Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Indonesia sendiri telah memilih demokrasi sebagai
demokrasi tersebut.
demokrasi, dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat agar ikut
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilu bila diartikan secara
politik ataupun kontrak politik dengan orang lain atau partai politik yang
pemilih. Di berbagai Negara pemilu merupakan salah satu wadah yang bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menentukan siapa yang akan
mewakili mereka dalam lembaga legislatif maupun yang memipin mereka dalam
lembaga eksekutif. Pemilu juga dapat menjadi sarana bagi orang-orang yang
benar-benar bisa dan mampu untuk masuk kedalam lingkaran elit politik, baik
1
Salah satu tolak ukur pemilu yang demokratis adalah dengan adanya
komponen pemilih yang semakin plural seiring dengan pemilu yang semakin
kompleks. Hal ini dapat diartikan bahwa pemilih adalah pendukung utama yang
sangat penting dalam pemilu yang demokratis, sesuai dengan kedaulatan rakyat.
Setiap pemilih dalam suatu pemilu tidak terlepas dari latar belakang politis
maupun sosiologis pada saat itu, sehingga hal tersebut sangat berpengaruh pada
Maret 2013 adalah manifestasi dari kekuasaan rakyat. Pada pemilihan ini
menjadi Gubernur Sumatera Utara. Dan berdasarkan hasil perolehan suara yang
diumumkan KPU pada tanggal 15 Maret 2013 maka diketahui bahwa Gatot Pujo
Nugroho-Erry Nuradi meraih suara terbanyak dengan meraih 1.604.337 suara atau
33%, Effendi Simbolon-Jumiran Abdi dengan 1.183.187 suara atau 24,34%, Gus
serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula adalah
warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah warga
negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau
sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk
bagian dari seluruh pemilih di Indonesia yang memiliki peran besar bagi
2
kemajuan bangsa tidak boleh menganggap remeh dunia politik, khususnya
mereka selalu dianggap tidak memiliki pengalaman memilih (voting) pada pemilu
pemilih pemula adalah pelajar (SMA), mahasiswa dan perkerja muda. Pemilih
pemula merupakan pemilih yang sangat potensial dalam perolehan suara pada
Pemilu. Perilaku pemilih pemula memiliki karakteristik yang biasanya masih labil
sepermainan dan mereka baru belajar politik khususnya dalam pemilihan umum.
Ruang-ruang tempat di mana mereka belajar politik biasanya tidak jauh dari ruang
kelompok pemilih lainnya. Perilaku pemilih masih erat dengan faktor sosiologis
dan psikologis dalam menjatuhkan pilihan politiknya jika ditinjau dari studi
perilaku politik. Namun yang membedakan pemilih pemula dan kelompok lainnya
mudah berubah ubah sesuai dengan informasi atau preferensi yang melingkarinya.
Pemilih pemula dalam kategori politik adalah kelompok yang baru pertama kali
3
mengikuti tipologi model Almond dan Verba (1990: 16) maka orientasi politik
kandidat,
mempengaruhinya.
dilatarbelakangi oleh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat maupun dari luar
masyarakat yang kemudian membentuk sikap dan menjadi pola mereka untuk
4
2) pribadi sebagai aktor politik, isi dan kualitas, norma-norma
Sumatera Utara tahun 2013 maka peneliti tertarik untuk meneliti perilaku politik
pemilih pemula. Alasan lain yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam tentang perilaku politik pemilih pemula adalah karena banyak hal yang
khususnya pemilih pemula sangat signifikan. Karena hal tersebut peneliti menjadi
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang perilaku politik pemilih pemula itu
sendiri. Selain itu peneliti memilih Kota Medan sebagai tempat penelitian karena
jumlah pemilih pemula yang ada di Kota Medan cukup banyak dan lokasi
tergerak untuk mengkaji lebih dalam dan memfokuskan pada perilaku politik
pemilih pemula pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 di Kota
Medan. Untuk itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Perilaku Politik
5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul dan uraian latar belakang di atas yang telah penulis
jabarkan, maka permasalahan yang akan penulis teliti adalah melihat dan
agar dalam penjelasannya nanti lebih mudah dan tidak membuat pembahasan
penelitian ini dilakukan di kota Medan dengan responden yang berusia 17-21
Untuk mengetahui bagaimana perilaku politik pemilih pemula di kota Medan pada
dalam studi ilmu politik. Serta sabagai media informasi bagi pembacanya.
6
3) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
demokratis.
dan interaksi dapat dicermati akan berupa perilaku politik, yaitu perilaku yang
mengerjakan kegiatan politik. Ada pihak yang memerintah, ada pula yang
hasilnya berkompromi. Yang satu menjanjikan, yang lain kecewa karena janji
berhadapan dengan pihak lain yang mewakili kepentingan rakyat yang berusaha
7
membebaskan. Yang satu menutupi kenyataan yang sebenarnya (yang merugikan
kepentingan, mencemaskan apa yang akan terjadi. Semua ini merupakan perilaku
politik.
peranannya) dan partai politik karena fungsi mereka dalam bidang politik. Oleh
pihak kedua. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warga Negara biasa
8
internalisasi nilai dan norma masyarakat pada aktor politik serta
sesuatu kegiatan.
politik baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku politik seseorang
tidak hanya didasarkan pada pertimbangan politik saja tetapi juga dipengaruhi
oleh pertimbangan non politik. Hal ini dipertegas lagi oleh Alfian. Menurut Alfian
3) Budaya politik,
9
Selain lingkungan sosial politik tersebut, beberapa lingkungan sosial
sebagai faktor yang berdiri sendiri. Melalui proses, pengalaman, sosialisasi, dan
10
candidate personality adalah artikulatif, welas asih, stabil, energik,
sebagainya.
11
8) Epistemic Issues (Faktor-faktor Epistemik) Epistemic issues adalah
mengapa pemilih memilih kontestan tertentu dan bukan kontestan lain. Terdapat
dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem
12
4) Pendekatan Psikologi Sosial, pada dasarnya pendekatan ini sama
faktor lain.
bahwa pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih/hak
bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga
13
pemerintahan. Syarat menjadi pemilih menurut UU No.12 Tahun 2003 Pasal 14
1) WNI yang pada hari pemungutan suara telah berusia 17 tahun atau
sudah/pernah menikah.
6) Apabila telah terdaftar dalam Daftar Pemilih namun tidak lagi memenuhi
Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pemilih pemula adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau
pemungutan suara adalah warga negara Indonesia yang sudah genap berusia 17
tahun dan atau lebih atau sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan
14
1.7. Metodologi Penelitian
umum yang melatarbelakangi pemilih pemula dalam pemilu melalui analisis data
generalisasi dari perilaku-perilaku tersebut. Dan proses ini lebih cocok dengan
data-data di kantor KPUD Sumut. Dan beberapa warga yang tinggal di Kota
1. Populasi
kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian penelitian
untuk diteliti. Populasi menurut Juliandi dan Irfan (2013:54) merupakan totalitas
dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Populasi adalah
wilayah yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
15
kesimpulannya. Populasi sangat berkaitan dengan seluruh anggota kelompok
orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian penelitian untuk
diteliti. Maka, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih pemula pada
Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 di daerah pemilihan Kota Medan.
Medan berdasarkan dari KPUD Sumut sebanyak 1,45% dari DPT Kota Medan
sebanyak 2.121.841 jiwa. Maka pemilih pemula di Kota Medan berjumlah 30.767
jiwa. Berdasarkan hal tersebut maka jumlah populasi dari penelitian ini adalah
2. Sampel
dalam penelitian yang akan dilakukan. Menurut Juliandi dan Irfan (2013) sampel
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dari penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada. Sampel adalah sebagian dari populasi (a
16
dikelompokkan, dan elemen tersebut dipilih dari setiap kelompok secara
characteristics are grouped, and elements are selected from each group in
menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Frank Lynck,
sebagai berikut :
NZ2 . P (1 – P)
n=
Nd2 + Z2 (1 – P)
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
Dari data pemilih tetap KPU bulan Juni 2013 diketahui bahwa untuk
jumlah pemilih pemula di Kota Medan adalah sebanyak 30.767 orang maka
banyaknya pemilih pemula yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah :
17
29544
n=
308,64
subyek bukan didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
subjectis.
pendahuluan.
18
2) Responden adalah pemilih pemula yang tinggal di Kecamatan
Tigabinanga.
baik itu primer ataupun sekunder. Data primer didapatkan dengan menggunakan
suatu variabel yang diteliti. Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau
cara pengumpulan data secara tidak langsung. Angket yang nantinya akan
dibagikan kepada pemilih pemula yang ada di Kota Medan akan dijawab dengan
peneliti mendapatkan dari pihak lain baik itu berupa dokumentasi, data demografi,
kondisi geografis, data-data tentang pemilu, dan data-data lain yang memberikan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
metodologi penelitian.
19
BAB II : DESKRIPSI KOTA MEDAN
Bab ini akan membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu deskripsi
Bab ini akan membahas tentang penyajian data dan fakta yang penulis dapat dari
tempat penelitian selain itu juga melakukan pembahasan dan analisis dari data-
data tersebut.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari bab sebelumnya dan pemberian
20