You are on page 1of 12

II.

Review Hubungan Tanah, Air dan Tanaman

Tanah: bagian atas kulit bumi (lithosfer) yang telah mengalami pelapukan dan
merupakan media aktivitas biologi.

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, berdimensi tiga, menduduki


sebagaian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan
memiliki sifat sebagai pengaruh iklim (I) dan organisme (O) yang bertindak
terhadap bahan induk (B) pada kondisi topografi (L) tertentu dan selama
waktu (W) tertentu” (Donahue, 1970).

T=BxIxOxLxW

2.1. Fungsi Tanah

1. Sebagai Sumberdaya Alam


• unsur produksi pertanian
• unsur pengatur tata air
• unsur perlindungan alam
• unsur teknik bangunan/infrastruktur

Lason dan Pierce, 1991:


a. Sebagai media pertumbuhan tanaman
b. Mengatur dan membagi aliran air
c. Sebagai saringan lingkungan

Karlen et al., 1997:


a. Mendukung aktivitas biologi, keaneka ragaman hayati dan produktivitas
b. Mengatur tata air dan aliran lautan
c. Sebagai saringan, buffer, degradator, detoksifikator senyawa anorganik
dan organik, termasuk limbah industri, rumah tangga dan limbah atmosfer;
d. Menyimapan dan mendaur ulang hara dan unsur lain di dalam biosfer;
e. Mendukung bangunan dan melindungi kekayaan arkeologi.

Review HTAT II - 1
2. Fungsi tanah bagi tanaman:
• Sebagai tempat tumbuh dan berjangkarnya akar
• Penyedia dan pengatur tata air dan udara bagi perakaran
• Penyedia dan pengatur unsur-unsur hara
• Pengatur temperatur dalam tanah
• Media mikroorganisme berguna dan penyebab penyakit tanaman

Fungsi tanah bagi tanaman (Islami dan Utomo, 1995), sebagai:


a. Tunjangan mekanis sebagai tempat tanaman tegak dan tumbuh;
b. Penyedia unsur hara dan air;
c. Lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah melakukan aktivitas
fisiologinya.

Kesuburan tanah: Kualitas tanah dalam kemampuannya untuk menyediakan


unsur hara yang cocok dalam jumlah cukup serta dalam
keseimbangan yang tepat dan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan suatu spesies tanaman.

Produktivitas tanah: Kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu spesies


tanaman atau suatu sistem pertanaman pada suatu pengelolaan
tertentu.

Mutu tanah (soil quality): kemampuan suatu tanah didalam batas-batas


lingkungannya untuk berfungsi dalam kapasitasnya menghasilkan
produk biologi secara berkeseinambungan, mengatur tata air dan
aliran lautan, memelihara dan memperbaiki kualitas lingkungan untuk
kesehatan dan kenayaman manusia dan hewan.

Kualitas tanah (soil qualities): kondisi tanah sebagai akibat/pengaruh sifat-sifat


tanahnya (misal: kepadatan, erodibilitas, kesuburan, kegemburan)

Review HTAT II - 2
2.2 Fungsi Tanah sebagai Unsur Produksi Pertanian

1. Komposisi tanah ideal

Gas

Solid

Liquid
Organic

2. Peranan padatan
• Sumber dan penyedia unsur hara bagi tanaman dan organisme tanah
• Tempat berpegang akar untuk tegaknya tanaman

3. Peranan air
a. Bagi tanaman dan organisme tanah
• Pelarut dan medium untuk reaksi kimia
• Medium untuk transpor, zat pelarut organik dan anorganik
• Medium yang memberikan turgor pada sel tanaman untuk meng-
galakkan pembesaran sel, struktur tanaman dan penempatan daun.
• Hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul koloid. Untuk
enzim, air hidrasi membantu memelihara struktur dan memudahkan
fungsi katalis
• bahan baku fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi-reaksi kimia
lainnya dalam tumbuhan.
• Evaporasi air (transpirasi) untuk mendinginkan permukaan tanaman.
(Gardner, F.P, Pearce, R.B., Mitchell, R.L., 1985. Physiology of Crops Plants,
The Iowa State University Press).

Review HTAT II - 3
b. Bagi pedogenesis dan degradasi tanah
• pencucian/pelindian unsur-unsur hara
• pembentukan mineral liat sekunder
• perbaikan dan pengrusakan struktur tanah
• erosi tanah.

4. Peranan udara
Fungsi Oxygen tanah:
o Sumber energi metabolisme untuk pertumbuhan dan perkembangan
akar dan mikroorganisme, penyerapan air dan nutrisi oleh akar tanaman
o Mengendalikan proses anaerob yng menghasilkan senyawa racun bagi
tanaman
o Mempengauruhi proses-proses reduksi dalam tanah yang berdampak
pada perubahan pH, denitrifikasi, ketersediaan hara dan terbentuknya
senyawa-senyawa racun
o Mengendalikan micro dan macroorganisme tanah seperti patogen dan
pest.

SOIL
AIR

Energy, water uptake,


O2 nutrient uptake, toxic ROOTS CO 2
substance in plant

Denitrification, nutrient
availability, toxic Ion exchange and
substances in soil nutrient solubility

Pathogenes, pests

Soil micro- and


macroorganisms

Redox pH
processes
SOIL

Source: Glinski and Lipiec, 1990

Review HTAT II - 4
SOIL
AIR

Energy, water uptake,


O2 nutrient uptake, toxic ROOTS CO2
substance in plant

Denitrification, nutrient
availability, toxic Ion exchange and
substances in soil nutrient solubility

Pathogenes, pests

Soil micro- and


macroorganisms

Redox pH
processes
SOIL

Source: Glinski and Lipiec, 1990

5. Peranan temperatur
• Mengendalikan proses respirasi akar, kimia, fisika dan biologi dalam
tanah, karena temperatur mempengaruhi absorpsi ion-ion, konduktivitas
hidraulik, potential osmotik, hidrasi ion-ion, energi bebas tersedia,
permeabilitas membran, kelarutan unsur hara, aktivitas diffusi dan
enzimatik, dan perkembangan organisme simbiotik.
• Pada temperatur optimum, proses-proses tersebut meningkat sehingga
kebutuhan oksigen dalam tanah juga meningkat.
• Pada temperatur rendah viskositas air meningkatkan sehingga
konduktivitasnya menurun
• Pada temperatur lebih dari 35oC, proses diffusi menurun sehingga
menunrunkan pengangkutan substrat dan hasil-hasil metabolisme seperti
gula, oxygen, dan karbon dioksida.

Review HTAT II - 5
• Pada temperatur 35 oC system protoplasma mulai rusak.
• Peningkatan temperatur hingga temperatur optimum laju pertumbuhan
akar meningkat
• Peningkatan temperatur dari 13 oC to 28 oC serapan air oleh akar padi
meningkat 2x.
• Pengambilan air oleh akar pea pada temperatur 22 oC mencapai 7x pada
temperatur 5 oC.
• Pengambilan nutrisi, nodulasi, dan fiksasi nitrogen juga meningkat
dengan meningkatnya temperatur hingga temperatur optimum.

6. Peranan organisme dan bahan organik tanah


Organisme dalam tanah terbagi menjadi organisme berguna dan pengganggu.
Organisme berguna antara lain:
a. Cacing: - menguraikan sampah/limbah organik
- meningkatkan pori-pori mikro dan makro tanah
- cast cacing meningkatkan kapasitas penahanan air dan hara
- menurunkan ketahanan penetrasi tanah
- meningkatkan stabilitas aggregate tanah
b. Mikrobia penambat nitrogen: rhizobium, azospirillum, azotobacter,
phosphobacteria
c. Mikrobia penyedia fosfat: mikrobia pelarut fosfat (Baccillus polymyxa,
Pseudomonas striata, Aspergillus awamori, Pencillium digitatum);
Ektomikoriza, VAM (Vesicular Arbuscular Mycorrhizal)

Peranan bahan organik tanah (Sutanto, 2002b):


a. Mempenguruhi sifat fisik tanah. Tanah menjadi kelam sehingga mudah
menyerap panas, tanah menjadi gembur dan lepas-lepas sehingga aerasi
dan pengatusan dakhil menjadi lebih baik serta lebih mudah ditembus
perakaran tanaman. Pada tanah bertekstur pasiran, bahan organik akan
meningkatkan pengikatan antar partikel dan meningkatkan kapasitas
mengikat air. Sifat fisik bahan organik sangat ideal apabila dicampur
terlebih dahulu dengan pupuk kimia (?) sebelum dimanfaatkan sebagai
pupuk.

Review HTAT II - 6
b. Mempengaruhi sifat kimia tanah. Meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK) dan ketersediaan hara, khususnya unsur mikro dan trace elements.
Asam yang dikandung humus akan membantu meningkatkan proses
pelapukan bahan mineral.
c. Mempengaruhi sifat biologi tanah. Bahan organik akan menambah energi
yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah. Tanah yang kaya akan
bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi, bakteri mikro flora
dan mikrofauna tanah lainnya.
d. Mempengaruhi kondisi sosial. Daur ulang limbah perkotaan maupun
permukiman akan mengurangi dampak pencemaran dan meningkatkan
penyediaan pupuk organik. Meningkatkan lapangan kerja melalui daur
ulang yang menghasilkan pupuk organik sehingga meningkatkan
pendapatan.

2.3 Mineralogi Tanah

• Perilaku tanah Å mineralogi dan tekstur. Tekstur Ædistribusi partikel.

• Distribusi Partikel Æ kapasitas menahan air, permeabilitas (kelulusan),


kapasitas tukar kation, dan reologi (Sifat alir tanah).

Sifat Mineral
♣ Sifat tanah utuh lebih memiliki arti daripada sifat partikelnya (mineralnya),
ρb = (1- f) ρp Æ ρb = BV , f = porositas total, ρp =BJP.
♣ Sifat tanah utuh lainnya yang beragam dengan kesarangan adalah:
konduktivitas elektrik, kekenyalan (elastisitas), kapasitas panas volume,
kekerasan, konduktivitas panas.
♥Faktor tanah utuh (1 - f) juga bergantung pada mineralogi.
♥Tanah lempung porositasnya lebih besar daripada tanah berpasir
♥Ukuran partikel sangat pengting karena juga berhubungan dengan sifat
tanah lainnya seperti Permukaan Jenis (=S).
♣ Lempung umumnya mempunyai permukaan jenis > 50x104 cm2/g
♣ Partikel lempung umumnya berukuran diameter < 2 µm.
Table Luas Permukaan spesifik (permukaan jenis) separat tanah (S)

Review HTAT II - 7
Separat tanah Diameter/tebal S (cm2/g)
Pasir 0.02 – 2.0 mm 10 - 1000
Debu 0.002 – 0.02 mm ( 1 - 10) 103
Lempung kaolinit (2 - 8) 10-6 cm ( 10 – 50) 104
Lempung Illit (4 - 13) 10-7 cm ( 60 – 200) 104
Lempung Vermiculite (2 - 3) 10-7 cm (400 – 500) 104
Lempung montmorillonit (9 - 13) 10-8 cm (600 – 800) 104

Distribusi mineral lempung di alam.


♦Daerah tropika basah dan equator: kaolinit, gibsit
♦Daerah tropika dengan musim yang kontras: smektit
♦Daerah subtropik (temperate): vermikulit, lapis campuran
♦Daerah kutub: illit, khlorit

Gambar distribusi mineral lempung di alam (climate effect) (Millot, 1979)

Cold zone:
Illite, Chlorite
Temperate Zone: mixed layers,
vermiculites

Tropical zone with contrasting seasons


Smectite

Humid tropical zone and equatorial zone


Kaolinite, gibbsite

Tropical zone with contrasting seasons


Smectite
Cold zone:
Illite, Chlorite

Review HTAT II - 8
80

Permukaan spesifik
60

40

20

0
Batuan pembentuk Mika Kaolinit Gibsit Gibsit nodules
mineral Feldspar Montmorrillonit Batuan besi

Substitusi “isomorphous” Æ kerapatan muatan permukaan (surface charge


density) = σ
KTK = S σ

Permukaan jenis (S) dan kerapatan muatan permukaan (σ) tidak saja
mempengaruhi sifat kimia dan kesuburan tanah tetapi juga sifat fisik tanah,
seperti:
- kapasitas menyimpan dan melewatkan air, gas, panas dan larutan tanah.
- mempengaruhi rheology (sifat alir) tanah Æ kapasitas beban, pengolahan,
kemampuan tanah dilewati.
Untuk tanah yang didominasi oleh mineral muatan tetap (permanent charge)
Æ permukaan jenis dan kerapatan muatan permukaannya tidak dapat dirubah
oleh aktivitas manusia Æ sifat kimia, fisika dan kesuburannya ditentukan
dengan manipulasi konsentrasi dan komposisi larutan tanah.

Untuk tanah yang didominasi oleh mineral muatan berubah (variable charge)
kerapatan muatan permukaan sering terubah oleh praktek-praktek pertanian
seperti pengapuran.

Review HTAT II - 9
2.4 Mineralogi dan Klasifikasi Tanah
Diagram mineral yang umum terdapat di tanah

SOIL CONSTITUENTS

WATER SOLID AIR

INORGANIC ORGANIC

CRYSTALLINE NON-CRYSTALLINE

Hydrous oxides of Iron,


alumunium and silicon Alumino-
silicates
(1) plant opal 1) allophane
(2) hydrated gels 2) imogolite
3) glass

Oxides and Slightly Soluble


hydrous oxides of Silicate soluble salts salts
1. Iron 1. Nesosilicates 1. Carborates
2. Alumunium 2. Sorosilicates 2. Sulfates
3. Manganase 3. Cyclosilicates 3. Sulfides
4. Silicon 4. Inosilicates 4. Phosphates
5. Titanium 5. Phyllosilicates
6. Tekstosilicates

• Kecuali mineral silkat, hampir semua kategori mineral mengandung mineral


muatan berubah (variable charge).
Bahkan diantara mineral silikat (silikat-filo) ada mineral dengan variable
charge: e.g. kaolinit, halloisit
Mineralogi berperan sangat penting dalam membentuk karakter tanah.

Review HTAT II - 10
Hubungan antara mineralogi dengan ordo tanah (soil Taxonomy)
Diagram Klasifikasi mineral menurut taxonomi tanah

SOIL CONSTITUENTS

WATER SOLID AIR

INORGANIC ORGANIC

CRYSTALLINE NON-CRYSTALLINE

Oxides and Slightly Soluble


hydrous oxides Silicates soluble salts salts

Ferritic Chloritic Carbonitic


Gibbsitic Glauconitic Gypsic
Oxidic Halloystic
Siliceous Illitic
Kaolinitic
Micaceous
Montmorillonitic
Supentinitic
Vermiculitic

Hubungan antara komposisi mineral dengan klasifikasi tanah


Organic matter
Histosols

Non-crystalline
Andisols material
(Andepts)
Oxides and Oxisols
hydrous oxides

Vertisols

Smectites

Review HTAT II - 11
Jika hanya tanah-tanah anorganik yang diperhatikan 4 ordo tanah lagi dapat
ditambahkan.
Hubungan antara konstituen tanah anorganik dengan ordo tanah

Variable charge clay minerals


OXIDES OXISOLS ANDISOLS NON-
AND ULTISOLS SPODOSOLS CRYSTALLINE
HYDROUS MATERIALS
OXIDES
INCEPTISOLS

ALFISOLS

MOLLISOLS
VERTISOLS

SMECTITES
(permanent charge clay minerals)

Masih ada 4 ordo tanah yang tidak dapat masuk dalam diagram: Entisols
(tidak cukup menunjukkan perkembangan pedogenesisnya), Aridosols
(karena diklasifikasikan berdasarkan iklim kering, dan Alfisols (kerap mirip
Oxisol dan kerap pula mirip Mollisol dan Vertisol). Dan, Gelisols (untuk tanah-
tanah yang diklasifikasikan berdasarkan terbentuknya pada temperatur yang
selalu beku, < 0oC).

Cara menganalisis mineral lempung:


1. Defraksi sinar X (XRD=X-Ray Defraction) Ækualitatif
2. Metoda kuantitatif menggunakan perangkat lunak Rietveld SIROQUANT
(komputer software).

Review HTAT II - 12

You might also like