Professional Documents
Culture Documents
ISSN: 2086-3454
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan. Hal ini
juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Proses penyembuhan luka dapat terjadi secara
normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan. Pengelolaan luka yang baik akan menentukan hasil akhir
proses penyembuhan luka. Salah satu alternatif untuk proses penyembuhan luka bisa
menggunakan terapi madu asli atau madu campuran. Madu tentunya memiliki efek
antimikroba, anti inflamasi dan meningkatkan fibroblastik, angioblastik serta memiliki
kandungan air yang sedikit guna mempercepat proses penyembuhan luka.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan madu campuran
terhadap proses penyembuhan luka kaki diabetik di Poli Kaki Diabetik Rumah Sakit Ulin
Banjarmasin.
Metode: Metode dalam penelitian ini menggunakan Quasi Experiment dengan rancangan
penelitian menggunakan rangkaian observasi proses penyembuhan luka dengan
menggunakan madu campuran. Populasi dan sampel penelitian adalah klien dengan luka kaki
diabetik grade II dan III dengan jumlah sampel minimal sebanyak 15 sampel.
Hasil: dari penelitian ini menunjukkan rata-rata granulasi pada luka kaki diabetik grade II
dan grade III dengan perawatan madu campuran tumbuh pada hari ke 14 sampai dengan 21
hari perawatan.
Kesimpulan: Sehinga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan madu campuran terhadap
proses penyembuhan luka kaki diabetik grade II dan grade III sangat efektif dan
menunjukkan hasil granulasi luka yang cepat dan baik.
301
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
302
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
303
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
304
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
305
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
306
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
307
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
308
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
309
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
310
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
311
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
312
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
313
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
314
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
315
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
316
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
gram air. Standar mutu madu di Indonesia Kandungan lain yang ada di dalam
terutama untuk kepentingan komersial madu campuran yang juga berpengaruh
mengacu pada SNI 01-3545-1994. Kadar terhadap granulasi luka adalah adanya zat
air dari madu maksimal 22%, walaupun besi dan laruran sodium (NaCl).
demikian tetap harus dilakukan uji Kandungan iron atau zat besi mampu
laboratorium sebelumnya. membantu dalam proses pembentukan sel
Aktivitas kandungan air yang darah merah yang berfungsi untuk
sedikit dan dengan osmolaritas yang tinggi memberikan suplai nutrisi dan oksigen
dalam agen perawatan luka diyakini pada area luka, sehingga dengan adanya
sebagai suatu hal yang dapat mencegah suplai tersebut maka sangat membantu
infeksi dan mempercepat proses untuk merangsang atau mestimulasi
penyembuhan luka. Proses osmosis inilah pertumbuhan jaringan baru pada luka kaki
yang menyerap air dari bakteri pada luka diabetik (Intanwidya, 2005). Penelitian
sehingga mampu menghambat Admin, 2008 hal 16 juga menyatakan
pertumbuhan bakteri karena kekurangan bahwa kandungan sodium atau natrium
air dan mengeringkan bakteri hingga (NaCl) yang berfungsi sebagai larutan
bakteri sulit tumbuh dan akhirnya mati. isotonis yang aman untuk membantu
Selain itu kandungan air yang terdapat dalam perawatan luka.
dalam madu akan memberikan Didalam proses penyembuhan luka
kelembaban pada luka, sehingga proses kaki diabetik selain menggunakan madu
granulasi luka tumbuh dengan baik. campuran, ada faktor lain yang juga
Potter dan Perry (2005b) berperan penting dalam membantu proses
menyatakan bahwa studi proses percepatan perbaikan jaringan luka,
penyembuhan luka memperlihatkan bahwa diantaranya adalah kepatuhan pasien
lingkungan lembab lebih diperlukan dalam dalam melakukan diit atau pola makan
penyembuhan luka dibandingkan dengan yang teratur, hal ini terbukti dengan
lingkungan kering. Lingkungan yang adanya pendidikan kesehatan yang rutin
lembab merupakan hal yang paling penting diberikan kepada pasien setelah dilakukan
untuk penyembuhan luka karena rawat luka, sehingga hal inilah yang
lingkungan lembab mempengaruhi menjadi salah satu faktor penunjang dalam
kecepatan epitelisasi dan memberi kondisi membantu proses penyembuhan luka.
optimum untuk mempercepat proses Selain itu, aktivitas pasien selama di
penyembuhan. rumah juga mempengaruhi laju
penyembuhan luka yang dirawat.
317
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
Aktivitas yang berbeda pada pasien Selama perawatan luka, luka dilakukan
juga menjadi salah satu penyebab secara steril, berhati-hati dalam membuang
perbedaan perkembangan luka. Proses nekrosis atau jaringan mati, setelah selesai
penyembuhan yang lambat terlihat pada luka ditutup dengan menggunakan madu
pasien yang memiliki aktivitas tinggi, campuran secara merata dan dibalut
selain balutan luka cepat kotor, luka sering dengan menggunakan kassa steril.
berdarah dan kaki membengkak. Aktivitas 1. Menurut Sitomorang (2009),
sebanding dengan tekanan, semakin tinggi mengatakan frekuensi penggantian
aktivitas pasien maka semakin tinggi pula pembalut madu bergantung dari seberapa
tekanan yang diperoleh luka. cepat madu tercampur dengan eksudat,
Perkembangan luka cenderung lambat penggantian pembalut pada luka yang
dialami pasien yang memiliki aktivitas tidak mengeluarkan eksudat dapat
tinggi. Aktivitas tinggi serta letak luka dilakukan 3 kali seminggu. Dari hasil
yang tidak mendukung (kaki) akan wawancara sekilas dengan salah satu
semakin meningkatkan tekanan yang pasien yang dilakukan perawatan luka kaki
diterima luka sehingga perkembangan diabetik mengatakan dengan menggunakan
cenderung lebih lambat. Menurut Potter madu campuran juga sangat membantu,
dan Perry, 2005b), tekanan mendadak selain efektif sebagai alternatif pengganti
yang tidak terduga pada luka akan madu asli yang sampai sekarang sangat
menghambat pembentukan sel endotel dan susah untuk didapatkan, madu campuran
jaringan kolagen. juga lebih ekonomis, menunjukkan hasil
Selama penelitian yang dilakukan perbaikan luka yang baik dan cepat, serta
peneliti di poli kaki diabetik RSUD Ulin memiliki kandungan nilai gizi yang jelas
Banjarmasin, peneliti melakukan secara sama dengan kandungan madu asli pada
observasi bahwa prinsip dan perlakukan umumnya. Dari rangkaian observasi proses
luka yang digunakan dalam perawatan penyembuhan luka dengan menggunakan
luka kaki diabetik tentunya memiliki madu campuran didapatkan hasil rata-rata
kriteria luka. Bagi luka yang memiliki pembentukan granulasi atau tumbuhnya
slough dan cairan yang banyak dilakukan jaringan baru pada jaringan luka kaki
dressing selang sehari sebanyak 4 kali diabetik terbentuk pada hari ke 14 sampai
dalam satu minggu, sedangkan untuk luka dengan 21 hari perawatan.
yang memiliki slough sedikit maka
dilakukan dressing luka 3 hari sekali dalam
seminggu dilakukan 2 kali perawatan luka.
318
Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et.al.,Efektivitas Penggunaan..
319