Professional Documents
Culture Documents
TUGAS
AROMATERAPI DAN HIDROTERAPI
“MAKALAH AROMATERAPI”
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Aromaterapi
Aromaterapi dipopulerkan kembali seiring dengan terangkatnya kembali
obat tradisional. Upaya ini berkaitan erat dengan semakin besar nya perhatian
masyarakat terhadap keunggulan aromaterapi. Terpai ini dapat membantu
meningkatkan kecantikan dan kesehatan luar dalam dengan cara yang mudah
dan nyaman. Aroma terapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau
wangi, dan therapy yang berarti cara pengobatan atau penyembuhan. Sehingga
aromatherapy dapat diartikan sebagai suatu cara perawatan tubuh dan atau
penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (Jaelani, 2009).
Menurut Goel, Kim, & Lao, 2005, aromaterapi merupakan proses
penyembuhan yang menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan tubuh, pikiran, dan
jiwa. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma
yang segar dan harum bisa merangsang sensori dan reseptor yang ada di hidung
kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol
emosi dan memori serta memberikan informasi ke hipotalamus. Hipotalamus
merupakan pengatur sistem internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu
tubuh, dan reaksi terhadap stres (Koensoemardiyah, 2009).
esensial dari suatu tanaman dengan metode yang dikenal tenik penyulingan/
destilasi.
Selanjutnya, aromaterapi mulai menyebar ke Negara kawasan Eropa. Pada
masa Renaissance, penggunaan aromaterapi semakin dikenal luas oleh
masyarakat Perancis melalui dukungan Napoleon Bonaparte beserta Permaisuri
Marie Antoneitte. Oleh karena itu, metode pembuaan minyak esensial ataupun
minyak wangi pun mulai dikembangkan. Metode ini pada akhirnya mendorong
berkembangnya industry parfum besar di Paris dan masih tetap Berjaya hingga
masa sekarang. Penggunaan aromaterapi secara modern masih terus dilanjutkan
dan dikembangkan di Perancis sampai 1930-an. Upaya ini atas jasa Gattefosse,
seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, yang pada tahun 1928 menulis buku
‘Aroma Therapie’. Beliau pun mulai banyak mencurahkan perhatian pada sifat-
sifat kimiawi dari minyak yang terkandung dalam tumbuhan serta memaparkan
tentang manfaat minyak esensial untuk kepentingan pengobatan. Diantaranya
untuk pengobatan kanker kulit, ganggren, luka bakar, infeksi bacterial serta
penyakit kronis lainnya. Atas jasanya Gattefosse kemudian ditetapkan sebagai
‘Bapak Aroma Terapi’ modern. Selama Perang Dunia II,Gattefosse diikuti oleh
Jean Valnet muali mempraktikan cara penggunaan aromaterapi untuk mengobati
para serdadu yang cedera di medan perang.
Di tanah air, aromaterapi telah dikenal sejak lama, tercatat pada masa
Mataram Islam. Pemanfaatan bahan-bahan aromaterapi yang berasal dari
tumbuhan telah didokumentasikan secara cermat dan teliti pada masa kini.
Catatan mengenai penggunaan aromaterapi tersebut terkumpul dalam bentuk
resep-resep kecantikan dan resep-resep wewangian alami oleh Bagianda Sri
Sultan Hamengku Buwono II, Raja Matara, (1792-1828) bernama Serat
Primbon Jampi Jawi.
Dalam perkembangan selanjutnya, eksistensi aromaterpai menjadi lebih
popular dengan klinik ‘spa’ yang mulai menjamur di berbagai pelosok negeri.
Spa adalah maa air panas yang mengandung mineral atau tempat yang banyak
dikunjungi orang karena mata airnya berkhasiat (Jaelani, 2009).
5
Minyak atsiri
Minyak atsiri akan dihirup, dan kemudian bau harum dibawa oleh sel-sel rongga
hidung
BAB II
MINYAK ATSIRI
2.1 Pengertian
Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan,
Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan
karakteristik tertentu, Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum,
kosmetik, bahantam bahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa
tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang pada
sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak
dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa
berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah
terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).
Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya
perubahan aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabelitas
membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron
prasinaptik pada sistem syaraf pusat (Gilman,1991).
atsiri/ minyak essensial dilakukan tes alergi terlebih dahulu (patch test), untuk
keamanan, mengingat banyaknya kasus alergi akibat pemakaian minyak
essensial.
BAB III
POTENSI MINYAK ATSIRI VERTIVER DALAM AROMATERAPI
Tanaman akar wangi merupakan jenis tanaman yang mirip dengan rumput
tinggi, yang akarnya mengeluarkan minyak dan bisa disuling. Tanaman akar
wangi dapat kita jumpai pada daerah pinggir jalan, ladang dan tepi hutan dll.
Tanaman akar wangi ini memiliki nama latin Vetiveria Zizanioides L. Nash.
Ciri-ciri tanaman akar wangi ini memiliki batang lunak seperti rumput daun
yang memanjang dan memiliki akar serabut. Batang tanaman akar wangi lunak,
beruas-ruas, berwarna putih. Daun tanaman akar wangi tunggal berbentuk
seperti pita panjang sedikit keras, dan berwarna hijau. Bunga tanaman akar
wangi berbentuk bulir tumbuh diujung batang. Buah tanaman akar wangi
berbentuk seperti tanaman padi berduri dan berwarna putih kusam. Akar
tanaman akar wangi ini serabut terstruktur, kuat, memiliki rimpang dan
berwarna kuning. Habitat tanaman akar wangi berada pada dataran rendah dan
tinggi yang banyak memiliki sinar matahari dan curah hujan yang cukup (Sani,
2011).
Akar wangi yang kering bermutu baik menghasilkan rendemen minyak
sekitar 1,5% - 2% berat kering, dan jarang mencapai rendemen sampai 3 %.
Akar segar (belum kering) menghasilkan rendemen minyak lebih kecil. Mutu
akar minyak wangi tidak tergantung pada umur akar, tetapi terhadap lamanya
penyulingan. Semakin lama penyulingan, maka minyak yang dihasilkan
semakin bermutu baik. Umumnya minyak yang dihasilkan dengan proses
14
penyulingan yang lama berwarna gelap, lebih pekat, dan memiliki nilai bobot
jenis dan putaran optic yang tinggi. (E. Guanther, 1990).
Maulana, 2013 diperoleh bahwa kandungan komponen utama dari minyak akar
wangi dengan metode steam-hydro distillation lebih banyak dengan tabel
sebagai berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah lavender, vetiver, cedarwood dan Brain
Power (yang merupakan perpaduan dari rankincense, sandalwood, melissa,
cedarwood, blue cypress, lavender dan helichrysum essential oil). Minyak
esensial diujikan satu per satu selama 30 hari. Anak-anak menggunakan
perangkat inhalasi di malam hari dan menghirup minyak esensial sekitar tiga
kali sehari. Hasilnya sangat menjanjikan. Lavender oil menunjukkan
peningkatan kinerja sebesar 53 persen, cedarwood oil mengangkat kinerja 83
persen dan minyak akar wangi (vetiver oil) meningkatkan kinerja sebesar 100
persen.
Studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior
menyinggung untuk pertama kalinya tentang apa yang disebut “dual-hormone
hypothesis”. Para peneliti menemukan ketika kortisol meningkat pada saat stres,
hormon testosteron merespon dengan juga turut mengalami peningkatan.
Masalah setelah itu, kadar testosteron akan berada pada level jauh lebih rendah
dari sebelumnya. Ketika menjalani hidup dalam keadaan stres, kadar testosteron
akan terkuras sehingga membuat seseorang kehilangan hasrat seksual. Minyak
akar wangi (vetiver oil) terbukti menjadi agen penenang yang efektif, membuat
pikiran dan tubuh menjadi santai, sehingga menyeimbangkan hormon secara
alami. Menurut sebuah artikel dari jurnal Current Opinion of Endocrinology,
Diabetes and Obesity, cukup tidur dan tidur pada saat yang tepat adalah dua cara
paling efektif untuk meningkatkan testosteron.
Sebuah studi tahun 2015 yang dilakukan di India menemukan minyak akar
wangi (vetiver oil) memainkan peran protektif dalam tubuh dengan mengurangi
efek beracun dari obat kemoterapi yang disebut cisplatin, yang digunakan untuk
mengobati kanker testis, kandung kemih, indung telur atau kanker paru-paru.
Karena aktivitas antioksidannya, minyak akar wangi (vetiver oil) secara
signifikan menghambat kerusakan DNA pada tikus yang diberi cisplatin selama
lima hari berturut-turut.
.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Tanaman akar wangi merupakan jenis tanaman yang mirip dengan rumput
tinggi, yang akarnya mengeluarkan minyak dan bisa disuling. Hasil penyulingan
dari akar tanaman akar wangi disebut sebagai minyak atsiri. Adapun berbagai cara
untuk memperoleh minyak atsiri diantaranya penyulingan, pengepresan, ekstraksi
pelarut mudah menguap dan ekstraksi dengan lemak padat. Secara tradisional,
minyak akar wangi telah digunakan dalam aromaterapi untuk relaksasi dan
mengurangi stres emosional, serangan panik, trauma, kecemasan, insomnia, histeria
dan depresi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Gilman, A.G., T.W. Rall, A.S. Nies, Taylor. 1991. The Pharmacological Basis
of Therapeutics, 8th ed. New York : McGraw-Hill.
Goel, N., Kim, H., & Lao, R. P. (2005). An olfactory stimulus modifies
nighttime sleep in young men and women tersedia online di
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.
1080/07420520500263276?journalCode =icbi20 [diakses pada 14 April
2018; 22.09WIB]
Hanief, Maulana M Al, dkk. 2013. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Akar Wangi
Menggunakan Metode Steam - Hydro distillation dan Hydro distilation
dengan Pemanas Microwave. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2,
(2013) ISSN: 2337-3539.
Hernendi, Syafril. 2018. Manfaat, Kegunaan, dan Efek Samping Vertiver Oil
tersedia online di https://www.atsirich.com/121/7-manfaat-kegunaan-efek-
samping-vetiver-oil-minyak-akar-wangi/. [diakses pada 14 April 2018;
20:50 WIB]
Jaelani. 2009. Aroma Terapi Ed. 1. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.
22
Sani. 2011. Minyak dari Tumbuhan Akar Wangi. Surabaya: Unesa University
Press