You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi

masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American

Diabetes Association (ADA), DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua

populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan

penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas

secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin.(Yuliani et al., 2014)

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit heterogen yang didefinisikan

berdasarkan adanya hiperglikemi. Kriteria diagnostik untuk diabetes

mencakup (1) glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL, (2)gejala diabetes plus

glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL, atau (3) kadar glukosa plasma ≥200

mg/dL setelah pemberian 75 gram glukosa peroral / uji toleransi glukosa

oral.( Stephen J. McPhee & William F. Ganong, 2010)

Riset kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2007 dan 2013 melakukan

wawancara untuk mengghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun

keatas. Didefinisikan sebagai diabetes melitus jika pernah didiagnosis

menderita kencing manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis

menderita kencing manis oleh dokter tetapi dalah 1 bulan terakhir mengalami

gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dengan jumlah yang

banyak dan berat badan menurun. Hasil wawancara tersebut mendapatkan

bahwa proporsi diabetes melitus pada rikesdas 2013 meningkat hampir dua

1
kali lipat dibandingkan tahun 2007.(Pusat data & informasi kementrian

kesehatan RI, 2014)

Gambar 1. Proporsi Diabetes Melitus dari hasil wawancara pada tahun

2007 dan 2013 pada usia ≥ 15 tahun

Diabetes melitus tipe 2 yang tidak dikelola dengan baik akan

menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronis, baik mikroangiopati

seperti retinopati dan nefropati maupun makroangiopati seperti penyakit

jantung koroner, stroke, dan juga penyakit pembuluh darah tungkai

bawah.(Yuliani et al., 2014)

Sedangkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi

jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan

pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau terasa

tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang

mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan

datar atau berjalan jauh. Didefinisikan sebagai PJK jika pernah didiagnosis

menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) oleh dokter atau

belum pernah didiagnosis menderita PJK tetapi pernah mengalami

gejala/riwayat: nyeri di dalam dada/rasa tertekan berat/tidak nyaman di dada

dan nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan di dada bagian tengah/dada kiri

2
depan/menjalar ke lengan kiri dan nyeri/tidak nyaman di dada dirasakan

ketika mendaki/naik tangga/berjalan tergesa-gesa dan nyeri/tidak nyaman di

dada hilang ketika menghentikan aktifitas/istirahat.(Rikesdas 2013)

Gambar 2 Menunjukkan prevalensi jantung koroner berdasarkan

wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan

berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi

jantung koroner berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi Sulawesi Tengah

(0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen.

Sementara prevalensi jantung koroner menurut diagnosis atau gejala tertinggi

di Nusa Tenggara Timur (4,4%), diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi

Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%).(Rikesdas 2013)

Gambar 2. Prevalensi penyakit jantung koroner pada umur ≥15 tahun

menurut provinsi, Indonesia 2013

3
Penyebab mortalitas dan morbiditas utama pada pasien DM tipe 2 adalah

Penyakit Jantung Koroner (PJK). Diabetes dan hiperlipidemia merupakan

faktor risiko yang penting pada penderita usia dewasa muda, karena kedua

faktor risiko tersebut merupakan faktor yang berperan dalam proses

terjadinya patogenesis penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol dan lipid

lain dalam darah yang tinggi pada diabetes menyebabkan pasien lebih mudah

untuk mengalami aterosklerosis dan PJK daripada orang normal. (Yulsam et

al., 2015)

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang banyak terjadi di

Indonesia, menurut data di rikesdas tahun 2007 hingga 2013 mengalami

kenaikan hampir dua kali lipat dan jika tidak di terapi dengan baik akan

mengalami komplikasi berat seperti penyakit jantung koroner. Seperti yang

sudah di jelaskan di atas bahwa Penyebab mortalitas dan morbiditas utama

pada pasien DM tipe 2 adalah salah satunya Penyakit Jantung Koroner (PJK)

oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit jantung koroner di rumah

sakit umum Dok II Jayapura periode januari 2017 – juni 2017”.

4
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan diabetes melitus tipe 2 dengan penyakit jantung

koroner di rumah sakit umum Dok II Jayapura periode januari 2017 – juni

2017 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan diabetes melitus tipe 2 dengan

penyakit jantung koroner di rumah sakit umum Dok II Jayapura periode

januari 2017 – juni 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui hubungan umur pada pasien diabetes melitus

tipe 2 dan penyakit jantung koroner di rumah sakit umum Dok II

Jayapura periode januari 2017 – juni 2017

b) Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin pada pasien diabetes

melitus tipe 2 dan penyakit jantung koroner di rumah sakit umum

Dok II Jayapura periode januari 2017 – juni 2017

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan tentang hubungan diabetes melitus

tipe 2 dengan penyakit jantung koroner dan mengembangkan wawasan,

minat serta kemampuan dalam bidang penelitian.

1.4.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk penelitian

- penelitian selanjutnya mengenai pasien diabetes melitus dan penyakit

5
jantung koroner serta sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan

Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.

1.4.3 Bagi Pembaca

Dapat memberikan informasi tentang hubungan diabetes melitus

tipe 2 dengan penyakit jantung koroner di rumah sakit umum Dok II

Jayapura periode januari 2017 – juni 2017

6
DAFTAR PUSTAKA

Yuliani, F., Oenzil, F., Iryani, D., 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko
Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. J. Kesehat. Andalas 3.

Yulsam, P.Y., Oenzil, F., Efrida, 2015. Insidens Riwayat Hipertensi dan Diabetes
Melitus pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di RS. Dr. M. Djamil
Padang. J. Kesehat. Andalas 4.

McPhee, Stephen J. & Ganong, William F. 2010. Patofisiologi Penyakit Edisi 5.


Jakarta. EGC.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Waspada Diabetes. Didapat dari :


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati
n-diabetes.pdf

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Didapat dari :
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf

You might also like