penderita sudah mulai stabil.
Mobilisasi dilakukan secara rutin dan terus menerus untuk mencegah terjadinya komplikasi
stroke, terutama kontraktur. ROM merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi
yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecatatan pada penderita stroke.
Tujuan Penulis. Menggambarkan asuhan keperawatan pada penderita post stroke dalam
pemenuhan mobilisasi.
Asuhan keperawatan. Pengkajian didapatkan data kekauan otot pada subjek studi kasus yaitu
klien Ny. M mengatakan kaki sebelah kanan sulit untuk digerakan, klien pernah di rawat dirumah
sakit 10 tahun lalu setelah klien terjatuh dari kamar mandi dan sejak itu kaki klien sebelah kanan
sulit untuk bergerak sehingga muncul diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan penurunan otot.Intervensi dan implementasi yang dilakukan adalah
pendidikan kesehatan ROM. Hasil evaluasi hari ke 4 didapatkan pengetahuan keluarga meningkat
90% dan kekuatan otot klien bertambah 25%
Beberapa hasil penelitian didapatkan hasil adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan tingkat kesehatan. Sehingga bagi perawat, mahasiswa kesehatan diharapkan mampu dan
aktif dalam pemberian pendidikan kesehatan.
Analisis. Aktifitas ROM yang cukup dapat mempengaruhi kekuatan otot sehingga dapat
mempengaruhi mobilitas klien. ROM yang dilakukan dapat dijadikan implementasi khusus pada
asuhan keperawatan keluarga.
Kata kunci : Range Of Motion, Post stroke, Asuhan Keperawatan

v
DIII Study Program of Nursing
Muhammadiyah Gombong Health Sciences College
KTI, July 2017
Jamal Aji Setiawan1, Ernawati2, M.Kep.,Ns

ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF RANGE OF MOTION (ROM) MOTION MOVEMENT ON
STROKE POST PATIENTS TO PREVENT MUSCLE WEAKNESSES
IN Mrs. Y SEMONDO VILLAGE

Background. Stroke can cause patients get limb weakness and mobilized as early as possible
when the neurological and hemodynamic clinical conditions of the patient has stabilized.
Mobilization is done regularly and continuously to prevent the occurrence of stroke
complications, especially contractures. ROM is one form of exercise in the rehabilitation
process that considered effective enough to prevent disability in patients with stroke.
Writer Purpose. Describe nursing care in post stroke patients in the fulfillment of
mobilization.
Nursing care. Musculer examination found data on the case study subject clients Mrs.. M the
client that said the right foot is difficult to move, the client was hospitalized 10 years ago after
the client fell from the bathroom and since then the right client's foot is difficult to move so
that the nursing diagnosis emerged obstacles to physical mobility associated with decreased
muscle.Intervention and implementation Done is ROM health education. Evaluation result
day 4 got the knowledge of family increased 90% and client muscle strength increased 25%.
Several research results obtained the result of a relationship between the level of
knowledge with the level of health. So for nurses, health students are expected to be able and
active in providing health education.
Analysis. Adequate ROM activity can affect muscle strength so it can affect client mobility.
ROM performed can be used as a special implementation of family nursing care.
Keywords: Range Of Motion, Post stroke, Nursing Care

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Dengan mengucap syukur Alhamdulilah kehadirat ALLAH SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat
meynyelesaikan ujian komprhensif dengan judul “PENERAPAN GERAK SENDI
RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST STROKE UNTUK
MENCEGAH KONTRAKTUR DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO”
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam pendidikan Diploma
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamdiyah Gombong.Selesainya
laporan ini tidak lain karena berkat bantuan, pembimbing dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan ucapan terimakasih kepada:
1. Hj. Herniatun S.Kep.Ns, M.Kep Sp.Mat selaku rektor STIKES Muhamdiyah
Gombong yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyususn Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Nurlaela, S.Kep.Ns M.Kep Sp.A selaku ketua program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menerima Ilmu
di STIKES Muhamadiyah Gombong.
3. Ernawati, S.Kep.Ns M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Segenap Staf dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamadiyah
Gombong
5. Kepada Ibu Sugiarti tercinta dan Kakak Rahmah Adi Kurniawati dan segenap
keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik materil
spiritual sarana dan prasarana penulis
6. Kepada teman kelas 3B tahun ajaran 2014-2017 yang telah memberikan
support serta kerja sama yang baik

vii
7. Kepada Putriyana S. yang telah memberikan doa dukungan semangat serta
motivasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan uji komprehensif ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan ujian komprehensif

Wassalamu’alaikum warhmatullah wabarokatuh

Gombong………………Juli 2017

Jamal Aji Setiawan

viii
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………... i
LEMBAR KEASLIAN…………………….……………………………... ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………… iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………….... v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… i
A. Latar belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………. 3
C. Tujuan Studi Kasus………………………………………………... 3
D. Manfaat studi kasus……………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 4
A. Pengkajian penderita stroke…………………………………………4
B. Diagnose keperawatan………………………………………………8
C. Intervensi keperawatan……………………………………………. 8
D. Definisi………………………………………………………........ 9
E. Penyebab…………………………………………………………... 9
F. Komplikasi Stroke……………………………………………………11
G. Penata Laksanaan……………………………………………………11
H. Definis Range Of Motion(ROM)……………………………………... 13
I. Tujuan Range Of Motion………………………………………………14
J. Manfaat Range Of Motion……………………………………………..14
K. Syarat Range Of Motion………………………………………………14
L. Klasifikasi Range Of Motion………………………………………….. 14
BAB III METODE PENERAPAN……………………………………………. 17
A. Desain………………………………………………………………17
B. Subjek penerapan………………………………………………………17
C. Fokus penerapan……………………………………………………….17
D. Definis Operasional…………………………………………………….17
E. Istrumen Penerapan…………………………………………………….18
F. Metode Pengumpulan data……………………………………………..18
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus………………………………………...18
H. Analisa data dan Penyajian…………………………………………….18
I. Etik studi kasus………………………………………………………18
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil studi kasus………………………………………………………..19
B. Hasil Penerapan………………………………………………………..23
a. Range Of Motion………………………………………………….23
b. Kekuatan Otot……………………………………………………...24
c. Hubungan Range Of Motion dan kekuatan otot…………………... 26

ix
BAB V
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 29
B. Saran…………………………………………………………………. 30
Lampiran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan penyakit vaskuler yang mematikan yang di kenal
dengan gangguan vaskuler otak dengan cerebrovaskuler disease(CVD). Stroke
merupakan penyebab kematian ketiga tersering di Negara maju setelah
penyakit jantung dan kanker. Insidensi tahunan adalah 2 per 1000
populasi(Ginsberg, 2007).
Stroke di bedakan menjadi dua yaitu stroke hemoragic dan stroke non
hemoragic. Stroke hemoragic yaitu Stroke hemoragik terjadi bila pembuluh
darah di otak pecah atau mengalami kebocoran, sehingga terjadi perdarahan ke
dalam otak. Bagian otak yang dipengaruhi oleh pendarahan dapat menjadi
rusak, dan darah dapat terakumulasi sehingga memberikan tekanan pada otak.
Jumlah perdarahan menentukan keparahan stroke (Parmet et al, 2004). Stroke
iskemik(non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti
Stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama ≥24 jam, dapat menyebabkan
kematian
Pada tahun 2012 terdapat 328.500 kematian akibat stroke di Indonesia.
Laporan ini sejalan dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan
terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan wawancara
jawaban responden yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan gejalanya
meningkat dari 8,3 per1000 di tahun 2007 menjadi 12,1 per1000 di tahun 2013.
(Riskesdas, 2013).Jumlah kasus stroke Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak
40.972 terdiri dari stroke hemoragik sebanyak 12.542 dan stroke non
hemoragik sebanyak 28.430. Jumlah kasus stroke tahun 2013.(Dinkes, 2013)
Data dinas kesehataan di Kabupaten Kebumen Dari 533.194 penduduk
dilakukan pemeriksaan tekanan darah yang beresiko stroke terhadap 214.565
penduduk (40,2 %) dan dari yang diperiksa 19.988 (9,32 %) mengalami
1
2

hipertensi. Tekanan darah tinggi dihitung apabila pengukuran dengan


tensimeter menunjukan angka > 139/89 mmHg.
Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa
kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama (hemiparase)
disamping kecacatan lainnya. Angka kejadian hemiparase semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya angka kejadian stroke. Jumlah penderita stroke
cenderung meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua,
tetapi juga di alami oleh mereka yang berusia muda dan produktif(Yastroki,
2010).
Salah satu dampak yang terjadi pada penderita stroke adalah mengalami
kelemahan disalah satu sisi tubuh yang terpengaruh stroke. Kelemahan ini
menimbulkan ketidakseimbangan dan kesulitan saat beraktifitas karena
kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak(Irdawati, 2008), oleh
karena itu pasien stroke memerlukan rehabilitasi untuk meminimalkan cacat
fisik agar dapat menjalani aktifitas secara normal. Rehabilitasi sedini mungkin
secara cepat dan tepat sehingga membantu pemulihan fisik yang cepat dan
optimal. Serta menghindari kelemahan otot yang dapat terjadi apabila tidak
dilakukan latihan rentang gerak setelah pasien terkena stroke.(Irfan, 2010)
Menurut Saraswati (2009), upaya pencegahan terjadinya stroke yaitu
dengan mengendalikan hipertensi. Jika stroke tidak di tangani dengan segera
maka dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, diantaranya adalah defisit
motorik berupa hemipirase. Kondisi abnormal pembuluh darah otak, di tandai
oleh adanya perdarahan di dalam otak atau pembentukan embolusatau
thrombus yang menyumbat arteri, mengakibatkan iskemik jaringan otak yang
kondisi normalnya diperdarahi oleh pembuluh darah(Maria dkk, 2011). Bila
stroke tidak ditangani maka akan mengalami kelemahan di salah satu tubuh.
Kelemahan ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan kesulitan saat
berjalan (Irdawati, 2008, dan Levine, 2009).
Penderita Stroke dapat menyebabkan kelemahan anggota gerak dan di
mobilisasi sedini mumgkin ketika kondisi klinis neurologis dan hemodinamik
penderita sudah mulai stabil. Mobilisasi dilakukan secara rutin dan terus
menerus untuk mencegah terjadinya komplikasi stroke, terutama kontraktur.
3

ROM merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang
dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecatatan pada penderita
stroke.
Menurut Soekarno (2007) jika tidak dilakukan ROM maka akan terjadi
kontraktur, karena adanya atropi, kelemahan otot, sehingga otot memendek
karena adanya lengkettan dari kapsul sendi dan pembengkakan sendi, adanya
spastic dari otot dan rasa sakit pada otot.
Pencegahan kelemahan otot dalam kasus ini dengan Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan latihan ROM. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi
fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen
terepeutik bagi penderita dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat
permanen pada penderita stroke paska perawatan di rumah sakit sehingga
menurunkan tingkat ketergantungan penderita keluarga, meningkatkan harga
diri dan mekanisme koping penderita.
Berdasarkan latar belakang diatas mendasari penulis untuk melakukan
penerapan teknik ROM pada keluarga dengan masalah post stroke untuk
mengurangi kelemahan otot sehingga mobilisasi akan menjadi lebih baik dan
koping individu akan meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan gerak sendi Range Of Motion pada penderita post


stroke untuk mencegah kelemahan otot di keluarga penderita post stroke.
C.TUJUAN STUDI KASUS

1. Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pada penderita post stroke dalam
pemenuhan mobilisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melakukan ROM sesuai SOP dan dilakukan secara
mandiri.
b. Mengukur kekuatan otot pada pasien post stroke sebelum dan sesudah
dilakukan ROM
4

D. MANFAAT STUDI KASUS


1. Bagi Keluarga
Manfaat bagi keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam melakukan ROM pada penderita post stroke
dirumah secara mandiri.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Bagi ilmu keperawatan untuk memberikan latihan ROM pada penderita
post stroke terutama di bangsal dan puskesamas atau dimasyarakat
secara aktif sehingga mempercepat pemulihan kelemehan otot pada
pasien post stroke.
3. Bagi Penulis
Menambah khasanah pengetahuan mengenai manfaat dan tujuannya
Range Of Motion yang nantinya berdampak pada keberhasilan asuhan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

American heart Association pada jurnal Circulation edisi November 2011. Diambil
dari http;//circ.ahajournals.org (sitasi 28November 2012)
Aji Setro Afrianto, dkk. 2014. Klasifikasi stroke berdasarkan kelainan patofisiologi
dengan learning vector qualification.
Derison Marisonva Bakara & Suraniwarsito. 2016. Latihan ROM pasif
terhadap rentang sendi pasien pasca stroke. Bengkulu
Febriana sukmaningrum. 2014. Efektifitas Range Of Motion aktif-asitif
terhadap peningkatan kekuatan otot ektremitas atas pada pasien post stroke
diRSUD Tugu Rejo Semarang. Semarang
Indah Permatasari.2015.Faktor yang berhubungan dengan stroke berulang pada
penderita pasca stroke. Skripsi sarjana fisioterapi Universitas Mohmadiyah
Surakarta.
Kun Ika Nur R.A. 2015 Pengaruh pemberian Latihan Range Of motion terhadap
kemampuan motorik pada pasien post stroke di Rsud Gambiran. Semarang.
Jurnal keperawatan P.issn 2086-3071
Modul Fisioterapi Universitas Esa Unggul. 2004. Modul fisioterapi . Jakarta
Murtaqib. 2013. Perbedaan Range Of Motion Aktif dan Pasif selama 1-2 Minggu
terhadap peningkatan rentang gerak sendi pasien pasca stroke. Jember. Jurnal
keperawatan soedirman volume 8, No 1. Maret 2013
Novida R.W & Santi Martini 2014 Hubungan pengethuan tentang stroke.
Surabaya:Jurnal berkala epiodemologi, volume 2 nomor 1, Januari 2014,
halaman 12-23
Neny Khairunisa Fitriyani. 2014. Hemipirase sinistra stroke non hemoragic. Medula,
Volume 2 Nomor 3. Maret 2014
Ni Made Riasmini et all. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu, keluarga,
kelompok dan komunitas dengan modifikasi nanda, ICNP, NOC, NIC di
puskesmas/masyarakat.Jakarta
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Semarang:Dinkes
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. 2015. Kebumen:Dinkes
Gerakan ROM

Menurut (Potter & Perry, 2005), Jenis ROM terdiri dari gerakan persendian
sebagai berikut
a. Leher spina serfikal
1) Fleksi
Menggeerakan dagu menempel ke dada rentang 45°
2) Ektensi
Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
3) Hiperekstensi
Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin rentang 40-45°
4) Rotasi
Memiringkan kepala sejauh mungkin kearah dalam gerakan sirkulasi
rentang 180°
b. Bahu
1) Fleksi
Menaikan lengan dan posisi di samping tubuh kedalam ke posisi di
atas kepala rentang 180°
2) Ekstensi
Mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh kedalam posisi
diatas kepala rentang 180°
3) Hiperekstensi
Menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap luru tentang 45-60°
4) Abduksi
Menikan tangan ke posisi samping diatas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala, rentang 180°
5) Abduksi
Menurunkan lengan ke samping dan meyilang tubuh sejauh mungkin
rwenyang 320°
6) Rotasi luar
Dengan siku fleksi menggerakan lengan samai ibu jari ke atas dan
samping kepala rentang 90°
7) Sirkumduksi
Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
c. Siku
1) Fleksi
Menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendi bahu dan
tangan sejajar rentang 150°
2) Ekstensi
Meluruskan siku dengan menurunkan tangan rentang 150°
d. Lengan bawah
1) Supinasi
Memutar lengan bawah dan lengan atas sehingga telapak tangan menghadap
ke atas rentang 70-90°
2) Pronasi
Memutar lengan bawah sehungga telapak tangan menghadap ke atas rentang
70-90°
e. Pergelangan tangan
1. Fleksi
Menggerakan telapak tangan ke atas bagaian dalam lengan bawah, rentang
70-90°
2. Ekstensi
Menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari tangan lengan bawah
berada dalam arah yang sama rentang 80-90°
3. Hiperekstensi
Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin rentang
80-90°
4. Abduksi
Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari rentang 30° -50°
f. Jari-jari tangan
1. Fleksi
Membuat genggaman rentang 90
2. Ekstensi
Meluruskan jari-jari tangan rentang 90
3. Hiperekstensi
Menggerakan jari-jari tangan kebelakang sejauh mungkin rentang 30-60
4. Abduksi
Menggerakan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain rentang 30
5. Abduksi
Merapatkan kembali jari-jari rentang 30
g. Ibu jari
1. Fleksi
Menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan rentang 90°
2. Ekstensi
Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan rentang 90°
3. Abduksi
Menjauhkan ibu jari ke samping rentang 30°
4. Oposisi’
Menyentuhkan ibun jari tangan pada tangan yang sama
h. Panggul
1. Fleksi
Menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang 90-120°
2. Ekstensi
Menggerakan kembali kesampaing tungkai yang lain, rentang 90-120°
3. Hiperesktensi
Menggerakan tungkai ke belakang tubuh rentang 30-50°
4. Abduksi
Menggerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika
mungkin rentang 30-50°
5. Rotasi dalam
Memutar kaki dan tungkai kea rah tungkai lain rentang 90°
6. Sirkumduksi
Menggerakan tungkai melingkar
i. Lutut
1. Fleksi
Menggerakan tumit kearah belakang paha rentang 120-130°
2. Ekstensi
Mengembalikan tungkai ke lantai rentang 120-130°
j. Mata kaki
1. Dorsifleksi
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas rentang 20-30°
2. Plantarfleksi
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah rentang 45-
50
k. Kaki
1. Inversi
Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
2. Eversi
Memutar telapak kaki ke samping luar
l. Jari-jari
1. Fleksi
Menekukkan jari0jari ke bawah rentang 30-60°
2. Ekstensi
Meluruskan jari-jari kaki rentang 30-60°
3. Abduksi
Menggerakan jari-jari kaki dengan yang lain, rentang 15°
SKALA PENGUKURAN OTOT

MENGGUNAKAN METODE MANUAL MUSCLE TEASTING

Grade (angka) Grade (huruf) Grade (word) Definisi


0 Zero Tidak ada
kontraksi
(Penglihatan dan
palpasi)
1 (Tr) Trace Sedikit kontraksi,
tidak ada gerakan
2- 2- Poor minus Gerakan parsial
ROM, posisi
eliminasi gravitasi
2 (P) Poor Gerakan full ROM,
posisi eliminasi
gravitasi
2+ (P+) Poor plus Gerakan full rm,
posisi eliminasi
gravitasi dengan
kekuatan ½
3 (f) Fair Gerakan full ROM,
posisi melawan
gravitasi dengan
kekuatan lebih
3+ (F+) Fair Plus Gerakan full ROM
posisi melawan
gravitasi dengan
resisten minimum
4 (G) Good Gerakan full ROM,
posisi melawan
gravitasi dengan
resisten moderat
5 (N) Normal Gerakan full ROM,
posisi melawan
gravitasi dengan
resisten maksimum
KETERANGAN :
1. Pinggul kaki di gerakan atas kebawah sebanyak delapan
kali.
2. Pinggul kaki di gerakan ke samping luar secara perlahan
sebanyak delapan kali.
3. Pinggul kaki di gerakan ke dalam secara perlahan
sebanyak delapan kali.
4. Pinggul kaki di gerakan memutar kearah dalam secara
berlahan sebanyak delapan kali.
5. Pinggul kaki digerakan memutar kea rah luar secara
perlahan sebanyak delapan kali.
6. Lutut di tekuk secara perlahan sebanyak delapan kali.
7. Telapak kaki digerakan ke atas sebanyak 8 kali.
8. Telapak kaki di gerakan ke bawah sebanyak delapan kali.
9. Telapak kaki digerakan ke arah luar menjauh dari tubuh
secara berlahan.
10. Telapak kaki digerakan kearah dalam mendekat sebanyak
delapan kali.
11. Jari kaki di gerakan ke atas sebanyak delapan kali.
12. Jari kaki digerakan ke bawah sebanyak delapan kali.
13. Jari kaki di rapatkan sebanyak delapan kali.
14. Jari jari dilebarkan satu persatu sebanyak delapan kali.

NB : sebelum di lakukan senam HARUS di hangatkan dahulu.


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GOMBONG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA
PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT
DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO

Jamal Aji Setiawan

A01401908

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMDIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII KEPERAWATAN

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA
PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT
DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO

Bidang Studi : Keperawatan komunitas


Topik : Range Of Motion (ROM)
Sub Topik : Manfaat dan Cara Range of Motion
Sasaran : Pada pasien Post Stroke
Tempat Penyuluhan : Rumah pasien
Hari / Tanggal : Rabu 12 Juli 2017
Waktu : 15.00-15.30
a. Pembukaan : 5 menit
b. Isi : 15 Menit
c. Penutup : 5 menit

A. DefinisiROM
ROM adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan. (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of
motion(ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakn batasan gerakan
sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal. (Arif, M,
2008)
Latihan range of motion(ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan persendian atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggeraka persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter & Perry, 2005)
ini di lakukan dengan tiga tahap yaitu membuka tangan. Menutup jari-jari
untuk menggenggam objek, mengatur kekuatan menggenggam. (Irfan, 2010)
Dengan pemberian terapi fisik seperti ini latihan ROM dapat membantu
mempertahankan, membentuk adanya kekuatan dan mengontrol bekas yang
dipengaruhi pada anggota otot dan membantu mempertahankan ROM dalam
mempengaruhi anggota badan dalam mencegah otot dari
pemendekan(kontraktur) dan terjadinya kecacatan.(Sunardi, 2006)
B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien


mempu menerapkan terapi ROM

C. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selam 30 menit keluarga dapat


menyebutkan pengertian dari ROM, Manfaat, dan memperagakannya.

D. Karakteristik Peserta

Pasien post stroke dengan kelemahan anggota gerak.

E. Materi
1. Menjelaskan pengertian ROM
2. Menjelaskan manfaat
3. Menjelaskan cara ROM
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya jawab
G. Media
1. Lembar balik
2. Leafleat

H. Proses Pelaksanaan
N Tahap Wakt Kegiatan
o u
Perawat Respon keluarga/klien
1 Pembukaa 5 1. Memberikan 1. Menjawab
n Menit salam salam
2. Memperkenalkan 2. Menyimak
diri 3. Menyimak
3. Menyampaikan 4. Menyimak
pokok bahasan
4. Menyampaikan
tujuan

2 Isi 15 Penyampaian materi 1.Peserta


Menit 1. Menjelaskan mendengarkan
pengertian ROM 2. Peserta
2. Menjelaskan memperhatikan
manfaat 3. Peserta ikut
3. Menjelaskan mempraktikan Prosedur
prosedur ROM ROM

3 Penutup 5 1. Diskusi 1. Aktif bertanya


menit 2. Evaluasi 2. Menjawab
3. Kesimpulan Pertanyaan
4. Memberikan 3. Memperhatikan
salam penutup 4. Menjawab
salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dimulai
b. Media sudah siap 2 hari sebelumnya
c. Tempat sudah siap 5 jam sebelumnya
d. SAP sudah siap 3 hari sebelumnnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
b. Peserta Aktif bertanya dan mampu mendemonstrasikannya
c. Media dapat digunakan efektif
J. Pengorganisasian
Penyaji : Jamal Aji Setiawan
RANGE OF
MOTION(ROM)
APA ITU?????????
PENGERTIAN
Latihan range of motion(ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan persendian atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggeraka persendian secara normal dan lengkap
MANFAATnya Untuk APA..????
MANFAAT
1. Memperkuat persendian pada angggota gerak sehingga tidak terjadi
kelemahan anggota gerak.
2. Mencegah kelemahan pada anggota gerak lainnya.
CARA MELAKUKANNYA??????
PROSEDURNYA
KETERANGAN :

Pinggul kaki di gerakan atas kebawah sebanyak delapan kali.

Pinggul kaki di gerakan ke samping luar secara perlahan


sebanyak delapan kali. Pinggul kaki di gerakan ke dalam
secara perlahan sebanyak delapan kali.

Pinggul kaki di gerakan memutar kearah dalam secara


berlahan sebanyak delapan kali.
Pinggul kaki digerakan memutar kea rah luar secara perlahan
sebanyak delapan kali. Lutut di tekuk secara perlahan
sebanyak delapan kali.
Telapak kaki digerakan ke atas sebanyak 8 kali.

Telapak kaki di gerakan ke bawah sebanyak delapan kali.

Telapak kaki digerakan ke arah luar menjauh dari


tubuh secara berlahan. Telapak kaki digerakan
kearah dalam mendekat sebanyak delapan kali. Jari
kaki di gerakan ke atas sebanyak delapan kali.
Jari kaki digerakan ke
bawah sebanyak delapan
kali. Jari kaki di rapatkan
sebanyak delapan kali.
Jari jari dilebarkan satu persatu sebanyak delapan kali.

NB : sebelum di lakukan senam HARUS di hangatkan dahulu.


PENILAIAN PROSEDUR RANGE OF MOTION

Prosedur Point
(%)
1. MenyiapkanBuli-bulipanasdansarungnya 6
2. Mencucitangan
3. Menmghangatkanpersendiansebelumdikalukantindakan66
4. Pinggul kaki di gerakanataskebawahsebanyakdelapan kali. 6
5. Pinggul kaki di
gerakankesampingluarsecaraperlahansebanyakdelapan 6
kali.
6. Pinggul kaki di 6
gerakankedalamsecaraperlahansebanyakdelapan kali.
7. Pinggul kaki di 6
gerakanmemutarkearahdalamsecaraberlahansebanyakdelap
an kali. 6
8. Pinggul kaki digerakanmemutar kea rah 6
luarsecaraperlahansebanyakdelapan kali.
9. Lutut di tekuksecaraperlahansebanyakdelapan kali. 6
10. Telapak kaki digerakankeatassebanyak 8 kali. 6
6
11. Telapak kaki di gerakankebawahsebanyakdelapan kali.
12. Telapak kaki
13. digerakankearahluarmenjauhdaritubuhsecaraberlahan. 6
Telapak kaki
digerakankearahdalammendekatsebanyakdelapan kali. 6
14. Jari kaki di gerakankeatassebanyakdelapan kali.
15. Jari kaki digerakankebawahsebanyakdelapan kali. 6
16. Jari kaki di rapatkansebanyakdelapan kali. 6

10

Total Score
Keterangan :

Setiap prosedur yang dilakukan mendapat nilai atau score 6% dari setiap poin, dan bila
dilakukan semua maka mendapat nilai 100%
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA
PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN
OTOT DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO

Jamal Aji Setiawan

A01401908

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMDIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII KEPERAWATAN

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA
PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN
OTOT DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO

Bidang Studi : Keperawatan komunitas


Topik : Range Of Motion (ROM)
Sub Topik : Manfaat dan Cara Range of Motion
Sasaran : Pada pasien Post Stroke
Tempat Penyuluhan : Rumah pasien
Hari / Tanggal : Rabu 12 Juli 2017
Waktu : 15.00-15.30
a. Pembukaan : 5 menit
b. Isi : 15 Menit
c. Penutup : 5 menit

A. DefinisiROM
ROM adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan. (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of
motion(ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakn batasan gerakan
sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan
ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal. (Arif, M,
2008)
Latihan range of motion(ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan persendian atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggeraka persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter & Perry,
2005)
ini di lakukan dengan tiga tahap yaitu membuka tangan. Menutup jari-jari
untuk menggenggam objek, mengatur kekuatan menggenggam. (Irfan, 2010)
Dengan pemberian terapi fisik seperti ini latihan ROM dapat
membantu mempertahankan, membentuk adanya kekuatan dan
mengontrol bekas yang dipengaruhi pada anggota otot dan membantu
mempertahankan ROM dalam mempengaruhi anggota badan dalam
mencegah otot dari pemendekan(kontraktur) dan terjadinya kecacatan.
(Sunardi, 2006)
B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien


mempu menerapkan terapi ROM

C. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selam 30 menit keluarga dapat


menyebutkan pengertian dari ROM, Manfaat, dan memperagakannya.

D. Karakteristik Peserta

Pasien post stroke dengan kelemahan anggota gerak.

E. Materi
1. Menjelaskan pengertian ROM
2. Menjelaskan manfaat
3. Menjelaskan cara ROM
F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya jawab
G. Media
1. Lembar balik
2. Leafleat

H. Proses Pelaksanaan
N Tahap Wakt Kegiatan
o u
Perawat Respon keluarga/klien
1 Pembuka 5 1. Memberikan 1. Menjawab
an Meni salam salam
t 2. Memperkenalka 2. Menyimak
n diri 3. Menyimak
3. Menyampaikan 4. Menyimak
pokok bahasan
4. Menyampaikan
tujuan

2 Isi 15 Penyampaian materi 1.Peserta


Meni 1. Menjelaskan mendengarkan
t pengertian ROM 2. Peserta
2. Menjelaskan memperhatikan
manfaat 3. Peserta ikut
3. Menjelaskan mempraktikan
prosedur ROM Prosedur ROM

3 Penutup 5 1. Diskusi 1. Aktif bertanya


menit 2. Evaluasi 2. Menjawab
3. Kesimpulan Pertanyaan
4. Memberikan 3. Memperhatika
salam penutup n
4. Menjawab
salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan dimulai
b. Media sudah siap 2 hari sebelumnya
c. Tempat sudah siap 5 jam sebelumnya
d. SAP sudah siap 3 hari sebelumnnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
b. Peserta Aktif bertanya dan mampu mendemonstrasikannya
c. Media dapat digunakan efektif
J. Pengorganisasian
Penyaji : Jamal Aji Setiawan
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI STUDI KASUS
(PSS)

1. Kami adalah peneliti berasal dari institusi/jurusan/program studi STIKes


Muhammadiyah Gombong DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk
berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul
“PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA
PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN
OTOT DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO”
2. Tujuan dari studi kasus ini adalah pemberian ROM ini adalah untuk
mengurangi kekakuan otot pada klien di Wilayah Puskesmas Gombong II
penelitian ini akan berlangsung selama 5 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15 –
30 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
perlu khawatir karena peneliti ini untuk kepentingan pengembangan asuhan
atau pelayanan keperawatan
4. Keuntungan yang anda peroleh dala keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan atau tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta informasi yang saudara sampaikan akan tetap
dirahasiakan
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silakan menghubungi peneliti pada nomor Hp 089604245800

PELAKSANA

Jamal Aji Setiawan


UNFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatakan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai studi kasus
yang akan dilakukan oleh Jamal Aji Setiawan dengan judul “PENERAPAN
GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST
STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT DI KELUARGA Ny. M
DESA KELOPOGODO “

Saya memutuskan setuju ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara


sukarela tanpa paksaan. Bila selama peneliti ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
sekalipun.

Saksi Gombong 10 Juli 2017


Yang memberikan persetujuan

Gombong, 12 Juni 2017

Peneliti
Jamal Aji Setiawan

You might also like