You are on page 1of 4

Anatomi Fisiologi Sistem Saraf

Menurut Rondhianto, (2016) Sistem saraf manusia mempunyai dua bagian


utama, yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan system saraf tepi/perifer (SST). Sistem
saraf pusat terdiri dari dua bagian yaitu otak dan medula spinalis (spinal cord).
Sedangkan sistem saraf tepi meliputi sistem saraf motorik dan sensorik.
SSP dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, yang
selanjutnya SSP dilindungi pula oleh suspensi dalam cairan serebrospinal (CSF:
cerebrospinal fliud) yang dibentuk dalam ventrikel otak. SSP dilapisi oleh selaput
meningens yang terdiri dari 3 lapisan yaitu durameter, arakhnoid, dan piameter.

OTAK
Berdasarkan perkembangan embriogenik, otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu otak
depan, tengan dan belakang. Sedangkan berdasarkan struktur anatominya otak
dibagi menjadi 5 bagian. Bagian-bagian itu adalah prosensefalon (telesenfalon dan
diasenfalon), mesensefalon (mid brain) dan rombensefalon (metensefalon dan
mielensefalon). Otak tengah atau mesensefalon bersama dengan pons dan medula
oblongata biasa disebut dengan batang otak.
MEDULA SPINALIS
Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna
vertebralis sampai setinggi vertebra lumbalis pertama (L1) orang dewasa. Medula
spinalis terbagi menjadi 31 segmen yang menjadi tempat asal dari 31 pasang saraf
spinalis. Segemen-segmen tersebut diberi nama sesuai dengan vertebra tempat
keluarnya radiks saraf yang bersangkutan. Sehingga medula spinalis dibagi
menjadi bagian servikal, torakal, lumbal dan sakral.
SISTEM SARAF TEPI
ANATOMIS
Secara anatomis SST dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf
kranial. Saraf perifer terdiri dari neuron-neuron sensorik (aferen) yang menerima
rangsangan dan meneruskannya ke SSP untuk diproses. Dan juga neuron motorik
(eferen) yang berfungsi meneruskan pesan-pesan dari SSP ke tubuh sebagai
bentuk respon. Saraf spinal dapat menghantarkan pesan aferen dan pesan eferen
sehingga dinamakan saraf campuran. Saraf-saraf kranial berasal dari bagian
permukaan otak. Saraf kranial ini terdiri dari lima pasang saraf motorik dan tiga
pasang saraf sensorik serta empat pasang saraf campuran.
FUNGSIONAL
Secara fungsional SST dibagi menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf
otonom. Sistem Saraf Somatis terdiri dari saraf campuran. Bagian aferen
membawa baik informasi sensorik yang disadari maupun informasi sensorik yang
tidak disadari (misal : nyeri, suhu, raba, propriosepsi yang disadari mauun yang
tidak disadari, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan penciuman) dari kepala,
dinding tubuh dan ekstrimitas. Saraf eferen terutama berhubungan dengan otot
rangka tubuh. Sehingga secara umum sistem saraf somatis menangani interaksi
dan respon terhadap lingkungan.
Sistem Saraf Otonom
merupakan sistem saraf campuran. Serabut saraf aferen dan eferennya
mempersarafi organ-organ viseral seperti pengaturan denyut jantung, pembuluh
darah, pernafasan dan lain-lain. Sistem saraf otonom terutama menangani
pengaturan fungsi viseral dan interaksinya dengan lingkungan dalam.
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian utama yaitu simpatis dan
parasimpatis serta satu fungsi tambahan yaitu fungsi enterik. Pada makalah ini
akan dibahas dua fungsi utama. Saraf otonom simpatis meninggalkan SSP dari
daerah torakal dan lumbal (torakolumbal) sedangkan saraf otonom parasimpatis
keluar dari otak melalui komponen saraf kranial dan bagian sakral medula spinalis
(kraniosakal). Fungsi utama dari saraf simpatis adalah mempersiapkan tubuh
dalam menghadapi stres yaitu respon bertempur atau lari. Contoh fungsinya
adalah meningkatan kecepatan denyut jantung dan pernafasan serta penurunan
aktivitas saluran pencernaan. Sedangkan saraf parasimpatis adalah membatu
konservasi dan homeostasis fungsi tubuh. Misalnya menurunkan kecepatan
denyut jantung dan prenafasan dan meningkatkan pergerakan saluran cerna sesuai
dengan kebutuhan pencernaan dan pembuangan

You might also like