Professional Documents
Culture Documents
No. Register :
Tgl Masuk : 12–2 - 2008
Tgl Pengkajian : 12–2-2008
Nama Pengkaji : Novia Sarmiati
1
- Usaha klien untuk mengatasi keluhan : istirahat ditempat tidur sambil menarik
nafas panjang dan mengelus-elus perut dan pinggangnya.
5. Riwayat reproduksi
a. Riwayat haid :
- Menarche : 14 Thn
- Siklus haid : 28-30 hari
- Durasi haid : 7 hari
- Perlangsungan haid normal.
b. Riwayat obstetric
1. Kehamilan,Persalinan dan nifas lalu.
Kehamilan Perlangsungan Nifas
Ke Tahun Umur Jenis Pe – Perlang- BB KU Perlangsu Lama
(Mgg) Persalina nolong sungan Bayi Ibu/ ngan Menyu
n By sui
I 2003 40 Spontan Bidan Normal 3000 gr. baik Normal 1 Thn
2. Kehamilan sekarang
2
a. GII PI A0
b. HPHT : 4- 5-2007. TP : 11 – 2 – 2008
c. Pergerakan janin dirasakan sejak umur kehamilan 20 minggu
dirasakan pada area abdomen sebelah kanan.
d. Sejak amenore
- Tidak ada spooting / bleeding
- Sakit kepala / pusing kadang-kadang timbul pada trimester I.
- Mual / muntah pada trimester 1.
c.Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat infertilitas dan infeksi alat reproduksi.
d. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik yang 3 bulan.
3
1.2).Nafsu makan – berkurang karena rasa sakit yang dirasakan.
1 3). Masalah dengan gigi / mengunyah : tidak ada.
1.4). Makanan yang paling disenangi : tidak ada.
1.5). Makanan yang dipantang : tidak ada.
1.6). Kebutuhan minuman / cairan : 6-8 gelas / hari
1.7). Perubahan lain tidak ada.
4
Perubahan selama Inpartu :
- Ibu belum melakukan kebersihan dirinya sendiri.
4. Kebutuhan istirahat / tidur
Kebiasaan :
4.1. Istirahat / tidur siang : 2 jam ( jam 13.00-jam 15.00 wita )
4.2. Istirahat / tidur malam : 8 jam ( jam 21.00-jam 05.00 wita )
4.3. Pekerjaan rumah tangga dan merawat anak dibantu oleh keluarga.
7. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum :
a.1. Penampilan ibu : baik
a.2. Kesadaran : Composmentis:
a.3. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 130/100 mmHg.
- Denyut Nadi : 80 kali / menit
- Temperatur : 36,5ºc
- Respirasi : 20 kali / menit.
a.4. Inspeksi kepala dan rambut :
- Rambut hitam, ikal dan panjang.
- Rambut tampak bersih.
a.5. Inspeksi wajah / muka :
- tidak ada oedema pada wajah
- Ekspresi wajah tampak meringis.
a.6. Inspeksi mata :
- Mata tampak bersih dan tidak ada secret.
- Sklera mata tidak ikterus.
- Konjungtiva tidak pucat.
5
- Simetris kiri dan kanan.
- Tidak ada secret.
- Tidak ada Epitaksis.
a.8. Inspeksi gigi dan mulut.
- Gigi utuh dan mulut tampak bersih.
- Tidak ada caries pada gigi.
- Tidak ada pembengkakan gusi.
a.9. Inspeksi Telinga.
- Tampak bersih dan tidak ada sekret.
a.10. Inspeksi / palpasi leher.
- Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
- Tidak ada pembesaran vena jugularis
a.11. Inspeksi / palpasi dan Auskultasi dada dan perut.
1. Payudara
- Simetris antara kiri dan kanan.
- Puting susu menonjol
- Keadaan areola hyperpigmentasi
- Kolostrum belum ada.
- Payudara teraba hangat.
2. Abdomen
- Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
- Bentuk bulat
- Tampak striae albicans.
- Teraba pergerakan janin.
- TFU 3jari bawah prosus-sipoideus.
- Tampak gerakan janin.
6
- Tampak ada pengeluaran lender + darah.
- Tidak ada oedema dan varices pada vagina.
a.13. Inspeksi dan palpasi tungkai bawah.
- Simetris kiri dan kanan.
- Tidak ada varises pada tungkao bawah.
7
- Penurunan kepala H II.
- Presentase kepala.
- Pembukaan servix 7-8 cm. dan arkus pubis tidak menonjol
- Kesan panggul normal.
- Pengeluaran lendir campur darah
1. GII PI A0.
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan hamil yang kedua kalinya
- Ibu mengatakan tidak pernah abortus..
DO: - Tonus otot perut tidak tegang.
8
- Tampak striae albicans dan striae livide.
3. Punggung kiri
9
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan janin bergerak pada area abdomen sebelah kanan.
DO: - Pada Leopold II : Teraba punggung sebelah kiri perut ibu.
4. Presentase kepala
Dasar :
DS : -
DO : Leopod I : pada fundus teraba bokong.
Leopold II : bagian terendah dari janin teraba kepala. Turunnya
kepala 2/5.
10
Pada pemeriksaan dalam, kepala berada pada bidang yang sama dengan pintu
atas panggul (PAP), yaitu bidang yang dibentuk oleh lingkaran pintu atas
panggul dengan bagian atas simphisis dan promontorium. (Sarwono
Prawirohardjo 2005).
7. Kehamilan Tunggal
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan pergerakan janin dirasakan pada Area abdomen
sebelah kiri.
DO : - DJJ terdengar pada kuadran kiri bawah
- Pada pemeriksaan Leopold hanya teraba 2 bagian besar janin.
11
Pada periksaan Leopold hanya teraba 2 bagian besar janin dan pada
auskultasi DJJ hanya terdengar pada salah satu sisi yaitu pada kuadran kiri
bawah, itu menandakan janin tunggal
8. Janin Hidup
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan janin bergerak sejak umur kehamilan 20 minggu.
DO : - DJJ terdengar pada kuadran kiri bawah .
- Tampak adanya pergerakan janin pada dinding abdomen.
12
Dasar :
DS : - Ibu mengeluh mules sejak tanggal, 12 – 2– 2008 jam 10.10. Wita.
- Nyeri perut tembus belakang disertai pelepasan lendir + darah.
DO : - Pada VT pembukaan 7-8cm, porsio tipis, dan ketuban (+) kepala H
II.
13
Tujuan :
- Kala I fase aktif berlangsung normal
- Kondisi ibu dan janin tetap dalam batas normal
- Ibu mendapat dukungan psikologis dari keluarga dan petugas
- Ibu dapat beradaptasi terhadap keluhan yang dirasakan.
Kriteria keberhasilan :
- Pembukaan lengkap
- Penurunan kepala hodge IV
- Kontraksi uterus adekuat 4 – 5 x dalam 10 menit, durasi 50/
detik.
- DJJ kuat dan teratur 120 – 150 x / menit.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal :
TD : 120/80 – 120/90 mmHg, N : 80 x / menit,
P : 20 x / menit, S : 36 – 37 ° c
RENCANA ASUHAN :
1. Ucapkan salam
Rasional :
Dengan menyapa ibu dapat terjalin hubungan baik, sehingga ibu mau
menerima keberadan kita.
14
Rasional :
Tanda-tanda vital dan DJJ merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin baik atau buruk.
5. Kaji kontraksi uterus ( HIS ) dan bila ada his, observasi setiap 30 menit.
Rasional :
Adanya kontraksi uterus yang baik dapat menggambarkan kemajuan
persalinan baik.
15
8. Anjarkan pada ibu untuk mengedan yang baik dan benar saat ada his bila
pembukaan sudah lengkap dan penurunan kepala H.IV
Rasional :
His dan proses mengedan yang baik dan benar, berguna untuk proses
persalinan.
10. Mengingatkan ibu untuk selalu mengingat / mendekatkan diri kepada tuhan
Rasional :
Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dapat membuat ibu lebih sadar dan
tenang dalam menghadapi persalinannya.
16
Dengan hasil : TD : 130/100 mmHg,
N : 80 x / menit,
S : 36,5° c
P : 20 x/menit.
4. Pilih posisi yang nyaman : ibu memilih posisi yang nyaman untuk dirinya.
5. kaji kontraksi uterus dan observasi his bila ada dengan hasil : His (+) 3x dalam
10 menit durasi 30 detik.
6. upayakan tindakan untuk mengurangi respon sakit dan melakukan masase pada
daerah yang sakit. : Iu menyetujui.
7. Ajarkan ibu untuk relaksasi / pengaturan nafas panjang.: Ibu menyetujui dan
mengikuti saran bidan.
8. Ajarkan pada ibu untuk mengedan yang baik dan benar pada saat His. : Ibu
mengikuti saran bidan.
9. Mengingatkan pada ibu untuk selalu mengingat / mendekatkan diri pada
tuhan. : Ibu selalu berdo’a.
17
- Penurunan kepala H II
- Kesan panggul normal.
- Tidak ada molase
18
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KALA I
( SOAP )
19
- Pemerikasaan Leopold :
Leopold I : TFU 3 jbpx,
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : presentase kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 2/5
- Tonus otot perut tegang
- Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
- Ada kontraksi uterus.
- DJJ 130 x / menit
- Ada pengeluaran lender campur darah
- Pemeriksaan dalam (VT) Tanggal 12 – 2 – 2008 , Jam 10.10
wita :
- Dinding vagina tidak ada kelainan
- Dilatasi serviks 7-8 cm
- Porsio tipis
- Presentase kepala
- Penurunan kepala H II
- Tidak ada moulase dan kesan panggul normal.
- Ibu di dampingi oleh suami.
Assesment ( A )
G II , PI , A 0 , Umur kehamilan 39 minggu, Punggung kiri , Presentase kepala
, Penurunan kepala HIII, Kehamilan intra uterine , Tunggal , Janin hidup , KU ibu dan
janin baik, Inpartu kala I fase aktif dengan nyeri perut tembus belakang, disertai
dengan pengeluaran lender campur darah.
20
Planning ( P )
1. Mengucapkan salam pada ibu : ibu menyambut dengan baik.
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.: Ibu mengerti dan
menyetujui.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital:
: TD : 130/100 mmHg,
N : 80 x / menit,
S : 36,5° c
P : 20 x/menit.
4. Pilih posisi yang nyaman : ibu memilih posisi baring kek kiri.
5. kaji kontraksi uterus dan observasi his bila ada dengan hasil : His (+) 3x
dalam 10 menit durasi 40 detik.
6. upayakan tindakan untuk mengurangi respon sakit dan melakukan
masase pada daerah yang sakit. : Ibu menyetujui.
7. Ajarkan ibu untuk relaksasi / pengaturan nafas panjang.: Ibu menyetujui
dan mengikuti saran bidan.
8. Ajarkan pada ibu untuk mengedan yang baik dan benar pada saat His. :
Ibu mengikuti saran bidan.
9. Mengingatkan pada ibu untuk selalu mengingat / mendekatkan diri pada
tuhan. : Ibu selalu berdo’a.
10. Mendokumentasikan tentang informasi hasil kemajuan persalinan pada
partograf.
21
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA II
PERSALINAN
2. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum Ibu baik
- Pembukaan serviks 10 cm
- Portio tidak teraba
- Penurunan kepala H IV
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit durasi 50 detik
- DJJ 130 x / menit , kuat dan teratur
- Tanda-tanda vital , TD : 130 / 100 mmHg, N : 80 x / menit, S
: 36,5 ° c , P : 20 x / menit
- Vulva dan anus membuka.
- Perineum menonjol.
KALA II ( PENGELUARAN )
- Awal kala II : Jam 17.00 wita
- Kontraksi uterus 5 x dalam 10 menit, durasi 50 detik
- Tehnik mengedan :
“Ibu dalam posisi setengah duduk, kedua tangan
merangkul kedua paha, dagu menempel di dada, bokong
tidak boleh diangkat, jika ada his ibu boleh / dapat
22
meneran sedalam mungkin dan dipertahankan bila his
berhenti ibu dapat istirahat, makan dan minum, dan
meneran lagi jika ada his.
- KU ibu baik
- Bayi lahir jam 17.10 wita
- Keadaan bayi :
Apgar skor menit 1 – menit 5 : 7 / 8.
Jenis kelamin perempuan.
BB / PB : 3200 Gram / 50 cm
Tidak ada kelainan kongenital
- Perdarahan Kala II ± 100 cc
- Lamanya kala II : ± 10 menit
- Perlangsungan kala II : Normal.
1. Inpartu kala II
Dasar :
DS : - Ibu merasakan ingin meneran
- Ibu merasakan ingin BAB
- Ibu merasakan sakitnya bertambah.
23
Analisis dan Interpretasi
His yang sempurna membuat dinding korpus yang terdiri atas otot-
otot menjadi lemah, lebih tebal dan lebih pendek sedangkan bagian bawah
uterus dan serviks yang mengandung sedikit otot dan banyak mengandung
jaringan kolagen akan mudah tertarik dan menjadi tipis dan membuka dan
tekanan dari air ketuban dan pada permulaan kala I dan kepala janin makin
masuk kerongga panggul mengadakan tekanan pada serviks hingga pembukaan
menjadi lengkap.
Pada saat ibu mengedan menambah kekuatan uterus yang sudah optimal itu
dengan mengadakan kontraksi diafragma dan dinding otot abdomen, sehingga
kepala janin didorong membuka diafragma pelvis dan vulva, dan bayi lahir
dalam presentase belakang kepala. ( Sarwono Prawirohardjo, 2002 )
24
LANGKAG IV. EVALUASI TINDAKAN SEGRA / KOLABORASI
Tujuan :
- Keadaan umum ibu baik
- Kala II berlangsung Normal
- Tidak terjadi partus macet
- Bayi lahir spontan tanpa trauma, Aspiksia dan Hipotermi.
Kriteria :
- Tanda-tanda vital normal :
TD : 120/80 mmHg ,
N : 60 – 80 x / menit
P : 16 – 24 x / menit
S : 37 – 37,6 ° C
- Kala II tidak lebih dari 1 jam
- Bayi lahir spontan dan langsung menangis .
- Tidak terjadi perdarahan.
Rencana Tindakan :
1. Pastikan adanya tanda gejala kala II
Rasional :
Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II, pada saat ada his ibu sudah
dapat dianjurkan mengedan.
25
2. Pastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan
Rasional :
Kelengkapan bahan, alat dan obat-obatan dalam proses persalinan akan
memperlancar jalannya proses persalinan.
3. Siapkan ibu dan diri untuk menolong
Rasional :
Dengan menggunakan celemek dapat melindungi tubuh penolong dari
kontaminasi cairan, lendir dan darah dari pasien.
4. Cuci tangan sebelum menolong
Rasional :
Mencegah penyebaran infeksi dari penolong ke pasien.
5. Pakai sarung tangan steril.
Rasional :
Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya infeksi.
6. Siapkan oksitosin dalam spoit
Rasional :
Kesiapan oksitosin untuk memudahkan penolong sat melakukan tindakan
penanganan aktif kala III.
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang dibasahi air DTT
Rasional :
Mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat kuman yang berasal dari
vulva dan perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional :
Untuk memastikan bahwa pembukaan lengkap,sehingga bisa dilakukan
amniotomi jika ketuban masih utuh dan memastikan tidak teraba bagian-bagian
terkecil dari janin dan tidak ada penumbungan talipusat.
9. Dekontaminasi sarung tangan yang sudah dipakai
Rasional :
26
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
10. Periksa DJJ
Rasional :
Untuk memastikan DJJ dalam batas normal
11. Beritahu ibu jika pembukaan sudah lengkap
Rasional :
Agar ibu bisa mempersiapkan diri untuk meneran pada saat ada his.
12. Anjurkan pada keluarga untuk membantu ibu posisi setengah duduk pada saat
meneran.
Rasional :
Jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya akan menekan
vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari
ibu ke plasenta, sehingga menyebabkan hipoksia pada janin. Berbaring
terlentang juga akan menghambat kemajuan persalinan dan posisi ini akan
menyulitkan ibu meneran. ( Depkes RI, 2005 )
13. Pimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan pada ibu istirahat diantara
kontraksi
Rasional :
Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya untuk mengambil
nafas akan mengakibatkan kelelahan yang tidak perlu bagi ibu dan
meningkatkan resiko aspiksia pada bayi karena menurunnya pasokan oksigen
ke plasenta . ( Depkes RI, 2005 )
14. Letakan handuk bersih diatas perut ibu
Rasional :
Untuk mengeringkan badan bayi segera setelah lahir.
15. Letakan kain segitiga dibawah bokong ibu
Rasional :
Untuk mencegah infeksi silang dari tempat persalinan ke pasien dan untuk
menyokong perineum.
27
16. Pakai sarung tangan DTT untuk menolong
Rasional :
Penggunaan sarung tangan DTT untuk mencwgah terjadinya infeksi pada
ibu.
17. Lahirkan kepala sambil menyokong perineum dan menahan puncak kepala agar
tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
Rasional :
Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi dengan
hati-hati dapat mengurangi robekan pada vagina dan perineum. ( Depkes RI,
2004 ).
18. Bersihkan muka, mulut, dan hidung bayi
Rasional :
Bayi akan menarik nafas pertama setelah bahu dan dadanya dilahirkan,
membersihkan air ketuban dari mulut dan hidung bayi sebelum bahu lahir akan
membantu upaya pencegahan aspirasi pada bayi tersebut. ( Depkes RI, 2004 )
19. Periksa lilitan talipusat
Rasional :
Lilitan talipusat dapat menghambat kelahiran bahu sehingga bisa terjadi
aspiksia .
20. Tunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar
Rasional :
Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala janin searah dengan
punggungnya sehingga memudahkan kelahiran bayi.
21. Lahirkan kedua bahu secara biparietal
Rasional :
Untuk mencegah rupture pada perineum.
22. Lahirkan badan bayi, dengan tangan kanan menyangga bayi
Rasional :
28
Untuk memudahkan proses pertolongan persalinan dan mencegah laserasi
perineum.
23. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menyusuri punggung hingga
tungakai
Rasional :
Menyusur punggung sampai tungkai untuk memudahkan proses kelahiran
tungkai..
24. Nilai bayi dengan cepat, tangis , gerak dan warna kulit
Rasional :
Menilai bayi dengan segera untuk mengetahui adanya kegawatan pada bayi.
25. Keringkan bayi dengan segera
Rasional :
Untuk mencegah hipotermia pada bayi.
26. Jepit talipusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat
Rasional :
Untuk mencegah perdarahan pada talipusat pada saat talipusat dipotong.
27. Potong talipusat diantara kedua klem
Rasional :
Memotong talipusat dapat memudahkan perawatan bayi dan kelahiran
plasenta.
28. Ganti handuk bayi dengan kain yang bersih dan kering
Rasional :
Untuk mencegah hipotermia pada badan bayi.
29. Berikan bayi pada ibunya untuk disusui
Rasional :
Menyusui sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk meransang
pengeluaran hormone oksitosin sehingga kontraksi uterus dan perdarahan pasca
salin tidak terjadi.
29
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
30
17. Melahirkan kepala sambil menyokong perineum dan menahan puncak kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. : Sudah dilakukan penyokongan
dan penahanan dan tidak terjadi defleksi.
18. Membersihkan muka, mulut, dan hidung bayi segera setelah lahir kepala.:
muka, mulut,mata dan hidung tampak bersih.
19. Memeriksa lilitan talipusat.: tidak ada lilitan tali pusat.
20. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar: kepala janin melakukan
putaran paksi luar dengan baik.
21. Melahirkan kedua bahu secara biparietal: bahu telah dilahirkan.
22. Melahirkan badan bayi, dengan tangan kanan menyangga bayi.: tangan kanan
menyangga kepala dengan baik.
23. Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menyusuri punggung
hingga tungkai.: tangan kiri menyusur punggung dan tungkai bayi dengan baik
dan benar.
24. Menilai bayi dengan cepat, tangis , gerak dan warna kulit. Bayi menangis,
bergerak dan warna kulit baik.
25. Mengeringkan bayi dengan segera setelah lahir.: bayi tampak bersih.
26. Menjepit talipusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat dan klem 2 cm dari
klem pertama.: klem terpasang dengan baik.
27. Memotong talipusat diantara kedua klem.: pemotongan berlangsung dengan
baik.
28. Mengganti handuk bayi dengan kain yang bersih.: bayi tampak hangat.
29. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui . bayi mulai menghisap.
31
4. Tidak ada kelainan congenital
5. Kontraksi uterus baik
6. Tinggi Fundus Uteri : 2 jb pst.
32
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
KALA II PERSALINAN
(SOAP)
B. Subyektif ( S )
- Ibu mengatakan ingin BAB
- Ibu mengatakan ingin meneran
- Ibu mengatakan sakitnya bertambah
C. Obyektif ( O )
- Keadaan umum ibu baik
- Tanda-tanda vital :
TD : 130/100 mmHg,
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
S : 36,5 ° C
- DJJ 130 x / menit kuat dan teratur
- Pembukaan serviks 10 cm
33
- Portio tidak teraba
- Penurunan kepala H IV
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 50 detik
- Vulva dan anus membuka
- Perineum menonjol.
D. Assesment ( A )
Inpartu kala II, keadan umum ibu dan janin baik.
E. Planning ( P )
1. Memastikan adanya tanda gejala kala II.
Dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva
dan sfingter membuka.
2. Memastikan kelengkapan alat, bahan dan obat-obatan.
Semua perlengkapan sudah lengkap dan siap pakai.
3. Mnyiapkan ibu dan diri untuk menolong (memakai celemek).
4. Mencuci tangan.: Tangan tampak bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT: sudah memakai sarung tangan.
6. Mnyiapkan oksitosin dalam spoit.: sudah menyiapkan.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan menggunakan kapas DTT.
Vulva dan perineu tampak bersih.
8. Melakukan pemeriksaan dalam. : Pembukaan sudah lengkap.
9. Mendekontaminasi sarung tangan yang sudah dipakai VT.: sudah sirendam
dalam larutan klorin.
10. Memeriksa DJJ menggunakan stetskop.: DJJ (+).
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. :
Ibu tampak senang karena akan segera melahirkan.
12. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur posisi ibu setengah duduk pada
saat meneran. : suami ibu memangku kepala istrinya.
34
13. Memimpin ibu meneran jika ada his dan anjurkan pada ibu istirahat diantara
kontraksi. : Ibu mengikuti saran bidan.
14. Meletakan handuk bersih diatas perut ibu : sudah tersedia.
15. Meletakan kain segitiga dibawah bokong ibu : Ibu mengikuti saran bidan.
16. Memakai sarung tangan DTT untuk menolong persalinan.: sarung tangan sudah
dipakai.
17. Melahirkan kepala sambil menyokong perineum dan menahan puncak kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. : Sudah dilakukan penyokongan
dan penahanan dan tidak terjadi defleksi.
18. Membersihkan muka, mulut, dan hidung bayi segera setelah lahir kepala.:
muka, mulut,mata dan hidung tampak bersih.
19. Memeriksa lilitan talipusat.: tidak ada lilitan tali pusat.
20. Menunggu kepala janin melakukan putaran paksi luar: kepala janin melakukan
putaran paksi luar dengan baik.
21. Melahirkan kedua bahu secara biparietal: bahu telah dilahirkan.
22. Melahirkan badan bayi, dengan tangan kanan menyangga bayi.: tangan kanan
menyangga kepala dengan baik.
23. Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menyusuri punggung
hingga tungkai.: tangan kiri menyusur punggung dan tungkai bayi dengan baik
dan benar.
24. Menilai bayi dengan cepat, tangis , gerak dan warna kulit. Bayi menangis,
bergerak dan warna kulit baik.
25. Mengeringkan bayi dengan segera setelah lahir.: bayi tampak bersih.
26. Menjepit talipusat dengan klem ± 3 cm dari pangkal pusat dan klem 2 cm dari
klem pertama.: klem terpasang dengan baik.
27. Memotong talipusat diantara kedua klem.: pemotongan berlangsung dengan
baik.
28. Mengganti handuk bayi dengan kain yang bersih.: bayi tampak hangat.
29. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui . bayi mulai menghisap.
35
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA III
PERSALINAN
36
Perlangsungan kala III : Normal
Tindakan obat-obatan : Oksitosin 1 ampul 10
IU
Dasar :
DS : - Ibu mengatakan masih nyeri abdomen
DO : - Partus Spontan LBK, Jenis kelamin perempuan.
- Kontraksi uterus baik
- TFU setinggi pusat
- Plasenta belum lahir
- Perdarahan ± 100 cc
37
LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung untuk melakukan tindakan segera / kolaborasi.
Tujuan :
- Kala III berlangsung normal
- Plasenta lahir lengkap dan ada robekan.
- Tidak terjadi perdarahan
Kriteria :
- Kotiledon lengkap
- Plasenta lahir < 15 menit
- Kontraksi uterus baik
Rencana Tindakan :
1. Lakukan palpasi abdomen untuk meyakinkan janin tunggal.
Rasional :
Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang akan sangat menurunkan
pasokan oksigen ke bayi, hati-hati untuk tidak menekan uterus dengan keras
sehingga terjadi kontraksi tetanik yang akan menyulitkan pengeluaran plasenta.
( Depkes RI , 2004 )
2. Beritahu ibu jika ibu akan di suntik
Rasional :
Agar pada saat melakukan penyuntikan ibu tidak kaget.
38
Rasional :
Oksitosin merangsang fundus uteri berkontraksi dengan kuat dan efektif
sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan
darah. ( Depkes RI , 2004 )
4. Lakukan PTT
Rasional :
Melakukan PTT untuk mengetahui apakah plasenta sudah lepas atau belum
dari tempat implantasinya dan untuk memudahkan proses kelahiran plasenta.
5. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
Rasional :
Melahirkan plasenta dan selaputnya dengan hati-hati akan membantu
mencegah agar selaput tidak robek.
6. Lakukan masase fundus uteri setelah segera setelah plasenta lahir
Rasional :
Untuk merangsang kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi pengeluaran
darah dan mencegah terjadinya Atonia uteri.
7. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
Rasional :
Untuk memastikan tidak ada kotiledon dan selaput ketuban yang tertinggal ,
karena sisa selaput ketuban dan kotiledon yang tertinggal bisa menghalangi
kontraksi uterus sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
8. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
Rasional :
Penjahitan laserasi untuk mencegah terjadinya perdarahan.
9. Nilai ulang kontraksi uterus
Rasional :
Untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik / tidak.
10. Observasi kotraksi uterus.
Rasional :
39
Untuk mengetahui kontraksi uterus baik / tidak.
11. Evaluasi perdarahan pervaginam .
Rasional :
Untuk mengetahui berapa jumlah perdarahan sehingga kita dapat
memastikan ada tidaknya perdarahan.
40
6. Melakukan masase fundus uteri setelah segera setelah plasenta lahir. : Fundus
uteri teraba keras.
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.: Plasenta lahir lengkap.
8. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.: ada laserasi pada
vagina dan perineum, derajat I
9. Menilai ulang kontraksi uterus.: Kontraksi uterus baik.
10. Mengobservasi kotraksi uterus .: Uterus berkontraksi dengan baik.
11. Mengevaluasi perdarahan pervaginam .: ± 100 cc.
41
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN KALA III
(SOAP)
B. Subyektif ( S )
- Ibu mengatakan masih nyeri abdomen
C. Obyetif ( O )
- Partus spontan LBK , Jenis kelamin Perempuan.
- Kontraksi uterus baik
- Plasenta belum lahir.
D. Assement ( A )
Kala III persalinan ( Kala Uri )
E. Planning ( P )
1. Melakukan palpasi abdomen untuk meyakinkan janin tunggal.: janin tunggal.
2. Memberitahu ibu jika ibu akan di suntik : ibu mengetahui dan pada saat
disuntik tidak kaget.
42
3. Memberikan suntikan oksitosin 10 IU Intra Muskuler ( IM ) dalam waktu 2
menit setelah kelahiran bayi.: Mempercepat pengeluaran plasenta dan tidak
terjadi perdarahan.
4. Melakukan PTT : Ada semburan darah pervaginam banyak dan ini
menandakan plasenta akan segera lahir.
5. Melahirkan plasenta dengan hati-hati.: plasenta lahir.
6. Melakukan masase fundus uteri setelah segera setelah plasenta lahir. : Fundus
uteri teraba keras.
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.: Plasenta lahir lengkap.
8. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.: ada laserasi pada
vagina dan perineum derajat I
9. Menilai ulang kontraksi uterus.: Kontraksi uterus baik.
10. Mengobservasi kotraksi uterus .: Uterus berkontraksi dengan baik.
11. Mengevaluasi perdarahan pervaginam .: ± 100 cc.
43
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA IV
1. Riwayat Persalinan
- Ibu masih nyeri abdomen
2. Pemeriksaan Fisik
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
TD : 120 / 80 mmHg,
N : 80 x / menit
P : 20 x / menit
S : 36,5 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc.
Kala IV (Pengawasan)
Dasar :
DS :
- Ibu masih nyeri abdomen
DO :
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
44
* TD : 120 / 80 mmHg,
* N : 80 x / menit
* P : 20 x / menit
*S : 37 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc
Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya tindakan segera / kolaborasi.
Tujuan :
- Kala IV berlangsung normal
- KU ibu baik
- Tidak terjadi perdarahan.
45
Kriteria :
- Tanda-tanda Vital dalam batas normal :
TD : 120/80 – 120/90 mmHg ,
N : 82 x / menit
P : 20 x / menit
S : 37, ° C
- Kontraksi uterus baik
Rencana Asuhan
1. Lakukan perawatan talipusat pada bayi.
Rasional :
Perawatan talipusat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan
talipusat dan infeksi talipusat yang dapat menyebabkan tetanus neonatorum.
2. Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
Rasional :
Menyusui bayi sesegera mungkin akan meransang hormone oksitosin , yang
akan meransang kontraksi uterus sehingga perdarahan tidak terjadi.
3. Observasi tanda-tanda vital
Rasional :
Untuk mengetahui keadaan umum ibu baik / tidak.
4. Observasi Tinggi Fundus Uteri
Rasional :
TFU merupakan salah satu indicator terjadinya proses involution , TFU
tidak sesuai dengan semestinya menandakan terjadinya subinvolution akibat
sisa palsenta / bekuan darah yang dapat menyebabkan infeksi.
5. Obsevasi kontraksi uterus
Rasional :
Untuk mengetahui apakah kontraksi uterus baik / tidak.
46
6. Observasi kandung kemih
Rasional :
Untuk mengetahui apakah kandung kemih berisi /tidak , apabila berisi akan
menghambat terjadinya kontraksi uterus dan ibu akan merasa tidak nyaman.
7. Observasi perdarahan
Rasional :
Untuk mengetahui jumlah perdarahan.
8. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana melakukan masase uterus dan cara
memeriksa kontraksi uterus.
Rasional :
Agar mereka dapat menjaga sehingga kontraksi uterus tetap baik dan dapat
dengan segera kepada penolong jika kontraksi uterus tidak baik.
9. Bersihkan ibu dari darah dan sisa air ketuban
Rasional :
Untuk memberikan rasa nyaman padaa ibu.
10. Dekontaminasi tempat persalinan
Rasional :
Dekontaminasi tempat persalinan untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
11. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan dan minum.
Rasional :
Untuk mengganti energi yang dipakai saat melahirkan.
12. Lakukan dekontaminasi alat-alat persalinan
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
13. Tibang bayi BBL dan PBL
Rasional :
Untuk mengetahui apakah BBL dan PBL normal / tidak.
14. Lengkapi Partograf
Rasional :
47
Pendokumentasian yang lengkap merupakan bukti dari semua tindakan dan
temuan yang kita lakukan serta memiliki kekuatan Hukum.
15. Pasang gurita dan duk setelah 2 jam post partum.
Rasional :
Untuk memberikan rasa nyaman pada ibu.
48
12. Rendamnya semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit. : semua peralatan sudah direndam.
13. Timbang BBL dan mengukur PBL: BBL :3200 grm. PBL 50 cm.
14. Lengkapi Partograf : Partograf sudah diisi.
15. Pasang gurita dan duk setelah 2 jam post partum.: Gurita dan Duk telah
terpasang dengan baik.
49
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN
KEBIDANAN KALA IV
(SOAP)
B. Subyektif ( S )
- Ibu mengeluh masih nyeri abdomen
C. Obyektif ( O )
- KU ibu baik
- Tanda-tanda Vital :
TD : 120 / 80 mmHg,
N : 82 x / menit
P : 20 x / menit
S : 36,5 ° C
- Kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat
- Perdarahan ± 50 cc
D. Assesment ( A )
Kala IV ( Pengawasan )
50
E. Planning ( P ) :
1. Lakukan perawatan talipusat pada bayi : Tali pusat baik
2. Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya: bayi
mulai menghisap.
3. Observasi tanda-tanda vital:
TD : 120/80 – 120/90 mmHg ,
N : 82 x / menit
P : 20 x / menit
S : 36,5 ° C
51
52