Professional Documents
Culture Documents
MAGELANG II
KABUPATEN MAGELANG II
Aryasa 36320 | Joobu 36328 | Nurlina 36391 | Grace 36522 |
Ardina 36912 | Maulidina 36950 | Adnan 37488
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Analisis
Kabupaten Magelang” pada waktu yang telah ditentukan. Dalam
penyusunan laporan ini kami mendapatkan banyak masukan dan
kritik membangun dari berbagai pihak yang sangat membantu kami
dalam pengembangan ide. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan
dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan Kabupaten
Magelang di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa dalam
laporan memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami menerima kritik
serta saran pembaca.
Penyusun
daftar isi
DAFTAR ISU & POTENSI
%!& Agroindustri
KARAKTERISTIK
& KECENDERUNGAN %!' Industri
Keterkaitan Dengan Isu
!% Karakteristik Fisik Dasar %!' di Kabupaten Magelang
"# Karakteristik Penduduk
!$ Tabel 2.5 Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Magelang Tahun 2003 – 2008
&% Tabel 2.7 Data Kelahiran dan Kematian Penduduk Kabupaten Magelang
Tahun 2007 – 2010
&! Tabel 2.8 Sex Ratio di Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011
&& Tabel 2.10 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan
Tahun 2007 – 2011
&' Tabel 2.11 Dependency Ratio Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011
Tabel 2.13 PDRB Kabupaten Magelang ADHK (dalam juta rupiah) tahun
&& 2007-2011
DAFTAR TABEL
#( Tabel 2.19 Keadaan Jalan Menurut Status
Tabel 3.2 Angka Partisipasi Sekolah (APrS) Menurut Kelompok Umur dan
$* Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009
-2011
)" Tabel 3.9 Jumlah Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Kabu-
paten Magelang Tahun 2010
)# Tabel 3.10 Korelasi Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Ka-
bupaten Magelang Tahun 2010
%%# Tabel 3.19 Strategi dan Sasaran Penanggulangan Krisis Sektor Air Bersih
Kabupaten Magelang
DAFTAR GAMBAR
"" Gambar 2.7 Peta Daya Tampung Kabupaten Magelang tahun 2012
") Gambar 2.11 Peta Kepadatan Penduduk Bruti Kabupaten Magelang Tahun 2011
(( Gambar 3.2 Peta Kepadatan Penduduk Bruto Kabupaten Magelang tahun 2011
DAFTAR GAMBAR
$' Gambar 3.6 Peta Permukiman Rawan Bencana Kabupaten Magelang
%** Gambar 3.14 Peta Pola Perjalanan Kabupaten Magelang tahun 2012
%*% Gambar 3.15 Timbunan Komoditas yang tidak terangkut
%*! Gambar 3.16 Kegiatan penambangan pasir di Kecamatan Dukun
%%" Gambar 3.21 Peta Sawah Irigasi Teknis dan Non Teknis Kabupaten Magelang
"! Grafik 2.2 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Daya Tampung Kabupaten
Magelang Tahun 2011
") Grafik 2.5 Kepadatan Netto Kabupaten Magelang Tahun 2007 – 2011
&* Grafik 2.6 Kepadatan Fisiologis Kabupaten Magelang Tahun 2007 - 2011
&% Grafik 2.8 Struktur Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 2007 – 2011
'$ Grafik 2.16 Hasil Perhitungan Multiplier Effect Atas Dasar Harga Konstan
DAFTAR GRAFIK
!" Grafik 2.19 Proyeksi Kebutuhan Sarana SMA Kabupaten Magelang Tahun
2016 – 2021
') Grafik 3.6 Kejadian Bencana Angin Putting Beliung Kabupaten Magelang
)# Grafik 3.7 Perkembangan Jumlah SD, SMP, SMA Kabupaten Magelang Ta-
hun 2007-2011
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.10 Struktur Ekonomi dan Lapangan Kerja di Kabupaten
)& Magelang Tahun 2011
PENDAHULUAN
!"#$%&'()*)'%
1. Latar Belakang ekonomi dan sarana prasarana.
Pembangunan suatu wilayah Kemudian dari keempat sektor di
sangat mempengaruhi analisis satu persatu kemudian
terbentuknya dinamika yang dicari keterkaitannya satu sama
terjadi di dalamnya. Dinamika lain sehingga menciptakan suatu
menciptakan suatu pola interaksi kesimpulan yang berupa masalah
serta pergerakan wilayah maupun potensi.
tersebut. Pengaruh terjadinya
Kabupaten Magelang yang saat
hal tersebut adalah terciptanya
ini tengah berkembang menjadi
potensi serta permasalahan yang
wilayah yang menuju “kekotaan”
timbul pada suatu wilayah.
yang dilihat dari perkembangan
Dalam merencanakan suatu IJȾÀÃζº¾Á¾À¾·ºÇ·¶¼¶¾ÅÄɺÃȾ
wilayah perlu dilakukan suatu sumber daya yang belum digali
proses perencanaan dimana dalam dan dioptimalisasikan. Potensi-
proses tersebut harus dilakukan potensi ini sebenarnya dapat
secara berurutan dan kontinyu menunjang perkembangan
agar tercipta suatu rencana yang wilayah Kabupaten Magelang agar
ºIJȾºÃȺÇɶ·ºÇÀºÁ¶Ã¿Êɶè¶Á¶½ tujuan pengembangan wilayah
satu dari proses perencanaan dapat terlaksana dan berhasil
ɺÇȺ·Êɶ¹¶Á¶½¶Ã¶Á¾È¾È dengan baik sesuai dengan yang
dimana analisis bertujuan diharapkan.
untuk memberikan gambaran
Dalam melakukan perencanan
nyata dari suatu wilayah yang
wilayah juga tidak dapat lepas
diamati. Dalam melakukan
dari munculnya masalah-
analisis dibutuhkan berbagai
masalah yang perlu diantisipasi
macam data yang berhubungan
agar tidak menghambat proses
dengan wilayah tersebut. Data-
tersebut. Untuk itu diperlukan
data tersebut selanjutnya akan
sebuah analisis yang dapat
dianalisis dan dicari keterkaitan
mengkorelasikan antara
antara satu dengan yang lain.
masalah-masalah yang muncul
Untuk lebih menyederhanakan
dalam pengembangan wilayah
dalam melakukan analisis suatu
dengan potensi-potensi wilayah
wilayah hendaknya dibuat
sebagai bahan dasar dalam
berbagai sektor yang terdiri dari
melakukan suatu perencanaan
ȺÀÉÄÇIJȾÀ¹¶È¶ÇÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
wilayah agar dalam menyusun ¹¾Â¶ÀÈʹºÁ¾ÅÊɾÀÄù¾È¾IJȾÀ
gagasan pengembangan untuk ¹¶È¶ÇÀÄù¾È¾ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã¹¶Ã
perencanaan yang akan datang ÈÄȾ¶ÁÀÄù¾È¾ÅºÇºÀÄÃľ¶Ã
dapat berjalan secara efektif dan kondisi sarana dan prasarana
berkelanjutan. yang tersedia. Laporan ini juga
bertujuan untuk menganalisa
2. Rumusan Masalah berbagai kondisi tersebut dan
Berbagai potensi serta masalah mengetahui berbagai masalah dan
yang muncul dari hasil analisis potensi yang muncul terkait dalam
hendaknya memberikan gambaran usaha pembangunan Kabupaten
nyata bagaimana keadaan nyata Magelang agar dapat diantisipasi
dari Kabupaten Magelang. Kondisi maupun acuan dalam perencanaan
ini diharapkan dapat menghasilkan yang akan datang.
suatu analisis yang dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam 3.2 Sasaran
perencanaan yang efektif dan Dari analisis yang telah dibuat
berkelanjutan dimasa yang akan hendaknya didapatkan berbagai
datang. Hasil yang diharapkan macam kesimpulan. Kesimpulan
dari analisis yang dilakukan adalah tersebut dapat berupa
sebagai berikut : permasalahan maupun potensi
yang muncul sehingga nantinya
1. Hasil analisis kecenderungan analisis tersebut dapat dijadikan
per sektor sebagai acuan dalam perencanaan
2. Munculnya suatu masalah dari ζü¶À¶Ã¹¶É¶Ã¼¨¶È¶Ç¶Ã¹¶Ç¾
analisis yang dilakukan pengumpulan data serta analisis
yang dilakukan adalah :
3. Munculnya potensi dari analisis
1. Tersedianya data yang lengkap
yang dilakukan
yang kemudian berguna untuk
3. Tujuan dan Sasaran perencanaan kedepannya.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
kemudian didapatkan berbagai 5.1 Sumber Data
macam masalah serta potensi Data yang dikumpulkan berupa
yang ada di Kabupaten data primer dan data sekunder.
Magelang. Data primer diperoleh dari
survei langsung ke lapangan
4. Ruang Lingkup Analisis dan langsung dari narasumber.
Ruang lingkup lokasi yang Data sekunder diperoleh dari
dilakukan adalah Kabupaten pengumpulan data dari instansi –
Magelang dan wilayah sekitarnya instansi terkait.
yang terkait dengan Kabupaten
Magelang. Wilayah-wilayah yang 5.2 Teknik Pengumpulan Data
berbatasan dengan Kabupaten Teknik pengumpulan data
Magelang secara tidak langsung menggunakan metode survei
berpengaruh terhadap arah dengan berbagai cara :
pengembangan wilayah Kabupaten 1. Metode observasi langsung ke
Magelang. Hal ini dapat dilihat dari Á¶Å¶Ã¼¶ÃźüÊÂÅÊÁ¶Ã¹¶É¶
bentuk pergerakan masyarakat yang dilakukan langsung di
yang tidak hanya melakukan Kabupaten Magelang dengan
pergerakan di dalam wilayah cara mengamati langsung
Kabupaten Magelang namun juga kondisi eksisting yang ada
di wilayah sekitarnya. pada Kabupaten Magelang.
Ruang lingkup waktu dari analisis Hasil dari pengamatan tersebut
dilakukan pada data-data sekunder kemudian akan dicatat dan
selama lima tahun terakhir dan akan dianalisis lebih lanjut.
pengamatan lapangan pada tahun 2. Metode wawancara langsung
2012. Data-data Kabupaten ¹ºÃ¼¶Ã·º·ºÇ¶Å¶ÇºÈÅÄùºÃ
Magelang lima tahun terakhir metode ini bertujuan untuk
tersebut menjadi bahan analisis menunjang informasi yang
Ŷ¹¶¨Éʹ¾ÄöÁ¾È¾È¬¾Á¶Î¶½ didapatkan dari berbagai
dan menjadi dasar perencanaan referensi yang tersedia.
Ŷ¹¶¨Éʹ¾Ä§ºÃ¸¶Ã¶¬¾Á¶Î¶½ Dengan adanya data langsung
kedepannya. dari berbagai responden
diharapkan mampu menjadi
5. Metode Pencarian dan
perbandingan antara data yang
Pengumpulan Data
didapat dari data sekunder
dengan data yang didapat dari
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
hasil wawancara. c. Normatifζ¾ÉÊɶü¼¶Å¶Ã
tanggapan atas kondisi yang
3. Pencarian referensi dari
berlaku maupun rencana
¾ÃÈɶÃȾĤ¾ÃÈɶÃȾɺÇÀ¶¾É
pengembangan Kabupaten
pengumpulan data dilakukan
Magelang.
dengan cara mengunjungi
berbagai inatansi yang terkait 7. Dasar Hukum
kemudian mengumpulkan data Dalam proses penyusunan laporan
yang telah dimiliki oleh instansi dan buku Analisis Kabupaten
tersebut. Jenis data yang Magelang kami menyertakan
dikumpulkan sesuai dengan berbagai sumber terkait untuk
kebutuhan untuk menganalisis ¹¾ÀÄÁ¶·ÄǶȾÀ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶¹¶Å¶É
Kabupaten Magelang. dijadikan landasan dan pedoman
dalam proses analisis data
6. Metode Analisis Data
serta penyusunannya. Untuk
Data yang diperoleh dari berbagai
menganalisis kami menggunakan
metode kemudian dianalisis
beberapa dasar utama seperti
secara kualitatif untuk diketahui
¥¶Ã¸¶È¾Á¶¹¶Ãªª¨ºÁ¶¾Ã
keterkaitannya satu sama lain.
itu kami juga menggunakan
Analisis data bertujuan untuk
UU Penataan Ruang Nomer 26
mengetahui keadaan eksisting
ɶ½ÊÃ
¨£
dari Kabupaten Magelang. Analisis
tentang Tata Cara Perencanaan
data yang dilakukan yaitu berupa
¡¾Ã¼ÀÊü¶Ã¥ºÇʶ½¶Ã¥ºÇÀÄɶ¶Ã
analisis:
¨ ¢ºÃɺǾ¥ºÇɶþ¶Ã£ÄºÇ
a. Deskriptifζ¾ÉʺüÊǶ¾À¶Ã ¥©¨ª¢
¥ºÇ¶ÉÊǶÃ
atau mengelaborasi dan ¥ºÂºÇ¾Ãɶ½§ºÅÊ·Á¾ÀùÄúȾ¶
mengaitkan keadaan wilayah £ÄÂÄÇ©¶½ÊÃ
©ºÃɶü
Kabupaten Magelang baik Ketahanan Pangan.
secara umum maupun khusus
¨Ê·ºÇĤÈÊ·ºÇÁ¶¾ÃζüÀ¶Â¾
kawasan tertentu.
pakai dalam proses analisis dan
b. Keruangan atau spasialζü penyusunan buku ini beberapa
berguna untuk menganalisa diantaranya adalah: Provinsi Jawa
gejala-gejala yang bersifat ©ºÃ¼¶½¹¶Á¶ÂüÀ¶Kabupaten
ÀºÇʶü¶ÃźÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¶Á¶ÂüÀ¶¹¶Ã§©§¬
ɶɶÇʶü¹¶Ã¹¾ÈÉǾ·ÊȾ Kabupaten Magelang. RTRW
Kabupaten Magelang mencakup
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
źÿ¶·¶Ç¶Ã˾Ⱦ¾Ⱦ¹¶ÃÅÇļǶ c. Ketiga ketahanan yang
Kepala Daerah yang memuat ¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
¶Ç¶½Àº·¾¿¶À¶ÃÀºÊ¶Ã¼¶Ã¹¶ºÇ¶½ keseimbangan antara
ÈÉǶɺ¼¾ÅºÂ·¶Ã¼Êöù¶ºÇ¶½ ÀºÇºÃɶöÃǺȾÀĹ¶Ã¿¶Â¾Ã¶Ã
Àº·¾¿¶À¶ÃÊÂʹ¶ÃÅÇļǶ pengaman sosial.
ȶÉʶÃÀºÇ¿¶ÅºÇ¶Ã¼À¶É¹¶ºÇ¶½
d. Keempat»ÊüȾ̶ÀÉÊ
lintas satuan kerja perangkat
manakala ketahanan pangan
¹¶ºÇ¶½¹¶ÃÅÇļǶÂÀºÌ¾Á¶Î¶½¶Ã
¹¶Å¶É·ºÇȾ»¶ÉÀÇÄþÈÉǶÃȾȾ
disertai dengan rencana kerja
¹¶Ã¶É¶ÊȾÀÁÊÈ
dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
ºÉ¶½¶Ã¶Ã¥¶Ã¼¶Ã
Merupakan kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari ketersediaan
Ŷü¶Ãζü¸ÊÀÊÅ·¶¾À¿ÊÂÁ¶½
¶ÊÅÊÃÂÊÉÊÃζ¶Â¶ÃºǶɶ
¹¶Ãɺǿ¶Ã¼À¶Ê¨ºÂºÃɶǶ
ºÃÊÇÉÊÉ¢¶Í̺ÁÁ}~
ketahanan pangan adalah:
a. PertamaÀº¸ÊÀÊŶÃŶü¶Ã
ζü¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
jumlah kalori yang dibutuhkan
untuk kehidupan yang aktif
dan sehat.
b. Kedua¶ÀȺȶɶÈŶü¶Ã
ζü¹¾¹ºIJþȾÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾
hak (entitlements) untuk
·ºÇÅÇĹÊÀȾº·ºÁ¾¶É¶Ê
menukarkan (exchange)
pangan ataupun menerima
sebagai pemberian (transfer).
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
karakteristik &
kecenderungan
w i l aya h
!!"#$%$#&'%!(&!#)*
#'+',-'%.,/$,)0!1$2$3)
1. Karakteristik Fisik Dasar Tempuran, Kecamatan Kajoran,
1.1 Keadaan Umum Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan
Kabupaten Magelang merupakan Bandongan, Kecamatan Windusari,
ȶÁ¶½È¶ÉÊ ¶·ÊŶɺÃζü Kecamatan Secang, Kecamatan
secara administrasi termasuk Tegalrejo, Kecamatan Pakis,
¹¶Á¶Â·¶¼¾¶Ã¹¶Ç¾¥ÇÄ˾ÃȾ¶Ì¶ Kecamatan Grabag, Kecamatan
©ºÃ¼¶½¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈ̾Á¶Î¶½ Ngablak. 21 kecamatan tersebut
½¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ IJȾÀ̾Á¶Î¶½Ãζ¶Ⱦ½¹¾¹Ä¾öȾ
·ºÇ¶¹¶Å¶¹¶ÅÄȾȾζüÈÉǶɺ¼¾È ÄÁº½È¶Ì¶½¶É¶ÊźÇɶþ¶Ã
dan menguntungkan karena
terletak pada jalur persimpangan ¨º¸¶Ç¶ºÄ¼Ç¶IJÈ ¶·ÊŶɺÃ
¹¶Ç¾·ºÇ·¶¼¶¾¶Ç¶½ ¶·ÊŶɺà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÉºÇÁºÉ¶À¹¾¶ÃɶǶ
ŏ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÂºÂ¾Á¾À¾ÅÄȾȾζü
ĩħ¹¶Ã
ŏĩħÊ¿ÊÇ
ÈÉǶɺ¼¾ÈÀ¶ÇºÃ¶Àº·ºÇ¶¹¶¶ÃÃζ ©¾ÂÊÇŏĩħ¹¶Ãŏĩ
ɺÇÁºÉ¶À¹¾ÉºÃ¼¶½Èº½¾Ã¼¼¶ ħ¡¾Ãɶü¨ºÁ¶É¶Ã¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈ
Âʹ¶½¹¾¸¶Å¶¾¹¶Ç¾·ºÇ·¶¼¶¾¶Ç¶½ ̾Á¶Î¶½
ÀÂ2}
Kabupaten Magelang merupakan Ha). Batas – batas administratif
¹¶ºÇ¶½ÅºÇÁ¾Ãɶȶÿ¶ÁÊÇÀº¼¾¶É¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½
ºÀÄÃľζ¾ÉʨºÂ¶Ç¶Ã¼ sebagai berikut:
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¥ÊÇÌÄÀºÇÉŶÃ
¨ºÂ¶Ç¶Ã¼¢¶¼ºÁ¶Ã¼®Ä¼Î¶À¶Çɶ
ù ¨º·ºÁ¶½ªÉ¶Ç¶ ¶·ÊŶɺÃ
Solo.
Temanggung dan Kabupaten
Semarang
¨¶¶É¾Ã¾ÅºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÃζɺÁ¶½
ºø¶ÀÊÅÀº¸¶Â¶É¶Ã} ù ¨º·ºÁ¶½©¾ÂÊÇ ¶·ÊŶɺÃ
¹ºÈ¶ÀºÁÊǶ½¶Ã~Àº¸¶Â¶É¶Ã Semarang dan Kabupaten
ɺÇȺ·ÊɺÇÊŶÀ¶Ã̾Á¶Î¶½ ÄÎÄÁ¶Á¾
fungsional Kabupaten Magelang
ζüɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾ º¸¶Â¶É¶Ã
ù ¨º·ºÁ¶½¨ºÁ¶É¶Ã¥ÇÄ˾ÃȾ®
Salaman, Kecamatan Borobudur,
¹¶Ã ¶·ÊŶɺåÊÇÌÄǺ¿Ä
º¸¶Â¶É¶Ã£¼ÁÊÌ¶Ç º¸¶Â¶É¶Ã
Salam, Kecamatan Srumbung,
º¸¶Â¶É¶ÃÊÀÊà º¸¶Â¶É¶Ã ù ¨º·ºÁ¶½¶Ç¶É ¶·ÊŶɺÃ
Wonosobo dan Kabupaten
Muntilan, Kecamatan Mungkid,
Temanggung
º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Ì¶Ã¼¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã
¶Ã¹¾ÂÊÁÎÄ º¸¶Â¶É¶Ã
¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã ù ¾ÉºÃ¼¶½ Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar2.1 Peta Administrasi Kabupaten Magelang tahun 2012
Sumber : Analisa Kelompok, 2012
¶Ç¾ÅºÉ¶ÉºÇȺ·Êɹ¶Å¶É¹¾Á¾½¶É ¼Ç¶IJÀɾ¹¶À½¶ÃζºüºÃ¶¾·ºÃ
·¶½Ì¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ÂºÃ tuk permukaan saja, tetapi juga
cakup 21 kecamatan. Kecamatan ¹¶Ãźü¶Çʽ¶ÃÊȾ¶ÉºÇ½¶¹¶Å
ζüŶÁ¾Ã¼ÁʶÈ̾Á¶Î¶½Ãζ¶¹¶Á¶½ ¹¶Ã·¶½À¶ÃÁÄÀ¶Á
º¸¶Â¶É¶Ã ¶¿ÄǶÃȺ·ºÈ¶Ç
km2}z~¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã ¬¾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
£¼ÁÊ̶Ƕ¹¶Á¶½Àº¸¶Â¶É¶Ã¹ºÃ¼¶Ã ºÇÊŶÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½¹ºÃ¼¶ÃÉÄÅÄ
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼Å¶Á¾Ã¼Àº¸¾Áζ¾ÉÊ ¼Ç¶IJ·ºÇ¶¼¶Â¶ºÇ¶½ÉÄÅļǶIJ
¹ºÃ¼¶ÃÁʶÈÀÂ2 }
z~ ¹¶É¶Çº¾Á¾À¾ÁʶȽ¶
ºÇ¾ÀÊɶ¹¶Á¶½¼Ç¶IJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶Ã ¹¶ºÇ¶½Î¶Ã¼·ºÇ¼ºÁÄ·¶Ã¼ÈºÁʶÈ
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ÅºÇÀº¸¶Â¶É¶Ãζü ½¶¹¶ºÇ¶½Î¶Ã¼¸ÊǶÂ
ada di Kabupaten Magelang pada
½¶¹¶Ãȶü¶É¸ÊǶÂ
ɶ½ÊÃ
½¶¹ºÃ¼¶ÃÀºÉ¾Ã¼¼¾¶Ã
̾Á¶Î¶½¶ÃɶǶ
Ĥ
¹¾
1öÁ¾È¾È©ÄÅļǶIJ atas permukaan laut, ketinggian
©ÄÅļǶIJÊÂÊÂÃζºÃÎʼʽÀ¶Ã ǶɶǶɶ
¹¾¶É¶Èpermu
permukaan, model tiga dimensi, kaan laut,
¹¶Ã¾¹ºÃɾIJÀ¶È¾¿ºÃ¾ÈÁ¶½¶Ã¶Á¶Â
źüºÇɾ¶ÃζüÁº·¾½ÁʶÈÉÄÅÄ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.2 Peta Kelerengan Kabupaten Magelang tahun 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
1.3 Analisis Geologi dan Jenis Tanah
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.2 Struktur Tanah di Kabupaten Magelang
<ĞĐĂŵĂƚĂŶĂŶĚŝŵƵůLJŽ͕DĞƌƚŽLJƵĚĂŶ͕DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟĂŶ͕ĚĂŶ
1 2//&3.*/(45/*6& !7/&8*%9
45<*=*$*+(>*+?"+7*+@(>"%"6&?&%@(;*+?.=&/0"@(A5%$"0&?*+@(
: 2//&3.*/(;"'/*$()&* DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟůĂŶ͕^ĂůĂŵĂŶ͕dĞŐĂůƌĞũŽ͕ĚĂŶdĞŵƉƵƌĂŶ͘
<ŽŵƉůĞŬZĞŐŽƐŽů<ĞůĂďƵC <ĞĐĂŵĂƚĂŶ<ĂũŽƌĂŶ͕ŬĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕tŝŶĚƵƐĂƌŝ͕^ƌƵŵďƵŶŐ͕ĚĂŶ
B ŚĂŶĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů D&'&+9
<ŽŵƉůĞŬ>ĂƚŽƐŽů<ĞŬƵŶŝŶC
E ŐĂŶ͕>ŝƚŽƐŽůŽŬůĂƚdƵĂĚĂŶ 45<*=*$*+(#*/*=*+(?*+(>"%"6&?&%9
>ŝƚŽƐŽů͘
<ŽŵƉůĞŬ>ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶ^ĂůĂŵ͕<ĂũŽƌĂŶ͕ŬĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕^ĂůĂŵĂŶ͕dĞŵƉƵƌĂŶ͕
F ŬĞŵĞƌĞĂŚĂŶ͕ĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů ďĂŶĚŽŶŐĂŶ͕ĚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͘
<ŽŵƉůĞŬŶĚŽƐŽů<ĞůĂďƵ
G <ĞĐĂŵĂƚĂŶEŐĂďůĂŬ͕WĂŬŝƐ͕ĚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͘
dƵĂĚĂŶ>ŝƐƚŽƐŽů
H >ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ<ĞŵĞƌĂŚĂŶ 45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
<ĞĐĂŵĂƚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͕DƵŶŐŬŝĚ͕DƵŶƟůĂŶ͕ƵŬƵŶ͕^ƌƵŵďƵŶŐ͕
J ZĞŐŽƐŽůŽŬůĂƚ #*/*=@(?*+(!7/&8*%9
K ƐŽƐŝĂƐŝŶĚŽƐŽůŽŬůĂƚ 45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
1L ŶĚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶ'ƌĂďĂŐ͕EŐĂďůĂŬ͕WĂŬŝƐ͕ĚĂŶ^ĂǁĂŶŐĂŶ͘
^ĞďĂŐŝĂŶďĞƐĂƌĚŝǁŝůĂLJĂŚ<ĂďƵĂƚĞŶDĂŐĞůĂŶŐƚĞƌĚĂƉĂƚĚŝŬĂŬŝ
'ƵŶƵŶŐ^ƵŵďŝŶŐĚĂŶŵĞƌďĂďƵ͘dĂŶĂŚ>ĂƚŽƐŽůƚĞƌĚĂƉĂƚĚŝ
11 >ĂƚŽƐŽůŽŬůĂƚ <ĞĐĂŵĂƚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͕ĂŶĚŽŶŐĂŶ͕<ĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕<ĂũŽƌĂŶ͕^ĂůĂC
ŵĂŶ͕^ĞĐĂŶŐ͕'ƌĂďĂŐ͕WĂŬŝƐ͕dĞŐĂůƌĞũŽ͕ĂŶĚŝŵƵůLJŽ͕^ĂǁĂŶŐĂŶ͕
ĚĂŶƐĞďĂŐŝĂŶŬĞĐŝůĚŝ<ĞĐĂŵĂƚĂŶDƵŶŐŬŝĚ͘
<ŽŵƉůĞŬZĞŐŽƐŽů<ĞůĂďƵC
1: <ĞĐĂŵĂƚĂŶtŝŶĚƵƐĂƌŝ͕<ĂůŝĂŶŐŬƌŝŬ͕ĚĂŶ<ĂũŽƌĂŶ͘
ŚĂŶĚĂŶ>ŝƚŽƐŽů
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang
¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ÀºÂ¶ÂÅʶÃÁ¶Å¾È¶Ãº»ºÀɾ»Ãζɶö½Î¶Ã¼ÉºÇ¹¶Å¶É¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÉºÇ¹¾Ç¾¹¶Ç¾¹¶Ç¾·º·ºÇ¶Å¶É¾Ã¼À¶É¶Ãζü¹¶Å¶É¹¾¾½¶ÉŶ¹¶É¶·ºÁ
¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
1.4 Analisis Hidrologi Pada kabupaten magelang,
¶ÎÄǾɶȨÊü¶¾·ºÇȾ»¶É
¾¹ÇÄÁļ¾ÂºÂ·¶½¶ÈȾÀÁÊÈ ÅºÇ¶úÃÀº¸Ê¶Á¾ÈÊü¶¾Î¶Ã¼
distribusi air di permukaan berada di sekitar gunung merapi
·Ê¾¶Á¶Â½¶Á¾Ã¾¹¶É¶Î¶Ã¼ ζü·ºÇȾ»¶ÉºÅ½ºÇ¶Á}¹¾¶Á¾Ç¾
¹¾É¶ÂžÁÀ¶Ã¶¹¶Á¶½¹¶É¶¶ºÇ¶½ ȶ¶ÉÂÊȾ½ʿ¶Ã~¹¾·¶¼¾¶Ã½ÊÁÊ
Á¾Ç¶Ã¨Êü¶¾}¨~¹¶ÃÀÄù¾È¾¶¾Ç À¶ÇºÃ¶ÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶ÃÁ¶½¶Ãζü
ɶö½Å¶¹¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ mendekati nol, namun sebagian
¬¾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ bersifat perrenial (mengalir
ɺÇÁºÉ¶À¹¾¶ºÇ¶½Á¾Ç¶Ã¨Êü¶¾ ȺŶÿ¶Ã¼É¶½ÊÃ~ºÈÀ¾ÅÊÃ
}¨~¥ÇļĹ¶Ã¨Ä¼ÄÌÄÃÉÄ pada musim kemarau mengalami
ζüÀ¶Î¶¶À¶Ã¶ɶ¶¾Ç¹¶Ã penurunan debit.
sungai.
Kondisi air di Kabupaten Magelang
Terdapat 10 sungai besar dan sekitar Gunung Merapi pada lereng
Ⱥ¹¶Ã¼¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½¹º·¾É barat merupakan akuifer bagus
¶ÀȾÂÊ /detik pada ζü·ºÇ¶Çɾº¾Á¾À¾ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶
ÂÊȾÂźü½Ê¿¶Ã¹¶Ã¾þÂÊ ¸¶¹¶Ã¼¶Ã¶¾Çɶö½Î¶Ã¼ÂºÁ¾ÂŶ½
 /detik pada musim ɺÇÁº·¾½Á¶¼¾¹¶ºÇ¶½½ÊÁÊ
kemarau, serta 55 mata air ºÇÊŶÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½¶Á¾Ç¶Ã¹¶È¶Ç
¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½¹º·¾É
Á¾ÉºÇ }·ºÈºijÄÌ~ºÿ¶¹¾À¶Ã¹¶ºÇ¶½
detik. ¨¥ÇļĺÇÊŶÀ¶Ã¨ ζü·¶¼ÊÈȺ·¶¼¶¾ÇºÈ¶Å¶Ã¶¾Ç
ɺÇŶÿ¶Ã¼Î¶Ã¼ÂºÁºÌ¶É¾Ì¾Á¶Î¶½ Ⱥ½¾Ã¼¼¶¸Ä¸ÄÀÊÃÉÊÀ¹¾¿¶¹¾À¶Ã
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Î¶ÀþȺÁÊ¶È sumber irigasi dalam bercocok
tanam.
ÀÂ2ζü¹¾¾ÀÊɾÄÁº½
¨¥¶·ºÁ¶Ãζüº¾Á¾À¾ÁÊ¶È Namun, saat ini keadaan tepi
ÀÂ2. ȺÂŶ¹¶ÃÈÊü¶¾Â¶ÎÄǾɶÈ
berbatasan langsung dengan
Tabel 2.4 Daerah Aliran Sungai Utama
źÂÊÀ¾Â¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉɶÃŶ
Kabupaten Magelang ź·¶É¶ÈºÃκ·¶·À¶Ã
!*=*(D*5%*,( ·¶ÃζÀÃζ¶Á¾½»ÊüȾÀº¼¾¶É¶Ã
2/.%*+(#&+7*.( >ƵĂƐ^ƵŶŐĂŝ
pertambangan pasir, terutama
ND2#O
Ŷ¹¶·¶¼¾¶Ãɺü¶½¹¶Ã½¾Á¾Ç
D2#P%"7" B9:BJ@KL('=:(NK1QO
ÈÊü¶¾ĤÈÊü¶¾Î¶Ã¼·ºÇ½ÊÁÊ
D2#P*65/*+$ 1LB('=:(N:@JKQO Ŷ¹¶ÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾¾À¶É¾¹¶À
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â ¹¾¶Ì¶È¾¹ºÃ¼¶ÃÀºÉ¶É½¶ÁɺÇȺ·ÊÉ
Angka 2011
¹¶Å¶É·ºÇÊ·¶½ÂºÃ¿¶¹¾ÅºÇÊȶ¿¶Ã
lingkungan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.4 Peta Hidrologi Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012
ÀÁ¾Â ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½ ÊǶ½½Ê¿¶ÃºÇÊŶÀ¶ÃȶÁ¶½È¶ÉÊ
ÉÇÄžȹºÃ¼¶Ã¹Ê¶ÂÊȾÂζ¾ÉÊ ÊÃÈÊǾÀÁ¾ÂźÃκ·¶·ÉºÇ¿¶¹¾Ãζ
ÂÊȾ½ʿ¶Ã¹¶ÃÂÊȾÂÀºÂ¶Ç¶Ê ÁÄüÈÄǹ¶ÃºÇÄȾ¾Ç½Ê¿¶Ãζü
©ºÇ¶ÈÊÀ¹¶Á¶Â¹¶ºÇ¶½Èº¿ÊÀ
ɺǾÃIJÁÉǶȾÀº¹¶Á¶Âɶö½¹¶Ã
temperatur udara di Kabupaten
ºÿºÃʽ¾É¶Ã¶½ÂºÃκ·¶·À¶Ã
¢¶¼ºÁ¶Ã¼·ºÇÀ¾È¶Ç
ɝɝ
ɺǿ¶¹¾ÃζÁÄüÈÄÇȺ¹¶Ã¼À¶ÃŶ¹¶
¹ºÃ¼¶ÃÈʽÊǶɶǶɶõ
erosi, dikarenakan air limpasan
beserta kelembaban udara
ǶɶǶɶzÊǶ½½Ê¿¶Ã Ŷ¹¶ÅºÇÂÊÀ¶¶Ãɶö½¹ºÃ¼¶Ã
di Kabupaten Magelang cukup ¾ÃɺÃȾɶÈζü·ºÈ¶Ç
ɾü¼¾Î¶¾ÉÊȺ·ºÈ¶ÇÂÂ
ɽÃζüȺǾüºÃκ·¶·À¶Ã
bencana longsor di beberapa
ÁºÇºÃ¼¹¶Ã¹¶ºÇ¶½Åº¼ÊÃÊü¶Ã
kabupaten Magelang.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.5 Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Magelang
Tahun 2003 - 2008
ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ãɶ·ºÁ¸ÊǶ½½Ê¿¶Ã ¶Ç¾Èº¼¾Àº¼¾¶É¶ÃźÇɶ·¶Ã¼¶Ã
ɺÇȺ·ÊÉɶÂŶÀ·¶½Ì¶¾ÃɺÃÈ¾É¶È Å¶È¾Ç¸ÊǶ½½Ê¿¶ÃɺÇȺ·ÊÉȶü¶É
½Ê¿¶ÃŶ¹¶·ÊÁ¶Ã·¶È¶½È¶Ã¼¶É potensial untuk mengalirkan
ɾü¼¾½¾Ã¼¼¶¹¾¶É¶È¿¶Â ºÃ¹¶Å¶ÃÁ¶½¶Ç¹¾Ã¼¾Ã¹¶Ç¾ÁºÇºÃ¼
¨ºÅºÇɾζüɺÁ¶½¹¾Èº·ÊÉÀ¶Ã gunung merapi, namun disisi
Ⱥ·ºÁÊÂÃζ¹ºÃ¼¶Ã¾ÃɺÃÈ¾É¶È Á¶¾ÃȺ¸¶Ç¶ijÊÀÉʶɾ»¹¶Å¶É
ζüɺÇȺ·Êɹ¶Å¶É·ºÇ¶À¾·¶É ºÃκ·¶·À¶··ºÃ¸¶Ã¶·¶Ã¿¾ÇÁ¶½¶Ç
longsor namun dapat juga sebagai dingin terutama pada saat musim
¸¶¹¶Ã¼¶Ã¶¾Ç¹¶Á¶Â·Ê¹¾¹¶Î¶ ½Ê¿¶Ã
pertanian jika dibuat perencanaan
ζü¶ɶü
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
1.6 Analisis Tata Guna Lahan
¡Ê¶Èɶö½ÂºÃÊÇÊÉźü¼Êö¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Å¶¹¶É¶½ÊÃ
ɺǹ¾Ç¾¹¶Ç¾Ì¾Á¶Î¶½½ÊɶÃȺÁʶÈ
¶Èº¹¶Ã¼À¶ÃÁ¶½¶ÃźÇȶ̶½¶Ã
ȺÁʶÈȺÁʶÈ
¶¨ºÅºÇɾζüɺÇɺǶŶ¹¶É¶·ºÁ·ºÇ¾ÀÊÉ
Luas Lahan
Jenis Lahan Persentase
(Ha)
1 Lahan Pertanian
a. Irigasi teknis 6623 17,79
b. Irigasi setengah teknis 5270 14,16
c. Irigasi sederhana 8809 13,67
d. Irigasi desa non PU 8263 22,20
e. Tadah hujan 8255 22,18
Jumlah lahan sawah 37220 100,00
2 Lahan Kering
a. Tegal kebun 36234 85,82
b. Perkebunan 256 0,61
c. Ditanami pohon/hutan rakyat 2971 7,04
d. Kolam/Tebet/empang 152 0,36
e. padang penggembalaan /rumput 2 0,00
f. Lainnya (perkarangn yang ditanami tanaman pertanian, dll) 2603 6,17
Jumlah lahan bukan sawah 42218 100,00
3 Lahan Bukan Pertanian
a. Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 17024 58,44
b. Hutan negara 7874 27,03
c. Lainnya 4234 14,53
Jumlah lahan bukan pertanian 29132 100,00
TOTAL (Luas wilayah kabupaten) 13045 28,20
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012
¹¶ÅÊüǶIJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶ÃÁÊ¶È É¶½ÊÃ
Á¶ÁÊźÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÃζ
Á¶½¶ÃźÇɶþ¶ÃÁ¶½¶ÃÀºÇ¾Ã¼¹¶Ã Èɶ·¾Á½¾Ã¼¼¶É¶½ÊÃ
Á¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã Ⱥ¹¶Ã¼À¶ÃÁ¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã
ºü¶Á¶Â¾ÅºÃÊÇÊöù¶Ç¾É¶½ÊÃ
ǶIJÀ¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¡Ê¶È¡¶½¶Ã
ÀºÉ¶½ÊÃ
¹¶Ãɾ¹¶À
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
ºü¶Á¶Â¾ÅºÇÊ·¶½¶Ã½¾Ã¼¼¶
ɶ½ÊÃ
¶Ç¾¼Ç¶IJÀ¿Ê¼¶
ºÿºÁ¶ÈÀ¶Ã·¶½Ì¶ÁʶÈÁ¶½¶Ã
ÀºÇ¾Ã¼¹¶ÃÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶ÃÁº·¾½
mendominasi dibandingkan
Á¶½¶Ã·ÊÀ¶ÃźÇɶþ¶Ã½¶Á¾Ã¾
ºü¾¹¾ÃɾIJÀ¶È¾À¶Ã·¶½Ì¶¹¾
Kabupaten Magelang penggunaan
Á¶½¶ÃÃζ¶Ⱦ½·ºÇȾ»¶Éź¹ºÈ¶¶Ã
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â
}ÇÊǶÁ~źü¼Êö¶ÃÁ¶½¶Ãζü
üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
·ºÇȾ»¶ÉÇÊǶÁ¾Ã¾ÉºÇÁºÉ¶À½¶ÂžÇ
semua kecamatan di Kabupaten
¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶È ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼ÂºÇÊŶÀ¶ÃÈʶÉÊ
ÁʶÈÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶Ãɾ¹¶À À¶Ì¶È¶Ã½¾¿¶Ê¹¶Ã¶Ⱦ½¶¹¶Î¶Ã¼
ºü¶Á¶Â¾ÅºÇÊ·¶½¶Ã¹¶Ç¾É¶½Êà belum terencana.
ɺǶÀ½¾ÇÁ¶½¶ÃÀºÇ¾Ã¼ÂºÃ¼¶Á¶Â¾
źþüÀ¶É¶Ã¹¶Ç¾É¶½ÊÃ
Àº ¹¶ÅÊÃźü¼Êö¶ÃÁ¶½¶Ãζü
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.6 Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Magelang 2012
Sumber : Analisa Kelompok 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
1.8 Analisis Daya Tampung ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã½¶È¾Áźǽ¾ÉÊü¶Ã
¥ºÇ½¾ÉÊü¶Ãɺǽ¶¹¶Å¹¶Î¶ ¹¶Î¶É¶ÂÅÊü¹¾À¶·ÊŶɺÃ
ɶÂÅÊü̾Á¶Î¶½¹¾ÅºÃ¼¶Çʽ¾ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
ζü
ÄÁº½¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¹¶ÃÁÊ¶È dirinci menurut kecamatan,
̾Á¶Î¶½¶Ç¾½¶È¾Áźǽ¾ÉÊü¶Ã ¶À¶¹¾¹¶Å¶ÉÀ¶ÃÉÄɶÁ¹¶Î¶
¹¶Î¶É¶ÂÅÊü̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É ɶÂÅÊü¹¶Ç¾ÅºÃ¿ÊÂÁ¶½¶Ã
¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ÀºÂ¶ÂÅʶöÀȾ¶Á Àº¸¶Â¶É¶ÃÀº¸¶Â¶É¶Ã¶¹¶Á¶½
̾Á¶Î¶½¹¶Á¶ÂºöÂÅÊü¿ÊÂÁ¶½ ¿¾Ì¶¾Á¶¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
źùʹÊÀöÁ¾È¾È¹¶Î¶¹ÊÀÊü ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀŶ¹¶É¶½ÊÃ
¹¶Ã¹¶Î¶É¶ÂÅÊü¹¾ ¶·ÊŶɺà 2011, di Kabupaten Magelang
Magelang dapat dilakukan dengan º¾Á¾À¾ÅºÃ¹Ê¹ÊÀȺ·¶ÃζÀ
ºÉĹºÅºÇ½¾ÉÊü¶Ã·ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã ¿¾Ì¶Èº¹¶Ã¼À¶Ã¹¶Î¶
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ tampung Kabupaten Magelang
¶¹¶Á¶½¿¾Ì¶¶Á
ºÃ¼¶Ãºü¼ÊöÀ¶Ã¹¶É¶ÁÊ¶È ÉºÇȺ·Êɺü¾Ã¹¾É¾IJÀ¶È¾À¶Ã
̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½Êà ·¶½Ì¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
2011 dirinci menurut kecamatan, ¶Ⱦ½ÂºÂ¾Á¾À¾ÀºÁº·¾½¶Ã¹¶Î¶
ºüÄÁ¶½¹¶É¶¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ ɶÂÅÊüζüǺÁ¶É¾»·¶ÃζÀ
Ä·¿ºÀÈÉʹ¾Î¶¾ÉÊ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ jika dibandingkan dengan
À¶·ÊŶɺù¶ÃºüÄÁ¶½¹¶É¶ źùʹÊÀζüɺÁ¶½ÂºÃ¹¾¶Â¾
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼ Kabupaten Magelang itu sendiri.
Áº·¾½ÁʶÈζ¾ÉÊ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ ¨ºÁ¾È¾½·ºÈ¶ÇÃζÀºÁº·¾½¶Ã¹¶Î¶
¹¾Àº¸¶Â¶É¶Ã¶À¶¹¶Î¶É¶ÂÅÊü ɶÂÅÊü¾Ã¾¸ÊÀÊÅ·¶ÃζÀζ¾ÉÊ
̾Á¶Î¶½¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ¿¾Ì¶ºÇ¾ÀÊɶ¹¶Á¶½
¼Ç¶IJÀźǷ¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½
¶Î¶É¶ÂÅÊüζ¾ÉÊÀºÂ¶ÂÅʶÃ
penduduk Kabupaten Magelang
Á¶½¶ÃȺ¸¶Ç¶¶¹Â¾Ã¾ÈÉǶȾ¹¶Á¶Â
ɶ½ÊÃ
¹¶Ã¹¶Î¶É¶ÂÅÊü
ºöÂÅÊüźùʹÊÀ¶Å¶É
Kabupaten Magelang:
¹¾½¾ÉÊü¹ºÃ¼¶ÃÇÊÂÊÈ·ºÇ¾ÀÊÉ
P H ǶIJÀ¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶ÃÊÂÁ¶½
Lw = Dt0,01 + Dt0,03 Penduduk dan Daya Tampung
P + H P + H Kabupaten Magelang Tahun 2011
Keterangan:
¡Ì¡Ê¶È̾Á¶Î¶½}½ºÀɶÇ~
¥ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀɾ¶ÅÀº¸¶Â¶É¶Ã
ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã
ɶζɶÂÅÊü}¿¾Ì¶~
º·ÊÉʽ¶ÃÁ¶½¶ÃÃÄÃźÇɶþ¶Ã
}½ºÀɶǿ¾Ì¶~
º·ÊÉʽ¶ÃÁ¶½¶ÃźÇɶþ¶Ã Sumber : Kabupaten Magelang Dalam
}½ºÀɶǿ¾Ì¶~ üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.7 Peta Daya Tampung Kabupaten Magelang tahun 2012
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.8 Peta Struktur Ruang 2012
Sumber : Analisis Kelompok 2012
¤Ç¹º º¸¶Â¶É¶Ã¢ÊüÀ¾¹ ¥ºÇÌʿʹ¶ÃÄǹºÅ¶¹¶ º¸¶Â¶É¶Ã
Kecamatan Muntilan, dan Mungkid dilakukan dengan
Kota Magelang źÇɾ·¶Ã¼¶Ã·¶½Ì¶ º¸¶Â¶É¶Ã
Mungkid merupakan ibukota
¤Ç¹º º¸¶Â¶É¶ÃÄÇķʹÊÇ
Kabupaten Magelang, dimana di
Kecamatan Salaman, dan
º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã kecamatan ini terdapat berbagai
À¶ÃÉÄÇźºǾÃɶ½¶Ãζü
¤Ç¹º º¸¶Â¶É¶Ã©ºÂÅÊǶà mengurusi otonomi di kabupaten
Kecamatan Kaliangkrik, ¾Ã¾ Äù¾È¾¾Ã¾ÂºÃκ·¶·À¶Ã
Kecamatan Secang, Kecamatan Mungkid memiliki
º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Ì¶Ã¼¶Ã »ÊüȾȺ·¶¼¶¾ÅÊȶÉźºǾÃɶ½¶Ã
¹¶Ã º¸¶Â¶É¶ÃÊÀʽ di Kabupaten Magelang.
¤Ç¹º« º¸¶Â¶É¶Ã£¼ÁÊ̶Ç
ªÃÉÊÀźÁºÉ¶À¶ÃÄǹº¹¾
Kecamatan Salam,
Kecamatan Muntilan, dilakukan
Kecamatan Srumbung,
¹ºÃ¼¶Ã·ºÇɾ·¶Ã¼¶Ã·¶½Ì¶
Kecamatan Pakis,
Kecamatan Ngablak, Kecamatan Muntilan ini merupakan
Kecamatan Windusari, pusat kegiatan ekonomi di
Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang. Pada
dan Kecamatan Kajoran kecamatan ini terdapat berbagai
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
macam sarana perekonomian Magelang sebelum mendapat
ζü¹¾¼ÊöÀ¶Ã¶ÈζǶÀ¶É Àº·¾¿¶À¶ÃÊÃÉÊÀºüÊÇÊÈÇʶ½
ÊÃÉʺÁ¶ÀÊÀ¶Ã¶Àɾ˾ɶȹ¶Á¶Â ɶü¼¶ÈºÃ¹¾Ç¾Èº·¶¼¶¾Èº·Ê¶½ÀÄɶ
Êȶ½¶ÅºÂºÃʽ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã ·¶ÇÊ¡ºÉ¶À Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼
ºǺÀ¶©ºÇ¹¶Å¶ÉÃζÀº¼¾¶É¶Ã ÈÉǶɺ¼¾È·ºÇ¶¹¶ÉºÅ¶É¹¾ÉºÃ¼¶½
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľζü¹¾¹ÊÀÊü ɺü¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ÄÁº½È¶Ç¶Ã¶¹¶ÃÅǶȶǶöζü ȺǾüÀ¶Á¾ÂºÃκ·¶·À¶Ã·¶ÃζÀ
memadai dan saling terintegrasi ÅÄÁ¶ÅºÇ¼ºÇ¶À¶Ã¶ÈζǶÀ¶Éζü
öÃɾÃζ¹¶Å¶Éºþ·ÊÁÀ¶Ã ºü¶Ç¶½ÀºÀÄɶ¾Ã¾¹¶Ç¾Å¶¹¶
ÂÊÁɾÅÁ¾ºÇº»»º¸Éζü¶ÂÅÊ ½¶ÇÊÈÀºÀº¸¶Â¶É¶ÃÀº¸¶Â¶É¶Ã
mendorong pengembangan Á¶¾ÃζüÁºÉ¶ÀÃζÁº·¾½¿¶Ê½
̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ̶Á¶ÊÅÊÃɺÁ¶½ÂºÂ¾Á¾À¾È¶Ç¶Ã¶
¹¶ÃÅǶȶǶöζüÁºÃ¼À¶Å
Kota Magelang merupakan Äù¾È¾¾Ã¾ÂºÃκ·¶·À¶Ã Äɶ
·¶¼¾¶Ã¹¶Ç¾È¾ÈɺÂźÇ̾Á¶Î¶½¶Ã Magelang diletakkan pada orde
¥ÊÇÌĶü¼Êüζüº¾Á¾À¾ ȶÉÊ̶Á¶ÊÅÊÃɾ¹¶À·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶Â
ÄÉÄǾɶÈɺÇȺù¾Ç¾Î¶Ã¼·ºÇ·º¹¶ ̾Á¶Î¶½¶¹Â¾Ã¾ÈÉǶȾ ¶·ÊŶɺÃ
dengan Kabupaten Magelang.
Magelang.
¶½ÊÁÊ Äɶ¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÂºÂ¶Ã¼
merupakan ibukota dari Kabupaten
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¥ÄÁ¶Çʶü¶¹¶Á¶½¹¾ÈÉǾ·ÊȾ 2. Karakteristik Penduduk
peruntukan ruang dalam suatu ¨¶Á¶½È¶ÉʶÈźÀźÃɾü
̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼ÂºÁ¾ÅÊɾźÇÊÃÉÊÀ¶Ã ζüźÇÁʹ¾ÅºÇ½¶É¾À¶Ã¹¶Á¶Â
ruang untuk fungsi lindung dan ºÃÎÊÈÊÃǺø¶Ã¶¹¶Á¶ÂÈʶÉÊ
peruntukan ruang untuk fungsi ̾Á¶Î¶½¶¹¶Á¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ
·Ê¹¾¹¶Î¶ºÃ¼¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ Penduduk dapat berperan sebagai
Àº¹Ê¶½¶ÁɺÇȺ·Êɹ¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã subjek sekaligus objek dalam
źǺø¶Ã¶¶Ã̾Á¶Î¶½¹¶Å¶ÉÁº·¾½ Ⱥ·Ê¶½ÅºÇºÃ¸¶Ã¶¶Ã¨Ê·¿ºÀ
terkendali serta mampu mengatasi ·ºÇ¶ÇɾźǺø¶Ã¶¶Ã¹¾·Ê¶ÉÄÁº½
problematika pada dinamika źùʹÊÀζü¹¾Ì¶À¾Á¾ÄÁº½
¶ÈζǶÀ¶É¹¾Ì¾Á¶Î¶½À¶·ÊŶɺà źǺø¶Ã¶¹¶ÃźºǾÃɶ½Èº·¶¼¶¾
magelang. pemegang kebijakan, penduduk
merupakan objek karena sasaran
ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã½¶È¾Á¶Ã¶Á¾È¾ÈÅÄÁ¶ ¹¶Ç¾ÅºÇºÃ¸¶Ã¶¶Ã¾¶Á¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ
ź¶û¶¶É¶ÃÇʶü¹¾ÅºÇÄÁº½ Penduduk sebagai aktor
·¶½Ì¶ÅºÃ¹¾ÈÉǾ·ÊȾ¶ÃźÇÊÃÉÊÀ¶Ã Êɶ¶źǺø¶Ã¶¶ÃɺÃÉÊÃζ
ruang di Kabupaten Magelang ºº¼¶Ã¼ÅºÇ¶ÃźÃɾüζü
ɺǷ¶¼¾ÂºÃ¿¶¹¾É¾¼¶ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾ bila direncanakan dengan baik
ζ¾ÉÊÀ¶Ì¶È¶Ã·Ê¹¾¹¶Î¶ ¶À¶ÄÊÉÅÊÉζü¹¾½¶È¾ÁÀ¶Ã¿Ê¼¶
À¶Ì¶È¶ÃÁ¾Ã¹Êü¹¶ÃÀ¶Ì¶È¶Ã Ⱥ·¶Á¾ÀÃζ
źÃζü¼¶¥ºÇÊÃÉÊÀ¶ÃÇʶü
di Kabupaten Magelang sendiri Analisis kependudukan bertujuan
¹¾¹Ä¾öȾÄÁº½À¶Ì¶È¶Ã·Ê¹¾¹¶Î¶ ÊÃÉÊÀº¶½¶Â¾¶ÈźÀ¶ÈźÀ
¶Á¾Ã¾ÂºÃκ·¶·À¶ÃÁ¶½¶Ã¹¾ ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶ÃºÁ¶Ê¾¿ÊÂÁ¶½
Kabupaten Magelang sesuai untuk distribusi, komposisi serta
¹¾ÅºÇ¼ÊöÀ¶ÃȺ·¶¼¶¾À¶Ì¶È¶Ã dinamika untuk menentukan
peruntukan pertanian, berupa karateristik penduduk pada suatu
tanaman semusimdengan sistem ̾Á¶Î¶½¾·¶Ì¶½¾Ã¾¶À¶Ã¹¾
panenbongkar pada beberapa ·¶½¶È¹¶É¶ÀºÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¶Ã¹¶Ã
bulan sekali dengan proses ¶Ã¶Á¾È¾ÈÃζζü¹¶Å¶Éº·¶ÃÉÊ
bongkar pada saat panen seperti dalam perencanaan Kabupaten
tembakau, padi, dan jagung. Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.10 Jumlah Penduduk
Kabupaten Magelang Tahun 2011
Sumber: Kabupaten Magelang dalam
üÀ¶
¹¶Ã¤Á¶½¶É¶¨Éʹ¾ÄöÁ¾È¾È
¨º¹¶Ã¼À¶Ã¹¶ºÇ¶½ÉºÃ¼¶½Î¶Ã¼ Ŷ¹¶É¶½ÊÃ
ɺǹ¶Å¶É¹¾
¸ºÃ¹ºÇÊüÁº·¾½ÇºÃ¹¶½·¶ÃζÀ º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶ÃÁ¶Áʹ¾¾ÀÊɾ
difungsikan sebagai pusat Kecamatan Grabag, Secang dan
kegiatan baik itu permukiman ¢ÊÃɾÁ¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã
¶ÊÅÊöÀɾ˾ɶȶÀÉ¾Ë¾É¶È ÂºÂÅÊÃζ¾ÅºÃ¹Ê¹ÊÀŶÁ¾Ã¼
ºÀÄÃľÁ¶¾ÃÃζ ·¶ÃζÀÀ¶ÇºÃ¶ÄǾºÃɶȾÀº¸¶Â¶É¶Ã
¾Ã¾Èº·¶¼¶¾ÅÊȶÉźºǾÃɽ¶Ã
Ƕ»¾ÀÊÂÁ¶½¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ ζü¶ÂÅʺü¼¶Ã¹¶À¶Ã
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
¶ÀɾIJɶȶÀɾIJɶÈÁ¶¾ÃÃζ
Sedangkan kecamatan Grabag
¹¶Ã¨º¸¶Ã¼Î¶Ã¼ÂºÇÊŶÀ¶Ã
batas terluar Kabupaten Magelang
dengan Kabupaten Semarang
Sumber: Kabupaten Magelang dalam ¹¶Ã©ºÂ¶Ã¼¼ÊüºÃκ·¶·À¶Ã
Angka 2011 ¹¶ºÇ¶½¾Ã¾Ç¶Â¶¾ÂºÃ¿¶¹¾À¶Ì¶È¶Ã
źÇÂÊÀ¾Â¶Ã¨ºÁ¶¾ÃÁÄÀ¶È¾Î¶Ã¼
ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã¼Ç¶IJÀ¿ÊÂÁ¶½ strategis juga suasana lingkungan
źùʹÊÀ¹¾¶É¶È¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ ζüÃζ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶ÂºÃ¶Ç¾À
·¶½Ì¶¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ¶ÈζǶÀ¶ÉÊÃÉÊÀɾü¼¶Á¹¾È¶Ã¶
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀºü¶Á¶Â¾
źþüÀ¶É¶Ã¹¶ÃÉÊÇÊù¾É¶½Êà ¾ÈÉǾ·ÊȾźùʹÊÀ¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
Á¶ÁÊÀºÂ·¶Á¾Ã¶¾À¹¾É¶½Êà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Â¶È¾½·ºÇ¶¹¶¹¾ÈºÀ¾É¶Ç
¥ºÃÊÇÊöÃȺ·¶ÃζÀ ¿¶Á¶Ã¿¶Á¶ÃÊɶ¶¶Á¾Ã¾ÉºÇÁ¾½¶É
¿¾Ì¶¾Ã¾¹¾Èº·¶·À¶Ã jelas di Kecamatan Windusari
karena efek letusan gunung ¹¶Ã£¼¶·Á¶Àζü¶Ⱦ½Â¾Ã¾Â
ºǶžζüȺÁ¶¾Ãº¶À¶Ã aksesibilitas transportasi disana.
ÀÄÇ·¶Ã¹¶Ã¹¾¹Ê¼¶ÂºÃκ·¶·À¶Ã Selain itu kecamatan kecamatan
źÇžù¶½¶ÃźùʹÊÀÀºÌ¾Á¶Î¶½ ζüǶ̶÷ºÃ¸¶Ã¶¼ÊÃÊü
ζüÁº·¾½¶Â¶Ã Merapi cenderung memiliki sedikit
penduduk seperti Kecamatan
¨º¹¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ ¨ÇÊ·Êü¨¶Á¶ÂÊÀÊùȷ
ɺǷ¶ÃζÀ¹¾À¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2.2 Laju dan Arah Perkembangan Kaliangkrik Windusari. Sedangkan
Penduduk ζü·ºÇ¶¹¶¹¾ÉºÃ¼¶½ÈºÅºÇɾ
¡¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶ÃźùʹÊÀ ¢ºÇÉÄÎʹ¶Ã¢ÊÃɾÁ¶ÃÁ¶¿ÊÃζ
berfungsi untuk menunjukkan cenderung tetap.
trend dari kependudukan di 2.3 Kepadatan Penduduk
ÈʶÉʹ¶ºÇ¶½¶ÃζÀ»¶ÀÉÄÇ 2.3.1 Kepadatan Bruto
ζüºÁ¶É¶Ç·ºÁ¶À¶Ã¼¾Ãη¶¾À Kepadatan penduduk bruto
itu social ekonomi, lingkungan
¶¹¶Á¶½¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀźÇ
¹È·¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ȶÉʶÃÁʶÈ̾Á¶Î¶½¶É¶Ê
ɺǿ¶¹¾ÉǺÃζüºÃÊÇÊÃ
ÊÀÊǶÃÀ¶È¶ÇɺÀ¶Ã¶Ãɺǽ¶¹¶Å
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀÃζ¹¶ÃŶÁ¾Ã¼
ɺǶȶźÃÊÇÊöÃÃζ¹¾É¶½Êà lingkungan. Adapun rumus
210 dimana bencana merapi ÊÃÉÊÀºü½¾ÉÊüÀºÅ¶¹¶É¶Ã
Êζüºü¶Ã¸¶Â¶ÈζǶÀ¶É penduduk brutto:
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÂºÃ¼¶À¾·¶ÉÀ¶Ã¶¹¶Ãζ
źÇžù¶½¶Ã !"#$%&'()*+"+",'-"%."'/0$%1%&
2"%-'/0$%1%&'3,#456%7
Namun bencana tersebut tidak
membuat penduduk trauma untuk
Kepadatan penduduk bruto di
tinggal di kabupaten Magelang.
Kabupaten Magelang terdapat di
©ºÇ·ÊÀɾ¹ºÃ¼¶ÃºþüÀ¶ÉÃζ
Kecamatan Muntilan dan paling
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¹¾É¶½ÊÃ
kembali meningkat sedikit di Kajoran. Meskipun
źùʹÊÀ¢ÊÃɾÁ¶Ã·ÊÀ¶Ãζü
ǶIJÀ¡¶¿Ê¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¹¾ paling tinggi namun karena
Kabupaten Magelang Tahun 2008 – 2011 ̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼Áº·¾½Àº¸¾Á¶À¶
ÀºÅ¶¹¶É¶ÃÃζÁº·¾½Å¶¹¶É
¨º¹¶Ã¼À¶Ã ¶¿ÄǶÃζüº¾Á¾À¾
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀǺù¶½ÂºÂ¾Á¾À¾
Áʶȹ¶ºÇ¶½Î¶Ã¼·ºÈ¶ÇȺ½¾Ã¼¼¶
¾Á¾À¾ÀºÅ¶¹¶É¶¶ÃζüǺù¶½
Sumber: Kabupaten Magelang dalam Angka pula. Kecenderungan kepadatan
¹¶Ã¤Á¶½¹¶É¶
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã¶¹¶ÃζÈʶÉʹ¶Î¶
ɶǾÀÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼ºÇ¶É
¨º¹¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀÁ¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶Ã
penduduk di tiap kecamatan À¶¾É¶ÃÃζ¹ºÃ¼¶Ã¶Àɾ˾ɶÈζü
ȶü¶É½ºÉºÇļºÃɺǼ¶ÃÉÊü ¶¹¶¨ºÂ¶À¾ÃºöǾÀ̾Á¶Î¶½Ãζ
¹¶Ç¾ÁºÉ¶ÀÁÄÀ¶È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈÃζ maka semakin tinggi kepadatan
º·¶ÃζÀ¶Ã¹¶ºÇ¶½Î¶Ã¼ penduduk
ºü¶Á¶Â¾ÅºÇÉÊ·ʽ¶Ãζü
½ºÉºÇļºÃɺǹ¶Å¶É¹¾Àº¸¶Â¶É¶Ã
sekitar gunung seperti Kajoran,
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.11 Peta Kepadatan
Penduduk Bruto Kabupaten Magelang 2011
Sumber: Analisis Studio Magelang 2012
£¶ÂÊö¹¶·¶ÃζÀ˶Ǿ¶·Áº
˶Ǿ¶·ÁºÎ¶Ã¼ÂºÂźü¶Çʽ¾
Sumber: Analisis Kelompok 2012
ÀºÉ¶½¶Ã¶ÃŶü¶ÃȺźÇɾ
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈÁ¶½¶Ãζü¶Å¶·¾Á¶
Kepadatan Netto di Kabupaten tidak diiringi dengan penggunaan
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÉºÇÃζɶ·ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼ teknologi maka akan ulit
ÁÊÇÊȹºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀÃζ ºþüÀ¶ÉÀ¶ÃÃζ¹¾ÉºÃ¼¶½¹¶ÂŶÀ
¶¹¾¹¶Å¶É¹¾À¶É¶À¶Ã·¶½Ì¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ÀºÇÊȶÀ¶ÃÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ã¶À½¾Ç¶À½¾Ç Ƕ̶÷ºÃ¸¶Ã¶ÉºÇÊɶ¶¼ÊÃÊü
¾Ã¾¨ºÁ¶¾Ã¾ÉʹºÃ¼¶Ãɾü¼¾Ãζ ºǶžº·ʶɶÈζǶÀ¶É
Á¶½¶ÃźÇɶþ¶Ãζü¹¾Â¾Á¾À¾ ̶ÈŶ¹¶¶À¶Ã·ºÃ¸¶Ã¶Î¶Ã¼
ζÀþ¿¾Ì¶ą¶Â¶À¶È¶Ã¼¶É ȺÇÊŶȺ½¾Ã¼¼¶¹¾ÅºÇÀ¾Ç¶À¶Ã
memungkinkan untuk menjadi ºÿ¶¹¾È¶Á¶½È¶ÉÊ»¶ÀÉÄÇźÃÊÇÊöÃ
ÅÇĹÊÀÊü¼ÊÁ¶Ã̾Á¶Î¶½¾Ã¾ penduduk sedikit demi sedikit di
ɶ½Êúù¶É¶Ã¼
ǶIJÀ ºÅ¶¹¶É¶Ã¾È¾ÄÁļ¾È
Kabupaten Magelang ǶIJÀ¥ÇÄκÀȾ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Tahun 2007 - 2011 Kabupaten Magelang
ªÃÉÊÀÅÇÄκÀȾźùʹÊÀ̾Á¶Î¶½
¾Ã¾ÉºÇÁ¾½¶ÉijÊÀÉʶɾ»¶Á¾Ã¾
¹¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃȺ·¶¼¶¾¹¶ºÇ¶½Î¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.7 Data Kelahiran dan ÊÂÊÇ·ºÇ¶Å¶Î¶Ã¼ºÇ¶ÉÀ¶¾É¶ÃÃζ
Kematian Penduduk Kabupaten ¹ºÃ¼¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶¾¢¶¼ºÁ¶Ã¼
Magelang Tahun 2007 – 2010 Ⱥù¾Ç¾Å¾Ç¶Â¾¹¶ÅºÃ¹Ê¹ÊÀÃζ
berbentuk ekspansif, dimana
Tahun Kelahiran Kematian ¿ÊÂÁ¶½ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶ÃÀºÂ¶É¾¶Ã
2007 42,013 30 ɾü¼¾¨ºÅºÇɾζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã
2008 63,310 32 Ŷ¹¶¼Ç¶IJÀ¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾¹¾Â¶Ã¶
2009 69,402 54 ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ·ºÇÊȾ¶ÅÇĹÊÀɾ»
2010 53,336 58 ºø¶Å¶¾
Ǿ·Ê¶É¶Ê
z
¨Ê·ºÇ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶ÂüÀ¶
dari total penduduk sedangkan
źùʹÊÀζüÉʶºø¶Å¶¾
z
Berdasarkan data diatas, dapat
¹¶Ç¾ÉÄɶÁźùʹÊÀ¹¶ÃȾȶÃζ
¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶Ã
źùʹÊÀ·ºÇÊÂÊǹ¾·¶Ì¶½
kematian di kabupaten Magelang
ɶ½ÊÃ
cenderung meningkat. Meskipun
¹ºÂ¾À¾¶Ã¶¹¶ÃζźǷº¹¶¶Ãζü ǶIJÀ¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Berdasarkan Umur Tahun 2007 - 2011
ɺÇÁ¶ÂŶʿ¶Ê½¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½ÀºÂ¶É¾¶Ã
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶Ì¾Á¶Î¶½¾Ã¾
cenderung akan terus memiliki
peningkatan populasi penduduk.
¥ÄÅÊÁ¶È¾ÅºÃ¹Ê¹ÊÀº·¶Ì¶
º»ºÀζüÅÄȾɾ»¹¶Ãú¼¶É¾Ëº
¶Ç¾Èº¼¾ÉºÃ¶¼¶ÀºÇ¿¶¿ºÁ¶È
¾Ã¾ÂºÇÊŶÀ¶ÃȺ·Ê¶½ÈÊ·ºÇ
¹¶Î¶Ã¶ÂÊÃÀºÉ¾À¶ÈÀ¾ÁÁ¹¶Ã ¨Ê·ºÇ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶ÂüÀ¶
ÀºÈºÂŶɶÃɾ¹¶ÀººÃʽ¾Â¶À¶
½¶Ãζ¶À¶Ãºÿ¶¹¾·º·¶Ã·¶¼¾ Struktur penduduk berdasar umur
̾Á¶Î¶½ÉºÇȺ·ÊɤÁº½À¶ÇºÃ¶ ȺÁ¶¾Ã·ºÇ¾ÂŶ¸ÉŶ¹¶¿Ê¶½
¾ÉÊźÇÁʶ¹¶ÃζǺø¶Ã¶¶À¶Ã tenaga kerja juga berkaitan
¹¾·¶Ì¶ÀºÂ¶Ã¶Ì¾Á¶Î¶½¾Ã¾ÊÃÉÊÀ ¹ºÃ¼¶ÃȶǶöźùÊÀÊüÁ¶¾ÃÃζ
ÀºÂʹ¾¶Ã¹¾ÀÄÃÉÇÄÁźùʹÊÀÃζ ȺźÇɾÀº·ÊÉʽ¶ÃȺÀÄÁ¶½
¹ºÃ¼¶ÃºüºÃ¹¶Á¾À¶Ã¿ÊÂÁ¶½ Çʶ½È¶À¾É¹È·ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ãζ
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¹¶ÃÀºÂ¶É¾¶ÃÃζ źüÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃÊÂÊǾþ¿Ê¼¶
ºÿ¶¹¾¾Ã¹¾¸¶ÉÄǶŶÀ¶½Ì¾Á¶Î¶½
2.6 Struktur dan Komposisi Penduduk ɺÇȺ·ÊÉÁ¾Ëº¶·ÁºÊÃÉÊÀȺÂʶ
2.6.1 Struktur Penduduk Menurut Umur ÊÂÊǶɶÊȺ·¶¼¶¾Ì¾Á¶Î¶½ÀºÇ¿¶
Struktur penduduk menurut umur ȶ¿¶¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
·ºÇÉʿʶÃÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾ ɺÇÁ¾½¶ÉźùʹÊÀÊÂÊÇÅÇĹÊÀɾ»
konsentrasi umur, pada jenjang ȶü¶Éɾü¼¾Î¶Ã¼ÂºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
·¶½Ì¶Ì¾Á¶Î¶½¾Ã¾¸ºÃ¹ºÇÊü
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ÀºÌ¾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ·ºÀºÇ¿¶¹¶Ã 2.6.2 Sex Ratio
ȺÀÄÁ¶½¶Á¾Ã¾¹¾·ÊÀɾÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ã ¶Ç¾ÅºÃ¼ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃźùʹÊÀ
pembangunan di kabupaten Magelang berdasar jenis kelamin ini kemudian
ζü¸ºÃ¹ºÇÊüÀº¾Ã¹ÊÈÉÇιºÃ¼¶Ã ¶À¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ÅÊÁ¶Ç¶È¾Ä¿ºÃ¾ÈÀºÁ¶Â¾Ã
ȾÈɺÂŶ¹¶ÉÀ¶ÇζȺ½¾Ã¼¼¶Â¶ÂÅÊ ÃζüÀ¶ÈºÍǶɾľþȺÁ¶¾Ã¹¶Å¶É
ºÃκǶŷ¶ÃζÀɺö¼¶ÀºÇ¿¶ ºü¾¹ºÃɾIJÀ¶È¾Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶Ã¼À¶
Sedangkan untuk penduduk usia lanjut ÀºÁ¶½¾Ç¶Ã¿Ê¼¶¹¶Å¶ÉºüºÉ¶½Ê¾
ºÈÀ¾ÅÊÿÊÂÁ¶½Ãζȶü¶ÉȺ¹¾À¾É º»ºÀɾIJɶÈź·¶Ã¼Êöù¶Ç¾¿ÊÂÁ¶½
öÂÊùºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½Î¶Ã¼ÀÄÃÈɶà źùʹÊÀÁ¶À¾Á¶À¾ÉºÇȺ·ÊɶǾ
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶Ì¾Á¶Î¶½¾Ã¾¸ÊÀÊŠɶ·ºÁȺÍǶɾĹ¾·¶Ì¶½¾Ã¾¹¾ÀºÉ¶½Ê¾
Ãζ¶ÃÊÃÉÊÀ¼ÄÁÄü¶ÃÊÂÊǺǺÀ¶ ·¶½Ì¶Áº·¾½¹¶Ç¾
zÀº¸¶Â¶É¶Ã¹¾
¶Á¾Ã¾¹¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃÁ¾Ã¼ÀÊü¶ÃIJȾÀ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ÂºÂ¾Á¾À¾ÈºÍǶɾÄ
ζü¶Ⱦ½¶Á¶Â¾ÀÄù¾È¾ÈÄȾ¶Áζü ¹¾¶É¶È
¶Á¾Ã¾ÂºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶
Ƕ¶½Î¶Ã¼ÂºÂ·Ê¶ÉźùʹÊÀ źùʹÊÀÅǾ¶·ºÇ¿ÊÂÁ¶½Áº·¾½·¶ÃζÀ
¼ÄÁÄü¶Ã¾Ã¾ÂºÇ¶È¶Ãζ¶ùºÃ¼¶Ã Ⱥ½¾Ã¼¼¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã¶ÂÅʺ·ºÇ¾
ÀÄù¾È¾ÉºÇȺ·Êɹ¾·¶Ã¹¾Ã¼½¶ÇÊÈ ÀÄÃÉǾ·ÊȾζüÁº·¾½·ºÈ¶Çɺǽ¶¹¶Å
tinggal di perkotaan. pembangunan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2.6.3 Struktur Penduduk Menurut Berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan ζü¹¾É¶Â¶ÉÀ¶Ã¹¶Å¶ÉɺÇÁ¾½¶É
·¶½Ì¶ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ç¶É¶
Pendidikan sebagai pilar utama Ƕɶ·ºÇɶ¶ɶ袥Àº·¶Ì¶½}¨
ÀʶÁ¾É¶ÈÈÊ·ºÇ¹¶Î¶Â¶ÃÊȾ¶ ¹¶Ãɾ¹¶Àɶ¶ɨ~¨º¹¶Ã¼À¶Ã
º¾Á¾À¾ÅºÇ¶ÃźÃʽ¹¶Á¶Â ÊÃÉÊÀɶ¶ɶ袹¶Ã¾ÅÁĶ
mencerdaskan penduduk di suatu ¨¶Ç¿¶Ã¶Â¶È¾½Èº¹¾À¾É·¶ÇÊ
̾Á¶Î¶½¼Êö¶ÂÅÊ·ºÇÀÄÃÉǾ·ÊȾ ºø¶ÀÊÅŚÅºÃ¹Ê¹ÊÀ§ºÃ¹¶½Ãζ
aktif dan pasif dalam perencanaan ɶ¶ɶÃȺÀÄÁ¶½¾Ã¾È¶Á¶½È¶ÉÊ
ź·¶Ã¼ÊöÃ̾Á¶Î¶½ºÇ¾ÀÊÉ »¶ÀÉÄÇÃζ¾¶Á¶½Â¶È¾½ÇºÃ¹¶½Ãζ
disajikan data penduduk sarana pendidikan lanjut seperti
berdasarkan tamatan pendidikan: SMA dan Perguruan Tinggi,
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÀºÉ¾À¶¾Ã¹¾Ë¾¹Ê¾Ã¼¾Ã ɺǽ¶¹¶Å¼ÊöÃζźù¾¹¾À¶Ã
ºÁ¶Ã¿ÊÉÀ¶ÃȺÀÄÁ¶½Ãζ¶À¶ Á¶Ã¿ÊÉζüº·ºÀ¶Á¾ÂºÇºÀ¶
¾¶½¶ÇÊȾ¼Ç¶È¾ÀºÌ¾Á¶Î¶½Á¶¾Ã dengan kemampuan untuk bisa
ζüȺÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã·¾¹¶Ã¼Î¶Ã¼ terlepas dari jerat pengangguran
¹¾¾Ã¼¾ÃÀ¶ÃÃζ ¹¶ÃÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶ÃȺ·¶¼¶¾ÊŶζ
ÀÄÃÀǺɾÀÊɺ·¶Ã¼ÊÃ̾Á¶Î¶½
Selain faktor sarana pendidikan, ¾È¾Ã¾Á¶½ÅºÇ¶ÃȺÇɶÉÄÀĽ
ÀºÃ¹¶Á¶ºÀÄÃľζüºÃκ·¶·À¶Ã ¶ÈζǶÀ¶É¹¶Á¶ÂºÃζ¹¶ÇÀ¶Ã
¶ÈζǶÀ¶ÉºÃ¼¼¶ÃÊÃÉÊÀ ¶ÈζǶÀ¶Éȶö¼¶É¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã
meneruskan ke tingkat lanjut. dengan dibarengi dengan
¶¼¾ÂºÇºÀ¶ÂÊüÀ¾ÃÁº·¾½·¶¾À Àº·¾¿¶À¶ÃÀº·¾¿¶À¶ÃźºǾÃɶ½
·ºÇ¶Àɾ˾ɶÈζüºü½¶È¾ÁÀ¶Ã ζüºùÊÀÊü¶ÈζǶÀ¶É
uang (seperti bekerja) bukan ɾ¹¶À¶ÂÅÊÊÃÉÊÀȺÀÄÁ¶½
¶Á¶½ÂºÃ¼½¶·¾ÈÀ¶Ãʶü}¾ȶÁ ¹ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ã椨¹¶Ã·º¶È¾È̶
ȺÀÄÁ¶½~¤Áº½À¶ÇºÃ¶¾ÉÊźÇÁÊ ·º¶È¾È̶ζüÁ¶¾Ã
¶¹¶ÃζÀºÈ¶¹¶Ç¶Ã¹¶Ç¾Â¶ÈζǶÀ¶É
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢ºÃÊÇÊÉºÃ¾È º¼¾¶É¶Ã
¥¶¹¶ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾ÅºÃ¹Ê¹ÊÀɺÇÁ¶ÂÅ¾Ç ¶Ã¼À¶É¶ÃÀºÇ¿¶ÉºÇÊɶ¶¶ÀɾIJɶÈ
secara garis besar terbagi dalam ºüÊÇÊÈÇʶ½É¶Ã¼¼¶
À¶É¶¼ÄǾζÀþźùʹÊÀ
pada angkatan kerja dan bukan
¶Å¶É¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶Ã·¶½Ì¶¶¹¶Ãζ
angkatan kerja. Berdasarkan tabel
źǼºÈºÇ¶Ã¹¶Ç¾Î¶Ã¼ÈºÂÊÁ¶
¿ºÃ¾ÈÀº¼¾¶É¶Ã¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾ÉºÇÁ¾½¶É
·ºÀºÇ¿¶Á¶ÁÊžù¶½ÂºÃ¿¶¹¾
·¶½Ì¶Áº·¾½¹¶Ç¾
zźùʹÊÀ
ºüÊÇÊÈÇʶ½É¶Ã¼¼¶¶ÃζÀ
berada pada angkatan kerja. Pada
»¶ÀÉÄÇζüºÁ¶É¶Ç·ºÁ¶À¶Ã¼¾·¶¾À
¶Ã¼À¶É¶ÃÀºÇ¿¶¹¾ÉÊÿÊÀ¶Ã·¶½Ì¶
¾ÉÊÀ¶ÇºÃ¶ÊÂÊÇζüÈʹ¶½É¾¹¶À
¶Ã¼À¶ÅºÃ¹Ê¹ÊÀζü·ºÀºÇ¿¶
produktif, ataupun lapangan kerja
mengalami penurunan seiring
ζüɾ¹¶Àº¶¹¶¾
dengan peningkatan bukan pada
Tabel 2.10 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas
menurut Jenis Kegiatan Tahun 2007 - 2011
2¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢ºÃÊÇÊÉ¡¶Å¶Ã¼¶Ã ºÇ¿¶
ǶIJÀ¨ÉÇÊÀÉÊÇ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
Menurut Lapangan Kerja
¥ºÃ¼ÀÁ¶È¾IJÀ¶È¾¶ÃźùʹÊÀ
menurut lapangan kerja ini
mengikuti struktur ekonomi,
ζÀþ¶¹¶ÈºÀÉÄÇȺźÇɾ
ζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶ÃŶ¹¶¹¾¶¼Ç¶Â
disamping
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã¹¶É¶¹¾¶É¶È¹¾ÀºÉ¶½Ê¾ ¹¶ÃζÈÉÇÊÀÉÊÇźùʹÊÀ
·¶½Ì¶Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶Î¶Ã¼ berdasar lapangan kerja ini
dominan di Kabupaten Magelang berfungsi sebagai tolak ukur dalam
¾¶Á¶½ÅºÇɶþ¶Ãζü¹¾¾ÀÊɾ mengembangkan sektor ekonomi.
perdagangan, jasa dan industri. ¾½¶Ç¶ÅÀ¶ÃźÇÉÊ·ʽ¶ÃȺÀÉÄÇ
¶Á¾Ã¾ÂºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶ ºÀÄÃľɾ¹¶À½¶Ãζ¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
źÇÉÊ·ʽ¶ÃºÀÄÃľ¿Ê¼¶ºÁ¶ÈÉ¾È ÀÄÃÉǾ·ÊȾ¥§Ãζȶ¿¶Ã¶ÂÊÃ
ɺǽ¶¹¶Åɺö¼¶ÀºÇ¿¶¥¶¹¶È¶¶É ¿Ê¼¶¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾Èº·ºÇ¶Å¶·ºÈ¶Ç
¥§ÅºÇɶþ¶ÃºÃÊÇÊöÀ¶ ¹¶Î¶ÈºÇ¶ÅȺÀÉÄÇɺÇȺ·ÊÉ
tenaga kerja di sektor pertanian ɺǽ¶¹¶ÅźÃκǶŶÃɺö¼¶ÀºÇ¿¶
juga mengalami penurunan pula.
2.7 Ketenagakerjaan
¨¶Á¶½È¶ÉÊÉÄÁ¶ÀÊÀÊǹ¶Á¶Â ζüºÃκ·¶·À¶Ã¶Ã¼À¶
mengukur ketenagakerjaan ketergantungan semakin tinggi.
¾¶Á¶½¹ºÃ¼¶Ã¶¹¶Ãζ¶Ã¼À¶
ÀºÉºÇ¼¶ÃÉÊü¶ÃºÅºÃ¹ºÃ¸Î ÊÂÁ¶½ÅºÃ¸¶Ç¾ÀºÇ¿¶¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
Ratio ini menunjukkan seberapa ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼ÉºÇ¹¶É¶¹¾
besar beban tanggungan penduduk ¾ÈöÀºÇÉǶÃÈȺ¸¶Ç¶ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã
ÅÇĹÊÀɾ»ÉºÇ½¶¹¶ÅźùʹÊÀɾ¹¶À Ǻù¶½Î¶Àþ¹¾À¾È¶Ç¶Ã
Ĥ
ÅÇĹÊÀɾ»¾À¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
üÀ¶¾Ã¾¸ºÃ¹ºÇÊüÁº·¾½
sendiri, angka ketergantungan Ǻù¶½¿¾À¶¹¾·¶Ã¹¾Ã¼ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ
ɺǼÄÁÄüǺù¶½Î¶Àþ¹¾À¾È¶Ç¶Ã produktif kebupaten Magelang
zÀº¸Ê¶Á¾Å¶¹¶É¶½ÊÃ
Ⱥ¸¶Ç¶ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ãζüºø¶Å¶¾
ºø¶Å¶¾z©¾Ã¼¼¾Ãζ¶Ã¼À¶
¶É¶ÊȺÀ¾É¶ÇzÃζȶ¿¶
¹¾É¶½ÊÃ
¾Ã¾¹¾Èº·¶·À¶Ã £¶ÂÊöüÀ¶¾Ã¾½¶Ãζ·ºÇȾ»¶É
À¶ÇºÃ¶ÂºÃ¾Ã¼À¶ÉÃζźùʹÊÀ semu mengingat tidak semua
ÊȾ¶ÃÄÃÅÇĹÊÀɾ»Î¶ÀþÊȾ¶ penduduk mendaftarkan diri ke
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¾ÈöÀºÇÉǶÃÈÊÃÉÊÀºø¶Ç¾ subjek (pelaku) pembangunan
kerja. Tetapi dari sampel ini atau menempatkan manusia
ȶ¿¶À¾É¶·¾È¶ÂºÃ¼¶Â¶É¾·¶½Ì¶ sebagai titik sentral.Kabupaten
źÇÉÊ·ʽ¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶·ºÁÊ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½È¶Á¶½È¶ÉÊ
Ⱥ¾Â·¶Ã¼¹ºÃ¼¶ÃźÇÉÊ·ʽ¶Ã ¸ÄÃÉĽÀ¶·ÊŶɺÃζüº¾Á¾À¾
Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶Ãζ¶Ç¾¹¶É¶ keunggulan di beberapa sektor
¹¾·¶Ì¶½¾Ã¾È¶¿¶À¾É¶·¾È¶Á¾½¶É ekonomi namun tidak dibarengi
·¶½Ì¶ÈºÇ¶Å¶Ãźø¶Ç¾ÀºÇ¿¶·¶ÇÊ ¹ºÃ¼¶Ã¥¢
ºø¶ÀÊÅ
zȶ¿¶¶Ã¼À¶¾Ã¾
Tabel 2.12 Komponen Indeks
lalu mengalami akumulasi dengan
Pembangunan Manusia di Kabupaten
ɶ½ÊÃɶ½ÊÃȺ·ºÁÊÂÃζζü
Magelang Tahun 2007 - 2010
Ⱥ¶À¾ÃºÃÊÿÊÀÀ¶Ãɾü¼¾Ãζ
ketimpangan antara pencari kerja
45$5%*+7*+ :LLH :LLJ :LLK :L1L
¹ºÃ¼¶Ãɺö¼¶ÀºÇ¿¶¶Î¶Ã¼À¶Ã
2+7'*(W*%*C
ȶ¿¶¹ºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½Î¶Ã¼É¾¹¶À
ƉĂŶ,ŝĚƵƉ
ºø¶Å¶¾zȶ¿¶Àº·ÊÉʽ¶Ã N$*,&+O GK9K HL HL9LH HL9LH
Á¶Å¶Ã¼¶ÃÀºÇ¿¶Èʹ¶½Èº·¶ÃζÀ 2+7'*(A5/5'(
¾Ã¾¶Å¶Á¶¼¾¹¾É¶Â·¶½¹ºÃ¼¶Ã W&%&X(NQO K19B K19B K19BF K19BF
źùʹÊÀ¹¾ÁʶÇȶöζü ZĂƚĂƌĂƚĂ
tidak terdaftar di dinas terkait. S*=*(#5'"/*,(
À¾·¶ÉÃζ·¶ÃζÀźø¶Ç¾ÀºÇ¿¶ N$*,&+O H91 H91 H9:G H9:G
ζüɺÁ¶½ÂºÃ¼ºÃζÂźù¾¹¾À¶Ã P5+75/&*%*+(
lanjut menjadi pengangguran. Hal ƌŝŝůƉĞƌŬĂƉŝƚĂ
¾Ã¾È¶Ã¼¶É¹¾È¶Î¶Ã¼À¶ÃÀ¶ÇºÃ¶ ;ZŝďƵZƉͿ G:19F GBL9K GBB9:G GBG9KG
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶Â¶ÃÊȾ¶Î¶Ã¼Èʹ¶½ YPA HL9G H19E H19HG H:9LJ
¶¹¶É¾¹¶À¹¶Å¶É¹¾Ì¶¹¶½¾¹ºÃ¼¶Ã ¨Ê·ºÇ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶ÂüÀ¶
·¶¾ÀÄÁº½Ì¾Á¶Î¶½ÃζζüÂÊüÀ¾Ã
ºÃκ·¶·À¶ÃÈÊ·ºÇ¹¶Î¶ ǶIJÀ
ùºÀÈź·¶Ã¼ÊöÃ
ÈÊ·ºÇ¹¶Î¶¾Ã¾ÊÃÉÊÀ·ºÇžù¶½ Manusia di Kabupaten Magelang
ÀºÌ¾Á¶Î¶½Á¶¾Ã ©¶½ÊÃ
2ùºÀÈ¥ºÂ·¶Ã¼Êöâ¶ÃÊȾ¶
¥ºÂ·¶Ã¼ÊöÃöȾÄöÁ¶¹¶Á¶½
ź·¶Ã¼ÊööÃÊȾ¶Ã¹ÄúȾ¶
ȺÊÉʽÃζ¹¶Ãź·¶Ã¼ÊöÃ
¶ÈζǶÀ¶ÉùÄúȾ¶¶Á¶Â
kerangka demikian, pembangunan
öȾÄöÁȺÈÊü¼Ê½Ãζ
menempatkan manusia sebagai
objek (tujuan) sekaligus ¨Ê·ºÇ¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Á¶ÂüÀ¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶ÃÀÄÂÅÄú墹¾¶É¶È 3. Karakteristik Ekonomi
¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶Èº¸¶Ç¶ 3.1 Kondisi Perekonomian
ÀºÈºÁÊÇʽ¶Ã¹¶Ç¾¾Ã¹¾À¶ÉÄÇ 3.1.1 PDRB
¾Ã¹¾À¶ÉÄÇÈʹ¶½ÉºÇ¼ÄÁÄüɾü¼¾ ¥§ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
ζÀþ¾Ã¹ºÀÈźù¾¹¾À¶Ã¹¶Ã¶Ã¼À¶
ɶȶȶǶǼ¶ ÄÃÈɶÃ
½¶Ç¶Å¶Ã½¾¹ÊÅ£¶ÂÊù¾É¾Ã¿¶Ê } ~ɶ½ÊÃ
ȺþÁ¶¾
¹¶Ç¾¾Ã¹ºÀȥζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã §Å¿Êɶ¶Ç¾É¶½ÊÃ
dengan angka pengeluaran riil
ɺǿ¶¹¾ÅºÃ¾Ã¼À¶É¶Ã¥§
źÇÀ¶Å¾É¶ÉºÇÁ¾½¶É¶Ⱦ½ÇºÃ¹¶½ ζü¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Ç¨ºÀÉÄÇζü
memberi kontribusi paling besar
¢ºÃÊÇÊɼǶIJÀ¥¢ÉºÇÁ¾½¶É·¶½Ì¶
¶¹¶Á¶½ÈºÀÉÄÇźÇɶþ¶Ã¹¶Ãζü
¶Ã¼À¶Ã¹ºÀÈ¥ºÂ·¶Ã¼ÊöÃ
ŶÁ¾Ã¼ÇºÃ¹¶½¶¹¶Á¶½ÈºÀÉÄÇÁ¾ÈÉǾÀ
¢¶ÃÊȾ¶}¥¢~ ¶·ÊŶɺÃ
gas, dan air minum. Kontribusi
Magelang terus mengalami
Ⱥɾ¶ÅȺÀÉÄÇȺÁ¶ÁÊ·ºÇÊ·¶½Ê·¶½
źþüÀ¶É¶ÃζüȾ¼Ã¾IJÀ¶Ã
Ⱥɾ¶Åɶ½ÊÃÃζ¥ºÃ¾Ã¼À¶É¶Ã¥§
ζÀþȺ·ºÈ¶ÇÅľÃÉɾ¶Å
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã
ɶ½ÊÃÃζ¶Ãζȶ¿¶Å¶¹¶É¶½ÊÃ
¶À¶ÃºþüÀ¶ÉÀ¶ÃÀºÈº¿¶½ÉºÇ¶¶Ã
½¶Ãζºü¶Á¶Â¾
penduduk.
źþüÀ¶É¶Ã
ÅľÃÉüÀ¶
¥¢¾Ã¾Â¶È¾½ÉºÇ¼ÄÁÄüÀ¶Éº¼ÄǾ ¨¶ÂŶ¾È¶¶É¾Ã¾¥§ÉºÇɾü¼¾
ÀºÁÄÂÅÄÀºúü¶½¶É¶Èɺɶž ¶Ⱦ½¹¾¹Ä¾öȾÄÁº½ÈºÀÉÄÇ
ºúü¶½¶É¶ÈζüŶÁ¾Ã¼·¶Ì¶½ źÇɶþ¶Ã¢ºÈÀ¾ÅÊÃȺ¶À¾Ãɶ½ÊÃ
ζÀþ¹¾À¾È¶Ç¶Ã
¤Áº½Èº·¶· semakin menurun. Penurunan
¾ÉÊźÇÁÊÁº·¾½¹¾É¾Ã¼À¶ÉÀ¶ÃÁ¶¼¾ ¿ÊÂÁ¶½ÉºÇȺ·Êɹ¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ɺÇÊɶ¶¹¶Ç¾¶ÈźÀºÀÄÃľÃζ ¿ÊÂÁ¶½Å¶ÃºÃźÇɶþ¶Ãζü
ζü¹¾ÉÊÿÊÀÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ã semakin menurun. Sementara
pengeluaran perkapita. itu, sektor jasa mengalami
źþüÀ¶É¶Ã¨ºÀÉÄÇ¿¶È¶¿¶È¶ ¶¹¶ÃζźÇÉÊ·ʽ¶ÃÃζɶ
semakin berkemabng karena ekonomi perkapita di Kabupaten
lokasi Kabupaten Magelang Magelang. Berikut ini data dan
ζüÈÉǶɺ¼¾ÈÀ¶ÇºÃ¶¹¾ÁºÌ¶É¾ źÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¥§ÅºÇÀ¶Å¾É¶
¿¶Á¶Ãļ¿¶¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Èº½¾Ã¼¼¶ Kabupaten Magelang atas dasar
di pinggir jalan tersebut timbul ½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÃ
Àº¼¾¶É¶ÃÀĺÇȾ¶Áζü
ǶIJÀ¥§ÅºÇÀ¶Å¾É¶
Àº·¶ÃζÀ¶Ã·ºÇÊŶÀº¼¾¶É¶Ã¿¶È¶
Kabupaten Magelang
3.1.2 PDRB per Kapita
¥§ÅºÇÀ¶Å¾É¶ÉºÇ¹¾Ç¾¶É¶È
¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶·ºÇÁ¶Àʹ¶Ã¶É¶È
¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶå§
perkapita digunakan untuk
¶Ã¶Á¾È¶¶¹¶Á¶½¥§ÅºÇÀ¶Å¾É¶
Kabupaten Magelang atas dasar
½¶Ç¼¶ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÃ
À¶ÇºÃ¶ Sumber : Kabupaten Magelang dalam
¥§ÅºÇÀ¶Å¾É¶¶É¶È¹¶È¶Ç½¶Ç¼¶ üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
ÀÄÃÈɶÃɶ½ÊÃ
ºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¾ÁºÌ¶É¾ Keberadaan Kabupaten Magelang
¶Á¶Ãļ¿¶¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Èº½¾Ã¼¼¶ ζü·ºÇ¶¹¶¹¾¶ÃɶǶɾ¼¶¼ÊÃÊü
mendorong kegiatan komersial ζ¾ÉÊÊÃÊü¨Ê·¾Ã¼¢ºÇ¶Å¾
¹¾ÈºÅ¶Ã¿¶Ã¼¿¶Á¶Ã¾Éʨº½¾Ã¼¼¶ ¹¶Ã¢ºÇ·¶·Êº·ʶÉɶö½
ºÂźü¶Çʽ¾ÅºÃ¹¶Å¶É¶Ã di Kabupaten Magelang menjadi
ζü¹¾ÉºÇ¾Ã¶ÅºÃ¹Ê¹ÊÀζü subur dan cocok untuk pertanian.
ada di sekitar jalan tersebut. º·¶ÃζÀ¶ÃźùʹÊÀ ¶·ÊŶɺÃ
¨ºÂ¶À¾ÃÁºÃ¼À¶ÅÃζȶǶö Magelang pintar bertani karena
ÊÃÉÊÀººÃʽ¾Àº·ÊÉʽ¶Ã º̶ǾȾÀº¶½Á¾¶Ã·ºÇɶþÉÊÇÊÃ
źùʹÊÀȺ½¾Ã¼¼¶ÀʶÁ¾É¶È ɺÂÊÇÊù¶Ç¾ÀºÁʶǼ¶Ãζ©ÄɶÁ
½¾¹ÊźþüÀ¶ÉɺÇÊɶ¶ źü½¶È¾Á¶Ã¹¶Ç¾ÈºÀÉÄÇźÇɶþ¶Ã
ɾüÀ¶Éźù¾¹¾À¶Ã¶ÈζǶÀ¶É ζü·ºÈ¶Çº·ʶÉȺÀÉÄÇ
Peningkatan tingkat pendidikan ºÀÄÃľºùľöȾ¥§
¶ÈζǶÀ¶É¿Ê¼¶ÂºÂźü¶Çʽ¾ Kabupaten Magelang. Kelengkapan
źþüÀ¶É¶Ã¥§ÅºÇ ¶Å¾É¶ ¿¶Ç¾Ã¼¶Ã¾Ç¾¼¶È¾¹¶Ã·¶ÃζÀÃζ
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Ãζ sumber mata air di Kabupaten
·º·ºÇ¶Å¶À¶Ì¶È¶ÃÈÉǶɺ¼¾Èζü ¢¶¼ºÁ¶Ã¼È¶Ã¼¶ÉºÂʹ¶½À¶Ã
akan meningkatkan kegiatan źºÃʽ¶Ã¾Ç¾¼¶È¾É¶Ã¶Â¶Ã
ºÀÄÃľ¹¾À¶Ì¶È¶ÃĤÀ¶Ì¶È¶Ã ¹¶ÃζÀº·¾¿¶À¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
ɺÇȺ·ÊÉȺ¶À¾ÃºþüÀ¶ÉÃζ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Èº·¶¼¶¾È¶Á¶½È¶ÉÊ
ÅÄÁ¶ÅºÇ¿¶Á¶Ã¶ÃζüºÁºÌ¶É¾ ÁÊ·ÊüŶ¹¾¥ÇÄ˾ÃȾ¶Ì¶©ºÃ¼¶½
Kabupten Magelang, dan semakin semakin mendorong peningkatan
ºþüÀ¶ÉÃζźǶÃȺÀÉÄÇ¿¶È¶ ½¶È¾ÁźÇɶþ¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
Ĥ¿¶È¶Î¶Ã¼ÂºÂ¾Á¾À¾Ã¾Á¶¾É¶Â·¶½ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Ç¶IJÀÈÉÇÊÀÉÊǺÀÄÃľ
¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Ç¿Ê¼¶·ºÇźü¶Çʽ Kabupaten Magelang sebagai
besar pada peningkatan tersebut. berikut :
ǶIJÀ¨ÉÇÊÀÉÊÇÀÄÃľ
Kabupaten Magelang 2011
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
3öÁ¾È¾È Á¶È¾IJÀ¶È¾¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã ºÃ¼¶ÃÉǺÃȺ·¶¼¶¾·ºÇ¾ÀÊÉ
¥ºÃÊÇÊöÃÁ¶¿ÊźÇÉÊ·ʽ¶Ã
ǶIJÀ¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ
ekonomi Kabupaten Magelang
Miskin Kabupaten Magelang
¹¾Èº·¶·À¶Ã·º·ºÇ¶Å¶½¶ÁȶÁ¶½
ȶÉÊÃζÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
Kabupaten Magelang memiliki
ÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶ÃζüºÀÈÉǺ¿¶¹¾
½¶ÃζȺ·¶¼¾¶ÃÀº¸¾Á¹¶ºÇ¶½
ζü¹¶Å¶É¹¾ÀºÂ·¶Ã¼À¶ÃÊÃÉÊÀ
Àº¼¾¶É¶Ã·¾¹Ê¹¶Î¶ÉºÇ¶ÈÊÀÊÃÉÊÀ
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀζü ¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â
·ºÁʺ¾Á¾À¾ÀºÉǶžÁ¶Ãζü üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
·¶¾À¹¶ÃÁº¶¹ºÇȽ¾ÅζüÀÊǶü
Ketergantungan pemasukan ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ãζüɺǿ¶¹¾¹¾
Kabupaten Magelang termasuk
¥§¹¶Ç¾·º·ºÇ¶Å¶ÈºÀÉÄÇȶ¿¶
kemiskinan struktural. Kemiskinan
Kerusakan jalan di beberapa titik
ζüɺǿ¶¹¾¹¾Èº·¶·À¶Ã·º·ºÇ¶Å¶
ºÃκ·¶·À¶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã¹¶Ã »¶ÀÉÄÇȺźÇɾÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
mengganggu proses distribusi º·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼
·¶Ç¶Ã¼Èº½¾Ã¼¼¶ÅºÇºÀÄÃľ¶Ã º¾Á¾À¾ÀºÁºÇºÃ¼¶Ã·ºÇ˶Ǿ¶È¾
ɺǼ¶Ã¼¼Ê©¾¹¶À½¶ÇÂÄþÈÃζ dan curam. Selain itu, tingkat
½Ê·Êü¶ÃźºǾÃɶ½ Äɶ źù¾¹¾À¶ÃζüºþüÀ¶É
membuat presentase penduduk
Magelang dan Kabupaten Magelang
miskin menurun. Tingkat
Ⱥ½¾Ã¼¼¶É¾Â·ÊÁ·ºÇ·¶¼¶¾ÀÄÃij¾À
ÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã¶Ⱦ½É¾Ã¼¼¾À¶ÇºÃ¶
ζü·ºÇźü¶ÇʽŶ¹¶Àº¼¾¶É¶Ã Àº·¶ÃζÀźùʹÊÀ¶Ⱦ½
ekonomi di Kabupaten Magelang. menggunakan pola pertanian
¥ºÃκ·¶·Á¶¾Ã¶¹¶Á¶½¶¹¶Ãζ ÉǶ¹¾È¾ÄöÁ ÊǶüÃζ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È
ÁºÉÊȶÃÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾Î¶Ã¼ dan mobilitas terutama di
ºþ·ÊÁÀ¶Ã·¶ÃζÀÀºÇʼ¾¶Ã ¹¶ºÇ¶½ÁºÇºÃ¼¼ÊÃÊü¶ÃÉʶÃ
źºǾÃɶ½ÊÃÉÊÀº·¶ÃÉÊ
termasuk di bidang ekonomi.
ǶÀζɾÈÀ¾ÃȺźÇɾ¡©
ǶÈÀ¾Ã¹¶Ã·¶ÃÉʶÃÁ¶¾ÃÃζ
3.4 Disparitas Pendapatan
¹¶Ãζ¼ÁÄ·¶Á¾È¶È¾¹¶ÃÀºÂ¶¿Ê¶Ã
¾ÈŶǾɶÈźù¶Å¶É¶ÃɺǷ¶¼¾ teknologi turut membantu dalam
ºÿ¶¹¾É¾¼¶Î¶¾Éʹ¾ÈŶǾɶȶÃÉ¶Ç pengentasan kemiskinan di
penduduk, antar sektor, dan antar Kabupeten Magelang. Sementara
̾Á¶Î¶½¾ÈŶǾɶȶÃɶÇźùʹÊÀ disparitas pendapatan antar
ɺÇÁ¾½¶É¹¶Ç¾É¾Ã¼À¶ÉÀºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã ȺÀÉÄǹ¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾É¾Ã¼À¶É
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈɺö¼¶ÀºÇ¿¶¶ÃɶÇ
ζü¶¹¶
sektor.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¶É¶¹¾ÈŶǾɶȶÃɶÇȺÀÉÄÇȺ·¶¼¶¾·ºÇ¾ÀÊÉ
¾ÈŶǾɶÈɺÇȺ·Êɹ¾Èº·¶·À¶Ã ÀºÇ¿¶Î¶Ã¼·ºÈ¶Ç¶ÃɶǶȺÀÉÄÇ
·º·Ç¶Å¶½¶ÁȺźÇɾÀÄù¾È¾ źÇɶþ¶Ã¹ºÃ¼¶ÃȺÀÉÄÇÁ¶¾ÃÃζ
ÉÄÅļǶIJζü·ºÇ˶Ǿ¶È¾Èº½¾Ã¼¼¶ ¨ºÂ¶À¾ÃºþüÀ¶ÉÃζɺÀÃÄÁļ¾
º·ʶɿÊÂÁ¶½Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ untuk mendorong beberapa sektor
¿Ê¼¶·ºÇ˶Ǿ¶È¾ÉºÇ¼¶ÃÉÊü ȶ¿¶¹¶Ã·ºÁʹ¾Â¶Ã»¶¶ÉÀ¶ÃÄÁº½
¹¾Â¶Ã¶À¶Ì¶È¶ÃÃζ¹¶Ã·ºÇ¶Å¶ semua sektor terutama pertanian.
ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ·ºÇÀº¼¾¶É¶Ã Sementara analisa disparitas antar
ºÀÄÃľÊÂÁ¶½ÉºÃ¶¼¶ÀºÇ¿¶ ̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ
ζü·ºÀºÇ¿¶¹¾ÈºÉ¾¶ÅȺÀÉÄÇɾ¹¶À berikut :
ȶ¶ɺǼ¶ÃÉÊüÀº¶½Á¾¶ÃȺɾ¶Å
ǶIJÀ¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃùºÀÈ
ɺö¼¶ÀºÇ¿¶¹¶ÃÀº·¶ÃζÀ¶Ã
Williamson Kabupaten Magelang
penduduk bekerja di sektor
źÇɶþ¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶¥§Î¶Ã¼
·ºÈ¶Ç½¶ÇÊȹ¾·¶¼¾Èº·ºÈ¶Çɺö¼¶
ÀºÇ¿¶Î¶Ã¼¶¹¶ÅÊÁ¶¥ºÇ·º¹¶¶Ã
kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana untuk setiap
ȺÀÉÄÇÉÊÇÊÉºÂźü¶Çʽ¾
ÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈȺÀÉÄÇɺÇȺ·ÊÉ ¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶Â
ºÁÊÂÄÅɾ¶ÁÃζźǶà üÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
źºǾÃɶ½ÊÃÉÊÀºùÊÀÊü
ȺÀÉÄÇźÇɶþ¶ÃºÃκ·¶·À¶Ã
źǷº¹¶¶ÃÅÇĹÊÀɾ˾ɶÈɺö¼¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Angka indeks Williamson ÀÄÂŶǶɾ»}¬¾¹Ä¹Ä
~
ζü·ºÇ¶¹¶Å¶¹¶Ã¾Á¶¾
Keunggulan kompetitif
menunjukkan jika di Kabupaten ºúÀ¶ÃÀ¶ÃŶ¹¶ºIJȾºÃȾ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼Â¶È¾½ÉºÇ¿¶¹¾¹¾ÈÅ¶Ç¾É¶È pengelolaan penggunaan
¶ÃɶÇ̾Á¶Î¶½ÂĹºÇ¶É¶Á sumber – sumber ekonomi dalam
ɺÇȺ·Êɹ¾À¶ÇºÃ¶À¶ÃÉÄÅļǶIJ proses produksi, distribusi, dan
ζü·ºÇ˶Ǿ¶È¾ÂºÂ·Ê¶É¿ÊÂÁ¶½ konsumsi. Sementara keunggulan
Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¿Ê¼¶·ºÇ˶Ǿ¶È¾ ÀÄÂŶǶɾ»Áº·¾½ÂºÃºÀ¶ÃÀ¶Ã
ɺǼ¶ÃÉÊü¹¾Â¶Ã¶À¶Ì¶È¶ÃÃζ pada kepemilikan ekonomi,
¹¶Ã·ºÇ¶Å¶ÁʶÈ̾Á¶Î¶½ÊÃÉÊÀ infrastruktur, sosial, politik,
berkegiatan ekonomi. ¹ÃÀºÁºÂ·¼¶¶ÃÈʶÉʹ¶ºÇ¶½
¨ºÀÉÄÇζü½¶Ãζº¾Á¾À¾
¹¶·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü keunggulan kompetitif atau
º¾Á¾À¾ÀºÊÃÉÊü¶Ã¹¶ºÇ¶½ keunggulan komparatif saja
ζüÈÉǶɺ¼¾È¨ºÂºÃɶǶ belum dapat dikatakan sebagai
¾ÉÊɾüÀ¶Éźù¾¹¾À¶Ãζü ȺÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã¶¹¾ÊÃÉÊÀ
ºþüÀ¶Éº·ʶɶÈζǶÀ¶É ºÿ¶¹¾ÈºÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶ÃȺ·Ê¶½
berjuang untuk meningkatkan ȺÀÉÄǽ¶ÇÊȺ¾Á¾À¾Àº¹Ê¶Ãζ
ÀºÈº¿¶½ÉºÇ¶¶Ã¹¶ºÇ¶½Ãζ¨ºÇɶ keunggulan kompetitif dan
ÀÊǶüÃζ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È¹¶Ã keunggulan komparatif.
ÂÄ·¾Á¾É¶ÈɺÇÊɶ¶¹¾¹¶ºÇ¶½
lereng gunung. Meskipun demikian ¶Ç¾ÈºÂʶźǽ¾ÉÊü¶Ãζü
angka disparitas tersebut semakin Èʹ¶½¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃÁ¶Áʹ¾Á¶ÀÊÀ¶Ã
ºÃÊÇÊÃȺɾ¶Åɶ½ÊÃÃζÀ¶ÇºÃ¶ analisa penentuan sektor
jenis pekerjaan setiap kecamatan unggulan. Penentuan sektor
rata–rata sama dengan teknologi unggulan dilakukan dengn cara
ζüȶ¶Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÅºÃ¹¶Å¶É¶Ã ºü¼¶·ÊüÀ¶ÃȺÂʶ½¶È¾Á
ζü¹¾¹¶Å¶É¿Ê¼¶½¶ÂžÇȶ¶ ºÉĹºÎ¶Ã¼Èʹ¶½¹¾¼ÊöÀ¶Ã¹¶Ã
Program–program pemerataan ºÁ¾½¶ÉȺÀÉÄǶöȶ¿¶Î¶Ã¼
pembangunan untuk mengurangi ººÃʽ¾ÈζǶɺÿ¶¹¾ÈºÀÉÄÇ
¹¾ÈŶǾɶȶÃɶÇ̾Á¶Î¶½ unggulan. Analisa penentuan
sektor unggulan berdasarkan
3.5 Analisis Sektor Unggulan ÅÄɺÃȾºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½¹¶Ã
Sektor unggulan merupakan ÅÄɺÃȾǺÁ¶É¾»ºÀÄÃľ̾Á¶Î¶½
ȺÀÉÄÇζüº¾Á¾À¾ÀºÊü¼ÊÁ¶Ã Kabupaten Magelang sebagai
kompetitif dan keunggulan berikut :
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.15 Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Magelang
3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK 3RWHQVL(NRQRPL5HODWLI
/DSDQJDQ8VDKD 7LSRORJL.ODVVHQ ,QSXW 3'5% 7HQDJD.HUMD -XPODK
7HQDJD.HUMD 3'5% 2XWSXW 7. 66 /4 7. 66 /4
3HUWDQLDQ Y
7DQDPDQ%DKDQ0DNDQDQ Y
7DQDPDQ3HUNHEXQDQ
5DN\DW Y
3HWHUQDNDQ +DVLOKDVLOQ\D
.HKXWDQDQ
3HULNDQDQ
3HUWDPEDQJDQGDQ
3HQJJDOLDQ Y Y
,QGXVWUL3HQJRODKDQ Y
/LVWULN*DVGDQ$LU0LQXP
%DQJXQDQ.RQVWUXNVL Y Y Y
3HUGDJDQJDQ5HVWRUDQGDQ
+RWHO Y
3HQJDQJNXWDQGDQ
.RPXQLNDVL
.HXDQJDQ3HUVHZDDQGDQ
-DVD3HUXVDKDDQ
-DVDMDVD Y Y Y Y
5DWD5DWD
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
3.5.1 Lokasi Sektor Unggulan
ªÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾¹¾Â¶Ã¶È¶¿¶ÁÄÀ¶È¾ÈºÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾Á¶ÀÊÀ¶Ã¹ºÃ¼¶Ãºü¶Ã¶Á¾È¶¹¶É¶¥§ÈºÉ¾¶ÅÀº¸¶Â¶É¶Ã
¹ºÃ¼¶ÃºÉĹºÎ¶Ã¼È¶Â¶ÊÃÉÊÀºø¶Ç¾ÈºÀÉÄÇÊü¼ÊÁ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶È¾Á¹¶Ç¾ÅºÇ½¾ÉÊü¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶É¶·ºÁ·ºÇ¾ÀÊÉ
3RWHQVL(NRQRPL
3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK
5HODWLI
.HFDPDWDQ -XPODK
7LSRORJL.ODVVHQ ,QSXW 3'5%
7HQDJD.HUMD 3'5% 2XWSXW 7. 66 /4
6DODPDQ Y Y Y
%RUREXGXU Y Y
1JOXZDU Y Y Y Y
6DODP Y Y
6UXPEXQJ Y Y
'XNXQ Y Y Y Y
0XQWLODQ Y Y
0XQJNLG Y Y
6DZDQJDQ Y Y
&DQGLPXO\R Y Y
0HUWR\XGDQ Y Y
7HPSXUDQ Y Y
.DMRUDQ Y
.DOLDQJNULN Y
%DQGRQJDQ
:LQGXVDUL Y Y Y Y
6HFDQJ Y Y Y
7HJDOUHMR Y Y Y
3DNLV Y Y Y
*UDEDJ Y Y Y
1JDEODN Y Y Y Y
5DWDUDWD
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Sektor unggulan Kabupaten Magelang kecamatan memiliki sektor unggulan
·ºÇÊŶȺÀÉÄÇ¿¶È¶Ĥ¿¶È¶Î¶Ã¼ ¶Ⱦü¶ȾüºÃ¼¶Ã¹¾ÀºÉ¶½Ê¾Ãζ
ɺǹ¶Å¶É½¶Âžǹ¾ÈºÂʶÀº¸¶Â¶É¶Ã sektor unggulan setiap kecamatan
Kabupaten Magelang kecuali ¶À¶ÃÂʹ¶½¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃźǺø¶Ã¶¶Ã
Kecamatan Kajoran, Kaliangkrik, dan pengemabangan ekonomi Kabupaten
Bandongan. Kabupaten Magelang saat Magelang sesuai dengan sektor
¾Ã¾·ºÇ¶¹¶¹¾¹¶Á¶ÂÅÄȾȾȺ·Ê¶½ Êü¼ÊÁ¶ÃȺɾ¶ÅÀº¸¶Â¶É¶ÃȺ½¾Ã¼¼¶
¹¶º¶Ç½Î¶Ã¼ÂºÃÊ¿Ê·ºÃÉÊÀÀÄɶÀ¶ÇºÃ¶ dapat dikembangkan ekonomi sesuai
ȺÀÉÄÇζüºÿ¶¹¾Êü¼ÊÁ¶ÃÃζ dengan unggulan setiap kecamatan
¶¹¶Á¶½ÈºÀÉÄÇ¿¶È¶¿¶È¶Î¶Ã¼ÂºÃ¿¶¹¾ ¶¼¶Ç½¶È¾ÁÀº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¹¶Å¶É
¸¾Ç¾Èº·Ê¶½kota. optimal. Sektor unggulan setiap
Àº¸¶Â¶É¶Ã¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶É¶·ºÁ
Selain sektor jasa sebagai sektor
unggulan Kabupaten Magelang. Setiap berikut :
7DQDPDQ 3HUGDJDQJDQ
3HUWDPEDQJDQ ,QGXVWUL %DQJXQDQ 3HQJDQJNXWDQ -DVD
%DKDQ 5HVWRUDQGDQ
GDQ3HQJJDOLDQ 3HQJRODKDQ .RQVWUXNVL GDQ.RPXQLNDVL MDVD
0DNDQDQ +RWHO
6DODPDQ
%RUREXGXU
1JOXZDU
6DODP
6UXPEXQJ
'XNXQ
0XQWLODQ
0XQJNLG
6DZDQJDQ
&DQGLPXO\R
0HUWR\XGDQ
7HPSXUDQ
.DMRUDQ
.DOLDQJNULN
%DQGRQJDQ
:LQGXVDUL
6HFDQJ
7HJDOUHMR
3DNLV
!"#$#% & & & & & & &
'%#$(#) & & & & & & &
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶
ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
öÁ¾È¾È¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇ»»º¸É
ǶIJÀ¶È¾Á¥ºÇ½¾ÉÊü¶Ã¢ÊÁɾÅÁ¾ºÇ»»º¸ÉɶÈ
Dasar Harga Konstan
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4. Karakteristik Sarana dan Prasarana Persebaran sarana pendidikan
Keberadaan dan kelengkapan dianggap sangat penting untuk
sarana prasarana merupakan źºǶɶ¶ÃÀºÈºÂŶɶÃȺÀÄÁ¶½
»¶ÀÉÄÇÊɶ¶ζüºÃÊÿ¶Ã¼ ·¶¼¾Â¶ÈζǶÀ¶ÉÊȾ¶ÈºÀÄÁ¶½
ÀºÂ¶¿Ê¶ÃÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ ¹¾Ì¾Á¶Î¶½¾ÉÊȺù¾Ç¾ºÃ¼¶Ã
¥ºÃκ¹¾¶¶ÃȶǶö¹¶ÃÅǶȶǶö ɺÇźÃʽ¾Ãζ¿ÊÂÁ¶½»¶È¾Á¾É¶È
ÊÂʺÇÊŶÀ¶Ãɶü¼Êü¿¶Ì¶· pendidikan maka dapat dikatakan
źºǾÃɶ½À¶ÇºÃ¶ÂºÃζüÀÊÉ kabupaten tersebut mampu
½¶¿¶É½¾¹ÊÅÄǶü·¶ÃζÀ·¶¾À¾ÉÊ ÂºÃȺ¿¶½ÉºÇ¶À¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉÃζ
ÊÃÉÊÀººÃʽ¾Àº·ÊÉʽ¶ÃÅÄÀÄÀ ¨º½¾Ã¼¼¶Â¶ÈζǶÀ¶Éζü
Ⱥ½¶Ç¾½¶Ç¾Â¶ÊÅÊÃÀº·ÊÉʽ¶Ã Ⱥ¿¶½ÉºÇ¶¶À¶Ãº·ºÇ¾À¶Ãº»ºÀ
sekunder. Sarana dan prasarana positif bagi kemajuan kabupaten
·ºÇźǶÃȺ·¶¼¶¾»¶È¾Á¾É¶Èζü ¹¶ÃºþüÀ¶ÉÀ¶ÃɶǶ»½¾¹ÊÅ
¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã¶ÈζǶÀ¶ÉÁʶÈζü ¶ÈζǶÀ¶ÉÊÃÉÊÀÁº·¾½·¶¾ÀÁ¶¼¾
źÃκ¹¾¶¶ÃÃζ¹¾Á¶ÀÊÀ¶ÃȺ¸¶Ç¶ ºÇ¾ÀÊɾþ¶¹¶Á¶½¹¶É¶¹¶É¶¹¶Ã
ȺǺÃɶÀ¶É¶Ê¶ÈȶÁ¥ºÃκ¹¾¶¶Ã ¶Ã¶Á¾È¾ÈºüºÃ¶¾·¶ÃζÀÃζ
sarana prasarana tersebut antara ¿ÊÂÁ¶½È¶Ç¶Ã¶ÅºÃ¹¾¹¾À¶Ãζü¶¹¶
lain mencakup sarana pendidikan, di Kabupaten Magelang.
ÀºÈº½¶É¶ÃÉǶÃÈÅÄÇɶȾ
Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah SD,
peribadatan, dan permukiman
SMP, dan SMA di Kabupaten Magelang
ȺÇɶȶǶöÁ¶¾ÃÃζζü
tahun 2007 - 2011
ºùÊÀÊü¶ÀÉ˾ɶÈÀº¼¾¶É¶Ã
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ ¶·ÊŶɺÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Gambar 2.12 Sekolah di Kecamatan Sawangan
¨Ê·ºÇÈÊÇ˺¾Á¶Å¶Ã¼¶Ã
ǶIJÀ¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨
Kabupaten Magelang Tahun 2016 – 2021
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ¾ÄÁ¶½©¶½ÊÃ
¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç¶É¶Ê¨ÂºÇÊŶÀ¶Ã ȶǶö¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç¿Ê¼¶ÅºÇÁÊ
ȶÁ¶½È¶ÉʶöÁ¾È¾Èζü¸ÊÀÊÅ ¹¾ÅºÇ½¾ÉÊüÀ¶Ã¶À¶ÃźúÂŶɶÃ
penting dalam sarana pendidikan ¹¶ÃǶ¹¾ÊÈźø¶Å¶¾¶ÃÃζ·¶¼¾
ºü¾Ã¼¶É¶¹¶ÃζÅÇļǶ źùʹÊÀªÈ¾¶¹¶Ç¾ÂÊǾ¹
źºǾÃɶ½ÉºÃɶü̶¿¾· ¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç¶Ⱦ½¹¾À¶É¶À¶Ã
·ºÁ¶¿¶Çɶ½Êù¾Â¶Ã¶É¾Ã¼À¶É ¹¾·¶Ì¶½ÊÂÊÇÄÁº½À¶ÇºÃ¶Ãζ
¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç¶¹¶Á¶½·¶¼¾¶Ã ºǺÀ¶Â¶È¾½ÅºÇÁʺù¶Å¶É
ζü½¶ÇÊȹ¾ÉºÂÅʽȺÁ¶Â¶ źü¶Ì¶È¶Ã¹¶Ç¾ÄǶüȺÀ¾É¶Ç
ɶ½ÊèºÉºÁ¶½·ºÁ¶¿¶Ç¹¶Ã·ºÇ¶¾Ã ¶À¶ÃÀºÈºÁ¶Â¶É¶ÃÃ槶¹¾ÊÈ
¹¾Â¶È¶©¶Â¶ÃÀ¶Ã¶ÀÀ¶Ã¶À źø¶Å¶¾¶Ãζü¾¹º¶ÁÊÃÉÊÀ
¾ÁÂÊζüɺÁ¶½¹¾ÅºÇÄÁº½Å¶¹¶ ȶǶöȺÀÄÁ¶½¹¶È¶Ç¶¹¶Á¶½
masa TK mulai diterapkan pada ºɺǹ¶Ã·ºÇÁÄÀ¶È¾¹¾ÉºÃ¼¶½
ɾüÀ¶É¶Ã¶Ì¶Áº¶ÈÊÀ¾¿ºÃ¿¶Ã¼ lingkungan keluarga.
¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç º·ºÇ¶¹¶¶Ã¶À¶Ã
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Ŷ·¾Á¶ÂºÁ¾½¶É¼Ç¶IJÀ¹¾È¶Âžü ¨¾È¶¹¾È¾ÂÅÊÁÀ¶ÃÊÃÉÊÀȶǶö
¹¶Å¶É¹¾À¶É¶À¶Ã·¶½Ì¶ źù¾¹¾À¶Ã¨ÅºÇÁʹ¾ÅºÇ½¶É¾À¶Ã
źǷ¶Ã¹¾Ã¼¶ÃÃζºÃÊÿÊÀÀ¶Ã Ⱥ¸¶Ç¶ºÍÉǶÀ¶ÇºÃ¶ÂºÇÊŶÀ¶Ã
źÇÁʶ¹¶Ãζźö·¶½¶Ã ¹¶È¶Ç¹¶Ç¾ÅºÃ¹¾¹¾À¶Ã¶Ì¶Á
¿ÊÂÁ¶½»¶È¾Á¾É¶È¨ºÀÄÁ¶½¶È¶Ç¹¾ ¥ÇÄκÀȾÀº·ÊÉʽ¶Ã¨¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã
Kabupaten Magelang. Mengingat ÊÃÉÊÀºüºÉ¶½Ê¾Èº·ºÇ¶Å¶
źÃɾüÃζźù¾¹¾À¶Ã¹¶È¶Ç·¶¼¾ ·¶ÃζÀȶǶöζüȺºÈɾÃζ
¶Ã¶À¶Ã¶À¶À¶ÅºÂºÃʽ¶Ã ¹¾É¾Ã¼À¶É¶À¶Ã½¾Ã¼¼¶
ɶ½ÊÃ
Àº·ÊÉʽ¶Ã¶À¶Ã»¶È¾Á¾É¶È¨ºÀÄÁ¶½ mendatang. Hasil ekstrapolasi
¶È¶Ç¾Ã¾Å¶ÉÊɺù¶Å¶kan ÅÇÄκÀȾºÃÊÿÊÀÀ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã
źǽ¶É¾¶ÃÀ½ÊÈÊȹ¶Ç¾ÅºÂºÇ¾Ãɶ½ ȶǶöźù¾¹¾À¶Ã¨ºÀÄÁ¶½
terkait di Kabupaten Magelang. ¶È¶Ç¹¾¶É¶ÈŶ¹¶É¶½ÊÃ
¶Ⱦ½·ºÁÊÂȺÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã
¶Ç¾¶Ã¶Á¾È¾È¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶È Èɶù¶ÇÀº·ÊÉʽ¶Ãζü¶¹¶
ºÃÊÿÊÀÀ¶ÃÀº·ÊÉʽ¶Ã ¹¶·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü
ȶǶö¨É¶½ÊÃ
·¶½Ì¶ mengalami penurunan seperti di
ǶɶĤǶɶȺÁÊÇʽÀº¸¶Â¶É¶Ã º¸¶Â¶É¶ÃÊÀÊù¶Ã£¼¶·Á¶À
mengalami kekurangan sarana
¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½¥ºÇɶ¶}¨¢¥~
ǶIJÀ¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨¢¥
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2021
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ¾ÄÁ¶½©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
©ºÇÁ¾½¶É¹ºÃ¼¶Ã¿ºÁ¶ÈźǷº¹¶¶Ã ¶Ç¾½¶È¾ÁºÀÈÉǶÅÄÁ¶È¾¹¶Å¶É
¶ÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½È¶Ç¶Ã¶Î¶Ã¼ ¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶È¶Ãζ
ɶ½ÊÃ
¹¾·ÊÉʽ¶À¶Ã¹ºÃ¼¶ÃȶǶö ζü¶À¶Ã¹¶É¶Ã¼¿ÊÂÁ¶½È¶Ç¶Ã¶
ºÀȾÈɾü¾ÈŶǾɶÈɺÇȺ·ÊÉ ¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½¥ºÇɶ¶}¨¢¥~
nampak sangat jelas pada ζü¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã ¶·ÊŶɺÃ
ȺÁÊÇʽ º¸¶Â¶É¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺà ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶¹¶Á¶½Èº¿ÊÂÁ¶½
unit SMP untuk menampung
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ º·ÊÉʽ¶ÃȶǶö¨¢¥
penduduk usia SMP. Terdapat
ζü¶Ⱦ½È¶Ã¼¶ÉÀÊǶüÀ¶ÇºÃ¶
·º·ºÇ¶Å¶Àº¸¶Â¶É¶Ãζü
½¶Â·¶É¶ÃÀÄù¾È¾ÉÄÅļǶIJζü
mengalami penurunan pada 10
cenderung curam beserta pola ɶ½Êúù¶É¶Ã¼·ºÇ¶Çɾ·¶ÃζÀ
žÀ¾Ç¶ÈζǶÀ¶Éζü¶Ⱦ½ źùʹÊÀÊȾ¶¨¢¥Î¶Ã¼ÈºÀÄÁ¶½
ȶü¶ÉǺù¶½ ¹¾ÁʶÇÀº¸¶Â¶É¶Ã¶È¶ÁÃζ.
¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃºÃ¼¶½É¶È}¨¢~
ǶIJÀ¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¨¢ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Tahun 2016 - 2021
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ¾ÄÁ¶½
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
SMA di Kabupaten Magelang pesat, terutama pada kecamatan
¶Ⱦ½È¶Ã¼¶É¾þ¹¶Ã·ÊÉʽ ¢ºÉÇÄÎʹ¶ÃζüŶÁ¾Ã¼ÅºÈ¶É
¹¾É¶Â·¶½ÊÃÉÊÀºþüÀ¶ÉÀ¶Ã ºþüÀ¶ÉÃζÀ¶Ãɺɶž¿ÊÂÁ¶½
sarana pendidikan di Kabupaten ɺÇȺ·ÊÉɾ¹¶ÀÁ¶½½¶ÇÊÈɺÇźÃʽ¾
Magelang. Hasil ekstrapolasi ȺźÃʽÃζÀ¶ÇºÃ¶ÂºÈɾ¹¾É¾Ã¿¶Ê
¹¶Å¶É¹¾ÀºÉ¶½Ê¾·¶½Ì¶Àº·ÊÉʽ¶Ã ɺÇÁº·¾½¹¶½ÊÁʹºÃ¼¶Ã¿ÊÂÁ¶½
sarana SMA di Kabupaten źùʹÊÀÊȾ¶¨ºÀÄÁ¶½¢ºÃº¼¶½
¢¶¼ºÁ¶Ã¼Å¶¹¶
ɶ½ÊÃζü Atas (SMA).
akan datang semakin meningkat
4.2 Sarana Kesehatan
ǶIJÀ
ÊÂÁ¶½¨¶Ç¶Ã¶ ºÈº½¶É¶Ã¥ºÇ º¸¶-
matan di Kabupaten Magelang tahun 2011
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶ÂüÀ¶ ÄÁ¶½¹¶É¶
¨¶Ç¶Ã¶ÀºÈº½¶É¶ÃºÇÊŶÀ¶Ã ¢ºÃÊÇÊɽ¶È¾ÁºÀȾÈɾüŶ¹¶
ȶÁ¶½È¶Éʾù¾À¶ÉÄÇźÃɾüÊÃÉÊÀ ¼Ç¶IJÀ¹¾¶É¶ÈźÇȺ·¶Ç¶Ã¹¾
ºüÊÀÊÇɾüÀ¶ÉÀºÈº½¶É¶Ã masing – masing kecamatan dinilai
Èʹ¶½¸ÊÀÊźǶɶ¬¶Á¶ÊÅÊÃ
manusia. Keberadaan akan sarana ɺǹ¶Å¶É·º·ºÇ¶Å¶È¶Ç¶Ã¶Î¶Ã¼
ÀºÈº½¶É¶Ãȶü¶É¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã·¶¼¾ ɾ¹¶ÀɺÇźÃʽ¾Î¶Ã¼¹¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ÈʶÉÊȺÀºÁÄÂÅÄÀ¶ÈζǶÀ¶É standar sarana jangkauan
¨¶Ç¶Ã¶ÀºÈº½¶É¶Ãζü¹¾ÅºÇÁÊÀ¶Ã kabupaten bukan kecamatan,
·¶¼¾Â¶ÈζǶÀ¶É¶¶ÃɶǶ Ⱥ½¾Ã¼¼¶Å¶¹¶Àº¸¶Â¶É¶Ãɾ¹¶À
perlu sarana tersebut karena
Á¶¾Ã¶¹¶Á¶½Çʶ½È¶À¾É}§¨~
Èʹ¶½ÉºÇcukupi. Sarana tersebut
puskesmas, puskesmas pembantu,
¾ȶÁÃζ§Ê¶½¨¶À¾ÉªÂÊÂ
¶ÅÄɺÀÀÁ¾Ã¾À¹¶ÃÁ¶¾ÃÃζ
}§¨ª~
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.2.1 RSU (Rumah sakit Umum)
§Ê¶½È¶À¾ÉÊÂʶ¹¶Á¶½È¶Ç¶Ã¶ bagi puskesmas – puskesmas
ÀºÈº½¶É¶Ãζü¹¾Â¶Ã¶¹¾ÈºÉ¾¶Å ¹¾·ºÇ·¶¼¶¾¹¶ºÇ¶½Àº¸¶Â¶É¶Ã
À¶·ÊŶɺý¶ÇÊȺ¾Á¾À¾Â¾Ã¾Â¶Á Ⱥ½¾Ã¼¼¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶ÃÈʶÉÊÇʶ½
·Ê¶½ªÃÉÊÀÈɶù¶Ç¿¶Ã¼À¶Ê¶Ã sakit umum memiliki fasilitas
ȶÉÊÇʶ½È¶À¾É¶¹¶Á¶½
źüķ¶É¶Ãζü¸ÊÀÊÅ·¶¾À
¿¾Ì¶ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ¹¾ÈʶÉÊÀ¶·ÊŶɺà ¨ºÈʶ¾¹ºÃ¼¶Ã¹¶É¶Î¶Ã¼¶¹¶
¨º½¾Ã¼¼¶ÊÃÉÊÀÀ¶·ÊŶɺÃζü §¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
º¾Á¾À¾¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀζü ½¶Ãζɺǹ¶Å¶É¹¾ º¸¶Â¶É¶Ã
¸ÊÀÊÅ·¶ÃζÀ¶À¶¹¾½¶Ç¶ÅÀ¶Ã ¢ºÉÇÄÎʹ¶Ã¾Ã¾ÂºÃÊÿÊÀÀ¶Ã
·¶ÃζÀ¹¾·¶Ã¼ÊÃÇʶ½È¶À¾É ·¶½Ì¶Â¶È¾½ÀÊǶüÃζȶǶö
umum untuk mencapai kualitas §¨ªÊÃÉÊÀ¶Ã¶Á¾È¾ÈȺÁ¶Ã¿ÊÉÃζ
ÀºÈº½¶É¶Ã¶ÈζǶÉÃζÁº·¾½ akan dilakukan mencari
·¶¾ÀÁ¶¼¾§Ê¶½È¶À¾ÉÊÂÊ Àº·ÊÉʽ¶Ã§¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
dibangun untuk menjadi rujukan Magelang.
ǶIJÀÊÂÁ¶½ º·ÊÉʽ¶Ã§¨ª ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ¾ÄÁ¶½©¶½ÊÃ
§¨ª¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ º¾Á¾À¾Ç¶È¾Ä¾¹º¶Á
¶Ⱦ½ÉºÇ¼ÄÁÄüÀÊǶüÊÃ¾É ¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ ¶·ÊŶɺÃ
½¶È¾Á¾Ã¾¹¾½¾ÉÊü¹¶Ç¾ÈºÁÊÇʽ ¢¶¼ºÁ¶Ã¼Å¶¹¶É¶½ÊÃ
¶¹¶Á¶½
¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ ¶·ÊŶɺà ¿¾Ì¶
¢¶¼ºÁ¶Ã¼À¶ÇºÃ¶ÈºÉ¾¶Å§¨ª¾ÉÊ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.2.2 Puskesmas
¥ÊÈÀºÈ¶ȶ¹¶Á¶½É¾Ã¼À¶É dibangun puskesmas pembantu.
ɺǺù¶½¹¶Ç¾¹ºÅ¶Çɺºà Pembangunan puskesmas
ºÈº½¶É¶ÃÊÃÉÊÀºÂÄþÉÄǾü dianggap sangat penting bagi
ÀºÈº½¶É¶Ã¶ÈζǶÀ¶É¾ ¶ÈζǶÀ¶ÉŶ¹¶ÊÂÊÂÃζ¹¶Ã
setiap kecamatan memiliki satu ¶ÈζǶÀ¶Éºúü¶½Àº·¶Ì¶½
puskesmas dan apabila penduduk Ŷ¹¶À½ÊÈÊÈÃζ¹¾À¶ÇºÃ¶À¶Ã
ζü¶¹¶¹¾ÈʶÉÊÀº¸¶Â¶É¶Ã terdapat pengobatan gratis bagi
º¾Á¾À¾¿ÊÂÁ¶½Î¶Ã¼¸ÊÀÊÅ mereka tanpa dan dengan kartu
·¶ÃζÀ¶É¶ÊÁº·¾½¹¶Ç¾Èɶù¶Ç ¶ÂÀºÈ¶È}¶Â¾Ã¶Ã ºÈº½¶É¶Ã
ÅÊÈÀºÈ¶ȷºÇ¿ÊÂÁ¶½
¢¶ÈζǶÀ¶É~Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÅºÃ¼Ä·¶É¶Ã
¿¾Ì¶Â¶À¶¹¶Å¶É¹¾·¶Ã¼Êà ºǺÀ¶¹¾·º·¶ÈÀ¶Ã¹¶Ç¾·¾¶Î¶
ÅÊÈÀºÈ¶ÈÁº·¾½¹¶Ç¾È¶ÉʶɶÊÅÊÃ
ǶIJÀ¥ÇÄκÀȾ º·ÊÉʽ¶Ã¨¶Ç¶Ã¶¥ÊÈÀºÈ¶È
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2031
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶ ¾ÄÁ¶½©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.2.3 Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu merupakan di Kecamatan Muntilan dan
puskesmas yang dibangun untuk Kecamatan Mungkid. Pada kedua
membantu memenuhi pelayanan kecamatan tersebut sampai saat
kesehatan di setiap kecamatan di ini masih kekurangan jumlah
Kabupaten Magelang. puskesmas pembantu. Namun,
Dari analisis tersebut disimpulkan hal tersebut tidak teralu menjadi
bahwa jumlah Puskesmas masalah karena di kedua kecamtan
Pembantu di Kabupaten Magelang tersebut masih terlayani oleh
saat ini sudah dapat mencukupi sarana kesehatan lain seperti
kebutuhan yang ada kecuali puskesmas dan Rumah Sakit.
ǶIJÀÊÂÁ¶½ÀȾÈɾü¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã¥ÊÈÀºÈ¶È
¥ºÂ·¶ÃÉÊ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ǶIJÀÊÂÁ¶½¨¶Ç¶Ã¶ºÇ¾·¶¹¶½¥ºÇ º¸¶Â¶É¶Ã
di Kabupaten Magelang, 2011
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¶Á¶ÂüÀ¶É¶½ÊÃ
¨¶Ç¶Ã¶¥ºÂÊÀ¾Â¶Ã
¢¶ÃÊȾ¶ÂºÂ·ÊÉʽÀ¶ÃɺÂÅ¶É Kabupaten Magelang. Hal tersebut
·ºÇɺ¹Ê½¹¶Ã·ºÇÁ¾Ã¹Êü disebabkan karena di bagian
¹¶Ç¾·¶½¶Î¶Î¶Ã¼¶¹¶¹¾ÁÊ¶Ç ÉºÃ¼¶½ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Ⱥ½¾Ã¼¼¶ÂÊøÊÁ¶½Çʶ½Î¶Ã¼ ¹¾ÁºÌ¶É¾ÄÁº½¿¶ÁÊǮļζÀ¶Çɶ
adapat melindungi manusia dari ¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Î¶Ã¼ÂºÃ¿¶¹¾À¶Ã
·ºÇ·¶¼¶¾¶Ã¸¶Â¶Ãζü¶¹¶¾ ÁÄÀ¶È¾ÉºÇÈ·ÊÉȶü¶ÉÁ¶½ÈÉǶɺ¼¾È
kabupaten Magelang, keberadaan ¹¶Ã·ºÇþÁ¶¾¿Ê¶Áɾü¼¾¨º½¾Ã¼¼¶
źÇÂÊÀ¾Â¶ÃɺÇȺ·¶Ç¹¾ÈºÁÊÇʽ ¶ÈζǶÀ¶É¸ºÃ¹ºÇÊüÊÃÉÊÀ
̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼¶¹¶·¶¾À¹¾ÊɶǶ tinggal di sekitar jalur tersebut
selatan, barat, maupun timur À¶ÇºÃ¶¹¾Î¶À¾Ã¾ÁÄÀ¶È¾ÉºÇȺ·ÊÉ
¶Ⱦ½¹¾ÉºÂÊÀ¶ÃÀº·ºÇ¶¹¶¶Ã ºÂÅÊÃζ¾ÅÇÄÈźÀζü·¶¼ÊÈ
permukiman. Namun bisa untuk membuka bisnis ataupun
¹¾Á¾½¶É·¶½Ì¶ÅºÇȺ·¶Ç¶Ã½¶Ãζ Êȶ½¶Êȶ½¶Á¶¾ÃÃζ
ɺÇÀÄÃȺÃÉǶȾŶ¹¶·¶¼¾¶Ãɺü¶½
Gambar 2.13 Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Magelang 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.6 Sarana Transportasi Magelang, mebuat beberapa jalan
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼ º¾Á¾À¾¹ºÇ¶¿¶ÉÀºÂ¾Ç¾Ã¼¶Ãζü
·ºÇ¶¹¶¹¾¶ÃɶǶ®Ä¼Î¶À¶Çɶ¹¶Ã ¸ÊÀÊɾü¼¾Èº½¾Ã¼¼¶ÂºÃÎÊÁ¾ÉÀ¶Ã
Magelang, tidak terlepas dari źü¼ÊöÃζ¶Å¶É¹¾Á¾½¶É
źǶÃÃζȺ·¶¼¶¾ÅºÃ¼½Ê·Êü kondisi jalan magelang dalam
antara kedua kota tersebut. tabel berikut:Berdasarkan status
¨º½¾Ã¼¼¶Àº·ºÇ¶¹¶¶Ã¿¶Ç¾Ã¼¶Ã ¿¶Á¶ÃÃζ¿¶Á¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺÃ
jalan memegang peranan penting ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾·¶¼¾¶É¶È¶Á¶Ã
dalam perkembangan Kabupaten £º¼¶Ç¶¶Á¶Ã¥ÇÄžÃȾȺÇɶ¿¶Á¶Ã
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¶Ç¾Ã¼¶Ã¿¶Á¶Ãζü ¶·ÊŶɺêÃÉÊÀÁº·¾½¿ºÁ¶ÈÃζ
¿Ê¼¶ÂºÇÊŶÀ¶ÃŶɽȺÇÊŶÀ¶Ã ¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶É¶·ºÁ·ºÇ¾ÀÊÉ
ȶÁ¶½È¶ÉʶÈźÀÅǶȶǶöÊɶ¶
di dalam sistem transportasi. Tabel 2.19 Keadaan Jalan
©¾Ã¼À¶ÉÀºÁ¶Î¶À¶ÃÈʶÉÊ¿¶Ç¾Ã¼¶Ã Menurut Status
jalan akan menentukan pola 6WDWXVMDODQ
¶Àɾ˾ɶȹ¾¹¶Á¶ÂÃζȺ½¾Ã¼¼¶ .HDGDDQ
1HJDUD 3URSLQVL .DE.RWD
keberadaan jalan tidak mungkin
-HQLV3HUPXNDDQ
diabaikan. Keberadaan jaringan
D'LDVSDO
¿¶Á¶ÃɺÃÉÊÃ潶ÇÊÈÁ¶½¶Â¶Ã¹¶Ã
ºIJȾºÃȺ½¾Ã¼¼¶¹¶Å¶ÉºùÊÀÊü E.HULNLO
ȺÂʶÂŶÉǶÃÈÅÄÇɶȾζü F7DQDK
ada. Keberadaan jaringan jalan G7LGDNGLSHULQFL
¿Ê¼¶·ºÇ»ÊüȾȺ·¶¼¶¾ÅºÂ¾È¶½ -XPODK
kegiatan seperti jenis kegiatan .RQGLVL-DODQ
ȺÇɶÀº·ÊÉʽ¶ÃÂÄ·¾Á¾È¶È¾ªÃÉÊÀ
D%DLN
¾ÉÊÁ¶½¹¾¹¶Á¶Â¿¶Ç¾Ã¼¶Ã¿¶Á¶Ã
E6HGDQJ
¹¾·ÊÉʽÀ¶Ã¶¹¶Ãζ½¾Ç¶ÇÀ¾¿¶Á¶Ã
ζü¿ºÁ¶È¹¶Ã¹¾¹ÊÀÊüÄÁº½ F5XVDN
penataan ruang dan penggunaan G5XVDNEHUDW
Á¶½¶Ã -XPODK
.HODVMDODQ
#*& ¶Á¶Ã
D.HODV
Pola jaringan jalan di Kabupaten
Magelang terdiri dari jaringan jalan E.HODV
arteri, jaringan jalan kolektor, dan F.HODV
jaringan jalan lokal. Keberadaan G.HODV$
pola jaringan jalan menunjang H.HODV%
ɺǸ¶Å¶¾ÃζÈÉÇÊÀÉÊÇɶɶÇʶü I.HODV&
ÅÊȶÉźÇÉÊ·ʽ¶Ã¶¼¶Ç
J.HODVWGNGLSHULQFL
dapat menjalankan fungsi dan
-XPODK
źǶöÃÃζȺ¸¶Ç¶ÄÅɾ¶ÁȺÈʶ¾
½¾Ç¶ÇÀ¾ÃζŶÁ¶¼¾ÀÄÃÉÊÇζü Sumber: Kabupaten Magelang
ȶü¶É·ºÇ˶Ǿ¶È¾¹¾ ¶·ÊŶɺà dalam Angka 2010
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶É¶·ºÁ¹¾¶É¶È Karena ditakutkan keberadaan
·¶½Ì¶Â¶ÎÄǾɶȿ¶Á¶Ã·ºÇ¹¶È¶ÇÀ¶Ã ¿¶Á¶ÃζüÇÊȶÀ¾Ã¾¶À¶Ã
ÈɶÉÊÈÃζ¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼ ºü¼¶Ã¼ÊźǻÄǶźÁ¶Î¶Ã¶Ã
merupakan jalan Kabupaten, transportasi di Kabupaten
dengan total panjang ruas jalan Magelang.
ºø¶Å¶¾ÀªÃÉÊÀ¿¶Á¶Ã
ǶIJÀ Äù¾È¾¶Á¶Ã
£¶È¾ÄöÁȺÁÊÇʽÃζÈʹ¶½·ºÇÊŶ
Kabupaten Magelang
aspal dan dalam kondisi sedang.
þ·ºÇ¶Çɾ¶Ⱦ½ÀÊǶüÃζ
ÀºÅº¹ÊÁ¾¶ÃźºǾÃɶ½ÅÊȶÉ
¶À¶ÃźǻÄǶ¿¶Á¶Ãú¼¶Ç¶Î¶Ã¼
berada di Kabupaten Magelang ini,
Ŷ¹¶½¶Á¿¶Á¶ÃÅÇÄžÃȾ¹¾À¶·ÊŶɺÃ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼È¶Ã¼¶ÉÁ¶½ÅºÃɾü¹¶Á¶Â
ºùÊÀÊü·ºÇ·¶¼¶¾¶Àɾ˾ɶÈ
Begitu pula dengan jalan Propinsi, Sumber: Kabupaten Magelang
¹ºÃ¼¶ÃŶÿ¶Ã¼Çʶȿ¶Á¶Ã ¶Á¶ÂüÀ¶
ÀÂȺÂʶÃζÈʹ¶½¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
aspal dan berada dalam keadaan Kondisi jalan baik mengalami
Ⱥ¹¶Ã¼¨¶Ã¼¶É¹¾È¶Î¶Ã¼À¶Ã źþüÀ¶É¶ÃŶ¹¶É¶½ÊÃ
¶Å¶·¾Á¶ÂºÃ¼¾Ã¼¶ÉÅÄɺÃȾζü ½¶Á¾Ã¾·¾È¶·ºÇ¶ÇɾÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ã
¹¾Â¾Á¾À¾·¶½Ì¶ÅºÃ¼ºÂ·¶Ã¼¶Ã sedang mengalami perbaikan
¿¶Á¶ÃÅÇÄžÃȾ¶Ⱦ½ÂºÂÊüÀ¾ÃÀ¶Ã ½¾Ã¼¼¶·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
untuk mencapai kualitas prima, ·¶¾À£¶ÂÊý¶Á¾Ã¾¿Ê¼¶·¾È¶
ζ¾ÉÊÀÄù¾È¾·¶¾À¨º¹¶Ã¼À¶Ã ·ºÇ¶Çɾ·¶½Ì¶ÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü
untuk jalan kabupaten/kota rusak terjadi akibat penurunan
¶Ⱦ½ÉºÇ¹¶Å¶É·º·ºÇ¶Å¶ÇÊ¶È ÀʶÁ¾É¶È¿¶Á¶ÃȺ¹¶Ã¼¢¶È¾½
ζü·ºÇÊŶÀºÇ¾À¾Á¶É¶Êɶö½ ɾü¼¾Ãζ¶Ã¼À¶Å¶Ã¿¶Ã¼¿¶Á¶Ã
ζü·¾¶È¶Ãζ·ºÇ¶¹¶¹¾À¶À¾ ζüɾ¹¶À·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾
¼ÊÃÊü¹¶ÃÈÊÁ¾É¹¾¸¶Å¶¾ºÃ¼¶Ã baik merupakan polemic tersendiri
total panjang ruas jalan sebesar bagi Kabupaten magelang, karena
ÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü¶¹¶ ÅÄȾȾÃζζü·ºÇ¶¹¶ÈÉǶɺ¼¾È
·ºÇ˶Ǿ¶É¾»¹¶Ç¾·¶¾À½¾Ã¼¼¶ÇÊȶÀ diantara dua kota besar di Pulau
·ºÇ¶ÉºÃ¼¶ÃÉÄɶÁzŶÿ¶Ã¼ ¿¶Ì¶¥ºÇ¶ȶÁ¶½¶Ã¾Ã¾½ºÃ¹¶ÀÃζ
¿¶Á¶Ãζü·ºÇ¶¹¶¹¶Á¶ÂÀÄù¾È¾ segera diatasi dengan kerjasama
ÇÊȶÀ¶ÊÅÊÃÇÊȶÀ·ºÇ¶É½¶Á¾Ã¾ ¶ÃɶǶźºǾÃɶ½¥ÊȶɥÇÄžÃȾ
ɺÃÉÊÃζºÿ¶¹¾ÅºÇ¶ȶÁ¶½¶Ã ¹¶Ã ¶·ÊŶɺÃζü·ºÇɶü¼Êü
tersendiri dan perlu segera ¿¶Ì¶·¶É¶Èź·¾¶Î¶¶Ã¹¶Ã
ºù¶Å¶ÉÀ¶Ã¹¶Ç¾ÅºÂºÇ¾Ãɶ½ źǶ̶ɶÃÀÄù¾È¾¿¶Á¶Ãζü¶¹¶
Kabupaten Magelang itu sendiri. di Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
$*& Penunjang Transportasi źüÊÿÊüȺÇɶ·¶ÃζÀÃζ
ÀºÃ¹¶Ç¶¶Ãζüº¶ÈÄÀ·¶Ç¶Ã¼
¶Á¶Â·ºÇ¾ÃɺǶÀȾ¹ºÃ¼¶ÃÀÄɶ dagangan, emnjadi kombinasi
ÀÄɶȺÀ¾É¶Ç¶ÈζǶÀ¶Éζü Êɶ¶źÃκ·¶·ÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã
ingin menggunakan transportasi ¡¶¾Ã½¶ÁÃζ¹ºÃ¼¶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã
public dapat menuju terminal dan ζüɺǿ¶¹¾¹¾ÄÇķʹÊÇ
menggunakan bus, karena cara ini ɾü¼¾Ãζ¶Ã¼À¶Ì¾È¶É¶Ì¶Ã¶È¾Ã¼
Á¶½È¶ÉÊȶÉÊÃζζüɺÇȺ¹¾¶ ¶ÊÅÊÃÁÄÀ¶ÁζüºüÊÿÊü¾
Terminal di Kabupaten Magelang ÄÇĹ·ÊÇɺÇÊɶ¶Ŷ¹¶½¶Ç¾Á¾·ÊÇ
ɺÇȺ·¶Ç¹¾ÉºÂŶÉζ¾Éʹ¾ membuat kemacetan tidak dapat
Muntilan, Secang serta Borobudur. ¹¾½¾Ã¹¶Ç¾Å¶Á¶¼¾Àº·¶ÃζÀ¶Ã
©¾¹¶ÀɺÇȺ¹¾¶Ãζ¶ÁɺÇöɾ˺Á¶¾Ã ̾ȶɶ̶ù¶É¶Ã¼·ºÇÄ·Äü¶Ã
ȺźÇɾźȶ̶ÉÀ¶Å¶Á¶ÊÅÊà menggunakan bus berbadan besar,
kereta membuat Kabupaten dan memakan lebar jalan cukup
¢¶¼ºÁ¶Ã¼½¶Ãζ·ºÇ¼¶ÃÉÊü ·¶ÃζÀȺ½¾Ã¼¼¶ÂºÁ¶Â·¶ÉÀ¶Ã
pda jalan darat dengan ŶǶźü¼Êö¿¶Á¶ÃζüÁ¶¾Ã
ÀºÃ¹¶Ç¶¶Ã·ºÇÂÄÉÄǨº½¾Ã¼¼¶ ¥ºÇ¶ȶÁ¶½¶ÃźÇ¶ȶÁ¶½¶Ã¹¾¶É¶È
ÀºÉ¾À¶Â¶ÈζǶÀ¶É¶À¶ÃźǼ¾ º·¶Ì¶·¶ÃζÀÀºÇʼ¾¶Ã·¶¾À
ºü¼ÊöÀ¶Ãźȶ̶ÉɺǷ¶Ã¼ pada distribusi barang dan jasa,
ºǺÀ¶½¶ÇÊÈɺǷ¶Ã¼ÂºÁ¶Áʾ ȺÇɶ̶ÀÉÊζüɺǷʶüȾ¶È¾¶
·¶Ã¹¶Ç¶Î¶Ã¼¶¹¶¹¾®Ä¼Î¶À¶Çɶ Begitu pula dengan kecelakaan
maupun Semarang, begitu pula ζü·¶ÃζÀɺǿ¶¹¾¹¾À¶·ÊŶɺÃ
dengan kereta api. Hal ini sangat ¢¶¼ºÁ¶Ã¼©¾Ã¼¼¾Ãζ¶Ã¼À¶
¹¾È¶Î¶Ã¼À¶ÃÀ¶ÇºÃ¶ ¶·ÊŶɺà kecelakaan menimbulkan kerugian
¢¶¼ºÁ¶Ã¼ÉºÇŶÀȶ½¶ÇÊÈ Î¶Ã¼¸ÊÀÊÅ·ºÈ¶Ç
·ºÇ¼¶ÃÉÊüŶ¹¶Ì¾Á¶Î¶½ÈºÀ¾É¶Ç ºÃ¼¶ÃÉÄɶÁÀºÇʼ¾¶Ãºø¶Å¶¾
¹¶Á¶Â½¶ÁÉǶÃÈÅÄÇɶȾ §Å
ȶü¶É
+*& ºÂ¶¸ºÉ¶Ã¹¶Ã§¶Ì¶Ã ¹¾È¶Î¶Ã¼À¶Ã¶Å¶·¾Á¶Àº¹ºÅ¶ÃÃζ
Kecelakaant ¶Ⱦ½ÉºÇ¹¶Å¶É¿ÊÂÁ¶½Àº¸ºÁ¶À¶¶Ã
ζüɾü¼¾Å¶Á¶¼¾¿¾À¶
©ºÇ¹¶Å¶ÉɾɾÀǶ̶ÃÀºÂ¶¸ºÉ¶Ã ºÃζüÀÊÉ¿ÊÂÁ¶½Ãζ̶ζü
di Kabupaten Magelang (peta meninggal ataupun cacat total,
ɺÇÁ¶ÂžÇ~ζü¶ÎÄÇ¾É¶È Î¶Ã¼ÉºÃÉÊÃζɾ¹¶À·¾È¶¹¾¼¶Ãɾ
kemacetan terjadi di sekitar dengan uang sebesar apapun.
pasar. Sebagai lokasi dengan
ɾüÀ¶É¶Àɾ˾ɶȺÀÄÃľζü ©ºÇ¹¶Å¶ÉɾɾÀǶ̶ÃÀº¸ºÁ¶À¶¶Ã
cukup tinggi, bisa dipastikan ζüÀºÈºÂʶÃζ¾ÉʺÇÊŶÀ¶Ã
źüÊÿÊüÃζɾ¹¶ÀÁ¶½ ¿¶ÁÊÇÊɶ¶ζüºü½Ê·Êü¶Ã
sedikit. Ketidakdisiplinan para kabupaten Magelang dengan
®Ä¼Î¶À¶ÇɶĤ¨ºÂ¶Ç¶Ã¼Â¶ÊÅÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.20 Jumlah Kecelakaan di kabupaten Magelang Tahun 2010
¹ºÃ¼¶ÃÀ¶·ÊŶɺåÊÇÌÄǺ¿Ä ¶Á¶ÂÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½½¶ÁźÇɶ¶
©¾Ã¼¼¾ÃζÁ¶ÁÊÁ¾ÃɶÈζüɺǿ¶¹¾ ζü¹¾Á¾½¶ÉÊÃÉÊÀºÁ¾½¶É
¶Å¶Á¶¼¾Å¶¹¶ÇÊȽ½ÄÊÇÂºÂ·Ê¶É Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶ÃÃζ¶¹¶Á¶½¹¶Ç¾
ŶǶźüºÃ¹¶Ç¶·¾È¶ÃζÀÊǶü ÈŶ¸º}Çʶü~̾Á¶Î¶½Î¶Ã¼
̶Ŷ¹¶¹ºÃ¼¶ÃÀº¶¹¶¶ÃȺÇɶ ºÇÊŶÀ¶Ã̶¹¶½ÉºÇ¿¶¹¾Ãζ
ɾ¹¶ÀºÂźǽ¶É¾À¶Ã¶ÇÀ¶¿¶Á¶Ã Àº½¾¹ÊŶà º¸ºÃ¹ºÇÊü¶ÃÈŶ¸º
ζü¶¹¶Èº½¾Ã¼¼¶Àº¸ºÁ¶À¶¶Ã
¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ÅºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã
ɾ¹¶À¹¶Å¶É¹¾½¾Ã¹¶Ç¾©ºÃÉÊÃ潶Á
IJȾÀ¹¶È¶Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ɺÇȺ·Êɽ¶ÇÊÈȺ¼ºÇ¶¹¾É¶Ã¼¶Ã¾
¹¶Ç¾É¶½ÊÃÀºÉ¶½Êö¼¶¾Â¶Ã¶
ɾ¹¶À½¶Ãζ¹¶Ç¾Å¾½¶ÀźºǾÃɶ½
¹ºÃ¼¶Ãºö·¶½Â¶ÇÀ¶¶É¶ÊÅÊà perkembangan penggunaan
źǶÉÊǶÃÀ½ÊÈÊÈɺÇÀ¶¾É¹ºÃ¼¶Ã Á¶½¶Ã¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
ɾɾÀɾɾÀǶ̶ÃÀº¸ºÁ¶À¶¶Ãɶž ζüȺ¶À¾ÃÁ¶Â¶ÈºÂ¶À¾Ã
juga dari pengguna jalan itu ºÁʶÈÁ¶½¶ÃɺǷ¶Ã¼ÊÃÃζ
sendiri. º¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶ù¶Å¶É¹¾Á¾½¶É
dari perkembangan piramida
5 Kecenderungan penduduk di Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang merupakan
¹¶Ç¾É¶½ÊÃÀºÉ¶½ÊèºÂºÃɶǶ
ȶÁ¶½È¶ÉÊÀ¶·ÊŶɺÃζü¸ÊÀÊÅ
Àº¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶¸É¾Ë¾Éι¶Å¶É
¶¿Ê¹¾¥ÇÄ˾ÃȾ¶Ì¶©ºÃ¼¶½
¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ÅºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¿ºÃ¾È
Kecenderungan perkembangan
ÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¹¶Ã¿ÊÂÁ¶½
ɾ¼¶À¶Ç¶ÀɺÇÈʶÉÊ̾Á¶Î¶½ ȶǶöÅǶȶǶöζüºùÊÀÊü
ζ¾ÉʶÃÈŶ¸º¶¸É¾Ë¾ÉÎζü ɺǿ¶¹¾Ãζ¶Àɾ˾ɶÈɺÇȺ·ÊÉ
ºÇÊŶÀ¶ÃɺÄǾÄ;¶¹¾È
Kecenderungan ruang Kabupaten
Gambar 2.14 Skema Teori Doxiadis ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾
pola ruang dan struktur ruang
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¾Â¶Ã¶
perkembangan pola ruang
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Î¶Ã¼
semakin lama semakin meningkat
¿ÊÂÁ¶½Á¶½¶ÃɺǷ¶Ã¼ÊÃÃζ
¨ºÂºÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½Á¶½¶Ã
źÇɶþ¶ÃζüȺ¶À¾ÃºÃÊÇÊÃ
¨Ê·ºÇ¢¶ÉºÇ¾¢¶É¶ ÊÁ¾¶½¢ºÉĹº¹¶Ã
¨ºÂºÃɶǶÈÉÇÊÀÉÊÇÇʶüζü
Teknik Analisis Kota, 2011
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
¶Ⱦ½ÂºÃºÂŶÉÀ¶Ã º¸¶Â¶É¶Ã º¸ºÃ¹ºÇÊü¶Ã¶¸É¾Ë¾Éι¶Å¶É
Muntilan, Mungkid dan Kota ¹¾Á¾½¶É¹¶Ç¾ÅºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÈÉÇÊÀÉÊÇ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼¹¾ÄǹºÂºÃ¶Ã¹¶À¶Ã ºÀÄÃľ¹¶Ç¾É¶½ÊÃ
ȶÂŶ¾
juka perkembangan Kabupaten ɶ½ÊÃ
¨ÉÇÊÀÉÊǺÀÄÃľ
¢¶¼ºÁ¶Ã¼Â¶È¾½ÉºÇÅÊȶɹ¾ Kabupaten Magelang menunjukkan
¹¶ºÇ¶½¹¶ºÇ¶½ÉºÇȺ·ÊÉ Àº¼¾¶É¶ÃºÀÄÃľ¶Å¶Î¶Ã¼
berkembang di Kabupaten
º¸º¹ºÇÊü¶Ã¶ù¶Å¶É¹¾Á¾½¶É ¢¶¼ºÁ¶Ã¼¨ºÀÉÄÇ¥ºÇɶþ¶Ãζü
dari keadaan struktur penduduk mendominasi perekonomian
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¾Á¾½¶É Kabupaten Magelang semakin
¹¶Ç¾É¶½ÊÃÀºÉ¶½ÊÃźùʹÊÀ lama semakin menurun sementara
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼Â¶È¾½ sektor jasa semakin lama semakin
·ºÇ·ºÃÉÊÀºÀÈŶÃȾ»Î¶Ã¼·ºÇ¶Çɾ meningkat. Perekonomian
sebagian penduduk berada di usia Kabupaten Magelang semakin
Âʹ¶ÈºÂºÃɶǶ¿ÊÂÁ¶½ÅºÃ¹Ê¹ÊÀ Á¶Â¶È¶À¾ÃºÃÊÿÊÀÀ¶Ã·¶½Ì¶
usia tua sedikit. Bentuk piramida Kabupaten Magelang saat ini
¾Ã¾¿Ê¼¶·ºÇ¶Çɾ¿¾À¶ÅºÇÉÊ·ʽ¶Ã sedang menuju proses mengkota
penduduk di Kabupaten Magelang Ⱥü¶ÃȺ¶À¾Ã·ºÇÀºÂ·¶Ã¼Ãζ
¶Ⱦ½¸ÊÀÊÅɾü¼¾¹ºÃ¼¶Ã¶Ã¼¶ sektor tersier.
ÀºÁ¶½¾Ç¶Ãɾü¼¾ÈºÂºÃɶǶ¶Ã¼À¶
ÀºÂ¶É¾¶ÃζüȺ¶À¾ÃºÃÊÇÊÃ
ǶIJÀ¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶Ã¨ÉÇÊÀÉÊÇÀÄÃľɶ½ÊÃ
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶ÃüÀ¶ ÄÁ¶½¹¶É¶
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
ISU DAN POTENSI
!!!"#!$%#&'(#)*+,($!
1 TINGGINYA TINGKAT yang mengalami kemiskinan.
KEMISKINAN Pemerintah juga sudah berupanya
Oleh: Joobu Wahyudi (36328) untuk menanggulangi masalah
tersebut, tetapi dari kesadaran
Menurut Biro Pusat Statistik para penduduk yang masih kurang
(BPS) bahwa Tingkat kemiskinan karena rendahnya pendidikan dan
didasarkan pada jumlah rupiah pola pikir yang masih sederhana.
konsumsi berupa makanan yaitu Kondisi Kabupaten memiliki
kurang dari 2100 kalori per ÉÄÅļǶIJζüɾü¼¾Èº½¾Ã¼¼¶
orang per hari (dari 52 jenis sebagian besar adalah pertanian
komoditi yang dianggap mewakili dan perkebunan, lalu sisanya
pola konsumsi penduduk yang pedagang sayur, buah dan tukang
berada di lapisan bawah), dan ojek, dll.
konsumsi non makanan (dari
45 jenis komoditi makanan Berdasarkan data keluaran BPS
sesuai kesepakatan nasional dan Kabupaten Magelang, angka
tidak dibedakan antara wilayah kemiskinan di Kabupaten Magelang
pedesaan dan perkotaan). mencapai 167.200 jiwa di tahun
Patokan kecukupan 2100 kalori 2010 atau sebesar 14,14%
ini berlaku untuk susunan umur, dengan garis kemiskinan Rp
jenis kelamin, dan perkiraan 184.053/kapita/bulan. Jumlah
ɾüÀ¶ÉÀº¼¾¶É¶ÃIJȾÀ·ºÇ¶É·¶¹¶Ã ¾Ã¾ÉºÁ¶½ÂºÃ¼¶Á¶Â¾ijÊÀÉʶȾ¹¶Ç¾
ȺÇɶźÇÀ¾Ç¶¶ÃÈɶÉÊÈIJȾÄÁļ¾È tahun 2003 hingga tahun 2010
penduduk. Bisa disimpulkan dengan garis kemiskinan yang
Kemiskinan adalah keadaan terus mengalami peningkatan dari
dimana pendapatan seseorang tahun ke tahun. Fluktuasi jumlah
tidak dapat memenuhi kebutuhan penduduk miskin dari tahun ke
minimumnya. Tingkat pendapatan ɶ½Êù¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ
itulah yng menentukan keadaan berikut ini.
seseorang itu miskin atau tidak ǶIJÀÊÂÁ¶½¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ¢¾ÈÀ¾Ã
miskin. Kemiskinan merupakan
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
permasalahan yang sering
terjadi dan wajib ditangani dan
memerlukan langkah-langkah
penanganan dan pendekatan
yang sistematik, terpadu dan
menyeluruh.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶ÊÂÁ¶½ ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 - 2011, diolah 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶ ºÅ¶¹¶É¶Ã¥ºÃ¹Ê¹ÊÀÇÊÉÄ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010-2011, diolah tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¥ºÃκ·¶· ºÂ¾ÈÀ¾Ã¶Ã
ù ÀȺȾ·¾Á¾É¶ÈǺù¶½
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 – 2011, diolah tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Ketersediaan aksesibilitas di Setelah pasca bencana merapai
Kabupaten Magelang masih kurang banyak jembatan yang putus
memadai terutama pada daerah- akibat lahar dingin, otomatis
¹¶ºÇ¶½·ºÇÉÄÅļǶIJɾü¼¾¹¶Ã aksesibilitas makin rendah. Makin
susah para masyarakat untuk
terpencil. Pada daerah tersebut,
menggunakan jembatan yang
kondisi jalan banyak yang rusak
masih rusak, hal ini pemerintah
akibat dilewati truk-truk dengan sudah bergerak cepat untuk
beban yang berlebihan, selain membuat jembatan kembali.
itu belum ada transportasi Pada peta di bawah merupakan
umum sebagai sarana mobilitas peta aksesibilitas yang dimana
penduduk. Akibatnya seperti bisa dilihat hanya beberapa
pengiriman barang bahan pokok kecamatan yang dilewati oleh
atau hasil pertanian ke pasar jalan jogja semarang yang
memiliki aksesibilitas yang baik.
menjadi terhambat dan terjadi
Kecamatan yang lain masih rendah
pembusukan.
aksesibilitasnya.
ù ©¾Ã¼À¶Éźù¾¹¾À¶ÃǺù¶½
Sumber: Kabupaten Magelang dalam angka 2010 – 2011, diolah tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Selain itu faktor lain kenapa rendah. Angka partisipasi sekolah
pendidikan Kabupaten Magelang pada kelompok umur 7-12 tahun
rendah, yaitu partisipasi penduduk dan kelompok umur 13-15 tahun
Kabupaten Magelang dalam serta angka partisipasi murni pada
pendidikan dapat dilihat pada tabel tingkat pendidikan SD dan SMP
di bawah ini. masih tergolong tinggi. Namun
angka partisipasi sekolah pada
Angka partisipasi sekolah kelompok umur 16-18 tahun
dan angka pertisipasi murni serta angka partisipasi murni
ini merupakan bukti bahwa pada tingkat pendidikan SMA
pendidikan di Kabupaten Magelang masih sangat rendah, bahkan
masih tergolong rendah. Secara tidak mencapai angka 50%.
keseluruhan dari tahun 2009 Berarti sebanyak separuh lebih
hingga tahun 2011 angka anak-anak usia 16-18 tahun
partisipasi mengalami kenaikan mengalami putus sekolah atau
namun nilainya masih sangat tidak bersekolah.
©¶·ºÁüÀ¶¥¶ÇɾȾŶȾ¨ºÀÄÁ¶½}¥Ç¨~¢ºÃÊÇÊÉ ºÁÄÂÅÄÀªÂÊÇ
¹¶ÃüÀ¶¥¶ÇɾȾŶȾ¢ÊÇþ}¥¢~¢ºÃÊÇÊÉ©¾Ã¼À¶É¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ã©¶½ÊÃ
'()&*+&,- 123,4-5406787+487-9(,&)4:-;<= ?723,46- 123,4-5406787+487->/027-;<=
%&
.*/0 !""# !"$" !"$$ 5(2@7@7,42 !""# !"$" !"$$
: 7D:5%,)104 98=67 98=A5 98=6A E" 9B=89 9B=69 9B=CF
5 :AD:C%,)104 8F=8A 8F=8A 8C=89 E>! 75=CB 7A=AA 7F=C9
A :BD:8%,)104 F9=59 F8=65 F8=5C E>G FA=7: F:=A7 F5=5F
Sumber: Kabupaten Magelang Dalam Angka Tahun 2009-2011
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¨Ê·ºÇ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼¹¶Á¶Â¶Ã¼À¶
¹¾ÄÁ¶½É¶½ÊÃ
Gambar 3.4 Peta Rawan Bencana Kabupaten Magelang tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¥ÄɺÃȾ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
2 DAMPAK KERENTANAN BENCANA ALAM
KABUPATEN MAGELANG
Oleh: Adnan Adin Nugraha (37488)
©¶·ºÁ¨º·¶Ç¶ÃºÃ¸¶Ã¶Á¶Â¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
D*#"@(1*#A&#&(E.&/
=*A&/&'&# !&#&,(F2#$@23 1&#>"3(F&,&3( E#$"#(B5'"#$(
=*%*3"#$&# 1&#>"3
!"#$%&'(!"#$$" !"#$%&'()*#+&, !"#$%&'()"#$&# 8"#$"# 1*."5#$
-&.&/&# 0 0 0
123245+53 0 0 0
6$.57&3 0 0 0
-&.&/ 0 0
-35/45#$ 0 0 0
85%5# 0 0 0
95#'".&# 0 0 0
95#$%"+ 0 0
-&7&#$&# 0 0 0 0
:&#+"/5.;2 0
!"#$%&'()* + + + +
!*/<53&# 0 0
=&>23&# 0 0
=&."&#$%3"% 0 0
1&#+2#$&# 0 0
?"#+5@&3" 0 0 0
-*A&#$ 0 0 0
!*$&.3*>2 0 0
B&%"@ 0 0
C3&4&$ 0 0
6$&4.&% 0 0
Sumber: BPBD Kabupaten Magelang
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã§¶Ì¶ÃºÃ¸¶Ã¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
!"# Tanah Longsor
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã§¶Ì¶ÃºÃ¸¶Ã¶ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁ º¿¶¹¾¶ÃºÃ¸¶Ã¶©¶Ã¶½¡ÄüÈÄǹ¾
Kecamatan Kaliangkrik, ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
Kecamatan Bandongan, !&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
Kecamatan Kajoran, GHHI
J('*7&@K(J(23&#$(.5%&K(GL(35/&,(
)<O(LPLOGHHOHHHKQ )<O(JLIORNSOHHHKQ
Kecamatan Tempuran,
35@&%K(MN(@&3<3&@(35@&%
GHHR SP(35/&,(35@&%K(N(@&3<3&@(35@&% )<O(SLIOHHHOHHHKQ )<O(MRLOJRMOHHHKQ
Kecamatan Salaman,
GHMH G(23&#$(.5%& )<O(LRSOMNHOHHHKQ Q
Kecamatan Borobudur, dan P('*7&@K(M(23&#$(K(GM(
Kecamatan Pakis.
'*4"#$T'&.5+(.2#$@23K(MJL(35/&,(
GHMM )<O(SNLOHNNOSHHKQ Q
35@&%K(MJ(.&,&#(<*%&3&#$&#(
.2#$@23K(G(@&3<3&@(35@&%
¶Â·¶Ç©¶Ã¶½¡ÄüÈÄǹ¾ºÈ¶
£¼¶Ç¼ÄǺÉÃÄ º¸¶Â¶É¶Ã¨¶Á¶Â¶Ã Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan
Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2011, diolah
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶§¶Ì¶ÃºÃ¸¶Ã¶¶Ã¿¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁ º¿¶¹¾¶ÃºÃ¸¶Ã¶¶Ã¿¾Ç¹¾ ¶·ÊŶɺà Bencana banjir yang terjadi
¢¶¼ºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
di Kabupaten Magelang
cenderung menurun dari
tahun 2008-2009, namun
!&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
kembali naik di tahun 2011.
G(23&#$( Hal ini terjadi karena pada
GHHI /*#"#$$&.K(R( )<O((PPMOHHHOHHHKQ( )<O((JLGOJLLOHHHKQ( tahun tersebut juga terjadi
@&3<3&@(35@&%( banjir lahar dingin yang akibat
GHHR
M('*7&@K(G(
)<O((MHNOHHHOHHHKQ( )<O(SMOHHHOHHHKQ letusan Gunung Merapi.
@&3<3&@(35@&%
GHMH Q Q Q Banjir lahar dingin tersebut
R(23&#$(.5%&K(L( membawa banyak sisa
GHMM )<O(MGLOPGSOHHHKQ Q
@&3<3&@(35@&% vulkanik dan mengendap di
bawah sungai sehingga ketika
Sumber data : Badan Kesbangpol dan Penanggulangan terjadi hujan deras, aliran
Bencana Tahun 2009-2011 dan Badan Penanggulangan sungai sudah tidak mampu
Bencana Daerah Tahun 2011, diolah menampung debit air lagi.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
puluhan pohon tumbang dan ©¶·ºÁ º¿¶¹¾¶ÃºÃ¸¶Ã¶Ã¼¾Ã¥ÊɾüºÁ¾Êü
¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
menutupi aksesibilitas jalan
sehingga dapat mengganggu !&,5# D5/.&,(=234&# D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
aktvitas masyarakat dalam
usaha pemenuhan kebutuhan GHHI
NM(35/&,(35@&%K(N(
23&#$(.5%&K(L(@&3<3&@( )<(MLHOPMPOHHHKQ )<(MROMNHOHHHKQ
mereka. Bencana ini juga 35@&%
GHHR (GGL(35/&,(35@&% )<(SMIOIGHOHHHKQ )<(MILOIHHOHHHKQ
seringkali merusak permukiman-
GHMH Q ()<O(LPIOSMGOHHHKQ )<O(LJOPMJOHHHKQ
permukiman penduduk dan
JLM(35/&,(35@&%((L(
seringkali juga memakan korban GHMM
@&3<3&@(35@&%
Q Q
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
3 RENDAHNYA KUALITAS yakni sekitar 75%, sedangkan
PENDIDIKAN sisanya lulusan SMA hingga
Oleh : Maulidina Dwi K.D. (36950) Perguruan Tinggi. Rendahnya
tamatan pendidikan ini disebabkan
Pendidikan sebagai aspek oleh banyak factor diantaranya
utama dalam mengembangkan factor ekonomi, sarana sekolah
kualitas sumber daya manusia, jenjang lanjut yang kurang
memiliki peran penting terhadap memadai hingga persebaran yang
pembangunan. Ketika sumber kurang merata.
daya manusia belum berkompeten,
maka akan menjadi sebuah Faktor ekonomi memang menjadi
hambatan dalam mengembangkan factor utama dalam melanjutkan
wilayah tersebut. Ketika wilayah sekolah. Ketika individu tidak
dituntut untuk mengembangkan memiliki pendapatan yang cukup,
ÅÇĹÊÀɾIJɶȷ¶¾À¾ÉʹºÃ¼¶Ã maka Ia akan berfokus pada upaya
teknologi, meningkatkan investor mempertahankan hidup dengan
guna membuka peluang serapan bekerja disbanding sekolah.
tenaga kerja, maka aspek yang Bahkan mindset masyarakat yang
harus dibentuk terlebih dahulu ¶Ⱦ½·ºÇIJÀ¾Ç·¶½Ì¶ÅºÃ¹¾¹¾À¶Ã
ialah sumber daya manusianya. hanya upaya untuk menghabiskan
Salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan juga masih
kualitas manusia ialah melalui berkembang. Rupanya konsep
pendidikan. Berikut disajikan untuk menjadikan pendidikan
data tentang pendidikan yang di
©¶·ºÁ¥ºÇȺÃɶȺ¥ºÃ¹Ê¹ÊÀ©¶½ÊÃÀºÉ¶È
ºÃÊÇÊÉºÃ¾È º¼¾¶É¶Ã¨ºÁ¶Â¶¨ºÂ¾Ã¼¼ÊζüÁ¶ÁÊ
¢ºÃÊÇÊÉ©¾Ã¼À¶É¥ºÃ¹¾¹¾À¶Ãζü¾É¶Â¶ÉÀ¶Ã
!&4H+H+()4%I)4?%"+,)J),()4 5667K 5668K 5669 56:6 56::
3+H)(%3)J),%E" C5=A: 5B=:A 5B=:C :7=99 5:=:F
E" B=6: AF=C7 A5=C F5=55 AA=F8
E>! :8=6C :9=B7 56=6F :9=65 5:=AA
E>G :C=A: :5=79 :F=F7 :C=98 :9=8F
"+*@LJ)-E)'M)4) 8=A B=8F B=8F F=8 F=5:
!"#$%&'()*$"+*,%-(.*/%0*-/(1*0*#(2-/3*4()%,'(5(6"#$%&(1*,*(1*&7(!8!9:2!(;<<=
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber: Analisis
Kelompok 2012
¶Â·¶Ç ¥ºÉ¶¨º·¶Ç¶Ã¨ºÀÄÁ¶½¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
ǶIJÀ¥ºÇÀºÂ·¶Ã¼¶ÃÊÂÁ¶½¨¨¢¥¨¢
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁ ÄÂÅÄú墹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
©¶½ÊÃ
"$$ # ## ##
% $ $ $ ! $ !
# # #" #"
"! " $ " " " "$"
Sumber: Jawa Tengah dalam Angka
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
ǶIJÀ
¨ÉÇÊÀÉÊÇÀÄÃľ¹¶Ã¡¶Å¶Ã¼¶Ã ºÇ¿¶¹¾ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
di sektor pertanian ini mengalami lebih dari itu yakni skill yang
penurunan dari tahun ke tahun kompeten yang bisa didapat
dan ada kecenderungan pegeseran dibangku informal. Skill yang
lapangan kerja, dimana sektor kompeten inilah yang mampu
perdagangan mulai mendapat melihat adanya peluang wilayah
perhatian dari para tenaga kerja. dan mengembangkannya menjadi
keunggulan keunggulan komperatif
Dari penjelasan penjelasan sehingga meningkatkan
diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan suatu wilayah
rendahnya kualitas pendidikan dan mampu mensejahterakan
sangat mempengaruhi tenaga masyarakat sebagai outcome
kerja di suatu wilayah. Kualitas utamanya.
disinitidak hanya sekedar pada
sekolah di bangku formal hingga
jenjang yang tinggi, namun
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
4 RENDAHNYA MOBILITAS DAN AKSESIBILITAS
DI KABUPATEN MAGELANG
!"# Mobilitas
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¨ÉÇÊÀÉÊǧʶü
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁÊÂÁ¶½¶Ã¼À¾É¶Ã¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶ÃÊÂÁ¶½¥ºÇɶþ¶Ã
¨ºÇɶ¥§ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁ
ÄǺÁ¶È¾¶Ã¼À¾É¶Ã¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶ÃÊÂÁ¶½¥ºÇɶþ¶Ã
¨ºÇɶ¥§ ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Namun lain halnya jika ditilik $"# Penyebab
korelasi antara bangkitan
perjalanan dan PDRB masing- Kabupaten Magelang yang
masing kecamatan, korelasi berada di antara dua kota
sebesar 0.487 dengan value utama di pulau Jawa, yaitu
0.025 mengindikasikan Semarang dan Yogyakarta,
bahwa bangkitan perjalanan memiliki tingkat mobilitas yang
memiliki pengaruh dalam PDRB tidak bisa disepelekan.
kabupaten Magelang. Hal ini Tingginya mobilitas akibat
berarti, rendahnya mobilitas posisi kabupaten Magelang
terutama di area-area pinggiran yang menjadi tempat transit
kabupaten Magelang, tidak bisa bagi kendaraan-kendaraan
dibiarkan terus menerus karena yang menuju Semarang
akan mengganggu kestabilan maupun Yogyakarta,
ekonomi kabupaten Magelang itu menyebabkan munculnya
sendiri. Apalagi beberapa tahun beberapa titik kemacematan
belakangan pertumbuhan ekonomi maupun rawan kecelakaan
Kabupaten Magelang semakin yang harus diwaspadai.
menurun setiap tahunnya.
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶ÀȺȾ·¾Á¾É¶È¹¶Ã¢Ä·¾Á¾É¶È ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Sumber : Analisis Kelompok 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁÊÂÁ¶½ º¸ºÁ¶À¶Ã¹¾
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
N0J@)1% P0()% P0()% N0J@)1% N0J@)1%;&'0?+)4%
>&4+4??)@
;&O&@)())4 $&'), #+4?)4 ;L'<)4 /#0*+)12
AAC 55 96 F8A C9C #*AA8Q7C6Q666
Sumber : Kabupaten Magelang dalam Angka 2010
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼É¶½ÊÃ
Sumber :
Analisis Penulis 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁ¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã Yang tentunya akan menurunkan
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
kualitas produk itu sendiri apabila
'HVWLQDVL dibiarkan menunggu proses
2ULJLQ 2L distribusi.
$ % & ' ( RL
$ ©¶·ºÁ¥ÇÄκÀȾ¥ÄÁ¶¥ºÇ¿¶Á¶Ã¶Ã
% ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼©¶½ÊÃ
& 'HVWLQDVL
' 2ULJLQ RL
$ % & ' (
(
$
GM
%
'M
&
Sumber : Analisis penulis 2012
'
(
¶Â·¶Ç©¾Â·Êöà ÄÂĹ¾É¶È
ζüɾ¹¶ÀɺǶüÀÊÉ GM
Sumber : Analisis penulis 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
5 DILEMA PERTAMBANGAN PASIR Merapi erupsi dan mengeluarkan
KABUPATEN MAGELANG larva yang menyebabkan jatuhnya
korban dan merusak sarana dan
Oleh : Aryasa Bijak Utama (36320) prasarana warga, dan berkah
Sumberdaya adalah semua yang dimaksudkan adalah adanya
potensi dan lingkungan yang pasir yang berlimpah akibat
dapat memenuhi kebutuhan aktivitas Merapi tersebut sehingga
hidup manusia. Salah satu terjadikegiatan penambangan
sumber daya alam di Kabupaten dilakukan oleh masyarakat
Magelang adalah pasir, adanya setempat sebagai pekerjaan
¶ÀɾIJɶȺÇÊÅȾÊÃÊü¢ºÇ¶Å¾ pokok dansebagian lain sebagai
membuat jumlah batu dan pasir pekerjaan sampingan.
di Kabupaten Magelang semakin Penambangan galian C (khususnya
berlimpah, bahan galian dari pasir) yang terjadi di lereng
Gunung Merapi seperti pasir Gunung Merapi sangat sulit
kerikilan,kerakal-berangkal, dihentikan. Pasalnya, para
bongkah dan lava yang bersifat penambang menganggap
andesitik ini sangat diperlukan bahwa pasir yang mereka ambil
untuk pembangunan sarana merupakan berkah akibat adanya
IJȾÀȺźÇɾ¼º¹Êü¿ºÂ·¶É¶Ã erupsi Gunung Merapi dan mereka
jalan dan pembangunan. Setiap menganggap pasir tersebut tidak
ź·¶Ã¼ÊöÃIJȾÀ·ºÇÀÄÃÈÉÇÊÀȾ ada yang memilikinya, sehingga
berat pasti memerlukan material mereka menambang dalam
pasir dan batu. Kualitas pasir jumlah yang sangat banyak.
dan batu yang berasal dari
kawasan gunung Merapi telah ¶Â·¶Ç º¼¾¶É¶Ãźö·¶Ã¼¶ÃŶȾÇ
dikenal secara luas sebagai ¹¾ º¸¶Â¶É¶ÃÊÀÊÃ
pasir dan batu berkualitas tinggi
terutama untuk pembangunan
IJÈÀ¹¾¶Ì¶©ºÃ¼¶½¹¶Ã¶ºÇ¶½
Istimewa Yogyakarta. Lokasi
penambangan pasir dan batu
di Kabupaten Magelang banyak
terletak di Kecamatan Dukun dan
Kecamatan Srumbung.Akan tetapi
adanya erupsi Gunung Merapi ini
membuat warga setempat berpikir
bahwa erupsi itu adalah bencana
dan berkah. Bencana yang Sumber : Survey Lapangan 2012
dimaksudkan adalah bila Gunung
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Penambangan pasir di wilayah menjadi dilemma tersendiri bagi
lereng Gunung Merapi terjadi masyarakat Kabupaten Magelang
secara legal (resmi) dan illegal itu sendiri, karena penambangan
(penambangan liar). Padahal pasir galian C tersebut selain
selama ini, penambangan galian C menjadi sarana warga untuk
cenderung menimbulkan kerusakan meningkatkan perekonomian
lingkungan karena penambangan juga dapat menimbulkan dampak
pasir dilakukan ditempat yang lingkungan bagi daerah di lokasi
tidak sesuai. Hal tersebut penambangan.
MASALAH
#&R+(L%!&',)J<)4?)4%!)R+'%
3&'1)H)*%P+4?(04?)4%!)H)%
;)<0*),&4%>)?&@)4?
")J*)(%U+R+( ")J*)(%ELR+)@%S(L4LJ+
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶ÂŶÀIJȾÀÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ãζ¾ÉÊ Terjadinya bencana longsor ini terjadi
adanya tebing-tebing bukit akibat daerah Kabupaten Magelang
yang rawan longsor, kurangnya tersebut memilikikemiringan lereng
25-40% yang memungkinkan
debit air permukaan/ mataair,
terjadinya bencana tersebut bila
rusaknya jalan dan polusi udara.
kegiatan penambangan pasir tersebut
Tebing-tebing rawan longsor yang tidak diawasi dengan baik. Berikut
dimaksud adalah sebperti gambar peta titik-titik kegiatan pertambangan:
yang ada dibawah ini:
Dari hasil wawancara yang dilakukan
dilapangan, dampak sosial ekonomi
¶Â·¶Ç º¼¾¶É¶Ã¥ºÃ¶Â·¶Ã¼¶Ã adalah terjadinya penyerapan tenaga
¥¶È¾Ç¹¾ º¸¶Â¶É¶Ã¨ÇÊ·Êü kerja sehingga sebagian masyarakat
beralih profesi dari petani menjadi
tenaga kerja di penambangan pasir.
Kegiatan ini juga menyebabkan
banyaknya pendatang yang ikut
menambang sehingga dapat
ºþ·ÊÁÀ¶ÃÀÄÃij¾À ºÉ¶ÀÊɶÃ
sebagian masyarakat karena
penambangan pasir yang berpotensi
longsor sehingga sewaktu-waktu
bisa mengenai lahan dan pemukiman
Sumber : Survey Lapangan 2012 mereka, apalagi bila turun hujan.
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¨º·¶Ç¶Ã¡ÄÀ¶È¾¥ºÇɶ·¶Ã¼¶Ã
¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Potensi
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6 RENDAHNYA KESEJAHTERAAN memiliki penghasilan sekitar Rp.
PETANI 500.000,00 perbulan. Standar
Oleh: Ardina Putri Rahtama (36912) hidup layak dapat dilihat dari
Upah Mimum Regional (UMR) Ka-
Sektor pertanian merupakan sek- bupaten Magelang yang menurut
tor yang penting karena memiliki Keputusan Gubernur Jawa Ten-
kontribusi besar pada PDRB dan gah Nomor 561.4/73/2011 UMR
menyerap banyak tenaga kerja. Kabupaten Magelang sebesar Rp.
Sektor pertanian yang memiliki 870.000,00.
kontribusi paling besar adalah sub
sektor tanaman bahan makanan. Sebagai simulasi diasumsikan
Meskipun begitu ternyata perta- keperluan untuk membeli kebutu-
nian belum dapat mensejahterakan han makanan dengan jumlah kon-
orang – orang yang bekerja di sumsi beras setiap keluarga dalan
dalamnya. Pertanian masih memi- sebulan. Perhitungannya sebagai
liki nilai yang relatif rendah diband- berikut :
ingkan sektor lainnya. Upah tenaga ©¶·ºÁÊÂÁ¶½ª¶Ã¼Î¶Ã¼
kerja yang didapat oleh pelaku ¾ÀºÁʶÇÀ¶ÃªÃÉÊÀ¢¶À¶Ã¶Ã¥ÄÀÄÀ
źÇÀºÁʶǼ¶ÅºÇ·ÊÁ¶Ã
pertanian saat masih sangat ren-
dah dibawah 3 juta perpekerja (QHUJL\DQJGLEXWXKNDQNDO
pertahun. Pertumbuhan produktivi- -XPODKEHUDVSHUNDSLWDNJ
tas tenaga kerja sektor pertanian NNDONJ
¹¶Å¶É¹¾Á¾½¶ÉŶ¹¶¼Ç¶IJÀ·ºÇ¾ÀÊÉ -XPODKEHUDVVHWLDSNHOXDUJD
RUDQJ
Jika dalam satu keluarga ter-
dapat 4 anggota keluarga dan +DUJDEHUDV5SNJ
8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHUKDUL
ǶIJÀ¥ºÇÉÊ·ʽ¶Ã¥ÇĹÊÀÉ¾Ë¾É¶È 5S
©ºÃ¶¼¶ ºÇ¿¶¨ºÀÉÄÇ¥ºÇɶþ¶Ã 8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHU
EXODQ5S
Sumber : Analisa penulis, 2012
Dengan pendapatan Rp
500.000,00 perbulan, sebuah
keluarga dapat memenuhi
Sumber : Kabupaten Magelang Dalam Angka 2010-2011 kebutuhan makan keluarganya
dengan sisa pendapatan sekitar
dua orang diantaranya bekerja di
Rp 50.000,00 dalam sebulan.
sektor pertanian, dalam setahun
Uang Rp 50.000,00 tentu saja
keluarga itu hanya memiliki peng-
tidak cukup untuk memenuhi
hasilan sebesar 6 juta pertahun.
kebutuhan lain keluarga tersebut.
Diasumsikan keluarga tersebut
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Asumsi keluarga tersebut tinggi, seringkali mereka tidak
memiliki dua orang anak yang mampu. Jika sudah seperti itu anak
masih sekolah. Satu SD dan – anak petani tersebut bisaanya
satu SMP, keluarga tersebut memilih bekerja karena tidak ada
sudah tidak mengeluarkan uang biaya.
untuk membayar uang sekolah.
Tentu saja selain untuk makan dan
Apakah dengan begitu anaknya
sekolah masih ada kebutuhan lain
·¾È¶·ºÇȺÀÄÁ¶½¹ºÃ¼¶Ã·¶¾À
yang kadang “harus” dikeluarkan.
Belum tentu, biaya sekolah tidak
Misalnya biaya untuk membayar
terbatas pada SPP saja tapi biaya
listrik atau air bersih. Dua
seragam dan buku yang paling
infrastruktur itu merupakan dua
jelas. Biaya seragam sekolah saat
infrastruktur yang bisaanya dapat
sekitar satu juta dan bisaanya
diakses oleh masyarakat. Jika
harus dibayar saat awal masuk
tidak dapat membayar biaya untuk
dan harus dibayar lunas dalam
mengakses infrastruktur tersebut
waktu seminggu dibeberapa
jaringan ke rumahnya akan
sekolah. Dua anak berarti dua
dimatikan sihingga aktivitasnya
juta dalam setahun. Dengan sisa
dapat terganggu. Belum lagi
Rp 50.000,00 sebulan cukupkah
kebutuhan untuk kesehatan, sakit
ÊÃÉÊÀº·¶Î¶ÇʶüȺǶ¼¶Â
tidak dapat dihindari oleh setiap
Sisa uang untuk makan berarti
orang. Jika sakit, banyak yang
sebesar Rp 600.000,00 setahun
bisaanya tidak pergi ke puskesmas
dan jelas tidak cukup membayar
apalagi ke dokter. Biasanya
uang sekolah anak sebesar Rp
mereka hanya membeli obat di
2.000.000,00. Selain seragam,
uang buku menjadi pengeluaran warung – warung bahkan ada yang
membiarkan penyakitnya tanpa
wajib bagi anak sekolah. Berapa
penanganan medis.
·ºÈ¶ÇÃζ ¶É¶À¶ÃÁ¶½Ê¶Ã¼·ÊÀÊ
sebesar Rp 200.000,00 per Banyak hal yang menyebabkan
semester, berarti pengeluarannya pendapatan petani di Kabupaten
sebesar Rp 800.000,00 per Magelang rendah. Salah satu
tahun. Itu baru kebutuhan penyebabnya adalah ketidak
seragam dan buku, setiap anak seimbangan jumlah lahan pertanian
sekolah pasti membutuhkan uang dengan jumlah petani yang ada. Di
saku dan kadang jika sudah kelas Kabupaten Magelang setiap petani
6 SD atau 3 SMP pasti ada les - hanya memiliki tanah seluas 0,088
les tambahan untuk menghadapi ha. Data jumlah lahan pertanian
ujian. Sementara untuk tingkat dapat dilihat sebagai berikut :
SMA/SMK apalagi perguruan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
©¶·ºÁÊÂÁ¶½¡Ê¶È¡¶½¶Ã mahal untuk dapat mengolah
¥ºÇɶþ¶ÃȺɾ¶Åźɶþ tanah pertanian. Asumsi neraca
7DKXQ input dan output nilai pertanian
-XPODKSHWDQL selama setahun sebagai berikut :
-XPODKODKDQ
SHUWDQLDQ
©¶·ºÁ¥ºÇÀ¾Ç¶¶Ã¥ºÃ¹¶Å¶É¶Ã
¥ºÉ¶Ã¾¹¶Á¶Â¨ºÉ¶½ÊÃ
/XDVODKDQVHWLDS
SHWDQL ,QSXW +DUJD 7RWDO
Sumber : Analisa penulis, 2012 6HZDWDQDK
SHUWDQLDQ 5S 5S
ika setiap petani memiliki 3HNHUMD 5S 5S
lahan hanya 0,088 ha berapa
3XSXN 5S 5S
pendapatan mereka dengan
2EDWKDPD 5S 5S
produktivitas 6 ton/ha. Jika
%LELW 5S 5S
dikalkulasi setiap petani hanya
mendapatkan 0,53 ton pertahun 7RWDOLQSXW 5S
per petak sawah. Pada tahun 2XWSXW
5S 5S
WRQKD
2012 saja HGK di petani hanya
sekitar Rp 4.500,00.Uang yang 6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ 5S
didapatkan hanya sekitar 2,4 juta
VHWDKXQ
pertahun. Pendapatan bahkan
dibawah angka produktivitas Sumber : Analisa penulis, 2012
tenaga kerja pertanian. Dengan
Hasil dari pertanian selama
uang sebesar itu tentu saja tidak
setahun masih sangat rendah.
dapat memenuhi kebutuhan
Petani bahkan dapat merugi,
keluarganya. Ketidakseimbangan
tidak mendapatkan keuntungan
terjadi karena terjadi penurunan
dari hasil pertanian. Penyebabnya
jumlah lahan pertanian sementara
adalah on farming kurang baik.
jumlah petani terus meningkat.
Cara bertanam di Kabupaten
Peningkatan jumlah petani yang
Magelang rata – rata masih
tidak diimbangi peningkatan
menggunakan sistem yang
luas lahan mengakibatkan
tradisional. Sistem yang dimaksud
semakin sedikitnya lahan yang
bukan hanya cara tanam saja tapi
diolah seorang petani sehingga
juga cara pengelolaan pertanian.
pendapatan petani juga ikut
Penggunaan teknik dan bahan
menurun. Sebab lain adalah tidak
berkualitas untuk mendapatkan
seimbangnya biaya produksi
hasil optimal masih minim. Masih
dengan pendapatan yang didapat.
ada pengolahan lahan yang
Seorang petani yang menyewa
menggunakan kerbau sehingga
lahan pertanian harus membayar
waktu pengerjaan lebih lama.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Lahan pertanian dapat mencapai petani saat yang hanya Rp
produktivitas optimal jika dapat 500.000,00. Jika dilihat ternyata
menghasilkan panen 10 ton/ dengan menyewa lahan pertanian
ha. Rendahnya hasil pertanian seluas satu hektar dalam setahun
tersebut juga menjadi penyebab dapat menghasilkan uang 17
pemuda Kabupaten Magelang juta dalam setahun. Untuk petani
tidak mau bekerja di sektor yang memiliki lahan petanian
pertanian. Pemilik lahan pertanian sendiri tidak perlu menyewa lahan
juga lama kelamaan semakin sehingga biaya produksi dapat
merasa lahan pertanian tidak ditekan sehingga pendapatanya
menguntungkan. Lahan pertanian bisa mencapai 40 juta lebih dalam
yang berada di pinggir jalan setahun.
bisaanya menjadi peluang pemilik
lahan untuk menjualnya karena Namun, pendapatan itu hanya
dirasa lebih menguntungkan. untuk petani yang menyewa
lahan dengan minimal luas 1 ha.
Jika produktivitas optimal petani Pada kenyataannya di Kabupaten
Kabupaten Magelang dapat Magelang luas lahan pertanian
memiliki pendapatan bersih sekitar yang dimiliki setiap petani sangat
17,4 juta pertahun atau sekitar kecil yaitu hanya 0,088 ha atau
1,45 juta perbulan. Pendapatan sekitar 880 m2. Jarang sekali
tersebut tetu saja dapat lebih ada petani yang memiliki lahan
mensejahterakan petani di pertanian diatas satu hektar.
Kabupaten Magelang karena Asumsi pendapatan petani dalam
pendapatan perpekerja hampir sebulan dengan lahan 880 m2
3 kali lipat dari pendapatan sebagai berikut :
©¶·ºÁ¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã¥ºÃ¹¶Å¶É¶Ã¥ºÉ¶Ã¾¹¶Á¶Â¨ºÉ¶½ÊÃ
,QSXW +DUJD /XDV 2XWSXWWRQKD 2XWSXWWRQKD
3HNHUMD 5S 5S 5S
SXSXN 5S 5S 5S
REDWKDPD 5S 5S 5S
ELELW 5S 5S 5S
5S 5S
RXWSXW 5S 5S 5S
6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ
VHWDKXQ 5S 5S
Sumber : Analisa penulis, 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç
¡¶½¶ÃźÇɶþ¶Ã ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Dari perkiraan tersebut bisa dilihat pada satu bidang lahan pertanian.
berapa pendapatan seorang Mayoritas komoditi yang dihasilkan
petani yang hanya memiliki tanah oleh Kabupaten Magelang adalah
pertanian seluas 880 m2 . Dalam beras. Padahal tidak semua
setahun petani sekarang hanya kawasan di Kabupaten Magelang
mendapatkan untung 2,1 juta cocok untuk ditanami padi.
dan jika hasil panennya optimal Setiap tanaman memiliki kriteria
(10 ton/ha) uang yang didapat lahan yang berbeda agar dapat
hanya 3,7 juta. Perhitungan berkembang secara optimal.
hanya untuk petani yang memiliki Selain itu dalam satu bidang
lahan pertanian jika tidak memiliki lahan pertanian bisaanya hanya
lahan pertanian tentu saja ditanami satu macam tanaman
pendapatannya jauh dibawah itu. sehingga hasil panen yang didapat
Jika petani tersebut menyewa hanya dari tanaman itu saja.
lahan pertanian, biaya sewa yang Jika tanaman tersebut gagal
dibayar sekitar 2 juta pertahun panen dapat dipastikan petani
dan biaya itu sangat mengurangi tersebut tidak akan mendapatkan
pendapatan petani. Bisa saja ʶü©ÄÅļǶIJζüȶü¶É
keuntungan yang didapat petani beragam di Kabupaten Magelang
hanya sekitar 200ribu setahun. sangat memungkinkan untuk
pengembangan berbagai jenis
Seperti terlihat pada gambar komoditas pertanian. Lahan
diatas, saat pertanian di pertanian padi tersebar di seluruh
Kabupaten Magelang kurang kecamatan seperti yang dapat
memiliki variasi komoditas karena dilihat pada peta berikut :
hanya terdapat satu jenis tanaman
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¨¶Ì¶½Ç¾¼¶È¾©ºÀþȹ¶Ã£ÄéºÀÃ¾È ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang, 2010
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
seperti pupuk, pestisida akan Magelang. Kegiatan off farm
meninggalkan bahan kimia tidak yang selam ini dilakukan baru
hanya pada tanah tapi juga pada sebatas pengolahan buah stoberi
hasil panen. Penggunaan bahan yang dijadikan selai atau dodol.
kimia tersebut selain tidak sehat Sementara komoditas lain belum
untuk tanah ternyata juga tidak terlalu banyak pengolahan hasil
sehat untuk komoditas yang pertanian.
akan kita konsumsi. Disamping
itu, pengguanan pestisida yang Pengembangan off farm di
sama pada hama yang sama Kabupaten Magelang penting
lama kelamaan akan membuat dilakukan untuk membagi jumlah
hama tersebut kebal terhadap tenaga kerja yang sekarang
pestisida yang digunakan petani. bekerja di sektor pertanian agar
Misalnya pengatasan hama wereng sebagian beralih pada pengolahan
dengan penggunaan pestisida off farm yang sering disebut
A, pada penggunaan sekali dua juga industri pengolahan hasil
kali wereng tersebut langsung pertanian. Dengan terbaginya
mati tapi pada penggunaan ke sebagian pekerja pertanian
sepuluh hama wereng tersebut ke industri pengolahan hasil
masih hidup. Selain mempengaruhi pertanian, produktivitas tenaga
kuantitas panen yang dihasilkan, kerja pertanian akan meningkat.
penggunaan obat kimia juga Selain itu pengembangan industri
akan berdampak pada penurunan pengolahan hasil pertanian juga
kualitas hasil panen karena hasil akan meningkatkan nilai tambah
panen yang sebetulnya menjadi sektor pertanian.
“racun” bagi konsumen. Padahal Kabupaten Magelang
Selain kegiatan on farm, kurangnya memiliki letak yang strategis
pengolahan hasil pertanian (off karena terletak diantara tiga
farm) turut membuat rendahnya gunung yang terdapat di tiga sisi
nilai tukar pertanian. Hal tersebut wilayah. Gunung yang pertama
dikarenakan hasil pertanian yang adalah Gunung Merapi yang
ada selama ini hanya dijual dengan terletak di sebelah timur laut.
pengolahan yang sangat minim. Gunung Merbabu di sebelah timur
Untuk komoditas beras misalnya, dan terakhir Gunung Sumbing di
pengolahan yang dilakukan sebelah barat laut. Ketiga gunung
hanya sebatas pengepakan tersebut sampai sekarang masih
atau pembungkusan beras ke berstatus aktif dan Gunung Merapi
dalam karung-karung untuk merupakan gunung yang paling
didistribusikan keluar Kabupaten aktif. Letak Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
yang berada di antara tiga gunung saja sudah lebih dari cukup untuk
aktif tersebut memberi dampak memenuhi kebutuhan konsumsi
positif. Letak tersebut membuat beras di kedua kecamatan
Kabupaten Magelang menjadi tersebut. Cadangan beras yang
daerah subur dan cawan air karena ada saat ini diekspor ke daerah
memiliki mata air pegunungan lain. Beras dapat dikatakan sebagai
yang melimpah dari ketiga gunung
salah satu komoditas basis
tersebut.
Kabupaten Magelang. Peta sebaran
Selain itu Kabupaten Magelang lokasi beras sebagai komoditas
merupakan salah satu lumbung unggulan dapat dilihat pada peta
padi Provinsi Jawa Tengah. berikut:
Sebagai daerah yang subur,
Kabupaten Magelang menjadi ¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¶¹¶Ã¼¶Ã¥ÇĹÊÀȾºÇ¶È
daerah yang ideal untuk pertanian ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
bahan pangan. Sesuai dengan
fungsi kabupaten sebagai
produsen Kabupaten Magelang
merupakan salah satu lumbung
padi Jawa Tengah. Hasil pertanian
padi dengan komoditas utama
beras menjadi komoditas
unggulan di Kabupaten Magelang.
Ketersediaan beras terdapat
diseluruh kecamatan di Kabupaten
Magelang. Ketersediaan beras
yang cukup menjadi salah satu
penentu ketahanan pangan di
Kabupaten Magelang.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
7 KRISIS AKSESIBILITAS SEKTOR AIR BERSIH
DI KABUPATEN MAGELANG
¤Áº½£ÊÇÁ¾Ã¶®ÊÈɾþüÇÊÂ}~
¶Â·¶Ç¥ºÉ¶¤ËºÇÁ¶Î¥ºÇÂÊÀ¾Â¶Ã¹¶Ã¶ºÇ¶½
ºÂ¶Ç¶Ê ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
yang berada di kawasan Gunung Selain rutin mengalami kemarau
Andong dan Gunung Telomoyo tiap tahunnya, keberadaan PDAM
adalah sumber air terbesar di sebagai fasilitator bagi masyarakat
wilayah daerah aliran sungai akan pemenuhan air bersih juga
turut memprihatinkan karena tidak
Bolong, yang telah diolah oleh
dapat memenuhi kebutuhan air
PDAM Magelang sebagai sumber
secara makro.
pasokan air untuk wilayah kota
dan kabupaten Magelang.
ǶIJÀ¥ºÇ·¶Ã¹¾Ã¼¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
¹ºÃ¼¶ÃÄÃ˺Ƕ¼º¹Çº¶¥¢
¨Ê·ºÇöÁ¾È¾È¥ºÃÊÁ¾È
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Tabel 3.18 Kebutuhan Air Virtual
ǶIJÀ¥ºÂºÃʽ¶Ã º·ÊÉʽ¶Ã¾Ç ¶·ÊŶɺⶼºÁ¶Ã¼
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Pada tahun 2012, telah tercatat Magelang. Penyebab pertama
bahwa sumber utama sektor air adalahnya kurangnya dana
bersih pada masyarakat Kabupate pada pemerintah pusat untuk
Magelang adalah melalui swadaya menempatkan pembangunan
mandiri melalui sumur terlindungi PDAM sebagai prioritas program
dengan presentase mencapai pembangunan. Sampai saat ini,
33,73%, hampir dua kali lipat pemerintah Kabupaten Magelang
dari penggunaan sumber air terkesan hanya mengadakan
ledeng yang dikelola oleh PDAM. aggaran rutin dropping air bersih
Hal tersebut mengindikasikan tiap tahunnya apabila terjadi
rendahnya presentase yang telah kemarau. Pada tahun 2011,
dipenuhi pemerintah terhadap anggaran yang dikeluarkan untuk
kebutuhan masyarakat akan dropping air bersih mencapai
sektor air bersih. Rp 160.600.000,- (Sumber :
Badan Penanggulangan Bencana
Air merupakan kebutuhan Kabupaten Magelang, 2012)
utama masyarakat selain udara.
Pertambahan penduduk yang Kedua, menurunnya tingkat
terus menerus tidak sebanding kualitas sumber air bersih pasca
dengan manajemen pengelolahan erupsi merapi. Lahar dingin yang
sumber daya air yang baik. membawa turun material berat dari
Meskipun secara teoritis volume hulu, menyebabkan meningkatnya
sumber daya air tidak akan debit air sungai serta turunnya
berubah karena mengalami siklus kualitas serta volume air pada
yang berkesinambungan, dinamika sungai sehingga mengandung
kebutuhan serta kegiatan manusia bebatuan material.
telah berdampak terhadap siklus
tersebut. Ketiga, masyarakat dengan kondisi
kekurang sektor air bersih biasanya
Pentingnya pengelolahan air bertempat tinggal pada kawasan
bersih yang terstruktur bagi permukiman terpencil dijangkau
kebutuhan domestik, menjadi hal dengan jarak antar rumah yang
utama karena dapat mengurangi relatif jauh serta berada pada
penggalian sumur yang sering kondisi geohidrologi yang miskin air
menjadi penyebab berkurangnya ɶö½ÈºÇɶÉÄÅļǶIJ·ºÇ·ÊÀ¾É
cadangan air tanah, penurunan
tanah, serta degradasi lingkungan. Untuk menyelesaikan krisis
sektor air bersih pada kabupaten
Terdapat beberapa penyebab
magelang, dapat menggunakan
utama terhadap terjadinya krisis
sektor air bersih di Kabupaten beberapa pendekatan. Diantaranya
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
pendekatan aspek sosial, dengan untuk mandiri, partisispatif,
memberikan kesadaran bahwa serta aktif warga Kabupaten
krisis air bersih adalah musuh Magelang semisal membangun
bersama, yang harus dihadapi saluran jaringan air sederhana
dengan semangat, etos kerja, melalui sumber mata air terdekat
kesadaran, kerelaan, kemandirian, dengan pipa pralon. Hal tersebut
dan toleransi tanpa menunggu ɺÃÉʶÀ¶Ã¿¶Ê½Áº·¾½ºIJȾºÃ¹¶Ã
bantuan atau belas kasih dari berjangka panjang lebih baik
pihak lain. Dari aksi sosialisasi ketimbang menunggu aksi nyata
tersebut, dapat ditindak lanjut pemerintah dalam menanggulangi
dengan mengadakan pelatihan secara jitu krisis air bersih karena
pengelolahan air bersih, seperti masih terhalang pada sektor
memberdayakan masyarakaat pendanaan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Selain aspek sosial, pendekatan Dengan hasil-hasil perkebunan
melalui aspek lingkungan juga tersebut, tentu dapat
sangat penting untuk diadakan, meningkatkan pendapatan
karena menyangkut kondisi masyarakat sekitar serta
ºÀȾÈɾü¼ºÄ¼Ç¶IJÈ ¶·ÊŶɺà pemasukan pemerintah, sehingga
magelang. Dengan menjaga pengganggaran jaringan PDAM
dan memperbaiki lingkungan dapat terus ditingkatkan,
terutama terhadap sektor sumber coveraged area sanggup untuk
air bersih, degradasi lingkungan memenuhi kebutuhan seluruh
serta bencana alam kekeringan warga kabupaten Magelang. .
tentu dapat ditanggulangi dan Karena pada hakikatnya, kita tidak
diminimalisir sekecil mungkin dapat hidup tanpa keberadaan
bumi beserta sumberdaya
Strategi Agropolitan dengan pola alamnya, sedangkan bumi dapat
penanaman agroferasti menjadi terus hidup dan berputar tanpa
pilihan yang baik dikarenakan keberadaan manusia.
potensi pertanian yang ada
pada Kabupaten Magelang saat
ini. Konsep Agroferasti adalah
perkebunan dengan tanaman
panen produktif, sesuai dengan
ÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈÁ¾Ã¼ÀÊü¶Ã
tersebut. Misalkan dengan kondisi
penurunan kualitas air pada daerah
perbukitan yang gundul dan
rawan erosi, cocok untuk ditanami
pepohonan berakar kuat serta
yang berbuah banyak. Disamping
dapat menahan air pada tanah
tersebut, pepohonan tadi juga
dapat menghasilkan buah yang
dapat dipanen secara periodik.
¨º¹¶Ã¼À¶ÃŶ¹¶ÀÄù¾È¾¼ºÄ¼Ç¶IJÈ
yang sering terjadi kemarau,
dapat dilakukan penanaman
dengan tanaman yang tidak terlalu
membutuhkan air, namun dapat
menghasilkan produksi, semisal
pohon jati.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
GAGASAN
PENGEMBANGAN
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
1 Agropolitan
Pengembangan kawasan pedesaan dan hilir terhadap sektor hulu
sering menyebabkan adanya urban dan hilir yang sudah terjadi, dan
bias yaitu kondisi tersedotnya kesiapan pranata (institusi).
potensi pedesaan ke perkotaan Kondisi ini menjadikan suatu
baik itu manusia, sumber daya keuntungan kompetitif
alam yang mana pada awalnya (competitive advantage) Indonesia
pengembangan ini untuk dibandingkan dengan negara lain
mensejahterakan masyarakat karena kondisi ini sangat sulit
desa (Douglas, 1986). Oleh untuk ditiru (coping) (Porter,
karenanya perlu sebuah solusi 1998). Lebih jauh lagi, mengingat
untuk mengurangi fenomena pengembangan kawasan
tersebut salah satunya dengan agropolitan ini menggunakan
pengembangan agropolitan. potensi lokal, maka konsep ini
Konsep ini mengembangkan sangat mendukung perlindungan
kawasan perdesaan tanpa dan pengembangan budaya sosial
melupakan kawasan perkotaan local (local social culture).
sehingga diharapkan terjadi
1.1 Agrowisata
interaksi yang kuat antara pusat
Agrowisata merupakan kegiatan
kawasan agropolitan dengan
wisata yang terintegrasi dengan
wilayah produksi pertanian dalam
keseluruhan sistem pertanian
sistem kawasan agropolitan.
dan pemanfaatan obyek-obyek
Melalui pendekatan ini, produk
pertanian sebagai obyek wisata,
pertanian dari kawasan produksi
seperti teknologi pertanian
akan diolah terlebih dahulu di
maupun komoditi pertanian
pusat kawasan agropolitan
}ÃÄþÂ
~¢ºÃÊÇÊÉǾIJÃ
sebelum di jual (ekspor) ke pasar
(1992) agrowisata adalah salah
yang lebih luas sehingga nilai
satu bentuk kegiatan wisata yang
tambah tetap berada di kawasan
dilakukan di kawasan pertanian
agropolitan.
yang menyajikan suguhan
Disamping itu, pentingnya pemandangan alam kawasan
pengembangan kawasan pertanian (farmland view) dan
agropolitan di Indonesia aktivitas di dalamnya seperti
diindikasikan oleh ketersediaan persiapan lahan, penanaman,
lahan pertanian dan tenaga kerja pemeliharaan, pemanenan,
yang murah, telah terbentuknya pengolahan hasil panen sampai
kemampuan (skills) dan dalam bentuk siap dipasarkan dan
pengetahuan (knowledge) di bahkan wisatawan dapat membeli
sebagian besar petani, jaringan produk pertanian tersebut sebagai
(network) terhadap sektor hulu oleh-oleh. Agrowisata tersebut
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
ikut melibatkan wisatawan dalam berurutan pada unit lahan yanag
kegiatan-kegiatan pertanian. sama, dan menerapkan cara-cara
pengelolaan yang sesuai dengan
Menurut Tirtawinata dan kebudayaan penduduk setempat”
Fachruddin (1996), prinsip yang (King dan Chandler, 1978). Dalam
harus dipegang dalam sebuah perencanaan ini adapun tujuan
perencanaan agrowisata, yaitu pengembangan Agroforestry antara
sebagai berikut: lain :
a. Pemanfaatan lahan secara
!"# Perencanaan agrowisata sesuai
optimal yang ditujukan kepada
dengan rencana pengembangan
produksi hasil tanaman berupa
wilayah tempat agrowisata itu
kayu dan non kayu secara
berada
berurutan dan/atau bersamaan.
$"# Perencanaan dibuat secara
lengkap, tetapi sesederhana b. Pembangunan hutan secara
mungkin multi funfsi dengan melibatkan
%"# Perencanaan peran serta masyarakat secara
mempertimbangkan tata aktif.
lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat sekitar c. Meningkatkan pendapatan
&"# Perencanaan selaras dengan petani/penduduk miskin
sumberdaya alam, sumberdaya dengan memanfaatkan sumber
manusia, sumber dana dan daya yang tersedia dan
teknik-teknik yang ada meningkatnya kepedulian warga
'"# Perlu dilakukan evaluasi sesuai masyarakat terhadap upaya
dengan perkembangan yang peningkatan kesejahteraan
ada. keluarga miskin di
lingkungannya guna mendukung
1.2 Agro-forestry proses pemantapan ketahan
Menurut International Council pangan masyarakat.
for Research in Agroforetry,
Agro forestry ialah uatu sistem d. Terbinanya kualitas daya
pengelolaan lahan dengan dukung lingkungan bagi
berasaskan kelestarian, yang kepentingan masyarakat luas.
meningkatkan hasil lahan secara
keseluruhan, mengkombinasikan 1.3 Agroindustri
produksi tanamaan (termasuk Agroindustri adalah suatu
tanaman pohon-pohonan) industry yang dalam kegiatannya
dan tanaman hutan dan/atau memproses bahan yang berasal
hewan secara bersamaan atau dari tumbuhan atau hewan melalui
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
proses pengolahan, pengawetan, (# Industri kecil, adalah industry
źüʷ¶½¶ÃIJȾÀźüʷ¶½¶Ã yang dapat memberikan
kimia, pengepakan dan distribusi pengaruh ganda yang
pemasaran (Austin 1992). besar terhadap kehidupan
perekonomian lebih lanjut
Agroindustri dinilai sangat (# Industri hilir, adalah industry
menguntungkn karena dapat yang mengolah bahan baku
mengelola produk pertanian menjadi setengah jadi menjadi
sehingga meningkatkan nilai barang jadi.
tambah. Nilai tambah inilah yang
diharapkan mampu meningkatkan
3 Keterkaitan dengan Isu di
pendapatan suatu wilayah.
Kabupaten Magelang
Selain itu dengan agroindustry,
diharapkan mampu memasok Gagasan pengembangan
kebutuhan gizi masyarakat dan merupakan suatu upaya dalam
memenuhi kebutuhan pangan. mewujudkan suatu wilayah yang
lebih baik. Dengan adanya gagasan
pengembangan berupa agropolitan
2 Industri
dan industry, diharapkan mampu
Strategi peningkatan daya mengurangi masalah masalah
saing di bidang industry pada yang ada di daerah ini. Karena
intinya merupakan upaya kompleksnya suatu permasalahan
merestrukturisasi kegiatan maka diperlukan beberapa
produksi dan distribusi yang dapat strategi untuk mengentasnya.
diarahkan untuk meningkatkan Di Kabupaten Magelang sendiri,
produktivitas dan tumbuhnya ada dua gagasan besar yang
spesialisasi, mengembangkan direncanakan yakni agropolitan
usaha sesuai potensi sumberdaya dan industry yang diharapkan
local dan daya dukung lingkungan mampu mengurangi disparitas
dan sebagai upaya pemerataan suatu wilayah yang mana dari
pendapatan masyarakat. disparitas tersebut memunculkan
anak anak masalah seperti
Industri berdasarkan sifat kemiskinan, rendahnya kualitas
pengolahannya dibedakan menjadi pendidikan, aksesibilitas dan
3 (Adisasmita, 2010): mobilitas yang masih rendah
(# Industry dasar/hulu, adalah hingga masalah kesejahteraan
industry yang mengolah petani yang kurang diperhatikan
sumberdaya alam (SDA) dsb.
sampai menjadi barang
setengah jadi dan barang jadi
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
Gambar 4.1 Skema Gagasan Pengembangan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
mampu menunjang aktivitas ketika memiliki ekonomi yang lebih
pertanian yang ada di wilayah baik maka melanjutkan jenjang
ini sehingga sector pertanian sekolah hingga SMK sehingga
mampu memberi added value SDM akan lebih berkualitas dan
yang lebih banyak. Agroforestry kompetitif. Berkulitasnya manusia
sebagai upaya pelestarian ini diharapkan mampu memberi
lingkungan diharapkan mampu variasi pada aktivitas ekonomi
menjaga homeostatis alam sehingga memberi multiplier effect
dan menciptakan regional yang lebih banyak dan diharapkan
resilience. Sehingga masalah mampu mengurangi kemiskinan
seperti kesulitan memperoleh air yang ada di Kabupaten Magelang.
bersih dapat diselesaikan, baik Selain itu dengan industry
itu dengan cara alam seperti diharapkan mampu meningkatkan
memepertahankan daerah resapan aksesibilitas dan mobilitas
air atau melalui penggunaan transportasi di Kabupaten
teknologi. Selain itu adanya Magelang. Karena aksesibiitas
area area rawan bencana juga transportasi merupakan factor
diharapkan mampu dicari jalan Êɶ¶¹¶Á¶ÂºúÃÉÊÀ¶ÃºIJȾºÃȾ
keluarnya dengan agroforestry industri sehingga diharapkan
ini, sehingga bencana seperti memberi kemudahan akses pula
longsor, banjir dapat diminimalisir bagi masyarakat.
yang tentunya juga didukung
dengan rencana tata ruang yang
berlandaskan lingkungan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada