Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan r umah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2002). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawatharus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005). Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002). Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKes Sumatera Utara yang sedang berpraktek manajemen keperawatan di ruangan rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, ditemukan data bahwa pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan masih ada yang tidak sesuai dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini dapat dilihat mulai dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling). Selain itu, masih ada masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di ruangan ini antara lain masalah kekurangan alat logistik, sehingga hal ini dapat menghambat kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Tapi hal ini sudah direkomendasikan ruangan kepada pihak Rumah Sakit.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi prinsip- prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. 1.2.2 Tujuan Khusus Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa diharapkan mampu untuk : a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. b. Mempraktekkan konsep teori manajemen asuhan keperawatan, baik manajemen pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan. c. Mengaplikasikan model keperawatan modular dengan cara bermain peran (Role play) di salah satu ruangan di ruang rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. d. Memudahkan perawat yang ada di ruangan rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dalam mengatasi masalah yang terkait dengan manajemen keperawatan dengan metode 4M (Man, Methode, Material, dan Money) yang dipaparkan dalam analisa SWOT.
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada ; 1.3.1 Mahasiswa a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan di lapangan. b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal penerapan manajemen keperawatan. 1.3.2 Perawat a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di ruang rawat inap Reflesia/pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan. 1.3.3 Rumah Sakit Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayanan rumah sakit.