You are on page 1of 10

HIDROCEPHALUS

I. Pengertian.
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang
dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular. Ketika produksi
CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem
Ventricular.
II. Penyebab.
Penyebab dari hidrosefalus adalah :
· Kelaianan bawahan( Konginetal )
· Infeksi
· Neoplasma
· Perdarahan.
III. Macam-macam hidrosefalus
· Hidrosefalus Non Komunikan ( Tipe tak berhubungan ):
Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebro spinal.
· Hidrosefalus Komunikan( Tipe berhubungan ) :
Kegagalan absobsi cairan serebro spinal.
IV. Patofisiologi.
· Penyumbatan aliran CCS dalam sisstem ventrikel dan tempat absobsi
dalam rongga subaracnoid dilatasi ruangan CSS diatasnya ( Foramen Monroi, foramen
luschka dan magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) pembentukan CSS yang
berlebihan dan kecepatan absorsi yang normal Hidrosefalus.
I. Pengkajian.
A. Anamnesa.
1. Insiden : kelaliran denga hidrosefalus terjadi pada 5,8 bayi dai 10.000 kelahiran
hidup
· Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 bayi dari 1000 kelahiran
hidup
· Type hidrosefalus obstruksi terdapat 99 % kasus pada anak-anak.
2. Riwayat kesehatan masa lalu:
· Terutama adanya riwayat luka / trauma dikepala atau infeksi di sebral
3. Riwayat kahamilan dan persalinan :
· Kelahiran yang prematur
· Neonatal meningitis
· Perdarahan subaracnoid
· Infeksi intra uterin
· Perdarahan perinatal,trauma/cidera persalinan.
B. Pemeriksaan Fisik
· Biasanya adanya myelomeningocele, penguran lingkar kepala (Occipitifrontal)
· Pada hidrosefalus didapatkan :
v Tanda – tanda awal :
o Mata juling
o Sakit kepala
o Lekas marah
o Lesu
o Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o Mual dan muntah yang proyektil
o Melihat kembar
o Ataksia
o Perkembangan yang berlangsung lambat
o Pupil oedema
o Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o Biasanya diikuti : perubahan tingkat kesadaran, opistotonus dan spastik
pada ekstremitas bawah
o Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o Gangguan cardio pulmoner
v Tanda-tanda selanjutnya :
o Nyeri kepala kepala diikuti dengan muntah-muntah
o Pupil oedema
o Strabismus
o Peningkatan tekanan darah
o Heart lambat
o Gangguan respirasi
o Kejang
o Letargi
o Muntah
o Tanda-tanda ekstrapiramidal/ ataksia
o Lekas marah
o Lesu
o Apatis
o Kebingungan
o Sering kali inkoheren
o Kebutaaan
C. Pemeriksaan Penunjang.
§ Skan temograsfi komputer ( CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel
dan membantui dalam memgidentifikasi kemungkinan penyebabnya(
Neoplasma, kista,malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial )
§ Fungsi ventrikel kadang digunakan untiuk menukur tekanan intra kranial
menghilangkan cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk
pengulangan pengaliran).
§ EEG : untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
§ Transluminasi : Untuk mengetahui apakah adanya kelainan dalam kepala
§ MRI : ( Magnetik resonance imaging ) : memberi informasi mengenai stuktur
otak tanpa kena radiasi
C. Penatalaksanaan Medis.
Pasang parau untuk mengeluarkjan kelebihan CSS dari ventrikel lateral kebagian
ekstrakranial ( biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak atau atrium pada
remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi
Diagnosa keperawatan, Intervensi dan rasional.
No Diagnosa Tujuan /kriteria Intervensi Rasional
. Keperawatan hasil
1. Potensial Tidak terjadi  Kaji kulit  Untuk
2. terhadap gangguan kepala setiap 2 memantau
3. perubahan integritas kulit jam dan keadaan
integritas kulit dengan kriteria monitor integumen
kepala b/d : terhadap area kulit secara
ketidakmampua Kulit utuh, yang tertekan dini.
n bayi dalam bersih dan  Ubah posisi
 Untuk
mengerakan kering. tiap 2 jam dapat
meningkatkan
kepala akibata Keluarga dipertimbangka
sirkulasi kulit.
peningkatan menerima n untuk
ukuran dan keadaan mengubaha  Linen dapat
berat kepala anaknya, kepala tiap jam. menyerap
Perubahan mampu  Hindari tidak keringat
fungsi menjelaskan adanya linen sehingga kulit
keluargab/d keadaan pada temap[t tetap kering
situasi krisis ( penderita tidur  Untuk
anak dalam dengan kriteria  Baringkan mengurangi
catat fisik ) : kepala pada tekanan yang
Resiko tinggi – Keluarga bantal karet menyebabkan
terjadi cidera berpartisipas busa atau stess mekanik.
b/d peningkatan i dalam menggunakan
 Jaringan akan
tekanan intra merawat tempat tidur air
mudah
kranial anaknya dan jika mungkin.
nekrosis bila
secra verbal  Berikan nutrisi
kalori dan
keluarga sesuai
protein
dapat kebutuhan.
kurang.
mengerti
 Jelaskan secara
tentang
 Pengetahuan
rinci tentang
penyakit
dapat
kondisi
anaknya.
mempersiapka
penderita,
Tidak terjadi
n keluarga
prosedur, terapi
peningkatan
dalam
dan
TIK dengan
merawat
prognosanya.
kriteria :
penderita.
 Ulangi
– Tanda vital
penjelasan
norma, pola  Keluarga
tersebut bila
nafas efektif, dapat
perlu dengan
reflek cahaya menerima
contoh bila
positif,tidak seluruh
keluarga belum
tejadi gangguan informasi agar
mengerti
kesadaran, tidak
 Klarifikasi
tidak muntah
kesalahan
dan tidak asumsi dan menimbulkan
kejang. misskonsepsi salah persepsi
 Berikan
 Untuk
kesempatan
menghindari
keluarga untuk
salah persepsi
bertanya.
 Observasi ketat
 Keluarga
tanda-tanda
dapat
peningkatan
mengemukaka
TIK
n perasaannya.
 Tentukan skala
coma  Untuk
mengetahui
 Hindari
secara dini
pemasangan
peningkatan
infus dikepala
TIK
 Hindari sedasi
 Penurunan
 Jangan sekali-
keasadaran
kali memijat
menandakakan
atau memopa
adanya
shunt untuk
peningkatan
memeriksa
TIK
fungsinya
 Mencegah
terjadi infeksi
 Ajari keluarga
sistemik
mengenai
tanda-tanda
 Karena tingkat
peningkatan
kesadaran
TIK
merupakan
indikator
peningkatan
TIK
 Dapat
mengakibatan
sumbatan
sehingga terjdi
nyeri kepala
karena
peningkatan
CSS atau
obtruksi pada
ujung kateter
diperitonial
 Keluarga
dapat
berpatisipasi
dalam
perawatan
anak dengan
hidrosefalus.

Asuhan Keperawatan Anak J E dengan Hidrosephalus


Di IRD Lt. I RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 9 April 2002
I. Pengkajian.
A. Identitas. Penanggung jawab
Nama : Anak J E Nama : J H
Umur : 4 tahun Umur : 40 th
Suku bangsa : Jawa / Indonesia Suku bangsa : sda
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA
Alamat : Genangan Bandungan Surabaya sda
B. Riwayat Penyakit.
Riwayat penyakit sebelumnya:
Menurut pengakuan orang tua sejak 4 bulan yang lalu anaknya pernah panas kemudian
disertai mual dan kejang-kejang serta terlihat kepala anaknya mulai membesar kemudian
oleh keluarga anaknya diantar ke wat di RSUD Madiun kemudian dirawat selama 7
hari dan pulang paksa dalam keadaan tidak sadar.
C. Riwayat penyakit sekarang.
Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya tanggal9 April
2002 Jam 09.00 WIB dalam keadaan tidak sadar ( apatis ) ,muntah tidak proyektil, suhu
tubuh meningkat dari normal ( 38 C ), keadaan umum lemah, paralisa.
D. Pemeriksaan fisik per sistem tubuh.
1. Sistem Pernafasan.
Pada pengkajian sistem pernafasan tidak ditemukan adanya kelainan baik saat
inspirasi maupun ekspirsi.
2. Sistem kardiovaskuler
Tidak ditemukan adanya kelainan
3. Sistem persarafan.
1) Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial
o Data obyektif : Tidak sadar, panas( 38 C), muntah tanpa proyektil, strabismus.
serta gelisah,paralisa.
o Data Subyektif : Orangnya mengatakan anaknya tidak sadar ,muntah tubuhnya
panas.
2) Rencana tindakan.
Tujuan :
Tidak terjadi peningkatan tekanan intra kranial dengan kriteria :
Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial ( mual,
muntah, kejang, gelisah ).
3) Tindakan keperawatan :
· Observasi ketat tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.
Rasional :
Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK
· Tentukan skala tingkat kesadaran
Rasional :
Menurunnya kesadaran menunjukkan adanya tanda-tanda adanya peningkatan
TIK.
· Ajari keluarga mengenai tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial
Rasional :
Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan anaknya.
· Kolaborasi
Rasional :
Dapat mencegah atau mempercepat proses penyebuhan penyakit.
4) Evaluasi
S : Orang tua mengatakan anaknya belum sadar
O : kesadaran apatis, tidak ada mual dan muntah,tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana
Diagnosa keperawatan no.2
Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kerusakan kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan
Data obyektif: Peningkatan ukuran lingkar kepala yang
abnormal,paralisa,bedres total.
Data subyektif: Orang tua mengatakan anaknya tidak dapat melakukan
aktivitas seperti anak normal lainnya.
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Tindakan keperawatan:
· Observasi tanda dan gejala gangguan perkembangan secara dini
Rasional :
Akan mengetahui secara dini kelainan atau penyimpangan darikeadaan
normal.
· Kolaborasi untuk tindakan pembedahan
Membantu mempercepatan proses penyembuhan.
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya tidak dapat beraktifitas seperti biasa
O : Anak dalam keadaan bedres total, kepala membesar.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan sesuai rencana( persiapan tindakan operasi )
4. Sistem Perkemihan.
Tidak ditemukan adanya masalah atau kelainan,namun dalam keadaan
sekarang pasien dalam keadaan apatis sehingga kebiasaan BAK dan BAB tidak
dapat terkontrol.
Diagnosa keperawatan :
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskular
Data obyektif : Pasien BAB dan BAK diatas tempat tidur, Paralisa
Data Subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak dapat bangun dari tempat
tidurnya.
Tujuan :
Perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Tindakan keperawatan :
· Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari-
hari
Rasional
Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan pemenuhan kebutuhan
secara individual.
· Identifikasikasi kebiasaan BAB dan BAK sebelumnya
Rasional :
Mengkaji perkembangan program latihan.
· Libatkan keluarga dalam perawatan
Rasional :
Keluarga memahami tentang pentingnya pemenuhan BAB dan Bak dalam
perawatan.
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya BAK dan BAB selalu dibantu
O : Pasien dalam keadaan bedres total
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana.
5) Sistem Pencernaan.
Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan muntah
sekunder akibat peningkatan TIK
Data Obyektif: Pasien muntah, kesadaran apatis,terpasang infus RL 16 x/menit,
bibir tampak kering.
Data subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak mau minum sejak 2hari yang
lalu.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan kriteria :
Pasien tidak haus, mau minum, bibir tidak kering.
Tindakan keperawatan:
· Observasi ketat intake dan output
Rasional :
Menentukan data dasar dari pada cairan tubuh.
· Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
Rasional :
Mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi
· Berikan cairan infus sesuai pesanan
Rasional
Mempertahan volume sirkulasi cairan dalam tubuh
Evaluasi
S : Orang mengatakan anaknya muntah-muntah sejak jam 05.00 tanggal 9-4-2002
O : Pasien terpasang infus RL 16 x/menit makro, panas ( 38 C), bibir tampak kering
A : Masalah teratasi
P : Dilanjutkan sesuai rencana

Daftar Pustaka
Whaley and Wong ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis : Mosby year
Book
Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta
Lynda Juall Carpenito, ( 2000) Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC, Jakarta
Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta
Halminto,MP, ( 1995 ), Dasar- dasar keperawatan maternitas, Ed. VI, EGC, Jakarta

You might also like