You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, sebagai sebuah bangsa, terbentuk dari aneka kultur dan struktur social yang
berbeda-beda. Berbeda dengan Jepang ataupun Korea, Indonesia memiliki kultur yang tidak
homogen. Bahkan, untuk wilayah Papua saja terdapat kurang lebih 132 suku bangsa dan
bahasa yang berlainan. Itu belum lagi sistem sosial dan budaya yang terdapat di pulau-pulau
Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan lainnya.

Indonesia merupakan sebuah ide yang dibentuk oleh para founding fathers guna
mempersatukan wilayah-wilayah nusantara ke dalam ikatan nasional yang lebih besar secara
politik. Tatkala seseorang mempelajari budaya Sekaten di Keraton Yogyakarta, dapat saja
dikatakan bahwa ia tengah mempelajari budaya Indonesia. Atau, dikala seorang peneliti
mempelajari budaya pemeliharaan tanaman hutan pada Suku Kubu di Jambi, ia juga
dikatakan tengah mempelajari budaya Indonesia. Yogyakarta dan Jambi merupakan dua
wilayah yang terikat ke dalam sebuah nasional yang bernama Indonesia.

Begitu juga ketika sesorang mengkaji suku sasak di pulau Lombok, itu juga termasuk
telah mempelajari budaya Indonesia, karena Lombok merupakan salah satu pulau
berpenghuni yang berada dalam lingkaran ribuan gugusan kepulauan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulisan maaklah ini difokuskan pada masyarakat
dan kebudayaan suku sasak di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini, diantaranya
adalah:
1. Untuk mengetahui tempat keberadaan suku sasak.
2. Untuk mengetahui dan memahami suku sasak.
3. Untuk mengetahui dan memahami system sosial masyarakat suku sasak.
4. Untuk mengetahui dan memahai perkembangan dan pertumbuhan kebudayaan
suku sasak.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Budaya
Budaya adalah asal kata dari kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu.
kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Agama adalah sumber kebudayaan dan kemajuan sosial. Peranan ini dapat
dimainkan oleh agama, karena agama memuat pandangan hakikat dunia dan manusia,
serta realitas Illahi yang menjadi dasar dan orientasi hidup manusia di dunia ini. Tidak
hanya itu, agamapun secara serius mempengaruhi sikap dan prilaku manusia.Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. Unsur unsur budaya

1
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau
unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
 Alat Alat Ekonomi.
 System Ekonomi.
 Sistem keluarga.
 Kekuasan politik.
2. Bronislaw mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
 organisasi ekonomi.
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
 organisasi kekuatan (politik).

C. Komponen budaya
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau
komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
1. Kebudayaan material,
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata,
dan seterusnya.
2. Kebudayaan nonmaterial
adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi,
misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
3. Lembaga sosial
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk
dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat.

4. Sistem kepercayaan

2
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan
atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang
ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan,
bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai
dengan cara bagaimana berkomunikasi.
5. Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat,
drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat.
6. Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, memiliki sifat unik
dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi
lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

3
BAB III
ANALISA KASUS

A. Demografi
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa
Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat
Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Lombok yang terkenal sebagai tempat wisata
yang indah ini, dihuni oleh satu suku yang unik kebudayaannya untuk diketahui lebih
dalam lagi. Data-data pada tulisan ini bersumber dari beberapa literature, baik buku
maupun situs-situs resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dengan letak geografis antara 116o - 117o Bujur Timur dan 8o -9o Lintang
Selatan. Pulau ini berbentuk menyerupai bentuk bulat dan juga berbentuk semacam
“ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini juga
mencapai 5.434 km2.
Menurut data dari Kabupaten Lombok Timur, pada tahun 2007 jumlah
penduduk 1.067.673 jiwa yang terdiri atas 486.645 jiwa (45,63%) laki-laki dan
perempuan 581.028 jiwa.
Sekitar 80% penduduk pulau ini diduduki oleh Suku Sasak dan selebihnya
adalah suku lainnya, seperti suku mbojo (bima), dompu, samawa (sambawa), jawa
dan hindu (Bali Lombok). Suku Sasak adalah suku terbesar di Propinsi yang berada
di antara Bali dan Nusa Tenggara Timur. Suku Sasak masih dekat dengan suku
bangsa Bali, tetapi suku ini sebagian besar memeluk agama Islam.
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi
menjadi 4kabupaten dan 1 kotamadya:
 Kotamadya Mataram
 Kabupaten lombok barat
 Kabupaten Lombok tenggah
 Kabupaten Lombok timur
 Kabupaten Lombok utara

B. Sejarah
Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas karena sampai saat ini belum ada
data-data dari para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah

4
tanah lombok.Suku Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah tinggal di
Lombok selama 2.000 tahun yang lalu dan diperkirakan telah menduduki daerah
pesisir pantai sejak 4.000 tahun yang lalu, dengan demikian perdagangn antar pulau
sudah aktif terjadi sejak zaman tesebut dan bersamaan dengan itu saling
mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar.
LOMB0K MIRAH SASAK ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab
Negara kertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan
kerajaan Majapahit. Kata Lomboq dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata
mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata adi artinya yang baik
atau yang utama maka arti keseluruhan yaitu kejujuran adalah permata kenyataan
yang baik atau utama. Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur
penghuni tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga
dan dilestariakan oleh anak cucunya.
Dalam kitab – kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lomboq mirah dan
Lomboq adi beberapa lontar Lomboq juga menyebut Lombok dengan gumi
selaparang atau selapawis.
Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi salah satunya
yaitu Kata sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata sah yang
berarti pergi dan shaka yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak
( Lomboq ). Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa,
terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lomboq disebut Jejawan, yakni
aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan sasak.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak
merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga
menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan,
Bali, Suku sasak sudah menghuni pulau Lomboq sejak abad IX sampai XI masehi,
Kata sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk
seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lombok dengan
gumi sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.ilih
bergantinya penguasaan di Pulau Lombok dan masuknya pengaruh budaya lain
membawa dampak semakin kaya dan beragamnya khasanah kebudayaan sasak.
Sebagai bentuk dari Pertemuan(difusi, akulturasi, inkulturasi) kebudayaan. Seperti
dalam hal Kesenian, bentuk kesenian di lombok sangat beragam.Kesenian asli dan
pendatang saling melengakapi sehingga tercipta genre-genre baru. Pengaruh yang
paling terasa berakulturasi dengan kesenian lokal yaitu kesenian bali dan pengaruh

5
kebudayaan islam. Keduanya membawa Kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ksenian-kesenian yang ada di Lombok hingga saat ini. Implementasi
dari pertemuan kebudayaan dalam bidang kesenian yaitu, Yang merupakan pengaruh
Bali ; Kesenian Cepung, cupak gerantang, Tari jangger, Gamelan Thokol, dan yang
merupakan pengaru Islam yaitu Kesenian Rudad, Cilokaq, Wayang Sasak, Gamelan
Rebana.

C. Bahasa
Suku bangsa sasak yang memdiami pulau Lomboq menggunakan bahasa
daerah sasak. Pada umumnya bahasa daerah sasak dibagi dua yaitu bahasa halus dan
bahasa jamaq. Bahasa halus digunakan untuk berbicara dengan yang lebih tua, orang
tua dan dengan golongan bangsawan sasak. Sedangkan bahasa jamaq digunakan
dalam bahasa sehari – hari terutama dalam pergaulan masyarakat biasa. Masyarakat
suku sasak dalam stratifikasi sosialnya dibagi dua kelompok yaitu golongan
bangsawan atau permenak dan kelompok rakyat biasa yang disebut jajar karang atau
kaula. Perbedaan stratifikasi sosial sangat terlihat dalam prosesi upacara, seperti pada
upacara sorong serah aji krama yaitu salah satu bagian dari upacara perkawinan adat
sasak. Aji krama ( tingkat keutamaan ) golongan bangsawan mempunyai nilai yang
tinggi dibandingkan golongan kaula dan pelaksanaan tata upacara lebih rumit
dibandingkan tata cara perkawinan kalangan masyarakat biasa. Namun pada saat ini
perbedaan stratifikasi sosial tidak seketat dulu hal ini tidak lepas dari pengaruh
modernisasi.

D. Agama Suku Sasak


Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut
agama Islam(pulau Lombok juga dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid).
Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang
dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh
populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai,
dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang
bermukim di pulau ini.
Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW),
organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai
level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

6
Di Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di daerah Bayan, terutama di kalangan
mereka yang berusia lanjut, masih dapat dijumpai para penganut aliran Islam Wetu
Telu (waktu tiga). Tidak seperti umumnya penganut ajaran Islam yang melakukan
salat lima kali dalam sehari, para penganut ajaran ini mempraktikan salat wajib hanya
pada tiga waktu saja. Konon hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu
mengajarkan Islam secara bertahap dan karena suatu hal tidak sempat
menyempurnakan dakwahnya.
Terdapat juga sebuah kumpulan kecil orang sasak yang disebut Bodha
(jumlah: ± 8000 orang) yang menduduki kampung Bentek dan di curam Gunung
Rinjani. Agama mereka tidak mempunyai pengaruh Islam dan amalan utama mereka
adalah memuja dewa-dewaanimisme. Ajaran agama Hindu dan Buddha juga
dimasukkan di dalam upacara agama mereka.
Agama Bodha mempercayai adanya lima tuhan yang besar, yang paling tinggi
dikenali sebagai Batara Guru. Tuhan yang lain adalah Batara Sakti dan Batara Jeneng
bersama isteri mereka Idadari Sakti dan Idadari Jeneng. Namun kini, penganut agama
Bodha sedang diajarkan mengenai agama Buddha yang ortodoks oleh sami-sami yang
dihantar oleh persatuan besar Buddha terbesar negara Indonesia.

E. Kebudayaan
1. Adat istiadat
Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan,
dimana perempuan apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang
perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang
dikenal dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian". Sehari setelah dilarikan maka akan
diutus salah seorang untuk memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa
anaknya akan dinikahkan oleh seseorang, ini yang disebut dengan "Mesejati" atau
semacam pemberitahuan kepada keluarga perempuan. Setalah selesai makan akan
diadakan yang disebut dengan "Nyelabar" atau kesepakatan mengenai biaya resepsi.

2. Presean Simbol Kejantanan Taruna (Pemuda) Sasak

7
Budaya Presean atau bertarung dengan rotan memang sudah dikenal
masyarakat Lombok sejak lama. Namun budaya yang penuh dengan kekerasan itu
berubah menjadi unik ketika dipadukan gaya bela diri yang unik dan lucu dari
pemainnya.
Presean adalah salah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok).
Acara ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin)
serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut pepadu.
Presean bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot (dahulu
kala) sehabis mengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga
diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik
saat itu.
Uniknya dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan
secara khusus. Pepadu atau petarung diambil dari penonton yang mau adu nyali dan
ketangguhan mempermainkan tongkat rotan dan perisai yang disediakan.
Penonton/calon peserta bisa mengajukan diri atau dipilih oleh wasit pinggir
(pakembar sedi). Setelah mendapat lawan, pertarungan akan dimulai dan dimpimpin
oleh wasit tengah (pekembar).
Tarian rotan dari Lombok ini sudah dikenal masyarakat Sasak secara turun
temurun. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual
untuk memohon hujan ketika kemarau panjang. Sebuah tradisi-yang dalam
perkembangan kemudian-sekaligus berfungsi sebagai hiburan yang banyak diminati.
Sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah, Presean Lombok pun mulai
sering dilombakan. Pertandingan diakhir dengan salam dan pelukan persahabatan
antar petarung. Tanda tiada dendam dan semua hanyalah permainan. Benar-benar
sportif.

8
BAB IV
KESIMPULAN

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang (masyarakat) dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Sedangkan, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa
Tenggarayang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas
di sebelah timur dari Sumbawa. samudra indonesaia di sebelah utara dan samudra
hindia disebelah seletan.
Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku sasak
merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Pemeluk agama
islam yang taat, dengan bahsa sasak sebagai bahasa utama dalam berkomonikasi
kehidupan sehari-hari. Bermata pencaharian sebagai petani.
Adat istiadat suku sasak dapat di saksikan pada saat resepsi perkawinan, yang
dikenal dengan sebutan "Merarik" atau "Selarian".
Budaya Presean atau bertarung dengan rotan salah satu kekayaan budaya gumi
(bumi) gogo rancah (lombok). Berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan
tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung
disebut pepadu. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji
keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu. Awalnya
merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual untuk memohon
hujan ketika kemarau panjang.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=EQCoCgAAQBAJ Diakses Minggu 28 Mei 2017


https://books.google.co.id/books?isbn=9792112014 Diakses Jumat 26 Mei 2017
https://eprints.akakom.ac.id/1605/9/9_095410305_BAB%20I.pdf. Diakses Minggu 28
Mei 2017
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2014-1-01260-DS%20Bab1001.pdf.
Diakses Minggu 28 Mei2017
https://lalufaizin.wordpress.com/mengenal-budaya-sasak-lombok/ Diakses Jumat 26
Mei 2017
http://www.lombokgilis.com/budayalombok Diakses Jumat 26 Mei 2017

10

You might also like