You are on page 1of 4

 VAGINITIS

A. Definisi
Merupakan infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina
atau melalui perineum, yang disebabkan oleh vaginisis bakterial, kandidiasis/
trikomoniasis vulvo vaginal, dan zat yang bersifat iritatif (mengganggu). Permukaan
mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi
pada umumnya infeksi tinggal terbatas. (Wiknjosastro, 2007).

B. Etiologi
Vaginitis dapat disebabkan oleh :
 Infeksi
 Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
 Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan
wanita hamil serta pemakai antibiotic.
 Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
 Virus (misalnya HPV dan Herpes)
 Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan
spons, pembilas vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak
berpori dan tidak menyerap keringat.
 Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.
 Perubahan hormonal.

C. Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein,
streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam
simbiosis diantara mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman
seperti streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang biak,
timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, stress dan
hormone dapat merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan organism
pathogen tumbuh. Pada vaginosis bacterial dipercayai bahwa beberapa kejadian yang
provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroksida yang diproduksi C. acidophilus
organism. Hasil dari perubahan pH yang terjadi memungkinkan perkembangbiakan
berbagai organism yang biasanya ditekan pertumbuhannya seperti G. vaginalis,
M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine,
yang akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel vagina.
Amine inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis
bacterial dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina, seperti
peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan dan tingkat progesterone karena
kontrasepsi oral memperkuat penempelan C.albikans ke sel epitel vagina dan
memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan ini dapat mentransformasi kondisi
kolonissi organism yang asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada
pasien dengan trikomoniasis perubahan tingkat estrogen dan progesterone
sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen dapat memperkuat
pertumbuhan dan virulensi trikomonas vaginalis.

D. Tanda dan Gejala


Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari
vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau
disertai gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal
dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan
atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-
abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual
atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi
penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva
terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada
vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan
kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan
wanita yang mengkonsumsi antibiotik.Infeksi karena Trichomonas vaginalis
menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan
dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.

Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh
kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa
menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal
atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia
maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah
lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes
atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu
kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

E. Jenis-jenis vaginitis
- Vaginitis trichomonas vaginalis
Infeksi ini disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai bentuk
kecil, berambut getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya : terdapat keputihan
encer sampai kental, warna kekuning-kuningan, terasa gatal dan terasa membakar,
berbau, ada bintik pada dinding vagina.
- Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans. Vaginitis kandidiasis
sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala
vaginitis kandidiasis antara lain : terdapat keputihan kental bergumpal, terasa
sangat gatal dan mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran
putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan.

F. Diagnosis
- Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan
karakteristik cairan yang keluar dari vagina
- Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap smear
- Apabila kecurigaan kemungkinan adalah jamur periksa cairan vagina dengan
KOH 10 – 40 % dilihat secara mikroskopis
- Pemeriksaan hapusan / swab vagina dengan pewarnaan untuk ,mengetahui jenis
bakteri
- pada pemeriksaan di bawah mikroskop, > 20% sel epitel vagina adalah sel ”clue”
(sel dengan batas tidak jelas, dotted with bacteria)
- sekret berwarna abu-abu seperti susu, homogen, sekret kental/menempel

G.

You might also like