You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN I

CLASS OSTEICHTHYES

IKAN NILA (Oreocromis nilaticus)

OLEH :

NAMA : JUSNAWATI EKA PUTRI


STAMBUK : FID1 15 030
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : NIARTIN, S.Si

PROGRAM SUTUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan atau pisces merupakan salah satu anggota dari vertebrata. Umumnya

mereka berdarah dingin, tetapi ada juga yang mampu mempertahankan suhu

tubuhnya sendiri, contohnya beberapa spesies ikan tuna (Thunnus sp.), bahkan ada

yang termasuk hewan berdarah panas, seperti hiu putih besar (Carcharodon

carcharias). Hubungan kekerabatan Pisces sebenarnya masih diperdebatkan, walau

demikian Pisces telah dibagi atas tiga kelas, yaitu Agnatha atau ikan tanpa rahang,

Condrichthyes atau ikan bertulang rawan, dan Osteichthyes atau ikan bertulang keras.

Ukurannya bermacam-macam. Hiu paus (Rhincodon typus) adalah yang paling besar.

Panjangnya bisa mencapai 14 meter, sedangkan yang terkecil ialah stout infantfish

(Schindleria brevipinguis) yang hanya mampu mencapai ukuran 7 mm.

Osteichtyes merupakan kelas yang memiliki anggota paling banyak di antara

tiga kelas ikan lainnya. Jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 25.000 spesies.

Keanekaragaman yang tinggi juga menyebabkan banyak hewan-hewan tetrapoda

bukan ikan dimasukkan ke dalam kelas-kelas ini.

Ikan mujair (Oreochromis mosambicus) merupakan hewan berdarah dingin,

bernafas dengan insang, badan ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip,

hidup di air tawar memiliki tulang penyusun (Osteichtyes). Ikan dapat ditemukan

pada hampir semua genangan air yang luas, baik air tawar, payau, maupun asin.

Itulah yang menyebabkan ikan sering dijadikan konsumsi utama pada beberapa
negara di dunia, terutama yang negara kepulauan terlepas dari seberapa besar atau

berbahayanya mereka. Kandungannya yang kaya merupakan sumber protein esensial

bagi tubuh. Berdasarkan uraian latar belakang maka perlu dilakukan praktikum

Osteichthyes.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana bentuk, struktur,

susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan nila (Oreochromis niloticus), atau

ikan mujair (Oreocrohromis mossambicus) secara inspectio dan section?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengamati berbagai bentuk, struktur,

susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan nila (Oreochromis niloticus), atau

ikan mujair (Oreocrohromis mossambicus) secara inspectio dan section.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengamati berbagai bentuk, struktur,

susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi ikan nila (Oreochromis niloticus), atau

ikan mujair (Oreocrohromis mossambicus) secara inspectio dan section.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ikan

Ikan merupakan vertebrata aquatik dan bernafas dengan insang. Beberapa jenis

ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/

gelembung udara. Otak ikan terbagi menjadi regioregio yang dibungkus dalam

kranium (tulang kepala) dan berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang.

Bagian kepala ikan terdiri atas sepasang mata, mulut yang disokong oleh rahang,

telinga yang hanya terdiri dari telinga dalam dan berupa saluran-saluran semisirkular

sebagai organ keseimbangan. Ikan memiliki jantung yang berkembang dengan baik.

Sirkulasinya menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lain ke

seluruh bagian tubuh lain. Tipe ginjal pada ikan adalah profonefros dan mesonefros

(Burhanuddin, 2014).

Ikan bergerak dengan menggunakan sirip. Ada empat sirip pada tubuhnya, yaitu

sirip dada, sirip punggung, sirip ekor, serta sirip dubur, tetapi ada juga yang memiliki

sirip perut. Sirip punggung dan ekor biasanya memanjang hingga ke ekor, sehingga

membuat Osteichthyes seolah meruncing layaknya torpedo. Sirip dada berada di

belakang insang, pada sidat (Anguilla sp.) sirip dada yang dimilikinya tampak seperti

telinga (Sasongko, dkk, 2007).

Ikan jantan umumnya bertubuh lebih langsing daripada ikan betina. Gerakan

ikan jantan lincah dan akan keluar cairan seperti susu dari lubang genitalnya ketika
diurut. Lingkungan juga terkadang memengaruhi tampak morfologi ikan. Stres akan

menyebabkan ikan kesulitan untuk melakukan pemijahan (Gusrina, 2014).

B. Ikan Nila (Oreochromis nilaticus)

Ikan nila (Oreochromis nilaticus) memiliki ciri morfologi, yaitu berjari-jari

keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain

itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan

agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila

lokal, putih agak kehitaman bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar dan

tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya

memiliki garis linea lateris yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Line

lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip

punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut

berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Anggraini,2012).

C. Sistem Ekskresi

Mekanisme sistem ekskresi pada ikan nila (Oreochromis nilaticus) yang hidup

di air tawar adalah ikan tidak banyak minum, aktif menyerap ion organic, melalui

insang dan mengeluarkan urin yang encer dalam jumlah yang besar. Sistem ekskresi

melibatkan organ insang, kulit, Ginjal berfungsi mengekskresikan zat-zat sisa

metabolism yang mengandung nitrogen.Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit


sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan 5%,

10%dari seluruh metaydisme(Yurniati, 2009).


DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R., Iskandar,dan Rohman, A., T., 2012, Efektifitas Penambahan Bacillus
Sp Hasil Isolasi Pencenaan Ikan Patin Pada Pakan Komersial Tehadap
Kelangsungan Hidup Pertumbuhan Beni Ikan Nila Merah (Oreochromis
Niloticus), jurnal perikanan dan kelautan, 3(3) : 77-79

Burhanuddin, A.I., 2014, Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya,


Deepublish, Yogyakarta.
Gusrina, 2014, Genetika dan Reproduksi Ikan, Deepublish, Yogyakarta.
Sasongko, A., Purwanto, J., Mu’minah, S., dan Arie, U., 2007, Sidat; Panduan
Agribisnis Penangkapan, Pendederan, dan Pembesaran, Penebar Swadaya,
Depok.
Yuniarti, T., Hanif, S., dan Hardiantho, D., 2009, Penerapan Seleksi Famili F3 Pada
Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus), Jurnal saintek perikanan, 4(2) : 1
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 28 November 2017 pukul 16.00-

17.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum pisces (osteichthyes)


No Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Alat bedah Untuk membedah ikan
2. Jarum pentul Untuk menempelkan ikan pada papan bedah
3. Pinset Untuk mengambil organ dalam tubuh ikan
4. Papan bedah Untuk meletakkan ikan
5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
6. Toples Untuk menyimpan objek pengamatan
7. Alat tulis Untuk menulis
2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum pisces (osteichthyes)


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Ikan nila (Oreochromis Sebagai objek pengamatan
niloticus)
2. Alkohol 70 % Sebagai larutan pembersih alat bedah dan
papan bedah
3. Klorofom Sebagai pembius
4. Tissue Untuk membersihkan papan bedah dan
alat bedah

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum pisces (osteichthyes) adalah sebagai berikut:

1. Mengambil seekor ikan nila (oreochromis niloticus) meletakkan di atas papan

bedah, menjepit dengan jarum pentul agar tidak lepas.

2. Mengamati secara inspectiodari kepala (caput), badan (truncus), ekor (caudal),

tutup insang (apparatus opercularis), tipe sisik (squama), anggota badan bebas

(extremitas liberae), sirip (pinna), tipe ekor (caudal), menggambar dan memberi

keterangan pada masing-masing bagian.

3. Mengamati secara sectio dengan mengiris secara hati-hati dan teliti pada kulit luar

untuk menampakkan organ dalam.

4. Mengamati topografi (branchia) sampai anus, sistem digestorium (tractus

digestivus dan glandula digestoria), sistem muscular (facies lateralis) bagian

cranial, bagian caudal), sistem cardiovascular (cor)


5. Mengamati insang (branchia) pada ikan, memisahkan dari tubuh ikan, mengamati

letak gill raker, lembaran insang (Gill filaments) dan mengambil gambar

menggunakan kamera.

You might also like