You are on page 1of 132

KABUPATEN

MAGELANG II

ANALISIS STUDIO WILAYAH


STUDIO
ANALISIS
WILAYAH

KABUPATEN MAGELANG II
Aryasa 36320 | Joobu 36328 | Nurlina 36391 | Grace 36522 |
Ardina 36912 | Maulidina 36950 | Adnan 37488
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Analisis
Kabupaten Magelang” pada waktu yang telah ditentukan. Dalam
penyusunan laporan ini kami mendapatkan banyak masukan dan
kritik membangun dari berbagai pihak yang sangat membantu kami
dalam pengembangan ide. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Retno Widodo Dwi Pramono, ST, M.Sc

2. Eko Heri Supriyanto, ST, MT.

3. Ir. Suryanto, MSP

4. Ir. Gunung Radjiman, M.Sc

Selaku dosen pengampu mata kuliah studio yang telah banyak


membimbing dan mengarahkan kami dalam proses penyusunan
laporan ini. Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Dinas Kabupaten Magelang serta masyarakat Kabupaten
Magelang secara luas yang telah membantu pengerjaan laporan ini.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
Program Studi PWK angkatan 2010 yang telah bekerjasama dengan
kami dalam proses kompilasi data dan analisis yang kami lakukan.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan
dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan Kabupaten
Magelang di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa dalam
laporan memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami menerima kritik
serta saran pembaca.

Yogyakarta, 6 Januari 2013

Penyusun
daftar isi
DAFTAR ISU & POTENSI

! Isi (' Tingginya Tingkat Kemiskinan


" Tabel Dampak Kerentanan Bencana
$" di Kabupaten Magelang
# Gambar
)* Rendahnya Kualitas Pendidikan
$
Rendahnya Aksesibilitas &
)' Mobilitas Kabupaten Magelang
PENDAHULUAN
Dilema Pertambangan Pasir
%" Latar Belakang
%*! Kabupaten Magelang

Rumusan Masalah %*# Rendahnya Kesejahteraan Petani


%&
%& Tujuan & Sasaran Krisis Aksesibilitas Sektor Air
%%& Bersih di Kabupatern Magelang
%' Ruang Lingkup Analisis

Metode Pencarian & GAGASAN


%' Pengumpulan Data PENGEMBANGAN
%# Metode Analisis Data %!" Agropolitan
%# Dasar Hukum
%!" Agrowisata
%( Ketahanan Pangan
%!& Agro - Forestry

%!& Agroindustri
KARAKTERISTIK
& KECENDERUNGAN %!' Industri
Keterkaitan Dengan Isu
!% Karakteristik Fisik Dasar %!' di Kabupaten Magelang
"# Karakteristik Penduduk

&( Karakteristik Ekonomi $"


Karakteristik Sarana
'( & Prasarana
%!&

DAFTAR TABEL
!" Tabel 2.1 Kemiringan Lahan di Kabupaten Magelang

!' Tabel 2.2 Struktur Tanah di Kabupaten Magelang

!' Tabel 2.3 Kedalaman Lahan di Kabupaten Magelang

!# Tabel 2.4 Daerah Aliran Sungai Utama Kabupaten Magelang

!$ Tabel 2.5 Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Magelang Tahun 2003 – 2008

!) Tabel 2.6 Luas Lahan Kabupaten Magelang Tahun 2011

&% Tabel 2.7 Data Kelahiran dan Kematian Penduduk Kabupaten Magelang
Tahun 2007 – 2010

&! Tabel 2.8 Sex Ratio di Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011

Tabel 2.9 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidi-


&" kan yang Ditamatkan Tahun 2007 - 2011

&& Tabel 2.10 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
Tahun 2007 – 2011

&' Tabel 2.11 Dependency Ratio Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011

Tabel 2.12 Komponen Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten


&# Magelang Tahun 2007 – 2010

Tabel 2.13 PDRB Kabupaten Magelang ADHK (dalam juta rupiah) tahun
&& 2007-2011

'% Tabel 2.14 Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Magelang

'" Tabel 2.15 Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Magelang

Tabel 2.16 Penentuan Lokasi Sektor Unggulan Kabupaten Magelang


''
Tabel 2.17 Sektor Unggulan setiap Kecamatan Kabupaten Magelang
'& 37
Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah SD, SMP, dan SMA di Kabupaten
'' Magelang tahun 2007 – 2011


DAFTAR TABEL
#( Tabel 2.19 Keadaan Jalan Menurut Status

(* Tabel 2.20 Jumlah Kecelakaan di kabupaten Magelang Tahun 2010

(( Tabel 3.1 Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Magelang

Tabel 3.2 Angka Partisipasi Sekolah (APrS) Menurut Kelompok Umur dan
$* Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009
-2011

$" Tabel 3.3 Sebaran Bencana Alam di Kabupaten Magelang

$# Tabel 3.4 Kejadian Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magelang Tahun


2008-2011

$$ Tabel 3.5 Kejadian Bencana Banjir di Kabupaten Magelang Tahun 2008-2011

Tabel 3.6 Kejadian Bencana Angin Puting Beliung di Kabupaten Magelang


$) Tahun 2008-2011

)* Tabel 3.7 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan


Selama Seminggu yang lalu Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

)! Tabel 3.8 Komponen IPM di Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011

)" Tabel 3.9 Jumlah Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Kabu-
paten Magelang Tahun 2010

)# Tabel 3.10 Korelasi Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Ka-
bupaten Magelang Tahun 2010

)( Tabel 3.11 Jumlah Kecelakan di Kabupaten Magelang Tahun 2010


)) Tabel 3.12 Pola Perjalanan Kabupaten Magelang Tahun 2012
%*% Tabel 3.13 Proyeksi Pola Perjalanan Kabupaten Magelang Tahun 2022
%*% Tabel 3.14 Jumlah uang yang dikeluarkan untuk makanan pokok
perkeluarga per bulan

%*# Tabel 3.15 Jumlah Luas Lahan Pertanian setiap petani



DAFTAR TABEL
%*$ Tabel 3.16 Perkiraan Pendapatan Petani dalam Setahun

%*) Tabel 3.17 Perbandingan Pendapatan Petani dalam Setahun

%%' Tabel 3.18 Kebutuhan Air Virtual

%%# Tabel 3.19 Strategi dan Sasaran Penanggulangan Krisis Sektor Air Bersih
Kabupaten Magelang


DAFTAR GAMBAR

!! Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Magelang tahun 2012

!" Gambar 2.2 Peta Kelerengan Kabupaten Magelang tahun 2012

!& Gambar 2.3 Peta Kabupaten Magelang tahun 2012

!( Gambar 2.4 Peta Hidrologi Kabupaten Magelang 2012

"* Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Magelang 2012

"% Gambar 2.6 Peta Kesesuaian Lahan tahun 2012

"" Gambar 2.7 Peta Daya Tampung Kabupaten Magelang tahun 2012

"& Gambar 2.8 Peta Struktur Ruang 2012

"' Gambar 2.9 Peta Pola Ruang Kabupaten Magelang 2012

"( Gambar 2.10 Jumlah Penduduk di Kabupaten Magelang Tahun 2011

") Gambar 2.11 Peta Kepadatan Penduduk Bruti Kabupaten Magelang Tahun 2011

'$ Gambar 2.12 Sekolah di Kecamatan Sawangan

#' Gambar 2.13 Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Magelang 2012

## Gambar 2.14 Peta Persebaran Pasar Kabupaten Magelang 2012

(* Gambar 2.15 Skema Teori Doxiadis

(# Gambar 3.1 Peta Jumlah Kemiskinan Kabupaten Magelang tahun 2011

(( Gambar 3.2 Peta Kepadatan Penduduk Bruto Kabupaten Magelang tahun 2011

($ Gambar 3.3 Peta Aksesibilitas Kabupaten Magelang tahun 2011

$% Gambar 3.4 Peta Rawan Bencana Kabupaten Magelang tahun 2012

$& Gambar 3.5 Peta Permukiman Rawan Bencana Kabupaten Magelang


DAFTAR GAMBAR
$' Gambar 3.6 Peta Permukiman Rawan Bencana Kabupaten Magelang

Gambar 3.7 Tanah Longsor di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman,


$# Kabupaten Magelang

$( Gambar 3.8 Peta Rawan Bencana Banjir Kabupaten Magelang

Gambar 3.9 Peta Rawan Bencana Angin Putting Beliung


$$ Kabupaten Magelang

$) Gambar 3.10 Peta Sebaran Sekolah di Kabupaten Magelang Tahun 2011

Gambar 3.11 Peta Struktur Ruang 2012


)'
)$ Gambar 3.12 Peta Aksesibilitas dan Mobilitas Kabupaten Magelang

)) Gambar 3.13 Kondisi Jalan Kabupaten Magelang

%** Gambar 3.14 Peta Pola Perjalanan Kabupaten Magelang tahun 2012
%*% Gambar 3.15 Timbunan Komoditas yang tidak terangkut
%*! Gambar 3.16 Kegiatan penambangan pasir di Kecamatan Dukun

%*" Gambar 3.17 Skema Resiko Pertambangan Pasir

%*& Gambar 3.18 Kegiatan Penambangan Pasir di Kecamatan Srumbung

%%* Gambar 3.19 Peta Sebaran Lokasi Pertambangan Kabupaten Magelang

%%% Gambar 3.20 Lahan pertanian Kabupaten Magelang

%%" Gambar 3.21 Peta Sawah Irigasi Teknis dan Non Teknis Kabupaten Magelang

%%& Gambar 3.22 Peta Cadangan Produksi Beras Kabupaten Magelang

Gambar 3.23 Peta Overlay Permukiman dan Daerah Kemarau


%%# Kabupaten Magelang

%!# Gambar 4.1 Skema Gagasan Pengembangan



DAFTAR GRAFIK
!( Grafik 2.1 Perbandingan Luas Lahan Kabupaten Magelang Tahun 2011

"! Grafik 2.2 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Daya Tampung Kabupaten
Magelang Tahun 2011

"( Grafik 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Tahun 2007-2011

"$ Grafik 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Magelang Tahun


2007/2008 – 2010/2011

") Grafik 2.5 Kepadatan Netto Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011

&* Grafik 2.6 Kepadatan Fisiologis Kabupaten Magelang Tahun 2007 - 2011

&* Grafik 2.7 Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang

&% Grafik 2.8 Struktur Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 2007 – 2011

&& Grafik 2.9 Struktur Penduduk Menurut Lapangan Kerja

&# Grafik 2.10 Indeks pembangunan Manusia di Kabupaten Magelang Tahun


2007-2010

&$ Grafik 2.11 PDRB per kapita Kabupaten Magelang

&) Grafik 2.12 Struktur Ekonomi Kabupaten Magelang 2011

'* Grafik 2.13 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Magelang

'% Grafik 2.14 Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Magelang

'# Grafik 2.15 Perkembangan Indeks Williamson Kabupaten Magelang

'$ Grafik 2.16 Hasil Perhitungan Multiplier Effect Atas Dasar Harga Konstan

') Grafik 2.17 Proyeksi Kebutuhan Sarana SD Kabupaten Magelang Tahun


2016 – 2021

#* Grafik 2.18 Proyeksi Kebutuhan Sarana SMP Kabupaten Magelang Tahun


2016 – 2021


DAFTAR GRAFIK
!" Grafik 2.19 Proyeksi Kebutuhan Sarana SMA Kabupaten Magelang Tahun
2016 – 2021

!# Grafik 2.20 Jumlah Sarana Kesehatan Per Kecamatan di Kabupaten


Magelang tahun 2011

!$ Grafik 2.21 Jumlah Kebutuhan RSU Kabupaten Magelang Tahun 2011

!% Grafik 2.22 Proyeksi Kebutuhan Sarana Puskesmas Kabupaten Magelang


Tahun 2016 - 2031

Grafik 2.23 Jumlah Eksisting Dan Kebutuhan Puskesmas Pembantu Kabu-


!& paten

Grafik 2.24 Jumlah Sarana Beribadah Per Kecamatan di Kabupaten


!' Magelang, 2011

(" Grafik 2.25 Kondisi Jalan Kabupaten Magelang


Grafik 2.26 Perkembangan Struktur Ekonomi tahun 2007-2011

Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Magelang Tahun 2003-


(& 2010

(! Grafik 3.2 Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kecamatan di Kabupaten


Magelang

() Grafik 3.3 Kebutuhan Sarana Pendidikan Kabupaten Magelang tahun


2011

'! Grafik 3.4 Kejadian Bencana Tanah Longsor Kabupaten Magelang

'( Grafik 3.5 Kejadian Bencana Banjir Kabupaten Magelang

') Grafik 3.6 Kejadian Bencana Angin Putting Beliung Kabupaten Magelang

)# Grafik 3.7 Perkembangan Jumlah SD, SMP, SMA Kabupaten Magelang Ta-
hun 2007-2011

Grafik 3.8 Rasio Murid Terhadap Guru di Kabupaten Magelang Tahun


)# 2011

)# Grafik 3.9 Perkembangan Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Magelang


Tahun 2007 – 2011


DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.10 Struktur Ekonomi dan Lapangan Kerja di Kabupaten
)& Magelang Tahun 2011

)( Grafik 3.11 Pertumbuhan Ekonomi

)) Grafik 3.12 Kondisi Jalan Kabupaten Magelang

%*# Grafik 3.13 Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian

%%' Grafik 3.14 Perbandingan Kebutuhan Air Kaupaten Magelang dengan


Converaged Area PDAM

%%# Grafik 3.15 Pemenuhan Kebutuhan Air Kabupaten Magelang


PENDAHULUAN
!"#$%&'()*)'%
1. Latar Belakang ekonomi dan sarana prasarana.
Pembangunan suatu wilayah Kemudian dari keempat sektor di
sangat mempengaruhi analisis satu persatu kemudian
terbentuknya dinamika yang dicari keterkaitannya satu sama
terjadi di dalamnya. Dinamika lain sehingga menciptakan suatu
menciptakan suatu pola interaksi kesimpulan yang berupa masalah
serta pergerakan wilayah maupun potensi.
tersebut. Pengaruh terjadinya
Kabupaten Magelang yang saat
hal tersebut adalah terciptanya
ini tengah berkembang menjadi
potensi serta permasalahan yang
wilayah yang menuju “kekotaan”
timbul pada suatu wilayah.
yang dilihat dari perkembangan
Dalam merencanakan suatu IJȾÀÃζº¾Á¾À¾·ºÇ·¶¼¶¾ÅÄɺÃȾ
wilayah perlu dilakukan suatu sumber daya yang belum digali
proses perencanaan dimana dalam dan dioptimalisasikan. Potensi-
proses tersebut harus dilakukan potensi ini sebenarnya dapat
secara berurutan dan kontinyu menunjang perkembangan
agar tercipta suatu rencana yang wilayah Kabupaten Magelang agar
ºIJȾºÃȺÇɶ·ºÇÀºÁ¶Ã¿Êɶè¶Á¶½ tujuan pengembangan wilayah
satu dari proses perencanaan dapat terlaksana dan berhasil
ɺÇȺ·Êɶ¹¶Á¶½¶Ã¶Á¾È¾È dengan baik sesuai dengan yang
dimana analisis bertujuan diharapkan.
untuk memberikan gambaran
Dalam melakukan perencanan
nyata dari suatu wilayah yang
wilayah juga tidak dapat lepas
diamati. Dalam melakukan
dari munculnya masalah-
analisis dibutuhkan berbagai
masalah yang perlu diantisipasi
macam data yang berhubungan
agar tidak menghambat proses
dengan wilayah tersebut. Data-
tersebut. Untuk itu diperlukan
data tersebut selanjutnya akan
sebuah analisis yang dapat
dianalisis dan dicari keterkaitan
mengkorelasikan antara
antara satu dengan yang lain.
masalah-masalah yang muncul
Untuk lebih menyederhanakan
dalam pengembangan wilayah
dalam melakukan analisis suatu
dengan potensi-potensi wilayah
wilayah hendaknya dibuat
sebagai bahan dasar dalam
berbagai sektor yang terdiri dari
melakukan suatu perencanaan
ȺÀÉÄÇIJȾÀ¹¶È¶ÇÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ 
wilayah agar dalam menyusun ¹¾Â¶ÀÈʹºÁ¾ÅÊɾÀÄù¾È¾IJȾÀ
gagasan pengembangan untuk ¹¶È¶ÇÀÄù¾È¾ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã¹¶Ã
perencanaan yang akan datang ÈÄȾ¶ÁÀÄù¾È¾źǺÀÄÃľ¶Ã
dapat berjalan secara efektif dan kondisi sarana dan prasarana
berkelanjutan. yang tersedia. Laporan ini juga
bertujuan untuk menganalisa
2. Rumusan Masalah berbagai kondisi tersebut dan
Berbagai potensi serta masalah mengetahui berbagai masalah dan
yang muncul dari hasil analisis potensi yang muncul terkait dalam
hendaknya memberikan gambaran usaha pembangunan Kabupaten
nyata bagaimana keadaan nyata Magelang agar dapat diantisipasi
dari Kabupaten Magelang. Kondisi maupun acuan dalam perencanaan
ini diharapkan dapat menghasilkan yang akan datang.
suatu analisis yang dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam 3.2 Sasaran
perencanaan yang efektif dan Dari analisis yang telah dibuat
berkelanjutan dimasa yang akan hendaknya didapatkan berbagai
datang. Hasil yang diharapkan macam kesimpulan. Kesimpulan
dari analisis yang dilakukan adalah tersebut dapat berupa
sebagai berikut : permasalahan maupun potensi
yang muncul sehingga nantinya
1. Hasil analisis kecenderungan analisis tersebut dapat dijadikan
per sektor sebagai acuan dalam perencanaan
2. Munculnya suatu masalah dari ζü¶À¶Ã¹¶É¶Ã¼ƒ¨¶È¶Ç¶Ã¹¶Ç¾
analisis yang dilakukan pengumpulan data serta analisis
yang dilakukan adalah :
3. Munculnya potensi dari analisis
1. Tersedianya data yang lengkap
yang dilakukan
yang kemudian berguna untuk
3. Tujuan dan Sasaran perencanaan kedepannya.

3.1 Tujuan 2. Adanya analisis kecenderungan


Pembuatan laporan analisis wilayah menggambarkan secara
Kabupaten Magelang bertujuan nyata keadaan di Kabupaten
untuk mengetahui kondisi Magelang.
Kabupaten Magelang secara 3. Adanya analisis yang saling
menyeluruh. Kondisi yang terkait antar sektor yang

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
kemudian didapatkan berbagai 5.1 Sumber Data
macam masalah serta potensi Data yang dikumpulkan berupa
yang ada di Kabupaten data primer dan data sekunder.
Magelang. Data primer diperoleh dari
survei langsung ke lapangan
4. Ruang Lingkup Analisis dan langsung dari narasumber.
Ruang lingkup lokasi yang Data sekunder diperoleh dari
dilakukan adalah Kabupaten pengumpulan data dari instansi –
Magelang dan wilayah sekitarnya instansi terkait.
yang terkait dengan Kabupaten
Magelang. Wilayah-wilayah yang 5.2 Teknik Pengumpulan Data
berbatasan dengan Kabupaten Teknik pengumpulan data
Magelang secara tidak langsung menggunakan metode survei
berpengaruh terhadap arah dengan berbagai cara :
pengembangan wilayah Kabupaten 1. Metode observasi langsung ke
Magelang. Hal ini dapat dilihat dari Á¶Å¶Ã¼¶ÃźüÊÂÅÊÁ¶Ã¹¶É¶
bentuk pergerakan masyarakat yang dilakukan langsung di
yang tidak hanya melakukan Kabupaten Magelang dengan
pergerakan di dalam wilayah cara mengamati langsung
Kabupaten Magelang namun juga kondisi eksisting yang ada
di wilayah sekitarnya. pada Kabupaten Magelang.
Ruang lingkup waktu dari analisis Hasil dari pengamatan tersebut
dilakukan pada data-data sekunder kemudian akan dicatat dan
selama lima tahun terakhir dan akan dianalisis lebih lanjut.
pengamatan lapangan pada tahun 2. Metode wawancara langsung
2012. Data-data Kabupaten ¹ºÃ¼¶Ã·º·ºÇ¶Å¶ǺÈÅÄùºÃ
Magelang lima tahun terakhir metode ini bertujuan untuk
tersebut menjadi bahan analisis menunjang informasi yang
Ŷ¹¶¨Éʹ¾Ä–öÁ¾È¾È¬¾Á¶Î¶½ didapatkan dari berbagai
dan menjadi dasar perencanaan referensi yang tersedia.
Ŷ¹¶¨Éʹ¾Ä§ºÃ¸¶Ã¶¬¾Á¶Î¶½ Dengan adanya data langsung
kedepannya. dari berbagai responden
diharapkan mampu menjadi
5. Metode Pencarian dan
perbandingan antara data yang
Pengumpulan Data
didapat dari data sekunder
dengan data yang didapat dari

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ 
hasil wawancara. c. Normatifζ¾ÉÊɶü¼¶Å¶Ã‚
tanggapan atas kondisi yang
3. Pencarian referensi dari
berlaku maupun rencana
¾ÃÈɶÃȾĤ¾ÃÈɶÃȾɺÇÀ¶¾É
pengembangan Kabupaten
pengumpulan data dilakukan
Magelang.
dengan cara mengunjungi
berbagai inatansi yang terkait 7. Dasar Hukum
kemudian mengumpulkan data Dalam proses penyusunan laporan
yang telah dimiliki oleh instansi dan buku Analisis Kabupaten
tersebut. Jenis data yang Magelang kami menyertakan
dikumpulkan sesuai dengan berbagai sumber terkait untuk
kebutuhan untuk menganalisis ¹¾ÀÄÁ¶·ÄǶȾÀ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶¹¶Å¶É
Kabupaten Magelang. dijadikan landasan dan pedoman
dalam proses analisis data
6. Metode Analisis Data
serta penyusunannya. Untuk
Data yang diperoleh dari berbagai
menganalisis kami menggunakan
metode kemudian dianalisis
beberapa dasar utama seperti
secara kualitatif untuk diketahui
¥¶Ã¸¶È¾Á¶¹¶Ãªª™†Ž‰Šƒ¨ºÁ¶¾Ã
keterkaitannya satu sama lain.
itu kami juga menggunakan
Analisis data bertujuan untuk
UU Penataan Ruang Nomer 26
mengetahui keadaan eksisting
ɶ½ÊÇ……Œ¨£ž…ˆ‚†Œˆˆ‚‡……‰
dari Kabupaten Magelang. Analisis
tentang Tata Cara Perencanaan
data yang dilakukan yaitu berupa
¡¾Ã¼ÀÊü¶Ã¥ºÇʶ½¶Ã¥ºÇÀÄɶ¶Ã
analisis:
¨ ¢ºÃɺǾ¥ºÇɶþ¶Ã£ÄºÇˆŒ„
a. Deskriptifζ¾ÉʺüÊǶ¾À¶Ã  ¥©¨„ª¢„††ƒ†Ž…¥ºÇ¶ÉÊǶÃ
atau mengelaborasi dan ¥ºÂºÇ¾Ãɶ½§ºÅÊ·Á¾ÀžÃ¹ÄúȾ¶
mengaitkan keadaan wilayah £ÄÂÄÇ‹©¶½ÊÇ……‡©ºÃɶü
Kabupaten Magelang baik Ketahanan Pangan.
secara umum maupun khusus
¨Ê·ºÇĤÈÊ·ºÇÁ¶¾ÃζüÀ¶Â¾
kawasan tertentu.
pakai dalam proses analisis dan
b. Keruangan atau spasialζü penyusunan buku ini beberapa
berguna untuk menganalisa diantaranya adalah: Provinsi Jawa
gejala-gejala yang bersifat ©ºÃ¼¶½¹¶Á¶Â–üÀ¶Kabupaten
ÀºÇʶü¶ÃźÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Â–üÀ¶¹¶Ã§©§¬
ɶɶÇʶü¹¶Ã¹¾ÈÉǾ·ÊȾƒ Kabupaten Magelang. RTRW
Kabupaten Magelang mencakup

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
źÿ¶·¶Ç¶Ã˾Ⱦ¾Ⱦ¹¶ÃÅÇļǶ c. Ketiga ketahanan yang
Kepala Daerah yang memuat ¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
¶Ç¶½Àº·¾¿¶À¶ÃÀºÊ¶Ã¼¶Ã¹¶ºÇ¶½ keseimbangan antara
ÈÉǶɺ¼¾ź·¶Ã¼Êöù¶ºÇ¶½ ÀºÇºÃɶöÁǺȾÀĹ¶Ã¿¶Â¾Ã¶Ã
Àº·¾¿¶À¶ÃÊÂʁ¹¶ÃÅÇļǶ pengaman sosial.
ȶÉʶÃÀºÇ¿¶źǶüÀ¶É¹¶ºÇ¶½
d. Keempat»ÊüȾ̶ÀÉÊ
lintas satuan kerja perangkat
manakala ketahanan pangan
¹¶ºÇ¶½¹¶ÃÅÇļǶÂÀºÌ¾Á¶Î¶½¶Ã
¹¶Å¶É·ºÇȾ»¶ÉÀÇÄþȁÉǶÃȾȾ
disertai dengan rencana kerja
¹¶Ã„¶É¶ÊȾÀÁÊȃ
dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.

ƒ ºÉ¶½¶Ã¶Ã¥¶Ã¼¶Ã
Merupakan kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari ketersediaan
Ŷü¶Ãζü¸ÊÀÊŁ·¶¾À¿ÊÂÁ¶½
¶ÊÅÊÃÂÊÉÊÃζ¶Â¶ÃºǶɶ
¹¶Ãɺǿ¶Ã¼À¶Êƒ¨ºÂºÃɶǶ
ºÃÊÇÉÊÉ¢¶Í̺ÁÁ}†ŽŽ‹~
ketahanan pangan adalah:

a. PertamaÀº¸ÊÀÊŶÃŶü¶Ã
ζü¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
jumlah kalori yang dibutuhkan
untuk kehidupan yang aktif
dan sehat.

b. Kedua¶ÀȺȶɶÈŶü¶Ã
ζü¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
hak (entitlements) untuk
·ºÇÅÇĹÊÀȾº·ºÁ¾¶É¶Ê
menukarkan (exchange)
pangan ataupun menerima
sebagai pemberian (transfer).

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ 
 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
karakteristik &
kecenderungan
w i l aya h
!!"#$%$#&'%!(&!#)*
#'+',-'%.,/$,)0!1$2$3)
1. Karakteristik Fisik Dasar Tempuran, Kecamatan Kajoran,
1.1 Keadaan Umum Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan
Kabupaten Magelang merupakan Bandongan, Kecamatan Windusari,
ȶÁ¶½ȶÉÊ ¶·ÊŶɺÃζü Kecamatan Secang, Kecamatan
secara administrasi termasuk Tegalrejo, Kecamatan Pakis,
¹¶Á¶Â·¶¼¾¶Ã¹¶Ç¾¥ÇÄ˾ÃȾŸ¶Ì¶ Kecamatan Grabag, Kecamatan
©ºÃ¼¶½¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈ̾Á¶Î¶½ Ngablak. 21 kecamatan tersebut
†…ƒŠŒˆ½¶ƒ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ IJȾÀ̾Á¶Î¶½Ãζ¶Ⱦ½¹¾¹Ä¾öȾ
·ºÇ¶¹¶Ŷ¹¶ÅÄȾȾζüÈÉǶɺ¼¾È ÄÁº½ȶ̶½¶É¶ÊźÇɶþ¶Ãƒ
dan menguntungkan karena
terletak pada jalur persimpangan ¨º¸¶Ç¶œºÄ¼Ç¶IJÈ ¶·ÊŶɺÃ
¹¶Ç¾·ºÇ·¶¼¶¾¶Ç¶½ƒ ¶·ÊŶɺà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɺÇÁºÉ¶À¹¾¶ÃɶǶ††…ŏ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼º¾Á¾À¾ÅÄȾȾζü …†ĩŠ†ħ¹¶Ã††…ŏ‡‹ĩŠħ—Ê¿ÊÇ
ÈÉǶɺ¼¾ÈÀ¶ÇºÃ¶Àº·ºÇ¶¹¶¶ÃÃζ ©¾ÂÊǁŒŏ†Žĩ†ˆħ¹¶ÃŒŏ‰‡ĩ
ɺÇÁºÉ¶À¹¾ɺü¶½Ⱥ½¾Ã¼¼¶ †‹ħ¡¾Ãɶü¨ºÁ¶É¶Ã¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈ
Âʹ¶½¹¾¸¶Å¶¾¹¶Ç¾·ºÇ·¶¼¶¾¶Ç¶½ƒ ̾Á¶Î¶½†ƒ…ŠŒˆÀÂ2}†…ƒŠŒˆ
Kabupaten Magelang merupakan Ha). Batas – batas administratif
¹¶ºÇ¶½źÇÁ¾ÃɶȶÁ¿¶ÁÊÇÀº¼¾¶É¶Ã  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½
ºÀÄÃľζ¾ÉʨºÂ¶Ç¶Ã¼‚ sebagai berikut:
¢¶¼ºÁ¶Ã¼‚¥ÊÇÌÄÀºÇÉŶÃ
¨ºÂ¶Ç¶Ã¼‚¢¶¼ºÁ¶Ã¼‚®Ä¼Î¶À¶Çɶ‚
ù ¨º·ºÁ¶½ªÉ¶Ç¶ ¶·ÊŶɺÃ
Solo.
Temanggung dan Kabupaten
Semarang
¨¶¶É¾Ã¾źÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÃζɺÁ¶½
ºø¶ÀÊ҆Àº¸¶Â¶É¶Ã}ˆ‹Œ ù ¨º·ºÁ¶½©¾ÂÊǏ ¶·ÊŶɺÃ
¹ºÈ¶ŠÀºÁÊǶ½¶Ã~ƒ‡†Àº¸¶Â¶É¶Ã Semarang dan Kabupaten
ɺÇȺ·ÊɺÇÊŶÀ¶Ã̾Á¶Î¶½ —ÄÎÄÁ¶Á¾
fungsional Kabupaten Magelang
ζüɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾ º¸¶Â¶É¶Ã
ù ¨º·ºÁ¶½¨ºÁ¶É¶Ã¥ÇÄ˾ÃȾ™ž®
Salaman, Kecamatan Borobudur,
¹¶Ã ¶·ÊŶɺÃ¥ÊÇÌÄǺ¿Ä
 º¸¶Â¶É¶Ã£¼ÁÊ̶ǁ º¸¶Â¶É¶Ã
Salam, Kecamatan Srumbung,
 º¸¶Â¶É¶Ã™ÊÀÊÁ º¸¶Â¶É¶Ã ù ¨º·ºÁ¶½—¶Ç¶É ¶·ÊŶɺÃ
Wonosobo dan Kabupaten
Muntilan, Kecamatan Mungkid,
Temanggung
 º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Ì¶Ã¼¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã
˜¶Ã¹¾ÂÊÁÎā º¸¶Â¶É¶Ã
¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã ù ™¾ɺü¶½ Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Gambar2.1 Peta Administrasi Kabupaten Magelang tahun 2012
Sumber : Analisa Kelompok, 2012

™¶Ç¾źɶɺÇȺ·ÊɁ¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É ¼Ç¶IJÀɾ¹¶À½¶ÃζºüºÃ¶¾·ºÃ‚
·¶½Ì¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ºÂ tuk permukaan saja, tetapi juga
cakup 21 kecamatan. Kecamatan ¹¶Ãźü¶Çʽ¶ÃÊȾ¶ɺǽ¶¹¶Å
ζüŶÁ¾Ã¼ÁʶÈ̾Á¶Î¶½Ãζ¶¹¶Á¶½ ¹¶Ã·¶½À¶ÃÁÄÀ¶Áƒ
 º¸¶Â¶É¶Ã ¶¿ÄǶÃȺ·ºÈ¶Çˆ‰†
km2}Œ‹z~ƒ™¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã ¬¾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
£¼ÁÊ̶Ƕ¹¶Á¶½Àº¸¶Â¶É¶Ã¹ºÃ¼¶Ã ºÇÊŶÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½¹ºÃ¼¶ÃÉÄÅĂ
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ζüŶÁ¾Ã¼Àº¸¾Áζ¾ÉÊ ¼Ç¶IJ·ºÇ¶¼¶Âƒ™¶ºÇ¶½ÉÄÅļǶIJ
¹ºÃ¼¶ÃÁʶȇ‡‰‰ÀÂ2 }‡…Œz~ƒ ¹¶É¶Çº¾Á¾À¾ÁʶȍƒŠŽŽ½¶
—ºÇ¾ÀÊɶ¹¶Á¶½¼Ç¶IJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶Ã ¹¶ºÇ¶½ζü·ºÇ¼ºÁÄ·¶Ã¼ȺÁʶÈ
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½źÇÀº¸¶Â¶É¶Ãζü ‰‰ƒŒ‰½¶¹¶ºÇ¶½ζü¸ÊǶÂ
ada di Kabupaten Magelang pada ‰†ƒ…ˆŒ½¶¹¶Ãȶü¶É¸ÊǶÂ
ɶ½ÊÇ…††ƒ †‰ƒ†ŠŠ½¶¹ºÃ¼¶ÃÀºÉ¾Ã¼¼¾¶Ã
̾Á¶Î¶½¶ÃɶǶ…Ĥˆƒ…‹ŠÂ¹¾
1ƒ‡–öÁ¾È¾È©ÄÅļǶIJ atas permukaan laut, ketinggian
©ÄÅļǶIJÊÂÊÂÃζºÃÎʼʽÀ¶Ã Ƕɶ‚Ƕɶˆ‹…¹¾¶É¶Èpermu‚
permukaan, model tiga dimensi, kaan laut,
¹¶Ã¾¹ºÃɾIJÀ¶È¾¿ºÃ¾ÈÁ¶½¶Ãƒ™¶Á¶Â
źüºÇɾ¶ÃζüÁº·¾½ÁʶȁÉÄÅĂ

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.2 Peta Kelerengan Kabupaten Magelang tahun 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012

Tabel 2.1 Kemiringan Lahan di Kabupaten Magelang

No Kemiringan  Á¶È¾IJÀ¶È¾ ¬¾Á¶Î¶½


sedangkan Kecama‚
ɶã¼ÁÊ̶Ǻ¾Á¾À¾  º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã¨º¸¶Ã¼
¬¾Ã¹ÊȶǾ¨¶Ì¶Ã¼¶Ã¹¶Ã¨¶Á¶‚
ÀºÉ¾Ã¼¼¾¶Ã¹¶ºÇ¶½ 1 …‚‡z ™¶É¶Ç
¶Ã}ÀÊǶüÁº·¾½†Šz¹¶Ç¾ÁʶÈ
ζüŶÁ¾Ã¼Ǻù¶½¹¾ ̾Á¶Î¶½~ƒ
Kabupaten Magelang Bergelom‚ Sebagian besar kecamatan (17
ζ¾Éʇ…‡ºɺǹ¾¶É¶È bang sam‚ Àº¸¶Â¶É¶Ã~¶É¶ÊŠŠz¹¶Ç¾ȺÁÊÇʽ
2 ‡‚†Šz
pai berom‚ ̾Á¶Î¶½ƒ
permukaan laut.Beri‚ bak
ÀÊɶ¹¶Á¶½¼Ç¶IJÀźǂ Kecamatan Windusari, Kaliangkrik,
bandingan ketinggian Bergelom‚ Kajoran, Srumbung, sebagian Ngab‚
̾Á¶Î¶½źÇÀº¸¶Â¶É¶Ã ˆ †Š‚‰…z bang sam‚ Á¶À¥¶À¾È¨¶Ì¶Ã¼¶Ã¹¶ÃȺ¹¾À¾É¹¾
pai berbukit  º¸¶Â¶É¶Ã™ÊÀÊÃ}ºÁ¾ÅÊɾ‡ŠŠz
ζü¶¹¶¹¾ ¶·ÊŶɺà ¹¶Ç¾ȺÁÊÇʽ̾Á¶Î¶½~ƒ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ŷ¹¶ɶ½Êà Berbukit Kecamatan Windusari, Kaliangkrik,
2011. ‰ “‰…z
sampai ¨ÇÊ·Êü£¼¶·Á¶À¥¶À¾È¨¶Ì¶Ã¼¶Ã
·ºÇ¼ÊÃÊü‚ ¹¶Ã™ÊÀÊÃ}†z¹¶Ç¾ÁʶÈ̾Á¶Î¶½~ƒ
gunung
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
1.3 Analisis Geologi dan Jenis Tanah

—¶ÉʶÃźÃÎÊÈÊù¶ºÇ¶½ Batuan gunung api merupakan


Kabupaten Magelang terdiri dari ¶ɺǾ¶Á·¶ÉʶÃζü¹¾½¶È¾ÁÀ¶Ã
batuan sedimen, batuan gunung ÄÁº½œÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾œÊÃÊü
api, batuan beku terobosan dan Merbabu, dan Gunung Sumbing
ºÃ¹¶Å¶Ã¶ÁÊ˾¶Áƒ—¶ÉʶÃȺ¹¾ÂºÃ ºúÂŶɾȶÉʶüºÄÂÄÇIJÀ
merupakan formasi andesit tua lereng dan puncak gunung
ζüɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾·ÇºÀȾ¶Ã¹ºÈ¾É api tersebut terdiri dari breksi
ÉÊ»¶ÉÊ»¶Á¶Å¾Á¾¶¼ÁÄÂÄǶɹ¶ÃÁ¶Ë¶ žÇÄÀÁ¶ÈɾÀÁºÁº½¶ÃÁ¶Ë¶·¶ÉÊ
andesit. Formasi ini menempati sisi ŶȾÉÊ»¶¶Ã¹¶ÃÁ¶½¶Ç¹¾Â¶Ã¶
ɺž·¶¼¾¶Ã·¶Ç¶É¹¶Î¶ ¶·ÊŶɺà Ŷ¹¶À¶Ì¶È¶Ãζüºü¶Ã¹Êü
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ζÀþ¹¶ºÇ¶½¨¶Á¶Â¶Ã batuan gunung api merupakan
dan Borobudur bagian selatan. À¶Ì¶È¶Ãζü·ºÇ¶¹¶¹¾ÉºÃ¼¶½‚
Batuan ini mengandung potensi ɺü¶½¶ÃɶǶœÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾
·¶½¶Ã¼¶Á¾¶Ã¼ÄÁÄü¶Ã˜}·ºÇÊŶ Sumbing, dan Merbabu. Sebaran
batuan andesit), dimana pada ÈÉÇÊÀÉÊÇɶö½Ŷ¹¶¶Ⱦü‚
À¶Ì¶È¶Ã¾Ã¾źü¼Êö¶ÃÃζÁº·¾½ ¶Ⱦü̾Á¶Î¶½¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
pada pertambangan. Magelang, terbagi menjadi:

Gambar 2.3 Peta Kabupaten Magelang tahun 2012


Sumber : Analisa Kelompok 2012

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.2 Struktur Tanah di Kabupaten Magelang

!" #$%&'$&%()*+*, -./*0*,

<ĞĐĂŵĂƚĂŶĂŶĚŝŵƵůLJŽ͕DĞƌƚŽLJƵĚĂŶ͕DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟĂŶ͕ĚĂŶ
1 2//&3.*/(45/*6& !7/&8*%9
45<*=*$*+(>*+?"+7*+@(>"%"6&?&%@(;*+?.=&/0"@(A5%$"0&?*+@(
: 2//&3.*/(;"'/*$()&* DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟůĂŶ͕^ĂůĂŵĂŶ͕dĞŐĂůƌĞũŽ͕ĚĂŶdĞŵƉƵƌĂŶ͘
<ŽŵƉůĞŬZĞŐŽƐŽů<ĞůĂďƵC <ĞĐĂŵĂƚĂŶ<ĂũŽƌĂŶ͕ŬĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕tŝŶĚƵƐĂƌŝ͕^ƌƵŵďƵŶŐ͕ĚĂŶ
B ŚĂŶĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů D&'&+9
<ŽŵƉůĞŬ>ĂƚŽƐŽů<ĞŬƵŶŝŶC
E ŐĂŶ͕>ŝƚŽƐŽůŽŬůĂƚdƵĂĚĂŶ 45<*=*$*+(#*/*=*+(?*+(>"%"6&?&%9
>ŝƚŽƐŽů͘
<ŽŵƉůĞŬ>ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶ^ĂůĂŵ͕<ĂũŽƌĂŶ͕ŬĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕^ĂůĂŵĂŶ͕dĞŵƉƵƌĂŶ͕
F ŬĞŵĞƌĞĂŚĂŶ͕ĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů ďĂŶĚŽŶŐĂŶ͕ĚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͘
<ŽŵƉůĞŬŶĚŽƐŽů<ĞůĂďƵ
G <ĞĐĂŵĂƚĂŶEŐĂďůĂŬ͕WĂŬŝƐ͕ĚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͘
dƵĂĚĂŶ>ŝƐƚŽƐŽů
H >ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ<ĞŵĞƌĂŚĂŶ 45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
<ĞĐĂŵĂƚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͕DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟůĂŶ͕ƵŬƵŶ͕^ƌƵŵďƵŶŐ͕
J ZĞŐŽƐŽůŽŬůĂƚ #*/*=@(?*+(!7/&8*%9
K ƐŽƐŝĂƐŝŶĚŽƐŽůŽŬůĂƚ 45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
1L ŶĚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶ'ƌĂďĂŐ͕EŐĂďůĂŬ͕WĂŬŝƐ͕ĚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͘
^ĞďĂŐŝĂŶďĞƐĂƌĚŝǁŝůĂLJĂŚ<ĂďƵĂƚĞŶDĂŐĞůĂŶŐƚĞƌĚĂƉĂƚĚŝŬĂŬŝ
'ƵŶƵŶŐ^ƵŵďŝŶŐĚĂŶŵĞƌďĂďƵ͘dĂŶĂŚ>ĂƚŽƐŽůƚĞƌĚĂƉĂƚĚŝ
11 >ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͕ĂŶĚŽŶŐĂŶ͕<ĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕<ĂũŽƌĂŶ͕^ĂůĂC
ŵĂŶ͕^ĞĐĂŶŐ͕'ƌĂďĂŐ͕WĂŬŝƐ͕dĞŐĂůƌĞũŽ͕ĂŶĚŝŵƵůLJŽ͕^ĂǁĂŶŐĂŶ͕
ĚĂŶƐĞďĂŐŝĂŶŬĞĐŝůĚŝ<ĞĐĂŵĂƚĂŶDƵŶŐŬŝĚ͘
<ŽŵƉůĞŬZĞŐŽƐŽů<ĞůĂďƵC
1: <ĞĐĂŵĂƚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͕<ĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕ĚĂŶ<ĂũŽƌĂŶ͘
ŚĂŶĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang

™¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ÀºÂ¶ÂÅʶÃÁ¶Å¾È¶Ãº»ºÀɾ»Ãζɶö½ζüɺǹ¶Å¶É¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾¹¶Ç¾·º·ºÇ¶Å¶ɾüÀ¶É¶Ãζü¹¶Å¶É¹¾¾½¶ÉŶ¹¶ɶ·ºÁ
¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾

Tabel 2.3 Kedalaman Lahan di Kabupaten Magelang


!" 45?*/*=*+ -./*0*,
фϯϬĐŵĚŝďĂǁĂŚƉĞƌC #56*7.*+(8./*0*,(?.(45<*=*$*+(#%&=6&+7(?*+(D&'&+(6*7.*+(
1
=&'***+($*+*, ƟŵƵƌ͕ƐĞƌƚĂ<ĞĐĂŵĂƚĂŶŽƌŽďƵĚƵƌďĂŐŝĂŶƐĞůĂƚĂŶ͘
BL(C(GL(<=(?.(6*8*,( #56*7.*+(8./*0*,(?.(45<*=*$*+(#%&=6&+7@(D&'&+@(>"%"6&?&%@(
:
ƉĞƌŵƵŬĂĂŶƚĂŶĂŚ ŬĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕<ĂũŽƌĂŶ͕dĞŵƉƵƌĂŶ͕ĚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͘
M(GL(<=(?.(6*8*,(
B ^ĞďĂŐŝĂŶďĞƐĂƌǁŝůĂLJĂŚ<ĂďƵƉĂƚĞŶDĂŐĞůĂŶŐ͘
ƉĞƌŵƵŬĂĂŶƚĂŶĂŚ
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
1.4 Analisis Hidrologi Pada kabupaten magelang,
¶ÎÄǾɶȨÊü¶¾·ºÇȾ»¶É
¾¹ÇÄÁļ¾º·¶½¶ÈȾÀÁÊÈ źÇ¶úÁÀº¸Ê¶Á¾ÈÊü¶¾ζü
distribusi air di permukaan berada di sekitar gunung merapi
·Ê¾ƒ™¶Á¶Â½¶Á¾Ã¾¹¶É¶ζü ζü·ºÇȾ»¶ÉºÅ½ºÇ¶Á}¹¾¶Á¾Ç¾
¹¾É¶ÂžÁÀ¶Ã¶¹¶Á¶½¹¶É¶™¶ºÇ¶½ ȶ¶ÉÂÊȾ½ʿ¶Ã~¹¾·¶¼¾¶Ã½ÊÁÊ
–Á¾Ç¶Ã¨Êü¶¾}™–¨~¹¶ÃÀÄù¾È¾¶¾Ç À¶ÇºÃ¶ÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶ÃÁ¶½¶Ãζü
ɶö½Ŷ¹¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ mendekati nol, namun sebagian
¬¾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ bersifat perrenial (mengalir
ɺÇÁºÉ¶À¹¾™¶ºÇ¶½–Á¾Ç¶Ã¨Êü¶¾ ȺŶÿ¶Ã¼ɶ½ÊÃ~ºÈÀ¾ÅÊÃ
}™–¨~¥ÇļĹ¶Ã™–¨—ļÄÌÄÃÉÄ pada musim kemarau mengalami
ζüÀ¶Î¶¶À¶Ã¶ɶ¶¾Ç¹¶Ã penurunan debit.
sungai.
Kondisi air di Kabupaten Magelang
Terdapat 10 sungai besar dan sekitar Gunung Merapi pada lereng
Ⱥ¹¶Ã¼¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½¹º·¾É barat merupakan akuifer bagus
¶ÀȾÂʇƒˆ†‰ˆ /detik pada ζü·ºÇ¶Çɾº¾Á¾À¾ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶
ÂÊȾÂźü½Ê¿¶Ã¹¶Ã¾þÂÊ ¸¶¹¶Ã¼¶Ã¶¾Çɶö½ζüºÁ¾ÂŶ½
††…ˆˆ /detik pada musim ɺÇÁº·¾½Á¶¼¾¹¶ºÇ¶½½ÊÁÊ
kemarau, serta 55 mata air ºÇÊŶÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½¶Á¾Ç¶Ã¹¶È¶Ç
¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½¹º·¾ÉŽƒŠ…ŽÁ¾ÉºÇ„ }·ºÈºijÄÌ~ºÿ¶¹¾À¶Ã¹¶ºÇ¶½
detik. ™–¨¥ÇļĺÇÊŶÀ¶Ã™–¨ ζü·¶¼ÊÈȺ·¶¼¶¾ǺȶŶö¾Ç
ɺÇŶÿ¶Ã¼ζüºÁºÌ¶É¾̾Á¶Î¶½ Ⱥ½¾Ã¼¼¶¸Ä¸ÄÀÊÃÉÊÀ¹¾¿¶¹¾À¶Ã
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ζÀþȺÁʶÈ sumber irigasi dalam bercocok
tanam.
ˆƒ‡ˆŽ…ÀÂ2ζü¹¾¾ÀÊɾÄÁº½
™–¨¥¶·ºÁ¶Ãζüº¾Á¾À¾ÁʶÈ Namun, saat ini keadaan tepi
†…ˆÀÂ2. ȺÂŶ¹¶ÃÈÊü¶¾¶ÎÄǾɶÈ
berbatasan langsung dengan
Tabel 2.4 Daerah Aliran Sungai Utama
źÂÊÀ¾Â¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉɶÃŶ
Kabupaten Magelang ź·¶É¶ÈºÃκ·¶·À¶Ã
!*=*(D*5%*,( ·¶ÃζÀÃζ¶Á¾½»ÊüȾÀº¼¾¶É¶Ã
2/.%*+(#&+7*.( >ƵĂƐ^ƵŶŐĂŝ
pertambangan pasir, terutama
ND2#O
Ŷ¹¶·¶¼¾¶Ãɺü¶½¹¶Ã½¾Á¾Ç
D2#P%"7" B9:BJ@KL('=:(NK1QO
ÈÊü¶¾ĤÈÊü¶¾ζü·ºÇ½ÊÁÊ
D2#P*65/*+$ 1LB('=:(N:@JKQO Ŷ¹¶œÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾ƒŸ¾À¶ɾ¹¶À
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â ¹¾¶Ì¶È¾¹ºÃ¼¶ÃÀºÉ¶É½¶ÁɺÇȺ·ÊÉ
Angka 2011
¹¶Å¶É·ºÇÊ·¶½ºÿ¶¹¾źÇÊȶ¿¶Ã
lingkungan.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.4 Peta Hidrologi Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012

1.5 Analisis Klimatologi

žÀÁ¾Â ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½ ˜ÊǶ½½Ê¿¶ÃºÇÊŶÀ¶ÃȶÁ¶½ȶÉÊ
ÉÇĞȹºÃ¼¶Ã¹Ê¶ÂÊȾζ¾ÉÊ ÊÃÈÊǾÀÁ¾ÂźÃκ·¶·ɺǿ¶¹¾Ãζ
ÂÊȾ½ʿ¶Ã¹¶ÃÂÊȾÂÀºÂ¶Ç¶Êƒ ÁÄüÈÄǹ¶ÃºÇÄȾƒ–¾Ç½Ê¿¶Ãζü
©ºÇ¶ÈÊÀ¹¶Á¶Â¹¶ºÇ¶½Ⱥ¿ÊÀ
ɺǾÃIJÁÉǶȾÀº¹¶Á¶Âɶö½¹¶Ã
temperatur udara di Kabupaten
ºÿºÃʽ¾ɶö½ºÃκ·¶·À¶Ã
¢¶¼ºÁ¶Ã¼·ºÇÀ¾È¶Ç‡…ɝ˜‚‡Œɝ
ɺǿ¶¹¾ÃζÁÄüÈÄǁȺ¹¶Ã¼À¶ÃŶ¹¶
˜¹ºÃ¼¶ÃÈʽÊǶɶ‚Ƕɶ‡Š‹õ˜
erosi, dikarenakan air limpasan
beserta kelembaban udara
Ƕɶ‚Ƕɶ‡zƒ˜ÊǶ½½Ê¿¶Ã Ŷ¹¶źÇÂÊÀ¶¶Ãɶö½¹ºÃ¼¶Ã
di Kabupaten Magelang cukup ¾ÃɺÃȾɶÈζü·ºÈ¶Çƒ
ɾü¼¾Î¶¾ÉÊȺ·ºÈ¶Ç‡ƒŠŽ„
ɽÃζüȺǾüºÃκ·¶·À¶Ã
bencana longsor di beberapa
ÁºÇºÃ¼¹¶Ã¹¶ºÇ¶½ź¼ÊÃÊü¶Ã
kabupaten Magelang.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Tabel 2.5 Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Magelang
Tahun 2003 - 2008

())* ())+ ()), ())- ()). ())/


!" #$%&'
00 11 00 21 00 11 00 21 00 21 00 21
3 4&'$&56 () -/, (3 *(. 3. +*/ (- +./ 33 3*) 37 +3(
( 89:5$&56; (, --, (3 (/7 (( -(* (- *.) (, +3- (+ +.*
* 2&59< 3/ (++ (, (.7 () +-7 3. 3,7 (, -), (3 *,3
+ =>56% 3, 7( 3+ (), 3, 3+. 3/ (/) (( *+( 3. (3*
, 296 3) 3() 3, (,* * 3( 3/ *)7 - +7 33 3(.
- 4$'6 + ,3 ( 3) 3) -( 3 7 3( /* - +*
. 4$%6 ) ) 33 3,, / 7) ) ) ) ) + +7
/ =?$@<$@ 3 3+ ) ) * *, ) ) ) + 3 3)
7 A9><91:95 ( / , 3+ 3( 373 ) ) ) ) - +*
3) BC<":95 . 3)/ , 3. . 3)) + 3( + /) , -*
33 !"D91:95 3. *(/ (( -3( 3- *-, - 3*) 3- (7, 3, *+-
3( E9@91:95 (, ,3( (/ -)( ) ) (/ ,./ (7 +-/ (( +*(
Jumlah 144 2827 169 2763 133 2532 144 2325 150 2472 151 2562
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††

—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ãɶ·ºÁ¸ÊǶ½½Ê¿¶Ã ™¶Ç¾Ⱥ¼¾Àº¼¾¶É¶ÃźÇɶ·¶Ã¼¶Ã
ɺÇȺ·ÊɁɶÂŶÀ·¶½Ì¶¾ÃɺÃȾɶÈ ŶȾǁ¸ÊǶ½½Ê¿¶ÃɺÇȺ·ÊÉȶü¶É
½Ê¿¶ÃŶ¹¶·ÊÁ¶Ã·¶È¶½ȶü¶É potensial untuk mengalirkan
ɾü¼¾½¾Ã¼¼¶¹¾¶É¶ÈŒŠ„¿¶Âƒ ºÃ¹¶Å¶ÃÁ¶½¶Ç¹¾Ã¼¾Ã¹¶Ç¾ÁºÇºÃ¼
¨ºÅºÇɾζüɺÁ¶½¹¾Èº·ÊÉÀ¶Ã gunung merapi, namun disisi
Ⱥ·ºÁÊÂÃζ¹ºÃ¼¶Ã¾ÃɺÃȾɶÈ Á¶¾ÃȺ¸¶Ç¶ijÊÀÉʶɾ»¹¶Å¶É
ζüɺÇȺ·ÊɁ¹¶Å¶É·ºÇ¶À¾·¶É ºÃκ·¶·À¶··ºÃ¸¶Ã¶·¶Ã¿¾ÇÁ¶½¶Ç
longsor namun dapat juga sebagai dingin terutama pada saat musim
¸¶¹¶Ã¼¶Ã¶¾Ç¹¶Á¶Â·Ê¹¾¹¶Î¶ ½Ê¿¶Ãƒ
pertanian jika dibuat perencanaan
ζü¶ɶüƒ

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
1.6 Analisis Tata Guna Lahan

¡Ê¶Èɶö½ºÃÊÇÊÉźü¼Êö¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Ŷ¹¶ɶ½ÊÇ…††
ɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾̾Á¶Î¶½½ÊɶÃȺÁʶȆ…ƒ‰Š¶Ⱥ¹¶Ã¼À¶ÃÁ¶½¶ÃźÇȶ̶½¶Ã
ȺÁʶÈȺÁʶȈŒƒ‡‡…¶ƒ¨ºÅºÇɾζüɺÇɺǶŶ¹¶ɶ·ºÁ·ºÇ¾ÀÊɏ

Tabel 2.6 Luas Lahan Kabupaten Magelang Tahun 2011

Luas Lahan
Jenis Lahan Persentase
(Ha)
1 Lahan Pertanian
a. Irigasi teknis 6623 17,79
b. Irigasi setengah teknis 5270 14,16
c. Irigasi sederhana 8809 13,67
d. Irigasi desa non PU 8263 22,20
e. Tadah hujan 8255 22,18
Jumlah lahan sawah 37220 100,00
2 Lahan Kering
a. Tegal kebun 36234 85,82
b. Perkebunan 256 0,61
c. Ditanami pohon/hutan rakyat 2971 7,04
d. Kolam/Tebet/empang 152 0,36
e. padang penggembalaan /rumput 2 0,00
f. Lainnya (perkarangn yang ditanami tanaman pertanian, dll) 2603 6,17
Jumlah lahan bukan sawah 42218 100,00
3 Lahan Bukan Pertanian
a. Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 17024 58,44
b. Hutan negara 7874 27,03
c. Lainnya 4234 14,53
Jumlah lahan bukan pertanian 29132 100,00
TOTAL (Luas wilayah kabupaten) 13045 28,20
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012

–¹¶ÅÊüǶIJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶ÃÁʶÈ ɶ½ÊÇ……Á¶ÁÊźÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÃζ
Á¶½¶ÃźÇɶþ¶ÃÁ¶½¶ÃÀºÇ¾Ã¼¹¶Ã Èɶ·¾Á½¾Ã¼¼¶ɶ½ÊÇ…††
Á¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã Ⱥ¹¶Ã¼À¶ÃÁ¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã
ºü¶Á¶Â¾źÃÊÇÊöù¶Ç¾ɶ½ÊÃ
œÇ¶IJÀ‡ƒ†¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¡Ê¶È¡¶½¶Ã ‡……ŒÀºɶ½ÊÇ……¹¶Ãɾ¹¶À
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…†† ºü¶Á¶Â¾źÇÊ·¶½¶Ã½¾Ã¼¼¶
ɶ½ÊÇ…††ƒ™¶Ç¾¼Ç¶IJÀ¿Ê¼¶
ºÿºÁ¶ÈÀ¶Ã·¶½Ì¶ÁʶÈÁ¶½¶Ã
ÀºÇ¾Ã¼¹¶ÃÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶ÃÁº·¾½
mendominasi dibandingkan
Á¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã½¶Á¾Ã¾
ºü¾¹¾ÃɾIJÀ¶È¾À¶Ã·¶½Ì¶¹¾
Kabupaten Magelang penggunaan
Á¶½¶ÃÃζ¶Ⱦ½·ºÇȾ»¶Éź¹ºÈ¶¶Ã
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â
}ÇÊǶÁ~źü¼Êö¶ÃÁ¶½¶Ãζü
–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡ ·ºÇȾ»¶ÉÇÊǶÁ¾Ã¾ɺÇÁºÉ¶À½¶ÂžÇ
semua kecamatan di Kabupaten
™¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶È ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ζüºÇÊŶÀ¶ÃÈʶÉÊ
ÁʶÈÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶Ãɾ¹¶À À¶Ì¶È¶Ã½¾¿¶Ê¹¶Ã¶Ⱦ½¶¹¶ζü
ºü¶Á¶Â¾źÇÊ·¶½¶Ã¹¶Ç¾Šɶ½Êà belum terencana.
ɺǶÀ½¾ÇÁ¶½¶ÃÀºÇ¾Ã¼ºü¶Á¶Â¾
źþüÀ¶É¶Ã¹¶Ç¾ɶ½ÊÇ……ŒÀº –¹¶ÅÊÃźü¼Êö¶ÃÁ¶½¶Ãζü

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.6 Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012

bercirikan perkotaan (urban) ɾ¹¶ÀºÇÊȶÀÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ã½¶Î¶É¾


ɺÇÁºÉ¶À¹¾̾Á¶Î¶½ÅÊȶÉ ȺÀ¾É¶ÇÃζƒ
¶Àɾ˾ɶȹ¶Ã¹¾ȺŶÿ¶Ã¼¿¶Á¶Ã
utama, meliputi Kecamatan ¶È¾Á¾ÃɺÇźÇɶȾ ºÈºÈʶ¾¶Ã¡¶½¶Ã
Mungkid, Kecamatan Muntilan, ¹¾¹¶Å¶ÉºÁ¶Áʾ½¶È¾ÁÈÊÇ˺ÎȺÇɶ
 º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã¹¶Ã ¶Ã¶Á¾È¶¿ÊÂÁ¶½ÈÀÄǾü¹¶Ç¾ɾ¼¶
 º¸¶Â¶É¶Ã¨º¸¶Ã¼Àº¸¶Â¶É¶Ã‚ ˶Ǿ¶·ºÁζ¾ÉÊÀºÁºÇºÃ¼¶Ã¿ºÃ¾È
kecamatan tersebut cukup ɶö½¹¶Ã¸ÊǶ½½Ê¿¶Ãƒ™¶Ç¾½¶È¾Á
¸ºÅ¶ÉźÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÁ¶½¶Ã analisa skoring tersebut, didapat
ɺǷ¶Ã¼ÊÃÃζÀ¶ÇºÃ¶·¶ÃζÀÃζ ½¶È¾Á·¶½Ì¶¶ÎÄǾɶÈÁ¶½¶Ã¹¾
¶Àɾ˾ɶÈźǹ¶¼¶Ã¼¶Ã¹¾ À¶·ÊŶɺö¼ºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½Á¶½¶Ã
sepanjang sepanjang jalur utama ·Ê¹¾¹¶Î¶¹ºÃ¼¶ÃÈÀÄÇ‘†‡Šζ¾ÉÊ
}Ÿ¶Á¶ÃŸÄ¼¿¶‚¨ºÂ¶Ç¶Ã¼~ƒ Á¶½¶Ãζü¸Ä¸ÄÀÊÃÉÊÀ¹¾Á¶ÀÊÀ¶Ã
źüºÂ·¶Ã¼¶Ã·Ê¹¾¹¶Î¶ȺźÇɾ
1ƒŒ ºÈºÈʶ¾¶Ã¡¶½¶Ã À¶Ì¶È¶ÃźÇɶþ¶ÃźÇÂÊÀ¾Â¶Ã
©Ê¿Ê¶Ã¶Ã¶Á¾È¶ ºÈºÈʶ¾¶Ã¡¶½¶Ã źǹ¶¼¶Ã¼¶Ã„¿¶È¶¹¶ÃÀ¶Ì¶È¶Ã
¶¹¶Á¶½ÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾ºË¶ÁʶȾ perindustrian. Secara spasial
ź¶û¶¶É¶ÃÁ¶½¶ÃζüȺÈʶ¾
ɶÂŶÀ·¶½Ì¶¶ÎÄǾɶÈ
dengan batasan perencanaan
kecamatan di Kabupaten Magelang
ζüɺÁ¶½¹¾·ºÇ¾À¶ÃźºǾÃɶ½
dalam pengembangan kegiatan dapat dikembangkan kegiatan
·Ê¹¾¹¶Î¶ƒ–öÁ¾È¶ÀºÈºÈʶ¾¶ÃÁ¶½¶Ã ·Ê¹¾¹¶Î¶Áº·¾½Á¶Ã¿ÊɃ
źÃɾü¹¾Á¶ÀÊÀ¶Ã¶¼¶Çɺǿ¶¼¶Ãζ
źǺø¶Ã¶¶Ãζü·¶¾À¹¶Ã

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
1.8 Analisis Daya Tampung —ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã½¶È¾Áźǽ¾ÉÊü¶Ã
¥ºÇ½¾ÉÊü¶Ãɺǽ¶¹¶Å¹¶Î¶ ¹¶Î¶ɶÂÅÊü¹¾À¶·ÊŶɺÃ
ɶÂÅÊü̾Á¶Î¶½¹¾ÅºÃ¼¶Çʽ¾ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…††ζü
ÄÁº½¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ¹¶ÃÁʶÈ dirinci menurut kecamatan,
̾Á¶Î¶½ƒ™¶Ç¾½¶È¾Áźǽ¾ÉÊü¶Ã ¶À¶¹¾¹¶Å¶ÉÀ¶ÃÉÄɶÁ¹¶Î¶
¹¶Î¶ɶÂÅÊü̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É ɶÂÅÊü¹¶Ç¾źÿÊÂÁ¶½¶Ã
¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ÀºÂ¶ÂÅʶöÀȾ¶Á Àº¸¶Â¶É¶Ã‚Àº¸¶Â¶É¶Ã¶¹¶Á¶½
̾Á¶Î¶½¹¶Á¶ÂºöÂÅÊü¿ÊÂÁ¶½ ˆƒŒˆˆƒ‡ˆ‰¿¾Ì¶ƒ—¾Á¶¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
źùʹÊÀƒ–öÁ¾È¾È¹¶Î¶¹ÊÀÊü ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀŶ¹¶ɶ½ÊÃ
¹¶Ã¹¶Î¶ɶÂÅÊü¹¾ ¶·ÊŶɺà 2011, di Kabupaten Magelang
Magelang dapat dilakukan dengan º¾Á¾À¾źùʹÊÀȺ·¶ÃζÀ
ºÉĹºźǽ¾ÉÊü¶Ã·ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã †ƒ†ŽˆƒŠ‹¿¾Ì¶Ⱥ¹¶Ã¼À¶Ã¹¶Î¶
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ƒ tampung Kabupaten Magelang
¶¹¶Á¶½ˆƒŒˆˆƒ‡ˆ‰¿¾Ì¶ƒ¶Á
™ºÃ¼¶Ãºü¼ÊöÀ¶Ã¹¶É¶ÁʶÈ ɺÇȺ·Êɺü¾Ã¹¾É¾IJÀ¶È¾À¶Ã
̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½Êà ·¶½Ì¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
2011 dirinci menurut kecamatan, ¶Ⱦ½º¾Á¾À¾ÀºÁº·¾½¶Ã¹¶Î¶
ºüÄÁ¶½¹¶É¶¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ ɶÂÅÊüζüǺÁ¶É¾»·¶ÃζÀ
Ä·¿ºÀÈÉʹ¾ζ¾ÉÊ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ jika dibandingkan dengan
À¶·ÊŶɺÁ¹¶ÃºüÄÁ¶½¹¶É¶ źùʹÊÀζüɺÁ¶½ºù¾¶Â¾
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ̾Á¶Î¶½ζü Kabupaten Magelang itu sendiri.
Áº·¾½Áʶȁζ¾ÉÊ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ ¨ºÁ¾È¾½·ºÈ¶ÇÃζÀºÁº·¾½¶Ã¹¶Î¶
¹¾Àº¸¶Â¶É¶Ã¶À¶¹¶Î¶ɶÂÅÊü ɶÂÅÊü¾Ã¾¸ÊÀÊÅ·¶ÃζÀζ¾ÉÊ
̾Á¶Î¶½¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ ‡ƒŠˆŽƒ‹‹‹¿¾Ì¶ƒ—ºÇ¾ÀÊɶ¹¶Á¶½
¼Ç¶IJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½
™¶Î¶ɶÂÅÊüζ¾ÉÊÀºÂ¶ÂÅʶÃ
penduduk Kabupaten Magelang
Á¶½¶ÃȺ¸¶Ç¶¶¹Â¾Ã¾ÈÉǶȾ¹¶Á¶Â
ɶ½ÊÇ…††¹¶Ã¹¶Î¶ɶÂÅÊü
ºöÂÅÊüźùʹÊÀƒ™¶Å¶É
Kabupaten Magelang:
¹¾½¾ÉÊü¹ºÃ¼¶ÃÇÊÂÊÈ·ºÇ¾ÀÊɏ
 P   H  œÇ¶IJÀ‡ƒ‡¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶ÃŸÊÂÁ¶½
Lw =   Dt0,01 +   Dt0,03 Penduduk dan Daya Tampung
 P + H  P + H  Kabupaten Magelang Tahun 2011
Keterangan:
¡Ì’¡Ê¶È̾Á¶Î¶½}½ºÀɶÇ~
¥’ŸÊÂÁ¶½źùʹÊÀɾ¶ÅÀº¸¶Â¶É¶Ã
’ŸÊÂÁ¶½źùʹÊÀÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã
™É’™¶Î¶ɶÂÅÊü}¿¾Ì¶~
……†’ º·ÊÉʽ¶ÃÁ¶½¶ÃÃÄÃźÇɶþ¶Ã
}½ºÀɶDŽ¿¾Ì¶~
……ˆ’ º·ÊÉʽ¶ÃÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶Ã Sumber : Kabupaten Magelang Dalam
}½ºÀɶDŽ¿¾Ì¶~ –üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.7 Peta Daya Tampung Kabupaten Magelang tahun 2012
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††

1.9 Analisis Struktur Ruang Kabupaten Magelang, dan


Struktur ruang merupakan Kabupaten Temanggung. Sistem
ÈÊÈÊöÃÅÊȶɂÅÊȶÉźÇÂÊÀ¾Â¶Ã źÇ̾Á¶Î¶½¶Ã¥ÊÇÌĶü¼Êü¾Ã¾
dan sistem jaringan prasarana memiliki fungsi pengembangan
¹¶ÃȶǶöζü·ºÇ»ÊüȾ žƒÈº·¶¼¶¾ÅÊȶÉźÁ¶Î¶Ã¶ÃÁÄÀ¶Á¹¶Ã
sebagai pendukung kegiatan ÅÇÄ˾ÃȾȺÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã¥ºÇ¶ÉÊǶÃ
ÈÄȾ¶ÁºÀÄÃľ¶ÈζǶÀ¶É ™¶ºÇ¶½¥ÇÄ˾ÃȾŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½
ζüȺ¸¶Ç¶½¾ºÇ¶ÇÀ¾Èº¾Á¾À¾ £ÄÂÄÇ‹©¶½ÊÇ…†…ɺÃɶü
½Ê·Êü¶Ã»ÊüȾÄöÁ¨ÉÇÊÀÉÊÇ §©§¬¥ÇÄ˾ÃȾŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½ƒ
Çʶü¾Ã¾öÃɾÃζ¹¾ÌʿʹÀ¶Ã
ke dalam tata ruang bersama —ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶ÃÈÊÇ˺¾Á¶Å¶Ã¼¶Ã
dengan pola ruang. Struktur ruang ¹ºÃ¼¶ÃºÁ¾½¶ÉźÇȺ·¶Ç¶Ã
Kabupaten Magelang meliputi permukiman beserta kelengkapan
źÁ¶Î¶Ã¶Ã̾Á¶Î¶½¹¶ÃȾÈɺ ȶǶö¹¶ÃÅǶȶǶöÃζÈÉÇÊÀÉÊÇ
jaringan prasarana. Kabupaten ruang Kabupaten magelang terbagi
Magelang sendiri merupakan menjadi empat orde dengan
·¶¼¾¶Ã¹¶Ç¾ȾÈɺÂźÇ̾Á¶Î¶½¶Ã ¹¶ºÇ¶½Á¶Î¶Ã¶ÃɺÇɺÃÉʃ Á¶È¾IJÀ¶È¾
¥ÊÇÌĶü¼ÊüζüºÁ¾ÅÊɾ orde tersebut terbagi sebagai
 ¶·ÊŶɺÃ¥ÊÇÌÄǺ¿Ä ¶·ÊŶɺà berikut:
Wonosobo, Kota Magelang,

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Gambar 2.8 Peta Struktur Ruang 2012
Sumber : Analisis Kelompok 2012

¤Ç¹ºž º¸¶Â¶É¶Ã¢ÊüÀ¾¹ ¥ºÇÌʿʹ¶ÃÄǹºžŶ¹¶ º¸¶Â¶É¶Ã
Kecamatan Muntilan, dan Mungkid dilakukan dengan
Kota Magelang źÇɾ·¶Ã¼¶Ã·¶½Ì¶ º¸¶Â¶É¶Ã
Mungkid merupakan ibukota
¤Ç¹ºžž º¸¶Â¶É¶Ã—ÄÇķʹÊǁ
Kabupaten Magelang, dimana di
Kecamatan Salaman, dan
 º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã kecamatan ini terdapat berbagai
À¶ÃÉÄÇźºǾÃɶ½¶Ãζü
¤Ç¹ºžžž º¸¶Â¶É¶Ã©ºÂÅÊǶÁ mengurusi otonomi di kabupaten
Kecamatan Kaliangkrik, ¾Ã¾ƒ Äù¾È¾¾Ã¾ºÃκ·¶·À¶Ã
Kecamatan Secang, Kecamatan Mungkid memiliki
 º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Ì¶Ã¼¶Ã »ÊüȾȺ·¶¼¶¾ÅÊȶÉźºǾÃɶ½¶Ã
¹¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã™ÊÀʽ di Kabupaten Magelang.
¤Ç¹ºž« º¸¶Â¶É¶Ã£¼ÁÊ̶ǁ
ªÃÉÊÀźÁºÉ¶À¶ÃÄǹºž¹¾
Kecamatan Salam,
Kecamatan Muntilan, dilakukan
Kecamatan Srumbung,
¹ºÃ¼¶Ã·ºÇɾ·¶Ã¼¶Ã·¶½Ì¶
Kecamatan Pakis,
Kecamatan Ngablak, Kecamatan Muntilan ini merupakan
Kecamatan Windusari, pusat kegiatan ekonomi di
Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Pada
dan Kecamatan Kajoran kecamatan ini terdapat berbagai

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
macam sarana perekonomian Magelang sebelum mendapat
ζü¹¾¼ÊöÀ¶Ã¶ÈζǶÀ¶É Àº·¾¿¶À¶ÃÊÃÉÊÀºüÊÇÊÈÇʶ½
ÊÃÉʺÁ¶ÀÊÀ¶Ã¶Àɾ˾ɶȹ¶Á¶Â ɶü¼¶Ⱥù¾Ç¾Ⱥ·¶¼¶¾Ⱥ·Ê¶½ÀÄɶ
Êȶ½¶źºÃʽ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã ·¶ÇÊ¡ºÉ¶À Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ζü
ºǺÀ¶ƒ©ºÇ¹¶Å¶ÉÃζÀº¼¾¶É¶Ã‚ ÈÉǶɺ¼¾È·ºÇ¶¹¶ɺŶɹ¾ɺü¶½‚
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľζü¹¾¹ÊÀÊü ɺü¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ÄÁº½ȶǶö¹¶ÃÅǶȶǶöζü ȺǾüÀ¶Á¾ºÃκ·¶·À¶Ã·¶ÃζÀ
memadai dan saling terintegrasi ÅÄÁ¶źǼºÇ¶À¶Ã¶ÈζǶÀ¶Éζü
öÃɾÃζ¹¶Å¶Éºþ·ÊÁÀ¶Ã ºü¶Ç¶½ÀºÀÄɶ¾Ã¾¹¶Ç¾Å¶¹¶
ÂÊÁɾÅÁ¾ºÇº»»º¸Éζü¶ÂÅÊ ½¶ÇÊÈÀºÀº¸¶Â¶É¶Ã‚Àº¸¶Â¶É¶Ã
mendorong pengembangan Á¶¾ÃζüÁºÉ¶ÀÃζÁº·¾½¿¶Ê½
̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ ̶Á¶ÊÅÊÃɺÁ¶½º¾Á¾À¾ȶǶö
¹¶ÃÅǶȶǶöζüÁºÃ¼À¶Åƒ
Kota Magelang merupakan  Äù¾È¾¾Ã¾ºÃκ·¶·À¶Ã Äɶ
·¶¼¾¶Ã¹¶Ç¾ȾÈɺÂźÇ̾Á¶Î¶½¶Ã Magelang diletakkan pada orde
¥ÊÇÌĶü¼Êüζüº¾Á¾À¾ ȶÉÊ̶Á¶ÊÅÊÃɾ¹¶À·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶Â
ÄÉÄǾɶÈɺÇȺù¾Ç¾ζü·ºÇ·º¹¶ ̾Á¶Î¶½¶¹Â¾Ã¾ÈÉǶȾ ¶·ÊŶɺÃ
dengan Kabupaten Magelang.
Magelang.
™¶½ÊÁʁ Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼º¶ü
merupakan ibukota dari Kabupaten

1.10 Analisis Pola Ruang

Gambar 2.9 Peta Pola Ruang Kabupaten Magelang 2012


Sumber : Analisis Kelompok 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
¥ÄÁ¶Çʶü¶¹¶Á¶½¹¾ÈÉǾ·ÊȾ 2. Karakteristik Penduduk
peruntukan ruang dalam suatu ¨¶Á¶½ȶÉÊ¶ÈźÀźÃɾü
̾Á¶Î¶½ζüºÁ¾ÅÊɾźÇÊÃÉÊÀ¶Ã ζüźÇÁʹ¾ÅºÇ½¶É¾À¶Ã¹¶Á¶Â
ruang untuk fungsi lindung dan ºÃÎÊÈÊÃǺø¶Ã¶¹¶Á¶ÂÈʶÉÊ
peruntukan ruang untuk fungsi ̾Á¶Î¶½¶¹¶Á¶½źùʹÊÀƒ
·Ê¹¾¹¶Î¶ƒ™ºÃ¼¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ Penduduk dapat berperan sebagai
Àº¹Ê¶½¶ÁɺÇȺ·ÊɁ¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã subjek sekaligus objek dalam
źǺø¶Ã¶¶Ã̾Á¶Î¶½¹¶Å¶ÉÁº·¾½ Ⱥ·Ê¶½źǺø¶Ã¶¶Ãƒ¨Ê·¿ºÀ
terkendali serta mampu mengatasi ·ºÇ¶ÇɾźǺø¶Ã¶¶Ã¹¾·Ê¶ÉÄÁº½
problematika pada dinamika źùʹÊÀζü¹¾Ì¶À¾Á¾ÄÁº½
¶ÈζǶÀ¶É¹¾̾Á¶Î¶½À¶·ÊŶɺà źǺø¶Ã¶¹¶ÃźºǾÃɶ½Ⱥ·¶¼¶¾
magelang. pemegang kebijakan, penduduk
merupakan objek karena sasaran
—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã½¶È¾Á¶Ã¶Á¾È¾ÈÅÄÁ¶ ¹¶Ç¾źǺø¶Ã¶¶Ã¾¶Á¶½źùʹÊÀƒ
ź¶û¶¶É¶ÃÇʶü¹¾ÅºÇÄÁº½ Penduduk sebagai aktor
·¶½Ì¶źù¾ÈÉǾ·ÊȾ¶ÃźÇÊÃÉÊÀ¶Ã Êɶ¶źǺø¶Ã¶¶ÃɺÃÉÊÃζ
ruang di Kabupaten Magelang ºº¼¶Ã¼źǶÃźÃɾüζü
ɺǷ¶¼¾ºÿ¶¹¾ɾ¼¶ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾ bila direncanakan dengan baik
ζ¾ÉÊÀ¶Ì¶È¶Ã·Ê¹¾¹¶Î¶ ¶À¶ÄÊÉÅÊÉζü¹¾½¶È¾ÁÀ¶Ã¿Ê¼¶
À¶Ì¶È¶ÃÁ¾Ã¹Êü¹¶ÃÀ¶Ì¶È¶Ã Ⱥ·¶Á¾ÀÃζƒ
źÃζü¼¶ƒ¥ºÇÊÃÉÊÀ¶ÃÇʶü
di Kabupaten Magelang sendiri Analisis kependudukan bertujuan
¹¾¹Ä¾öȾÄÁº½À¶Ì¶È¶Ã·Ê¹¾¹¶Î¶ƒ ÊÃÉÊÀº¶½¶Â¾¶ÈźÀ‚¶ÈźÀ
¶Á¾Ã¾ºÃκ·¶·À¶ÃÁ¶½¶Ã¹¾ ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶ÃºÁ¶Ê¾¿ÊÂÁ¶½
Kabupaten Magelang sesuai untuk distribusi, komposisi serta
¹¾ÅºÇ¼ÊöÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾À¶Ì¶È¶Ã dinamika untuk menentukan
peruntukan pertanian, berupa karateristik penduduk pada suatu
tanaman semusimdengan sistem ̾Á¶Î¶½ƒ™¾·¶Ì¶½¾Ã¾¶À¶Ã¹¾
panenbongkar pada beberapa ·¶½¶È¹¶É¶ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã¹¶Ã
bulan sekali dengan proses ¶Ã¶Á¾È¾ÈÃζζü¹¶Å¶Éº·¶ÃÉÊ
bongkar pada saat panen seperti dalam perencanaan Kabupaten
tembakau, padi, dan jagung. Magelang

Pada kondisi eksisting, Kabupaten 2.1 Jumlah dan Persebaran Penduduk


¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɺÁ¶½ºÂÅÇĹÊÀȾ ŸÊÂÁ¶½¹¶ÃȺ·¶Ç¶ÃźùʹÊÀ
Tembakau serta surplus pada kabupaten Magelang, sangat
ÅÇĹÊÀȾŶ¹¾¹¶Ç¾ɶ½ÊÃÀºÉ¶½Êà ¹¾ÅºÃ¼¶Çʽ¾ÄÁº½ÀÄù¾È¾
™ºÃ¼¶ÃźüºÂ·¶Ã¼¶ÃζüÁº·¾½ ¼ºÄ¼Ç¶IJÈÃ惙¾Â¶Ã¶Ⱥ·ºÁ¶½
¶ɶüɺÇÁº·¾½ÀºÉºÇȺ¹¾¶¶Ã ·¶Ç¶É¹¶ÃɾÂÊÇζü¹¾ÀºÁ¾Á¾Ã¼¾
ÅÄɺÃȾÁ¶½¶ÃζüɺÇȺ·ÊɁ ¼ÊÃÊüºÃκ·¶·À¶Ã¹¶ºÇ¶½
¶Ç¶½źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã ¶·ÊŶɺà ¹¾ÈºÀ¾É¶ÇÃζ¸ºÃ¹ºÇÊü¸ÊǶÂ
magelang dalam pada bidang Ⱥ½¾Ã¼¼¶½¶Ãζ·º·ºÇ¶Å¶ζü
–¼ÇÄ·¾Èþȶ¹¶Á¶½ȶü¶É·ºÈ¶Çƒ tinggal di kaki gunung tersebut.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.10 Jumlah Penduduk
Kabupaten Magelang Tahun 2011
Sumber: Kabupaten Magelang dalam
–üÀ¶‡…††¹¶Ã¤Á¶½™¶É¶¨Éʹ¾Ä–öÁ¾È¾È‡…†‡

¨º¹¶Ã¼À¶Ã¹¶ºÇ¶½ɺü¶½ζü Ŷ¹¶ɶ½ÊÇ…††ɺǹ¶Å¶É¹¾
¸ºÃ¹ºÇÊüÁº·¾½Ǻù¶½·¶ÃζÀ  º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶ÃÁ¶Áʹ¾¾ÀÊɾ
difungsikan sebagai pusat Kecamatan Grabag, Secang dan
kegiatan baik itu permukiman ¢ÊÃɾÁ¶Ãƒ º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã
¶ÊÅÊöÀɾ˾ɶȶÀɾ˾ɶÈ ºÂÅÊÃζ¾źùʹÊÀŶÁ¾Ã¼
ºÀÄÃľÁ¶¾ÃÃζƒ ·¶ÃζÀÀ¶ÇºÃ¶ÄǾºÃɶȾÀº¸¶Â¶É¶Ã
¾Ã¾Ⱥ·¶¼¶¾ÅÊȶÉźºǾÃɽ¶Ã
œÇ¶»¾À‡ƒˆŸÊÂÁ¶½¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ ζü¶ÂÅʺü¼¶Ã¹¶À¶Ã
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……Œ‚‡…†† ¶ÀɾIJɶȶÀɾIJɶÈÁ¶¾ÃÃζƒ
Sedangkan kecamatan Grabag
¹¶Ã¨º¸¶Ã¼ζüºÇÊŶÀ¶Ã
batas terluar Kabupaten Magelang
dengan Kabupaten Semarang
Sumber: Kabupaten Magelang dalam ¹¶Ã©ºÂ¶Ã¼¼ÊüºÃκ·¶·À¶Ã
Angka 2011 ¹¶ºÇ¶½¾Ã¾Ƕ¶¾ºÿ¶¹¾À¶Ì¶È¶Ã
źÇÂÊÀ¾Â¶Ãƒ¨ºÁ¶¾ÃÁÄÀ¶È¾ζü
—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã¼Ç¶IJÀ¿ÊÂÁ¶½ strategis juga suasana lingkungan
źùʹÊÀ¹¾¶É¶È¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ ζüÃζ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶ºöǾÀ
·¶½Ì¶¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ¶ÈζǶÀ¶ÉÊÃÉÊÀɾü¼¶Á¹¾È¶Ã¶ƒ
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀºü¶Á¶Â¾
źþüÀ¶É¶Ã¹¶ÃÉÊÇÊù¾ɶ½Êà ™¾ÈÉǾ·ÊȾźùʹÊÀ¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
‡…†…Á¶ÁÊÀºÂ·¶Á¾ö¾À¹¾ɶ½Êà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶Ⱦ½·ºÇ¶¹¶¹¾ȺÀ¾É¶Ç
‡…††ƒ¥ºÃÊÇÊöÃȺ·¶ÃζÀ ¿¶Á¶Ã¿¶Á¶ÃÊɶ¶ƒ¶Á¾Ã¾ɺÇÁ¾½¶É
ˆ……ƒ………¿¾Ì¶¾Ã¾¹¾Ⱥ·¶·À¶Ã jelas di Kecamatan Windusari
karena efek letusan gunung ¹¶Ã£¼¶·Á¶Àζü¶Ⱦ½¾þÂ
ºǶžζüȺÁ¶¾Ãº¶À¶Ã aksesibilitas transportasi disana.
ÀÄÇ·¶Ã¹¶Ã¹¾¹Ê¼¶ºÃκ·¶·À¶Ã Selain itu kecamatan kecamatan
źÇžù¶½¶ÃźùʹÊÀÀº̾Á¶Î¶½ ζüǶ̶÷ºÃ¸¶Ã¶¼ÊÃÊü
ζüÁº·¾½¶Â¶Ãƒ Merapi cenderung memiliki sedikit
penduduk seperti Kecamatan
¨º¹¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ ¨ÇÊ·Êü¨¶Á¶Â™ÊÀÊùȷƒ
ɺǷ¶ÃζÀ¹¾À¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
2.2 Laju dan Arah Perkembangan Kaliangkrik Windusari. Sedangkan
Penduduk ζü·ºÇ¶¹¶¹¾ɺü¶½ȺźÇɾ
¡¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶ÃźùʹÊÀ ¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã¢ÊÃɾÁ¶ÃÁ¶¿ÊÃζ
berfungsi untuk menunjukkan cenderung tetap.
trend dari kependudukan di 2.3 Kepadatan Penduduk
ÈʶÉʹ¶ºÇ¶½ƒ—¶ÃζÀ»¶ÀÉÄÇ 2.3.1 Kepadatan Bruto
ζüºÁ¶É¶Ç·ºÁ¶À¶Ã¼¾Ãη¶¾À Kepadatan penduduk bruto
itu social ekonomi, lingkungan
¶¹¶Á¶½¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀźÇ
¹È·ƒ™¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ȶÉʶÃÁʶÈ̾Á¶Î¶½¶É¶Ê
ɺǿ¶¹¾ÉǺÃζüºÃÊÇÊÃ
ÊÀÊǶÃÀ¶È¶ÇɺÀ¶Ã¶Ãɺǽ¶¹¶Å
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀÃζ¹¶ÃŶÁ¾Ã¼
ɺǶȶźÃÊÇÊöÃÃζ¹¾ɶ½Êà lingkungan. Adapun rumus
210 dimana bencana merapi ÊÃÉÊÀºü½¾ÉÊüÀºÅ¶¹¶É¶Ã
Êζüºü¶Ã¸¶Â¶ÈζǶÀ¶É penduduk brutto:
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ºü¶À¾·¶ÉÀ¶Ã¶¹¶Ãζ
źÇžù¶½¶Ãƒ !"#$%&'()*+"+",'-"%."'/0$%1%&
2"%-'/0$%1%&'3,#456%7
Namun bencana tersebut tidak
membuat penduduk trauma untuk
Kepadatan penduduk bruto di
tinggal di kabupaten Magelang.
Kabupaten Magelang terdapat di
©ºÇ·ÊÀɾ¹ºÃ¼¶ÃºþüÀ¶ÉÃζ
Kecamatan Muntilan dan paling
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ¹¾ɶ½ÊÇ…††
kembali meningkat sedikit di Kajoran. Meskipun
źùʹÊÀ¢ÊÃɾÁ¶Ã·ÊÀ¶Ãζü
œÇ¶IJÀ‡ƒ‰¡¶¿Ê¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¹¾ paling tinggi namun karena
Kabupaten Magelang Tahun 2008 – 2011 ̾Á¶Î¶½ζüÁº·¾½Àº¸¾Á¶À¶
ÀºÅ¶¹¶É¶ÃÃζÁº·¾½Ŷ¹¶Éƒ

¨º¹¶Ã¼À¶Ã ¶¿ÄǶÃζüº¾Á¾À¾
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀǺù¶½º¾Á¾À¾
Áʶȹ¶ºÇ¶½ζü·ºÈ¶ÇȺ½¾Ã¼¼¶
¾Á¾À¾ÀºÅ¶¹¶É¶¶ÃζüǺù¶½
Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka pula. Kecenderungan kepadatan
‡…††¹¶Ã¤Á¶½¹¶É¶‡…†‡ ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã¶¹¶ÃζÈʶÉʹ¶Î¶
ɶǾÀÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ζüºÇ¶É
¨º¹¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀÁ¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶Ã
penduduk di tiap kecamatan À¶¾É¶ÃÃζ¹ºÃ¼¶Ã¶Àɾ˾ɶÈζü
ȶü¶É½ºÉºÇļºÃɺǼ¶ÃÉÊü ¶¹¶ƒ¨ºÂ¶À¾ÃºöǾÀ̾Á¶Î¶½Ãζ
¹¶Ç¾ÁºÉ¶ÀÁÄÀ¶È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈÃζƒ maka semakin tinggi kepadatan
 º·¶ÃζÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½ζü penduduk
ºü¶Á¶Â¾źÇÉÊ·ʽ¶Ãζü
½ºÉºÇļºÃɺǹ¶Å¶É¹¾Àº¸¶Â¶É¶Ã
sekitar gunung seperti Kajoran,

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.11 Peta Kepadatan
Penduduk Bruto Kabupaten Magelang 2011
Sumber: Analisis Studio Magelang 2012

2.3.2 Kepadatan Penduduk Netto ÀºÅ¶¹¶É¶Ã¹¾̾Á¶Î¶½¾Ã¾ºÇÊŶÀ¶Ã


Kepadatan penduduk netto ÀºÅ¶¹¶É¶ÃÃζɶ¹¾Â¶Ã¶¶ÃÊȾ¶
ºÁ¾½¶ÉÀºÅ¶¹¶É¶ÃźùʹÊÀζü Ⱥ·¶¼¶¾ÅľÃÉÄ»¾ÃɺǺÈÉ̾Á¶Î¶½
¹¾ÅºÇÄÁº½¹ºÃ¼¶Ã¸¶Ç¶º·¶¼¾ ¾Ã¾ƒ—ÊÀ¶ÃÀ¶ÇºÃ¶Á¶½¶ÃɺǷ¶Ã¼ÊÃ
¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ¹¾ ¶É¶ÊÅÇÄźÇɾζüºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈÁ¶½¶Ã źþüÀ¶É¶Ã¶Àɾ˾ɶȺÀÄÃľƒ
terbangun. Kepadatan netto
¹¾¼ÊöÀ¶ÃÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾ 2.3.3 Kepadatan Penduduk Fisiologis
Ⱥ·ºÇ¶Å¶Áʶȹ¶ºÇ¶½ɺǷ¶Ã¼Êà  ºÅ¶¹¶É¶ÃIJȾÄÁļ¾ÈºÇÊŶÀ¶Ã
ζü¹¾ÉºÂŶɾÄÁº½źùʹÊÀ ȶÁ¶½ȶÉʸ¶Ç¶ÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾
·ºÈºÇɶ¾ÃɺÃȾɶÈÃζƒ ÀºÉ¶½¶Ã¶ÃŶü¶Ã¹¾ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½
dengan cara membagi antara
œÇ¶IJÀ‡ƒŠ ºÅ¶¹¶É¶Ã£ºÉÉÄ ¶·ÊŶɺà ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈ
Magelang Tahun 2007 - 2011 Á¶½¶ÃźÇɶþ¶Ã¹¾ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ƒ
—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾
¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶̾Á¶Î¶½¾Ã¾
º¾Á¾À¾ÀºÉ¶½¶Ã¶ÃŶü¶Ãζü
bagus jika ditinjau dari kepemilikan
Á¶½¶ÃÃζƒ

£¶ÂÊö¹¶·¶ÃζÀ˶Ǿ¶·Áº
˶Ǿ¶·ÁºζüºÂźü¶Çʽ¾
Sumber: Analisis Kelompok 2012
ÀºÉ¶½¶Ã¶ÃŶü¶ÃȺźÇɾ
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈÁ¶½¶Ãζü¶Å¶·¾Á¶
Kepadatan Netto di Kabupaten tidak diiringi dengan penggunaan
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɺÇÃζɶ·ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼ teknologi maka akan ulit
ÁÊÇÊȹºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀÃζƒ ºþüÀ¶ÉÀ¶ÃÃζ¹¾ÉºÃ¼¶½¹¶ÂŶÀ
Ÿ¶¹¾¹¶Å¶É¹¾À¶É¶À¶Ã·¶½Ì¶

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
ÀºÇÊȶÀ¶ÃÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ã¶À½¾Ç¶À½¾Ç Ƕ̶÷ºÃ¸¶Ã¶ɺÇÊɶ¶¼ÊÃÊü
¾Ã¾ƒ¨ºÁ¶¾Ã¾ÉʹºÃ¼¶Ãɾü¼¾Ãζ ºǶžº·ʶɶÈζǶÀ¶É
Á¶½¶ÃźÇɶþ¶Ãζü¹¾Â¾Á¾À¾ ̶ÈŶ¹¶¶À¶Ã·ºÃ¸¶Ã¶ζü
ζÀþ†¿¾Ì¶ąˆ¶¶À¶ȶü¶É ȺÇÊŶȺ½¾Ã¼¼¶¹¾ÅºÇÀ¾Ç¶À¶Ã
memungkinkan untuk menjadi ºÿ¶¹¾ȶÁ¶½ȶÉÊ»¶ÀÉÄÇźÃÊÇÊöÃ
ÅÇĹÊÀÊü¼ÊÁ¶Ã̾Á¶Î¶½¾Ã¾ƒ penduduk sedikit demi sedikit di
ɶ½Êúù¶É¶Ã¼ƒ
œÇ¶IJÀ‡ƒ‹ ºÅ¶¹¶É¶Ã›¾È¾ÄÁļ¾È
Kabupaten Magelang œÇ¶IJÀ‡ƒŒ¥ÇÄκÀȾ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Tahun 2007 - 2011 Kabupaten Magelang

Sumber: Analisis Kelompok 2012


Sumber: Analisis Kelompok 2012
2.4 Proyeksi Penduduk
¥ÇÄκÀȾ¾¶Á¶½źǽ¾ÉÊü¶ÃÀÄù¾È¾ 2.5 Perkembangan Penduduk
¶ȶ¹ºÅ¶ÃζüÂÊüÀ¾Ãɺǿ¶¹¾ ™¾Ã¶Â¾À¶ζüɺǿ¶¹¾Ŷ¹¶
dengan menggunakan seperangkat penduduk merupakan indikasi
¶ÈÊÂȾƒ¥ÇÄκÀȾźùʹÊÀζü ¶¹¶ÃζźÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã
berfungsi untuk memperkirakan ζüɺǿ¶¹¾Ŷ¹¶źùʹÊÀ
penduduk di masa mendatang Ⱥ·¶¼¶¾¶À¾·¶É¶¹¶ÃζÈʶÉÊ
ȶü¶ÉźÃɾü¶û¶¶ÉÃζȺźÇɾ pembangunan. Perkembangan
perencanaan sarana prasarana, źùʹÊÀ¹¾ÅºÃ¼¶Çʽ¾ÄÁº½
¹¶Î¶¹ÊÀÊü¹¶Ã¹¶Î¶ɶÂÅÊü bebrapa faktor seperti:
lingkungan dsb. Adapun metode a. ©¾Ã¼À¶ÉÀºÁ¶½¾Ç¶Ã
ζü¹¾¼ÊöÀ¶ÃŶ¹¶̾Á¶Î¶½
b. ©¾Ã¼À¶ÉÀºÂ¶É¾¶Ã¹¶Ã
¾Ã¾¾¶Á¶½ºÀÈÉǶÅÄÁ¶È¾¼ºÄºÉǾÀ
dengan mempertimbangkan tren c. Pergerakan Penduduk
(migrasi)
ÉǺÃζü¶¹¶Ⱥ·ºÁÊÂÃζƒ

ªÃÉÊÀÅÇÄκÀȾźùʹÊÀ̾Á¶Î¶½
¾Ã¾ɺÇÁ¾½¶ÉijÊÀÉʶɾ»ƒ¶Á¾Ã¾
¹¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃȺ·¶¼¶¾¹¶ºÇ¶½ζü

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.7 Data Kelahiran dan ÊÂÊÇ·ºÇ¶Å¶ζüºÇ¶ÉÀ¶¾É¶ÃÃζ
Kematian Penduduk Kabupaten ¹ºÃ¼¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶ƒ™¾¢¶¼ºÁ¶Ã¼
Magelang Tahun 2007 – 2010 Ⱥù¾Ç¾žǶ¾¹¶źùʹÊÀÃζ
berbentuk ekspansif, dimana
Tahun Kelahiran Kematian ¿ÊÂÁ¶½ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶ÃÀºÂ¶É¾¶Ã
2007 42,013 30 ɾü¼¾ƒ¨ºÅºÇɾζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã
2008 63,310 32 Ŷ¹¶¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾¹¾Â¶Ã¶
2009 69,402 54 ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ·ºÇÊȾ¶ÅÇĹÊÀɾ»
2010 53,336 58 ºø¶Å¶¾……Ǿ·Ê¶É¶ÊŒ…z
¨Ê·ºÇŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…†‡ dari total penduduk sedangkan
źùʹÊÀζüÉʶºø¶Å¶¾†…z
Berdasarkan data diatas, dapat
¹¶Ç¾ÉÄɶÁźùʹÊÀ¹¶ÃȾȶÃζ
¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶Ã
źùʹÊÀ·ºÇÊÂÊǹ¾·¶Ì¶½†‰
kematian di kabupaten Magelang
ɶ½ÊÃ
cenderung meningkat. Meskipun
¹ºÂ¾À¾¶Ã¶¹¶ÃζźǷº¹¶¶Ãζü œÇ¶IJÀ‡ƒ¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Berdasarkan Umur Tahun 2007 - 2011
ɺÇÁ¶ÂŶÊ¿¶Ê½¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½ÀºÂ¶É¾¶Ã
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶̾Á¶Î¶½¾Ã¾
cenderung akan terus memiliki
peningkatan populasi penduduk.
¥ÄÅÊÁ¶È¾źùʹÊÀº·¶Ì¶
º»ºÀζüÅÄȾɾ»¹¶Ãú¼¶É¾Ëºƒ
™¶Ç¾Ⱥ¼¾ɺö¼¶ÀºÇ¿¶¿ºÁ¶È
¾Ã¾ºÇÊŶÀ¶ÃȺ·Ê¶½ÈÊ·ºÇ
¹¶Î¶öÂÊÃÀºÉ¾À¶ÈÀ¾ÁÁ¹¶Ã ¨Ê·ºÇŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…††
ÀºÈºÂŶɶÃɾ¹¶ÀººÃʽ¾¶À¶
½¶Ãζ¶À¶Ãºÿ¶¹¾·º·¶Ã·¶¼¾ Struktur penduduk berdasar umur
̾Á¶Î¶½ɺÇȺ·ÊɃ¤Áº½À¶ÇºÃ¶ ȺÁ¶¾Ã·ºÇ¾ÂŶ¸ÉŶ¹¶¿Ê¶½
¾ÉÊźÇÁʶ¹¶ÃζǺø¶Ã¶¶À¶Ã tenaga kerja juga berkaitan
¹¾·¶Ì¶ÀºÂ¶Ã¶̾Á¶Î¶½¾Ã¾ÊÃÉÊÀ ¹ºÃ¼¶ÃȶǶöźùÊÀÊüÁ¶¾ÃÃζ
ÀºÂʹ¾¶Ã¹¾ÀÄÃÉÇÄÁźùʹÊÀÃζ ȺźÇɾÀº·ÊÉʽ¶ÃȺÀÄÁ¶½
¹ºÃ¼¶ÃºüºÃ¹¶Á¾À¶Ã¿ÊÂÁ¶½ Çʶ½ȶÀ¾É¹È·ƒ™ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ãζ
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶ÃÀºÂ¶É¾¶ÃÃζƒ źüÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃÊÂÊǾþ¿Ê¼¶
ºÿ¶¹¾¾Ã¹¾¸¶ÉÄǶŶÀ¶½̾Á¶Î¶½
2.6 Struktur dan Komposisi Penduduk ɺÇȺ·ÊÉÁ¾Ëº¶·ÁºÊÃÉÊÀȺÂʶ
2.6.1 Struktur Penduduk Menurut Umur ÊÂÊǶɶÊȺ·¶¼¶¾̾Á¶Î¶½ÀºÇ¿¶
Struktur penduduk menurut umur ȶ¿¶ƒ™¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
·ºÇÉʿʶÃÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾ ɺÇÁ¾½¶ÉźùʹÊÀÊÂÊÇÅÇĹÊÀɾ»
konsentrasi umur, pada jenjang ȶü¶Éɾü¼¾ζüºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
·¶½Ì¶̾Á¶Î¶½¾Ã¾¸ºÃ¹ºÇÊü

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Àº̾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ·ºÀºÇ¿¶¹¶Ã 2.6.2 Sex Ratio
ȺÀÄÁ¶½ƒ¶Á¾Ã¾¹¾·ÊÀɾÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ã ™¶Ç¾źüÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃźùʹÊÀ
pembangunan di kabupaten Magelang berdasar jenis kelamin ini kemudian
ζü¸ºÃ¹ºÇÊüÀº¾Ã¹ÊÈÉÇιºÃ¼¶Ã ¶À¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ÅÊÁ¶ǶȾÄ¿ºÃ¾ÈÀºÁ¶Â¾Ã
ȾÈɺÂŶ¹¶ÉÀ¶ÇζȺ½¾Ã¼¼¶¶ÂÅÊ Ãζƒ–üÀ¶ȺÍǶɾľþȺÁ¶¾Ã¹¶Å¶É
ºÃκǶÅ·¶ÃζÀɺö¼¶ÀºÇ¿¶ƒ ºü¾¹ºÃɾIJÀ¶È¾Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶Ã¼À¶
Sedangkan untuk penduduk usia lanjut ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¿Ê¼¶¹¶Å¶ÉºüºÉ¶½Ê¾
ºÈÀ¾ÅÊÿÊÂÁ¶½Ãζȶü¶ÉȺ¹¾À¾É º»ºÀɾIJɶÈź·¶Ã¼Êöù¶Ç¾¿ÊÂÁ¶½
öÂÊùºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½ζüÀÄÃÈɶà źùʹÊÀÁ¶À¾Á¶À¾ɺÇȺ·ÊɃ™¶Ç¾
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶̾Á¶Î¶½¾Ã¾¸ÊÀÊÅ ɶ·ºÁȺÍǶɾĹ¾·¶Ì¶½¾Ã¾¹¾ÀºÉ¶½Ê¾
Ãζ¶ÃÊÃÉÊÀ¼ÄÁÄü¶ÃÊÂÊǺǺÀ¶ƒ ·¶½Ì¶Áº·¾½¹¶Ç¾Š…zÀº¸¶Â¶É¶Ã¹¾
¶Á¾Ã¾¹¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃÁ¾Ã¼ÀÊü¶ÃIJȾÀ  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼º¾Á¾À¾ȺÍǶɾÄ
ζü¶Ⱦ½¶Á¶Â¾ÀÄù¾È¾ÈÄȾ¶Áζü ¹¾¶É¶È†……ƒ¶Á¾Ã¾ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶
Ƕ¶½ζüº·ʶÉźùʹÊÀ źùʹÊÀÅǾ¶·ºÇ¿ÊÂÁ¶½Áº·¾½·¶ÃζÀ
¼ÄÁÄü¶Ã¾Ã¾ºǶȶÃζ¶Ã¹ºÃ¼¶Ã Ⱥ½¾Ã¼¼¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã¶ÂÅʺ·ºÇ¾
ÀÄù¾È¾ɺÇȺ·Êɹ¾·¶Ã¹¾Ã¼½¶ÇÊÈ ÀÄÃÉǾ·ÊȾζüÁº·¾½·ºÈ¶Çɺǽ¶¹¶Å
tinggal di perkotaan. pembangunan.

Tabel 2.8 Sex Ratio di Kabupaten Magelang Tahun 2007 - 2011

Kecamatan 2007 2008 2009 2010 2011


Salaman 98.95 97.44 97.08 99.74 99.83
Borobudur 123.01 101.79 101.43 100.74 100.76
Ngluwar 101.32 101.62 100.75 97.30 97.29
Salam 103.09 103.95 106.91 99.85 99.69
Srumbung 100.32 101.40 101.51 99.39 99.39
Dukun 96.46 99.01 98.25 99.11 99.08
Muntilan 98.94 98.36 98.17 100.21 100.29
Mungkid 93.36 95.60 94.36 99.05 98.99
Sawangan 100.05 98.73 98.46 102.65 103.29
Candimulyo 99.77 100.91 102.90 101.52 101.94
Mertoyudan 97.80 98.38 98.73 98.45 98.33
Tempuran 99.10 100.76 101.44 102.36 102.56
Kajoran 100.16 102.72 102.01 101.82 101.87
Kaliangkrik 96.85 99.34 98.93 102.17 102.38
Bandongan 100.24 100.87 100.87 102.33 102.64
Windusari 98.21 97.73 97.41 104.55 104.78
Secang 99.38 100.98 100.69 100.33 100.26
Tegalrejo 101.42 106.44 108.50 108.99 108.66
Pakis 97.87 97.65 98.78 100.00 100.43
Grabag 101.40 99.99 98.98 101.71 101.70
Ngablak 100.09 100.76 100.53 101.76 101.99
Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka 2011

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2.6.3 Struktur Penduduk Menurut Berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan ζü¹¾É¶Â¶ÉÀ¶Ã¹¶Å¶ÉɺÇÁ¾½¶É
·¶½Ì¶źùʹÊÀ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ƕɶ
Pendidikan sebagai pilar utama Ƕɶ·ºÇɶ¶ɶ袥Àº·¶Ì¶½}¨™
ÀʶÁ¾É¶ÈÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¶ÃÊȾ¶ ¹¶Ãɾ¹¶Àɶ¶É¨™~ƒ¨º¹¶Ã¼À¶Ã
º¾Á¾À¾źǶÃźÃʽ¹¶Á¶Â ÊÃÉÊÀɶ¶ɶ袖¹¶Ã™¾ÅÁĶ„
mencerdaskan penduduk di suatu ¨¶Ç¿¶Ã¶¶Ⱦ½Ⱥ¹¾À¾É·¶ÇÊ
̾Á¶Î¶½¼Êö¶ÂÅÊ·ºÇÀÄÃÉǾ·ÊȾ ºø¶ÀÊÅŚźùʹÊÀƒ§ºÃ¹¶½Ãζ
aktif dan pasif dalam perencanaan ɶ¶ɶÃȺÀÄÁ¶½¾Ã¾ȶÁ¶½ȶÉÊ
ź·¶Ã¼ÊöÃ̾Á¶Î¶½ƒ—ºÇ¾ÀÊÉ »¶ÀÉÄÇÃζ¾¶Á¶½¶Ⱦ½Ǻù¶½Ãζ
disajikan data penduduk sarana pendidikan lanjut seperti
berdasarkan tamatan pendidikan: SMA dan Perguruan Tinggi,

Tabel 2.9 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut


Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2007 - 2011
P5+?.?.'*+(0*+7(D.$*=*$'*+ :LLHR :LLJR :LLK :L1L :L11
).?*'()*=*$(#D F:9B1 :G91B :G91F 1H9KK :191E
#D G9L1 BE9FH B:9F E:9:: BB9EJ
#AP 1J9LF 1K9GH :L9LE 1K9L: :19BB
#A2 1F9B1 1:9HK 1E9EH 1F9KJ 1K9JE
ŝƉůŽŵĂͬ^ĂƌũĂŶĂ J9B G9JE G9JE E9J E9:1
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÈÊ·ºÇ¹¶É¶¹¶Ç¾¨ª¨š£–¨‡……Œ

Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÀºÉ¾À¶¾Ã¹¾Ë¾¹Ê¾Ã¼¾Ã ɺǽ¶¹¶Å¼ÊöÃζźù¾¹¾À¶Ã
ºÁ¶Ã¿ÊÉÀ¶ÃȺÀÄÁ¶½Ãζ¶À¶ Á¶Ã¿ÊÉζüº·ºÀ¶Á¾ºǺÀ¶
¾¶½¶ÇÊȾ¼Ç¶È¾Àº̾Á¶Î¶½Á¶¾Ã dengan kemampuan untuk bisa
ζüȺÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã·¾¹¶Ã¼ζü terlepas dari jerat pengangguran
¹¾¾Ã¼¾ÃÀ¶ÃÃζƒ ¹¶ÃÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶ÃȺ·¶¼¶¾ÊŶζ
ÀÄÃÀǺɾÀÊɺ·¶Ã¼ÊÃ̾Á¶Î¶½ƒ
Selain faktor sarana pendidikan, ™¾È¾Ã¾Á¶½źǶÃȺÇɶÉÄÀĽ
ÀºÃ¹¶Á¶ºÀÄÃľζüºÃκ·¶·À¶Ã ¶ÈζǶÀ¶É¹¶Á¶ÂºÃζ¹¶ÇÀ¶Ã
¶ÈζǶÀ¶ÉºÃ¼¼¶ÃÊÃÉÊÀ ¶ÈζǶÀ¶Éȶö¼¶É¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã
meneruskan ke tingkat lanjut. dengan dibarengi dengan
—¶¼¾ºǺÀ¶ÂÊüÀ¾ÃÁº·¾½·¶¾À Àº·¾¿¶À¶ÃÀº·¾¿¶À¶ÃźºǾÃɶ½
·ºÇ¶Àɾ˾ɶÈζüºü½¶È¾ÁÀ¶Ã ζüºùÊÀÊü¶ÈζǶÀ¶É
uang (seperti bekerja) bukan ɾ¹¶À¶ÂÅÊÊÃÉÊÀȺÀÄÁ¶½
¶Á¶½ºü½¶·¾ÈÀ¶Ãʶü}¾ȶÁ ¹ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ãζ—¤¨¹¶Ã·º¶È¾È̶
ȺÀÄÁ¶½~ƒ¤Áº½À¶ÇºÃ¶¾ÉÊźÇÁÊ ·º¶È¾È̶ζüÁ¶¾Ãƒ
¶¹¶ÃζÀºÈ¶¹¶Ç¶Ã¹¶Ç¾¶ÈζǶÀ¶É

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
2ƒ‹ƒ‰¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢ºÃÊÇÊÉŸºÃ¾È º¼¾¶É¶Ã

¥¶¹¶ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾źùʹÊÀɺÇÁ¶ÂžÇ ¶Ã¼À¶É¶ÃÀºÇ¿¶ɺÇÊɶ¶¶ÀɾIJɶÈ
secara garis besar terbagi dalam ºüÊÇÊÈÇʶ½ɶü¼¶ƒ
‡À¶É¶¼ÄǾζÀþźùʹÊÀ
pada angkatan kerja dan bukan
™¶Å¶É¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶Ã·¶½Ì¶¶¹¶Ãζ
angkatan kerja. Berdasarkan tabel
źǼºÈºÇ¶Ã¹¶Ç¾ζüȺÂÊÁ¶
¿ºÃ¾ÈÀº¼¾¶É¶Ã¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾ɺÇÁ¾½¶É
·ºÀºÇ¿¶Á¶ÁÊžù¶½ºÿ¶¹¾
·¶½Ì¶Áº·¾½¹¶Ç¾‹…zźùʹÊÀ
ºüÊÇÊÈÇʶ½ɶü¼¶ƒ—¶ÃζÀ
berada pada angkatan kerja. Pada
»¶ÀÉÄÇζüºÁ¶É¶Ç·ºÁ¶À¶Ã¼¾·¶¾À
¶Ã¼À¶É¶ÃÀºÇ¿¶¹¾ÉÊÿÊÀ¶Ã·¶½Ì¶
¾ÉÊÀ¶ÇºÃ¶ÊÂÊÇζüÈʹ¶½ɾ¹¶À
¶Ã¼À¶źùʹÊÀζü·ºÀºÇ¿¶
produktif, ataupun lapangan kerja
mengalami penurunan seiring
ζüɾ¹¶Àº¶¹¶¾ƒ
dengan peningkatan bukan pada
Tabel 2.10 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas
menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007 - 2011

:ĞŶŝƐ<ĞŐŝĂƚĂŶ :LLH :LLJ :LLK :L1L :L11


ƵŬĂŶŶŐŬĂƚĂŶ<ĞƌũĂ 1LL 1LL :J9HH :L9HE BJ9B:
19(#5'"/*, 119G 1G91: G9JF E9LB G9E:
Ϯ͘DĞŶŐƵƌƵƐZƵŵĂŚdĂŶŐŐĂ GL9GF GF9HH 1E9J: 1:9JF :B91J
B9(S*.++0* :H9HF 1J911 H91 B9JG J9H:
ŶŐĂŬĂƚĂŶ<ĞƌũĂ 1LL 1LL H19:B HK9:G GE9GJ
ϭ͘ĞŬĞƌũĂ KJ9:H KG9LJ GK9:G HH9FG G19GK
Ϯ͘DĞŶĐĂƌŝWĞŬĞƌũĂĂŶ 19HB B9K: 19KH 19H :9KK
Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka 2011

2ƒ‹ƒŠ¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢ºÃÊÇÊÉ¡¶Å¶Ã¼¶Ã ºÇ¿¶
œÇ¶IJÀ‡ƒŽ¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Menurut Lapangan Kerja

¥ºÃ¼ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃźùʹÊÀ
menurut lapangan kerja ini
mengikuti struktur ekonomi,
ζÀþ¶¹¶ŽȺÀÉÄÇȺźÇɾ
ζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶ÃŶ¹¶¹¾¶¼Ç¶Â
disamping

Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka 2011

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã¹¶É¶¹¾¶É¶È¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ –¹¶ÃζÈÉÇÊÀÉÊÇźùʹÊÀ
·¶½Ì¶‰Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶ζü berdasar lapangan kerja ini
dominan di Kabupaten Magelang berfungsi sebagai tolak ukur dalam
¾¶Á¶½źÇɶþ¶Ãζü¹¾¾ÀÊɾ mengembangkan sektor ekonomi.
perdagangan, jasa dan industri. ™¾½¶Ç¶ÅÀ¶ÃźÇÉÊ·ʽ¶ÃȺÀÉÄÇ
¶Á¾Ã¾ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶ ºÀÄÃľɾ¹¶À½¶Ãζ¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
źÇÉÊ·ʽ¶ÃºÀÄÃľ¿Ê¼¶ºÁ¶ÈɾÈ ÀÄÃÉǾ·ÊȾ¥™§—Ãζȶ¿¶öÂÊÃ
ɺǽ¶¹¶Åɺö¼¶ÀºÇ¿¶ƒ¥¶¹¶ȶ¶É ¿Ê¼¶¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾Ⱥ·ºÇ¶Å¶·ºÈ¶Ç
¥™§—źÇɶþ¶ÃºÃÊÇÊÁ¶À¶ ¹¶Î¶ȺǶÅȺÀÉÄÇɺÇȺ·ÊÉ
tenaga kerja di sektor pertanian ɺǽ¶¹¶ÅźÃκǶŶÃɺö¼¶ÀºÇ¿¶ƒ
juga mengalami penurunan pula.

2.7 Ketenagakerjaan

Tabel 2.11 Dependency Ratio Kabupaten Magelang


Tahun 2007 - 2011

)*,&+TU=&% LC1E 1FCGE GFV ĞƉĞŶĚĞŶĐLJZĂƟŽ


:LLH :JJ@BBK HJ1@EEE K1@EKF EJ9GLH(Q
:LLJ :KF@:F: HJ1@1FK KE@EJB EK9JK:(Q
:LLK B:J@FJ1 HFE@E1K KH@:1H FG9EE1(Q
:L1L BLH@BLJ HJ1@KG1 K:@EFE F191:B(Q
:L11 BL:@KEL JLL@1FJ K1@:FF EK9:GF(Q
Sumber: Analisis Kelompok 2011

¨¶Á¶½ȶÉÊÉÄÁ¶ÀÊÀÊǹ¶Á¶Â ‹Š€ζüºÃκ·¶·À¶Ã¶Ã¼À¶
mengukur ketenagakerjaan ketergantungan semakin tinggi.
¾¶Á¶½¹ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ãζ¶Ã¼À¶
ÀºÉºÇ¼¶ÃÉÊü¶Ãƒ™ºÅºÃ¹ºÃ¸Î ŸÊÂÁ¶½źø¶Ç¾ÀºÇ¿¶¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
Ratio ini menunjukkan seberapa ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ζüɺǹ¶É¶¹¾
besar beban tanggungan penduduk ™¾ÈöÀºÇÉǶÃÈȺ¸¶Ç¶ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã
ÅÇĹÊÀɾ»ɺǽ¶¹¶ÅźùʹÊÀɾ¹¶À Ǻù¶½ζÀþ¹¾À¾È¶Ç¶ÃŒƒ………Ĥ
ÅÇĹÊÀɾ»ƒ™¾À¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ Žƒ………ƒ–üÀ¶¾Ã¾¸ºÃ¹ºÇÊüÁº·¾½
sendiri, angka ketergantungan Ǻù¶½¿¾À¶¹¾·¶Ã¹¾Ã¼źùʹÊÀ
ɺǼÄÁÄüǺù¶½ζÀþ¹¾À¾È¶Ç¶Ã produktif kebupaten Magelang
‰‚Š†zÀº¸Ê¶Á¾Ŷ¹¶ɶ½ÊÇ……Ž Ⱥ¸¶Ç¶ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ãζüºø¶Å¶¾
ºø¶Å¶¾Š‹zƒ©¾Ã¼¼¾Ãζ¶Ã¼À¶ ……ƒ………¶É¶ÊȺÀ¾É¶Ç†zÃζȶ¿¶ƒ
¹¾ɶ½ÊÇ……Ž¾Ã¾¹¾Èº·¶·À¶Ã £¶ÂÊöüÀ¶¾Ã¾½¶Ãζ·ºÇȾ»¶É
À¶ÇºÃ¶ºþüÀ¶ÉÃζźùʹÊÀ semu mengingat tidak semua
ÊȾ¶ÃÄÃÅÇĹÊÀɾ»ζÀþÊȾ¶ penduduk mendaftarkan diri ke

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
™¾ÈöÀºÇÉǶÃÈÊÃÉÊÀºø¶Ç¾ subjek (pelaku) pembangunan
kerja. Tetapi dari sampel ini atau menempatkan manusia
ȶ¿¶À¾É¶·¾È¶ºü¶Â¶É¾·¶½Ì¶ sebagai titik sentral.Kabupaten
źÇÉÊ·ʽ¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶·ºÁÊ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½ȶÁ¶½ȶÉÊ
Ⱥ¾Â·¶Ã¼¹ºÃ¼¶ÃźÇÉÊ·ʽ¶Ã ¸ÄÃÉĽÀ¶·ÊŶɺÃζüº¾Á¾À¾
Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶Ã惙¶Ç¾¹¶É¶ keunggulan di beberapa sektor
¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾ȶ¿¶À¾É¶·¾È¶Á¾½¶É ekonomi namun tidak dibarengi
·¶½Ì¶ȺǶŶÃźø¶Ç¾ÀºÇ¿¶·¶ÇÊ ¹ºÃ¼¶Ãž¥¢ƒ
ºø¶ÀÊÅŠ…zȶ¿¶¶Ã¼À¶¾Ã¾
Tabel 2.12 Komponen Indeks
lalu mengalami akumulasi dengan
Pembangunan Manusia di Kabupaten
ɶ½ÊÃɶ½ÊÃȺ·ºÁÊÂÃζζü
Magelang Tahun 2007 - 2010
Ⱥ¶À¾ÃºÃÊÿÊÀÀ¶Ãɾü¼¾Ãζ
ketimpangan antara pencari kerja
45$5%*+7*+ :LLH :LLJ :LLK :L1L
¹ºÃ¼¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶ƒ—¶Î¶Ã¼À¶Ã
2+7'*(W*%*C
ȶ¿¶¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½ζüɾ¹¶À
ƉĂŶ,ŝĚƵƉ
ºø¶Å¶¾Šzȶ¿¶Àº·ÊÉʽ¶Ã N$*,&+O GK9K HL HL9LH HL9LH
Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶Èʹ¶½Ⱥ·¶ÃζÀ 2+7'*(A5/5'(
¾Ã¾¶Å¶Á¶¼¾¹¾É¶Â·¶½¹ºÃ¼¶Ã W&%&X(NQO K19B K19B K19BF K19BF
źùʹÊÀ¹¾ÁʶÇȶöζü ZĂƚĂƌĂƚĂ
tidak terdaftar di dinas terkait. S*=*(#5'"/*,(
–À¾·¶ÉÃζ·¶ÃζÀźø¶Ç¾ÀºÇ¿¶ N$*,&+O H91 H91 H9:G H9:G
ζüɺÁ¶½ºüºÃζÂźù¾¹¾À¶Ã P5+75/&*%*+(
lanjut menjadi pengangguran. Hal ƌŝŝůƉĞƌŬĂƉŝƚĂ
¾Ã¾ȶü¶É¹¾È¶Î¶Ã¼À¶ÃÀ¶ÇºÃ¶ ;ZŝďƵZƉͿ G:19F GBL9K GBB9:G GBG9KG
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¶ÃÊȾ¶ζüÈʹ¶½ YPA HL9G H19E H19HG H:9LJ
¶¹¶ɾ¹¶À¹¶Å¶É¹¾Ì¶¹¶½¾¹ºÃ¼¶Ã ¨Ê·ºÇŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…
·¶¾ÀÄÁº½̾Á¶Î¶½ÃζζüÂÊüÀ¾Ã
ºÃκ·¶·À¶ÃÈÊ·ºÇ¹¶Î¶ œÇ¶IJÀ‡ƒ†…žÃ¹ºÀÈź·¶Ã¼ÊöÃ
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¾Ã¾ÊÃÉÊÀ·ºÇžù¶½ Manusia di Kabupaten Magelang
Àº̾Á¶Î¶½Á¶¾Ãƒ ©¶½ÊÇ……Œ‚‡…†…

2ƒžÃ¹ºÀÈ¥ºÂ·¶Ã¼Êöâ¶ÃÊȾ¶
¥ºÂ·¶Ã¼ÊöÃöȾÄöÁ¶¹¶Á¶½
ź·¶Ã¼ÊööÃÊȾ¶žÃ¹ÄúȾ¶
ȺÊÉʽÃζ¹¶Ãź·¶Ã¼ÊöÃ
¶ÈζǶÀ¶ÉžÃ¹ÄúȾ¶ƒ™¶Á¶Â
kerangka demikian, pembangunan
öȾÄöÁȺÈÊü¼Ê½Ãζ
menempatkan manusia sebagai
objek (tujuan) sekaligus ¨Ê·ºÇŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
—ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶ÃÀÄÂÅÄúÞ¥¢¹¾¶É¶È 3. Karakteristik Ekonomi
¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶Ⱥ¸¶Ç¶ 3.1 Kondisi Perekonomian
ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã¹¶Ç¾ˆ¾Ã¹¾À¶ÉÄǁ‡ 3.1.1 PDRB
¾Ã¹¾À¶ÉÄÇÈʹ¶½ɺǼÄÁÄüɾü¼¾ ¥™§— ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÃ
ζÀþ¾Ã¹ºÀÈźù¾¹¾À¶Ã¹¶Ã¶Ã¼À¶ ‡……†–ɶÈ™¶È¶Ç¶Ç¼¶ ÄÃÈɶÃ
½¶Ç¶Å¶Ã½¾¹ÊŃ£¶ÂÊù¾É¾Ã¿¶Ê }–™ ~ɶ½ÊÇ………ȺþÁ¶¾
¹¶Ç¾¾Ã¹ºÀÈ¥™—ζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã §Åƒ‰ƒ‡Ž‡ƒˆŠ‰‰Š¿Êɶƒ™¶Ç¾ɶ½ÊÃ
dengan angka pengeluaran riil ‡……Œɺǿ¶¹¾źþüÀ¶É¶Ã¥™§—
źÇÀ¶Å¾É¶ɺÇÁ¾½¶É¶Ⱦ½Ǻù¶½ƒ ζü¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Çƒ¨ºÀÉÄÇζü
memberi kontribusi paling besar
¢ºÃÊÇÊɼǶIJÀž¥¢ɺÇÁ¾½¶É·¶½Ì¶
¶¹¶Á¶½ȺÀÉÄÇźÇɶþ¶Ã¹¶Ãζü
¶Ã¼À¶žÃ¹ºÀÈ¥ºÂ·¶Ã¼ÊöÃ
ŶÁ¾Ã¼Ǻù¶½¶¹¶Á¶½ȺÀÉÄÇÁ¾ÈÉǾÀ
¢¶ÃÊȾ¶}ž¥¢~ ¶·ÊŶɺÃ
gas, dan air minum. Kontribusi
Magelang terus mengalami
Ⱥɾ¶ÅȺÀÉÄÇȺÁ¶ÁÊ·ºÇÊ·¶½‚Ê·¶½
źþüÀ¶É¶ÃζüȾ¼Ã¾IJÀ¶Ã
Ⱥɾ¶Åɶ½ÊÃÃ惥ºÃ¾Ã¼À¶É¶Ã¥™§—
ζÀþȺ·ºÈ¶Ç†ÅľÃÉɾ¶Å
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã
ɶ½ÊÃÃ惝¶Ãζȶ¿¶Ŷ¹¶ɶ½ÊÃ
¶À¶ÃºþüÀ¶ÉÀ¶ÃÀºÈº¿¶½ÉºÇ¶¶Ã
‡……‚‡……Ž½¶Ãζºü¶Á¶Â¾
penduduk.
źþüÀ¶É¶Ã…ƒˆÅľÃɃ–üÀ¶
ž¥¢¾Ã¾¶Ⱦ½ɺǼÄÁÄüÀ¶Éº¼ÄǾ ¨¶ÂŶ¾ȶ¶É¾Ã¾¥™§—ɺÇɾü¼¾
ÀºÁÄÂÅÄÀºúü¶½¶É¶Èɺɶž ¶Ⱦ½¹¾¹Ä¾öȾÄÁº½ȺÀÉÄÇ
ºúü¶½¶É¶ÈζüŶÁ¾Ã¼·¶Ì¶½ źÇɶþ¶Ãƒ¢ºÈÀ¾ÅÊÃȺ¶À¾Ãɶ½ÊÃ
ζÀþ¹¾À¾È¶Ç¶ÃŒ…‚Œ‡ƒ¤Áº½Ⱥ·¶· semakin menurun. Penurunan
¾ÉÊźÇÁÊÁº·¾½¹¾É¾Ã¼À¶ÉÀ¶ÃÁ¶¼¾ ¿ÊÂÁ¶½ɺÇȺ·Êɹ¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ɺÇÊɶ¶¹¶Ç¾¶ÈźÀºÀÄÃľÃζ ¿ÊÂÁ¶½ŶúÃźÇɶþ¶Ãζü
ζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ã semakin menurun. Sementara
pengeluaran perkapita. itu, sektor jasa mengalami

Tabel 2.13 PDRB Kabupaten Magelang ADHK (dalam juta rupiah)


tahun 2007-2011
Lapangan Usaha PDRB (dalam juta rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011


1 Pertanian 1.057.402,65 1.087.510,19 1.127.359,19 1.145.120,42 1.142.912,87
Tanaman Bahan
Makanan 789.918,00 822.206,16 853.154,49 865.979,46 851.581,29
Tanaman
Perkebunan
Rakyat 74.808,02 67.879,04 71.802,97 72.180,80 76.984,72
Peternakan &
Hasil - hasilnya 115.241,62 118.761,01 122.267,97 125.785,55 130.552,82
Kehutanan 56.289,31 56.613,69 57.310,14 57.905,99 59.034,64
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Perikanan 21.150,70 22.043,29 22.823,62 23.268,68 24.759,40
Pertambangan
2 dan Penggalian 92.325,93 99.569,34 107.011,64 115.123,12 125.092,78
Industri Pengo-
3 lahan 685.407,65 715.344,04 738.829,99 766.616,23 794.597,72
Listrik, Gas, dan
4 Air Minum 19.200,81 19.641,28 20.506,14 22.199,82 23.212,99
Bangunan /
5 Konstruksi 308.530,57 327.159,81 349.220,84 373.875,83 405.580,50
Perdagangan,
Restoran dan
6 Hotel 530.289,12 554.143,63 572.258,39 598.255,34 621.357,12
Pengangkutan
7 dan Komunikasi 197.854,96 208.198,11 218.606,40 232.009,52 245.909,74
Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusa-
8 haan 100.342,61 104.070,61 107.757,65 112.121,22 117.687,44
9 Jasa - jasa 591.293,35 645.811,58 697.214,44 750.978,51 816.003,29
PDRB Kab Magelang 3.582.647,65 3.761.388,59 3.938.764,68 4.116.390,00 4.292.354,45

PDRB per kapita 3.086.174,72 3.220.248,39 3.351.395,72 3.481.023,26 3.607.405,54

Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2011

źþüÀ¶É¶Ãƒ¨ºÀÉÄÇ¿¶È¶‚¿¶È¶ ¶¹¶ÃζźÇÉÊ·ʽ¶ÃÃζɶ
semakin berkemabng karena ekonomi perkapita di Kabupaten
lokasi Kabupaten Magelang Magelang. Berikut ini data dan
ζüÈÉǶɺ¼¾ÈÀ¶ÇºÃ¶¹¾ÁºÌ¶É¾ źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¥™§—źÇÀ¶Å¾É¶
¿¶Á¶ÃŸÄ¼¿¶‚¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Ⱥ½¾Ã¼¼¶ Kabupaten Magelang atas dasar
di pinggir jalan tersebut timbul ½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÇ………
Àº¼¾¶É¶ÃÀĺÇȾ¶Áζü
œÇ¶IJÀ‡ƒ††¥™§—źÇÀ¶Å¾É¶
Àº·¶ÃζÀ¶Ã·ºÇÊŶÀº¼¾¶É¶Ã¿¶È¶ƒ
Kabupaten Magelang
3.1.2 PDRB per Kapita
¥™§—źÇÀ¶Å¾É¶ɺǹ¾Ç¾¶É¶È
¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶·ºÇÁ¶Àʹ¶Ã¶É¶È
¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶÃ¥™§—
perkapita digunakan untuk
¶Ã¶Á¾È¶¶¹¶Á¶½¥™§—źÇÀ¶Å¾É¶
Kabupaten Magelang atas dasar
½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÇ………À¶ÇºÃ¶ Sumber : Kabupaten Magelang dalam
¥™§—źÇÀ¶Å¾É¶¶É¶È¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶ –üÀ¶‡…†ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡
ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÇ………ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¾ÁºÌ¶É¾ Keberadaan Kabupaten Magelang
Ÿ¶Á¶ÃŸÄ¼¿¶‚¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Ⱥ½¾Ã¼¼¶ ζü·ºÇ¶¹¶¹¾¶ÃɶǶɾ¼¶¼ÊÃÊü
mendorong kegiatan komersial ζ¾ÉÊœÊÃÊü¨Ê·¾Ã¼¢ºÇ¶Å¾
¹¾ȺŶÿ¶Ã¼¿¶Á¶Ã¾Éʃ¨º½¾Ã¼¼¶ ¹¶Ã¢ºÇ·¶·Êº·ʶÉɶö½
ºÂźü¶Çʽ¾źù¶Å¶É¶Ã di Kabupaten Magelang menjadi
ζü¹¾ÉºÇ¾Ã¶źùʹÊÀζü subur dan cocok untuk pertanian.
ada di sekitar jalan tersebut.  º·¶ÃζÀ¶ÃźùʹÊÀ ¶·ÊŶɺÃ
¨ºÂ¶À¾ÃÁºÃ¼À¶ÅÃζȶǶö Magelang pintar bertani karena
ÊÃÉÊÀººÃʽ¾Àº·ÊÉʽ¶Ã º̶ǾȾÀº¶½Á¾¶Ã·ºÇɶþÉÊÇÊÃ
źùʹÊÀȺ½¾Ã¼¼¶ÀʶÁ¾É¶È ɺÂÊÇÊù¶Ç¾ÀºÁʶǼ¶Ã惩ÄɶÁ
½¾¹ÊźþüÀ¶ÉɺÇÊɶ¶ źü½¶È¾Á¶Ã¹¶Ç¾ȺÀÉÄÇźÇɶþ¶Ã
ɾüÀ¶Éźù¾¹¾À¶Ã¶ÈζǶÀ¶Éƒ ζü·ºÈ¶Çº·ʶÉȺÀÉÄÇ
Peningkatan tingkat pendidikan ºÀÄÃľºùľöȾ¥™§—
¶ÈζǶÀ¶É¿Ê¼¶ºÂźü¶Çʽ¾ Kabupaten Magelang. Kelengkapan
źþüÀ¶É¶Ã¥™§—źÇ ¶Å¾É¶ ¿¶Ç¾Ã¼¶Ã¾Ç¾¼¶È¾¹¶Ã·¶ÃζÀÃζ
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ–¹¶Ãζ sumber mata air di Kabupaten
·º·ºÇ¶Å¶À¶Ì¶È¶ÃÈÉǶɺ¼¾Èζü ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ȶü¶ÉºÂʹ¶½À¶Ã
akan meningkatkan kegiatan źºÃʽ¶Ã¾Ç¾¼¶È¾ɶö¶Ã
ºÀÄÃľ¹¾À¶Ì¶È¶ÃĤÀ¶Ì¶È¶Ã –¹¶ÃζÀº·¾¿¶À¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
ɺÇȺ·ÊɁȺ¶À¾ÃºþüÀ¶ÉÃζ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ⱥ·¶¼¶¾ȶÁ¶½ȶÉÊ
ÅÄÁ¶źǿ¶Á¶Ã¶ÃζüºÁºÌ¶É¾ ÁÊ·ÊüŶ¹¾¥ÇÄ˾ÃȾŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½
Kabupten Magelang, dan semakin semakin mendorong peningkatan
ºþüÀ¶ÉÃζźǶÃȺÀÉÄÇ¿¶È¶ ½¶È¾ÁźÇɶþ¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
Ĥ¿¶È¶ζüº¾Á¾À¾þÁ¶¾ɶ·¶½ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒœÇ¶IJÀÈÉÇÊÀÉÊǺÀÄÃľ
¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Ç¿Ê¼¶·ºÇźü¶Çʽ Kabupaten Magelang sebagai
besar pada peningkatan tersebut. berikut :

3.2 Struktur Perekonomian œÇ¶IJÀ‡ƒ†ˆ¡¶¿Ê¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã


Kabupaten Magelang Ekonomi Kabupaten Magelang

œÇ¶IJÀ‡ƒ†‡¨ÉÇÊÀÉÊÇšÀÄÃľ
Kabupaten Magelang 2011

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â –üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡
–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
3ƒˆ–öÁ¾È¾È Á¶È¾IJÀ¶È¾¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã ™ºÃ¼¶ÃÉǺÃȺ·¶¼¶¾·ºÇ¾ÀÊɏ
¥ºÃÊÇÊöÃÁ¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶Ã
œÇ¶IJÀ‡ƒ†‰¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
ekonomi Kabupaten Magelang
Miskin Kabupaten Magelang
¹¾Èº·¶·À¶Ã·º·ºÇ¶Å¶½¶ÁȶÁ¶½
ȶÉÊÃζÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
Kabupaten Magelang memiliki
ÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶ÃζüºÀÈÉǺ¿¶¹¾
½¶ÃζȺ·¶¼¾¶ÃÀº¸¾Á¹¶ºÇ¶½
ζü¹¶Å¶É¹¾ÀºÂ·¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀ
Àº¼¾¶É¶Ã·¾¹Ê¹¶Î¶ɺǶÈÊÀÊÃÉÊÀ
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľƒ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀζü ¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â
·ºÁʺ¾Á¾À¾ÀºÉǶžÁ¶Ãζü –üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡
·¶¾À¹¶ÃÁº¶¹ºÇȽ¾ÅζüÀÊǶüƒ
Ketergantungan pemasukan  ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ãζüɺǿ¶¹¾¹¾
Kabupaten Magelang termasuk
¥™§—¹¶Ç¾·º·ºÇ¶Å¶ȺÀÉÄÇȶ¿¶ƒ
kemiskinan struktural. Kemiskinan
Kerusakan jalan di beberapa titik
ζüɺǿ¶¹¾¹¾Èº·¶·À¶Ã·º·ºÇ¶Å¶
ºÃκ·¶·À¶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã¹¶Ã »¶ÀÉÄÇȺźÇɾÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
mengganggu proses distribusi  º·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ζü
·¶Ç¶Ã¼Ⱥ½¾Ã¼¼¶źǺÀÄÃľ¶Ã º¾Á¾À¾ÀºÁºÇºÃ¼¶Ã·ºÇ˶Ǿ¶È¾
ɺǼ¶Ã¼¼Êƒ©¾¹¶À½¶ÇÂÄþÈÃζ dan curam. Selain itu, tingkat
½Ê·Êü¶ÃźºǾÃɶ½ Äɶ źù¾¹¾À¶ÃζüºþüÀ¶É
membuat presentase penduduk
Magelang dan Kabupaten Magelang
miskin menurun. Tingkat
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ɾ·ÊÁ·ºÇ·¶¼¶¾ÀÄÃij¾À
ÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã¶Ⱦ½ɾü¼¾À¶ÇºÃ¶
ζü·ºÇźü¶ÇʽŶ¹¶Àº¼¾¶É¶Ã Àº·¶ÃζÀźùʹÊÀ¶Ⱦ½
ekonomi di Kabupaten Magelang. menggunakan pola pertanian
¥ºÃκ·¶·Á¶¾Ã¶¹¶Á¶½¶¹¶Ãζ ÉǶ¹¾È¾ÄöÁƒ ÊǶüÃζ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È
ÁºÉÊȶÃœÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾ζü dan mobilitas terutama di
ºþ·ÊÁÀ¶Ã·¶ÃζÀÀºÇʼ¾¶Ã ¹¶ºÇ¶½ÁºÇºÃ¼¼ÊÃÊüƒ—¶ÃÉʶÃ
źºǾÃɶ½ÊÃÉÊÀº·¶ÃÉÊ
termasuk di bidang ekonomi.
ǶÀζɾÈÀ¾ÃȺźÇɾ—¡©
ǶÈÀ¾Ã¹¶Ã·¶ÃÉʶÃÁ¶¾ÃÃζƒ
3.4 Disparitas Pendapatan
–¹¶Ãζ¼ÁÄ·¶Á¾È¶È¾¹¶ÃÀºÂ¶¿Ê¶Ã
™¾ÈŶǾɶÈźù¶Å¶É¶ÃɺǷ¶¼¾ teknologi turut membantu dalam
ºÿ¶¹¾ɾ¼¶ζ¾Éʹ¾ÈŶǾɶȶÃɶÇ pengentasan kemiskinan di
penduduk, antar sektor, dan antar Kabupeten Magelang. Sementara
̾Á¶Î¶½ƒ™¾ÈŶǾɶȶÃɶÇźùʹÊÀ disparitas pendapatan antar
ɺÇÁ¾½¶É¹¶Ç¾ɾüÀ¶ÉÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã ȺÀÉÄǹ¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ɾüÀ¶É
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈɺö¼¶ÀºÇ¿¶¶ÃɶÇ
ζü¶¹¶ƒ
sektor.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
™¶É¶¹¾ÈŶǾɶȶÃɶÇȺÀÉÄÇȺ·¶¼¶¾·ºÇ¾ÀÊɏ

Tabel 2.14 Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Magelang

Produktivitas Tenaga Kerja


Lapangan Usaha
(dalam juta rupiah)
  2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian 2,33 2,74 2,81 2,71 2,93
Pertambangan dan Penggalian 18,39 16,40 17,44 9,50 14,17
Industri Pengolahan 6,27 5,95 6,08 5,56 7,08
Listrik, Gas, dan Air Minum 7,65 34,50 35,65 29,78 13,01
Bangunan / Konstruksi 8,34 5,40 5,71 7,66 7,00
Perdagangan, Restoran dan Hotel 3,32 3,23 3,30 3,63 3,24
Pengangkutan dan Komunikasi 6,41 5,24 5,44 9,02 8,48
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 83,03 13,06 13,38 30,85 21,99
Jasa - jasa 4,88 4,66 4,97 6,76 6,05
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

™¾ÈŶǾɶÈɺÇȺ·Êɹ¾Èº·¶·À¶Ã ÀºÇ¿¶ζü·ºÈ¶Ç¶ÃɶǶȺÀÉÄÇ
·º·Ç¶Å¶½¶ÁȺźÇɾÀÄù¾È¾ źÇɶþ¶Ã¹ºÃ¼¶ÃȺÀÉÄÇÁ¶¾ÃÃζƒ
ÉÄÅļǶIJζü·ºÇ˶Ǿ¶È¾Ⱥ½¾Ã¼¼¶ ¨ºÂ¶À¾ÃºþüÀ¶ÉÃζɺÀÃÄÁļ¾
º·ʶÉ¿ÊÂÁ¶½Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ untuk mendorong beberapa sektor
¿Ê¼¶·ºÇ˶Ǿ¶È¾ɺǼ¶ÃÉÊü ȶ¿¶¹¶Ã·ºÁʹ¾Â¶Ã»¶¶ÉÀ¶ÃÄÁº½
¹¾Â¶Ã¶À¶Ì¶È¶ÃÃζ¹¶Ã·ºÇ¶Å¶ semua sektor terutama pertanian.
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ·ºÇÀº¼¾¶É¶Ã Sementara analisa disparitas antar
ºÀÄÃľƒŸÊÂÁ¶½ɺö¼¶ÀºÇ¿¶ ̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ
ζü·ºÀºÇ¿¶¹¾Ⱥɾ¶ÅȺÀÉÄÇɾ¹¶À berikut :
ȶ¶ɺǼ¶ÃÉÊüÀº¶½Á¾¶ÃȺɾ¶Å
œÇ¶IJÀ‡ƒ†Š¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃžÃ¹ºÀÈ
ɺö¼¶ÀºÇ¿¶¹¶ÃÀº·¶ÃζÀ¶Ã
Williamson Kabupaten Magelang
penduduk bekerja di sektor
źÇɶþ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶¥™§—ζü
·ºÈ¶Ç½¶ÇÊȹ¾·¶¼¾Ⱥ·ºÈ¶Çɺö¼¶
ÀºÇ¿¶ζü¶¹¶ÅÊÁ¶ƒ¥ºÇ·º¹¶¶Ã
kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana untuk setiap
ȺÀÉÄÇÉÊÇÊÉºÂźü¶Çʽ¾
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈȺÀÉÄÇɺÇȺ·ÊɃ ¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â
—ºÁÊÂÄÅɾ¶ÁÃζźǶà –üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡
źºǾÃɶ½ÊÃÉÊÀºùÊÀÊü
ȺÀÉÄÇźÇɶþ¶ÃºÃκ·¶·À¶Ã
źǷº¹¶¶ÃÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈɺö¼¶

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Angka indeks Williamson ÀÄÂŶǶɾ»}¬¾¹Ä¹Ä‡……‹~ƒ
ζü·ºÇ¶¹¶Ŷ¹¶þÁ¶¾…‰… Keunggulan kompetitif
menunjukkan jika di Kabupaten ºúÀ¶ÃÀ¶ÃŶ¹¶ºIJȾºÃȾ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶Ⱦ½ɺǿ¶¹¾¹¾ÈŶǾɶÈ pengelolaan penggunaan
¶ÃɶÇ̾Á¶Î¶½ÂĹºÇ¶Éƒ¶Á sumber – sumber ekonomi dalam
ɺÇȺ·Êɹ¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃÉÄÅļǶIJ proses produksi, distribusi, dan
ζü·ºÇ˶Ǿ¶È¾º·ʶÉ¿ÊÂÁ¶½ konsumsi. Sementara keunggulan
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¿Ê¼¶·ºÇ˶Ǿ¶È¾ ÀÄÂŶǶɾ»Áº·¾½ºúÀ¶ÃÀ¶Ã
ɺǼ¶ÃÉÊü¹¾Â¶Ã¶À¶Ì¶È¶ÃÃζ pada kepemilikan ekonomi,
¹¶Ã·ºÇ¶Å¶ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ infrastruktur, sosial, politik,
berkegiatan ekonomi. ¹ÃÀºÁºÂ·¼¶¶ÃÈʶÉʹ¶ºÇ¶½ƒ
¨ºÀÉÄÇζü½¶Ãζº¾Á¾À¾
–¹¶·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü keunggulan kompetitif atau
º¾Á¾À¾ÀºÊÃÉÊü¶Ã¹¶ºÇ¶½ keunggulan komparatif saja
ζüÈÉǶɺ¼¾Èƒ¨ºÂºÃɶǶ belum dapat dikatakan sebagai
¾ÉʁɾüÀ¶Éźù¾¹¾À¶Ãζü ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶ÃƒŸ¶¹¾ÊÃÉÊÀ
ºþüÀ¶Éº·ʶɶÈζǶÀ¶É ºÿ¶¹¾ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶ÃȺ·Ê¶½
berjuang untuk meningkatkan ȺÀÉÄǽ¶ÇÊȺ¾Á¾À¾Àº¹Ê¶Ãζ
ÀºÈº¿¶½ÉºÇ¶¶Ã¹¶ºÇ¶½Ã惨ºÇɶ keunggulan kompetitif dan
ÀÊǶüÃζ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È¹¶Ã keunggulan komparatif.
ÂÄ·¾Á¾É¶ÈɺÇÊɶ¶¹¾¹¶ºÇ¶½
lereng gunung. Meskipun demikian ™¶Ç¾ȺÂʶźǽ¾ÉÊü¶Ãζü
angka disparitas tersebut semakin Èʹ¶½¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃÁ¶Áʹ¾Á¶ÀÊÀ¶Ã
ºÃÊÇÊÃȺɾ¶Åɶ½ÊÃÃζÀ¶ÇºÃ¶ analisa penentuan sektor
jenis pekerjaan setiap kecamatan unggulan. Penentuan sektor
rata–rata sama dengan teknologi unggulan dilakukan dengn cara
ζüȶ¶Ⱥ½¾Ã¼¼¶źù¶Å¶É¶Ã ºü¼¶·ÊüÀ¶ÃȺÂʶ½¶È¾Á
ζü¹¾¹¶Å¶É¿Ê¼¶½¶ÂžÇȶ¶ƒ ºÉĹºζüÈʹ¶½¹¾¼ÊöÀ¶Ã¹¶Ã
Program–program pemerataan ºÁ¾½¶ÉȺÀÉÄǶöȶ¿¶ζü
pembangunan untuk mengurangi ººÃʽ¾ÈζǶɺÿ¶¹¾ȺÀÉÄÇ
¹¾ÈŶǾɶȶÃɶÇ̾Á¶Î¶½ƒ unggulan. Analisa penentuan
sektor unggulan berdasarkan
3.5 Analisis Sektor Unggulan ÅÄɺÃȾºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½¹¶Ã
Sektor unggulan merupakan ÅÄɺÃȾǺÁ¶É¾»ºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½
ȺÀÉÄÇζüº¾Á¾À¾ÀºÊü¼ÊÁ¶Ã Kabupaten Magelang sebagai
kompetitif dan keunggulan berikut :

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.15 Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Magelang

3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK 3RWHQVL(NRQRPL5HODWLI 
/DSDQJDQ8VDKD 7LSRORJL.ODVVHQ ,QSXW 3'5% 7HQDJD.HUMD -XPODK
7HQDJD.HUMD 3'5% 2XWSXW 7. 66 /4 7. 66 /4
3HUWDQLDQ  Y    
7DQDPDQ%DKDQ0DNDQDQ  Y  

7DQDPDQ3HUNHEXQDQ
5DN\DW    Y 
3HWHUQDNDQ +DVLOKDVLOQ\D    

.HKXWDQDQ    
3HULNDQDQ     
3HUWDPEDQJDQGDQ 
3HQJJDOLDQ   Y Y
,QGXVWUL3HQJRODKDQ  Y   
/LVWULN*DVGDQ$LU0LQXP     
%DQJXQDQ.RQVWUXNVL  Y Y Y

3HUGDJDQJDQ5HVWRUDQGDQ
+RWHO  Y   
3HQJDQJNXWDQGDQ
.RPXQLNDVL     
.HXDQJDQ3HUVHZDDQGDQ 
-DVD3HUXVDKDDQ    


-DVDMDVD  Y  Y Y Y 
5DWD5DWD 
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

Tabel analisa tersebut ¨ºÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã½¶ÇÊȺÿ¶¹¾


ºü¼¶·ÊüÀ¶Ã½¶È¾ÁºÉĹº unggulan pada analisa potensi
ÅÄɺÃȾºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½¹¶Ã ºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½¹¶ÃÅÄɺÃȾ
ÅÄɺÃȾǺÁ¶É¾»ºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½ ǺÁ¶É¾»ºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½ƒ—º·ºÇ¶Å¶
Ⱥ½¾Ã¼¼¶¹¾¹¶Å¶ÉÀºÈ¾ÂÅÊÁ¶Ã¿¾À¶ sektor lain menjadi unggulan pada
sektor unggulan di Kabupaten analisa potensi relatif ekonomi
¢¶¼ºÁ¶Ã¼½¶ÃζȺÀÉÄÇ¿¶È¶Ĥ¿¶È¶ƒ tapi tidak menjadi unggulan pada
¶ÁɺÇȺ·Êɹ¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã½¶Ãζ ÅÄɺÃȾºÀÄÃľ̾¶Î¶½Ⱥ½¾Ã¼¼¶
ȺÀÉÄÇ¿¶È¶Ĥ¿¶È¶ζüººÃʽ¾ tidak dapat dikategorikan sebagai
ÈζǶÉȺ·¶¼¶¾ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ãƒ sektor unggulan.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
3.5.1 Lokasi Sektor Unggulan

ªÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾¹¾¶öȶ¿¶ÁÄÀ¶È¾ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾Á¶ÀÊÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ãºü¶Ã¶Á¾È¶¹¶É¶¥™§—Ⱥɾ¶ÅÀº¸¶Â¶É¶Ã
¹ºÃ¼¶ÃºÉĹºζüȶ¶ÊÃÉÊÀºø¶Ç¾ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒ¶È¾Á¹¶Ç¾źǽ¾ÉÊü¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶ɶ·ºÁ·ºÇ¾ÀÊɏ

Tabel 2.16 Penentuan Lokasi Sektor Unggulan


Kabupaten Magelang

3RWHQVL(NRQRPL
3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK
5HODWLI
.HFDPDWDQ -XPODK
7LSRORJL.ODVVHQ ,QSXW 3'5%
7HQDJD.HUMD 3'5% 2XWSXW 7. 66 /4
6DODPDQ Y Y Y  
%RUREXGXU Y Y   
1JOXZDU Y Y Y Y 
6DODP Y  Y  
6UXPEXQJ Y  Y  
'XNXQ Y Y Y Y 
0XQWLODQ Y Y   
0XQJNLG Y  Y  
6DZDQJDQ Y  Y  
&DQGLPXO\R Y  Y  
0HUWR\XGDQ Y   Y  
7HPSXUDQ Y  Y  
.DMRUDQ   Y  
.DOLDQJNULN   Y  
%DQGRQJDQ     
:LQGXVDUL Y Y Y Y 
6HFDQJ Y Y Y  
7HJDOUHMR Y Y Y  
3DNLV Y Y Y  
*UDEDJ Y Y Y  
1JDEODN  Y Y Y Y 
5DWDUDWD 

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Sektor unggulan Kabupaten Magelang kecamatan memiliki sektor unggulan
·ºÇÊŶȺÀÉÄÇ¿¶È¶Ĥ¿¶È¶ζü ¶Ⱦü‚¶Ⱦüƒ™ºÃ¼¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾Ãζ
ɺǹ¶Å¶É½¶ÂžÇ¹¾ȺÂʶÀº¸¶Â¶É¶Ã sektor unggulan setiap kecamatan
Kabupaten Magelang kecuali ¶À¶ÃÂʹ¶½¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃźǺø¶Ã¶¶Ã
Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik, dan pengemabangan ekonomi Kabupaten
Bandongan. Kabupaten Magelang saat Magelang sesuai dengan sektor
¾Ã¾·ºÇ¶¹¶¹¾¹¶Á¶ÂÅÄȾȾȺ·Ê¶½ Êü¼ÊÁ¶ÃȺɾ¶ÅÀº¸¶Â¶É¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶
¹¶º¶Ç½ζüºÃÊ¿Ê·ºÃÉÊÀÀÄɶÀ¶ÇºÃ¶ dapat dikembangkan ekonomi sesuai
ȺÀÉÄÇζüºÿ¶¹¾Êü¼ÊÁ¶ÃÃζ dengan unggulan setiap kecamatan
¶¹¶Á¶½ȺÀÉÄÇ¿¶È¶¿¶È¶ζüºÿ¶¹¾ ¶¼¶Ç½¶È¾ÁÀº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¹¶Å¶É
¸¾Ç¾Ⱥ·Ê¶½kota. optimal. Sektor unggulan setiap
Àº¸¶Â¶É¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶ɶ·ºÁ
Selain sektor jasa sebagai sektor
unggulan Kabupaten Magelang. Setiap berikut :

Tabel 2.17 Sektor Unggulan setiap Kecamatan Kabupaten Magelang

7DQDPDQ 3HUGDJDQJDQ
3HUWDPEDQJDQ ,QGXVWUL %DQJXQDQ 3HQJDQJNXWDQ -DVD
%DKDQ 5HVWRUDQGDQ
GDQ3HQJJDOLDQ 3HQJRODKDQ .RQVWUXNVL GDQ.RPXQLNDVL MDVD
0DNDQDQ +RWHO

6DODPDQ       
%RUREXGXU       
1JOXZDU       
6DODP       
6UXPEXQJ       
'XNXQ       
0XQWLODQ       
0XQJNLG       
6DZDQJDQ       
&DQGLPXO\R       
0HUWR\XGDQ       
7HPSXUDQ       
.DMRUDQ       
.DOLDQJNULN       
%DQGRQJDQ       
:LQGXVDUL       
6HFDQJ       
7HJDOUHMR       
3DNLV       
!"#$#% & & & & & & &
'%#$(#) & & & & & & &
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
ˆƒ‹–öÁ¾È¾È¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇš»»º¸É

œÇ¶IJÀ‡ƒ†‹¶È¾Á¥ºÇ½¾ÉÊü¶Ã¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇš»»º¸É–ɶÈ
Dasar Harga Konstan

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

Multiplier effect merupakan efek  Ç¾ÉºÇ¾¶¹¶Ç¾½¶È¾Áźǽ¾ÉÊü¶Ã¢š


ÈʶÉÊÀº¼¾¶É¶Ãζü¶ÂÅÊ sebagai berikut:
membangkitkan beraneka
ragam kegiatan lain. Pada  ¢š‘†à Sektor tersebut
ÊÂÊÂÃζÀº¼¾¶É¶Ãζüº¾Á¾À¾ tidak menimbulkan
ÂÊÁɾÅÁ¾ºÇº»»º¸É¶¹¶Á¶½Àº¼¾¶É¶Ã multiplier effect
źǺÀÄÃľ¶Ãζü¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Ç
 ¢š“†à Sektor tersebut
dan andalan di dalam suatu
menimbulkan multiplier
kota. Akan tetapi belum tentu
effect
Ⱥ·Ê¶½Àº¼¾¶É¶Ãζü¸ÊÀÊÅ
besar mampu memiliki multiplier ™¶Ç¾½¶È¾Á¶Ã¶Á¾È¾È¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇ
º»»º¸Éºü¾Ã¼¶É½¶Á¾Ã¾ɺÇÀ¶¾É š»»º¸ÉºÃÊÇÊÉ¥™§— ¶·ÊŶɺÃ
¿Ê¼¶¹ºÃ¼¶ÃËÄÁʺ¹¶ÃȺ·¶Ç¶Ã ¢¶¼ºÁ¶Ã¼–™ÀÄÃÈɶÁ¹¶Å¶É
kegiatan tersebut dalam unit ¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶ȺÀÉÄÇζü
À¶Ì¶È¶ÃζüÁº·¾½Áʶȁ¹¶Á¶Â½¶Á ¶ÂÅʺÃκ·¶Ç}ÈžÁÁÄ˺Ç~
¾Ã¾¶¹¶Á¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ serta dapat membangkitkan
–öÁ¾È¶¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇš»»º¸ÉźÇÁÊ bagi kegiatan perekonomian di
dilakukan dalam perencanaan À¶Ì¶È¶ÃȺÀ¾É¶ÇÃζ¶¹¶Á¶½¨ºÀÉÄÇ
Ⱥ·Ê¶½ÀÄɶÊÃÉÊÀºÁ¾½¶É žÃ¹ÊÈÉǾ¥ºÃ¼ÄÁ¶½¶Ã¨ºÀÉÄÇ
ȺÀÉÄǶŶȶ¿¶ζüȺÁ¶Â¶¾Ã¾ ¡¾ÈÉǾÀœ¶È¹¶Ã–¾Ç—ºÇȾ½¨ºÀÉÄÇ
·ºÇÀºÂ·¶Ã¼¸ÊÀÊÅ·¶¾ÀȺ½¾Ã¼¼¶ Perdagangan, Hotel dan Restoran,
¶ÂÅʺÃκ·¶Ç}ÈžÁÁÄ˺Ç~ ¹¶Ã¨ºÀÉÄÇ ºÊ¶Ã¼¶Ã¥ºÇȺ̶¶Ã
serta memberi bangkitan bagi ¹¶ÃŸ¶È¶¥ºÇÊȶ½¶¶Ãƒ
Àº¼¾¶É¶ÃźǺÀÄÃľ¶Ã¹¾À¶Ì¶È¶Ã
ȺÀ¾É¶ÇÃζƒ

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4. Karakteristik Sarana dan Prasarana Persebaran sarana pendidikan
Keberadaan dan kelengkapan dianggap sangat penting untuk
sarana prasarana merupakan źºǶɶ¶ÃÀºÈºÂŶɶÃȺÀÄÁ¶½
»¶ÀÉÄÇÊɶ¶ζüºÃÊÿ¶Ã¼ ·¶¼¾¶ÈζǶÀ¶ÉÊȾ¶ȺÀÄÁ¶½
ÀºÂ¶¿Ê¶ÃÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ƒ ¹¾̾Á¶Î¶½¾ÉÊȺù¾Ç¾ƒ™ºÃ¼¶Ã
¥ºÃκ¹¾¶¶ÃȶǶö¹¶ÃÅǶȶǶö ɺÇźÃʽ¾Ãζ¿ÊÂÁ¶½»¶È¾Á¾É¶È
ÊÂʺÇÊŶÀ¶Ãɶü¼Êü¿¶Ì¶· pendidikan maka dapat dikatakan
źºǾÃɶ½À¶ÇºÃ¶ºÃζüÀÊÉ kabupaten tersebut mampu
½¶¿¶É½¾¹ÊÅÄǶü·¶ÃζÀ·¶¾À¾ÉÊ ºÃȺ¿¶½ÉºÇ¶À¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉÃζƒ
ÊÃÉÊÀººÃʽ¾Àº·ÊÉʽ¶ÃÅÄÀÄÀ ¨º½¾Ã¼¼¶¶ÈζǶÀ¶Éζü
Ⱥ½¶Ç¾‚½¶Ç¾¶ÊÅÊÃÀº·ÊÉʽ¶Ã Ⱥ¿¶½ÉºÇ¶¶À¶Ãº·ºÇ¾À¶Ãº»ºÀ
sekunder. Sarana dan prasarana positif bagi kemajuan kabupaten
·ºÇźǶÃȺ·¶¼¶¾»¶È¾Á¾É¶Èζü ¹¶ÃºþüÀ¶ÉÀ¶ÃɶǶ»½¾¹ÊÅ
¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉÁʶÈζü ¶ÈζǶÀ¶ÉÊÃÉÊÀÁº·¾½·¶¾ÀÁ¶¼¾ƒ
źÃκ¹¾¶¶ÃÃζ¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃȺ¸¶Ç¶ —ºÇ¾ÀÊɾþ¶¹¶Á¶½¹¶É¶‚¹¶É¶¹¶Ã
ȺǺÃɶÀ¶É¶Ê¶ÈȶÁƒ¥ºÃκ¹¾¶¶Ã ¶Ã¶Á¾È¾ÈºüºÃ¶¾·¶ÃζÀÃζ
sarana prasarana tersebut antara ¿ÊÂÁ¶½ȶǶöźù¾¹¾À¶Ãζü¶¹¶
lain mencakup sarana pendidikan, di Kabupaten Magelang.
ÀºÈº½¶É¶ÃÉǶÃÈÅÄÇɶȾ
Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah SD,
peribadatan, dan permukiman
SMP, dan SMA di Kabupaten Magelang
ȺÇɶȶǶöÁ¶¾ÃÃζζü
tahun 2007 - 2011
ºùÊÀÊü¶ÀÉ˾ɶÈÀº¼¾¶É¶Ã
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺÃ

4.1 Sarana Pendidikan


Peran sarana pendidikan dalam
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ºÇÊŶÀ¶Ã½¶Á
ζüȶü¶ÉźÃɾüƒ¨¶Ç¶Ã¶
źù¾¹¾À¶ÃºÇÊŶÀ¶ÃȶÁ¶½ȶÉÊ
andalan untuk mempersiapkan
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¶ÃÊȾ¶ζü
¹¾·ÊÉʽÀ¶ÃÊÃÉÊÀºü½¶¹¶Å¾ ¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â
tantangan zaman.Persiapan –üÀ¶ɶ½ÊÇ…†…‚‡…††
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¶ÃÊȾ¶¹¶Á¶Â
bidang pendidikan dilakukan ¨ºÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶È¹¶Å¶É
sejak dari masa pendidikan dasar, ¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶Ã·¶½Ì¶źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã
ºúü¶½¹¶Ãɾü¼¾ƒ¨ºÁ¶¾Ã¾ÉÊ ¿ÊÂÁ¶½ȶǶöȺÀÄÁ¶½ºþüÀ¶Éƒ
peran sarana pendidikan sangat £¶ÂÊÃźþüÀ¶É¶Ã¶Ⱦ½
penting dalam memperlancar Ǻù¶½¹¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã¹¶Á¶ÂÊȶ½¶
pelaksanaan proses pembelajaran. źºǾÃɶ½ÊÃÉÊÀºþüÀ¶ÉÀ¶Ã
pendidikan di Kabupaten Magelang.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Gambar 2.12 Sekolah di Kecamatan Sawangan
¨Ê·ºÇÈÊÇ˺¾Á¶Å¶Ã¼¶Ã‡…†‡

4.1.1 Sekolah Dasar (SD)

œÇ¶IJÀ‡ƒ†Œ¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨™
Kabupaten Magelang Tahun 2016 – 2021

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…‚‡…††™¾ÄÁ¶½©¶½ÊÇ…†‡

¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Ç¶É¶Ê¨™ºÇÊŶÀ¶Ã ȶǶö¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Ç¿Ê¼¶źÇÁÊ
ȶÁ¶½ȶÉʶöÁ¾È¾Èζü¸ÊÀÊÅ ¹¾ÅºÇ½¾ÉÊüÀ¶Ã¶À¶ÃźúÂŶɶÃ
penting dalam sarana pendidikan ¹¶ÃǶ¹¾ÊÈźø¶Å¶¾¶ÃÃζ·¶¼¾
ºü¾Ã¼¶É¶¹¶ÃζÅÇļǶ źùʹÊÀƒªÈ¾¶¹¶Ç¾ÂÊǾ¹
źºǾÃɶ½ɺÃɶü̶¿¾· ¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Ç¶Ⱦ½¹¾À¶É¶À¶Ã
·ºÁ¶¿¶ÇŽɶ½Êù¾Â¶Ã¶ɾüÀ¶É ¹¾·¶Ì¶½ÊÂÊÇÄÁº½À¶ÇºÃ¶Ãζ
¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Ç¶¹¶Á¶½·¶¼¾¶Ã ºǺÀ¶¶Ⱦ½źÇÁʺù¶Å¶É
ζü½¶ÇÊȹ¾ÉºÂÅʽȺÁ¶Â¶‹ źü¶Ì¶È¶Ã¹¶Ç¾ÄǶüȺÀ¾É¶Ç
ɶ½ÊèºÉºÁ¶½·ºÁ¶¿¶Ç¹¶Ã·ºÇ¶¾Ã ¶À¶ÃÀºÈºÁ¶Â¶É¶ÃÃ惧¶¹¾ÊÈ
¹¾¶ȶ©¶Â¶ÃÀ¶Ã¶À‚À¶Ã¶À źø¶Å¶¾¶Ãζü¾¹º¶ÁÊÃÉÊÀ
¾ÁÂÊζüɺÁ¶½¹¾ÅºÇÄÁº½Ŷ¹¶ ȶǶöȺÀÄÁ¶½¹¶È¶Ç¶¹¶Á¶½†………
masa TK mulai diterapkan pada ºɺǹ¶Ã·ºÇÁÄÀ¶È¾¹¾ɺü¶½
ɾüÀ¶É¶Ã¶Ì¶Áº¶ÈÊÀ¾¿ºÃ¿¶Ã¼ lingkungan keluarga.
¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Çƒ º·ºÇ¶¹¶¶Ã¶À¶Ã

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
–Ŷ·¾Á¶ºÁ¾½¶É¼Ç¶IJÀ¹¾È¶Âžü ¨™ƒ—¾È¶¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶ÃÊÃÉÊÀȶǶö
¹¶Å¶É¹¾À¶É¶À¶Ã·¶½Ì¶ źù¾¹¾À¶Ã¨™źÇÁʹ¾źǽ¶É¾À¶Ã
źǷ¶Ã¹¾Ã¼¶ÃÃζºÃÊÿÊÀÀ¶Ã Ⱥ¸¶Ç¶ºÍÉǶÀ¶ÇºÃ¶ºÇÊŶÀ¶Ã
źÇÁʶ¹¶Ãζźö·¶½¶Ã ¹¶È¶Ç¹¶Ç¾źù¾¹¾À¶Ã¶Ì¶Áƒ
¿ÊÂÁ¶½»¶È¾Á¾É¶È¨ºÀÄÁ¶½™¶È¶Ç¹¾ ¥ÇÄκÀȾÀº·ÊÉʽ¶Ã¨™¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã
Kabupaten Magelang. Mengingat ÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾Ⱥ·ºÇ¶Å¶
źÃɾüÃζźù¾¹¾À¶Ã¹¶È¶Ç·¶¼¾ ·¶ÃζÀȶǶöζüȺºÈɾÃζ
¶Ã¶À‚¶Ã¶À¶À¶źºÃʽ¶Ã ¹¾É¾Ã¼À¶É¶À¶Ã½¾Ã¼¼¶†…ɶ½ÊÃ
Àº·ÊÉʽ¶Ã¶À¶Ã»¶È¾Á¾É¶È¨ºÀÄÁ¶½ mendatang. Hasil ekstrapolasi
™¶È¶Ç¾Ã¾ŶÉÊɺù¶Å¶kan ÅÇÄκÀȾºÃÊÿÊÀÀ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã
źǽ¶É¾¶ÃÀ½ÊÈÊȹ¶Ç¾źºǾÃɶ½ ȶǶöźù¾¹¾À¶Ã¨ºÀÄÁ¶½
terkait di Kabupaten Magelang. ™¶È¶Ç¹¾¶É¶ÈŶ¹¶ɶ½ÊÇ…††
¶Ⱦ½·ºÁÊÂȺÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã
™¶Ç¾¶Ã¶Á¾È¾È¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶È Èɶù¶ÇÀº·ÊÉʽ¶Ãζü¶¹¶ƒ
ºÃÊÿÊÀÀ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã –¹¶·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü
ȶǶö¨™ɶ½ÊÇ…††·¶½Ì¶ mengalami penurunan seperti di
ǶɶĤǶɶȺÁÊÇʽÀº¸¶Â¶É¶Ã  º¸¶Â¶É¶Ã™ÊÀÊù¶Ã£¼¶·Á¶Àƒ
mengalami kekurangan sarana

‰ƒ†ƒ‡¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½¥ºÇɶ¶}¨¢¥~

œÇ¶IJÀ‡ƒ†¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨¢¥
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2021

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…‚‡…††™¾ÄÁ¶½©¶½ÊÇ…†‡

SMP merupakan jenjang Tabel diatas merupakan analisis


źù¾¹¾À¶Ãºúü¶½ȺɺÁ¶½ ÅÇÄκÀȾɶ½ÊÇ…†‹¹¶Ã‡…‡†
ȺÀÄÁ¶½¹¶È¶Çƒ¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ã¾Ã¾ ¹¶Ç¾ȶǶö¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½
¹¾ÉºÂÅʽ¹¶Á¶Â̶ÀÉʈɶ½Êà Pertama di Kabupaten Magelang.
sebagai pelengkap dari program
̶¿¾··ºÁ¶¿¶ÇŽɶ½ÊÃ

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
©ºÇÁ¾½¶É¹ºÃ¼¶Ã¿ºÁ¶ÈźǷº¹¶¶Ã ™¶Ç¾½¶È¾ÁºÀÈÉǶÅÄÁ¶È¾¹¶Å¶É
¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½ȶǶöζü ¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶È¶Ãζ†…ɶ½ÊÃ
¹¾·ÊÉʽ¶À¶Ã¹ºÃ¼¶ÃȶǶö ζü¶À¶Ã¹¶É¶Ã¼¿ÊÂÁ¶½ȶǶö
ºÀȾÈɾüƒ™¾ÈŶǾɶÈɺÇȺ·ÊÉ ¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½¥ºÇɶ¶}¨¢¥~
nampak sangat jelas pada ζü¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
ȺÁÊÇʽ º¸¶Â¶É¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½Ⱥ¿ÊÂÁ¶½‡…
unit SMP untuk menampung
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒ º·ÊÉʽ¶ÃȶǶö¨¢¥
penduduk usia SMP. Terdapat
ζü¶Ⱦ½ȶü¶ÉÀÊǶüÀ¶ÇºÃ¶
·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü
½¶Â·¶É¶ÃÀÄù¾È¾ÉÄÅļǶIJζü
mengalami penurunan pada 10
cenderung curam beserta pola ɶ½Êúù¶É¶Ã¼·ºÇ¶Çɾ·¶ÃζÀ
žÀ¾Ç¶ÈζǶÀ¶Éζü¶Ⱦ½ źùʹÊÀÊȾ¶¨¢¥ζüȺÀÄÁ¶½
ȶü¶ÉǺù¶½ƒ ¹¾ÁʶÇÀº¸¶Â¶É¶Ã¶È¶ÁÃζ.

‰ƒ†ƒˆ¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½–ɶÈ}¨¢–~

œÇ¶IJÀ‡ƒ†Ž¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨¢– ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Tahun 2016 - 2021

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…‚‡…††™¾ÄÁ¶½‡…†‡

¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½–ɶȶɶʨ¢– tidak dibatasi. SMA menampung


merupakan tingkat pendidikan murid dari lulusan SMP dan 1 SMA
Á¶Ã¿ÊɶÃζü¹¶Å¶É¹¾¶ÇɾÀ¶Ã ºÁ¶Î¶Ã¾†¨¢¥ƒ
Ⱥ·¶¼¶¾Ⱥ·Ê¶½Á¶Ã¼À¶½¶Ì¶Á
ºÃÊ¿ÊɾüÀ¶É¶ÃζüÁº·¾½ɾü¼¾ƒ ¨º¸¶Ç¶¿ºÁ¶È¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶
¨¢–¶É¶ÊȺÀÄÁ¶½ºúü¶½¶É¶È ¼Ç¶IJÀºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶
¶¹¶Á¶½ȶ¶Ç¶Ã¶źù¾¹¾À¶Ãζü Àº·ÊÉʽ¶Ã¶À¶ÃȶǶö¨¢–¹¾
memiliki jangkauan luas, baik lokasi Kabupaten Magelang sangat
¶ÊÅÊÿ¶Ç¶Àźø¶Å¶¾¶ÃÃζ tinggi, Bisa di simpulkan sarana

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
SMA di Kabupaten Magelang pesat, terutama pada kecamatan
¶Ⱦ½ȶü¶É¾þ¹¶Ã·ÊÉʽ ¢ºÉÇÄÎʹ¶ÃζüŶÁ¾Ã¼źȶÉ
¹¾ɶ·¶½ÊÃÉÊÀºþüÀ¶ÉÀ¶Ã ºþüÀ¶ÉÃζƒ–À¶Ãɺɶž¿ÊÂÁ¶½
sarana pendidikan di Kabupaten ɺÇȺ·ÊÉɾ¹¶ÀÁ¶½½¶ÇÊÈɺÇźÃʽ¾
Magelang. Hasil ekstrapolasi ȺźÃʽÃζÀ¶ÇºÃ¶ºÈɾ¹¾É¾Ã¿¶Ê
¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶Àº·ÊÉʽ¶Ã ɺÇÁº·¾½¹¶½ÊÁʹºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½
sarana SMA di Kabupaten źùʹÊÀÊȾ¶¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃº¼¶½
¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ŷ¹¶†…ɶ½ÊÃζü Atas (SMA).
akan datang semakin meningkat
4.2 Sarana Kesehatan
œÇ¶IJÀ‡ƒ‡…ŸÊÂÁ¶½¨¶Ç¶Ã¶ ºÈº½¶É¶Ã¥ºÇ º¸¶-
matan di Kabupaten Magelang tahun 2011

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Â–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

¨¶Ç¶Ã¶ÀºÈº½¶É¶ÃºÇÊŶÀ¶Ã ¢ºÃÊÇÊɽ¶È¾ÁºÀȾÈɾüŶ¹¶
ȶÁ¶½ȶÉʾù¾À¶ÉÄÇźÃɾüÊÃÉÊÀ ¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶ÈźÇȺ·¶Ç¶Ã¹¾
ºüÊÀÊÇɾüÀ¶ÉÀºÈº½¶É¶Ã masing – masing kecamatan dinilai
Èʹ¶½¸ÊÀÊźǶɶƒ¬¶Á¶ÊÅÊÃ
manusia. Keberadaan akan sarana ɺǹ¶Å¶É·º·ºÇ¶Å¶ȶǶöζü
ÀºÈº½¶É¶Ãȶü¶É¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã·¶¼¾ ɾ¹¶ÀɺÇźÃʽ¾ζü¹¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ÈʶÉÊȺÀºÁÄÂÅÄÀ¶ÈζǶÀ¶Éƒ standar sarana jangkauan
¨¶Ç¶Ã¶ÀºÈº½¶É¶Ãζü¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã kabupaten bukan kecamatan,
·¶¼¾¶ÈζǶÀ¶É¶¶ÃɶǶ Ⱥ½¾Ã¼¼¶Ŷ¹¶Àº¸¶Â¶É¶Ãɾ¹¶À
perlu sarana tersebut karena
Á¶¾Ã¶¹¶Á¶½Çʶ½ȶÀ¾É}§¨~
Èʹ¶½ɺÇcukupi. Sarana tersebut
puskesmas, puskesmas pembantu,
¾ȶÁÃζ§Ê¶½¨¶À¾ÉªÂÊÂ
¶ÅÄɺÀÀÁ¾Ã¾À¹¶ÃÁ¶¾ÃÃζƒ
}§¨ª~ƒ

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
4.2.1 RSU (Rumah sakit Umum)
§Ê¶½ȶÀ¾ÉÊÂʶ¹¶Á¶½ȶǶö bagi puskesmas – puskesmas
ÀºÈº½¶É¶Ãζü¹¾Â¶Ã¶¹¾Ⱥɾ¶Å ¹¾·ºÇ·¶¼¶¾¹¶ºÇ¶½Àº¸¶Â¶É¶Ã
À¶·ÊŶɺý¶ÇÊȺ¾Á¾À¾¾þ¶Á Ⱥ½¾Ã¼¼¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶ÃÈʶÉÊÇʶ½
†·Ê¶½ƒªÃÉÊÀÈɶù¶Ç¿¶Ã¼À¶Ê¶Ã sakit umum memiliki fasilitas
ȶÉÊÇʶ½ȶÀ¾É¶¹¶Á¶½†‡…ƒ……… źüķ¶É¶Ãζü¸ÊÀÊÅ·¶¾Àƒ
¿¾Ì¶źùʹÊÀ¹¾ÈʶÉÊÀ¶·ÊŶɺà ¨ºÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã¹¶É¶ζü¶¹¶
¨º½¾Ã¼¼¶ÊÃÉÊÀÀ¶·ÊŶɺÃζü §¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
º¾Á¾À¾¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀζü ½¶Ãζɺǹ¶Å¶É¹¾ º¸¶Â¶É¶Ã
¸ÊÀÊÅ·¶ÃζÀ¶À¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã ¢ºÉÇÄÎʹ¶Ã¾Ã¾ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
·¶ÃζÀ¹¾·¶Ã¼ÊÃÇʶ½ȶÀ¾É ·¶½Ì¶¶Ⱦ½ÀÊǶüÃζȶǶö
umum untuk mencapai kualitas §¨ªÊÃÉÊÀ¶Ã¶Á¾È¾ÈȺÁ¶Ã¿ÊÉÃζ
ÀºÈº½¶É¶Ã¶ÈζǶÉÃζÁº·¾½ akan dilakukan mencari
·¶¾ÀÁ¶¼¾ƒ§Ê¶½ȶÀ¾ÉÊÂÊ Àº·ÊÉʽ¶Ã§¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
dibangun untuk menjadi rujukan Magelang.

œÇ¶IJÀ‡ƒ‡†ŸÊÂÁ¶½ º·ÊÉʽ¶Ã§¨ª ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…††

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…‚‡…††™¾ÄÁ¶½©¶½ÊÇ…†‡

§¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ º¾Á¾À¾ǶȾľ¹º¶Á†‡‰…ƒ………
¶Ⱦ½ɺǼÄÁÄüÀÊǶü‰ÊþɁ ¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ ¶·ÊŶɺÃ
½¶È¾Á¾Ã¾¹¾½¾ÉÊü¹¶Ç¾ȺÁÊÇʽ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ŷ¹¶ɶ½ÊÇ…††¶¹¶Á¶½
¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ ¶·ÊŶɺà †ƒ†‹‰ƒ‡‹Œ¿¾Ì¶ƒ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼À¶ÇºÃ¶Ⱥɾ¶Å§¨ª¾ÉÊ

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.2.2 Puskesmas
¥ÊÈÀºÈ¶È¶¹¶Á¶½ɾüÀ¶É dibangun puskesmas pembantu.
ɺǺù¶½¹¶Ç¾¹ºÅ¶ÇɺºÃ Pembangunan puskesmas
 ºÈº½¶É¶ÃÊÃÉÊÀºÂÄþÉÄǾü dianggap sangat penting bagi
ÀºÈº½¶É¶Ã¶ÈζǶÀ¶Éƒ™¾ ¶ÈζǶÀ¶ÉŶ¹¶ÊÂÊÂÃζ¹¶Ã
setiap kecamatan memiliki satu ¶ÈζǶÀ¶Éºúü¶½Àº·¶Ì¶½
puskesmas dan apabila penduduk Ŷ¹¶À½ÊÈÊÈÃζ¹¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ζü¶¹¶¹¾ÈʶÉÊÀº¸¶Â¶É¶Ã terdapat pengobatan gratis bagi
º¾Á¾À¾¿ÊÂÁ¶½ζü¸ÊÀÊÅ mereka tanpa dan dengan kartu
·¶ÃζÀ¶É¶ÊÁº·¾½¹¶Ç¾Èɶù¶Ç Ÿ¶ÂÀºÈ¶È}Ÿ¶Â¾Ã¶Ã ºÈº½¶É¶Ã
†ÅÊÈÀºÈ¶È·ºÇ¿ÊÂÁ¶½ˆ…ƒ……… ¢¶ÈζǶÀ¶É~Ⱥ½¾Ã¼¼¶źüķ¶É¶Ã
¿¾Ì¶¶À¶¹¶Å¶É¹¾·¶Ã¼Êà ºǺÀ¶¹¾·º·¶ÈÀ¶Ã¹¶Ç¾·¾¶Î¶ƒ
ÅÊÈÀºÈ¶ÈÁº·¾½¹¶Ç¾ȶÉʶɶÊÅÊÃ

œÇ¶IJÀ‡ƒ‡‡¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¥ÊÈÀºÈ¶È
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2031

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶‡…†…‚‡…††™¾ÄÁ¶½©¶½ÊÇ…†‡

Sesuai dengan analisis diatas ÅÊÈÀºÈ¶È†…ɶ½Êúù¶É¶Ã¼


·¶½Ì¶¥ÊÈÀºÈ¶È¹¾ ¶·ÊŶɺà ¶Ⱦ½Áº·¾½¹¶Ç¾Èɶù¶Ç¿ÊÂÁ¶½
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ºÁº·¾½¾¹¶Ç¾Èɶù¶Ç ÅÊÈÀºÈ¶Èζü¹¾½¾ÉÊüȺÈʶ¾
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶Èʹ¶½ ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀƒ—¾È¶¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶Ã
menjangkau ke semua kecamatan puskesmas diKabupaten Magelang
¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒªÃÉÊÀ Èʹ¶½ºÁ¶Î¶Ã¾ȺÁÊÇʽÀº¸¶Â¶É¶Ãƒ
ÅÇÄκÀȾÀº·ÊÉʽ¶ÃȶǶö

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
4.2.3 Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu merupakan di Kecamatan Muntilan dan
puskesmas yang dibangun untuk Kecamatan Mungkid. Pada kedua
membantu memenuhi pelayanan kecamatan tersebut sampai saat
kesehatan di setiap kecamatan di ini masih kekurangan jumlah
Kabupaten Magelang. puskesmas pembantu. Namun,
Dari analisis tersebut disimpulkan hal tersebut tidak teralu menjadi
bahwa jumlah Puskesmas masalah karena di kedua kecamtan
Pembantu di Kabupaten Magelang tersebut masih terlayani oleh
saat ini sudah dapat mencukupi sarana kesehatan lain seperti
kebutuhan yang ada kecuali puskesmas dan Rumah Sakit.

œÇ¶IJÀ‡ƒ‡ˆŸÊÂÁ¶½šÀȾÈɾü™¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã¥ÊÈÀºÈ¶È
¥ºÂ·¶ÃÉÊ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…††

Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2010-2011, Diolah Tahun 2012

4.3 Sarana Peribadatan


Sarana peribadatan merupakan penempatan sarana peribadatan
salah satu sarana pendukung yang mudah dijangkau oleh mas-
masyarakat dalam melakukan ke- ing-masing pemeluk agama, agar
giatan keagamaan. Tempat periba- terjadi keseimbangan antara keg-
datan berguna untuk memenuhi iatan jasmani dan rohani.
kebutuhan rohani setiap manusia,
oleh karena itu perlu adanya

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
œÇ¶IJÀ‡ƒ‡‰ŸÊÂÁ¶½¨¶Ç¶Ã¶—ºÇ¾·¶¹¶½¥ºÇ º¸¶Â¶É¶Ã
di Kabupaten Magelang, 2011

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼™¶Á¶Â–üÀ¶ɶ½ÊÇ…†…‚‡…††
‰ƒ‰¨¶Ç¶Ã¶¥ºÂÊÀ¾Â¶Ã
¢¶ÃÊȾ¶º·ÊÉʽÀ¶ÃɺÂŶÉ Kabupaten Magelang. Hal tersebut
·ºÇɺ¹Ê½¹¶Ã·ºÇÁ¾Ã¹Êü disebabkan karena di bagian
¹¶Ç¾·¶½¶Î¶ζü¶¹¶¹¾Áʶǁ ɺü¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÂÊøÊÁ¶½Çʶ½ζü ¹¾ÁºÌ¶É¾ÄÁº½¿¶ÁÊǮļζÀ¶Çɶ‚
adapat melindungi manusia dari ¨ºÂ¶Ç¶Ã¼ζüºÿ¶¹¾À¶Ã
·ºÇ·¶¼¶¾¶Ã¸¶Â¶Ãζü¶¹¶ƒ™¾ ÁÄÀ¶È¾ɺÇÈ·ÊÉȶü¶ÉÁ¶½ÈÉǶɺ¼¾È
kabupaten Magelang, keberadaan ¹¶Ã·ºÇþÁ¶¾¿Ê¶Áɾü¼¾ƒ¨º½¾Ã¼¼¶
źÇÂÊÀ¾Â¶ÃɺÇȺ·¶Ç¹¾ȺÁÊÇʽ ¶ÈζǶÀ¶É¸ºÃ¹ºÇÊüÊÃÉÊÀ
̾Á¶Î¶½ζü¶¹¶·¶¾À¹¾ÊɶǶ tinggal di sekitar jalur tersebut
selatan, barat, maupun timur À¶ÇºÃ¶¹¾Î¶À¾Ã¾ÁÄÀ¶È¾ɺÇȺ·ÊÉ
¶Ⱦ½¹¾ÉºÂÊÀ¶ÃÀº·ºÇ¶¹¶¶Ã ºÂÅÊÃζ¾ÅÇÄÈźÀζü·¶¼ÊÈ
permukiman. Namun bisa untuk membuka bisnis ataupun
¹¾Á¾½¶É·¶½Ì¶źÇȺ·¶Ç¶Ã½¶Ãζ Êȶ½¶‚Êȶ½¶Á¶¾ÃÃζƒ
ɺÇÀÄÃȺÃÉǶȾŶ¹¶·¶¼¾¶Ãɺü¶½
Gambar 2.13 Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Magelang 2012

Sumber : Analisa Kelompok 2012


6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
4.5 Sarana Perekonomian
¥¶È¶ÇȺ·¶¼¶¾ɺÂŶÉ·ºÇɺÂÊÃζ À¶ÇºÃ¶¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½ȶ̶½ζü
antara penjual dan pembeli Èʹ¶½¶¹¶¶Ⱦ½¶¹¶·ºÇ¶Å¶
ɺÇȺ·¶Ç¹¾½¶ÂžÇȺÁÊÇʽ̾Á¶Î¶½ ¹¶ºÇ¶½ζü·ºÁÊÂɺǿ¶Ã¼À¶Ê
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ¢¶ÎÄǾɶȁ ÄÁº½Ŷȶǃ¶Á¾Ã¾¹¾É¶ÀÊÉÀ¶Ã¶À¶Ã
pasar di Kabupaten Magelang ºÃκ·¶·À¶ÃȺ¶À¾ÃÉÊÇÊÃÃζ
merupakan pasar tradisional, tingkat ekonomi Kabupaten
Ƚ¾Ã¼¼¶Àº·ºÇ¶¹¶¶ÃÃζźÇÁÊ Magelang, terutama dari sektor
¹¾ÅºÇ½¶É¾À¶Ã¶¼¶Çɾ¹¶ÀɺǼºÇÊÈ źÇɶþ¶ÃƒŸÊÂÁ¶½ŶȶÇζü
dengan perkembangan jaman. Àº¹ºÅ¶ÃÃζ¶À¶ÃȺ¶À¾Ã
™¾ÈÉǾ·ÊȾ·¶Ç¶Ã¼¹¶Ç¾ÀºÅÇĹÊȺà ·ºÇÀÊǶü¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
ÀºÅ¶¹¶ÀÄÃÈʺÁÀº·¶ÃζÀ¶Ã źÇÊ·¶½¶ÃÅÄÁ¶½¾¹ÊŶÈζǶÀ¶Éƒ
melalui media pasar. Apalagi ¨º½¾Ã¼¼¶Àº·ºÇ¶¹¶¶ÃŶȶÇ
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ζü ÉǶ¹¾È¾ÄöÁ¶À¶ÃɺǼ¶ÃɾÀ¶ÃÄÁº½
ºÇÊŶÀ¶Ãźü½¶È¾Á·¶Ç¶Ã¼‚ pusat perbelanjaan modern.
barang pertanian amat sangat ¥¶¹¶½¶ÁºÈºÃȾ¹¶Ç¾ŶȶÇ
bergantung pada keberadaan ÉǶ¹¾È¾ÄöÁȶü¶ÉÁ¶½źÃɾü¹¶Ã
Ŷȶǃ£¶ÂÊÃȶü¶É¹¾È¶Î¶Ã¼À¶Ã perlu dilestarikan.

Gambar 2.14 Peta Persebaran Pasar Kabupaten Magelang 2012

Sumber : Analisa Kelompok 2012

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.6 Sarana Transportasi Magelang, mebuat beberapa jalan
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ζü º¾Á¾À¾¹ºÇ¶¿¶ÉÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶Ãζü
·ºÇ¶¹¶¹¾¶ÃɶǶ®Ä¼Î¶À¶Çɶ¹¶Ã ¸ÊÀÊɾü¼¾Ⱥ½¾Ã¼¼¶ºÃÎÊÁ¾ÉÀ¶Ã
Magelang, tidak terlepas dari źü¼ÊöÃ惙¶Å¶É¹¾Á¾½¶É
źǶÃÃζȺ·¶¼¶¾źü½Ê·Êü kondisi jalan magelang dalam
antara kedua kota tersebut. tabel berikut:Berdasarkan status
¨º½¾Ã¼¼¶Àº·ºÇ¶¹¶¶Ã¿¶Ç¾Ã¼¶Ã ¿¶Á¶ÃÃζ¿¶Á¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
jalan memegang peranan penting ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾·¶¼¾¶É¶ÈŸ¶Á¶Ã
dalam perkembangan Kabupaten £º¼¶Ç¶Ÿ¶Á¶Ã¥ÇÄžÃȾȺÇɶ¿¶Á¶Ã
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒŸ¶Ç¾Ã¼¶Ã¿¶Á¶Ãζü  ¶·ÊŶɺêÃÉÊÀÁº·¾½¿ºÁ¶ÈÃζ
¿Ê¼¶ºÇÊŶÀ¶ÃŶɽȺÇÊŶÀ¶Ã ¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶ɶ·ºÁ·ºÇ¾ÀÊɏ
ȶÁ¶½ȶÉÊ¶ÈźÀÅǶȶǶöÊɶ¶
di dalam sistem transportasi. Tabel 2.19 Keadaan Jalan
©¾Ã¼À¶ÉÀºÁ¶Î¶À¶ÃÈʶÉÊ¿¶Ç¾Ã¼¶Ã Menurut Status
jalan akan menentukan pola 6WDWXVMDODQ
¶Àɾ˾ɶȹ¾¹¶Á¶ÂÃζȺ½¾Ã¼¼¶ .HDGDDQ
1HJDUD 3URSLQVL .DE.RWD
keberadaan jalan tidak mungkin
-HQLV3HUPXNDDQ 
diabaikan. Keberadaan jaringan
D'LDVSDO   
¿¶Á¶ÃɺÃÉÊÃ潶ÇÊÈÁ¶½¶Â¶Ã¹¶Ã
ºIJȾºÃȺ½¾Ã¼¼¶¹¶Å¶ÉºùÊÀÊü E.HULNLO   
ȺÂʶÂŶÉǶÃÈÅÄÇɶȾζü F7DQDK   
ada. Keberadaan jaringan jalan G7LGDNGLSHULQFL   
¿Ê¼¶·ºÇ»ÊüȾȺ·¶¼¶¾ź¾ȶ½ -XPODK   
kegiatan seperti jenis kegiatan .RQGLVL-DODQ 
ȺÇɶÀº·ÊÉʽ¶ÃÂÄ·¾Á¾È¶È¾ƒªÃÉÊÀ
D%DLN   
¾ÉÊÁ¶½¹¾¹¶Á¶Â¿¶Ç¾Ã¼¶Ã¿¶Á¶Ã
E6HGDQJ   
¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã¶¹¶Ãζ½¾Ç¶ÇÀ¾¿¶Á¶Ã
ζü¿ºÁ¶È¹¶Ã¹¾¹ÊÀÊüÄÁº½ F5XVDN   
penataan ruang dan penggunaan G5XVDNEHUDW   
Á¶½¶Ãƒ -XPODK   
.HODVMDODQ 
#*& Ÿ¶Á¶Ã
D.HODV   
Pola jaringan jalan di Kabupaten
Magelang terdiri dari jaringan jalan E.HODV   
arteri, jaringan jalan kolektor, dan F.HODV   
jaringan jalan lokal. Keberadaan G.HODV$   
pola jaringan jalan menunjang H.HODV%   
ɺǸ¶Å¶¾ÃζÈÉÇÊÀÉÊÇɶɶÇʶü I.HODV&   
ÅÊȶÉźÇÉÊ·ʽ¶Ã¶¼¶Ç
J.HODVWGNGLSHULQFL   
dapat menjalankan fungsi dan
-XPODK   
źǶöÃÃζȺ¸¶Ç¶ÄÅɾ¶ÁȺÈʶ¾
½¾Ç¶ÇÀ¾Ãζƒ–ŶÁ¶¼¾ÀÄÃÉÊÇζü Sumber: Kabupaten Magelang
ȶü¶É·ºÇ˶Ǿ¶È¾¹¾ ¶·ÊŶɺà dalam Angka 2010

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
™¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶ɶ·ºÁ¹¾¶É¶È Karena ditakutkan keberadaan
·¶½Ì¶¶ÎÄǾɶÈ¿¶Á¶Ã·ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã ¿¶Á¶ÃζüÇÊȶÀ¾Ã¾¶À¶Ã
ÈɶÉÊÈÃζ¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ºü¼¶Ã¼ÊźǻÄǶźÁ¶Î¶Ã¶Ã
merupakan jalan Kabupaten, transportasi di Kabupaten
dengan total panjang ruas jalan Magelang.
ºø¶Å¶¾‹‰†ƒ††ÀƒªÃÉÊÀ¿¶Á¶Ã
œÇ¶IJÀ‡ƒ‡Š Äù¾È¾Ÿ¶Á¶Ã
£¶È¾ÄöÁȺÁÊÇʽÃζÈʹ¶½·ºÇÊŶ
Kabupaten Magelang
aspal dan dalam kondisi sedang.
žÃ¾·ºÇ¶Çɾ¶Ⱦ½ÀÊǶüÃζ
ÀºÅº¹ÊÁ¾¶ÃźºǾÃɶ½ÅÊȶÉ
¶À¶ÃźǻÄǶ¿¶Á¶Ãú¼¶Ç¶ζü
berada di Kabupaten Magelang ini,
Ŷ¹¶½¶Á¿¶Á¶ÃÅÇÄžÃȾ¹¾À¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ȶü¶ÉÁ¶½źÃɾü¹¶Á¶Â
ºùÊÀÊü·ºÇ·¶¼¶¾¶Àɾ˾ɶȃ
Begitu pula dengan jalan Propinsi, Sumber: Kabupaten Magelang
¹ºÃ¼¶ÃŶÿ¶Ã¼ÇʶÈ¿¶Á¶Ã†‡‹ƒŒ ™¶Á¶Â–üÀ¶‡…††
ÀÂȺÂʶÃζÈʹ¶½¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
aspal dan berada dalam keadaan Kondisi jalan baik mengalami
Ⱥ¹¶Ã¼ƒ¨¶Ã¼¶É¹¾È¶Î¶Ã¼À¶Ã źþüÀ¶É¶ÃŶ¹¶ɶ½ÊÇ…††
¶Å¶·¾Á¶ºü¾Ã¼¶ÉÅÄɺÃȾζü ½¶Á¾Ã¾·¾È¶·ºÇ¶ÇɾÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ã
¹¾Â¾Á¾À¾·¶½Ì¶źüºÂ·¶Ã¼¶Ã sedang mengalami perbaikan
¿¶Á¶ÃÅÇÄžÃȾ¶Ⱦ½ºÂÊüÀ¾ÃÀ¶Ã ½¾Ã¼¼¶·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
untuk mencapai kualitas prima, ·¶¾Àƒ£¶ÂÊý¶Á¾Ã¾¿Ê¼¶·¾È¶
ζ¾ÉÊÀÄù¾È¾·¶¾Àƒ¨º¹¶Ã¼À¶Ã ·ºÇ¶Çɾ·¶½Ì¶ÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü
untuk jalan kabupaten/kota rusak terjadi akibat penurunan
¶Ⱦ½ɺǹ¶Å¶É·º·ºÇ¶Å¶ÇʶÈ ÀʶÁ¾É¶È¿¶Á¶ÃȺ¹¶Ã¼ƒ¢¶È¾½
ζü·ºÇÊŶÀºÇ¾À¾Á¶É¶Êɶö½ ɾü¼¾Ãζ¶Ã¼À¶Ŷÿ¶Ã¼¿¶Á¶Ã
ζü·¾¶È¶Ãζ·ºÇ¶¹¶¹¾À¶À¾ ζüɾ¹¶À·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
¼ÊÃÊü¹¶ÃÈÊÁ¾É¹¾¸¶Å¶¾ƒ™ºÃ¼¶Ã baik merupakan polemic tersendiri
total panjang ruas jalan sebesar bagi Kabupaten magelang, karena
‹‰†ƒ††ÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü¶¹¶ ÅÄȾȾÃζζü·ºÇ¶¹¶ÈÉǶɺ¼¾È
·ºÇ˶Ǿ¶É¾»¹¶Ç¾·¶¾À½¾Ã¼¼¶ÇÊȶÀ diantara dua kota besar di Pulau
·ºÇ¶Éƒ™ºÃ¼¶ÃÉÄɶÁzŶÿ¶Ã¼ ¿¶Ì¶ƒ¥ºÇ¶ȶÁ¶½¶Ã¾Ã¾½ºÃ¹¶ÀÃζ
¿¶Á¶Ãζü·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾ segera diatasi dengan kerjasama
ÇÊȶÀ¶ÊÅÊÃÇÊȶÀ·ºÇ¶É½¶Á¾Ã¾ ¶ÃɶǶźºǾÃɶ½¥ÊȶɁ¥ÇÄžÃȾ
ɺÃÉÊÃζºÿ¶¹¾źÇ¶ȶÁ¶½¶Ã ¹¶Ã ¶·ÊŶɺÃζü·ºÇɶü¼Êü
tersendiri dan perlu segera ¿¶Ì¶·¶É¶Èź·¾¶Î¶¶Ã¹¶Ã
ºù¶Å¶ÉÀ¶Ã¹¶Ç¾źºǾÃɶ½ źǶ̶ɶÃÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü¶¹¶
Kabupaten Magelang itu sendiri. di Kabupaten Magelang

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
$*& Penunjang Transportasi źüÊÿÊüȺÇɶ·¶ÃζÀÃζ
ÀºÃ¹¶Ç¶¶Ãζüº¶ÈÄÀ·¶Ç¶Ã¼
™¶Á¶Â·ºÇ¾ÃɺǶÀȾ¹ºÃ¼¶ÃÀÄɶ‚ dagangan, emnjadi kombinasi
ÀÄɶȺÀ¾É¶Ç¶ÈζǶÀ¶Éζü Êɶ¶źÃκ·¶·ÀºÂ¶¸ºÉ¶Ãƒ
ingin menggunakan transportasi ¡¶¾Ã½¶ÁÃζ¹ºÃ¼¶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã
public dapat menuju terminal dan ζüɺǿ¶¹¾¹¾—ÄÇķʹÊǁ
menggunakan bus, karena cara ini ɾü¼¾Ãζ¶Ã¼À¶̾ȶɶ̶öȾü
Á¶½ȶÉʂȶÉÊÃζζüɺÇȺ¹¾¶ƒ ¶ÊÅÊÃÁÄÀ¶ÁζüºüÊÿÊü¾
Terminal di Kabupaten Magelang —ÄÇĹ·ÊǁɺÇÊɶ¶Ŷ¹¶½¶Ç¾Á¾·Êǁ
ɺÇȺ·¶Ç¹¾ˆɺÂŶÉζ¾Éʹ¾ membuat kemacetan tidak dapat
Muntilan, Secang serta Borobudur. ¹¾½¾Ã¹¶Ç¾ƒ–ŶÁ¶¼¾Àº·¶ÃζÀ¶Ã
©¾¹¶ÀɺÇȺ¹¾¶Ãζ¶ÁɺÇöɾ˺Á¶¾Ã ̾ȶɶ̶ù¶É¶Ã¼·ºÇÄ·Äü¶Ã
ȺźÇɾźȶ̶ɁÀ¶Å¶Á¶ÊÅÊà menggunakan bus berbadan besar,
kereta membuat Kabupaten dan memakan lebar jalan cukup
¢¶¼ºÁ¶Ã¼½¶Ãζ·ºÇ¼¶ÃÉÊü ·¶ÃζÀȺ½¾Ã¼¼¶ºÁ¶Â·¶ÉÀ¶Ã
pda jalan darat dengan ŶǶźü¼Êö¿¶Á¶ÃζüÁ¶¾Ãƒ
ÀºÃ¹¶Ç¶¶Ã·ºÇÂÄÉÄǃ¨º½¾Ã¼¼¶ ¥ºÇ¶ȶÁ¶½¶Ã‚źǶȶÁ¶½¶Ã¹¾¶É¶È
ÀºÉ¾À¶¶ÈζǶÀ¶É¶À¶ÃźǼ¾ º·¶Ì¶·¶ÃζÀÀºÇʼ¾¶Ã·¶¾À
ºü¼ÊöÀ¶Ãźȶ̶ÉɺǷ¶Ã¼ pada distribusi barang dan jasa,
ºǺÀ¶½¶ÇÊÈɺǷ¶Ã¼ºÁ¶Áʾ ȺÇɶ̶ÀÉÊζüɺǷʶüȾ¶‚Ⱦ¶ƒ
·¶Ã¹¶Ç¶ζü¶¹¶¹¾®Ä¼Î¶À¶Çɶ Begitu pula dengan kecelakaan
maupun Semarang, begitu pula ζü·¶ÃζÀɺǿ¶¹¾¹¾À¶·ÊŶɺÃ
dengan kereta api. Hal ini sangat ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒ©¾Ã¼¼¾Ãζ¶Ã¼À¶
¹¾È¶Î¶Ã¼À¶ÃÀ¶ÇºÃ¶ ¶·ÊŶɺà kecelakaan menimbulkan kerugian
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ɺÇŶÀȶ½¶ÇÊÈ ζü¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Çƒ
·ºÇ¼¶ÃÉÊüŶ¹¶̾Á¶Î¶½ȺÀ¾É¶Ç ™ºÃ¼¶ÃÉÄɶÁÀºÇʼ¾¶Ãºø¶Å¶¾
¹¶Á¶Â½¶ÁÉǶÃÈÅÄÇɶȾƒ §ÅˆˆŒŠ…………‚ȶü¶É
+*&  ºÂ¶¸ºÉ¶Ã¹¶Ã§¶Ì¶Ã ¹¾È¶Î¶Ã¼À¶Ã¶Å¶·¾Á¶Àº¹ºÅ¶ÃÃζ
Kecelakaant ¶Ⱦ½ɺǹ¶Å¶É¿ÊÂÁ¶½Àº¸ºÁ¶À¶¶Ã
ζüɾü¼¾ƒ–ŶÁ¶¼¾¿¾À¶
©ºÇ¹¶Å¶É‹ɾɾÀǶ̶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã ºÃζüÀÊÉ¿ÊÂÁ¶½Ãζ̶ζü
di Kabupaten Magelang (peta meninggal ataupun cacat total,
ɺÇÁ¶ÂžÇ~ζü¶ÎÄǾɶÈ ζüɺÃÉÊÃζɾ¹¶À·¾È¶¹¾¼¶Ãɾ
kemacetan terjadi di sekitar dengan uang sebesar apapun.
pasar. Sebagai lokasi dengan
ɾüÀ¶É¶Àɾ˾ɶȺÀÄÃľζü ©ºÇ¹¶Å¶É‰ɾɾÀǶ̶ÃÀº¸ºÁ¶À¶¶Ã
cukup tinggi, bisa dipastikan ζüÀºÈºÂʶÃζ¾ÉʺÇÊŶÀ¶Ã
źüÊÿÊüÃζɾ¹¶ÀÁ¶½ ¿¶ÁÊÇÊɶ¶ζüºü½Ê·Êü¶Ã
sedikit. Ketidakdisiplinan para kabupaten Magelang dengan
®Ä¼Î¶À¶ÇɶĤ¨ºÂ¶Ç¶Ã¼¶ÊÅÊÃ

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
Tabel 2.20 Jumlah Kecelakaan di kabupaten Magelang Tahun 2010

Z&=/*,( S&'*( S&'*( Z&=/*,( Z&=/*,(45%&7.*+(


A5+.+77*/
45<5/*'**+ >5%*$ ZŝŶŐĂŶ 4"%6*+ ;ZƵƉŝĂŚͿ
BBF :: KL EJB FKF ZƉϯϯϴ͕ϳϱϬ͕ϬϬϬ

Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka 2010

¹ºÃ¼¶ÃÀ¶·ÊŶɺÃ¥ÊÇÌÄǺ¿Äƒ ™¶Á¶ÂÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½½¶ÁźÇɶ¶
©¾Ã¼¼¾ÃζÁ¶ÁÊÁ¾ÃɶÈζüɺǿ¶¹¾ ζü¹¾Á¾½¶ÉÊÃÉÊÀºÁ¾½¶É
¶Å¶Á¶¼¾Ŷ¹¶ÇÊȽ½ÄÊǺ·ʶÉ Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶ÃÃζ¶¹¶Á¶½¹¶Ç¾
ŶǶźüºÃ¹¶Ç¶·¾È¶ÃζÀÊǶü ÈŶ¸º}Çʶü~̾Á¶Î¶½ζü
̶Ŷ¹¶¹ºÃ¼¶ÃÀº¶¹¶¶ÃȺÇɶ ºÇÊŶÀ¶Ã̶¹¶½ɺǿ¶¹¾Ãζ
ɾ¹¶ÀºÂźǽ¶É¾À¶Ã¶ÇÀ¶¿¶Á¶Ã Àº½¾¹ÊŶຸºÃ¹ºÇÊü¶ÃÈŶ¸º
ζü¶¹¶Ⱥ½¾Ã¼¼¶Àº¸ºÁ¶À¶¶Ã
¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã
ɾ¹¶À¹¶Å¶É¹¾½¾Ã¹¶Ç¾ƒ©ºÃÉÊÃ潶Á
IJȾÀ¹¶È¶Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ɺÇȺ·Êɽ¶ÇÊÈȺ¼ºÇ¶¹¾É¶Ã¼¶Ã¾
¹¶Ç¾ɶ½ÊÃÀºɶ½Ê׶¼¶¾Â¶Ã¶
ɾ¹¶À½¶Ãζ¹¶Ç¾ž½¶ÀźºǾÃɶ½
¹ºÃ¼¶Ãºö·¶½¶ÇÀ¶¶É¶ÊÅÊà perkembangan penggunaan
źǶÉÊǶÃÀ½ÊÈÊÈɺÇÀ¶¾É¹ºÃ¼¶Ã Á¶½¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ɾɾÀ‚ɾɾÀǶ̶ÃÀº¸ºÁ¶À¶¶Ãɶž ζüȺ¶À¾ÃÁ¶Â¶Ⱥ¶À¾Ã
juga dari pengguna jalan itu ºÁʶÈÁ¶½¶ÃɺǷ¶Ã¼ÊÃÃζƒ
sendiri.  º¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É
dari perkembangan piramida
5 Kecenderungan penduduk di Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang merupakan
¹¶Ç¾ɶ½ÊÃÀºɶ½ÊèºÂºÃɶǶ
ȶÁ¶½ȶÉÊÀ¶·ÊŶɺÃζü¸ÊÀÊÅ
Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶¸É¾Ë¾Éι¶Å¶É
¶¿Ê¹¾¥ÇÄ˾ÃȾŸ¶Ì¶©ºÃ¼¶½ƒ
¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¿ºÃ¾È
Kecenderungan perkembangan
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½
ɾ¼¶À¶Ç¶ÀɺÇÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ ȶǶöÅǶȶǶöζüºùÊÀÊü
ζ¾ÉʶÁÈŶ¸º¶¸É¾Ë¾ÉÎζü ɺǿ¶¹¾Ãζ¶Àɾ˾ɶÈɺÇȺ·ÊɃ
ºÇÊŶÀ¶ÃɺÄǾ™Ä;¶¹¾Èƒ
Kecenderungan ruang Kabupaten
Gambar 2.14 Skema Teori Doxiadis ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
pola ruang dan struktur ruang
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ™¾Â¶Ã¶
perkembangan pola ruang
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ζü
semakin lama semakin meningkat
¿ÊÂÁ¶½Á¶½¶ÃɺǷ¶Ã¼ÊÃÃζƒ
¨ºÂºÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½Á¶½¶Ã
źÇɶþ¶ÃζüȺ¶À¾ÃºÃÊÇÊÃ
¨Ê·ºÇ¢¶ÉºÇ¾¢¶É¶ ÊÁ¾¶½¢ºÉĹº¹¶Ã
¨ºÂºÃɶǶÈÉÇÊÀÉÊÇÇʶüζü
Teknik Analisis Kota, 2011

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¶Ⱦ½ºúÂŶÉÀ¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã  º¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶¸É¾Ë¾Éι¶Å¶É
Muntilan, Mungkid dan Kota ¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾źÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÈÉÇÊÀÉÊÇ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾Äǹºžºöù¶À¶Ã ºÀÄÃľ¹¶Ç¾ɶ½ÊÇ……ŒȶÂŶ¾
juka perkembangan Kabupaten ɶ½ÊÇ…††ƒ¨ÉÇÊÀÉÊǺÀÄÃľ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶Ⱦ½ɺÇÅÊȶɹ¾ Kabupaten Magelang menunjukkan
¹¶ºÇ¶½‚¹¶ºÇ¶½ɺÇȺ·ÊɃ Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¶Å¶ζü
berkembang di Kabupaten
 º¸º¹ºÇÊü¶Ã¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ƒ¨ºÀÉÄÇ¥ºÇɶþ¶Ãζü
dari keadaan struktur penduduk mendominasi perekonomian
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ™¾Á¾½¶É Kabupaten Magelang semakin
¹¶Ç¾ɶ½ÊÃÀºɶ½ÊÃźùʹÊÀ lama semakin menurun sementara
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Ⱦ½ sektor jasa semakin lama semakin
·ºÇ·ºÃÉÊÀºÀÈŶÃȾ»ζü·ºÇ¶Çɾ meningkat. Perekonomian
sebagian penduduk berada di usia Kabupaten Magelang semakin
Âʹ¶ȺºÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½źùʹÊÀ Á¶Â¶ȶÀ¾ÃºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶
usia tua sedikit. Bentuk piramida Kabupaten Magelang saat ini
¾Ã¾¿Ê¼¶·ºÇ¶Çɾ¿¾À¶źÇÉÊ·ʽ¶Ã sedang menuju proses mengkota
penduduk di Kabupaten Magelang Ⱥü¶ÃȺ¶À¾Ã·ºÇÀºÂ·¶Ã¼Ãζ
¶Ⱦ½¸ÊÀÊÅɾü¼¾¹ºÃ¼¶Ã¶Ã¼¶ sektor tersier.
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ãɾü¼¾ȺºÃɶǶ¶Ã¼À¶
ÀºÂ¶É¾¶ÃζüȺ¶À¾ÃºÃÊÇÊÃ

œÇ¶IJÀ‡ƒ‡‹¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¨ÉÇÊÀÉÊÇšÀÄÃľɶ½ÊÇ……Œ‚‡…††

¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Ã–üÀ¶‡…††ÄÁ¶½¹¶É¶‡…†‡

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK 
 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ISU DAN POTENSI
!!!"#!$%#&'(#)*+,($!
1 TINGGINYA TINGKAT yang mengalami kemiskinan.
KEMISKINAN Pemerintah juga sudah berupanya
Oleh: Joobu Wahyudi (36328) untuk menanggulangi masalah
tersebut, tetapi dari kesadaran
Menurut Biro Pusat Statistik para penduduk yang masih kurang
(BPS) bahwa Tingkat kemiskinan karena rendahnya pendidikan dan
didasarkan pada jumlah rupiah pola pikir yang masih sederhana.
konsumsi berupa makanan yaitu Kondisi Kabupaten memiliki
kurang dari 2100 kalori per ÉÄÅļǶIJζüɾü¼¾Ⱥ½¾Ã¼¼¶
orang per hari (dari 52 jenis sebagian besar adalah pertanian
komoditi yang dianggap mewakili dan perkebunan, lalu sisanya
pola konsumsi penduduk yang pedagang sayur, buah dan tukang
berada di lapisan bawah), dan ojek, dll.
konsumsi non makanan (dari
45 jenis komoditi makanan Berdasarkan data keluaran BPS
sesuai kesepakatan nasional dan Kabupaten Magelang, angka
tidak dibedakan antara wilayah kemiskinan di Kabupaten Magelang
pedesaan dan perkotaan). mencapai 167.200 jiwa di tahun
Patokan kecukupan 2100 kalori 2010 atau sebesar 14,14%
ini berlaku untuk susunan umur, dengan garis kemiskinan Rp
jenis kelamin, dan perkiraan 184.053/kapita/bulan. Jumlah
ɾüÀ¶ÉÀº¼¾¶É¶ÃIJȾÀ·ºÇ¶É·¶¹¶Ã ¾Ã¾ɺÁ¶½ºü¶Á¶Â¾ijÊÀÉʶȾ¹¶Ç¾
ȺÇɶźÇÀ¾Ç¶¶ÃÈɶÉÊÈIJȾÄÁļ¾È tahun 2003 hingga tahun 2010
penduduk. Bisa disimpulkan dengan garis kemiskinan yang
Kemiskinan adalah keadaan terus mengalami peningkatan dari
dimana pendapatan seseorang tahun ke tahun. Fluktuasi jumlah
tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk miskin dari tahun ke
minimumnya. Tingkat pendapatan ɶ½Êù¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ
itulah yng menentukan keadaan berikut ini.
seseorang itu miskin atau tidak œÇ¶IJÀˆƒ†ŸÊÂÁ¶½¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢¾ÈÀ¾Ã
miskin. Kemiskinan merupakan
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……ˆ‚‡…†…
permasalahan yang sering
terjadi dan wajib ditangani dan
memerlukan langkah-langkah
penanganan dan pendekatan
yang sistematik, terpadu dan
menyeluruh.

Kemiskinan yang ada di


Kabupaten Magelang merupakan
masalah utama, sampai saat
Sumber: Kabupaten Magelang dalam angka 2010 –
ini masih banyak penduduk
2011, diolah tahun 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
œ¶Â·¶Çˆƒ†¥ºÉ¶ŸÊÂÁ¶½ ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…††
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 - 2011, diolah 2012

Trend yang terjadi yakni jumlah Jumlah rumah tangga miskin di


penduduk miskin terus mengalami Kabupaten Magelang semakin
penurunan, dapat dilihat dari meningkat ini karena dari segi
tahun 2007 hingga tahun 2010. pendapatan masih dibawah UMR,
Namun berdasarkan hasil dari kurangnya penerangan listrik,
data Kabupaten Magelang dalam sumber air bukan PDAM, tidak
angka jumlah rumah tangga miskin memiliki alat kompor untuk memasak,
mengalami peningkatan yakni dari ¹ÁÁƒªÃÉÊÀÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾ÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã
102.528 rumah tangga di tahun Kabupaten Magelang yaitu paling
2008 menjadi 142.583 rumah banyak adalah pada kategori
tangga di tahun 2011. Untuk lebih rentan miskin, hal ini berarti
¿ºÁ¶ÈÃζ¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ penduduk Kabupaten Magelang
jumlah rumah tangga miskin per masih sangat kurang untuk
kecamatan di bawah ini. memenuhi kebutuhannya.

œÇ¶IJÀˆƒ‡ŸÊÂÁ¶½§Ê¶½©¶Ã¼¼¶¢¾ÈÀ¾Ã Peta diatas merupakan peta


źÇ º¸¶Â¶É¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
jumlah kemiskinan dari beberapa
kategori (Hampir miskin, miskin,
sangat miskin, rentan miskin).
Bisa dilihat diatas kita mengetahui
kecamatan yang paling banyak
kemiskinannya yaitu di grabak dan
Sumber: Hasil survey Program Perlindungan Sosial, bandongan (semaki gelap semakin
Program Sosial Ekonomi, dan SPDKP banyak masyarakat miskin).

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
œ¶Â·¶Çˆƒ‡¥ºÉ¶ ºÅ¶¹¶É¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ—ÇÊÉÄ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…††
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010-2011, diolah tahun 2012

Dari peta kepadatan penduduk ©¶·ºÁˆƒ†¥ºÃ¹¶Å¶É¶Ã¥ºÇÀ¶Å¾É¶¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ


 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Kabupaten Magelang, Kecamatan
!"#$%!&'()*+,)-.)'+%/#0*+)12
Bandongan memiliki kepadatan
yang cukup tinggi berkisar 3)104 5667 5668 5669 56:6 56::
1.201 – 1.862 jiwa/km2 dan ;)<=%
8=A76 8=B7: 8=98C 9=B7C 9=989
>)?&@)4?
memiliki jumlah penduduk
miskin yang terbanyak berkisar Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Magelang Tahun 2007-2011
9.000 jiwa. Analisis ini bisa di
ketahui kecamatan Bandongan Pada tabel diatas PDRB Perkapita
yang merupakan daerah yang Kabupten Magelang mengalami
bisa dibilang masih terbelakang peningkatan selama 5 tahun
daripada kecamatan lainnya (dari terakhir. Diketahui bahwa di tahun
faktor ekonomi, SDM, sarana dan 2010 dan 2011 pendapatan
prasarana yang masih kurang). perkapita Kabupaten Magelang
Bisa dilihat pada peta di atas. sudah berada di atas standar
kerentanan kemiskinan yang World Bank yaitu masing-masing
dihadapi masyarakat lewat sebesar Rp 9.675 dan Rp 9.989
pendapatan perkapita. Berikut dengan nilai kurs sebesar 8.920
ini disajikan tabel pendapatan Rupiah/1 USD di tahun 2010 dan
perkapita penduduk Kabupaten 8.700 Rupiah/1 USD di tahun
Magelang. 2011.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
¥ºÃκ·¶· ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã

Faktor penyebab kemiskinan Pemikiran ini sejalan dengan


di Kabupaten Magelang antara pemikiran Amartya Sen yakni
lain yakni faktor struktural dan penyebab awetnya kemiskinan,
kultural. Kemiskinan struktural ketidakberdayaan, maupun
adalah kemiskinan yang diderita keterbelakangan adalah persoalan
suatu golongan masyarakat, aksesibilitas.
karena struktur sosial masyarakat
itu tidak dapat ikut menggunakan Dalam isu kemiskinan di
sumber-sumber pendapatan yang Kabupaten Magelang, ada
sebenarnya tersedia bagi mereka. beberapa penyebab kenapa terjadi
Menurut Selo Soemardjan (1980), kemiskinan. Antara lain :
kemiskinan struktural dipicu oleh
ù Aksesibilitas rendah
rendahnya kualitas pendidikan,
terbatasnya akses terhadap ù Tingkat pendidikan yang rendah
layanan publik, serta minimnya
modal untuk membangun usaha. ù Bencana alam

ù –ÀȺȾ·¾Á¾É¶ÈǺù¶½

œ¶Â·¶Çˆƒˆ¥ºÉ¶–ÀȺȾ·¾Á¾É¶È ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…††
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 – 2011, diolah tahun 2012

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Ketersediaan aksesibilitas di Setelah pasca bencana merapai
Kabupaten Magelang masih kurang banyak jembatan yang putus
memadai terutama pada daerah- akibat lahar dingin, otomatis
¹¶ºÇ¶½·ºÇÉÄÅļǶIJɾü¼¾¹¶Ã aksesibilitas makin rendah. Makin
susah para masyarakat untuk
terpencil. Pada daerah tersebut,
menggunakan jembatan yang
kondisi jalan banyak yang rusak
masih rusak, hal ini pemerintah
akibat dilewati truk-truk dengan sudah bergerak cepat untuk
beban yang berlebihan, selain membuat jembatan kembali.
itu belum ada transportasi Pada peta di bawah merupakan
umum sebagai sarana mobilitas peta aksesibilitas yang dimana
penduduk. Akibatnya seperti bisa dilihat hanya beberapa
pengiriman barang bahan pokok kecamatan yang dilewati oleh
atau hasil pertanian ke pasar jalan jogja semarang yang
memiliki aksesibilitas yang baik.
menjadi terhambat dan terjadi
Kecamatan yang lain masih rendah
pembusukan.
aksesibilitasnya.

ù ©¾Ã¼À¶Éźù¾¹¾À¶ÃǺù¶½

Tingkat pendidikan Kabupaten Magelang masih rendah, rata – rata lulusan


SMP/MTS dan SMA/SMK. Dari segi pelayan masih sangat kurang, dengan
ÉÄÅļǶIJζüɾü¼¾ȶü¶ÉÈÊÁ¾É·¶¼¾ŶǶźùʹÊÀÊÃÉÊÀźǼ¾Àº
sekolah dan sarana transportasi yang masih minim.
œÇ¶IJÀˆƒˆ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…††

Sumber: Kabupaten Magelang dalam angka 2010 – 2011, diolah tahun 2012

Kebutuhan sarana pendidikan di Kabupaten Magelang masih sangat banyak,


·¾È¶¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶Èƒ¨ºÉºÁ¶½¹¾¶Ã¶Á¾È¾È¹¶ÃÈÊÇ˺¾Á¶Å¶Ã¼¶Ã¹¶Á¶Â
faktor standar jumlah pendidikan di Kabupaten Magelang masih sangatlah
kurang. Sarana SD, SMP, dan SMA kebutuhannya sekitar 100 unit sekolah,
dengan yang kondisi sekarang masih tidak ideal.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
Selain itu faktor lain kenapa rendah. Angka partisipasi sekolah
pendidikan Kabupaten Magelang pada kelompok umur 7-12 tahun
rendah, yaitu partisipasi penduduk dan kelompok umur 13-15 tahun
Kabupaten Magelang dalam serta angka partisipasi murni pada
pendidikan dapat dilihat pada tabel tingkat pendidikan SD dan SMP
di bawah ini. masih tergolong tinggi. Namun
angka partisipasi sekolah pada
Angka partisipasi sekolah kelompok umur 16-18 tahun
dan angka pertisipasi murni serta angka partisipasi murni
ini merupakan bukti bahwa pada tingkat pendidikan SMA
pendidikan di Kabupaten Magelang masih sangat rendah, bahkan
masih tergolong rendah. Secara tidak mencapai angka 50%.
keseluruhan dari tahun 2009 Berarti sebanyak separuh lebih
hingga tahun 2011 angka anak-anak usia 16-18 tahun
partisipasi mengalami kenaikan mengalami putus sekolah atau
namun nilainya masih sangat tidak bersekolah.

©¶·ºÁˆƒ‡–üÀ¶¥¶ÇɾȾŶȾ¨ºÀÄÁ¶½}–¥Ç¨~¢ºÃÊÇÊÉ ºÁÄÂÅÄÀªÂÊÇ

¹¶Ã–üÀ¶¥¶ÇɾȾŶȾ¢ÊÇþ}–¥¢~¢ºÃÊÇÊÉ©¾Ã¼À¶É¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ã©¶½ÊÇ……Ž‚‡…††
'()&*+&,- 123,4-5406787+487-9(,&)4:-;<= ?723,46- 123,4-5406787+487->/027-;<=
%&
.*/0 !""# !"$" !"$$ 5(2@7@7,42 !""# !"$" !"$$
: 7D:5%,)104 98=67 98=A5 98=6A E" 9B=89 9B=69 9B=CF
5 :AD:C%,)104 8F=8A 8F=8A 8C=89 E>! 75=CB 7A=AA 7F=C9
A :BD:8%,)104 F9=59 F8=65 F8=5C E>G FA=7: F:=A7 F5=5F
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2009-2011

ù —ºÃ¸¶Ã¶¶Á¶Â terutama bagi para penduduk


yang bekerja di pertanian dan
Bencana alam merupakan hal yang banyak penduduk yang kehilangan
tidak bisa di hindarkan. Hal ini bisa tempat tinggal.
terjadi karena banyak hal, seperti
tempat kawasan resapan di jadikan Pada tanggal 7 September 2012
permukiman, kawasan longsor di terjadi kebakaran Pasar Talun di
jadikan permukiman, Kebakaran Kecamatan Dukun, tidak hanya
yang sering terjadi, dll. menghancurkan 123 kios dan
510 los yang ada. Kebakaran ini
Pada tahun 2010 terjadi bencana menyebabkan pedagang kehabisan
erupsi merapi yang besar, modal. Lalu pada bulan Januari
menyebabkan kerugian besar 2012 terjadi tanah longsor di
dalam bidang perekonomian

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Â¶Ã¼À¶‡…†…‚‡…††¹¾ÄÁ¶½ɶ½ÊÇ…†‡
Gambar 3.4 Peta Rawan Bencana Kabupaten Magelang tahun 2012

Dusun Santan dan Jumbleng, Desa budaya kemiskinan sendiri yang


Sriwedari, Kecamatan Salaman, mencakup karakteristik psikologis
Kabupaten Magelang rata tanah sosial dan ekonomi. Kemiskinan
setelah tertimbun longsoran muncul akibat suatu budaya
tebing setinggi 20 meter. yang dianut oleh masyarakat
Terjadinya longsor karena cuaca sendiri. Hal ini terjadi juga pada
yang buruk lalu hujan deras yang sebagian penduduk miskin
menggunyur menyebabkan tanan Kabupaten Magelang yang
menjadi longsor. menerima kemiskinan dengan
pasrah akibat kemiskinan telah
Kemiskinan kultural merupakan
menjerat masyarakat dalam kurun
kemiskinan yang muncul sebagai
waktu yang cukup lama. Karena
akibat adanya nilai-nilai atau
menganggap kemiskinan sebagai
kebudayaan yang dianut oleh
takdir maka daya juang untuk
orang-orang miskin. Menurut
keluar dari jerat kemiskinan pun
seorang antropolog, Oscar Lewis
menjadi rendah.
(1983) orang-orang miskin
adalah kelompok yang mempunyai

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
¥ÄɺÃȾ

Dari isu kemiskinan yang telah ù Memiliki tempat wisata yang


dibahas diatas, sebenarnya menarik untuk meningkatkan
Kabupaten Magelang memiliki potensi perekonomian
yang kuat untuk mensejahterakan
dan meningkatkan kualitas Sebenarnya potensi yang dimiliki
penduduknya. Potensinya antara Kabupaten Magelang cukup untuk
lain : meningkatkan kesejahteraaan
hidup para masyarakat tinggal
ù Memiliki Sumber mata air bagaimana cara untuk melakukan
yang mengalir sepanjang tahun perubahan pola pikir atau budaya
fungsinya untuk sawah irigasi yang turun temurun seperti itu.
Dengan mengetahui masalah
ù Memiliki daerah pertanian dan potensi maka bisa dilakukan
yang subur dan hasil produksinya ide –ide dan inovasi baru untuk
sangat tinggi, tinggal bagaimana memberantas kemiskinan
caranya untuk mengelola / Kabupaten Magelang.
memberikan inovasi.

ù Struktur tanah berpasir yang


kaya akan mineral dan susah di
temukan di wilayah lain.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
2 DAMPAK KERENTANAN BENCANA ALAM
KABUPATEN MAGELANG
Oleh: Adnan Adin Nugraha (37488)

Dalam Peraturan Daerah Provinsi


¨º¸¶Ç¶ÉÄÅļǶIJ ¶·ÊŶɺà Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
Magelang merupakan dataran tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
tinggi yang berbentuk menyerupai Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-
cawan karena dikelilingi oleh lima 2029 telah disebutkan juga bahwa
gunung yaitu Gunung Merapi, Kabupaten Magelang termasuk dalam
Merbabu, Andong, Telomoyo, kawasan rawan bencana di Jawa
Sumbing, dan Pegunungan Tengah. Hal ini tentunya mengundang
berbagai penelitian untuk mengetahui
Menoreh. Hal ini menyebabkan
bagaimana kerentanan bencana di
Kabupaten Magelang memiliki
Kabupaten magelang serta bagaimana
tingkat kerentanan bencana alam
dampaknya terhadap penduduk yang
yang cukup tinggi. tinggal di Kabupaten ini.

©¶·ºÁˆƒˆ¨º·¶Ç¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶–Á¶Â¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
D*#"@(1*#A&#&(E.&/
=*A&/&'&# !&#&,(F2#$@23 1&#>"3(F&,&3( E#$"#(B5'"#$(
=*%*3"#$&# 1&#>"3
!"#$%&'(!"#$$" !"#$%&'()*#+&, !"#$%&'()"#$&# 8"#$"# 1*."5#$
-&.&/&# 0 0 0
123245+53 0 0 0
6$.57&3 0 0 0
-&.&/ 0 0
-35/45#$ 0 0 0
85%5# 0 0 0
95#'".&# 0 0 0
95#$%"+ 0 0
-&7&#$&# 0 0 0 0
:&#+"/5.;2 0
!"#$%&'()* + + + +
!*/<53&# 0 0
=&>23&# 0 0
=&."&#$%3"% 0 0
1&#+2#$&# 0 0
?"#+5@&3" 0 0 0
-*A&#$ 0 0 0
!*$&.3*>2 0 0
B&%"@ 0 0
C3&4&$ 0 0
6$&4.&% 0 0
Sumber: BPBD Kabupaten Magelang

Dengan melihat tabel sebaran Kecamatan Mertoyudan, dengan


bencana di Kabupaten Magelang, jumlah bencana sebanyak
dapat disimpulkan bahwa kecamatan lima buah. Letak Kecamatan
yang memiliki tingkat kerentanan Mertoyudan berada di tengah-
bencana paling tinggi adalah tengah Kabupaten Magelang,
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
dimana kecamatan ini memiliki Lokasi permukiman penduduk
kelerengan paling datar, pada areal yang tidak sesuai
sedangkan kecamatan-kecamatan peruntukan lahan permukiman
lain disekelilingnya berada pada juga mempengaruhi kerentanan
tingkat kelerengan yang tinggi. bencana pada suatu wilayah.
Hal ini menyebabkan Kecamatan Semakin banyak permukiman yang
Mertoyudan seringkali mengalami menyalahi ketentuan peruntukan
bencana akibat adanya limpahan lahan di suatu wilayah maka
material dari tiap kecamatan- kerentanan wilayah tersebut
kecamatan lain yang ada terhadap suatu bencana akan
disekelilingnya. meningkat.

œ¶Â·¶ÇˆƒŠ¥ºÉ¶¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã§¶Ì¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Magelang 2012, olah data 2012

Berdasarkan peta persebaran lahan peruntukan permukiman


permukiman yang dioverlay yang seharusnya berada di
dengan peta kelerengan Kabupaten tingkat kelerengan 0-8%. Kondisi
Magelang, dapat dilihat bahwa yang seperti ini menyebabkan
masih terdapat banyak permukiman meningkatnya resiko timbulnya
penduduk yang berada di tingkat korban jiwa setiap terjadi bencana
kelerengan lebih dari 8%. Hal ini di Kabupaten Magelang.
tidak sesuai dengan ketentuan

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
!"# Tanah Longsor

œ¶Â·¶Çˆƒ‹¥ºÉ¶¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã§¶Ì¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Magelang 2012, olah data 2012

Tanah longsor di Kabupaten ɶö½ÁÄüÈÄǾþ¹¾ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾À¶Ã


Magelang terjadi akibat menjadi tiga tingkatan:
terdapatnya dinding/tebing yang
curam dan kurangnya vegetasi !"# Tingkat longsor rendah,
yang dipicu oleh hujan deras. Pada meliputi Kecamatan Secang,
daerah di sekitar lereng Guung Kecamatan Tegalrejo,
Merapi longsor yang terjadi Kecamatan Candimulyo,
disebabkan oleh struktur batuan Kecamatan Sawangan, dan
yang bersifat lunak, terjadinya Kecamatan Dukun.
penggerowongan, semakin
$"# Tingkat longsor ringan,
berkurangnya vegetasi untuk
meliputi Kecamatan
menahan karena hujan dan gempa
Mertoyudan, Kecamatan
akibat gunung merapi yang terus
Mungkid, Kecamatan Muntilan,
aktif.
Kecamatan Salam, dan
Kecamatan Ngluwar.
Berdasarkan peta kerawanan
bencana tanah longsor, wilayah %"# Tingkat longsor tinggi,
yang memiliki kerawanan bencana meliputi Kecamatan Windusari,

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
©¶·ºÁˆƒ‰ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶©¶Ã¶½¡ÄüÈÄǹ¾
Kecamatan Kaliangkrik,  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……‚‡…††
Kecamatan Bandongan, !&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
Kecamatan Kajoran, GHHI
J('*7&@K(J(23&#$(.5%&K(GL(35/&,(
)<O(LPLOGHHOHHHKQ )<O(JLIORNSOHHHKQ
Kecamatan Tempuran,
35@&%K(MN(@&3<3&@(35@&%
GHHR SP(35/&,(35@&%K(N(@&3<3&@(35@&% )<O(SLIOHHHOHHHKQ )<O(MRLOJRMOHHHKQ
Kecamatan Salaman,
GHMH G(23&#$(.5%& )<O(LRSOMNHOHHHKQ Q
Kecamatan Borobudur, dan P('*7&@K(M(23&#$(K(GM(

Kecamatan Pakis.
'*4"#$T'&.5+(.2#$@23K(MJL(35/&,(
GHMM )<O(SNLOHNNOSHHKQ Q
35@&%K(MJ(.&,&#(<*%&3&#$&#(
.2#$@23K(G(@&3<3&@(35@&%
œ¶Â·¶ÇˆƒŒ©¶Ã¶½¡ÄüÈÄǹ¾™ºÈ¶
£¼¶Ç¼ÄǺÉÃā º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Á¶Â¶Ã Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan
Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ƒ
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2011, diolah

Kerusakan yang timbul akibat


bencana tanah longsor ini
cenderung berupa kerusakan
terhadap permukiman penduduk
dan infrastruktur yang ada. Jumlah
kerugian untuk bencana tanah
longsor di Kabupaten Magelang
Sumber: suaramerdeka.com/MH Habib Sha
ini berkisar antara 400-500 juta
rupiah, sedangkan untuk jumlah
Berdasarkan peta kerawanan bantuan yang ada cenderung
bencana tanah longsor, juga dapat belum dapat menutupi nilai
disimpulkan bahwa kecamatan- kerugian. Perlu adanya kerjasama
kecamatan yang memiliki tingkat
antara pemerintah dengan
longsor tinggi berada pada
masyarakat untuk mengantisipasi
tingkat kelerengan yang tinggi,
bencana ini.
sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat kelerengan $"# Banjir
suatu wilayah, semakin tinggi
juga tingkat kerawanannya akan Bencana banjir biasanya terjadi
bencana tanah longsor. akibat kurangnya areal resapan
œÇ¶IJÀˆƒ‰ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶©¶Ã¶½ air pada suatu wilayah, sehingga
¡ÄüÈÄÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ wilayah tersebut tidak dapat
menampung volume air hujan.
Namun, bencana banjir yang
terjadi di Kabupaten Magelang
berbeda dengan banjir yang
kebanyakan terjadi di daerah
lain, yang menggenang di satu
dataran. Perbedaan tersebut
Sumber data : Badan Kesbangpol dan ɺÇÁ¾½¶É¹¶Ç¾ÀÄù¾È¾ÉÄÅļǶIJ
Penanggulangan Bencana

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
œ¶Â·¶Çˆƒ¥ºÉ¶§¶Ì¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶—¶Ã¿¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Magelang 2012, olah data 2012

wilayah Kabupaten Magelang rawan bencana banjir paling tinggi


yang dikelilingi lima gunung adalah Kecamatan Mertoyudan. Hal
yakni Merapi, Merbabu, Sumbing, ini disebabkan karena Kecamatan
Andong, dan Menoreh yang Mertoyudan merupakan wilayah
membentuk menjadi cawan paling datar dan berada di tengah
raksasa. Hal ini mengakibatkan wilayah Kabupaten Magelang.
banjir yang terjadi di wilayah ini
bersifat tidak menggenang namun œÇ¶IJÀˆƒŠ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶—¶Ã¿¾Ç
cepat surut.  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Bencana banjir yang terjadi di


kabupaten Magelang berasal dari
air hujan yang mengguyur dengan
lebat. Aliran air ini akan mejadi
deras di satu tempat. Kondisi ini
bisa terjadi di bagian manapun
dari wilayah ini. Banjir yang
menggenang dapat terjadi pada
Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan
suatu daerah yang datar.
Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2011, diolah
Di Kabupaten Magelang ini wilayah
yang memiliki tingkat potensi

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
©¶·ºÁˆƒŠ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶—¶Ã¿¾Ç¹¾ ¶·ÊŶɺà Bencana banjir yang terjadi
¢¶¼ºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……‚‡…†† di Kabupaten Magelang
cenderung menurun dari
tahun 2008-2009, namun
!&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
kembali naik di tahun 2011.
G(23&#$( Hal ini terjadi karena pada
GHHI /*#"#$$&.K(R( )<O((PPMOHHHOHHHKQ( )<O((JLGOJLLOHHHKQ( tahun tersebut juga terjadi
@&3<3&@(35@&%( banjir lahar dingin yang akibat
GHHR
M('*7&@K(G(
)<O((MHNOHHHOHHHKQ( )<O(SMOHHHOHHHKQ letusan Gunung Merapi.
@&3<3&@(35@&%
GHMH Q Q Q Banjir lahar dingin tersebut
R(23&#$(.5%&K(L( membawa banyak sisa
GHMM )<O(MGLOPGSOHHHKQ Q
@&3<3&@(35@&% vulkanik dan mengendap di
bawah sungai sehingga ketika
Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan terjadi hujan deras, aliran
Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan Penanggulangan sungai sudah tidak mampu
Bencana Daerah Tahun 2011, diolah menampung debit air lagi.

%"# Angin Puting Beliung


œ¶Â·¶ÇˆƒŽ¥ºÉ¶§¶Ì¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶–ü¾Ã¥ÊÉɾü—ºÁ¾Êü
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Magelang 2012, olah data 2012

Bencana angin puting beliung di Kabupaten Magelang ini biasanya


terjadi ketika musim penghujan tiba, dimana aliran hujan turun
begitu deras dan disertai angin kencang. Bencana ini mengakibatkan

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
puluhan pohon tumbang dan ©¶·ºÁˆƒ‹ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶–ü¾Ã¥Êɾü—ºÁ¾Êü
¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……‚‡…††
menutupi aksesibilitas jalan
sehingga dapat mengganggu !&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
aktvitas masyarakat dalam
usaha pemenuhan kebutuhan GHHI
NM(35/&,(35@&%K(N(
23&#$(.5%&K(L(@&3<3&@( )<(MLHOPMPOHHHKQ )<(MROMNHOHHHKQ
mereka. Bencana ini juga 35@&%
GHHR (GGL(35/&,(35@&% )<(SMIOIGHOHHHKQ )<(MILOIHHOHHHKQ
seringkali merusak permukiman-
GHMH Q ()<O(LPIOSMGOHHHKQ )<O(LJOPMJOHHHKQ
permukiman penduduk dan
JLM(35/&,(35@&%((L(
seringkali juga memakan korban GHMM
@&3<3&@(35@&%
Q Q

jiwa. Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan


Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan
Berdasarkan peta tersebut, Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2011, diolah.
dapat dilihat bahwa hampir
Kejadian bencana angin puting di
seluruh kecamatan Kabupaten
kabupaten Magelang terus terjadi
Magelang mengalami bencana ini.
setiap tahunnya. Berdasarkan data yang
Hal ini disebabkan oleh adanya
telah diperoleh, jumlah kerugian akibat
hujan dengan intensitas air yang
terjadinya bencana ini masih belum
tinggi dan disertai dengan angin
ditanggulangi oleh jumlah bantuan
kencang yang merata di seluruh
yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini
wilayah kabupaten ini.
mengindikasikan perlu adanya campur
œÇ¶IJÀˆƒ‹ º¿¶¹¾¶Ã—ºÃ¸¶Ã¶–ü¾Ã tangan aktif dari pemerintah dalam
¥Êɾü—ºÁ¾Êü ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ usaha penanggulangan bencana angin
puting beliung.

Sumber data : Badan Kesbangpol dan


Penanggulangan Bencana Tahun 2009-2011
dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Tahun 2011, diolah.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
3 RENDAHNYA KUALITAS yakni sekitar 75%, sedangkan
PENDIDIKAN sisanya lulusan SMA hingga
Oleh : Maulidina Dwi K.D. (36950) Perguruan Tinggi. Rendahnya
tamatan pendidikan ini disebabkan
Pendidikan sebagai aspek oleh banyak factor diantaranya
utama dalam mengembangkan factor ekonomi, sarana sekolah
kualitas sumber daya manusia, jenjang lanjut yang kurang
memiliki peran penting terhadap memadai hingga persebaran yang
pembangunan. Ketika sumber kurang merata.
daya manusia belum berkompeten,
maka akan menjadi sebuah Faktor ekonomi memang menjadi
hambatan dalam mengembangkan factor utama dalam melanjutkan
wilayah tersebut. Ketika wilayah sekolah. Ketika individu tidak
dituntut untuk mengembangkan memiliki pendapatan yang cukup,
ÅÇĹÊÀɾIJɶÈ·¶¾À¾ÉʹºÃ¼¶Ã maka Ia akan berfokus pada upaya
teknologi, meningkatkan investor mempertahankan hidup dengan
guna membuka peluang serapan bekerja disbanding sekolah.
tenaga kerja, maka aspek yang Bahkan mindset masyarakat yang
harus dibentuk terlebih dahulu ¶Ⱦ½·ºÇIJÀ¾Ç·¶½Ì¶źù¾¹¾À¶Ã
ialah sumber daya manusianya. hanya upaya untuk menghabiskan
Salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan juga masih
kualitas manusia ialah melalui berkembang. Rupanya konsep
pendidikan. Berikut disajikan untuk menjadikan pendidikan
data tentang pendidikan yang di
©¶·ºÁˆƒŒ¥ºÇȺÃɶȺ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ†Š©¶½ÊÃÀº–ɶÈ
ºÃÊÇÊÉŸºÃ¾È º¼¾¶É¶Ã¨ºÁ¶Â¶¨ºÂ¾Ã¼¼ÊζüÁ¶ÁÊ
¢ºÃÊÇÊÉ©¾Ã¼À¶É¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ãζü™¾É¶Â¶ÉÀ¶Ã
!&4H+H+()4%I)4?%"+,)J),()4 5667K 5668K 5669 56:6 56::
3+H)(%3)J),%E" C5=A: 5B=:A 5B=:C :7=99 5:=:F
E" B=6: AF=C7 A5=C F5=55 AA=F8
E>! :8=6C :9=B7 56=6F :9=65 5:=AA
E>G :C=A: :5=79 :F=F7 :C=98 :9=8F
"+*@LJ)-E)'M)4) 8=A B=8F B=8F F=8 F=5:
!"#$%&'()*$"+*,%-(.*/%0*-/(1*0*#(2-/3*4()%,'(5(6"#$%&(1*,*(1*&7(!8!9:2!(;<<=

tamatkan penduduk di Kabuapaten sebagai salah satu investasi yang


Magelang.Di Kabupaten Magelang, everlasting belum banyak diambil.
diketahui bahwa penduduk Atau mungkin sudah mulai diambil
Kabupaten Magelang masih tetapi belum dimaksimalkan
banyak yang bertamatan SD-SMP sehingga impact belum terasa.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber: Analisis
Kelompok 2012

œ¶Â·¶Çˆƒ†…¥ºÉ¶¨º·¶Ç¶Ã¨ºÀÄÁ¶½¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…††

—¶ÃζÀÄǶüζü·ºÇIJÀ¾ÇÀ¶Á¶Ê SMP dan SMA yang tersedia


mau mendapat uang banyak maka masih sangat rendah. Belum lagi
harus bekerja keras, tapi ketika masalah sebaran pendidikan yang
bekerja tanpa diiringi pengetahuan kurang merata yang mempersulit
maka bukankah itu hanya sebuah individu untuk meneruskan jenjang
ÀºÉ¾¹¶ÀºIJȾºÃ¶Ã” lanjut. Adanya ketidakmerataan
sarana pendidikan ini menjadikan
ketimpangan sumberdaya
manusia. Misalnya saja Kecamatan
Selain masalah ekonomi, masalah Mertoyudan dengan Kecamatan
sarana pendidikan sekolah Kaliangkrik. Masih tingginya
jenjang lanjut yang masih sedikit kebutuhan sarana pendidikan di
jumlahnya menjadikan munculnya Kecamatan tersebut menunjukkan
gap yang terlampau jauh dengan tingginya minat penduduk untuk
jenjang sekolah dasar. Dapat sekolah. Memang minat yang tinggi
¹¾Á¾½¶É¹¾¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾ ini salah satunya dilatarbelakangi
bahwa sarana SD sangat banyak oleh jumlah penduduk yang tinggi
sekali, namun ketika hendak yang itu disebabkan oleh adanya
melanjutkan ke jenjang yang magnet di kecamatan tersebut.
lebih lanjut ternyata jumlah Selain itu sarana infrastruktur yang
mewadahi membuat kebutuhan

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
œÇ¶IJÀˆƒŒ¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃŸÊÂÁ¶½¨™¨¢¥¨¢–
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ……Œ‚‡…††

Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka

akan pendidikan di suatu daerah data yang diperoleh, sebenarnya


menjadi meningkat. Pendidikan di Magelang secara keseluruhan
memang menjadi sebuah investasi baik itu jumlah murid, guru
skala makro bagi suatu daerah
dalam upaya peningkatan kualitas œÇ¶IJÀˆƒ§¶È¾Ä¢ÊǾ¹©ºÇ½¶¹¶ÅœÊÇÊ
sumber daya manusia. ¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…††

Padahal kalau ditinjau dari


segi kualitas, yang salah satu
indikatornya ialah nilai RMTG
(Rasio Murid Terhadap Guru), bisa
¹¾Á¾½¶É¹¶Á¶Â¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾
dimana satu guru mengampu
10- 20 siswa untuk SD, 8-16
siswa SMP dan kurang dari 12
siswa SMA. Jika dilihat dari data
ini memang diharapkan mampu
mendidik siswa dengan optimal
bahkan eksklusif, namun pada
kenyataannya tidak semua siswa
didikan memiliki sumbangsih yang
besar terhadap pembangunan
daerah ini.Berdasarkan tren dari Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁˆƒ ÄÂÅÄúÞ¥¢¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
©¶½ÊÇ……Œ‚‡…††

 
           
       "$$ # ## ##
    % $  $  $ ! $ !
          # # #" #"
       

 "! " $ " " " "$"
        
 Sumber: Jawa Tengah dalam Angka

maupun sarana sekolah mengalami Adanya kualitas pendidikan yang


peningkatan. Hal ini menunjukkan rendah ini, dampak yang paling
bahwa upaya pemerintah untuk terasa ialah pada manusia itu
serius dan komitmen terhadap sendiri yang menyebabkan kurang
masalah pendidikan memang bersaingnya tenaga kerja di suatu
terbukti secara output nya. wilayah. Kaitan antara pendidikan
Perlu diketahui bahwa untuk dan tenaga kerja berimpact pada
masalah pendidikan sendiri, jenis lapangan pekerjaan dimana
pemerintah Kabupaten Magelang hampir 40% penduduk produktif
telah menganggarkan lebih dari bekerja di sektor pertanian
20% APBDnya untuk pendidikan ȺźÇɾζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã¼Ç¶IJÀ
baik secara kuantitas seperti dibawah ini. Sektor pertanian
pengadaan sarana prasarana, merupakan sektor paling banyak
pengadaan buku pelajaran maupun menyerap tenaga kerja dengan
secara kualitas seperti pengadaan berbagai background pendidikan
pelatihan bagi para guru guna pekerjanya sehingga efektif dalam
meningkatkan kualitas guru di menanggulangi pengangguran.
kabupaten Magelang (Sumber: —ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã½¶È¾Á¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½
artikel dari www.magelangkab. ini, dapat dilihat bahwa Kabupaten
go.id). Selain itu, angka melek Magelang tenaga kerja nya
huruf yang terdapat di Kabupaten didominasi oleh pertanian yakni
Magelang juga sangat tinggi hampir 48% meskipun secara
yakni dikisaran 91%. Hal ini output baru menyumbang 28%
menunjukkan bahwa hamper dari PDRB total. Selain pertanian,
seluruh penduduk sudah bisa sector perdagangan juga menyerap
membaca. banyak tenaga kerja. Dari Jumlah

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
œÇ¶IJÀˆƒ†…¨ÉÇÊÀÉÊÇšÀÄÃľ¹¶Ã¡¶Å¶Ã¼¶Ã ºÇ¿¶¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…††

Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka 2011

di sektor pertanian ini mengalami lebih dari itu yakni skill yang
penurunan dari tahun ke tahun kompeten yang bisa didapat
dan ada kecenderungan pegeseran dibangku informal. Skill yang
lapangan kerja, dimana sektor kompeten inilah yang mampu
perdagangan mulai mendapat melihat adanya peluang wilayah
perhatian dari para tenaga kerja. dan mengembangkannya menjadi
keunggulan keunggulan komperatif
Dari penjelasan penjelasan sehingga meningkatkan
diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan suatu wilayah
rendahnya kualitas pendidikan dan mampu mensejahterakan
sangat mempengaruhi tenaga masyarakat sebagai outcome
kerja di suatu wilayah. Kualitas utamanya.
disinitidak hanya sekedar pada
sekolah di bangku formal hingga
jenjang yang tinggi, namun

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
4 RENDAHNYA MOBILITAS DAN AKSESIBILITAS
DI KABUPATEN MAGELANG

Oleh : Grace Damaris Suradi (36522)

!"# Mobilitas
œ¶Â·¶Çˆƒ††¥ºÉ¶¨ÉÇÊÀÉÊǧʶü‡…†‡

Sumber : Analisis Kelompok 2012

Setiap aktivitas tidak lepas dari kabupaten Magelang, bahwa


mobilitas. Dikarenakan setiap aktivitas-aktivitas utama yang
wilayah memiliki potensi dan terjadi cenderung berkumpul pada
peran masing-masing, setiap suatu wilayah. Hal inilah yang
wilayah memiliki bangkitan dengan membuat terjadinya kesenjangan
nilai yang berbeda. Perpindahan mobilitas antara orde I maupun
dari daerah asal dan tujuan orde IV. Tidak hanya aktivitas
menggambarkan bahwa kebutuhan sehari-hari seperti bekerja, maupun
manusia dan potensi daerah yang sekolah, kesenjangan mobilitas
berbeda, sehingga mau tidak mau juga terjadi pada distribusi barang
mereka harus melakukan mobilitas dan jasa. Apalagi penghasil
untuk pemenuhan kebutuhan utama produk pertanian maupun
hidup. perkebunan berada di Orde kelas
dua, seperti Kajoran, Kaliangkrik,
Dapat dilihat dari pola ruang Windusari maupun Grabag.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
©¶·ºÁˆƒŽŸÊÂÁ¶½—¶Ã¼À¾É¶Ã¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶ÃŸÊÂÁ¶½¥ºÇɶþ¶Ã
¨ºÇɶ¥™§— ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…†…

%DQJNLWDQ 3HQGXGXN 3HUWDQLDQ3HUNHEXQDQ


.HFDPDWDQ 3'5% MXWD
5WLEX603WK -LZD 7RQ
6DODPDQ    
%RUREXGXU    
1JOXZDU    
6DODP    
6UXPEXQJ    
'XNXQ    
0XQWLODQ    
0XQJNLG    
6DZDQJDQ    
&DQGLPXO\R    
0HUWR\XGDQ    
7HPSXUDQ    
.DMRUDQ    
.DOLDQJNULN    
%DQGRQJDQ    
:LQGXVDUL    
6HFDQJ    
7HJDOUHMR    
3DNLV    
*UDEDJ    
1JDEODJ    

Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2010

Jika diperhatikan lebih lanjut pada kecamatan Bandongan,


bahwa dengan hasil produksi yang tinggi sebesar
30,985.76 ton hanya terjadi bangkitan sebesar 142 SMP
per tahunnya. Hal ini mengindikasikan mobilitas yang
sangatlah rendah. Jika dikorelasikan antara 4 variabel
tersebut maka:

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁˆƒ†… ÄǺÁ¶È¾—¶Ã¼À¾É¶Ã¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶ÃŸÊÂÁ¶½¥ºÇɶþ¶Ã
¨ºÇɶ¥™§— ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…†…

&'()*+, ./01'2#34(, 6785/* 69:&#


-'( 5/5/* ;</-'=
347-'(+'(
64'7>8(#?87741',
! "@A$BB ,"!C% "DEAB
-+8(
&'()*+-'(
F+)"#;$,-'+145= "CCA "G@A "C$@
H $! $! $! $!
64'7>8(#?87741',
"@A$BB ! "%!A "A%CBB
./01'2#34(, -+8(
5/5/* F+)"#;$,-'+145= "CCA "!G! "CCC
H $! $! $! $!
64'7>8(#?87741',
,"!C% "%!A ! ,"C@D
6785/*#347-', -+8(
(+'( F+)"#;$,-'+145= "G@A "!G! "E!@
H $! $! $! $!
64'7>8(#?87741',
"DEAB "A%CBB ,"C@D !
-+8(
69:&#;</-'=
F+)"#;$,-'+145= "C$@ "CCC "E!@
H $! $! $! $!
ȗȗǤ‘””‡Žƒ–‹‘‹••‹‰‹ϐ‹…ƒ–ƒ––Š‡ͲǤͲͳŽ‡˜‡ŽȋʹǦ–ƒ‹Ž‡†ȌǤ
ȗǤ‘””‡Žƒ–‹‘‹••‹‰‹ϐ‹…ƒ–ƒ––Š‡ͲǤͲͷŽ‡˜‡ŽȋʹǦ–ƒ‹Ž‡†ȌǤ
Sumber : Analisis Kelompok 2012

Korelasi antara bangkitan dan


œÇ¶IJÀˆƒ††¥ºÇÉÊ·ʽ¶ÃšÀÄÃľ
jumlah produk pertanian dan
perkebunan yang mencakup
padi, ubi jalar, kacang tanah,
vanili, kapuk, tebu, cengkeh, kopi
dan tembakau memiliki korelasi
sebesar -0.103 dengan value
sebesar 0.657, yang berarti bahwa
produksi hasil pertanian maupun
perkebunan memiliki korelasi
yang cukup rendah, atau dengan
kata lain, hasil produksi tidak
dipengaruhi dengan bangkitan Sumber : Kabupaten Magelang dalam
perjalanan. Angka 2010, olah data 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
Namun lain halnya jika ditilik $"# Penyebab
korelasi antara bangkitan
perjalanan dan PDRB masing- Kabupaten Magelang yang
masing kecamatan, korelasi berada di antara dua kota
sebesar 0.487 dengan value utama di pulau Jawa, yaitu
0.025 mengindikasikan Semarang dan Yogyakarta,
bahwa bangkitan perjalanan memiliki tingkat mobilitas yang
memiliki pengaruh dalam PDRB tidak bisa disepelekan.
kabupaten Magelang. Hal ini Tingginya mobilitas akibat
berarti, rendahnya mobilitas posisi kabupaten Magelang
terutama di area-area pinggiran yang menjadi tempat transit
kabupaten Magelang, tidak bisa bagi kendaraan-kendaraan
dibiarkan terus menerus karena yang menuju Semarang
akan mengganggu kestabilan maupun Yogyakarta,
ekonomi kabupaten Magelang itu menyebabkan munculnya
sendiri. Apalagi beberapa tahun beberapa titik kemacematan
belakangan pertumbuhan ekonomi maupun rawan kecelakaan
Kabupaten Magelang semakin yang harus diwaspadai.
menurun setiap tahunnya.

œ¶Â·¶Çˆƒ†‡¥ºÉ¶–ÀȺȾ·¾Á¾É¶È¹¶Ã¢Ä·¾Á¾É¶È ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Sumber : Analisis Kelompok 2012

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁˆƒ††ŸÊÂÁ¶½ º¸ºÁ¶À¶Ã¹¾
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…†…
N0J@)1% P0()% P0()% N0J@)1% N0J@)1%;&'0?+)4%
>&4+4??)@
;&O&@)())4 $&'), #+4?)4 ;L'<)4 /#0*+)12
AAC 55 96 F8A C9C #*AA8Q7C6Q666
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2010

Dengan kerugian sebesar Rp langsung dengan kabupaten


338,750,000 tentu bukanlah Wonosobo dan Kabupaten Boyolali.
jumlah yang sedikit apalagi bila Kondisi tersebut didukung oleh
dibandingan dengan nyawa yang keadaan kontur yang cukup
melayang akibat 335 kecelakaan ekstrim. Diapit dengan kedua
yang terjadi di kabupaten gunung di sisinya, membuat
Magelang. Kabupaten Magelang memiliki
kontur yang sangat beragam.
œ¶Â·¶Çˆƒ†ˆ Äù¾È¾Ÿ¶Á¶Ã
Sehingga akses menuju ke daerah-
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ darerah tersebut sangat sulit.
Namun di beberapa wilayah yang
sudah terjangkau jalan, memiliki
derajat kemiringan yang cukup
tinggi, sehingga meyulitkan dalam
beraktivitas karena mengeluarkan
tenaga yang cukup banyak, dan
tidak sembarangan kendaraan
bisa melewatinya. Sehingga tidak
adanya transportasi publik yang
Sumber : Survey Lapangan 2012 membuat memaksa masyarakat
Dengan total luas wilayah 1,085.73 untuk menggunakan kendaraan
km2, kabupaten Magelang memiliki pribadi dalam beraktivitas.
bentang wilayah yang cukup œÇ¶IJÀˆƒ†‡ Äù¾È¾Ÿ¶Á¶Ã
beragam. Seperti yang dicantumkan  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
dalam peta diatas, pemukiman
di Kabupaten tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Magelang.
Jika dibandingan dengan ruas-
ruas jalan yang ada di Kabupaten
Magelang, maka dapat dilihat
beberapa wilayah yang masih
kurang terjangkau terutama di
bagian barat dan timur Kabupaten Sumber : Kabupaten Magelang dalam
Magelang yang berbatasan Angka 2011, olah data 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
œ¶Â·¶Çˆƒ†‰¥ºÉ¶¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ɶ½ÊÇ…†‡

Sumber :
Analisis Penulis 2012

Peran pemerintah cukup di masing-masing lokasi, dimana


dipertanyakan dalam mengatasi titik A mewakili tempat distribusi
keadaan yang menyangkut isu produk pertanian kepada
mobilitas, dikarenakan perawatan konsumen atau dalam hal ini
terhadap ruas jalan yang sudah mengambil sample pasar Secang,
ada cenderung menurun. Maka sedangkan titik B,C, dan D sebagai
ditakutkan kalau jumlah kecelakaan penghasil produk-produk pertanian
dan kemacetan di tahun-tahun maupun perkebunan yang siap
mendatang akan meningkat diedarkan kepada masyarakat,
dikarenakan kondisi jalan yang dan E sebagai pusat pemerintahan
tidak bertambah baik. serta kegiatan perekonomian
utama dalam hal ini mengambil
Jika diambil sampel dari pola sampel Mungkid dan Muntilan.
perjalanan pada titik titik berikut Maka dapat dilihat sample pola
untuk melihat bagai mana pola perjalanan masyarakat sebagai
perjalanan masyarakat akibat berikut:
bangkitan dan tarikan perjalanan

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁˆƒ†‡¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã Yang tentunya akan menurunkan
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…†‡ kualitas produk itu sendiri apabila
'HVWLQDVL dibiarkan menunggu proses
2ULJLQ 2L distribusi.
$ % & ' ( RL
$        ©¶·ºÁˆƒ†ˆ¥ÇÄκÀȾ¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã
%         ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÇ…‡‡
&        'HVWLQDVL 
'        2ULJLQ RL
$ % & ' (
(       
$      
GM       
%      
'M       
&      
Sumber : Analisis penulis 2012
'      
(      
œ¶Â·¶Çˆƒ†Š©¾Â·ÊöàÄÂĹ¾É¶È
ζüɾ¹¶ÀɺǶüÀÊÉ GM      
Sumber : Analisis penulis 2012

Jika dibiarkan, dalam sepuluh


tahun mendatang maka pola
perjalanan yang terjadi akan
menimbukan jumlah mobilitas
yang sangat tinggi ke titik E,
dan masih terdapat lemahnya
mobilitas terutama di titik
D. keadaan tersebut akan
¨Ê·ºÇ¨ÊÇ˺Ρ¶Å¶Ã¼¶Ã‡…†‡
menimbulkan kemacetan
dan pemusatan kegiatan di
Perjalanan menuju Mungkid kabupaten Magelang yang
maupun Muntilan berda di tentunya akan merubah
peringkat pertama dengan jumlah penggunaan lahan terutama di
perjalanan terbanyak. Hal ini daerah sekitar Mungkid maupun
tidak mengherankan mengingat Muntilan.
Mungkid maupun Muntilan itu
sendiri berad di Orde I. namun
jika dibandingan dengan jumlah
perjalanan dari titik penghasil
produk pertanian menuju tempat
pemasaran sangatlah rendah, hal
ini ditakutkan akan menimbulkan
penumpukan produk hasil
pertanian maupun perkebunan.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
5 DILEMA PERTAMBANGAN PASIR Merapi erupsi dan mengeluarkan
KABUPATEN MAGELANG larva yang menyebabkan jatuhnya
korban dan merusak sarana dan
Oleh : Aryasa Bijak Utama (36320) prasarana warga, dan berkah
Sumberdaya adalah semua yang dimaksudkan adalah adanya
potensi dan lingkungan yang pasir yang berlimpah akibat
dapat memenuhi kebutuhan aktivitas Merapi tersebut sehingga
hidup manusia. Salah satu terjadikegiatan penambangan
sumber daya alam di Kabupaten dilakukan oleh masyarakat
Magelang adalah pasir, adanya setempat sebagai pekerjaan
¶ÀɾIJɶȺÇÊÅȾœÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾ pokok dansebagian lain sebagai
membuat jumlah batu dan pasir pekerjaan sampingan.
di Kabupaten Magelang semakin Penambangan galian C (khususnya
berlimpah, bahan galian dari pasir) yang terjadi di lereng
Gunung Merapi seperti pasir Gunung Merapi sangat sulit
kerikilan,kerakal-berangkal, dihentikan. Pasalnya, para
bongkah dan lava yang bersifat penambang menganggap
andesitik ini sangat diperlukan bahwa pasir yang mereka ambil
untuk pembangunan sarana merupakan berkah akibat adanya
IJȾÀȺźÇɾ¼º¹Êü¿ºÂ·¶É¶Ã erupsi Gunung Merapi dan mereka
jalan dan pembangunan. Setiap menganggap pasir tersebut tidak
ź·¶Ã¼ÊöÃIJȾÀ·ºÇÀÄÃÈÉÇÊÀȾ ada yang memilikinya, sehingga
berat pasti memerlukan material mereka menambang dalam
pasir dan batu. Kualitas pasir jumlah yang sangat banyak.
dan batu yang berasal dari
kawasan gunung Merapi telah œ¶Â·¶Çˆƒ†‹ º¼¾¶É¶Ãźö·¶Ã¼¶ÃŶȾÇ
dikenal secara luas sebagai ¹¾ º¸¶Â¶É¶Ã™ÊÀÊÃ
pasir dan batu berkualitas tinggi
terutama untuk pembangunan
IJÈÀ¹¾Ÿ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Ã™¶ºÇ¶½
Istimewa Yogyakarta. Lokasi
penambangan pasir dan batu
di Kabupaten Magelang banyak
terletak di Kecamatan Dukun dan
Kecamatan Srumbung.Akan tetapi
adanya erupsi Gunung Merapi ini
membuat warga setempat berpikir
bahwa erupsi itu adalah bencana
dan berkah. Bencana yang Sumber : Survey Lapangan 2012
dimaksudkan adalah bila Gunung

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Penambangan pasir di wilayah menjadi dilemma tersendiri bagi
lereng Gunung Merapi terjadi masyarakat Kabupaten Magelang
secara legal (resmi) dan illegal itu sendiri, karena penambangan
(penambangan liar). Padahal pasir galian C tersebut selain
selama ini, penambangan galian C menjadi sarana warga untuk
cenderung menimbulkan kerusakan meningkatkan perekonomian
lingkungan karena penambangan juga dapat menimbulkan dampak
pasir dilakukan ditempat yang lingkungan bagi daerah di lokasi
tidak sesuai. Hal tersebut penambangan.

MASALAH

Penambangan pasir dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu


¹¶ÂŶÀIJȾÀ¹¶Ã¹¶ÂŶÀÈÄȾ¶ÁºÀÄÃľȺźÇɾζüɺÇɺǶ¹¾·¶¼¶Ã
berikut:
œ¶Â·¶Çˆƒ†Œ¨ÀºÂ¶§ºÈ¾ÀÄ¥ºÇɶ·¶Ã¼¶Ã¥¶È¾Ç

#&R+(L%!&',)J<)4?)4%!)R+'%
3&'1)H)*%P+4?(04?)4%!)H)%
;)<0*),&4%>)?&@)4?

")J*)(%U+R+( ")J*)(%ELR+)@%S(L4LJ+

!"# 3&'H)*),%%,&<+4?D,&<+4?% '=# !&4I&')*)4%,&4)?)%(&'M)%


<0(+,%I)4?%')T)4%@L4?RL'= I)4?%J&4?)(+<),()4%
<)4I)(%*&4H),)4?%I)4?%+(0,%
$"# (0')4?4I)%H&<+,%)+'% J&4)J<)4?%R&1+4??)%H)*),%
*&'J0())4-%J),)%)+'= ŵĞŶŝŵďƵůŬĂŶŬŽŶŇŝŬ͘

%"# #0R)(4I)%M)@)4%)(+<),% I=# GH)4I)%(&,)(0,)4%R&<)?+)4%


<)4I)(4I)%(&4H)'))4% J)RI)')(),%()'&4)%
<&'),%I)4?%(&@0)'% *&4)J<)4?)4%*)R+'%
J)R0(%(&%)'&)%@L()R+% I)4?%<&'*L,&4R+%@L4?RL'%
*&',)J<)4?)4%*)R%%)+'= R&1+4??)%R&T)(,0DT)(,0%
<+R)J&4?&4)+%@)1)4%H)4%
D"# !L@0R+%0H)')= *&J0(+J)4%J&'&()=

Sumber: Survey lapangan dan hasil wawancara 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
™¶ÂŶÀIJȾÀÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ãζ¾ÉÊ Terjadinya bencana longsor ini terjadi
adanya tebing-tebing bukit akibat daerah Kabupaten Magelang
yang rawan longsor, kurangnya tersebut memilikikemiringan lereng
25-40% yang memungkinkan
debit air permukaan/ mataair,
terjadinya bencana tersebut bila
rusaknya jalan dan polusi udara.
kegiatan penambangan pasir tersebut
Tebing-tebing rawan longsor yang tidak diawasi dengan baik. Berikut
dimaksud adalah sebperti gambar peta titik-titik kegiatan pertambangan:
yang ada dibawah ini:
Dari hasil wawancara yang dilakukan
dilapangan, dampak sosial ekonomi
œ¶Â·¶Çˆƒ† º¼¾¶É¶Ã¥ºÃ¶Â·¶Ã¼¶Ã adalah terjadinya penyerapan tenaga
¥¶È¾Ç¹¾ º¸¶Â¶É¶Ã¨ÇÊ·Êü kerja sehingga sebagian masyarakat
beralih profesi dari petani menjadi
tenaga kerja di penambangan pasir.
Kegiatan ini juga menyebabkan
banyaknya pendatang yang ikut
menambang sehingga dapat
ºþ·ÊÁÀ¶ÃÀÄÃij¾Àƒ ºÉ¶ÀÊɶÃ
sebagian masyarakat karena
penambangan pasir yang berpotensi
longsor sehingga sewaktu-waktu
bisa mengenai lahan dan pemukiman
Sumber : Survey Lapangan 2012 mereka, apalagi bila turun hujan.

œ¶Â·¶Çˆƒ†Ž¥ºÉ¶¨º·¶Ç¶Ã¡ÄÀ¶È¾¥ºÇɶ·¶Ã¼¶Ã
 ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Potensi

Dari hasil wawancara yang penghasilan Rp. 90.000 – Rp.


dilakukan, menambang pasir 150.000 cukup menggiurkan
bagi masyarakat Kabupaten tentunya. Pasir merupakan salah
Magelang itu sendiri merupakan satu produk kegiatan Gunung
cara mudah untuk meningkatkan Merapi yang merupakan andalan
perekonomian mereka, karena pemerintah Kabupaten Magelang
menurut mereka, aktivitas dalam meningkatkan Pendapatan
dalam menambang pasir tidak Asli Daerah dan juga menyerap
memerlukan keterampilan (skill) lapangan kerja.
khusus. Hanya dengan bermodal
senggrong saja, seseorang bisa
menjadi penambang pasir dengan

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
6 RENDAHNYA KESEJAHTERAAN memiliki penghasilan sekitar Rp.
PETANI 500.000,00 perbulan. Standar
Oleh: Ardina Putri Rahtama (36912) hidup layak dapat dilihat dari
Upah Mimum Regional (UMR) Ka-
Sektor pertanian merupakan sek- bupaten Magelang yang menurut
tor yang penting karena memiliki Keputusan Gubernur Jawa Ten-
kontribusi besar pada PDRB dan gah Nomor 561.4/73/2011 UMR
menyerap banyak tenaga kerja. Kabupaten Magelang sebesar Rp.
Sektor pertanian yang memiliki 870.000,00.
kontribusi paling besar adalah sub
sektor tanaman bahan makanan. Sebagai simulasi diasumsikan
Meskipun begitu ternyata perta- keperluan untuk membeli kebutu-
nian belum dapat mensejahterakan han makanan dengan jumlah kon-
orang – orang yang bekerja di sumsi beras setiap keluarga dalan
dalamnya. Pertanian masih memi- sebulan. Perhitungannya sebagai
liki nilai yang relatif rendah diband- berikut :
ingkan sektor lainnya. Upah tenaga ©¶·ºÁˆƒ†‰ŸÊÂÁ¶½ª¶Ã¼ζü
kerja yang didapat oleh pelaku ™¾ÀºÁʶÇÀ¶ÃªÃÉÊÀ¢¶À¶Ã¶Ã¥ÄÀÄÀ
źÇÀºÁʶǼ¶źÇ·ÊÁ¶Ã
pertanian saat masih sangat ren-
dah dibawah 3 juta perpekerja (QHUJL\DQJGLEXWXKNDQ NDO 
pertahun. Pertumbuhan produktivi- -XPODKEHUDVSHUNDSLWD NJ 

tas tenaga kerja sektor pertanian NNDONJ
¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ·ºÇ¾ÀÊɏ -XPODKEHUDVVHWLDSNHOXDUJD

RUDQJ
Jika dalam satu keluarga ter-
dapat 4 anggota keluarga dan +DUJDEHUDV5SNJ 
8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHUKDUL

œÇ¶IJÀˆƒ†ˆ¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã¥ÇĹÊÀɾ˾ɶÈ 5S
©ºÃ¶¼¶ ºÇ¿¶¨ºÀÉÄÇ¥ºÇɶþ¶Ã 8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHU

EXODQ 5S
Sumber : Analisa penulis, 2012

Dengan pendapatan Rp
500.000,00 perbulan, sebuah
keluarga dapat memenuhi
Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2010-2011 kebutuhan makan keluarganya
dengan sisa pendapatan sekitar
dua orang diantaranya bekerja di
Rp 50.000,00 dalam sebulan.
sektor pertanian, dalam setahun
Uang Rp 50.000,00 tentu saja
keluarga itu hanya memiliki peng-
tidak cukup untuk memenuhi
hasilan sebesar 6 juta pertahun.
kebutuhan lain keluarga tersebut.
Diasumsikan keluarga tersebut

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Asumsi keluarga tersebut tinggi, seringkali mereka tidak
memiliki dua orang anak yang mampu. Jika sudah seperti itu anak
masih sekolah. Satu SD dan – anak petani tersebut bisaanya
satu SMP, keluarga tersebut memilih bekerja karena tidak ada
sudah tidak mengeluarkan uang biaya.
untuk membayar uang sekolah.
Tentu saja selain untuk makan dan
Apakah dengan begitu anaknya
sekolah masih ada kebutuhan lain
·¾È¶·ºÇȺÀÄÁ¶½¹ºÃ¼¶Ã·¶¾À”
yang kadang “harus” dikeluarkan.
Belum tentu, biaya sekolah tidak
Misalnya biaya untuk membayar
terbatas pada SPP saja tapi biaya
listrik atau air bersih. Dua
seragam dan buku yang paling
infrastruktur itu merupakan dua
jelas. Biaya seragam sekolah saat
infrastruktur yang bisaanya dapat
sekitar satu juta dan bisaanya
diakses oleh masyarakat. Jika
harus dibayar saat awal masuk
tidak dapat membayar biaya untuk
dan harus dibayar lunas dalam
mengakses infrastruktur tersebut
waktu seminggu dibeberapa
jaringan ke rumahnya akan
sekolah. Dua anak berarti dua
dimatikan sihingga aktivitasnya
juta dalam setahun. Dengan sisa
dapat terganggu. Belum lagi
Rp 50.000,00 sebulan cukupkah
kebutuhan untuk kesehatan, sakit
ÊÃÉÊÀº·¶Î¶ÇʶüȺǶ¼¶Â”
tidak dapat dihindari oleh setiap
Sisa uang untuk makan berarti
orang. Jika sakit, banyak yang
sebesar Rp 600.000,00 setahun
bisaanya tidak pergi ke puskesmas
dan jelas tidak cukup membayar
apalagi ke dokter. Biasanya
uang sekolah anak sebesar Rp
mereka hanya membeli obat di
2.000.000,00. Selain seragam,
uang buku menjadi pengeluaran warung – warung bahkan ada yang
membiarkan penyakitnya tanpa
wajib bagi anak sekolah. Berapa
penanganan medis.
·ºÈ¶ÇÃζ” ¶É¶À¶ÃÁ¶½ʶü·ÊÀÊ
sebesar Rp 200.000,00 per Banyak hal yang menyebabkan
semester, berarti pengeluarannya pendapatan petani di Kabupaten
sebesar Rp 800.000,00 per Magelang rendah. Salah satu
tahun. Itu baru kebutuhan penyebabnya adalah ketidak
seragam dan buku, setiap anak seimbangan jumlah lahan pertanian
sekolah pasti membutuhkan uang dengan jumlah petani yang ada. Di
saku dan kadang jika sudah kelas Kabupaten Magelang setiap petani
6 SD atau 3 SMP pasti ada les - hanya memiliki tanah seluas 0,088
les tambahan untuk menghadapi ha. Data jumlah lahan pertanian
ujian. Sementara untuk tingkat dapat dilihat sebagai berikut :
SMA/SMK apalagi perguruan

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
©¶·ºÁˆƒ†ŠŸÊÂÁ¶½¡Ê¶È¡¶½¶Ã mahal untuk dapat mengolah
¥ºÇɶþ¶ÃȺɾ¶Åźɶþ tanah pertanian. Asumsi neraca
7DKXQ    input dan output nilai pertanian
-XPODKSHWDQL    selama setahun sebagai berikut :
-XPODKODKDQ
SHUWDQLDQ
   ©¶·ºÁˆƒ†‹¥ºÇÀ¾Ç¶¶Ã¥ºÃ¹¶Å¶É¶Ã
¥ºÉ¶Ã¾¹¶Á¶Â¨ºÉ¶½ÊÃ
/XDVODKDQVHWLDS
  
SHWDQL ,QSXW +DUJD 7RWDO
Sumber : Analisa penulis, 2012 6HZDWDQDK
SHUWDQLDQ 5S 5S
Ÿika setiap petani memiliki 3HNHUMD 5S 5S
lahan hanya 0,088 ha berapa
3XSXN 5S 5S
pendapatan mereka dengan
2EDWKDPD 5S 5S
produktivitas 6 ton/ha. Jika
%LELW 5S 5S
dikalkulasi setiap petani hanya
mendapatkan 0,53 ton pertahun 7RWDOLQSXW 5S
per petak sawah. Pada tahun 2XWSXW
5S 5S
WRQKD
2012 saja HGK di petani hanya
sekitar Rp 4.500,00.Uang yang 6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ 5S
didapatkan hanya sekitar 2,4 juta
VHWDKXQ
pertahun. Pendapatan bahkan
dibawah angka produktivitas Sumber : Analisa penulis, 2012
tenaga kerja pertanian. Dengan
Hasil dari pertanian selama
uang sebesar itu tentu saja tidak
setahun masih sangat rendah.
dapat memenuhi kebutuhan
Petani bahkan dapat merugi,
keluarganya. Ketidakseimbangan
tidak mendapatkan keuntungan
terjadi karena terjadi penurunan
dari hasil pertanian. Penyebabnya
jumlah lahan pertanian sementara
adalah on farming kurang baik.
jumlah petani terus meningkat.
Cara bertanam di Kabupaten
Peningkatan jumlah petani yang
Magelang rata – rata masih
tidak diimbangi peningkatan
menggunakan sistem yang
luas lahan mengakibatkan
tradisional. Sistem yang dimaksud
semakin sedikitnya lahan yang
bukan hanya cara tanam saja tapi
diolah seorang petani sehingga
juga cara pengelolaan pertanian.
pendapatan petani juga ikut
Penggunaan teknik dan bahan
menurun. Sebab lain adalah tidak
berkualitas untuk mendapatkan
seimbangnya biaya produksi
hasil optimal masih minim. Masih
dengan pendapatan yang didapat.
ada pengolahan lahan yang
Seorang petani yang menyewa
menggunakan kerbau sehingga
lahan pertanian harus membayar
waktu pengerjaan lebih lama.

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Lahan pertanian dapat mencapai petani saat yang hanya Rp
produktivitas optimal jika dapat 500.000,00. Jika dilihat ternyata
menghasilkan panen 10 ton/ dengan menyewa lahan pertanian
ha. Rendahnya hasil pertanian seluas satu hektar dalam setahun
tersebut juga menjadi penyebab dapat menghasilkan uang 17
pemuda Kabupaten Magelang juta dalam setahun. Untuk petani
tidak mau bekerja di sektor yang memiliki lahan petanian
pertanian. Pemilik lahan pertanian sendiri tidak perlu menyewa lahan
juga lama kelamaan semakin sehingga biaya produksi dapat
merasa lahan pertanian tidak ditekan sehingga pendapatanya
menguntungkan. Lahan pertanian bisa mencapai 40 juta lebih dalam
yang berada di pinggir jalan setahun.
bisaanya menjadi peluang pemilik
lahan untuk menjualnya karena Namun, pendapatan itu hanya
dirasa lebih menguntungkan. untuk petani yang menyewa
lahan dengan minimal luas 1 ha.
Jika produktivitas optimal petani Pada kenyataannya di Kabupaten
Kabupaten Magelang dapat Magelang luas lahan pertanian
memiliki pendapatan bersih sekitar yang dimiliki setiap petani sangat
17,4 juta pertahun atau sekitar kecil yaitu hanya 0,088 ha atau
1,45 juta perbulan. Pendapatan sekitar 880 m2. Jarang sekali
tersebut tetu saja dapat lebih ada petani yang memiliki lahan
mensejahterakan petani di pertanian diatas satu hektar.
Kabupaten Magelang karena Asumsi pendapatan petani dalam
pendapatan perpekerja hampir sebulan dengan lahan 880 m2
3 kali lipat dari pendapatan sebagai berikut :

©¶·ºÁˆƒ†Œ¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¥ºÃ¹¶Å¶É¶Ã¥ºÉ¶Ã¾¹¶Á¶Â¨ºÉ¶½ÊÃ
,QSXW +DUJD /XDV 2XWSXWWRQKD 2XWSXWWRQKD
3HNHUMD 5S  5S 5S
SXSXN 5S  5S 5S
REDWKDPD 5S  5S 5S
ELELW 5S  5S 5S
5S 5S
RXWSXW 5S 5S 5S
6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ
VHWDKXQ 5S 5S
Sumber : Analisa penulis, 2012

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
œ¶Â·¶Çˆƒ‡…¡¶½¶ÃźÇɶþ¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : survey lapangan, 2012

Dari perkiraan tersebut bisa dilihat pada satu bidang lahan pertanian.
berapa pendapatan seorang Mayoritas komoditi yang dihasilkan
petani yang hanya memiliki tanah oleh Kabupaten Magelang adalah
pertanian seluas 880 m2 . Dalam beras. Padahal tidak semua
setahun petani sekarang hanya kawasan di Kabupaten Magelang
mendapatkan untung 2,1 juta cocok untuk ditanami padi.
dan jika hasil panennya optimal Setiap tanaman memiliki kriteria
(10 ton/ha) uang yang didapat lahan yang berbeda agar dapat
hanya 3,7 juta. Perhitungan berkembang secara optimal.
hanya untuk petani yang memiliki Selain itu dalam satu bidang
lahan pertanian jika tidak memiliki lahan pertanian bisaanya hanya
lahan pertanian tentu saja ditanami satu macam tanaman
pendapatannya jauh dibawah itu. sehingga hasil panen yang didapat
Jika petani tersebut menyewa hanya dari tanaman itu saja.
lahan pertanian, biaya sewa yang Jika tanaman tersebut gagal
dibayar sekitar 2 juta pertahun panen dapat dipastikan petani
dan biaya itu sangat mengurangi tersebut tidak akan mendapatkan
pendapatan petani. Bisa saja ʶüƒ©ÄÅļǶIJζüȶü¶É
keuntungan yang didapat petani beragam di Kabupaten Magelang
hanya sekitar 200ribu setahun. sangat memungkinkan untuk
pengembangan berbagai jenis
Seperti terlihat pada gambar komoditas pertanian. Lahan
diatas, saat pertanian di pertanian padi tersebar di seluruh
Kabupaten Magelang kurang kecamatan seperti yang dapat
memiliki variasi komoditas karena dilihat pada peta berikut :
hanya terdapat satu jenis tanaman

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
œ¶Â·¶Çˆƒ‡†¥ºÉ¶¨¶Ì¶½žÇ¾¼¶È¾©ºÀþȹ¶Ã£ÄéºÀþÈ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang, 2010

Karena lahan pertanian yang sebenarnya bukan merupakan


sempit, sebaiknya dikembangkan sistem pertanian yang baik. Hal
model pertanian yang modern tersebut dikarenakan penggunaan
dan intensif agar produktivitas pupuk kimia pada awalnya
lahan pertanian meningkat. Untuk memang dapat meningktakan
meningkatkan pendapatan petani produktivitas lahan pertanian tapi
dapat dikembangkan sistem unsur – unsur kimia pupuk akan
integrated farming atau mengatur melekat pada tanah pertanian
spesialisasi komoditas dari setiap yang dalam jangka panjang
desa di Kabupaten Magelang. dapat menurunkan kesuburan
tanah. Penurunan kesuburan
Selain itu untuk meningkatkan tanah tidak langsung dirasakan
produktivitas lahan pertanian dampaknya saat penggunaan tapi
harus mulai dilakukan pertanian beberapa tahun setelahnya. Selain
organik. Pertanian yang selama pupuk, bahan kimia juga berasal
dilakukan di Kabupaten Magelang dari pestisida atau obat hama
yang menggunakan pupuk kimia yang digunakan petani. Sama

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
seperti pupuk, pestisida akan Magelang. Kegiatan off farm
meninggalkan bahan kimia tidak yang selam ini dilakukan baru
hanya pada tanah tapi juga pada sebatas pengolahan buah stoberi
hasil panen. Penggunaan bahan yang dijadikan selai atau dodol.
kimia tersebut selain tidak sehat Sementara komoditas lain belum
untuk tanah ternyata juga tidak terlalu banyak pengolahan hasil
sehat untuk komoditas yang pertanian.
akan kita konsumsi. Disamping
itu, pengguanan pestisida yang Pengembangan off farm di
sama pada hama yang sama Kabupaten Magelang penting
lama kelamaan akan membuat dilakukan untuk membagi jumlah
hama tersebut kebal terhadap tenaga kerja yang sekarang
pestisida yang digunakan petani. bekerja di sektor pertanian agar
Misalnya pengatasan hama wereng sebagian beralih pada pengolahan
dengan penggunaan pestisida off farm yang sering disebut
A, pada penggunaan sekali dua juga industri pengolahan hasil
kali wereng tersebut langsung pertanian. Dengan terbaginya
mati tapi pada penggunaan ke sebagian pekerja pertanian
sepuluh hama wereng tersebut ke industri pengolahan hasil
masih hidup. Selain mempengaruhi pertanian, produktivitas tenaga
kuantitas panen yang dihasilkan, kerja pertanian akan meningkat.
penggunaan obat kimia juga Selain itu pengembangan industri
akan berdampak pada penurunan pengolahan hasil pertanian juga
kualitas hasil panen karena hasil akan meningkatkan nilai tambah
panen yang sebetulnya menjadi sektor pertanian.
“racun” bagi konsumen. Padahal Kabupaten Magelang
Selain kegiatan on farm, kurangnya memiliki letak yang strategis
pengolahan hasil pertanian (off karena terletak diantara tiga
farm) turut membuat rendahnya gunung yang terdapat di tiga sisi
nilai tukar pertanian. Hal tersebut wilayah. Gunung yang pertama
dikarenakan hasil pertanian yang adalah Gunung Merapi yang
ada selama ini hanya dijual dengan terletak di sebelah timur laut.
pengolahan yang sangat minim. Gunung Merbabu di sebelah timur
Untuk komoditas beras misalnya, dan terakhir Gunung Sumbing di
pengolahan yang dilakukan sebelah barat laut. Ketiga gunung
hanya sebatas pengepakan tersebut sampai sekarang masih
atau pembungkusan beras ke berstatus aktif dan Gunung Merapi
dalam karung-karung untuk merupakan gunung yang paling
didistribusikan keluar Kabupaten aktif. Letak Kabupaten Magelang

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
yang berada di antara tiga gunung saja sudah lebih dari cukup untuk
aktif tersebut memberi dampak memenuhi kebutuhan konsumsi
positif. Letak tersebut membuat beras di kedua kecamatan
Kabupaten Magelang menjadi tersebut. Cadangan beras yang
daerah subur dan cawan air karena ada saat ini diekspor ke daerah
memiliki mata air pegunungan lain. Beras dapat dikatakan sebagai
yang melimpah dari ketiga gunung
salah satu komoditas basis
tersebut.
Kabupaten Magelang. Peta sebaran
Selain itu Kabupaten Magelang lokasi beras sebagai komoditas
merupakan salah satu lumbung unggulan dapat dilihat pada peta
padi Provinsi Jawa Tengah. berikut:
Sebagai daerah yang subur,
Kabupaten Magelang menjadi œ¶Â·¶Çˆƒ‡‡¥ºÉ¶˜¶¹¶Ã¼¶Ã¥ÇĹÊÀȾ—ºÇ¶È
daerah yang ideal untuk pertanian  ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
bahan pangan. Sesuai dengan
fungsi kabupaten sebagai
produsen Kabupaten Magelang
merupakan salah satu lumbung
padi Jawa Tengah. Hasil pertanian
padi dengan komoditas utama
beras menjadi komoditas
unggulan di Kabupaten Magelang.
Ketersediaan beras terdapat
diseluruh kecamatan di Kabupaten
Magelang. Ketersediaan beras
yang cukup menjadi salah satu
penentu ketahanan pangan di
Kabupaten Magelang.

Sebagai makanan pokok utama


Sumber : Analisa penulis, 2012
di Kabupaten Magelang beras
menjadi komoditas yang penting Beras memang menjadi komoditas
untuk dikembangkan. Dari semua unggulan saat ini. Produksi data ini
kecamatan di Kabupaten Magelang sudah dapat mencukupi kebutuhan
ternyata hampir semua kecamatan pangan Kabupaten Magelang dan
memiliki surplus beras. Kecamatan kualitas beras dari Kabupaten
yang tidak memiliki cadangan
Magelang dapat dikatakan cukup
beras hanya Kecamatan Pakis dan
baik. Oleh kaena itu, selain
Ngablak. Kedua kecamatan itu
dikonsumsi Kabupaten Magelang
dapat memenuhi kebutuhan beras
juga diekspor ke daerah lain.
mereka dari kecamatan lain karena
cadangan dari Kecamatan Grabag

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
7 KRISIS AKSESIBILITAS SEKTOR AIR BERSIH
DI KABUPATEN MAGELANG

¤Áº½£ÊÇÁ¾Ã¶®ÊÈɾþüÇÊÂ}ˆ‹ˆŽ†~

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten


Magelang, di Tahun 2012 tercatat bahwa terdapat 11 kecamatan yaitu
Kecamatan Srumbung, Salam, Mungkid, Sawangan, Ngluwar, Kajoran,
Borobudur, Candimulyo, Pakis, Secang, dan Salaman yang mengalami
bencana kekeringan.

œ¶Â·¶Çˆƒ‡ˆ¥ºÉ¶¤ËºÇÁ¶Î¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã¹¶Ã™¶ºÇ¶½
 ºÂ¶Ç¶Ê ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber : Analisis Penulis, 2012

Dengan jumlah warga mencapai kabupaten Magelang berada


21.782 jiwa, dropping air yang diantara lima bukit, dengan
telah dijadwalkan adalah semingu cadangan air tanah serta curah
dua kali pada hari Senin dan hujan yang tinggi. Kabupaten
Kamis, dengan tiap tangki yang Magelang juga memiliki 10 Daerah
mencapai 5000 liter. Aliran Sungai beserta banyak
sumber mata air terlindungi.
¥¶¹¶½¶ÁȺ¸¶Ç¶ÁºÉ¶À¼ºÄ¼Ç¶IJȁ Sumber air Gedad dan Tlogorejo

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
yang berada di kawasan Gunung Selain rutin mengalami kemarau
Andong dan Gunung Telomoyo tiap tahunnya, keberadaan PDAM
adalah sumber air terbesar di sebagai fasilitator bagi masyarakat
wilayah daerah aliran sungai akan pemenuhan air bersih juga
turut memprihatinkan karena tidak
Bolong, yang telah diolah oleh
dapat memenuhi kebutuhan air
PDAM Magelang sebagai sumber
secara makro.
pasokan air untuk wilayah kota
dan kabupaten Magelang.

œÇ¶IJÀˆƒ†‰¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã–¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
¹ºÃ¼¶Ã˜ÄÃ˺Ƕ¼º¹–Ǻ¶¥™–¢

¨Ê·ºÇ–öÁ¾È¾È¥ºÃÊÁ¾È‡…†‡

Perbandingan antara kebutuhan kemiskinan pada tahun 2012 di


air kabupaten magelang dengan Kabupaten Magelang mencapai
dengan coveraged area PDAM juga 14%.
sangat timpang selama lima tahun
terakhir. Tak heran jika setengah Tingkat kebutuhan akan air
dari masyarakat menggunakan bersih menurut standar WHO
sumur dirumah masing-masing adalah 1600 m3. Mencakup
bagi masyarakat dengan tingkat pemenuhan pada kebutuhan do-
perekenomian menengah keatas. mestik sebesar 800 m3/Tahun,
Namun demikian, bagaimana beserta koreksi sebesar 2,0
dengan nasib penduduk pada kebutuhan virtual mencak-
kabupaten magelang yang tidak up kebutuhan hidup layak serta
·ºÇÀº¸ÊÀÊŶÔ¥¶¹¶½¶ÁɾüÀ¶É pangan domestik lainnya.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
Tabel 3.18 Kebutuhan Air Virtual

.RQVXPVL3URGXNVL -XPODK .HEXWXKDQ6HWDUD$LU


.RQVXPVL
%HUDV NJWK PWK
$LUPLQXPGDQUXPDK OLWHUWDKXQ PWK
WDQJJD
7HOXU NJEHULVLVWHOXU PWK
EXWLUKDUL
%XDK NJMHUXN EXDK PWK
NJWLDSKDUL
'DJLQJ NJKDUL PWK
6DODG PWK
.HGHODL
7RWDO
3URGXNVL
NJSDGL OLWHU
NJGDJLQJVDSL OLWHU
NJGDJLQJXQJJDV OLWHU
D\DP
NJWHOXU OLWHU
NJNHQWDQJ OLWHU
NJNHGHODL OLWHU
NJJDQGXP OLWHU
ERQJNDKURWL OLWHU
NDOHQJVRGD OLWHU
$LU0LQXP5XPDK7DQJJD OLWHUKDULNDSLWD
Sumber: Kantor Mentri Lingkungan Hidup (2009)

œÇ¶IJÀˆƒ†Š¥ºÂºÃʽ¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã–¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼

Sumber: BAPPEDA Kabupaten Magelang 2012

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Pada tahun 2012, telah tercatat Magelang. Penyebab pertama
bahwa sumber utama sektor air adalahnya kurangnya dana
bersih pada masyarakat Kabupate pada pemerintah pusat untuk
Magelang adalah melalui swadaya menempatkan pembangunan
mandiri melalui sumur terlindungi PDAM sebagai prioritas program
dengan presentase mencapai pembangunan. Sampai saat ini,
33,73%, hampir dua kali lipat pemerintah Kabupaten Magelang
dari penggunaan sumber air terkesan hanya mengadakan
ledeng yang dikelola oleh PDAM. aggaran rutin dropping air bersih
Hal tersebut mengindikasikan tiap tahunnya apabila terjadi
rendahnya presentase yang telah kemarau. Pada tahun 2011,
dipenuhi pemerintah terhadap anggaran yang dikeluarkan untuk
kebutuhan masyarakat akan dropping air bersih mencapai
sektor air bersih. Rp 160.600.000,- (Sumber :
Badan Penanggulangan Bencana
Air merupakan kebutuhan Kabupaten Magelang, 2012)
utama masyarakat selain udara.
Pertambahan penduduk yang Kedua, menurunnya tingkat
terus menerus tidak sebanding kualitas sumber air bersih pasca
dengan manajemen pengelolahan erupsi merapi. Lahar dingin yang
sumber daya air yang baik. membawa turun material berat dari
Meskipun secara teoritis volume hulu, menyebabkan meningkatnya
sumber daya air tidak akan debit air sungai serta turunnya
berubah karena mengalami siklus kualitas serta volume air pada
yang berkesinambungan, dinamika sungai sehingga mengandung
kebutuhan serta kegiatan manusia bebatuan material.
telah berdampak terhadap siklus
tersebut. Ketiga, masyarakat dengan kondisi
kekurang sektor air bersih biasanya
Pentingnya pengelolahan air bertempat tinggal pada kawasan
bersih yang terstruktur bagi permukiman terpencil dijangkau
kebutuhan domestik, menjadi hal dengan jarak antar rumah yang
utama karena dapat mengurangi relatif jauh serta berada pada
penggalian sumur yang sering kondisi geohidrologi yang miskin air
menjadi penyebab berkurangnya ɶö½ȺÇɶÉÄÅļǶIJ·ºÇ·ÊÀ¾Éƒ
cadangan air tanah, penurunan
tanah, serta degradasi lingkungan. Untuk menyelesaikan krisis
sektor air bersih pada kabupaten
Terdapat beberapa penyebab
magelang, dapat menggunakan
utama terhadap terjadinya krisis
sektor air bersih di Kabupaten beberapa pendekatan. Diantaranya

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
pendekatan aspek sosial, dengan untuk mandiri, partisispatif,
memberikan kesadaran bahwa serta aktif warga Kabupaten
krisis air bersih adalah musuh Magelang semisal membangun
bersama, yang harus dihadapi saluran jaringan air sederhana
dengan semangat, etos kerja, melalui sumber mata air terdekat
kesadaran, kerelaan, kemandirian, dengan pipa pralon. Hal tersebut
dan toleransi tanpa menunggu ɺÃÉʶÀ¶Ã¿¶Ê½Áº·¾½ºIJȾºÃ¹¶Ã
bantuan atau belas kasih dari berjangka panjang lebih baik
pihak lain. Dari aksi sosialisasi ketimbang menunggu aksi nyata
tersebut, dapat ditindak lanjut pemerintah dalam menanggulangi
dengan mengadakan pelatihan secara jitu krisis air bersih karena
pengelolahan air bersih, seperti masih terhalang pada sektor
memberdayakan masyarakaat pendanaan.

Tabel 3.19 Strategi Penanggulangan Krisis Sektor Air


Bersih Kabupaten Magelang

6WUDWHJL 6DVDUDQ /DQJNDK2SHUDVLRQDO


$VSHN6RVLDO
3HQJHPEDQJDQ.HOHP 0HPEHUGD\DNDQVHUWD 0HPEHULNDQVRVLDOLVDVLEDKZDNULVLV
EDJDDQ6HNWRU$LU%HUVLK PHQ\DGDUNDQZDUJDEDKZD DLUKDUXVGLKDGDSLGHQJDQVHPDQ
NULVLVDLUEHUVLKDGDODKPX JDWHWRVNHUMDNHVDGDUDQNHUHODDQ
VXKEHUVDPD NHPDQGLULDQGDQWROHUDQVLWDQSD
PHQXQJJXEHODVNDVLKDQSLKDNODLQ
0HPEDQJXQSDUWLVLSDWLIVHUWD 0HPEHULNDQSHODWLKDQSHPDVDQJDQ
NHDNWLIDQPDV\DUDNDW SLSDSUDORQVHGHUKDQDGDULVXPEHU
PDWDDLUWHUGHNDWDJDUGDSDWVDPSDL
NHWLDSUXPDKSHQGXGXN
$VSHN/LQJNXQJDQ
0HPSHUEDLNLNRQGLVLOLQJ 0HPSHUEDLNLOLQJNXQJDQ 0HQJDGDNDQSHQDQDPDQWXPEXKDQ
NXQJDQPHODOXL$JURSROLWDQ VXPEHUGD\DDLUSDGDWHPSDW \DQJVHVXDLGHQJDQWRSRJUDILQ\D
GHQJDQSRODSHQDQDPDQ \DQJVXGDKUXVDN XQWXNPHQJLNDWDLUWDQDKGDQPHQ
DJURIRUHVWU\ JXUDQJLHURVL
0HQMDJDNXDOLWDVVXPEHUGD 3HQJDZDVDQKXNXP\DQJNHWDW
\DDLUEHVHUWDOLQJNXQJDQQ\D SDGDWLDSVWDNHKROGHULQYHVWRU

Sumber: Analisis Penulis

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Selain aspek sosial, pendekatan Dengan hasil-hasil perkebunan
melalui aspek lingkungan juga tersebut, tentu dapat
sangat penting untuk diadakan, meningkatkan pendapatan
karena menyangkut kondisi masyarakat sekitar serta
ºÀȾÈɾü¼ºÄ¼Ç¶IJÈ ¶·ÊŶɺà pemasukan pemerintah, sehingga
magelang. Dengan menjaga pengganggaran jaringan PDAM
dan memperbaiki lingkungan dapat terus ditingkatkan,
terutama terhadap sektor sumber coveraged area sanggup untuk
air bersih, degradasi lingkungan memenuhi kebutuhan seluruh
serta bencana alam kekeringan warga kabupaten Magelang. .
tentu dapat ditanggulangi dan Karena pada hakikatnya, kita tidak
diminimalisir sekecil mungkin dapat hidup tanpa keberadaan
bumi beserta sumberdaya
Strategi Agropolitan dengan pola alamnya, sedangkan bumi dapat
penanaman agroferasti menjadi terus hidup dan berputar tanpa
pilihan yang baik dikarenakan keberadaan manusia.
potensi pertanian yang ada
pada Kabupaten Magelang saat
ini. Konsep Agroferasti adalah
perkebunan dengan tanaman
panen produktif, sesuai dengan
ÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ã
tersebut. Misalkan dengan kondisi
penurunan kualitas air pada daerah
perbukitan yang gundul dan
rawan erosi, cocok untuk ditanami
pepohonan berakar kuat serta
yang berbuah banyak. Disamping
dapat menahan air pada tanah
tersebut, pepohonan tadi juga
dapat menghasilkan buah yang
dapat dipanen secara periodik.
¨º¹¶Ã¼À¶ÃŶ¹¶ÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
yang sering terjadi kemarau,
dapat dilakukan penanaman
dengan tanaman yang tidak terlalu
membutuhkan air, namun dapat
menghasilkan produksi, semisal
pohon jati.

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL 
 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
GAGASAN
PENGEMBANGAN
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
1 Agropolitan
Pengembangan kawasan pedesaan dan hilir terhadap sektor hulu
sering menyebabkan adanya urban dan hilir yang sudah terjadi, dan
bias yaitu kondisi tersedotnya kesiapan pranata (institusi).
potensi pedesaan ke perkotaan Kondisi ini menjadikan suatu
baik itu manusia, sumber daya keuntungan kompetitif
alam yang mana pada awalnya (competitive advantage) Indonesia
pengembangan ini untuk dibandingkan dengan negara lain
mensejahterakan masyarakat karena kondisi ini sangat sulit
desa (Douglas, 1986). Oleh untuk ditiru (coping) (Porter,
karenanya perlu sebuah solusi 1998). Lebih jauh lagi, mengingat
untuk mengurangi fenomena pengembangan kawasan
tersebut salah satunya dengan agropolitan ini menggunakan
pengembangan agropolitan. potensi lokal, maka konsep ini
Konsep ini mengembangkan sangat mendukung perlindungan
kawasan perdesaan tanpa dan pengembangan budaya sosial
melupakan kawasan perkotaan local (local social culture).
sehingga diharapkan terjadi
1.1 Agrowisata
interaksi yang kuat antara pusat
Agrowisata merupakan kegiatan
kawasan agropolitan dengan
wisata yang terintegrasi dengan
wilayah produksi pertanian dalam
keseluruhan sistem pertanian
sistem kawasan agropolitan.
dan pemanfaatan obyek-obyek
Melalui pendekatan ini, produk
pertanian sebagai obyek wisata,
pertanian dari kawasan produksi
seperti teknologi pertanian
akan diolah terlebih dahulu di
maupun komoditi pertanian
pusat kawasan agropolitan
}–ÃÄþ†ŽŽ…~ƒ¢ºÃÊÇÊÉ–ǾIJÃ
sebelum di jual (ekspor) ke pasar
(1992) agrowisata adalah salah
yang lebih luas sehingga nilai
satu bentuk kegiatan wisata yang
tambah tetap berada di kawasan
dilakukan di kawasan pertanian
agropolitan.
yang menyajikan suguhan
Disamping itu, pentingnya pemandangan alam kawasan
pengembangan kawasan pertanian (farmland view) dan
agropolitan di Indonesia aktivitas di dalamnya seperti
diindikasikan oleh ketersediaan persiapan lahan, penanaman,
lahan pertanian dan tenaga kerja pemeliharaan, pemanenan,
yang murah, telah terbentuknya pengolahan hasil panen sampai
kemampuan (skills) dan dalam bentuk siap dipasarkan dan
pengetahuan (knowledge) di bahkan wisatawan dapat membeli
sebagian besar petani, jaringan produk pertanian tersebut sebagai
(network) terhadap sektor hulu oleh-oleh. Agrowisata tersebut

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ 
ikut melibatkan wisatawan dalam berurutan pada unit lahan yanag
kegiatan-kegiatan pertanian. sama, dan menerapkan cara-cara
pengelolaan yang sesuai dengan
Menurut Tirtawinata dan kebudayaan penduduk setempat”
Fachruddin (1996), prinsip yang (King dan Chandler, 1978). Dalam
harus dipegang dalam sebuah perencanaan ini adapun tujuan
perencanaan agrowisata, yaitu pengembangan Agroforestry antara
sebagai berikut: lain :
a. Pemanfaatan lahan secara
!"# Perencanaan agrowisata sesuai
optimal yang ditujukan kepada
dengan rencana pengembangan
produksi hasil tanaman berupa
wilayah tempat agrowisata itu
kayu dan non kayu secara
berada
berurutan dan/atau bersamaan.
$"# Perencanaan dibuat secara
lengkap, tetapi sesederhana b. Pembangunan hutan secara
mungkin multi funfsi dengan melibatkan
%"# Perencanaan peran serta masyarakat secara
mempertimbangkan tata aktif.
lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat sekitar c. Meningkatkan pendapatan
&"# Perencanaan selaras dengan petani/penduduk miskin
sumberdaya alam, sumberdaya dengan memanfaatkan sumber
manusia, sumber dana dan daya yang tersedia dan
teknik-teknik yang ada meningkatnya kepedulian warga
'"# Perlu dilakukan evaluasi sesuai masyarakat terhadap upaya
dengan perkembangan yang peningkatan kesejahteraan
ada. keluarga miskin di
lingkungannya guna mendukung
1.2 Agro-forestry proses pemantapan ketahan
Menurut International Council pangan masyarakat.
for Research in Agroforetry,
Agro forestry ialah uatu sistem d. Terbinanya kualitas daya
pengelolaan lahan dengan dukung lingkungan bagi
berasaskan kelestarian, yang kepentingan masyarakat luas.
meningkatkan hasil lahan secara
keseluruhan, mengkombinasikan 1.3 Agroindustri
produksi tanamaan (termasuk Agroindustri adalah suatu
tanaman pohon-pohonan) industry yang dalam kegiatannya
dan tanaman hutan dan/atau memproses bahan yang berasal
hewan secara bersamaan atau dari tumbuhan atau hewan melalui

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
proses pengolahan, pengawetan, (# Industri kecil, adalah industry
źüʷ¶½¶ÃIJȾÀźüʷ¶½¶Ã yang dapat memberikan
kimia, pengepakan dan distribusi pengaruh ganda yang
pemasaran (Austin 1992). besar terhadap kehidupan
perekonomian lebih lanjut
Agroindustri dinilai sangat (# Industri hilir, adalah industry
menguntungkn karena dapat yang mengolah bahan baku
mengelola produk pertanian menjadi setengah jadi menjadi
sehingga meningkatkan nilai barang jadi.
tambah. Nilai tambah inilah yang
diharapkan mampu meningkatkan
3 Keterkaitan dengan Isu di
pendapatan suatu wilayah.
Kabupaten Magelang
Selain itu dengan agroindustry,
diharapkan mampu memasok Gagasan pengembangan
kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan suatu upaya dalam
memenuhi kebutuhan pangan. mewujudkan suatu wilayah yang
lebih baik. Dengan adanya gagasan
pengembangan berupa agropolitan
2 Industri
dan industry, diharapkan mampu
Strategi peningkatan daya mengurangi masalah masalah
saing di bidang industry pada yang ada di daerah ini. Karena
intinya merupakan upaya kompleksnya suatu permasalahan
merestrukturisasi kegiatan maka diperlukan beberapa
produksi dan distribusi yang dapat strategi untuk mengentasnya.
diarahkan untuk meningkatkan Di Kabupaten Magelang sendiri,
produktivitas dan tumbuhnya ada dua gagasan besar yang
spesialisasi, mengembangkan direncanakan yakni agropolitan
usaha sesuai potensi sumberdaya dan industry yang diharapkan
local dan daya dukung lingkungan mampu mengurangi disparitas
dan sebagai upaya pemerataan suatu wilayah yang mana dari
pendapatan masyarakat. disparitas tersebut memunculkan
anak anak masalah seperti
Industri berdasarkan sifat kemiskinan, rendahnya kualitas
pengolahannya dibedakan menjadi pendidikan, aksesibilitas dan
3 (Adisasmita, 2010): mobilitas yang masih rendah
(# Industry dasar/hulu, adalah hingga masalah kesejahteraan
industry yang mengolah petani yang kurang diperhatikan
sumberdaya alam (SDA) dsb.
sampai menjadi barang
setengah jadi dan barang jadi

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ 
Gambar 4.1 Skema Gagasan Pengembangan

Sumber : Analisis Kelompok, 2012

Berdasarkan diagram diatas, mata pencaharian dari alam


terlihat beberapa isu yang ada di sekaligus terlibat langsung
Kabupaten Magelang. Beberapa dalam mengelola lingkungan.
isu tersebut bisa dicari solusinya
malalui konsep agropolitan Konsep agropolitan yang
atau industry bahkan beberapa menekankan sector pertanian,
diupayakan untuk diselesaikan sangat efektif dalam upaya
dengan kedua konsep tersebut. peningkatan kesejahteraan
Pada konsep Agropolitan petani. Dengan agropolitan
dimana aspek lingkungan sangat petani tidak hanya menanam
ditekankan, maka diharapkan saja tapi juga bisa menjualnya
dapat mempertahankan kuaitas menjadi obyek wisata yang
lingkungan yang sudah ada. kemudian dapat meningkatkan
Dengan adanya agropolitan maka ekonomi petani. Konsep
masyarakat dapat memperoleh agroindustry diharapkan

 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
mampu menunjang aktivitas ketika memiliki ekonomi yang lebih
pertanian yang ada di wilayah baik maka melanjutkan jenjang
ini sehingga sector pertanian sekolah hingga SMK sehingga
mampu memberi added value SDM akan lebih berkualitas dan
yang lebih banyak. Agroforestry kompetitif. Berkulitasnya manusia
sebagai upaya pelestarian ini diharapkan mampu memberi
lingkungan diharapkan mampu variasi pada aktivitas ekonomi
menjaga homeostatis alam sehingga memberi multiplier effect
dan menciptakan regional yang lebih banyak dan diharapkan
resilience. Sehingga masalah mampu mengurangi kemiskinan
seperti kesulitan memperoleh air yang ada di Kabupaten Magelang.
bersih dapat diselesaikan, baik Selain itu dengan industry
itu dengan cara alam seperti diharapkan mampu meningkatkan
memepertahankan daerah resapan aksesibilitas dan mobilitas
air atau melalui penggunaan transportasi di Kabupaten
teknologi. Selain itu adanya Magelang. Karena aksesibiitas
area area rawan bencana juga transportasi merupakan factor
diharapkan mampu dicari jalan Êɶ¶¹¶Á¶ÂºúÃÉÊÀ¶ÃºIJȾºÃȾ
keluarnya dengan agroforestry industri sehingga diharapkan
ini, sehingga bencana seperti memberi kemudahan akses pula
longsor, banjir dapat diminimalisir bagi masyarakat.
yang tentunya juga didukung
dengan rencana tata ruang yang
berlandaskan lingkungan.

Pengembangan konsep industry


merupakan upaya wilayah
dalam melihat peluang ekonomi
terhadap pertumbuhan demand
di bidang indutri baik itu dari sisi
permintaan lahan, labour force
dan bahan baku. Dengan adnya
industry ini diharapkan dapat
membuka peluang kerja sehingga
tenaga kerja dapat diserap.
Penyerapan ini diharapkan mampu
meningkatkan kondisi ekonomi
penduduk yang berimplikasi pada
peningkatan kualitas pendidikan
yang dulunya hanya tamatan SD

6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ 
 6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

You might also like