Professional Documents
Culture Documents
Tanah: bagian atas kulit bumi (lithosfer) yang telah mengalami pelapukan dan
merupakan media aktivitas biologi.
T=BxIxOxLxW
Review HTAT II - 1
2. Fungsi tanah bagi tanaman:
• Sebagai tempat tumbuh dan berjangkarnya akar
• Penyedia dan pengatur tata air dan udara bagi perakaran
• Penyedia dan pengatur unsur-unsur hara
• Pengatur temperatur dalam tanah
• Media mikroorganisme berguna dan penyebab penyakit tanaman
Review HTAT II - 2
2.2 Fungsi Tanah sebagai Unsur Produksi Pertanian
Gas
Solid
Liquid
Organic
2. Peranan padatan
• Sumber dan penyedia unsur hara bagi tanaman dan organisme tanah
• Tempat berpegang akar untuk tegaknya tanaman
3. Peranan air
a. Bagi tanaman dan organisme tanah
• Pelarut dan medium untuk reaksi kimia
• Medium untuk transpor, zat pelarut organik dan anorganik
• Medium yang memberikan turgor pada sel tanaman untuk meng-
galakkan pembesaran sel, struktur tanaman dan penempatan daun.
• Hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid. Untuk
enzim, air hidrasi membantu memelihara struktur dan memudahkan
fungsi katalis
• bahan baku fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi-reaksi kimia
lainnya dalam tumbuhan.
• Evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan permukaan tanaman.
(Gardner, F.P, Pearce, R.B., Mitchell, R.L., 1985. Physiology of Crops Plants,
The Iowa State University Press).
Review HTAT II - 3
b. Bagi pedogenesis dan degradasi tanah
• pencucian/pelindian unsur-unsur hara
• pembentukan mineral liat sekunder
• perbaikan dan pengrusakan struktur tanah
• erosi tanah.
4. Peranan udara
Fungsi Oxygen tanah:
o Sumber energi metabolisme untuk pertumbuhan dan perkembangan
akar dan mikroorganisme, penyerapan air dan nutrisi oleh akar tanaman
o Mengendalikan proses anaerob yng menghasilkan senyawa racun bagi
tanaman
o Mempengauruhi proses-proses reduksi dalam tanah yang berdampak
pada perubahan pH, denitrifikasi, ketersediaan hara dan terbentuknya
senyawa-senyawa racun
o Mengendalikan micro dan macroorganisme tanah seperti patogen dan
pest.
SOIL
AIR
Denitrification, nutrient
availability, toxic Ion exchange and
substances in soil nutrient solubility
Pathogenes, pests
Redox pH
processes
SOIL
Review HTAT II - 4
SOIL
AIR
Denitrification, nutrient
availability, toxic Ion exchange and
substances in soil nutrient solubility
Pathogenes, pests
Redox pH
processes
SOIL
5. Peranan temperatur
• Mengendalikan proses respirasi akar, kimia, fisika dan biologi dalam
tanah, karena temperatur mempengaruhi absorpsi ion-ion, konduktivitas
hidraulik, potential osmotik, hidrasi ion-ion, energi bebas tersedia,
permeabilitas membran, kelarutan unsur hara, aktivitas diffusi dan
enzimatik, dan perkembangan organisme simbiotik.
• Pada temperatur optimum, proses-proses tersebut meningkat sehingga
kebutuhan oksigen dalam tanah juga meningkat.
• Pada temperatur rendah viskositas air meningkatkan sehingga
konduktivitasnya menurun
• Pada temperatur lebih dari 35oC, proses diffusi menurun sehingga
menunrunkan pengangkutan substrat dan hasil-hasil metabolisme seperti
gula, oxygen, dan karbon dioksida.
Review HTAT II - 5
• Pada temperatur 35 oC system protoplasma mulai rusak.
• Peningkatan temperatur hingga temperatur optimum laju pertumbuhan
akar meningkat
• Peningkatan temperatur dari 13 oC to 28 oC serapan air oleh akar padi
meningkat 2x.
• Pengambilan air oleh akar pea pada temperatur 22 oC mencapai 7x pada
temperatur 5 oC.
• Pengambilan nutrisi, nodulasi, dan fiksasi nitrogen juga meningkat
dengan meningkatnya temperatur hingga temperatur optimum.
Review HTAT II - 6
b. Mempengaruhi sifat kimia tanah. Meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK) dan ketersediaan hara, khususnya unsur mikro dan trace elements.
Asam yang dikandung humus akan membantu meningkatkan proses
pelapukan bahan mineral.
c. Mempengaruhi sifat biologi tanah. Bahan organik akan menambah energi
yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah. Tanah yang kaya akan
bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri mikro flora
dan mikrofauna tanah lainnya.
d. Mempengaruhi kondisi sosial. Daur ulang limbah perkotaan maupun
permukiman akan mengurangi dampak pencemaran dan meningkatkan
penyediaan pupuk organik. Meningkatkan lapangan kerja melalui daur
ulang yang menghasilkan pupuk organik sehingga meningkatkan
pendapatan.
Sifat Mineral
♣ Sifat tanah utuh lebih memiliki arti daripada sifat partikelnya (mineralnya),
ρb = (1- f) ρp Æ ρb = BV , f = porositas total, ρp =BJP.
♣ Sifat tanah utuh lainnya yang beragam dengan kesarangan adalah:
konduktivitas elektrik, kekenyalan (elastisitas), kapasitas panas volume,
kekerasan, konduktivitas panas.
♥Faktor tanah utuh (1 - f) juga bergantung pada mineralogi.
♥Tanah lempung porositasnya lebih besar daripada tanah berpasir
♥Ukuran partikel sangat pengting karena juga berhubungan dengan sifat
tanah lainnya seperti Permukaan Jenis (=S).
♣ Lempung umumnya mempunyai permukaan jenis > 50x104 cm2/g
♣ Partikel lempung umumnya berukuran diameter < 2 µm.
Table Luas Permukaan spesifik (permukaan jenis) separat tanah (S)
Review HTAT II - 7
Separat tanah Diameter/tebal S (cm2/g)
Pasir 0.02 – 2.0 mm 10 - 1000
Debu 0.002 – 0.02 mm ( 1 - 10) 103
Lempung kaolinit (2 - 8) 10-6 cm ( 10 – 50) 104
Lempung Illit (4 - 13) 10-7 cm ( 60 – 200) 104
Lempung Vermiculite (2 - 3) 10-7 cm (400 – 500) 104
Lempung montmorillonit (9 - 13) 10-8 cm (600 – 800) 104
Cold zone:
Illite, Chlorite
Temperate Zone: mixed layers,
vermiculites
Review HTAT II - 8
80
Permukaan spesifik
60
40
20
0
Batuan pembentuk Mika Kaolinit Gibsit Gibsit nodules
mineral Feldspar Montmorrillonit Batuan besi
Permukaan jenis (S) dan kerapatan muatan permukaan (σ) tidak saja
mempengaruhi sifat kimia dan kesuburan tanah tetapi juga sifat fisik tanah,
seperti:
- kapasitas menyimpan dan melewatkan air, gas, panas dan larutan tanah.
- mempengaruhi rheology (sifat alir) tanah Æ kapasitas beban, pengolahan,
kemampuan tanah dilewati.
Untuk tanah yang didominasi oleh mineral muatan tetap (permanent charge)
Æ permukaan jenis dan kerapatan muatan permukaannya tidak dapat dirubah
oleh aktivitas manusia Æ sifat kimia, fisika dan kesuburannya ditentukan
dengan manipulasi konsentrasi dan komposisi larutan tanah.
Untuk tanah yang didominasi oleh mineral muatan berubah (variable charge)
kerapatan muatan permukaan sering terubah oleh praktek-praktek pertanian
seperti pengapuran.
Review HTAT II - 9
2.4 Mineralogi dan Klasifikasi Tanah
Diagram mineral yang umum terdapat di tanah
SOIL CONSTITUENTS
INORGANIC ORGANIC
CRYSTALLINE NON-CRYSTALLINE
Review HTAT II - 10
Hubungan antara mineralogi dengan ordo tanah (soil Taxonomy)
Diagram Klasifikasi mineral menurut taxonomi tanah
SOIL CONSTITUENTS
INORGANIC ORGANIC
CRYSTALLINE NON-CRYSTALLINE
Non-crystalline
Andisols material
(Andepts)
Oxides and Oxisols
hydrous oxides
Vertisols
Smectites
Review HTAT II - 11
Jika hanya tanah-tanah anorganik yang diperhatikan 4 ordo tanah lagi dapat
ditambahkan.
Hubungan antara konstituen tanah anorganik dengan ordo tanah
ALFISOLS
MOLLISOLS
VERTISOLS
SMECTITES
(permanent charge clay minerals)
Masih ada 4 ordo tanah yang tidak dapat masuk dalam diagram: Entisols
(tidak cukup menunjukkan perkembangan pedogenesisnya), Aridosols
(karena diklasifikasikan berdasarkan iklim kering, dan Alfisols (kerap mirip
Oxisol dan kerap pula mirip Mollisol dan Vertisol). Dan, Gelisols (untuk tanah-
tanah yang diklasifikasikan berdasarkan terbentuknya pada temperatur yang
selalu beku, < 0oC).
Review HTAT II - 12