Professional Documents
Culture Documents
1
tepi lengkap dapat menunjukkan leukositosis dengan eosinofi lia dan
pergeseran hitung jenis ke kiri; jumlah trombosit normal atau meningkat,
hal ini yang membedakan HSP dengan ITP (Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura). Laju endap darah dapat meningkat. Kadar ureum dan kreatinin
dapat meningkat, menunjukkan kelainan fungsi ginjal atau dehidrasi. Pada
10-20% penderita ditemukan hematuri atau proteinuri. Ditemukan darah
pada feses.1
Pemeriksaan ultrasonograf abdomen dilakukan untuk
mendiagnosis intususepsi. Pemeriksaan Doppler atau radionuclide
testicular scan menunjukkan aliran darah normal atau meningkat, hal ini
yang membedakan HSP dengan torsi testis. Pada biopsi lesi kulit
ditemukan vaskulitis leukositoklastik. Imunofluoresensi menunjukkan
adanya deposit IgA dan komplemen di dinding pembuluh darah.1,5
Pengobatan yang dapat diberikan bersifat suportif dan simtomatis,
meliputi pemeliharaan hidrasi, nutrisi, keseimbangan elektrolit dan
mengatasi nyeri dengan analgesik. Untuk keluhan artritis ringan dan
demam dapat diberikan anti-inflamasi non steroid, seperti ibuprofen atau
paracetamol. Hindari penggunaan asam asetil salisilat bila masih terdapat
keluhan muntah dan nyeri perut karena dapat menyebabkan gangguan
fungsi trombosit yaitu petekia dan perdarahan saluran cerna.6,7
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sakit perut
Riwayat penyakit dahulu: Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya.
3
Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien.
Riwayat Kehamilan dan persalinan : Pasien lahir normal dan tidak ada
penyakit atau penyulit selama kehamilan.
Anamnesis Makanan :
4
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 114 cm
Status Gizi :BB/TB :
TB/U :
BB/U :
Tanda vital :
Nadi = 92 x/menit, kuat angkat
Respirasi = 24 x/menit
Suhu badan = 37 0C
5
Telinga : Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
2. Leher :
Pembesaran kelenjar leher : - /-
Trakea : Di tengah
3. Toraks :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus (+/+) Kiri=Kanan
Perkusi : Sonor pada kedua paru
Auskultasi : Rhonkibasah halus(-/-), Wheezing (-/-)
6
b. Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal(+)
Auskultasi : Suara dasar : S1 dan S2 murni, regular (+)
Bising : tidak ada
4. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : Kesan datar
Auskultasi : bising usus (+) : Kesan normal
Perkusi : Bunyi : Timpani
Asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan :(+)
Hati : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
LABORATORIUM
7
MCV, MCH, MCHC
MCV 74 80-100 um3
MCH 23,7 27,8-33,8 Pg
MCHC 31,9 32-36 g/dL
Resume : Pasien MRS dengan keluhan sakit perut sejak 6 hari yang lalu,
sakit dirasakan hilang timbul, pada hari ke-2 timbul bintik-bintik merah
(purpura) pada kedua eksteremitas. Purpura awalnya berukuran kecil lalu
kemudian bertambah besar dan menjalar kebagian lutut. Bintik-bintik
bersifat palpable (timbul) saat diraba, hari ke-3 purpura timbul sampai ke
bagian ekteremitas atas dan telinga dengan ukuran yang lebih kecil,
pasien juga merasakan gatal pada daerah yang timbul purpura. Pasien
juga merakan adanya nyeri sendi saat berjalan. Sebelumnya pasien
mengalami demam dan juga batuk pilek, yang kemudian di ikuti
munculnya nyeri perut dan juga timbul purpura 2 hari setelahnya. BAB
tidak lancar (2-3 hari baru BAB) warna coklat dan berbau seperti biasa,
BAK biasa berwarna kuning.
Dari pemeriksaan fisik, denyut nadi: 92 kali/menit, Suhu: 37 oC, Respirasi:
24 kali/menit. Mata cekung tidak ada, anemis tidak ada, bibir pecah-pecah
tidak ada , akral dingin tidak ada.
Laboratorium urinalisis: Eritrosit (+3), keton (+3).
Terapi UGD :
IVFD RL 14 tpm
Inj. Dexamethasone ½ ampul/24 jam
Inj. Ranitidin ½ ampul/24 jam
8
FOLLOW UP
Subjek (S) : Pasien merasakan adanya sakit perut yang hilang timbul,
kemudian muncul bintik-bintik merah pada bagian ekstremitas bawah.
Pasien juga merasakan nyeri pada sendi lutut, terutama saat berjalan dan
terjadi pembesaran pada skrotum dari pasien yang terasa sakit. Pasien
juga mengeluhkan belum BAB sekitar 2 sampai 3 hari, BAK normal.
Objek (O) :
a. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 94 kali/menit
- Respirasi : 23 kali/menit
- Suhu : 36,9 0C
Planning (P) :
IVFD RL 10 gtt/menit
Inj. Dexamethasone 3x2,5 mg
Dulcolax supp anal
9
FOLLOW UP
Objek (O) :
d. Tanda Vital
- Denyut Nadi : 86 kali/menit
- Respirasi : 24 kali/menit
- Suhu : 36,6 0C
Planning (P) :
IVFD RL 10 gtt/menit
Inj. Dexamethasone 3x2,5 mg
10
Diskusi
11
Gambar 1. Mekanisme HSP
12
mengalami kehancuran (leukocytoclasis) dengan fragmentasi merusak inti
sel mati (karioreksis) selama apoptosis atau nekrosis.1,2,7
Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa terapi suportif dan
simtomatik. Biasanya pasien juga diberikan injeksi Ranitidin golongan AH-
2 reseptor. Obat ini bekerja dengan menurunkan kadar asam berlebihan
yang diproduksi oleh lambung sehingga rasa mual yang dirasakan pasien
dapat mereda. Pada pasien ini terjadinya inflamasi pada pembuluh darah
kecil sehingga pemberian steroid mengurangi inflamasi yang terjadi
sehingga nyeri perut dan purpura juga dapat berkurang. Terapi metil
prednisolon merupakan obat anti inflamasi golongan steroid yang bekerja
dengan mekanisme penghambatan sintesis prostaglandin dan leukotrin
dengan cara melepas lipokortin yang dapat menghambat fosfolipase A2
pada sintesis asam arakhidonat sehingga bisa dikatakan bahwa steroid
merupakan obat anti inflamasi yang poten. Berdasarkan penelitian
metaanalisis menemukan bahwa penggunaan kortikosteroid pada anak
dengan Henoch-Schonlein Purpura mengurangi rata-rata waktu untuk
resolusi nyeri perut dan menurunkan kemungkinan berkembangnya
penyakit yang persisten. Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat
sembuh secara spontan dalam beberapa hari atau minggu (biasanya
dalam 4 minggu setelah onset). Bila manifestasi awalnya berupa kelainan
ginjal yang berat, maka perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap 6
bulan hingga 2 tahun pasca sakit.1,2,6,7
Prognosis baik pada sebagian besar kasus, sembuh pada 94%
kasus anak-anak dan 89% kasus dewasa (beberapa kasus memerlukan
terapi tambahan). Rekurensi dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya
pada anak yang lebih besar dan dewasa; < 5% penderita berkembang
menjadi HSP kronis. Keluhan sakit perut pada sebagian besar penderita
biasanya sembuh spontan dalam 72 jam.1,2 Karena pada pasien ini tidak
terdapat manifestasi adanya keterlibatan ginjal jadi prognosis pada pasien
ini baik.
13
Daftar Pustaka
14