Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya
melayani kebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan
pajak, dan kreditor.
Menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan relevan. Akuntansi
biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktifitas operasional
harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu.
Pendekatan dan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya sebaiknya harus
berbeda satu sama lain. Dengan begitu, setiap pendekatan dan sistem yang digunakan akan
memiliki aspek keperilakuan yang berbeda pula.
>> Sistem Biaya Tradisional (Historis)
Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada biaya historis
dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit produk atau jasa.
Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah bahwa sistem ini mengabaikan
biaya-biaya seperti penjualan, distrribusi, riset dan pengembangan, serta biaya administrasi.
Padahal biaya-biaya ini dianggap oleh banyak manajer adalah sebagai biaya tetap.
Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan yang
maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan juga tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang
panjang. Sistem biaya tradisional tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam
memperoleh informasi biaya secara relevan dan akurat.
Ruang Lingkup
Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi “sistem biaya
standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi
dengan konsep pengendalian dan teori organisasi modern. Biaya standar adalah sasaran biaya per
unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui studi
teknik dan akuntansi.
Kelebihan sistem biaya standar ini dari Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya
standar adalah kemampuannya untuk membandingkan, kinerja aktual dengan standar yang
ditentukan sebelumnya.
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep
teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini, sebagaimana dijelaskan oleh
Edwin Caplain, adalah penting :
Perhitungan biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi dengan biaya
untuk siap menghasilkan. Harga biaya yang ditimbulkan oleh produksi atau penyerahan jasa
sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit produk atau jasa dan dikapitalisasi
sampai barang-barang tersebut terjual atau jasanya diserahkan.
Dorongan Keperilakuan
Melalui badan yang berwenang, profesi akuntansi sekarang ini sedang menguji ulang konsep-
konsep dasar, prinsip, dan praktik akuntansi dengan mempertimbangkan implikasi keperilakuan
yang mungkin. Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus
secara keperilakuan maupun teknis, jika konsep, prinsip, atau praktik tersebut :
Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan pabrik
yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk
memenuhi tujuan jangka panjang. Biaya diskresioner yang muncul dari keputusan periodic yang
tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output.
Disamping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable serta memberikan
informasi biaya diferensil, dalam situasi pengambilan keputusan tertentu, perhitungan biaya
langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Berikut
adalah beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum terjadi :
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argumen yang
mendukung partisipasi menjadi “ jika seseorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan standar
kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar tersebut, dan
oleh karena itu akan bekerja keras untuk mencapainya.
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah tidak terlalu ketat
dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak tercapai dari pada dipenuhi.
Sementara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena
standar tesebut begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar
tersebut karena dianggap tidak berarti.
Standar tersebut sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dari unit-unit kerja yang terlibat
sehingga standar tersebut tidak menjadi terlalu ketat maupun terlalu longgar bagi unit-unit kerja
tersebut.
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead. Praktik
umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variable ke produk pada tarif estimasi
yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan
sebelumnya, maka varians yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran
dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam
penentuan tarif tersebut.
Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA), James Fremgen dan
Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua jenis biaya
tidak langsung, yaitu :
Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat
dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
Biaya administratif korporat adalah biaya yang digunakan untuk mengoperasikan kantor
korporat.
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbadingan secara periodik antara biaya aktual
dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran maupun
standar.
Tetapi, kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta bahwa tanpa investigasi,
manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah varians tersebut ditimbulkan dari
penyalahgunaan yang dapat diidentifikasikan dan dikendalikan, atau apakah varians tersebut
bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi respon manusia adalah
faktor-faktor seperti :
1. Batas pengendalian, kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
adalah batasan pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi
seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan
berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu.
2. Hasil umpan balik, umpan balik yang positif akan memberitahu mereka bahwa mereka
ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3. Keketatan pemaksaan, pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan
menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat
menyegarkan individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain
menurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi.
4. Struktur penghargaan, orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang
tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik
maupun ekstrinsik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang sangat penting
untuk diperhatikan, pertama perilaku organisasi adalah suatu bidang yang interdisipliner dan yang
memanfaatkan hasil dari cabang ilmu yang lain. kedua walaupun mendapat timbangan dari ilmu
yang lain, bidang ilmu ini tetap dapat berdiri sendiri, karena pusat perhatiannya pada manusia
dalam berorganisasi. ketiga perilaku organisasi memberikan arahan dan petunjuk bagi pencapaian
tujuan dengan lebih balk. hal berbeda dengan psikologi dan organisasi sosiologi yang hanya
memberi bantuan untuk dapat mengerti dan menguraikan tindakan seseorang atau kelompok,
sedangkan perilaku organisasi berhubungan dengan pemanfaatan pengetahuan bagi pencapalan
tujuan organisasi sebagaimana yang diharapkan.
Akuntansi biaya mengidentifikasi, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan melaporkan
berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan jasa. Akuntansi
biaya memiliki dua tujuan, yaitu :
Melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya
melayani kebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan
pajak, dan kreditor.
Menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan relevan. Akuntansi
biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktifitas operasional
harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu.
Pendekatan dan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya sebaiknya
harus berbeda satu sama lain. Dengan begitu, setiap pendekatan dan sistem yang digunakan akan
memiliki aspek keperilakuan yang berbeda pula.
Adapum aspek keperilakuan dari langkah akuntansi biaya yang dipilih, antara lain:
1. Penetapan standar
2. Partisipasi dalam penetapan standar
3. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar
4. Penyerapan overhead
5. Alokasi biaya tidak langsung
6. Analisis varians
Daftar pustaka
http://mohayworld.blogspot.co.id/2016/12/aspek-keperilakuan-pada-pengakumulasian.html
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.