Professional Documents
Culture Documents
com/2013/03/23/asuha
n-keperawatan-jiwa-pada-tn-t-dengan-gangguan-ekpresi-
marah-perilaku-kekerasan/
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan pada gangguan jiwa sekarang merupakan suatu pelayanan yang harus
mendapatkan perhatian khusus dibidang kesehatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat akan mengakibatkan persaingan dibidang sosial dan ekonomi,
sehigga dalam kehidupan memungkinkan akan terjadi ketidakmampuan sehingga akan
menyebabkan prosentase penyakit jiwa meningkat.
Dalam kehidupan di masyarakat yang jelas sering terjadi masalah-masalah sehingga masyarakat
yang tidak kuat mental bisa mengalami ketegangan jasmani dan rohani, sehingga dapat
mengganggu kesehatan jiwa seseorang salah satunya adalah “ Gangguan ekspresi marah : Perilaku
kekerasan “.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mampu memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan mental yang komperetensif
sesuai dengan teori dan kondisi di lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji status mental yang dialami oleh penderita gangguan jiwa khususnya gangguan
ekspresi marah : perilaku kekerasan.
b. Dapat merencanakan intervensi yang dilakukan.
c. Dapat melaksanakan implementasi dan mencegah masalah yang dialami penderita gangguan
jiwa.
d. Dapat mengevaluasi hasil ASKEP yang telah diberikan.
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Study kasus yaitu buku-buku dan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah keperawatan
jiwa.
2. Study dokumentasi yaitu dokumentasi klien yang berada di bangsal Perkasa
RSJD DR.RMSoedjarwadi Klaten
3. Wawancara langsung dengan klien dan perawat ruangan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku-perilaku
yang dapat melukai fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsed Mc, 1998. Hal 62 )
Perilaku kekrasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai diri
sendiri, orang lain secara fisik maupun psikologis.
( Berkowlt, 1993 )
Berdasarkan definisi diatas maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku
kekerasan secara verbal dan secar fisik. ( Kahner Ebl, 1995 )
B. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Mal Adaptif
C. Faktor predisposisi
1. Faktor biologis
a. Teori Dorongan Naluri ( Instintural drive Theory )
Disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat lewat.
b. Teori Psikosomatik ( Psychomatic Theory )
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal,
internal maupun lingkungan.
2. Faktor psikologis
a. Teori Agresi Frustasi ( Frustation Aggression theory )
Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal sehingga akan
mendorong perilaku agresif.
b. Teori Perilaku ( Behavorational Theory )
Kemarahan adalah respon belajar, hal ini dapat dicapai bila fasilitas atau suatu yang mendukung.
3. Faktor sosial kultural
a. Teori lingkungan sosial ( Social Environment )
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu untuk mengekspresikan marah.
b. Teori Belajar Sosial ( Soccial Learning Theory )
Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung imitasi dari proses sosialitas.
D. Faktor presipitasi
Stressor :
1. Stressor, dari luar ( serangan fisik, kehilangan, kematian )
2. Stressor dari dalam ( putus hubungan, kehilangan rasa cinta, menurunnya prestasi kerja, rasa
bersalah yang tidak dapat dikendalikan )
E. Tanda dan Gejala
1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak memukul jika tidak senang
F. Faktor perilaku
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan dengan jelas
3. Memberontak ( Acting out )
4. Kekerasan, amuk ( Violence )
G. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering digunakan Klien dengan gangguan ekspresi marah : perilaku
kekerasan adalah :
• Persaingan dibidang pekerjaan atau sekolah
• Olah raga dan permainan
• Musik
• Bacaan film dan drama
• Kegiatan
• Sublimasi, mengalihkan keinginan bawah sadar yang disadari kepada cita-cita yang lebih luhur.
H. Pohon masalah
Akibat Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Core problem Perilaku Kekerasan
I. Diagnosa keperawatan
3. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
4. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan
C. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Perilaku kekerasan
c. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang perasaan marah Bapak ?
Tempat : Bapa mau dimana kita bercakap-cakapnya ? bagaimana kalau di tempat itu ?
Waktu : Mau berapa lama kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau 10 menit saja.
2. Fase kerja
• Coba Bapak ceritakan lagi tentang perasaan marah yang Bapak alami ?
• Saat ini apakah Bapak juga lagi merasa jengkel ?
• Penyebabnya ada Bapak ?
• Apa yang membuat Bapak selalu ingin memukul orang ?
• Apa penyebabnya ?
• Apa sebelumnya Bapak suka memukul orang ?
• Apa penyebabnya ?
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang perasaan marah
yang Bapak alami ?
Obyektif : Coba sekarang Bapak sebutkan apa saja yang menyebabkan Bapak marah ? bagus
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah Bapak waktu kita sudah habis nanti Bapak cerita penyebab marah yang belum Bapak
ceritakan pada saya. Ya Pak.
c. Kontrak
Topik : Nah Bapak nanti kita akan berbicara tentang apa saja tanda-tanda perilaku kekerasan
dan cara marah yang biasa Bapak lakukan.
Tempat : Mau bicara dimana Bapak ? baiklah.
Waktu : Lalu kira-kira jam berapa kita bisa bertemu ? baiklah, sampai nanti Bapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan II
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
2. Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Rencana tindakan keperawatan
Anjurkan Klien mengungkapkan yang dialami saat marah atau jengkel
Observasi tanda perilaku kekerasan pada sikap
Simpulkan bersama Klien tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami Klien
Anjurkan Klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu Klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bicarakan dengan Klien apakah dengan cara yang Klien lakukan masalahnya selesai ?
4.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan Klien
4.2 Bersama Klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh Klien
B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang Pak ? masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak saat ini ? Bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin ?
bagus. Kemaren kita sudah berbicara tentang penyebab marah bapak
b. Kontrak
Topik : Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan mempelajari
tentang tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau berapa lama Pak ?
2. Fase kerja
• Apa Bapak sudah tahu tanda-tanda perilaku kekerasan ?
• Baiklah, saya akan jelaskan terlebih dahulu, tanda-tanda kekerasan adalah ………….
• Sudah jelas Pak ? bagus
• Lalu apa hari ini ada yang membuat Bapak marah ?
• Terus apa yang Bapak lakukan ?
• Bapak coba praktikkan cara marah pada saya. Anggap saja saya orang yang membuat Bapak
marah, wah bagus sekali.
• Apakah dengan cara seperti itu ( memukul ) Bapak bisa selesai ?
• Lalu apa Bapak tahu akibat dari perilaku yang Bapak lakukan ?
• Betul tangan jadi sakit, merugikan orang lain, masalah tidak selesai dan akhirnya Bapak dibawa
ke rumah sakit.
• Bagaimana Bapak belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat.
• Kalau begitu, besok kita belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat.
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang tanda-tanda perilaku
kekerasan, cara marah yang biasa Bapak lakukan dan akibat dari tindakan Bapak tersebut.
Obyektif : Nah Bapak, sekarang coba apa saja tanda-tanda dari perilaku kekerasan ? bagus. Lalu
cara apa saja yang biasa Bapak lakukan saat marah ? apa itu merupakan tindakan yang bagus ? lalu
apa akibatnya jika Bapak marah sampai memukul ?
b. Rencana tindak lanjut
Baiklah, Bapak sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat-ingat lagi tanda-tanda
perilaku kekerasan. Cara yang biasa Bapak lakukan dan akibat yang timbul dari tindakan yang
biasa Bapak lakukan Ya Bapak? bagus.
c. kontrak
Topik : Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan mempelajari
tentang tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau berapa lama Bapak ? bagaimana kalau 10 menit.
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi klien.
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat
yang terjadi.
2. Diagnosa keperawatan.
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. Tujuan khusus.
Klien dapat menggunakan obat-obatan yang diminum dan kegunaannya (jenis, dosis dan efek).
4. Rencana tindakan keperawatan.
4.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien.
4.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian minum obat tanpa seizin dokter.
4.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca nama yang tertera pada botol ? obat, dosis obat,
waktu dan cara minum).
4.4 Ajarkan Klien minta obat dan minum tepat waktu.
4.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawatan / dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenengkan.
4.6 Beri pujian jika Klien minum obat dengan benar.
c. Kontrak.
Topik : Bapak ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ?
Sekarang suster akan menjelaskan pada Bapak obat-obatan yang diminum Bapak disini.
Tempat : Bapak ingin kita bicara dimana ? disini saja
Waktu : berapa lama kita akan mengobrol ? bagaimana kalau 10 menit
2. Kerja.
Ini lho Pak obat-obatan yang diminum oleh Bapak yang merah orange ini namanya CPZ, yang
putih kecil ini Haloperidol. Dua obat ini bergabung untuk mengendalikan emosi Bapak marah,
obat ini diminum 3 x sehari.
Masing-masing 1 tablet, jangan lebih jangan kurang. Dengan minum obat ini mungkin Bapak akan
mengalami perasaan ngantuk, lemas, pengin tidur terus, bibir jadi kering, itu semua adalah efek
samping obat ini, jangan panik perawat akan selalu memonitor tekanan darah Bapak merasa kaku.
Kaku otot / tremor, mata melihat keatas, sulit menggerakan anggota badan, banyak keluar air
ludah, tolong Bapak hubungi perawat untuk mendapatkan obat penangkalnya. Kalau dokter datang
ceritakan yang Bapak rasakan saat menggunakan obat-obatan ini. Obat ini harus diminum terus,
mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun, jangan khawatir obat ini jika diminum sesuai
peraturan. Jangan berhenti minum obat walaupun Bapak sudah sehat dan Bapak harus selalu
konsultasi dengan kami. Kalau Bapak berhenti minum obat gejala-gejala seperti yang Bapak alami
sekarang akan muncul lagi, sudah jelas Bapak ?
Bapak ada lima hal yang harus diingat saat Bapak minum obat, benar bahwa obat ini untuk Bapak,
benar caranya, benar waktu dan benar frekuensinya, ingat ya Pak, bagus.
3. Terminasi
a. Evaluasi.
Subjektif : Bagaimana Bapak sekarang sudah paham tentang obat. Obat yang diminum
Bapak selama ini ? bagus
Obyektif : coba sekarang Bapak sebutkan jenis obat yang diminum Bapak bagus ! sekarang lima
benar kalau kita minum obat apa saja Pak ? ya bagus sekali.
b. Rencana tindakan lanjut.
Karena Bapak sudah paham tentang obat-obatan yang Bapak minum. Bapak dapat langsung minta
obat jika waktu pemberian obat sudah tiba.
c. Kontrak yang akan datang.
Berhubung disini perawat isqi cuma 2 minggu, jika nanti Bapak mengalami kesulitan Bapak bisa
menghubungi suster atau perawat yang ada disini.
Mari Bapak saya perkenalkan dengan suster atau perawat yang ada disini.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : MI
Pekerjaan : Pedagang
No. CM : 03 74 38
B. Penganggung Jawab
Nama : Tn. J
Hubungan dengan Klien : Ayah Kandung
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering marah karena tidak bisa hidup seperti orang lain yang normal, terkadang
mengamuk, mengancam hingga memukul orang.
III. ALASAN MASUK
±2 hari sebelum masuk rumah sakit klien bingung, labil, marah – marah, mengamuk mengancam,
gelisah, sulit tidur, hyperaktif, bicara kacau dan bicara sendiri, sulit dikendalikan, memukul orang
lain.
Perilaku Kekerasan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. T tindakan yang dilakukan sesuai dengan
konsep teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien mengungkapkan
penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu klien mengidentifikasi tanda-tanda perilaku
kekerasan, membantu mengungkapkan akibat atau kerugian dari cara yang digunakan klien,
membantu klien mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahannya
dan mengajarkan cara untuk menyalurkan energy marah yang sehat agar tidak menciderai diri
sendiri, oarng lain dan lingkungan.
(Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)
Saran
Untuk pasien :
Usulan penulis pada klien dengan ekspresi marah untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
1. Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah tentang
keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel.
2. Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa
menyakiti orang lain
3. Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik didalam ruangan
maupun diluar ruangan.
4. Anjurkan klien minum obat secara teratursesuai dengan ketentuan dokter.
5. Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit
Untuk perawat :
1. Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman marah masa
lalu dan bermain peran dalam mengungkapkan marah.
2. Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu menganjurkan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya secara berkelompok misal dengan keluarga untuk dapat
pemecehan masalahya.
3. Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan nergi kemarahannya dengan cara yang
konstruktif.
4. Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang
membantu relaksasi otot seperti olahraga.
5. Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
Untuk mahasiswa :
1. Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar
dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2. Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya dalam bidang
keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2005, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC
Keliat, B.A. (1999). “Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri”. Jakarta :
FKUI
Stuart GW, Sunden . 1998 . “Buku Saku Keperawatan Jiwa” . Jakarta EGC