You are on page 1of 15

STATUS RESPONSI

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM

Pembimbing : dr. IGA Vivi Swayami, Sp. KJ


Dokter muda : Novian Ikmal Hadiputra

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : IMMW
Baru/ulangan : Ulangan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Hindu
Alamat : Batu Bulan, Gianyar
Status perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/suku bangsa : Indonesia / Bali
Tanggal pemeriksaan : 25 Mei 2017

II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Mengamuk (Heteroanamnesis)

Autoanamnesis
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke Poliklinik Jiwa RSJ Bangli dalam
keadaan sadar pada pukul 15.00 WITA. Pasien datang mengenakan jaket kaos
berwarna putih, jaket berwarna abu, celana jins panjang berwarna biru tua, dan
memakai sandal jepit warna biru. Rambut pasien lurus pendek berwarna hitam dan
disisir rapi. Roman wajah pasien sesuai dengan usianya. Kulit pasien berwarna
sawo matang, perawakannya biasa dengan tinggi 153 cm, dan berat 45 kg. Pasien

1
diwawancara dalam posisi duduk saling berhadapan dengan pemeriksa dan
dipisahkan oleh sebuah meja. Saat pemeriksaan pasien tampak tenang dengan raut
wajah biasa saja. Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan suara yang jelas
dengan menatap mata pemeriksa. Saat pemeriksaan pasien tampak beberapa kali
memegang tas punggung yang dipangkunya.
Ketika ditanyakan siapa namanya, dimana pasien berada sekarang, siapa
yang mengantarnya, apakah ini siang atau malam, dan jam berapa sekarang, pasien
masih mampu menjawabnya dengan baik dan benar. Ketika itu pasien menjawab
bahwa namanya I Made Mardika Wimawani, berada di Rumah Sakit Jiwa Bangli
dan diantar oleh keluarganya yaitu bapak, ibu dan kakak kandung pasien. Pasien
juga mengatakan bahwa saat itu siang hari. Pasien dapat menyebutkan kembali
menu makanannya pagi tadi, yaitu bubur. Pasien mengatakan baru tadi pagi habis
mandi. Pasien dapat mengingat bahwa seminggu yang lalu pasien sempat dirawat
di RSJ Bangli. Saat ditanyakan apakah pasien bisa berhitung. Pasien dapat
menjawab dengan benar 100 dikurangi 7 sebanyak 5 kali berturut-turut, yaitu 93,
86, 79, 72 dan 65. Ketika ditanyakan siapa presiden pertama Indonesia, pasien
menjawab bahwa presiden pertama adalah Soekarno dan ketika ditanya nama
presiden Indonesia yang baru, pasien menjawab Jokowi. Pemeriksa menanyakan
apakah pasien mengetahui persamaan dan perbedaan buah jeruk dan bola tenis.
Pasien dapat menyebutkan bahwa persamaan buah jeruk dan bola tennis adalah
sama-sama bulat, dan perbedaannya buah jeruk dimakan, bola tennis tidak bisa
dimakan.
Ketika ditanyakan mengapa pasien di bawa ke Rumah Sakit Jiwa, Pasien
mengatakan alasan datang ke RSJ Bangli untuk melamar kerja disini. Pasien juga
membawa tas punggung yang isinya ijazah, sertifikat serta persyaratan untuk
melamar di RSJ Bangli. Pasien mengatakan ingin membantu para perawat serta
mengawasi pasien-pasien di RSJ Bangli. Pasien mengatakan bahwa pasien ingin
melamar di RSJ Bangli supaya dapat uang untuk membeli keperluannya, terutama
Handphone, buat beli rokok dan membeli keperluan sehari - hari.
Pasien mengatakan kalau dia sudah meraih gelar sarjana sebanyak 2 kali,
pertama lulusan sarjana D2 Designer Grafis di NewMedia Denpasar dan Sarjana
Sastra Inggris yang di tempuh selama 4 tahun yang wisuda tahun 2016. Kemudian

2
pemeriksa menanyakan kembali kepada pasien kenapa dengan gelar yang bagus
dan cukup untuk melamar di perusahaan yang bagus tetapi pasien ingin tetap
bekerja di RSJ Bangli padahal gelarnya tidak sesuai dengan RSJ Bangli, kemudian
pasien menjawab iya memang tidak sesuai dengan gelar saya, kalau begitu pak
dokter minta tolong bantuin saya untuk memilih dan melamar tempat bekerja sesuai
dengan gelar saya,kalau tidak di terima disini saya akan memasukan lemaran ke
Singapura saja. Saya ingin bekerja supaya tidak membebani orang tua saya.
Pasien mengaku ingin memasukkan lamaran ke RSJ Bangli, supaya bisa
mengabdi dan serta digaji untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membeli
Handphone, karena handphone yang sekarang rusak, pasien mengaku yang merusak
Handphone tersebut adalah dia sendiri, yang merusak dengan cara di rendam dalam
air. Pasien mengaku bahwa sangat membutuhkan Handphone, pasien
menginginkan HP Sony karena HP sebelumnya adalah Asus. Pasien mengatakan
dengan Handphone dya bisa mencari dan mengakses informasi tempat lowongan
kerja karena untuk saat ini yang dibutuhkan adalah pekerjaan, tetapi orang tuanya
tidak mau membelikan HP yang baru buat dia. Ketika di tanya kenapa mereka tidak
mau membelikan HP, pasien menjawab “tanya ke mereka”.
Pasien menceritakan kalau di RSJ Bangli, pasien merasa nyaman, tidak
seperti dirumahnya sendiri, di RSJ Bangli ada banyak sekali kegiatan - kegiatan
dilakukan. Pasien mengatakan kalau akhir akhir ini dia ingin sekali bekerja tidak
suka diam – diam. Seperti membantu ibu perawat – perawatnya menyiapkan makan
pagi, siang serta malam, membantu mengawasi pasien pasien. Pasien mengatakan
kalau dia cukup banyak memiliki teman untuk di ajak ngobrol di RSJ Bangli.
Pemeriksa kemudian mempersilakan pasien menceritakan apa yang sedang
dirasakan seminggu belakangan ini. Pasien mengatakan perasaannya biasa saja dan
pasien sangat merasa tidak nyaman dengan suasana dirumahnya sendiri karena
kerjanya hanya diam saja. Pasien menceritakan kalau dia tidak betah dan tidak
nyaman di rumah karena banyak hal yang tidak sejalan serta sering memiliki
perbedaan pemikiran dengan orang tua. Pasien mengatakan banyak ide dan
kreatifitas dia muncul dan sering akan tetapi kalau di rumah tidak ada tempat
menyalurkannya, bahkan sering berbeda pendapat tentang ide-idenya itu terutama
sama bapak pasien. Setelah di tanyakn apa saja ide serta kreatifitas, pasien ingin

3
menjalankan bisnis baru dalam bidang perdagangan, dalam hal kreatifitas terlalu
banyak.
Pasien menceritakan kalau dia akhir akhir ini sedang menjalankan bisnis
yaitu merencanakan membuat Proposal yang akan di ajukan kepada pengusaha
yang ngontrak di Ruko punya bapaknya, dimana dia merencanakan akan menaikan
harga sewa serta mengajak pengusaha yang kontrak di rumah dya untuk
bekerjasama supaya bisa menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Seperti
contoh ide, pengusaha laundry ingin di ajak kerjasama dengan Hotel – Hotel Besar
untuk laundry di tempat miliknya. Dalam proposal yang ingin diajukan, pasien
mengatakan ingin meminta setiap ruko pertahun membayar 50 juta. Setelah itu
pasien langsung mengatakan tiba tiba kalau usaha untuk di rumah pasien
mengatakan mempunyai ide untuk membuat usaha Paper Toys dengan bahan
Cairan/Liquid dari Vape yang contohnya adalah Paper Toys ikat rambut Naruto.
Pasien mengatakan bahwa dia sekarang lagi sakit serta sadar masih berobat
rawat jalan , psaien pun membuka tas dan memberikan obat – obat kepada
pemeriksa yang di berikan saat pulang dari RSJ Bangli 1 minggu yang lalu. Pasien
mengatakan obat yang habis cuman vitamin saja. Pasien mengatakan rutin
meminum obat. Pemeriksa kembali menanyakan apakah pasien sadar penyebab
pasien sakit sekarang ? Pasien menjawab “ Saya tidak sakit, yang sakit itu orang tua
saya, mereka yang tidak wajar”. Namun ketika ditanyakan apakah pasien perlu
meminum obat, pasien berkata, “Iya perlu, kan untuk membuat saya merasa
nyaman, agar gejala-gejalanya hilang”. Pasien mengatakaan, bapaknya pernah
bilang”kamu sudah sembuh kalau tidak minum obat lagi, kalau kamu sudah tidak
minum obat lagi nanti bapak belikkan apa yang kamu mau”.
Saat ditanya mengapa ia bisa seperti ini, apakah sebelumnya ada suatu
kejadian yang ia terus pikirkan tentang pekerjaan, Pasien mengaku sudah malas
bekerja ketika bulan november 2016, tetapi bosnya tidak ingin dia berhenti bekerja.
Pasien mengaku kalau gaji yang diinginkan tidak sesuai dengan pekerjaan yang
cukup berat. Pasien mengatakan ingin membahagiakan orang tua kalau gajinya
banyak. Sedangkan kakak kandung, serta orang tua pasien mempunyai pekerjaan
dengan gaji yang cukup tinggi.

4
Pasien berhenti bekerja pada bulan februari 2017. Dirumah dia hanya diam
saja tanpa bekerja. Disitu pasien merasa hanya membebani keluarga saja.
Sedangkan pasien belum dapat pekerjaan. Pasien berkeinginan untuk mandiri serta
ingin membuktikan kepada orang tua bahwa dia bisa memberikan sesuatu kepada
mereka. Pasien mengatakan sekarang dia ingin sekali membuat usaha supaya
menghasilkan uang yang banyak untuk hidup, untuk beli HP, makan minum,
berkeluarga, serta pasien berkeinginan untuk tinggal di kosan sehingga tidak
membebani kedua orang tua pasien. Pasien menceritakan kalau dia pernah di pukul,
ditendang oleh kakak kandung pasien karena tidak memberikan rokok ketika
kakaknya memintanya.
Ketika pemeriksa bertanya mengapa pasien sering mengamuk, marah marah
dan sering mengoceh dirumah, pasien mengaku sebagai bentuk luapan emosi
karena keinginan untuk membeli HP tidak terpenuhi. Menurut pasien padahal kedua
orang tuanya sudah berjanji akan membeli HP jika dia rajin dan tidak malas
malasan. Pasien mengaku sudah menyapu, membersihkan rumah, menolong ibu,
tetapi tetap saja dia tidak diberikan. Saat ditanya lagi ada yang bisa diceritakan
selain masalah pekerjaa, pasien bercerita bahwa di rumahnya ia tinggal dengan
kedua orang tuanya dan sering sekali memiliki pendapat yang bertentangan dan
jarang mau mendukung ide ide atau usaha yang mau dia bangun.
Saat ini pasien mengaku, bisa tidur dengan nyenyak, nafsu makannya tidak
menurun. Saat ditanya apakah pasien pernah terpikir untuk bunuh diri lagi, ia
menjawab “tidak, yang saya butuhkan cuman pekerjaan ”. Saat ditanya mengapa
pasien sebelumnya ada ide untuk bunuh diri, pasien tidak menjawab dan
mengatakan bahwa hidup harus terus kedepan, jangan menoleh kebelakang, kenapa
dibahas - bahas lagi yang sebelumnya. Saya tidak ingin membahasnya. Kemudian
pemeriksa bertanya apakah sekarang pasien mendengar-dengar bisikan dan melihat
bayangan, pasien mengaku tidak lagi mendengar bisikan dan tidak melihat
bayangan.
Pasien mengaku belum pernah menjalani suatu hubungan (asmara), pasien
sendiri mengaku tidak mempunyai teman dan sahabat. Pasien mengatakan kalau
ada masalah, masalah di pecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

5
Heteroanamnesis (Bapak dan Kakak pasien)
Menurut bapak pasien, pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena
mengamuk dirumah dengan cara mengancam akan merusak barang – barang yang
ada dirumah jika tidak di antar ke RSJ Bangli. Keluhan ini terjadi sejak 1 hari yang
lalu. Menurut keluarga, 2 hari setelah pasien pulang dari RSJ Bangli satu minggu
yang lalu, Pasien sudah ingin sekali kembali lagi ke RSJ Bangli. Pasien dikatakan
suka mengoceh -ngoceh apabila keinginan tidak dipenuhi oleh keluarga, seperti
tentang ide – ide serta kreatifitas yang sangat banyak yang ingin dilakukan pasien.
Menurut keluarga pasien sebelumnya tidak seperti ini, bulan november 2016 pasien
ingin berhenti kerja karena tidak cocok dengan bosnya dan sempat berhenti 2
minggu, namun melanjutkan kembali kerjanya seperti biasa, namun akhirnya
berhenti bulan februari 2017.
Bapak pasien mengaku sangat terkejut dengan tingkah anakanya yang
bersemangat sekarang untuk membuka sekala jenis usaha usaha yang menurut
bapak pasien tidak pernah seperti ini sebelumnya. Pasien satu hari sebelum masuk
rumah sakit sudah menemui pengusaha depan rumahnya, tepatnya yang
mengontrak di 3 ruko milik bapaknya tentang proposal yang ingin di ajukan serta
pembayaran uang sewa Ruko tersebut. Padahal sebelumnya pasien adalah karakter
yang sangat sulit berinteraksi dengan warga dan lingkungan sekitarnya.
Pasien sebelumnya meminta bapaknya untuk membeli komputer yang
sangat mahal karena untuk bekerja karena jurusan designer grafis. Setelah itu
Bapak pasien menjelaskan bahwa pasien juga meminta untuk dibelikan kamera
yang mahal untuk dijadikan usaha, terakhir ini, kata bapak pasien, pasien meminta
bapaknya untuk membelikan Hp yang harganya sekitar 6-8 juta.
Pasien sebelumnya pernah dirawat di RSJ Bangli dan pulang 1 minggu yang
lalu hari jum’at, menurut keluarga, pasien rutin mengkonsumsi obat. Kegiatan
pasien sekarang dirumah, pasien sudah mampu mencuci baju sendiri, menyapu,
tetapi dalam hal komunikasi pasien biasanya berkomunikasi dengan kakak dan
ibunya serta biasanya berdiam diri dirumah saja.
Bapak pasien membenarkan kalau pasien lulusan sarjana dari Designer
Grafis di daerah denpasar dan lulusan Sastra Inggris. Kemudian kerja, dibidang
designer grafis selama 2 tahun setelah itu. Bapak pasien mengaku anaknya sering

6
sekali berhenti bekerja apabila tidak suka dengan cara kerja kantor tempat pasien
bekerja.
Menurut bapak pasien semenjak bulan februari 2017 tepatnya 4 bulan ketika
ananknya resmi mengundurkan diri dari tempat pekerjaan sering diam dirumah dan
jarang keluar rumah.
Menurut bapak pasien, sebelum di rawat inap di RSJ Bangli bulan april 2017
yang lalu, pasien mengurung diri di kamar selama tiga hari, dan mengatakan kalau
anaknya ada niat untuk bunuh diri. Tidak mau makan karena merasa akan diracuni.
Serta menurut bapak pasien di kantornya anaknya sering melihat lihat bayangan
aneh.
Menurut kakak pasien, karena semua anggota keluarga kerja, hanya adiknya
tidak kerja, jadi tidak betah dan tidak nyaman untuk dirumah, adeknya pernah
bercerita 3 hari yang lalu sebelum datang di antar ke RSJ BAngli kalau dia tidak
nyaman di rumah sendiri karena hanya berdiam diri saja dan serta lebih nyaman di
RSJ Bangli karena ada kegiatan, sering diajak berkomunikasi, diajak kerjasama
sama teman-teman serta ada kegiatan lainnya.
Bapak pasien mengaku kalau anaknya punya sekali ide ide usaha yang ingin
dilakukan, yang tinggi - tinggi usahanya dan banyak tetapi yang menurut bapaknya
sendiri bahwa anaknya tidak mampu untuk melakukan. Serta bapak pasien
mengaku anaknya sering sekali bertentangan dengan dia ketika berkomunikasi.
Sebelum sakit pasien dikatakan orang yang pendiam, pemalu, tertutup serta
sulit berkomunikasi dan berinteraksi baik dengan orang lain.
Riwayat penggunaan NAPZA
Pasien mengatakan ia merokok, 6-7 batang perhari dan meminum kopi 2 gelas
setiap hari. Pasien mengaku tidak pernah meminum minuman beralkohol dan tidak
pernah menggunakan narkoba.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien dikatakan tidak pernah mengalami penyakit-penyakit berat seperti
kejang sejak masih kecil. Pasien didiagnosis mengalami Episode Depresi Berat
dengan Gejala Psikotik sejak 1 bulan yang lalu (karena ada percobaan bunuh diri).

7
RIWAYAT PENGOBATAN
Clobazam 10 mg
Olanzapin 10 mg
Iglodep 50 mg
Riwayat penyakit keluarga
Pasien mempunyai keluarga yang sakit gangguan jiwa yaitu depresi karena
masalah ekonomi (nenek pasien). Riwayat kencing manis, hipertensi dan asma
dalam keluarga disangkal oleh pasien.
A. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien dikatakan sudah ada rencana SC di RS Sanglah karena posisi bokong bagian
bawah, tetapi karena tidak sempat ke RS sanglah, pasien lahir dengan persalinan
normal dengan posisi bokong duluan di Gianyar.
2. MASA KANAK AWAL (0-3 tahun)
Pasien tidak mengetahui pasien diberi ASI selama berapa tahun. Pasien diasuh dan
tinggal bersama kedua orang tuanya. Tumbuh kembang pada masa ini dalam batas
normal tanpa ada keterlambatan. Waktu usia pasien 2 bulan, kemudian baru
keluarga sadar bahwa tangan kanan pasien tidak bisa digerakan. Kemudian dibawa
berobat untuk tangan kanannya
3. MASA KANAK PERTENGAHAN (3-11 tahun)
Pada masa ini pasien dikatakan tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya.
Pasien bersekolah di Sekolah Dasar. Pasien menulis dengan tangan kiri karena
tangan kanan pasien ada riwayat dislokasi tangan kanan waktu lahir, menurut ayah
pasien, waktu pasien kecil sering di ejek karena menulis dengan tangan kiri. Orang
tua pasien terutama ibu pasien sangat sering memanjakan pasien saat kecil karena
merupakan anak bungsu. Apapun yang diminta oleh pasien pasti dipenuhi.
4. MASA KANAK AKHIR DAN REMAJA
Setelah lulus sekolah dasar, pasien melanjutkan pendidikannya SMP sampai SMA.
Sewaktu SMP pasien rajin belajar. Sewaktu SMA kelas satu, pasien dikatakan
mempunyai nilai yang tinggi dalam pelajaran Kimia, bapak pasien menyarankan
pasien untuk mengambil kelas IPA tapi pasien menolak karena ingin melanjutkan
di kelas bahasa indonesia. Kemampuan akademis menurut bapaknya baik. Pasien

8
juga tidak pernah mengalami masalah berarti dengan teman-temannya. Pasien tidak
memiliki teman dekat atau shabat yang diajak untuk berbagi cerita
5. MASA DEWASA
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja selama 2 tahun, berhenti kemudian lanjut kuliah, terakhir
kerja selama 1 tahun namun pasien berhenti bekerja jika sudah tidak senang sama
cara kerja kantornya. Hingga sekarang pasien tidak bekerja lagi.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
c. Aktivitas Sosial
Sebelum mengalami keluhan, pasien memang mempunya sikap pendiam, keinginan
yang kuat, serta sulit berinteraksi dengan orang orang sekitar. Pasien juga dikenal
oleh keluarga sebagai orang yang suka memendam masalahnya sendiri.
d. Riwayat Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Interna
 Status Present
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 82 kali/menit
- Frekuensi Napas : 18 kali/menit
- Temperatur : 36.5 oC
 Status General
- Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), refleks pupil (+/+) isokor
- THT : Kesan tenang
- Leher : Pembesaran kelenjar (-)
- Thorak : Simetris
Cor : S1 S2 tunggal, reguler. Mur-mur (-)
Po : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba

9
- Ekstremitas : Hangat + + , edema - -
+ + - -
Status Neurologis
 GCS : E4V5M6
 Tenaga : 555 555
555 555

 Tonus : N N
N N

 Tropik : N N
N N
+ +
 Reflek fisiologis :
+ +

 Reflek patologis : - -
- -

Status Psikiatri
a) Kesan Umum : Penampilan wajar
b) Kontak : Kontak visual dan verbal cukup
c) Sensorium dan Kognitif
 Kesadaran : Jernih
 Orientasi : Baik (waktu, tempat, orang)
 Daya Ingat
 Segera : Baik
 Jangka Pendek : Baik
 Jangka Panjang : Baik
 Intelegensia : Sesuai tingat pendidikan
 Konsentrasi perhatian : Baik
 Kemampuan berpikir abstrak: Baik
d) Mood : Disforia
e) Afek : Inappropriate

10
f) Proses pikir
 Bentuk pikir : Logis Non Realis
 Arus pikir : Flight Of Idea (+)
 Isi pikir : Waham (-), ada riwayat waham (+)
Obesesi (+)
Ide aneh(-),riwayat percobaan bunuh diri
g) Persepsi
 Halusinasi : tidak ada, ada riwayat halusinasi visual (+)
 Ilusi : tidak ada
h) Dorongan Insting
 Insomnia : tidak ada
 Hipobulia : tidak ada
 Raptus : tidak ada
i) Tilikan : Derajat 2
j) Psikomotor : Tenang saat pemeriksaan

IV. RESUME
Pasien laki-laki berusia 27 tahun, suku Bali, Bangsa Indonesia, dengan
tingkat pendidikan Sarjan, tidak bekerja dan belum menikah, datang ke IGD Rumah
Sakit Jiwa Bangli bersama keluarganya dengan keluhan utama mengamuk dari
heteroanamnesis. Keluhan dirasakan berlangsung sekitar kurang 1 hari yang lalu.
Alasan pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena mengamuk dirumah dengan
cara mengancam akan merusak barang – barang yang ada dirumah jika tidak di
antar ke RSJ Bangli. Keluhan ini terjadi sejak 1 hari yang lalu. Menurut keluarga,
2 hari setelah pasien pulang dari RSJ Bangli satu minggu yang lalu, Pasien sudah
ingin sekali kembali lagi ke RSJ Bangli. Pasien dikatakan suka mengoceh -ngoceh
apabila keinginan tidak dipenuhi oleh keluarga, seperti tentang ide – ide serta
kreatifitas yang sangat banyak yang ingin dilakukan pasien.
Bapak pasien mengaku sangat terkejut dengan tingkah anakanya yang
bersemangat untuk membuka sekala jenis usaha usaha yang menurut bapak pasien
tidak pernah seperti ini sebelumnya. Pasien satu hari sebelum dibawa ke RSJ
bangli, pasien menemui pengusaha depan rumahnya, tepatnya yang mengontrak di

11
3 ruko milik bapaknya tentang proposal yang ingin di ajukan untuk
mengembangkan bisnis laundrey, usaha buka ikat kepala naruto, serta pembayaran
uang sewa Ruko yang ingin ditingkatkan tersebut. Padahal sebelumnya pasien
adalah karakter yang sangat sulit berinteraksi dengan warga dan lingkungan
sekitarnya.
Pasien sebelumnya sekitar bulan november 2016, pasien meminta untuk
membeli komputer yang sangat mahal karena untuk bekerja karena jurusan designer
grafis, kemudian meminta untuk dibelikan Kamera yang mahal untuk dijadikan
usaha. Tetapi ternyata anaknya tidak mampu melanjutkan usahanya. 1 hari ini,
pasien meminta bapaknya untuk membelikan Hp yang harganya sekitar 6-8 juta.
Pasien memiliki riwayat waham, riwayat halusinas, riwayat percobaan ide
bunuh diri, riwayat hipobulia, dan didiagnosis Episode Depresi Berat dengan Gejala
Psikotik. Saat ini gejala tersebut sudah membaik. Diketahui bahwa pasien sejak 2
hari dirumah tepatnya 2 hari setelah pulang dari rawat inap RSJ Bangli pasien ingin
sekali kembali lagi ke RSJ Bangli karena tidak betah dirumah. Pasien mengaku di
rumah tidak nyaman, tidak betah karena memiliki pemikiran yang berbeda dengan
orang orang rumah. Pasien mengaku tujuan ke RS Bangli untuk melamar kerja,
mendapatkan uang
Dari status psikiatri didapatkan kesan umum penampilan pasien wajar,
kontak verbal dan visual cukup. Kesadaran pasien jernih. Mood pasien Disforia
dengan afek inappropriate. Bentuk pikir logis non realis, arus pikir flight of idea,
isi pikir terdapat obsesi, untuk saat ini waham (-), riwayat waham (+), sekarang
ide aneh (-), terdapat riwayat percobaan ide bunuh diri dan. Persepsinya tidak ada
halusinasi, ilusi tidak ada. Insomnia (-), hipobuli(-), Psikomotor tenang saat
pemeriksaan. Tilikan pasien termasuk derajat II.
Didapatkan dari diagnosis multiaksial, aksis I gangguan skizoafktif tipe
campuran, aksis II ciri kepribadian pendiam, pemalu, tertutup, sulit berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang orang sekitar, suka memendam masalahnya sendiri,
aksis III tidak ada, aksis IV masalah ‘’primary support group’’, pekerjaan, aksis V
GAF saat ini 50-41.

12
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
1) Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran (F25.2)
2) Gangguan Afektif Bipolar, episode kini hipomanik (F31.0)
3) Gangguan Penyesuaiann (F43.2)
VI. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran (F25.2)
Aksis II : Pendiam, Pemalu, Tertutup, Sulit berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang orang sekitar, suka memendam masalahnya sendiri
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah ‘’Primary Support Group’’, Masalah Pekerjaan
Aksis V : GAF saat ini 50-41
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah lengkap
 LFT (SGOT, SGPT)
 RFT (BUN, Cr)
 Elektrolit
 Gula Darah Sewaktu

13
VIII. TERAPI
 MRS
 Farmakoterapi
Olanzapine 1 x 10 mg (malam)
Iglodep 1x50 mg ( pagi )
Clobazam 1x10 mg (malam)
 Psikoterapi suportif
 Psikoedukasi keluarga pasien
 Monitoring : Efek samping obat

IX. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
1. Diagnosis : Gangguan skizoafektif tipe campuran
: Buruk
2. Onset umur : Usia muda : Buruk
3. Perjalanan penyakit : kronik : Buruk
4. Faktor genetik : ada : Buruk
5. Pendidikan : Sarjana : Baik
6. Status pernikahan : Belum menikah : Buruk
7. Perhatian keluarga : Buruk : Buruk
8. Lingkungan sosial ekonomi : Baik : Baik
9. Faktor pencetus : Ada : Buruk
10. Kepatuhan terhadap terapi : Patuh : Baik
11. Ciri kepribadian : Kepribadian skizoid : Buruk
12. Tilikan : II (dua) : Buruk
13. Penyakit organik : Tidak ada : Baik

14
X. ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Genetik
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orang tua pasien
masih hidup dan tidak memiliki riwayat penyakit medis berat yang sampai
mengharuskan mereka dirawat inap atau berobat jangka panjang. Menurut
bapak pasien, dalam keluarganya, dari keluarga bapaknya ada yang menderita
hal demikian depresi (nenek pasien) oleh karena masalah ekonomi.
2. Pola Asuh
Orang tua pasien terutama ibu pasien sering memanjakan pasien saat kecil
karena merupakan anak bungsu. Apapun yang diminta oleh pasien pasti
dipenuhi. Bahkan orang tuanya sering memberikan sesuatu kepadanya tanpa
pasien meminta sebelumnya.
3. Ciri Kepribadian Premorbid
Pasien memiliki ciri kepribadian skizoid. Pasien memang lebih memilih
untuk menyendiri dan melakukan kegiatan yang bisa dilakukan sendiri
daripada kegiatan yang dilakukan bersama teman-temannya. Sehingga
hingga saat ini pasien sedikit bahkan pasien mengaku tidak memiliki sahabat
atau teman yang dekat dengannya.
4. Stres Psikososial
Pasien sendiri di keluarga yang belum mempunyai pekerjaan. Oleh karena itu
kalau dirumah pasien sering merasa tidak ada kegiatan. Dari keluarga sendiri,
menurut pasien tidak sepahaman dan tidak sejalan dengan keluarga.
5. Mekanisme Pembelaan Ego
Mekanisme pembelaan ego pada pasien adalah represi. Ketika menghadapi
suatu permasalahan atau kegagalan sebelum pasien sakit, pasien mengatakan
enggan untuk menceritakan masalah tersebut kepada orang lain. Pasien lebih
sering menyimpannya sendiri.

15

You might also like