You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup di bumi
yaitu sampah. Setiap proses produksi usaha atau bisnis dalam bidang apapun
sebagaina besar akan menghasilkan limbah atau sampah, seperti produksi gula.
Pekerjaan rumah terbesar adalah agar produksi tidak menghasilkan limbah atau
limbah sisa produksi dapat dimanfaatkan dengan bijak agar tidak merusak dan
mencemari lingkungan.
Jika sampah dikelola dengan cara yang baik dan benar, maka sampah
bukanlah masalah. Mengelola sampah sebenarnya tidaklah sulit. Sampah
bahkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat kita manfaatkan. Melalui suatu
pembiasaan menjadi suatu kebiasaan dan budaya. Untuk menciptakan
kebiasaan hidup bersih dan sehat memang harus kita awali sejak dini, dimana
dari kebiasaan itu akan terciptalah budaya untuk bersih dan sehat.
Indonesia adalah negara agraris dengan iklim tropis. Di sinilah tumbuh
dengan subur tanaman tebu dan bahkan Indonesia dikenal dengan cikal bakal
tebu dunia. Tebu adalah bahan baku dalam pembuatan gula.
Perusahaan produksi gula pasir pasti telah merencanakan dan merancang
pemanfaatan ampas tebu (bagasse). Sedangkan pedagang yang menjual
minuman sari tebu hampir 80% tidak memanfaatkan pengolahan ampas tebu
tersebut, sehingga setelah sisa produksi ampas tebu hanya berada ditong
sampah.
Negara Indonesia terkenal dengan keaneka ragaman kreatifitas anyaman
yang berasa dari bambu, rotan, eceng gondok dan tebu. Pemanfaatan ampas
tebu sebagai kerajinan tangan akan menambah nilai jual produk. Hal tersebut
perlu digalakkan dimasyarakat dan anggota pramuka agar ikut serta dalam
memanfaatkan limbah.

1
Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah
yang berjudul “Upaya Pemanfaatan Ampas Tebu dalam Pengembangan
Ekonomi Kreatif Melalui Kerajinan Tangan”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sampah?
2. Apa itu sampah ampas tebu?
3. Apa itu ekonomi kreatif
4. Bagaimana cara memanfaatkan ampas tebu menjadi kerajinan tangan?
5. Bagaimana nilai jual hasil kerajinan tangan pemanfaatan ampas tebu?
6. Bagaimana upaya pemanfaatan ampas tebu sebagai kerajianan tangan
berupa lampion?

C. Tujuan Karya Tulis


1. Tujuan Umum
Tujuan umum tentang pembuatan karya tulis ini adalah bagaimana
pembaca mampu mengetahui tentang pengolahan ampas tebu sebagai
kerajinan tangan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian sampah
b. Untuk mengetahui pengertian sampah ampas tebu
c. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif dari pemanfaatan ampas tebu
d. Untuk mengetahui cara pemanfaatan amapas tebu sebagai kerajinan
tangan
e. Untuk mengetahui nilai jual hasil kerajinan tangan pemanfaatan
ampas tebu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor
18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi
bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk
kedalamnya (Azwar, 1990).
Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah
(waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia,
dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah
adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.
2. Ampas Tebu
Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman
tebu (saccharum oficinarum) setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya
pada Industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumlah
besar produk limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu (bagasse).
3. Ekonomi Kreatif
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang
penopang utamanya adalah informasi dan kreativititas dimana ide dan
stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor
produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Perkembangan tersebut boleh

3
dikatakan sebagai dampak dari struktur perekonomian dunia yang tengah
mengalami gelombang transformasi teknologi dengan laju yang cepat
seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber
Daya Alam (SDA) diikuti menjadi berbasis Sumber Daya Manusia
(SDM), dari era genetik dan ekstraktif ke era manufaktur dan jasa
informasi serta perkembangan terakhir masuk ke era ekonomi kreatif.

B. Pemanfaatan Ampas Tebu Menjadi Kerajinan Tangan


Pada dasarnya setiap individu itu kreatif, namun kreativitas tiap individu
berbeda.Tiap- tiap individu memiliki tingkatan, sesuai dengan potensi yang
dimiliki sejak lahir dan pengaruh lingkungan sekitar.Perbedaan kreativitas tiap
individu akan mempengaruhi pengalaman yang dimiliki.Semakin kreatif
seseorang, maka ungkapan ekspresinya akan semakin unik. Unik berarti
individu tersebut memiliki ide-ide baru yang berbeda dengan lainnya.
Kerajinan tangan adalah suatu karya dimana kita membuat karya tersebut
menjadi sebuah bernilai terutama bernilai ekonomis, kerajinan tangan tentunya
adalah sebuah karya yang kita ciptakan menjadi sebuah benda yang berharga
yang sebelumnya tidak bernilai apa – apa, kerajinan tangab ini bermula dari
hobi seseorang untuk memulai membuat sesuatu yang awal nya membosankan
menjadi diri kita senangi atau pun bahkan menjadi disenangi orang lain,
kerajinan tangan selain dimulai dari hobi juga dapat dimulai dari tempat atau
lingkungan yang kita tempati dengan cara memanfaatkan barang – barang tidak
terpakai atau barang – barang yang berlebih yang kemungkinan kita bisa
mengolahnya menjadi barang berguna.
Ampas tebu tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar saja,
akan tetapi pengolahan sampah ampas tebu yang sering kita jumpai di dekat
pedagang minuman tebu dapat dijadikan sebagai kerajianan tangan seperti
lampion, bingkai foto, dompet, tas dan banyak yang lain. Perlu proses untuk
mengolah ampas tebu menjadi kerajinan lamion yaitu dengan cara sebagai
berikut :

4
Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas
dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari
rangka bambu dibalut dengan kertas tebal atau sutera bewarna (biasanya
merah). Lampion biasanya tidak dapat bertahan lama, dan mudah rusak.
Cara pembuatan lampion dari ampas tebu yaitu sebagai berikut :
1. Alat dan Bahan
a) Ampas Tebu
b) Gunting
c) Lem kayu
d) Balon dan handscoon
e) Benang / tali kenur
f) Kayu
g) Instrumen lampu
2. Cara pembuatan
a) Keringkan ampas tebu dibawah terik matahari selama 3 hari
b) Pisahkan antara ampas yang kasar dan halus, kemudian ampas
tersebut dicacah atau dirajang sampai menjadi seperti parutan
kelapa
c) Ambil balon dan handscoon yang telah ditiup kemudian lumuri
dengan lem kayu hingga merata

Balon dilumuri lem


kayu

Balon ditali

Gabar 2.1 :
Balon

5
Balon dilumuri lem
kayu

Balon ditali

Gambar 2.2:
Balon Handscoon

d) Diamkan sekitar 2 menit kemudian taburkan balon dengan ampas


tebu yang telah dicacah menjdi seperti parutan kelapa diseluruh
lapisan balon secara merata bila perlu tambahkan lem kayu lagi
agar merata dan balon tertutup dengan ampas tebu.
e) Setelah merata keringkan lampion selama 8 – 10 jam sampai
mengeras
f) Setelah lampion terbentuk langkah selanjutnya yaitu menyusun
instrument lampu.
g) Untuk tambahan lampion bentuk tangan pada bagian bawah
diberikan pegas bekas agar terlihat menarik

Gambar 2.3 :
Lampion tangan dengan pegas

6
h) Kemudian berikan warna dan tambahkan kreatifitasmu seperti
memberikan nama atau membuat karakter kartun pada lampion
i) Setelah itu pasang rangkaian instrument lampu pada lampion
yang telah siap.
j) Lampion telah siap dipasarkan

C. Nilai Jual Kerajian Lampion


Nilai jual lampion dari ampas tebu dijadikan kerajinan tangan sangat tinggi
melihat sasaran konsumen di masyarakat. Sasaran pemasaran kerajinan
lampion dari ampas tebu adalah cafe dengan nuansa alam, pekan expo daerah,
siswa sekolah dan ibu rumah tangga.
Bentuk lampion yang bervariasi akan menambah target pemasaran dan
nilai jual yang tinggi. Lampion dengan bentuk tangan akan memakan biaya
produksi pembuatan tiap 10 (sepuluh) buah lampion adalah Rp 100.000
(seratus ribu rupiah) begitu pula dengan lampion dengan bentuk bola
berdiameter 30 cm akan memakan biaya produksi yang sama yang akan
dibelikan barang habis pakai yaitu lem kayu, balon, pegas bekas dan kayu
instrumen lampu yang akan dipasang pada lampion. Sedangkan peralatan yang
dibutuhkan sudah dianggarkan dari biaya produksi berupa gunting dan pisau.
Berikut tabel biaya produksi :
No Nama barang Jumlah Biaya produksi
1. Ampas tebu 3 kilo Rp 0
2. Gunting 1 buah Rp 5.000
3. Pisau 1 buah Rp 10.000
4. Balon 10 buah Rp 20.000
5. Instrumen lampu 10 buah Rp 50.000
6. Lem kayu 1 buah Rp 10.000
7. Pegas bekas 10 buah Rp 0
8. Kawat 10 meter Rp 5.000
Jumlah Rp 100.000
Tabel 2.1 :
Tabel biaya produksi lampion ampas tebu

7
Harga jual lampion dengan melihat biaya produksi yaitu sebesar Rp 10.000
(sepuluh ribu rupiah) per buah sehingga lampion dengan model tangan dapat
dijual dengan harga Rp 25.000 dengan instrumen lampu. Akan tetapi apabila
pembeli menghendaki lampion tanpa instrumen lampu maka biaya produksi
akan berkurang menjadi Rp 5.000 (lima ribu rupiah) dan harga jual juga kan
turun menjadi Rp 15.000 (lima belas ribu rupiah) per lampion.

D. Upaya Pemanfaatan Ampas Tebu


Upaya pemanfaatan sampah ampas tebu menjadi kerajinan tangan dapat
bermanfaat bagi lingkungan dan msayarakat. Selama ini ampas tebu hanya
dibuang atau dibakar oleh penjual es tebu yang biasa kita jumpai dipinggir
jalan. Dengan memanfaatkannya sebagai kerajinan tangan berupa lampion
maka ampas tebu yang tidak berguna dapat dijadikan kreasi dengan nilai jual
yang tinggi.
Semakin tinggi nilai jual maka dibutuhkan kreatifitas yang tinggi agar
harga jual lampion dapat dicapai secara penuh. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan mengundang pengrajin seni dan meminta bantuan kepada pihak
terkait dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup (BLH) ditiap wilayah. Upaya
tersebut secara sederhana dapat meningkatkan motivasi serta daya kreatifitas
dalam pemanfaatan ampas tebu.
Sasaran penjualan lampion dari ampas tebu dilakukan dengan komposisi
jumlah yang berbeda, contohnya pada saat pekan expo kerajian digelar maka
pembuat kerajianan dapat memamerkan produk yang terbaik serta
mencontohkan cara pembuatan lampion. Langkah ini dilakukan untuk menarik
minat masyarakat bahwa ampas tebu ternyata dapat berguna dan memiliki nilai
jual yang tinggi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya.
Pemanfaatan sampah ampas tebu dapat di
B. Saran
a. Pembaca
Pembaca diharapkan dapat termotivasi untuk memanfaatkan sampah
ampas tebu untuk dijadikan kerajinan tangan menjadi lampion.
b. Penjual Es Tebu
Penjual dapat mengumpulkan ampas tebu dan ditempatkan yang
sesuai kemudian dikumpulkan dan akan dimanfaatkan oleh masyarakat
agar dapat dikelola menjadi kerajinan tangan atau dimanfaatkan penjual
mengolahnya menjadi sampah dengan nilai jual yang tinggi
c. Masyarakat
Masyarakat diharapkan mau dan mampu berkreasi dengan ampas
tebu tidak hanya sebagai lampion tetapi menjadi hal baru yang bermanfaat
bagi lingkungan dan masyarakat
d. Pemerintah
Pemerintah dapat bekerja sama dengan BLH dalam pemanfaatan
sampah bekas baik itu organik maupun an organik dilingkungan
pemerintahan atau diwilayah pemerintahan sehingga terwujudnya zero
waste yang sedang digalakkan.

You might also like