You are on page 1of 8

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

VOLUME 09 No. 01 Maret 2006 Halaman 2 - 9


Sugiri Syarief: Patofisiologi Korupsi di Bidang Kesehatan
Makalah Kebijakan

PATOFISIOLOGI KORUPSI DI BIDANG KESEHATAN:


Kajian Beberapa Kasus di Indonesia
CORRUPTION PATHOPHYSIOLOGY IN HEALTH SECTOR:
Some Case Studies in Indonesia

Sugiri Syarief

Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi


Jakarta Pusat

ABSTRACT PENGANTAR
According to the corruption perception index which was Pengamatan tindak pidana korupsi yang dilaku-
announced by International Transparency Society, the
observation to corruption injustice in Indonesia has reached kan selama dua tahun di negara kita sungguh
2.2 or has raised by 0,2 compared to the previous year. membuat hati gundah gulana. Kegundahan pertama,
The response to this problem should adopt the following opinion begitu banyak kasus korupsi di Indonesia. Surat
of Lord Action, “power tends to corrupt, absolute power
corrupts absolutely”. From this statement a paradigm can be
kabar, majalah, tabloid, internet news, tiada henti-
inferred, that the occurrence of corruption is due to the abuse hentinya memberitakan kasus korupsi. Tahun 2005,
of power. This has been worsened by the poor enforcement indeks persepsi korupsi yang diumumkan oleh
of law in Indonesia, which in turns will create a negative Masyarakat Transparansi Internasional (MTI) berada
perception towards the government.
In health sector, corruption will increase the expense of service pada angka 2.2, atau naik 0.2 dari tahun sebelumnya
and goods, which finally have to be accounted by patient. yang hanya 2.0. Indonesia berada pada posisi
There is a need of preventive efforts of corruption in the health kelompok keenam dari bawah diantara 136 negara
sector, for example by enforcing transparency in the fund
utilization, usage, improving the monitoring system in the central
yang di survei oleh MTI.1 Sungguh suatu prestasi
and district level, openness of information, role model, korupsi yang hebat, tetapi ironi bagi bangsa dan
standardizing the quality management system between health negara ini.
service institutions, and also enhancing accountability between Fakta kedua adalah di antara sedemikian
stakeholders. In addition, mental and spiritual strengthening is
one of the key issue in preventing corruption. banyak kasus korupsi, begitu banyak teman sejawat
para dokter yang menjadi tersangka pada kasus
Keywords: corruption, patient, health service system korupsi. Menurut catatan yang ada di Komisi
ABSTRAK
Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang tahun
Pengamatan tindak pidana korupsi oleh masyarakat transparasi 2005 terdapat 93 kasus yang diadukan ke KPK yang
internasional terhadap negara kita tahun 2005 dengan ukuran berkaitan dengan pekerjaan di bidang kesehatan.
indeks persepsi korupsi berada pada angka 2.2 atau naik 0.2. Sementara itu, pada tahun yang sama 11 dokter telah
Untuk menjawab permasalahan tersebut dikutip pendapat Lord
Action yang mengatakan:”power tends to corrupt, absolute dijadikan tersangka. Beberapa kasus yang me-
power corrupts absolutely”. Dari ungkapan tersebut dapat nyangkut teman sejawat yang tercatat di KPK dapat
diambil suatu paradigma, bahwa terjadinya tindak pidana korupsi diringkas sebagai berikut.
adalah penyalahgunaan kekuasaan. Kondisi ini didukung
lemahnya upaya penegakan hukum di Indonesia. Hal tersebut
Sebuah Rumah Sakit (RS) di kabupaten K, polisi
memberi pandangan bahwa pemerintahan yang ada menjadi akan membuka kembali kasus dugaan mark up dana
buruk. pengadaan peralatan medis Rumah Sakit Umum
Dalam bidang kesehatan, korupsi akan meningkatkan biaya Daerah (RSUD) S, di K senilai Rp7.6 miliar dan
barang dan jasa di bidang kesehatan, yang akhirnya harus
ditanggung oleh pasien. Untuk itu, diperlukan upaya sebagai tersangkanya adalah dokter kepala RS yang
pencegahan terjadinya tindak korupsi di bidang pelayanan bersangkutan dan dokter ahli yang telah mereko-
kesehatan, antara lain dengan cara transparasi dalam mendasikan peralatan yang dibeli. Modus operandi-
penggunaan dana, peningkatan pengawasan pada tingkat
pusat dan daerah, keterbukaan informasi, role model, sistem
nya adalah me ”mark up” nilai pembelian peralatan
manajemen mutu yang seragam antarinstitusi pelayanan medis, sehingga negara dirugikan lebih dari Rp4
kesehatan, serta adanya keterbukaan antara pelaku milyar. Di kabupaten G, dr. AF (Direktur RSUD G)
kesehatan. Di samping itu, pembekalan mental spiritual adalah dan dr TDW (Pimpro dan kepala bidang Yanmed di
kunci utama dalam memerangi korupsi.
kabupaten G) dijadikan tersangka telah melakukan
Kata kunci: korupsi, pasien, sistem pelayanan kesehatan mark up dalam pengadaan CT Scan di RSU G pada

2 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

tahun 2002-2003. Negara dirugikan sekitar Rp4,9 Melalui ungkapan tersebut dapat diambil suatu
milyar. tolok ukur, bahwa akar permasalahan terjadinya
Dari kota S di RS dr. R, muncul pengaduan tindak pidana korupsi adalah penyalahgunaan
penyalahangunaan dana Askes. Pengelola dana kekuasaan atau abuse of power. Kekuasaan ini
Askes dan dokter penanggungjawabnya dilaporkan seringkali dilakukan oleh pejabat pemerintah yang
telah melakukan manipulasi data kesakitan dan jenis bekerja sama dengan swasta; dilakukan dalam
penyakit yang telah dilayani di RS, sehingga pengadaan barang dan jasa; dilakukan karena
diperkirakan Askes telah dirugikan lebih dari Rp1,5 keserakahan (sedikit karena kebutuhan) yang
Milyar.2 didukung adanya kesempatan, serta korupsi
Di kota J, seorang dr. S, dilaporkan telah dilakukan karena integritas pelaku tipis.
melakukan KKN dengan produsen obat tertentu Hal ini berlaku di mana saja dan tidak mengenal
karena setiap pasien selalu diberikan merek obat batas wilayah negara. Namun, tidak sekedar
tertentu, pelapor mencurigai ada kerja sama antara kekuasaan saja. Akar permasalahan lainnya yang
dokter yang bersangkutan dengan produsen obat. sifatnya “integral” dengan kekuasaan pun adalah
Seorang dokter ahli dari RS HT memberikan suatu keniscayaan, misalnya budaya permisif dan
surat keterangan sakit kepada seorang tersangka faktor-faktor lain seperti kurangnya pengawasan,
AP, dengan harapan agar yang bersangkutan dapat reformasi kehidupan negara yang tidak diikuti
memperoleh tahanan luar. Jaksa Penuntut Umum perubahan infrastruktur tatanan kehidupan berbangsa
meminta second opinion dari RS HK dan hasil dan bernegara, tingkat kemiskinan dan keter-
rekomendasinya yang bersangkutan masih dapat belakangan suatu masyarakat dan lain-lain.
mengikuti jalannya persidangan. Sampai dengan Beberapa pakar dalam bidang ilmu hukum
proses pengadilan selesai tersangka dapat meng- pernah menyatakan, penyebab utama korupsi di In-
ikuti jalannya persidangan tanpa ada gangguan donesia adalah sebagai berikut:
kesehatan apapun.
(1) dari segi hukum: ketidaksempurnaan sistem
Dr. A dari Fakultas Kedokteran (FK) di kota S
hukum, kelemahan kelembagaan, rendahnya
diadukan telah melakukan kutipan dalam proses
profesionalitas penegak hukum;
penerimaan mahasiswa baru di FK tersebut.
(2) dari segi ekonomi: selama sistem ekonomi
Pengaduan pemerasan terhadap calon mahasiswa
memungkinkan diperolehnya margin dalam
diperoleh juga dari kota B oleh dekan fakultasnya.
berusaha, maka korupsi akan terus terjadi;
Sementara itu, KPK telah menerima juga
(3) dari segi budaya: korupsi telah membudaya
pengaduan yang tidak ada sangkut pautnya dengan
dan mengakar dalam kehidupan masyarakat
korupsi yaitu pengaduan malpraktik yang dilakukan
selama lebih dari tiga dekade.
oleh dr. G di Kabupaten M yang mengakibatkan
pasien mendapatkan cacat tetap.
Kondisi ini diperparah dengan lemahnya upaya
Apabila kasus-kasus korupsi di bidang kese-
penegakkan hukum di Indonesia. Apa sebagai akibat
hatan dikelompokkan maka adalah masalah
banyaknya tindak pidana korupsi yang terjadi di In-
pengadaan barang dan jasa (70%), penyalahgunaan
donesia?
wewenang selaku pejabat publik (15%), penyalah-
Tentu saja ada pandangan bahwa pemerintah-
gunaan profesi (2%), miss management (8%),
an menjadi buruk atau bad government. Korupsi
pemerasan (2%), gratifikasi (1%), dan tidak termasuk
merusak karena keputusan yang penting ditentukan
korupsi (2%).
oleh motif yang tersembunyi dari para pengambil
keputusan tanpa mempedulikan konsekuensinya
MENGAPA ORANG MELAKUKAN KORUPSI
terhadap masyarakat luas. Mantan Direktur Jenderal
Bagaikan penyakit kronis yang sulit disembuh-
Pembangunan Komisi Eropa, Dieter Frisch, melihat
kan, korupsi menjadi fenomena di setiap organ-organ
bahwa ”korupsi meningkatkan biaya barang dan
pemerintah dan menjalar ke semua aspek-aspek
jasa”, meningkatkan hutang suatu negara, membawa
kehidupan. Tak ayal lagi, korupsi akan menjadi topik
ke arah penurunan standar karena penyediaan
aktual untuk jangka waktu yang panjang. Apakah
barang-barang di bawah mutu dan diperolehnya
yang menjadi akar terjadinya korupsi dan mengapa
teknologi yang tidak handal atau yang tidak
orang melakukan korupsi? Untuk menjawab
diperlukan dan mengakibatkan pemilihan proyek lebih
permasalahan tersebut dikutip pendapat Lord Acton
didasarkan pada permodalan (karena lebih men-
yang mengatakan: “power tends to corrupt, absobute
janjikan keuntungan bagi pelaku korupsi) daripada
power corrupts absolutely.
tenaga kerja yang akan lebih bermanfaat bagi

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006 3


Sugiri Syarief: Patofisiologi Korupsi di Bidang Kesehatan

pembangunan. Identik dengan di atas, korupsi government. Good government itu tiada lain adalah
dibidang kesehatan akan meningkatkan biaya gabungan antara pertanggungjawaban dan akunta-
barang dan jasa di bidang kesehatan, yang pada bilitas. Akuntabilitas merupakan wujud pertanggung-
akhirnya harus ditanggung oleh konsumen yaitu para jawaban amanah (yang berupa spritual, manajemen,
pasien. dan publik). Perlu diingat, ”setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya (Hadits)”.
Makna akuntabilitas itu adalah pertanggung-
jawaban dari “seseorang” atau “sekelompok orang”
yang diberi amanah untuk melaksanakan tugas
kepada pihak yang memberikan amanah, sehingga
akuntabilitas adalah sama dengan pertanggung-
jawaban amanah. Pertanggungjawaban amanah
adalah hati nurani. Hati nurani ada dua yaitu hati
nurani yang bersih, sehingga mudah untuk berakun-
tabilitas dan hati yang kotor yang sulit untuk
berakuntabilitas, yang keduanya dapat menghiasi
sifat manusia.
Seorang dokter dapat berperan ganda yaitu
sebagai tenaga professional dan/atau sebagai
pejabat publik. Baik sebagai pejabat publik maupun
Gambar 1 : Proses Terjadinya Korupsi3 sebagai tenaga professional mempunyai power,
sebagai pejabat publik seorang dokter mempunyai
Syahruddin Rasul mengemukakan bahwa Korupsi kewenangan sebagaimana umumnya para pejabat
itu terjadi karena power tidak disertai dengan publik yaitu membuat keputusan sesuai dengan
akuntabilitas. Akuntabilitas yang kurang atau tidak ada tingkatan jabatan publik yang dia miliki.
akan memberikan peluang terjadinya tindak pidana Sebagai tenaga professional, seorang dokter
korupsi.3 Peluang tersebut memberi kesempatan bagi mempunyai kewenangan untuk memutuskan
setiap manusia yang pada dirinya telah ada sifat rakus, diagnosa apa yang dia yakini benar, kewenangan
terdesak oleh kebutuhan, dan yang pendapatannya untuk memberikan perawatan dan pengobatan atas
rendah untuk mudah terjerumus ke dalam tindak diagnosa yang telah dia putuskan.
pidana korupsi. Mengacu pada model yang dikemukakan oleh
Sementara itu, Ndraha4 dalam Kybernologi I Syahrudin Rasul di atas, maka power yang dimiliki
mengemukakan bahwa untuk mencegah dan oleh para dokter sebagai tenaga professional harus
mengurangi penyalahgunaan kekuasaan diperlukan akuntabel. Seandainya tidak akuntabel atau tidak
sosial kontrol. Subkultur kekuasaan jangan dicam- bisa diaudit keputusan-keputusannya, maka peluang
puradukkan dengan subkultur ekonomi ataupun korupsi akan tercipta.
subkultur sosial.4 Percampuran di antara kedua/ketiga Dasar hukum untuk melakukan audit terhadap
subkultur akan mengakibatkan terjadinya kesemrawut- semua keputusan dokter yang berupa diagnosa dan
an dalam pelaksanaannya. Pemeran dalam subkultur tindak lanjutnya tertuang dalam Lampiran Keputusan
kekuasaan mempunyai ciri-ciri: berkuasa semudah Menteri Kesehatan RI No. 434/Menkes/SK/X/1983
mungkin, menggunakan kekuasaan seefektif mungkin, Tanggal 28 Oktober 1983 tentang berlakunya Kode
dan mempertanggungjawabkan penggunaan Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di
kekuasaan seformal mungkin. Indonesia pada Pasal 7 yang berbunyi “seorang
Jika dibiarkan semaunya, maka akan terjadi dokter hanya memberi keterangan atau pendapat
detournement de pouvoir, abus de droit, KKN, yang dapat dibuktikan kebenarannya”.
penindasan, dan pembohongan/penyalahgunaan “Dapat dibuktikan” adalah kata kunci yang
kekuasaan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme memberi peluang untuk dilaksanakannya audit
kontrol yang para pelakunya tidak boleh dicampur- terhadap semua keputusan yang ditetapkan oleh
adukkan antara pelaksana dan pengontrol. dokter dalam menggunakan power atau kekuasaan-
Korupsi merupakan fungsi dari power dan nya. Persoalannya kemudian adalah apakah
akuntabilitas. Power minus akuntabilitas akan akuntabilitas tersebut tidak bertentangan dengan
berakibat bad government. Di sisi lain, power yang kebebasan profesi. Hal ini perlu didiskusikan lebih
diikuti dengan akuntabilitas akan menciptakan good lanjut karena kebebasan profesi seorang dokter

4 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

menurut kode etik kedokteran harus ditampilkan David M. Chalmers mengatakan pembayaran
dengan ukurannya yang tertinggi terselubung dalam bentuk pemberian hadiah, ongkos
Model Syahruddin Rasul sangat tepat diterap- administrasi, pelayanan yang berlebihan, pemberian
kan di kalangan dokter karena para dokter memenuhi hadiah kepada sanak keluarga, dorongan untuk
persyaratan dalam model tersebut. mempengaruhi, dukungan untuk meningkatkan
1. Need : kita semua memahami kebutuhan kedudukan sosial, atau hubungan apa saja yang
dokter untuk menjaga statusnya sudah pasti merugikan kepentingan dan kesejahteraan umum,
memerlukan dukungan yang memadai. Sangat dengan atau tanpa pembayaran dianggap sebagai
sedikit dokter merasa nyaman kalau hanya perbuatan korupsi. Bahkan David M. Chalmers
mempunyai mobil dengan merek ceria, misalnya menjelaskan: ”the term is often applied also to mis-
atau jas dokternya hanya itu-itu saja. Apalagi judgments by officials in the public economies”.5
kalau berkumpul sesama sejawatnya. Dalam Uraian di atas oleh David M. Chalmers
acara kongres atau seminar yang dilengkapi diistilahkan sebagai material corruption. Bentuk lain
dengan acara family gathering sudah barang yang diperkenalkan Chalmers adalah political cor-
tentu para dokter memerlukan uang yang tidak ruption dan intelectual corruption. Yang dimaksud
sedikit. dengan political corruption adalah korupsi dalam
2. Greed: tidak pelak lagi bahwa di lingkungan pemilihan umum. Termasuk didalamnya adalah
para dokter, ada dokter yang baik ada dokter memperoleh suara dengan uang, janji tentang
yang berperilaku buruk. Ada dokter yang rakus, jabatan, pemberian hadiah khusus (serangan fajar),
ada dokter cukup apa adanya. Hal ini terjadi paksaan, intimidasi, dan campur tangan terhadap
karena dari proses seleksinya tidak pernah ada kebebasan memilih. Pembelian suara dalam legislatif,
seleksi terhadap perilaku para calon dokter. pembelian keputusan-keputusan administratif,
Seleksi lebih difokuskan kepada penguasaan ataupun keputusan-keputusan politik termasuk
ilmu ketimbang integritas dalam kategori political corruption.
3. Opportunity: peluang tercipta sangat luas di Sementara itu, yang dimaksud dengan intelectual
dalam profesi kedokteran. Peluang menjadi lebih corruption adalah apabila sesorang memberikan
mengemuka manakala ada persinggungan informasi atau menerangkan sesuatu yang
kepentingan. Misalnya persinggungan kepentingan berhubungan dengan ilmu pengetahuan dengan cara
dengan RS tempat ia bekerja. Persinggungan yang tidak sebenarnya, yang biasanya dilatar-
kepentingan ini menumbuhkan perilaku koruptif; belakangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu
dalam rangka mengembalikan investasi yang seperti kepentingan politik, ekonomi, keuntungan diri,
telah ditanam, maka walau tidak ada indikasi dan sebagainya.
untuk pemeriksaan memakai alat tersebut sang Menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
dokter tetap melakukan pemeriksaan dengan Undang-Undang (UU) No. 31/19997 juncto UU No.
mempergunakan peralatan itu. 20/20018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
4. Exposure: tidak dipungkiri bahwa pendapatan Korupsi, maka korupsi itu adalah ….. perbuatan:
para dokter, apalagi dokter yang bekerja pada 1. melawan hukum yang merugikan keuangan
instansi pemerintah sangat tidak cukup, apabila negara dan atau perekonomian negara (Pasal
dikaitkan dengan upaya mempertahankan 2 ayat 1) ….. dipidana penjara 4 – 20 tahun dan
integritas sebagai seseorang yang berprofesi denda Rp 200 juta – Rp1 milyar; atau dapat
sebagai dokter. Dengan demikian, jalan pintas juga dihukum mati;
yang dipilih tiada lain melakukan kolusi. 2. menyalahgunakan kewenangan karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
APA ITU KORUPSI keuangan negara atau perekonomian negara
Korupsi menurut As Hornby dan H. Wakefield (Pasal 3) dipidana penjara seumur hidup dan/
adalah the offering and accepting of bibes atau atau 1 tahun denda Rp50 juta – Rp1 milyar;
(penawaran atau pemberian dan penerimaan suap).5 3. pemberian suap kepada Pegawai Negeri
M.H. McKee memberikan definisi yang sederhana termasuk Hakim maupun Advokad (Pasal 5, 6,
tentang korupsi sebagai penyalah gunaan kekuasa- 11, 12 huruf a, b, c, d, dan Pasal 13) ….. dipidana
an untuk kepentingan pribadi.6 Orang tidak dapat penjara 1 – 5 tahun dan denda Rp50 juta – Rp250
menganggap korupsi selalu sama dan mempunyai juta; penjara 3 –15 tahun dan/atau denda Rp150
dampak atau motivasi yang sama. juta – Rp750 juta; penjara seumur hidup – 20

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006 5


Sugiri Syarief: Patofisiologi Korupsi di Bidang Kesehatan

tahun dan denda Rp200 juta – Rp1 milyar; Memang benar, seorang dokter tetaplah manusia
penjara paling lama 3 tahun dan/atau denda biasa yang tidak akan lepas dari kesalahan. Tetapi
Rp150 juta; adalah salah besar jika seorang dokter tidak mau
4. penggelapan dalam jabatan dan pemalsuan mengakui kesalahannya dan kemudian ditutup-
atau penghancuran atau penghilangan dokumen tutupi oleh pihak institusi kesehatan agar ”im-
(Pasal 8, 9 dan10) ….. dipidana penjara 3 – 15 age” tetap terjaga. Belajar dari pengalaman
tahun dan denda Rp150 juta – Rp750 juta; tersebut, ada upaya-upaya defensif dari pihak
penjara 1 – 5 tahun dan denda Rp50 juta – Rp250 pelayanan kesehatan untuk tidak mudah
juta; penjara 2 – 7 tahun dan denda Rp100 juta memberikan rekam medis kepada setiap
– Rp250 juta; pasien;
5. pemerasan dalam jabatan (Pasal 12 huruf 3. Dokter kadang menjadi saluran promosi dari
e, f, dan g) ….. dipidana penjara seumur hidup obat-obatan produksi perusahaan farmasi
– 20 tahun dan denda Rp200 juta – Rp 1 milyar; tertentu. Sebagaimana diuraikan di atas, akibat
6. pemborongan yang melakukan perbuatan dari tindakan ini perusahaan farmasi meng-
curang (Pasal 7, 12i) ….. dipidana penjara 2 – hitungnya sebagai biaya promosi yang kemudian
7 tahun dan denda Rp100 juta – Rp350 juta; dimasukkan ke dalam biaya produksi obat-
penjara seumur hidup – 20 tahun dan denda Rp obatan, sehingga biaya produksi menjadi tinggi,
200 juta – Rp 1 milyar; harga obat menjadi mahal, dan semuanya
7. gratifikasi yaitu pasal 12 B ….. dipidana menjadi beban pasien.
penjara seumur hidup – 4 tahun dan denda 4. Memberikan surat keterangan sakit, padahal
Rp200 juta – Rp 1 milyar; tersangka atau terdakwa ini tidak sakit, sehingga
8. percobaan, pembantuan, atau pemufakatan proses peradilan menjadi terhambat (Catatan:
jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi Hal itu dapat dibuka lagi dalam file tipikor AP, di
(Pasal 15) ….. dipidana mati atau penjara 1 tahun mana AP tidak dapat menghadiri sidang karena
dan denda Rp100 juta – Rp1 milyar; sakit yang dibuktikan dengan adanya surat
keterangan sakit yang ditandatangani oleh
BEBERAPA BENTUK TIPIKOR DI BIDANG dokter RS T? Oleh Jaksa KPK dimintakan
KESEHATAN second opinion ke RS H K, ternyata AP
Bagaimana mencegah terjadinya tipikor di dinyatakan tidak sakit dan dapat menghadiri
bidang kedokteran atau khususnya yang dilakukan sidang); atau memberikan keterangan dokter
oleh dokter? Bagaimana etika kedokteran mengatur- yang tidak sebenarnya untuk berbagai
nya? Di sini dipaparkan tentang bagaimana keperluan seperti halnya cuti sakit, keterangan
pelayanan kesehatan sudah mulai lepas dari ”rel” kelahiran/kematian, cacat, visum et repertum
fitrahnya, antara lain: untuk justisi, asuransi jiwa, lampiran lamaran
1. Pelayanan kesehatan dikomersialkan. Bentuk pekerjaan/kawin, dan memberikan kwitansi
pengabaian yang pertama adalah adanya suatu yang tidak sesuai dengan fakta yang ada.
fenomena bahwa pelayanan kesehatan sudah 5. Manipulasi data klaim tarif pasien. Ketua Tim
semakin mengarah kepada ”profit-oriented” Paket Penyusunan Esensial (Tim PPE) atau
dibandingkan ”service-oriented” atau ”social seorang dokter memanipulasi data dengan
oriented”. Biaya pelayanan kesehatan semakin membuat klaim tarif pasien yang seharusnya
lama semakin tak terjangkau, terutama bagi kelas III menjadi kelas II kepada ketua tim
kaum miskin. Pelayanan kesehatan secara verifikasi. Lalu menyetujui klaim itu, bahkan
otomatis membuat segmen ”pasar” berdasarkan Direktur menyetujui pembayaran klaim tarif
kemampuan ekonomi, misalnya puskemas dengan tarif kelas II. Akibat perbuatan tersangka
untuk kalangan kurang mampu, poliklinik atau (direktur) bersama terpidana Ketua TIM PPE,
RS kecil untuk kalangan menengah, dan RS negara mengalami kerugian senilai
bertaraf internasional untuk kalangan atas. Rp1.840.296.745,00. Peristiwa ini terjadi di salah
Padahal tidak ada segmentasi pasar ketika satu RS yang telah melayani 2.338 pasien
berbicara pelayanan kesehatan; keluarga miskin yang dirawat di ruang inap di
2. Dalam beberapa kasus ditemui adanya upaya kelas III dalam bulan Januari tahun 2002;
menutupi malpraktik pelayanan kesehatan untuk 6. Penyimpangan dana Jaring Pengaman Sosial
melepaskan diri dari pertanggungjawaban. (JPS) yang dilakukan oleh seorang kepala

6 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

puskesmas di daerah B dengan cara memasuk- cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
kan dana itu ke dalam rekening pribadi; bisa diberikan di dalam negeri maupun di luar negeri,
7. Menuliskan resep obat dengan merek tertentu baik yang memakai sarana elektronik maupun yang
karena sebelumnya telah ada perjanjian baik tidak memakai sarana elektronik.
tertulis maupun tidak tertulis dengan perusahaan Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
farmasi bahwa adanya imbalan atau komisi atas penyelenggara negara dianggap pemberian ”suap”,
penggunaan obat dari perusahaan tersebut, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
sehingga dokter bersangkutan seolah-olah berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
menjadi “penjual” obat atau alat kesehatan dari Menurut Pasal 12B UU No. 20/20018 bagi penerima
perusahaan tertentu, termasuk mempromosikan gratifikasi diganjar pidana seumur hidup, atau pidana
obat atau alat kesehatan dari perusahaan paling singkat 4 tahun dan pidana denda paling
tertentu tersebut; sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
8. Adanya penimbunan atau penggunaan berbagai paling banyak Rp1.000.000.000,00 (Rp1 Milyar).
jenis obat yang permintaannya relatif banyak Kecuali, apabila penerima gratifikasi melaporkannya
berdasarkan pada besaran diskon yang ke KPK dalam waktu 30 hari setelah diterimanya
ditawarkan oleh perusahaan farmasi tertentu; gratifikasi. Untuk kepentingan ini KPK telah
9. Menjadi pembicara dalam acara-acara seminar menyediakan formulir-formulir yang bisa diisi.
yang pembiayaannya ditanggung oleh Kemudian kewajiban KPK menetapkan apakah
perusahaan farmasi yang berpotensi dapat gratifikasi tersebut berkaitan dengan jabatan dan
mempengaruhi objektivitas para professional tanggung jawabnya atau tidak. Apabila berkaitan
medis dan ongkosnya akan dimasukkan dalam dengan jabatan dan tanggung jawabnya, maka
biaya produksi gratifikasi tersebut diserahkan kepada negara.
10. Perusahaan mengundang keluarga para Apabila hasil penelitian KPK gratifikasi tersebut tidak
professional medis baik itu istri/suami atau anak berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawabnya,
maka dikembalikan kepada penerima gratifikasi.
dalam acara-acara yang melibatkan para
professional medis dan menerima pemberian-
UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI
pemberian tertentu dari perusahaan (pendulangan
Berangkat dari permasalahan korupsi yang ada
berlian);
di dunia pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari
11. Melakukan kerja sama (kolusi) dengan
profesional medis kita memiliki tanggung jawab
perusahaan asuransi kesehatan dan perusahaan
untuk membantu membersihkan bentuk-bentuk
farmasi dalam penyelenggaraan klinik-klinik di
korupsi di lingkungan sendiri. Ini bukan sekedar
lembaga-lembaga atau perusahaan-perusahaan;
himbauan, tetapi mengajak untuk menyadari bahwa
12. Korupsi dalam pelaksanaan pengadaan barang
akar permasalahan korupsi sudah ”mengeras” dan
dan jasa. Bentuk ini yang paling banyak dijumpai
layaknya tumor harus cepat diambil ”tindakan
dikalangan penyelenggara negara baik itu dokter
operasi”.
atau bukan dokter. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya korupsi di bidang pelayanan
GRATIFIKASI kesehatan beberapa literatur menyampaikan dengan
Istilah gratifikasi masih belum populer di Indo- cara:
nesia. Bahkan masyarakat cenderung bisa menerima 1) Transparansi, sistem akuntansi dan pelaporan
perilaku gratifikasi yang dilakukan oleh para penggunaan dana, baik dana bantuan peme-
pemegang kekuasaan. Ada kebiasaan-kebiasaan rintahan, donor, maupun dana yang dihasilkan
dikalangan teman sejawat yang termasuk dalam dan dikelola oleh pelayanan medis dalam setiap
kategori gratifikasi. Namun, banyak sejawat yang strata (klinik terkecil sampai dengan rumah sakit
tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, akan dicoba bertaraf internasional), sehingga pertanggung-
untuk menginformasikan kepada para teman sejawat jawaban pelayanan medis dapat terukur.
agar tidak terjebak dalam perangkap hukum karena 2) Pengawasan pada tingkat pusat dan daerah
ketidaktahuan lebih ditingkatkan, yang dilakukan baik dari
Menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20/20018 depkes sendiri, maupun dengan melakukan
gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yang kerja sama dengan lembaga-lembaga khusus
meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), yang bertanggung jawab memantau dan
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, mengevaluasi kerja dan kinerja pelayanan medis
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan dan pihak-pihak terkait lainnya (misalnya

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006 7


Sugiri Syarief: Patofisiologi Korupsi di Bidang Kesehatan

asuransi kesehatan dan perusahaan farmasi). belum berhasil tuntas. Namun usaha itu tidak
3) Keterbukaan informasi. Memang pada prinsip- dihentikan.” Demikian juga korupsi.
nya dokter adalah yang menyimpan rekam
medis, tetapi isinya adalah milik pasien, tetapi PENUTUP
dalam praktiknya pasien sulit sekali men- Ada hal-hal yang perlu dihindari oleh para
dapatkan rekam medis dari pihak pelayanan profesional medis yaitu terjebak dalam situasi yang
kesehatan dengan berbagai alasan. Upaya ini menyebabkan kepentingan pasien menjadi
patut dilakukan agar masyarakat pengguna jasa terabaikan bahkan kadang-kadang lebih
pelayanan kesehatan dapat mengerti dan mengedepankan aspek komersial dan materi. Dokter
mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan haruslah bekerja berdasarkan standar profesi
pelayanan kesehatan. kedokteran. Oleh karena itu, di satu sisi dokter dalam
4) ”Role model”. Perlu adanya upaya-upaya yang melaksanakan profesinya bertanggung jawab
maksimal terutama bagi pihak profesional di terhadap ketentuan etik profesi atau Kode Etik
bidang pelayanan kesehatan untuk memberikan Kedokteran Indonesia (KODEKI).10 Di sisi lain, dokter
contoh yang baik dengan menjaga ”attitude” juga bertanggung jawab terhadap ketentuan hukum
terutama dari para dokter. Untuk itu, peningkatan yang berlaku, baik perdata, hukum administrasi,
pemahaman tentang etika kedokteran sangat maupun hukum pidana termasuk hukum
diperlukan. Kurikulum etik kedokteran diarahkan pemberantasan tindak pidana korupsi.
untuk mengubah perilaku calon dokter, bukan Dokter pun juga dapat melakukan tindakan tidak
hanya mengetahui dan memahami etik terpuji seperti contoh-contoh kasus korupsi di atas
kedokteran. Kecuali apabila dari awal seleksi dan berisiko untuk dipenjara. Tetapi dokter pun juga
memasuki fakultas kedokteran telah dilakukan bisa melakukan perbuatan terpuji dengan tidak
tes integritas bagi setiap calon mahasiswa melakukan tindak pidana korupsi, bahkan dapat
kedokteran. melakukan pencegahan tindak pidana korupsi, baik
5) Sistem manajemen mutu yang seragam yang akan dilakukan sendiri, keluarga sendiri, atau
antarinstitusi pelayanan kesehatan. Hal ini orang lain.
diupayakan agar adanya kesamaan cara Pembekalan mental spiritual adalah kunci
pandang mengenai bagaimana prosedur dan utama dalam memerangi korupsi di samping
tata cara penanganan pelayanan medis sampai perbaikan atas sistem pelayanan. Bekal iman harus
dengan pengadaan barang dan jasa yang selalu lebih mengemuka , karena seorang dokter
kadang sensitif atau rawan korupsi. yang telah merasa cukup hidupnya , asalkan tingkat
6) Adanya keterbukaan antara institusi pelayanan keimanan memadai, tidak akan terlalu mudah
kesehatan, dokter, dan perusahaan farmasi menerima tawaran suap.
berkaitan dengan pengadaan obat-obatan yang
akan digunakan atau diberikan kepada pasien. KEPUSTAKAAN
Paling tidak pasien mengerti obat yang dipakai- 1. Forum Pemantau Pemberantasan Korupsi,
nya berdasarkan informasi yang solid baik dari “United Nation Against Corruption (UNCAC),
dokter, pihak institusi pelayanan kesehatan, 2003”, Perum Percetakan Negara RI, 2005.
maupun dari perusahaan farmasi dengan cara- 2. Pikiran Rakyat, Diduga Gelapkan Dana JPS,
cara yang wajar dan informatif dan bukan dengan Seorang Dokter Ditahan, 15 April 2004
slogan maupun promosi berlebihan. 3. Rasul, Sjahruddin: ”Pembekalan Bagi Calon
Duta Besar R.I.”, Jakarta, 3 Agustus 2005
Dalam upaya pencegahan teringat pengantar Prof. 4. Ndraha, Taliziduhu, “Kybernologi (Ilmu
Selo Sumardjan dalam buku edisi bahasa Indonesia Pemerintahan Baru)”, PT Rineka Cipta, Jakarta,
dari Robert Klitgard9 dengan judul Membasmi Korupsi 2003.
sebagai berikut: ”bagi saya korupsi adalah suatu 5. Lopa. Baharuddin, Prof. DR. SH, “Kejahatan
penyakit ganas yang menggerogoti kesehatan Korupsi dan Penegakan Hukum” Penerbit Buku
masyarakat seperti penyakit kanker yang setapak Kompas, Jakarta, 2002.
demi setapak menghabisi daya hidup manusia. Tak 6. Pope, Jeremy, “Pengembangan Sistem Integritas
ada orang yang beranggapan bahwa penyakit kanker Nasional, Buku Panduan Transparency
itu merupakan organisme tubuh manusia. Para ahli International”, PT Pustaka Utama Grafiti,
kesehatan dan kedokteran diseluruh dunia pun tak Jakarta, 1999
ada hentinya mencari obat serta cara melawan 7. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
kanker, namun usaha mereka sampai sekarang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

8 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

disahkan, diundangkan, dan mulai berlaku pada Nopember 2001 melalui Lembaran Negara
tanggal 16 Agustus 1999 melalui Lembaran Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134 dan
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor Penjelasannya dimuat di dalam Tambahan
140, dan Penjelasannya dimuat di dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4150.
Nomor 3874. 9. Klitgaard, Robert. Membasmi Korupsi. Yayasan
8. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Obor Indonesia, Jakarta, 2001
Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang 10. Direktorat Pelayanan Medik Departemen
Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pem- Kesehatan, “Kode Etik Kedokteran Indonesia”,
berantasan Tindak Pidana Korupsi, disahkan, Dirjen Yanmedik Depkes, Jakarta, 1985
diundangkan, dan mulai berlaku pada tanggal 21

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 1 Maret 2006 9

You might also like