You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan

1.1Definisi/deskripsi kebutuhan

(Makan dan Minum Cukup)

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana

individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan metabolic. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake

nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.

1.1 Fisiologi sistem/ Fungsi normal system

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien

(zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan

untuk didistribusikan ke sel-sel melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan

merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-

sel untuk melaksanakn tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara

optimal dalam saluran pencernaan , maka saluran pencernaan harus

mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus

menerus.

Untuk ini dibutuhkan:

1. Pergerakan makan melaui saluran pencernaan.


2. Sekresi getah pencernaan.
3. Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit.
4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat

yang diabsorbpsi.
5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormone
Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan

suatu lingkunugan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat

berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus

dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang

optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh

volume dan komposisi kandungan dan lumen gastrointestinal.

Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan

lumen.sistem ini terdapat didalam dinding saluran

gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah

rangsangan dilumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen

,osmolaritas kimus atau konsenttrasi zat yang terlarut, keasaman

kimus atau konsentrsi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat,

lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam

amino).
Proses pencernaan makanan antara lain :
1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi)
3. Pengaturan saraf pada tahap menelan
4. Tahap menelan diesofagus
5. Makanan dilambung
6. Pengosongan dilambung
7. Factor reflexs duodenum
8. Pergerakan usus halus
 Gerakan kolon
 Gerakan mencampur
 Gerakan mendorong
9. Defekasi
1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin

atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini

mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein,


lemak, ada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes

ketoasidosis.
a. Dehidrasi
b. kehilangan elektrolit
c. asidosis
Apabila jumlah insulin berkurang jumlah glukosa yang

memasuki sel akan berkurang pula, di samping itu produksi

glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali, kedua factor ini akan

menimbulkan hipoglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan

glukosa yang berlebihan dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan

glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan

kalium). Diuresis osmotic yang di tandai oleh urinaria berlebihan

(poliuria) ini akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan

elektrolit. penderita ketoasidosis diabetic yang berat dapat

kehilangan kira-kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga mEq

natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.


Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak

(liposis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliseral.asam lemak

bebas akan di ubah menjadi badan keton oleh hati, pada keton

asidosis diabetic terjadi produksi badan keton yang berlebihan

sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan

mencegah timbulnya keadaan tersebut, badan keton bersifat asam,

dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan

menimbulkan asidosis metabolic.


Pada hipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah

menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan


adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi,

tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.


Pada hipoglikemia sedang, penurunan kadar glukosa darah

menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar

untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi pada

sistem saraf pusat mencakup ketidak mampuan berkonsentrasi,

sakit kepala,vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di

daerah bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi,

perubahan emosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan

ganda dan perasaan ingin pingsan. Kombinasi dari gejala ini (di

samping gejala adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia sedang.


Pada hipoglikemia berat fungsi sistem saraf pusat mengalami

gangguan yang sangat berat, sehingga pasien memerlukan

pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang di

deritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku yang mengalami

disorientasi, serangan kejang, sulit di bangunkan dari tidur atau

bahkan kehilangan kesadaran.

1.3 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system

1. Sakit kepala

2. Koma

3. Kesulitan dalam berfikir

4. Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi

5. Perubahan dalam sikap emosi


A. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan

2.1 Pengkajian

2.1.1 Riwayat keperawatan

Pasien hanya berobat ke puskesmas terdekat di tempat tinggalnya.

2.1.1 Pemeriksaan fisik: data fokus

Data subjektif:

1. Keluarga Klien Mengatakan klien muntah-muntah


2. Keluarga Klien Mengatakan Klien pucat dan kulitya dingin
3. Keluarga Klien Mengatakan klien sakit kepala atau pusing

Data objektif

1. Nadi cepat
2. Hipotensi
3. iritabilitas

2.1.2 Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

a. Pemeriksaan GulaDarah Sewaktu (GDS) >200mg/dl,

GulaDarah Puasa >120 mg/dl

b. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)

c. Transferin (N:170-25 MG/100 ML)

d. Hb (N: 12 MG%)

e. BUN (N:10-20 mg/100ml)

f. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam


laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/

100 ml

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

(Minimal 2 diagnosa keperawatan yang sering muncul, penjelasan

berdasarkan buku saku diagnosa keperawatan)

Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.2.1 Definisi

Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

metabolik

2.2.1 Batasan karakteristik

Data subjektif:

1. Kram Abdomen
2. Menolak makan
3. Persepsi ketidak mampuan mencerna makanan

Data Objektif:

1. Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau

mengunyah makanan
2. Rongga mulut terluka
3. Menolak untuk makan
4. Kurangnya minat terhadap makanan
5. diare

2.2.2 Faktor yang berhubungan


Hilangnya nafsu makan, mual muntah, kesulitan mengunyah atau

menelan, factor ekonomi, kebutuhan metabolic tinggi, kurangnya

pengetahuan dasar tentang nutrisi

Diagnosa 2: kekurangan volume cairan

2.2.3 Definisi

Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, atau intrasel. Diagnosis

ini merujuk pada dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan saja

tanpa perubahan kadar natrium.

2.2.4 Batasan karakteristik

Data Subjektif:

1. Haus

Data Objektif:

1. Kulit dan membran mukosa kering


2. Suhu tubuh meningkat
2.2.5 Faktor yang berhubungan
Kehilangan volume cairan aktif, kegagalan mekanisme pengaturan

2.3 Perencanaan

(Berdasarkan dua diagnosa pada 2.2)

Diagnosa 1: Keridakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomescriteria): Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam

diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi

NOC: status gizi

2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

NIC : terapi nutrisi


O : Obeservasi nilai laboraturium, khususnya nilai gula

darah
R/: Untuk mengetahui keadaan umum pasien
N : Berikan cairan iv line
R/: untuk memenuhi kebutuhan cairan
E : Ajurkan untuk makanan kaya serat dan protein
R/: Agar klien mampu mengatasi sesak
C : Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi

kaya nutrisi
R/: Agar klien tidak sesak

Diagnosa 2: kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

2.3.3 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomescriteria): Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam

diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.

NOC: hidrasi
Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC

(lihat daftar rujukan)


NIC : Management cairan
O : obsepasi ttv
R/: Mengetahui keadaan umum pasien
N : berikan infus line
R/: untuk memenuhi kebutuhan cairan
E : anjurkan untuk minum air yang banyak
R/: untuk memenuhi kebutuhan cairan
C : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian iv line
R/: kebutuhan cairan pasien terpenuhi

Daftar pustaka
Nanda 2009. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Syaifudin.2008.Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta: EGC
Singaraja, 22 Agustus 2017
Pembimbing

Ns. Luh Ayu Suardiani, S.kep

You might also like