You are on page 1of 5

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN


FASILITATOR : Rini Rachmawaty, S.Kep.,Ns.,MN., PhD (RR)

1.

2.

3.
SYANTI D TAMHER (C012171045)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
4. Jelaskan struktur organisasi dan institusi anda berdasarkan struktur organisasi dan fungsi manajemen

pelayanan keperawatn di organisasi anda.

Struktur organisasi di rumah sakit kami disusun berdasarkan Permenkes 1045 tahun 2006 dan disesuaikan

dengan peraturan daerah tahun 2007 tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit dengan struktur organisasi

antara lain : 1 Direktur, 1 Sekertaris, 4 Komite, 3 Wakil Direktur, 6 Kepala Bidang, 12 Kepala Seksi. Mekanisme

kerja dari organisasi rumah sakit berdasarakan pembagian kerja dimana pimpinan membagi tugas organisasi

kedalam pekerjaan yang spesifik berdasarkan keahlian dan profesional.

Menurut Gibson, Ivancevich & Donelly (2002) bahwa struktur organisasi merupakan pedoman aktifitas

yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi secara bertahap yang merupakan rutinitas mencirikan pola yang

regular. Sebagimana pendapat yang dikemukakan Nelson & Quick (2011 dalam Lunenburg 2012) bahwa organisasi

ada untuk mencapai tujuan dan dipecah menjadi dasar pekerjaan. Pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan dalam

organisasi selanjutnya dievaluasi untuk promosi dan peningkatan. Tanpa aktifitas yang diperkirakan pekerjaan

organisasi tidak dapat dicapai. Struktur organisasi berorientasi pada tujuan dan maksud tertentu dimana manager

mengetahui bagaimana menyesuaikan struktur dan tujuan dan pekerjaan yang akan dilakukan. (Gibson, dkk

2002).

Saat ini organisasi rumah sakit saya sudah menjalankan konsep organisasi sebagaimana yang didefenisikan

oleh beberapa tokoh organisasi di atas. Dari yang dikemukakan dalam teori Mintzberg (1993), bahwa tiga hal

utama yang digunakan dalam organisasi yaitu bagian dari organisasi yang memainkan peran utama dalam

menentukan keberhasilan atau kegagalannya, metode utama yang digunakan organisasi untuk mengkoordinasikan

kegiatannya dan jenis desentralisasi yaitu sejauh mana organisasi melibatkan bawahan dalam proses pengambilan

keputusan.

Sebagaimana yang dikemukakan Mintzberg (1993) bahwa ada tiga hal utama yang digunakan dalam

organisasi, dan saat ini rumah sakit kami sudah menjalankan dimana semua proses kerja secara terorginisir dengan

baik, ada pembagian kerja sesuai dengan tupoksi, proses desentralisasi dikembangkan, mekanisme koordinasi

baik vertikal dan horizontal dan melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan sudah terlaksana.
Namun dari mekanisme koordinasi pengawasan langsung yang dilakukan oleh pimpinan Apex belum maksimal,

sehingga mempengaruhi ouput atau hasil yang diharapkan. Selain itu bentuk komunikasi yang banyak digunakan

adalah komunikasi formal, dan tidak memperhatikan komunikasi informal sebagai bentuk koordinasi timbal balik

yang sifatnya lebih ke pendekatan personal atau pribadi.

Rumah sakit merupakan bentuk dari birokrasi Profesional menerapkan desentralisasi vertikal dan horizontal

juga memberikan otonomi kepada profesional (Lunenburg, 2012). Hal ini sejalan dengan rumah sakit kami yang

menjalankan birokrasi profesional dimana pekerjaan yang dilakukan berdasarkan standarisasi ketrampilan.

Birokrasi profesional secara konsisten adalah karyawan terampil dan bekerja sesuai standar dimana rumah sakit

sangat memperhatikan akan keselamatan (Mintzberg, 1993).

5. Identifikasi apakah keseluruhan fungsi manajemen pelayanan keperawatan diterapkan ditempat kerja? Apabila

tidak diaplikasikan secara keseluruhan, fungsi manajemen pelayanan keperawatan mana yang tidak dilakukan,

mengapa dan dampak yang ditimbulkan.dan solusi yang dapat diberikan


a. Perencanaan :
Rencana strategik yang dibuat bidang keperawatan tidak melibatkan manager ruangan, sehingga rencana

ruangan tidak sejalan dengan rencana bidang keperawatan. Solusi yang bisa dilakukan dengan melibatkan

manager ruangan dalam membuat dan pengambilan keputusan.


Visi, misi dan filosofi bidang keperawatan tidak dikembangkan di unit pelayanan, sehingga tidak tercapai

tujuan dan filosofi pelayanan yang diberikan kepada pasien. Solusi yang bisa dilakukan yaitu menjelaskan

pentingnya visi, misi dan filosofi di pelayanan bukan hanya sebagai pelengkap ruangan. Secara periodik

mengkaji ulang filosofi agar dapat memenuhi perubahan kebutuhan ruangan (Marquis, 2010).
Manager ruangan belum membuat rencana harian, bulanan dan tahunan (rencana anggaran, tenaga

perawat, dan peralatan ruangan). Hal ini menyebabkan manager dan stafnya tidak mampu memanejemen

waktu, banyak pekerjaan yang tidak terstruktur, tidak ada pedoman kerja, arah dan target-target yang harus

dicapai untuk kegiatan diwaktu yang akan datang (Marquis, 2010). Solusi yang bisa dilakukan

Membimbing dan mengarahkan manager ruangan untuk membuat perencanaan ruangan.

b. Pengorganisasian
Metode Tim di ruang perawatan tidak maksimal, khusus petugas siang dan malam menggunakan metode

fungsional. Hal ini menyebabkan Pekerjaan hanya sebatas melakukan tindakan kolaboratif, berfokus pada

pekerjaan sehingga tidak ada kepuasan asuhan kepada pasien (Nursalam, 2014). Solusi yang
dikembangakan mengevaluasi pengetahuan perawat tentang model asuhan, kebutuhan tenaga di pelayanan,

dan usulan perekrutan tenaga.


System perekrutan pegawai tidak melakukan test pengetahuan, dan kesehatan (psikotest), sehingga

mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada pasien, attitude merupakan hal dasar dalam perekrutan

dan seleksi perawat di rumah sakit karena dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian

berkomunikasi, dan Caring kepada pasien. Solusi yang bisa dilakukan yaitu merubah mekanisme

perekrutan terutama lebih memprioritaskan pada tes psikologi.


c. Pengarahan
Motivasi dalam bentuk imbalan atau jasa belum maksimal, pembagian jasa perawat belum berdasarkan

remunerasi sehingga banyak keluhan ketidak puasan perawat dan berpengaruh pada pelayanan. Rumah

sakit kami sudah BLUD sejak tahun 2016. Sesuai dengan KEPMENKES No. 625 Tahun 2010 : BLU

rumah sakit wajib menyusun dan menetapkan sistem remunerasi berdasarkan kerangka berpikir, prinsip-

prinsip dan ketentuan. Solusi yang dilakukan adalah mengusulkan perlu merevisi kembali pembagian jasa

berdasarkan remunerasi sesuai ketentuan yang berlaku.


d. Pengendalian
Audit hasil dan proses belum maksimal dilaksanakan di pelayanan keperawatan, hal ini menyebabkan

mutu asuhan menurun, manager belum memahami pentingya audit yang merupakan kendali mutu

pelayanan. Solusi yang bisa dilakukan perlu mereview kembali pengetahuan manager tentang audit

keperawatan, usulan ke diklat untuk sosialisasi materi MPKP khususnya manager dan Katim.
Penilaian kinerja staf belum dilakukan dengan maksimal, disebabkan belum adanya standar yang

digunakan, penilaian kinerja hanya melihat kehadiran staf di ruangan perawatan. Hal ini menyebabkan

kualitas pekerjaan staf tidak terlihat, tidak ada umpan balik dan pembinaan sehari-hari yang konsisten

tentang kinerja dan memungkinkan manajer memperbaiki masalah sebelum menjadi serius. Solusi yang

bisa digunakan adalah membuat standar penilaian kinerja, dengan menggunakan metode PRICE dalam

Nursalam (2014), dimana pemimpin perlu memahami stafnya untuk dapat melaksanakan tugas yang

efektif dan efisien, juga merespons setiap permasalahan yang terjadi di organisasi.
PRICE (P : Pinpoint : menentukan area kinerja, R : Mengukur level kinerja saat ini dengan sebuah grafik, I

: Involve : setuju dengan tujuan kinerja dan strategi untuk melatih dan mengevaluasi, C: Coach :

mengganti kinerja dan mengelola tanggung jawab, E: Evaluate menelusuri perkembangan kinerja dan

menentukan arah ke depan).


DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donelly, J. H. (2002). Organisasi : perilaku struktur proses. (N. Adriani,
Trans.) Tangerang: Binarupa Aksara (bahasa Indonesia).

Kemenkes, RI. (2010). Pedoman Penyusunan System Remunerasi Pegawai Badan Layanan Umum Rumah Sakit
di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Diakses dari https://www.scribd.com/doc/.../Remunerasi-Rumah-
Sakit-Blu

Lunenburg, F. C. (2012). Organizational Structure : Mintzberg ’ s Framework. International Journal of Scholarly,


14(1), 1–8.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan (Vol. 729). (A. Chandralela,
Ed., widyawati, & wilda, Trans.) California: buku kedokteran EGC. Retrieved from 978-979-448-918-5
Mintzberg, H. (1993). Structure in Fives-Designing effective organizations. Prentice-Hall International, 317.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nursalam, N. M. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional edisi 4. (A.
Suslia, Ed.) Jakarta, Jakarta selatan: Salemba Medika. Retrieved form
https://www.scribd.com/document/.../0-BUKU-MANAJEMEN-MAK-165-197-pdf

You might also like