You are on page 1of 18

7 Langkah Mudah Menyusun Laporan Keuangan.

Kita jadi bisa memahami bahwa proses akuntansi adalah proses yang dimulai dari bukti-bukti
transaksi yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal sampai menjadi
laporan keuangan.

Laporan Keuangan itu berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Modal.

Ada pertanyaan yang sangat menarik dari pembaca setia blog manajemen keuangan.

Penanya adalah seorang mahasiswi akuntansi sebuah perguruan tinggi di Surabaya

Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian yang belum dibayar, sedangkan


barangnya sudah dimasukkan persediaan?, tolong dibantu ya Pak, karena nanti sore
harus sudah dikumpulkan

Bila kita mau mengamati dan ‘sedikit’ berpikir, transaksi tersebut sebenarnya biasa dan
pencatatannya tidak sulit.

Namun sebagaimana hasil tes yang diadakan oleh Andersen Consulting terhadap banyak
profesional, bahwa 90% dari mereka memberikan jawaban yang salah atas pertanyaan-
pertanyaan sangat sederhana, yang anak TK pun bisa menjawabnya.

Nggak apa-apa, orang dewasa kan memang banyak yang dipikirkan

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, yuk kita belajar kembali cara membuat jurnal
akuntansi yang simpel, nggak pakai ribet, cepat dan yang paling penting hasilnya akurat.

Minimal ada 2 (dua) konsep dasar yang harus dipahami agar bisa membuat jurnal akuntansi
dengan benar, yaitu :

Konsep #1. Menguasai konsep dasar Laporan Keuangan

Ada 2 (dua) elemen pokok laporan keuangan yaitu : Neraca dan Laporan Laba Rugi. Neraca
merupakan laporan yang menunjukkann kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.

Sedangkan Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menunjukkan pendapatan dan biaya-
biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu.

Neraca
Ada 3 (tiga) elemen
utama yang menyusun sebuah neraca, yaitu : Aktiva, Utang, dan Modal.

Bentuk susunan dari neraca mengacu pada persamaan akuntansi seperti berikut ini :

Aktiva = Utang + Modal

Penjelasan sederhana dari persamaan tersebut adalah aktiva merupakan investasi di dalam
perusahaan, sedangkan Utang dan Modal merupakan sumber-sumber yang
digunakan untuk investasi tersebut.

Contoh aktiva : kas, persediaan barang, piutang dagang dan surat-surat berharga. Contoh
utang ; utang dagang, utang wesel, utang biaya, taksiran utang pajak.

Sedangkan contoh yang termasuk modal antara lain : modal disetor dan laba ditahan.

Kondisi persamaan tersebut akan terus seimbang.

Kita bisa melihat dari contoh bentuk neraca di atas, jumlah aktiva 40 dan jumlah hutang
ditambah modal juga 40, seimbang kan? kalau tidak seimbang, itu bukan neraca.

Pahami filosofi ini, nggak usah dihafalkan

Sehingga ketika ada sebuah transaksi akuntansi, kita bisa menganalisa dan menggolongkan
transaksi tersebut masuk ke elemen apa : aktiva, utang, atau modal.

Laporan Laba Rugi


Ada 2 (dua) elemen pokok
dalam Laporan Laba Rugi, yaitu : Pendapatan dan Pengeluaran atau biaya-biaya.

Pendapatan bisa berasal dari penjualan jasa maupun produk, sedangkan biaya seperti biaya
administrasi, biaya sewa dan lain-lain.

Selisih antara pendapatan dengan pengeluaran merupakan jumlah laba atau rugi
perusahaan.

Sebagaimana nampak dari contoh bentuk laporan laba rugi di atas, selisih antara pendapatan
dengan beban usaha adalah sebesar Rp. 3.300.514 (laba).

Konsep #2. Menguasai dan memahami Prosedur Pencatatan Jurnal.

Bila konsep #1 sudah dikuasai dan dipahami maka akan lebih mudah untuk menguasai dan
memahami prosedur pencatatan jurnal.

Konsep ini merupakan prosedur untuk menganalisa sebuah transaksi dikategorikan di sisi
KREDIT atau di DEBET.

Sekali lagi saya ingatkan “TIDAK PERLU DIHAFALKAN SEMUA”, namun


“DIPAHAMI FILOSOFINYA”.

Secara umum prosedur pencatatan jurnal adalah sebagai berikut :


Keterangan :

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa ada 3 elemen utama Neraca, yaitu Aktiva, Utang
dan Modal.

Dari gambar di atas, artinya adalah jika nilai AKTIVA bertambah, maka catat di sisi DEBIT,
sebaliknya bila nilai aktiva berkurang maka dicatat di sisi KREDIT.

Pada elemen UTANG, jika nilai utang bertambah, maka catat di sisi KREDIT, sebaliknya
bila nilai utang berkurang maka catat di sisi DEBIT.

Dan pada elemen MODAL, jika nilai modal bertambah, maka catat di sisi KREDIT,
sebaliknya bila nilai Modal berkurang maka catat di sisi DEBIT.

Untuk Laporan Laba Rugi ada 2 elemen utama yaitu Pendapatan dan Biaya.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bila nilai Biaya bertambah, maka catat di sisi DEBIT, sedangkan bila nilai biaya berkurang
maka catat di sisi KREDIT.

Pada elemen PENDAPATAN, bila nilanya berkurang maka catat di sisi DEBIT, sedangkan
bila nilai pendapatan bertambah catat di sisi KREDIT.

Agar lebih mudah dipahami lagi, berikut ini saya buatkan ringkasannya :
Keterangan :

Dari tabel di atas ada dua elemen yang diberi tanda khusus, yaitu AKTIVA / ASET untuk
NERACA dan elemen BIAYA untuk Laporan Laba Rugi.

Hafalkan dan pahami dua elemen itu saja! Sedangkan yang lain kebalikannya.

Bila nilai AKTIVA bertambah maka catat di sisi DEBIT, dan bila nilanya berkurang catat di
sisi KREDIT.

Bila nilai BIAYA bertambah maka catat di sisi DEBIT, dan bila nilai BIAYA berkurang catat
di sisi KREDIT.

Pencatatan elemen yang lain merupakan kebalikan dari kedua elemen tersebut.

Dan agar lebih jelas lagi, yuk kita terapkan untuk menjawab pertanyan dari pembaca blog
ini dengan langkah demi langkahya sebagai berikut :

#1. Lakukan Identifikasi terhadap transaksi tersebut.

Transaksi itu masuk dalam jenis Laporan Keuangan dan elemen apa?

Pembelian barang dagang akan menambah persediaan barang. Sedangkan pembelian itu
belum dibayar, berarti akan menambah utang usaha.

Jadi ada 2 (dua) akun yang terlibat dalam transaksi tersebut, yaitu persediaan barang dan
utang usaha.

Kedua elemen tersebut yaitu persediaan barang dan utang usaha masuk dalam NERACA.

#2. Buat Jurnal Akuntansi-nya

Persediaan barang BERTAMBAH, maka catat di sisi DEBIT (lihat tabel ringkasan).

Utang usaha BERTAMBAH, maka catat di sisi KREDIT (lihat tabel ringkasan).

Sehingga jurnalnya dicatat sebagai berikut :


Tidak sulit kan? Dan sebaiknya tidak dibuat sulit

Demikianlah pembahasan mengenai cara membuat jurnal akuntansi yang benar, mudah,
simpel, dan akurat.

Berdasarkan pengalaman penulis, melalui cara ini kita bisa belajar dengan cepat dan tingkat
akurasi 99%.

Bagaimana menurut Anda?

***

4 Jenis Laporan Keuangan yang Perlu


Dibuat Agar Speedometer Usaha Anda
Akurat
7 Agustus 2016 Wadiyo Akuntansi, Form,Template, dan Tools Keuangan, Manajemen
Keuangan 8
Jenis Laporan Keuangan apa saja yang perlu disusun oleh manajemen perusahaan sebagai
bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola perusahaan?

Sebagaimana sudah kita pahami bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode tertentu.

Laporan keuangan disusun secara periodik. Periode yang sering digunakan adalah tahunan
yang dimulai 01 Januari dan berakhit tanggal 31 Desember. Periode seperti itu biasa disebut
sebagai periode akuntansi atau tahun buku.

Namun demikian, laporan keuangan masih bisa disusun dalam periode waktu yang lebih
pendek misalnya bulanan, triwulan atau kwartal.
Laporan keuangan yang disusun dalam periode yang waktu yang lebih pendek ini disebut
juga sebagai laporan interim.

Sedangkan untuk jenis-jenis laporan yang harus disusun adalah neraca, Laporan Rugi Laba,
Laporan Perubahan Modal dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Pembahasan tentang susunan dan bentuk laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut :

#1. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada periode
tertentu.

Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang di sebut aktiva
dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva atau dengan kata lain aktiva adalah

investasi di dalam perusahaan dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk
investasi tersebut.

Oleh karena itu di neraca bisa dilihat jumlah aktiva akan sama besar dengan jumlah passiva.

Passiva itu terdiri dari dua elemen kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut
Hutang dan kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal.

Pembahasan tentang passiva secara lengkap di artikel ini : Inilah Pengertian Hutang dan
Modal.

Aktiva adalah barang-barang dan hak-hak yang dimiliki perusahaan termasuk biaya-biaya
yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan dan akan dibebankan pada
periode-periode yang akan datang.

Baca juga : Pengertian Aktiva dan Jenis-jenisnya.

Elemen-elemen yang termasuk dalam aktiva adalah kas, tagihan-tagihan, surat-surat berharga
dan pengeluaran-pengeluaran yang akan memberi manfaat di masa yang akan datang,
sehingga pembebanannya juga ditunda seperti aktiva tetap dan hak patent.

Agar pemahaman Anda menjadi utuh, saya sarankan untuk juga membaca artikel tentang 2
Metode Pengelolaan Kas.

Hutang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini
merupakan mewajiban perusahaan yang harus dilunasi.

Cara pelunasan Hutang bermacam-macam, bisa dengan uang ataupun dibayar dengan barang
atau jasa.

Pembahasan lebih detail mengenai Hutang, baca juga : Pengelolaan Hutang.


Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan dalam
perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan perubahan nilai aktiva yang
terjadi karena hasil usaha perusahaan.

Modal ini bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tapi dalam hal likuidasi, para
pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.

Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya
adalah untuk memudahkan analisa. Biasanya aktiva dan Hutang akan dikelompokkan dalam
kelompok lancar dan tidak lancar.

Pengelompokkan seperti ini akan memungkinkan dihitungnya modal kerja perusahaan yaitu
selisih antara aktiva lancar dengan Hutang lancar.

Dan bila ingin mengetahui tentang modal secara lengkap, baca juga : Cara Menyusun
Laporan Perubahan Modal

Bentuk Neraca

Sebenarnya tidak ada keharusan atau ketentuan yang mengharuskan penyajian Neraca dalam
susunan dan bentuk tertentu.

Ketentuan yang ada (PSAK) sebatas hanya mengatur hal-hal yang harus di sajikan dalam
Neraca.

Susunan dan bentuk neraca biasanya mengacu pada kelaziman atau kebiasaan umum.

Bentuk neraca yang sering ditemui dalam praktek adalah :

Bentuk #1. Rekening T

Bentuk ini menyajikan aktiva disusun di bagian kiri dan passiva di bagian kanan. Untuk
urutannya adalah seperti berikut ini :

Aktiva :

Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva Lain-lain
Passiva :

Hutang:
Hutang Lancar:

Hutang Dagang
Hutang Wesel
Uang Muka
Hutang Biaya
Hutang lancar lain-lain

Pendapatan diterima dimuka


Hutang Jangka Panjang
Hutang Lain-lain

Modal:

Modal Saham Beredar


Agio/disagio saham
Modal Penilaian Kembali
Modal Sumbangan
Modal lain-lain
Laba Tidak Dibagi

Berikut ini contoh neraca bentuk rekening T:


Bentuk #2. Laporan T

Bentuk Laporan menyajikan aktiva,

Hutang dan modal disusun dengan urutan ke bawah. Perincian terhadap masing-masing
kelompok aktiva dan passiva dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk
rekening T .

Berikut ini contoh neraca bentuk Laporan:


Di contoh ke-2 neraca disusun dalam jumlah-jumlah kelompok, baik aktiva maupun passiva.

Apabila neraca disusun seperti bentuk di atas, maka perincian dari masing-masing kelompok
akan dibuat sebagai lampiran.

Neraca bentuk laporan dapat juga disusun dengan rinci, tapi cara ini hanya dapat digunakan
apabila pos-pos yang ada dalam neraca tidak terlalu banyak.

Bila pos-posnya banyak akan lebih baik jika rincian masing-masing kelompok dibuat sebagai
lampiran dan neracanya disusun secara garis besarnya saja.

#2. Laporan Rugi Laba

Laporan yang menunjukkan hasil usaha atau pendapatan dan biaya-biaya selama dari suatu
unit usaha satu periode akuntansi.

Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya yang dikeluarkan merupakan laba yang
diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

Laporan rugi laba juga menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga merupakan
tali penghubung dua neraca yang berurutan.

Jadi Laporan rugi laba adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu
periode akuntansi.

Ada beberapa istilah penting yang digunakan dalam laporan rugi laba, untuk penjelasan
definisi-definisinya Anda bisa membacanya dalam artikel: Inilah 6 Istilah Populer dalam
Laporan Keuangan-Laba Rugi.

Susunan Laporan Laba Rugi

Urutan yang biasa dibuat dalam laporan rugi laba bentuk urutan ke bawah (stafel) adalah
sebagai berikut :

Urutan #1. Hasil Penjualan atau Pendapatan

Menunjukkan jumlah hasil penjualan selama periode tertentu dikurangi retur penjualan dan
potongan penjualan. Hasil penjualan adalah harga jual kali kuantitas yang dijual.

Sehingga di dalamnya tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Biaya pengiriman yang ditanggung oleh pembeli tidak termasuk dalam hasil penjualan.

Urutan #2. Harga Pokok Penjualan


Menunjukkan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang
bersangkutan,

Jika barang yang dijual berasal dari pembelian, maka harga pokok penjualan adalah harga
beli kali kuantitas barang yang dijual.

Bila barang yang dijual berasal dari hasil produksi sendiri, maka terlebih dahulu harus
dihitung harga pokok produksinya.

Harga pokok penjualannya adalah harga pokok produksi ditambah harga pokok persediaan
barang jadi awal periode dan dikurangi harga pokok persediaan barang jadi akhir periode.

Untuk lebih jelasnya Anda bisa membaca artikel 10 Cara Menghitung HPP.

Urutan #3. Biaya-biaya Usaha

Biaya-biaya usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

 Biaya Penjualan : Gaji dan komisi bagian penjualan, iklan, depresiasi aktiva penjualan
 Biaya Administrasi dan Umum : Gaji staf kantor, depresiasi aktiva kantor

Urutan #4. Pendapatan dan Biaya Lain

Menunjukkan pendapatan dan biaya yang sering terjadi dan yang merupakan tanggungjawab
manajer keuangan.

Pendapatan lain-lain antara lain : pendapatan bunga, dividen, sewa dan fee. Biaya lain-lain
antara lain : biaya bunga dan biaya yang terjadi karena usaha untuk mendapatkan pendapatan
lain.

Bentuk Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk yaitu :

Bentuk #1. Bertahap (Multiple Step)

Bentuk Laporan Rugi Laba di mana kelompok biaya dan pendapatan disusun dalam urutan
tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

 Laba bruto: hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.


 Pendapatan bersih : laba bruto dikurangi biaya usaha.
 Pendapatan bersih sebelum pajak : pendapatan bersih ditambah pendapatan lain dan
dikurangi biaya lain.
 Pendapatan bersih setelah pajak :pendapatan bersih sebelum pajak dikurangi pajak
penghasilan.

Contoh Laporan Laba Rugi all inclusive – multiple step:


Contoh laporan rugi laba di atas adalah untuk perusahaan dagang.

Tidak ada biaya produksi, perusahaan tersebut membeli barang dan menjualnya kembali
dalam bentuk yang sama.
Untuk perusahaan manufacturing ada sedikit perbedaan dibagian harga pokok penjualan.

Contoh cara menyusun harga pokok penjualan (HPP) dalam laporan rugi laba perusahaan
manufacturing adalah sebagai berikut :

Bentuk #2. Single Step

Bentuk single step tidak melakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya, tapi hanya
memisahkan antara :

 Pendapatan dan Laba


 Biaya dan kerugian

Contoh Laporan Rugi Laba all inclusive – single step:


Dalam laporan rugi laba single step di atas disusun hanya jumlah-jumlahnya saja dan
merupakan suatu ringkasan. Rincian masing-masing elemen dicantumkan dalam sebuah
lampiran.

#3. Laporan Perubahan Modal

Pembahasan detail dan rinci sudah saya bahas dalam artikel : Laporan Perubahan Modal.
Bila anda belum membacanya saya menyarankan untuk membacanya.

Belum membaca artikel tersebut, saya sarankan untuk segera membacanya.

#4. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (statement of changes in financial


position)

Fungsi dari Laporan Perubahan Posisi Keuangan adalah sebagai berikut :


 Meringkas kegiatan pembelanjaan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan,
termasuk jumlah dana yang dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan dalam periode
yang bersangkutan.
 Melengkapi penjelasan tentang perubahan-perubahan posisi keuangan selama periode
yang berangkutan.

Bentuk dan Susunan Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Laporan Perubahan Posisi Keuangan dapat disusun berdasarkan perubahan kas dan
persamaannya, atau dapat juga berdasarkan perubahan-perubahan dalam modal kerja neto
(net working capital) yaitu aktiva lancar dikurangi Hutang lancar.

Bila dasarnya adalah perubahan-perubahan dalam modal kerja neto maka disebut all financial
recources concept.

Walaupun laporan ini didasarkan pada perubahan dalam modal kerja neto, aktivitas
pembelanjaan dan investasi yang penting harus ditunjukkan meskipun tidak mempengaruhi
modal kerja.

Contoh transaksi yang tidak mempengaruhi modal kerja: pertukaran aktiva tetap, konversi
Hutang menjadi modal saham dan pengeluaran saham untuk membeli aktiva tetap.

Berikut ini contoh Laporan Perubahan Posisi Keuangan:


Demikian pembahasan lengkap tentang jenis-jenis Laporan Keuangan.

Ini penting karena tingkat keakuratan sebuah laporan keuangan akan menjadi dasar untuk
menentukan keputusan-keputusan penting bagi perjalanan bisnis sebuah perusahaan.

Selain itu, sebuah Laporan Keuangan adalah laksana sebuah speedometer yang akan menjadi
sarana kontrol bagi manajemen, pemilik perusahaan dan investor.

Lalu bagaimana bila laporan keuangan yang disusun tidak akurat atau salah!

Bagaimana dengan Laporan Keuangan usaha Anda?

**

You might also like