Professional Documents
Culture Documents
metabolisme, elektrolit, dan hormon yang akan diangkut dan diedarkan ke berbagai bagian
tubuh.
Fungsi
1. Transportasi
[mengangkut O2 dan nutrient ke jaringan, zat sisa metabolisme, CO2, dan urea ke paru-
paru dan ginjal]
2. Homeostasis
[distribusi panas ke seluruh tubuh]
3. Penyangga
[menjaga konsentrasi H+ dari cairan ekstraselular konstan pada pH 7,4 dengan penyangga
(Hb, protein plasma, HCO3-)]
4. Protektif
[melawan infeksi]
5. Pembekuan Darah
[menutup pendarahan ketika terjadi jejas]
Komposisi
1. Plasma
Air [90%]
medium transport; pembawa panas
Elektrolit [1%]
eksitabilitas membran; distribusi osmotik cairan antara CES dan CIS; menyangga
perubahan pH
Nutrient, zat sisa, gas, hormon
diangkut dalan darah; gas CO2 darah berperan dalam keseimbangan asam-basa
Protein Plasma [6-8%]
Albumin
mengangkut banyak bahan; berperan dalam menentukan tekanan osmotik koloid
Globulin
Alfa & Beta
mengangkut banyak bahan tak larut air; faktor pembekuan; molekul
prekursor aktif
Gama
Antibodi
Fibrinogen
prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan darah
2. Sel-Sel
Eritrosit [5.000.000/mm3]
BIKONKAF
d: 8μm; tebal tepi luar: 2μm; tebal bagian tengah: 1μm
Bikonkaf: luas permukan lebih besar untuk difusi O2 menembus membran
Sel yang tipis: O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam sel dan
eksterior sel
Nukleus dan organel (-), terisi penuh dengan Hb untuk memaksimalkan fungsinya
sebagai pengangkut O2, CO2, dan ion hidrogen.
Membran:
Licin: supaya tidak melekat pada lapisan sel endotel dan menyebabkan
penyumbatan
Lentur: suapaya dapat melewati kapiler yang diameternya hanya 3μm
Metabolisme perlu dilakukan untuk mempertahankan:
Fungsi Hb
Integritas membran
Volume eritrosit
Jumlah piridin nukleotida tereduksi cukup
Terdapat empat jalur metabolisme:
Glikolitik Embden-Meyerhof
Pemecahan glukosa anaerobik, menghasilkan 90% dari ATP yang
diperlukan,
Heksosa Monofosfat
Hasilkan piridin nukleotida tereduksi yang bersama glutation tereduksi
mencegah jejas oksidatif [denaturasi dan agregasi globin]. 5-10% glukosa
termetabolisme melalui jalur ini,
Methemoglobin Reduktase
Mempertahankan besi heme dalam valensi 2,
Leubering-Rapaport
Menghasilkan 2,3 Biphosphoglycerate yang diperlukan untuk mengatur
afinitas Hb terhadap O2,
Eritrosit berusia 120 hari [empat bulan]. Sebagian besar eritrosit tua hancur di
kapiler limfa karena sempit dan berkelok-kelok. Eritrosit yang sudah tua akan
mengalami proses destruksi.
Destruksi:
Intravaskuler [5-10%]
RBC pecah intravaskuler
Hb – Haptoglobin Methemalbumin
Heme Globin
Methemalbumin
HEPAR [RES]
Ekstravaskuler [90%]
Hemoglobin berfungsi untuk mengangkut O2 dari paru-paru dan CO2 dari jaringan
ke paru-paru.
Sintesis Hb
1. Deliveri, suplai, dan kehilangan Fe menahun
2. Sintesis protoporfirin
3. Sintesis rantai globin
diregulasi oleh gen pada:
o Kromosom 11, bentuk kelompok beta, delta, epsilon
o Kromosom 16, bentuk kelompok alfa, zeta
Kombinasi rantai alfa dan beta membentuk hemoglobin.
Varian Hb
1. Embrional
Hb Gower 1 Hb Portland
Hb Gower 2 HbF [Fetus]
2. Dewasa
Hb A1 [92-95%]
Hb A2 [3-5%]
HbF [1-2%]
Leukosit [4.000-11.000/mm3]
Klasifikasi
Granulosit
[segmented: 45-73%, bands: 3-5%]
Warna ungu pada pewarnaan netral
Granula kecil dan banyak
Inti berlobus banyak [PMNs]
Diapedesis, Fagositosis, dan Lisosom
Agranulosit
[2-8% of total leukocyte]
Paling besar. Sirkulasi: monosit, jaringan: makrofag.
Highly Fagosit
Ada di dermis (sel Langerhans), alveoli (dust cells),
limfa (sinusoidal cells), liver (kupffer cells).
[20-40% of total leukocyte]
Paling kecil
Nukleusnya hampir menutupi sitoplasma
2 tipe: limfosit T dan limfosit B
Fungsi dari leukosit adalah untuk melawan infeksi dan juga berperan dalam
proses inflamasi serta reaksi alergi
Umur:
Granulosit
Sirkulasi: 4-8 jam
Jaringan: 4-5 hari
Bisa lebih cepat lagi kematiannya jika terjadi infeksi
Monosit
Sirkulasi: 20 jam
Jaringan (makrofag): bulan-tahun
Limfosit
bulan-tahun. Punya sirkulasi:
KGB – sirkulasi – jaringan – KGB
Trombosit [150.000-350.000/mm3]
fragmen kecil sel [d. 2-4μm] dari megakariosit [d. s.d.
60μm]
Umur 10 hari
Nukleus (-), organel&sitosol (+), granula (+),
aktin&miosin (+)
Sirkulasi 67%
Limfa 33% [disimpan, akan dikeluarkan jika terjadi jejas atau dibutuhkan]
Fungsi: membentuk sumbat di daerah yang mengalami jejas, dengan kata lain
berperan dalam proses hemostasis.
Haemopoiesis adalah proses pembentukan sel darah
Tempat:
1. Janin
0-2 bulan yolk sac mesoblastik
2-7 bulan hati(utama), limfa, kgb hepatik
5-9 bulan sumsum tulang meduler
2. Bayi sumsum tulang merah semua tulang
3. Dewasa sumsum tulang kuning vertebrae, sternum, sacrum, femur proksimal
Haemopoietic Stem Cells adalah sel yang memulai haemopoiesis. Jumlahnya sangat sedikit (1
dari 20 juta sel berinti di sumsum tulang), dan mempunyai kemampuan untuk memperbaharui
diri sendiri.
Sel prekursornya mampu merespon haemopoietic growth factors sehingga kemampuan
produksinya meningkat saat dibutuhkan.
Haemopoietic Growth Factor [HGF] adalah hormon glikoprotein yang meregulasi proliferasi dan
diferensiasi dari haemopoietic progenitor cells dan fungsi dari sel-sel darah biasa.
Eritrosit
Leukopoiesis [pembentukan sel darah putih]
1. Myelosis [leukosit granulosit]
Mieloblas (inti besar, tampak kromatin halus dengan 1-2 anak inti, d:10-15μm)
Promielosit (anak inti tak jelas, ukuran lebih besar dari mieloblas, granula primer)
Mielosit (granula sekunder, inti membulat dengan salah satu inti mendatar)
Metamielosit (inti seperti kacang, lekukannya setengah dari diameter)
Neutrofil batang (inti U, lekukannya lebih dari setengah diameter. d: 10-16μm)
Neutrofil segmen (inti membentuk 2-5 lobus. d:10-15μm)
Eosinofil (granula dan sitoplasma merah serta tidak menutupi inti)
Basofil (granula biru dan menutupi inti)
2. Monosit
Mieloblas (pseudopodia (+), granula (-), dan inti berlekuk)
Promonosit
Monosit (granula (+), d: 16-20μm, terdapat di sirkulasi)
Makrofag (terdapat di jaringan)
3. Limfosit
Limfoblas
Prolimfosit
Limfosit (6-9μm s.d. 20-30μm)
- Primer: sumsum tulang dan thymus
- Sekunder: KGB, limfa, kelenjar limfoid, saluran pencernaan
Plamosit (untuk hasilkan Ig)
Thrombopoiesis [pembentukan trombosit]
Golongan Darah
1. Sistem ABO [Landsteiner, 1900]
Berdasarkan adanya:
Antigen di permukaan eritrosit
Aglutinin dalam plasma
3. Sistem MN
Definisi : Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak rongga belakang
usus agak atas. Bentuknya seperti kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke arah sumbu tengah tubuh.
Bagian-bagian ginjal :
1. Korteks : bagian terluar dari ginjal yang berkontak langsung dnegan kapsul
fibrosa dan memiliki warna kemerahan dan merupakan lokasi Kapsul
Bowman dan glomerulus
2. Medulla : bagian yang lebih dalam pada ginjal yang terdiri dari 6-18 piramida
ginjal
3. Calyx : Banyak saluran mengumpul untuk mengalirkan urin oleh ginjal
menjadi saluran kecil, kemudian menjadi kaliks kecil (minor), kemudian kalik
besar (mayor) (di pusat ginjal)
4. Piala ginjal : saluran gabungan dari kaliks-kaliks pada ginjal
5. Pelvis renalis : saluran yang menyalurkan urin dari piala ginja ke urether
6. Ureter : saluran yang keluar dari ginjal untuk menyalurkan urin ke vesika
urinaria
FUNGSI GINJAL & PEMBENTUKAN URIN
Fungsi ginjal
1. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh
3. Mengatur jumlah dan konsetrasi ion-ion dalam CES
4. Mempertahankan volum plasma
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Mengeluarkan produk sisa metabolisme tubuh (urea, keratin dan asam urat)
7. Mengeluarkan banyak senyawa asing
8. Menghasilkan eritropoetin, renin, kalsitriol atau vitamin D3
Eritropoetin adalah hormon yang akan merangsang peningkatan laju produksi sel
darah merah di sumsum tulang. Renin berperan dalam mengatur tekanan darah.
Kalsitriol atau vitamin D3 (bentuk aktif dari vitamin D) berfungsi mengatur tekanan
darah dengan mengatur keseimbangan kadar kalsium dan hormon prostaglandin.
Pembentukan urin
Pembentukan urin terjadi pada nefron (unit fungsional terkecil ginjal)
Urin yang terbentuk merupakan hasil saringan dari darah, berikut adalah sumber
darah dari ginjal
1. Filtrasi (pada glomerulus)
Plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam
kapsula bowman
Tekanan filtasi netto yang memicu filtrasi disebabkan oleh
ketidakseimbangan gaya fisik yang bekerja menembus membrane
glomerulus. 20%-25% curah jantung disalurkan ke ginjal
20% total darah dalam tubuh masuk ke ginjal untuk di filtrasi dalam
glomerulus. Laju filtrasi glomerulus rata-rata 125 ml/ menit
Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus bergantung dengan kekuatan
kontraksi jantung, tekanan dalam arteriola,
Laju filtrasi glomerulus (LFG) dapat dihitung denagn rumus
LFG = Kf x tekanan netto filtrasi
Dimana Kf adalah koefisien filtrasi yang merupakan sifat-sifat membrane
glomerulus secara kolektif
2. Reabsorbsi (pada tubulus kontortus proksimal)
Tubulus pada ginjal di kelilingi oleh kapiler peritubuler, sehingg
memungkinkan terjadinya reabsorbsi
Proses menyerap kembali air dan zat terlarut dalam filtrate, menembus
epitel peritubuler menuju cairan peritubular.
Reabsorbsi sedikit banyak hanya berkaitan dengan reabsorbsi aktif Na+
dari lumen tubulus ke dalam plasma kapiler peritubuler
Sebagian reabsorbsi Na+ berlangsung diawal nefron
Elektrolit lain yang secara aktif direabsrbsi oleh tubulus adalah PO4 3- dan
Ca2+
3. Sekresi
Melibatkan tanspor transepitel, dari plasma peritubulus menuju lumen
tubulus ginjal
Tubulus ginjal dapat selektif menambah bahan tertentu ke dalam cairan
tubulus
Sekresi ini penting untuk
1) H+ , regulasi asam-basa
2) K+ , menjaga konsentrasi ion kalium plasma pada kadar yag sesuai
untuk mempertahankan eksitabiitas membrane otot dan saraf.
3) Ion organic, eliminasi lebih efisien senyawa organic asing dari
tubuh
DEFINISI URIN
Cairan yang diekskresikan oleh ginjal, ditampung dalam kandung kemih dan
dikeluarkan melalui uretra
Urin merupakan cairan sampah metabolisme jernih, transparan & berwarna kuning
muda. Jumlah urin rata-rata 700-2000 ml per hari. mengandung urea, asam urat,
NaCl, dll
Pada urine normal terdisi atas 95-96% air, dan 4-5% adalah zat terlarut
Sedangkan pada urin abnormal bias terdapat glukosa, protein/albumin, bilirubin,
pigmen empedu, darah.
MACAM-MACAM SPESIMEN URIN
Syarat specimen urin
1. Jenisnya sesuai dengan pemeriksaan
2. Volumnya cukup untuk melakukan pemeriksaan
3. Kondisi layak (segar, tidak berubah warna, tidak menggumpal)
4. Antikoagulan yang digunakan sesuai
5. Ditampung di wadah yang memenuhi syarat (tabung tertutup rapat)
Cara pengambilan specimen urin
1. Punksi suprapubik
Pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding
perut menggunakan semprit dan jarum steril
2. Kateter
Pemeriksaan dengan cara ini berisiko tercemar bateri, tempat penusukan
kateter diusahakan sedekat mungkin dengan ujung kateter yang beraa
dalam kandung kemih
3. Urin porsi tengah
Merupakan teknik yang paling sering digunakan. Sampel diambil degan
membuang beberapa ml urin yang pertama dikeluarkan
Macam-macam specimen urin
1. Urin sewaktu : urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak
ditentukan dengan khusus
2. Urin bersih : urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari
3. Urin tampung : memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu
o Urin posprandial (1,5-3 jam setelah makan)
o Urin 24 jam
o Urin siang 12 jam
o Urin malam 12 jam
o Urin 2 jam
KOMPOSISI URIN
Air 95%
5% komponen terlarut
1. Urea
2. Sodium, potassium, phosphate
3. Ion Sulfat
4. Ion Kreatinin
5. Ion Kalsium
6. Ion Magnesium
7. Ion bikarbonat
SIFAT FISIK URIN & CIRI URIN
PEMERIKSAAN URIN
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
1. Jumlah urin (normal 700-2000 ml/hari) / tergantung jumlah intake cairan
o Polyuria : >2500ml per 24 jam
o Oligouria : 100-300 ml per 24 jam
o Anuria : <100 ml per 24 jam
2. Warna urin : kuning muda karena pigmen urochrom, warna urin dapat juga
dipengaruhi oleh
o Obat-obatan. Contoh rifamfisin menimbulkan warna merah
o Makanan. Contoh bit menimbukan warna merah
o Penyakit. Contoh pada penderita hepatitis akut warna urine kuning tua
3. Kejernihan : normalnya jernih, jika keruh dapat dikarenakan oleh urat amorf,
phosphate amorf, karbonat yang mengendap atau dapat juga karena adanya
bakteri dari botol penampung .
4. Berat jenis : normalnya 1.003-1.030. yang mempengaruhi berat jenis adalah
produksi urin, komposisi urin, fungsi daya memekatkan dari ginjal. Bera jenis
urin meningkat saat kandungan glukosa yang tinggi, dehidrasi, proteinuria,
eklamsia, lipoid nefrosis. Cara mengukurnya bias dengan urinometer,
refraktometer, tes strip
5. Bau : normalnya urine berbau khas. Dalam keadaan lain dapat berbau
seperti buah-buahan (pada penderita DM), bau ammonia (akibat perombakan
ureum di urin oleh bakteri), bau jengkol karena makan jegkol
6. pH : 4,5-8. pH urin patologis jika <4,5 atau >8. Pemeriksaa dapat dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus, kertas nitrasin, caik celup dan pH
meter.
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK (pemeriksaan sedimen urin)
Ada 2 jenis sedimen urin yaitu sedimen organic dan sedimen anorganik
1. Unsur organic
o Epitel
o Eritrosit
o Leukosit
o Silinder : cetakan protein yang terbentuk di lumen tubulus ginjal. Silinder
tampak sebagai masa protein yang homogeny dengan tepi sejajar dan
berwarna ungu
o Srtuktur lainya : bakteri
2. Unsur anorganik
o Zat amorf : biasanya terdiri dari urat dalam urin yang asam dan fosfat
dalam urin alkalis
o Kristal dalam urin normal
1) Pada pH asam : asam urat, Na-urat, Ca-sulfat
2) Pada pH asam/netral/basa : Ca-oksalat
3) Pada pH alkali/ netral : ammonium-magnesium fosfat dan dikalsium
fosfat
o Kristal yang abnormal : sistein, leusin, tirosin, kolesterol dan bilirubin
o Kristal obat misalnya Kristal sulfa
PEMERIKSAAN KIMIAWI
1. Pemeriksaan glukosa (normal 1-25 mg/dL)
Pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa dalam urin. Glukosuria adalah
keadaan dimana ditemukan glukosa dalam urin yang melebihi bats normal.
Pemeriksaan :
Berdasarkan reduksi ion Cu
Menggunakan carik celup
Menggunakan metode fehling
Menggunakan metode bennedic
2. Pemeriksaan protein urin (normal 10mg/dL)
Proteinuria/albuminuria adalah keadaan dimana protein ditemukan dalam urin
yang melebihi kadar normalnya.
Pemeriksaan :
Meoda exton
Carik celup
Uji biuret
MANFAAT/INDIKASI PENCITRAAN DIAGNOSTIK
Untuk mencitrakan sebagai pendukung diagnosa dan pengobatan suatu penyakit
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
RONTGEN : ditemukan oleh Rontgen (jerman, 1985)
o Berupa gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang pendek
o Menggunakan sinar x. Sifat-sifat sinar X :
1) Daya tembus : dapat menembus bahan dengan daya tembus besar
2) Pertebaran : sinar x akan bertebar kesegala penjuru ketika mengenai
suatu bahan
3) Penyerapan : sinar x diserap baik pada benda dengan BA tinggi, sehingga
tampak putih (radioopak) pada film
4) Efek fotografi : sinar x dapat menghitamkan film (Ag-Br)
5) Pendar flour (fluorensensi) : sinar x menyebabkan bahan memendarkan /
memantulkan cahaya
6) Ionisasi : sinar x menyebabkan ionisasi benda yang dikenainya
7) Biologic : sinar x menyebabkan perubahan biologic pada jaringan (untuk
radioterapi)
o Jenis pemeriksaan sinar x
1) Fluoroskopi : pemeriksaan dapat melihat secara langsung dosis radiasi
tinggi
2) Radiografi : menggunakan film RD, memerlukan perlengkapan,
mempertahankan posisi pemotretan terhadap jenis pemeriksaan.
o Gambaran pada film hasil rontgen
Radiolusen dan Radioopak
Daya tembus sinar-x pada jaringan tergantung dari berat atom/kepadatan
jaringan. Jaringan yang mudah ditembus sinar-X pada foto akan
memberikn bayangan yang hitam (radiolusen), sedangkan jaringan yang
sukar ditembus sinar-X akan memberikan bayangan putih (radio opak),
diantanya terdapat bayangan perantara yaitu tidak terlalu hitam
(moderately radiolusen) dan tidak terlalu putih (moderately radio opak).
Diantara moderately radiolusen dan moderately radio opak terdapat
bayangan keputih-putihan (intermediate)
Berdasarkan mudah tidaknya ditembus sinar-X, maka bagian tubuh dibedakan :
1.Radiolusen (gas, udara).
2.Moderately radiolusen (lemak).
3.Intermediate (jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu cholesterol,
batu asam urat).
4.Moderately radio opak ( tulang, garam kalsium).
5.Radioopak (logam berat)