You are on page 1of 40

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.


Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan
buku Puisi dan Sajak. Dalam penyusunan Puisi dan Sajak penulis telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis.
Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa.

Penulis menyadari tanpa arahan dari dosen pembimbing serta


masukan – masukan dari berbagai pihak tidak mungkin kami bisa
menyelesaikan buku Puisi dan Sajak ini. Antologi Cerpen Remaja ini
dibuat sedemikian rupa semata-mata untuk membangkitkan kembali
minat baca mahasiswa/i dan sebagai motivasi dalam berkarya khususnya
karya tulis. Untuk itu penulis hanya bisa menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat, sehingga kami bisa
menyelesaikan Puisi dan Sajak ini.

Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis


khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 16 Januari 2017

Penyusun

1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
PUISI LAMA……….................................................................................................... 3
Pengertian ........................................................................................................................ 3
Ciri-ciri........................................................................................................................... 3
Klasifikasi ......................................................................................................................... 4
PUISI BARU…………........................................................................................................ 8
Pengertian…… ................................................................................................................. 8
Ciri-ciri.......................................................................................................................... 8
Jenis-jenis Puisi Baru………..................................................................................... 9
14
KUMPULAN PUISI……............................................................................................
Puisi Pahlawan ................................................................................................................ 14
Puisi Guru................................................................................................................... 20
Puisi Berantai……………………………………………...................................................... 26
Puisi Ibu…………………………………………………………………………........................ 35

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 40

2
PUISI LAMA
A. PENGERTIAN PUISI LAMA
Secara bahasa, kata “Puisi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata “Poite s” yang artinya pembangun, pembuat atau pembentuk. Secara
umum, Puisi adalah sebuah karya sastra berupa seni tertulis yang merupakan
bentuk ungkapan perasaan penulisnya melalui bahasa yang terikat dengan
irama, mantra, rima dan penyusunan lirik serta bait. Puisi merupakan karya
sastra yang mementingkan bunyi, struktur dan makna yang ingin
disampaikan. Jadi dapat dikatakan bahwa puisi mewujudkan penggunaan
bahasa sebagai sebuah seni yang memiliki kualitas estetika (keindahan).
Puisi Lama adalah salah satu karya sastra berupa puisi yang masih
terikat dengan aturan – aturan baku tertentu dalam pembuatannya. Aturan –
Aturan itu sendiri berhubungan dengan kata, baris, bait, rima dan irama
dalam puisi tersebut.

B. CIRI – CIRI PUISI LAMA


1. Merupakan puisi rakyat
2. Pengarangnya sering tidak diketahui karena tersebar melalui mulut ke
mulut.
3. Bahasa yang padat dan penuh makna
4. Sangat terikat kepada aturan-aturan berikut :

a. Jumlah suku kata dalam 1 barisnya


b. Jumlah kata dalam 1 barisnya
c. Jumlah baris dalam 1 baitnya
d. Persajakan (rima)
e. Irama

3
C. KLASIFIKASI
1. Pantun
Pantun merupakan salah satu karya sastra jenis puisi lama yang
sangat luas dan dikenal dalam bahasa-bahasa nusantara yang terdiri dari
sampiran dan isi. Istilah kata “Pantun” berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni
“tuntun” yang artinya menyusun atau mengatur. Pada dasarnya, pantun
merupakan bentuk karya sastra yang terikat aturan-aturan persajakan serta
memiliki rima dan irama yang indah. Selain itu, pantun juga memiliki arti
dan makna yang penting. Awalnya, pantun hanya berupa sebuah ungkapan
secara lisan. Namun seiring perkembangan zaman, pantun sudah disajikan
dalam bentuk tertulis.
Pantun merupakan puisi lama yang bersajak a-b-a-b dimana tiap baris
terdiri dari 8 – 12 suku kata, tiap baitnya terdiri dari 4 baris, 2 baris utama
merupakan sampiran, 2 baris lagi merupakan isi.
Contoh pantun adalah :
Burung pipit jarang bersua
Bahkan sampai dia mati
Jangan pernah melawan orang tua
Mereka itu harus dihormati

4
2. Mantra
Mantra adalah jenis puisi lama berupa bunyi, suku kata, kata atau
kumpulan kata yang dipercaya mampu menciptakan perubahan spiritual.
Penggunaan mantra dapat bervariasi tergantung filsafat dan kebudayaan dari
tempat penggunaan mantra. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Mantra didefinisikan sebagai susunan kata berunsur puisi (rima dan irama)
yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh mantra adalah :
Gelang-gelang si gali-gali
Malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
Contoh mantra di atas dipercaya mempunyai kekuatan sebagai obat sakit
perut.

3. Karmina
Karmina atau yang juga sering disebut dengan “pantun kilat”adalah
salah satu puisi lama yang memiliki ciri seperti pantun, tetapi hanya terdiri
dari 2 baris dalam satu baitnya dan bersajak a-a. Karmina biasanya
digunakan untuk mengungkapkan perasaan secara langsung. Baris pertama
pada karmina merupakan sampiran dan baris kedua berupa isi, setiap baris
terdiri dari 8 – 12 suku kata dan 4 – 8 kata.
Contoh karmina :
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci

5
4. Seloka
Seloka adalah salah satu jenis puisi lama yang digunakan untuk
menyampaikan sindiran, ejekan, atau sendagurau dalam bentuk pepatah.
Biasanya seloka terdiri atas 2 baris panjang yang dibuat menjadi bentuk 4
baris, umumnya setiap baris terdiri dari 18 suku kata (2x9). Jika terdiri lebih
dari 1 bait, maka terdapat hubungan antara isi dalam setiap baitnya. Contoh
Seloka :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

5. Talibun
Talibun adalah jenis puisi lama seperti pantun yang memiliki jumlah
baris lebih dari 4 (6, 8, 10, ...-20). Talibun juga memiliki sampiran dan isi,
setengah dari satu bait talibun merupakan sampiran dan setengahnya lagi
adalah isi. Setiap barisnya terdiri dari 8 – 12 suku kata. Talibun memeiliki
sajak abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya sesuai dengan jumlah
baris dari talibun tersebut.
Contoh talibun :
Untuk apa memakai sandal
Jalan sebentar kaki memar
Sakitnya itu menimbulkan luka
Untuk apa mencari orang terkenal

6
6. Syair
Syair adalah jenis puisi lama yang tiap bairnya terdiri atas empat
baris dan memiliki akhir bunyi yang sama untuk masing-masing baris
tersebut. Syair dapat digunakan untuk menyamaikan hal-hal yang
berkaitan dengan segala hal. Syair hanya memiliki isi dan tidak memiliki
sampiran, pola rimanya adalah a-a-a-a.
Contoh Syair :
Wahai ananda dengarlah pesan
Pakai olehmu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan

Wahai ananda intan pilihan


Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban

7. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua bait
dengan tiap baitnya terdiri dari 2 baris kalimat dengan sajak a-a. Jumlah
suku kata dalam sebuah gurindam biasanya 10-14 suku kata dalam satu
baris. Gurindam membahas tentang hubungan sebab akibat, biasanya
baris pertama merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat.
Contoh gurindam :
Barang siapa tidak memiliki agama
Pastilah sesat hidupnya di dunia
Agar hidupmu tidak sesat dunia dan akhirat
Maka cepatlah engkau bertaubat

7
PUISI BARU
A. PENGERTIAN PUISI BARU
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan aturan-
aturan baku tertentu dalam pembuatan atau pembacaannya. Artinya
puisi baru merupakan jenis puisi yang bebas, tidak terikat dengan aturan
terkait jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah baris, rima (sajak)
ataupun jumlah bait dalam pembuatannya. Berdasarkan
perkembangannya, terdapat dua jenis puisi, yaitu Puisi Baru dan Puisi
Lama, nah puisi baru ini merupakan puisi bebas, sedangkan puisi lama
adalah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu seperti yang
telah dijelaskan di halaman sebelumnya.

B. CIRI-CIRI PUISI BARU


Adapun ciri-ciri puisi baru yaitu:
a. Bentuknya simetris dan rapi
b. Memiliki persajakan akhir yang teratur
c. Pola yang dominan yaitu pola sajak pantun dan syair
d. Hampir semua merupakan pusisi empat seuntai
e. Setiap baris atas sebuah gatra atau kesatuan sintakis
f. Setiap gatra terdiri dari 2 kata atau 4-5 suku kata

8
C. JENIS-JENIS PUISI BARU
1. Berdasarkan Bentuk
Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya dibagi menjadi :
a. Distikon, jenis puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
b. Terzina, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 3 baris.
c. Kuatrain, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.
d. Kuint, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
e. Sektet, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
f. Septime, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.
g. Oktaf, jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
h. Soneta, jenis puisi baru yang terdiri dari 14 baris dibagi menjadi dua
bentuk. 8 Baris pertama membentuk dua bait dengan masing-masing
4 baris tiap baitnya, sedangkan 6 baris selanjutnya membentuk dua
bait dengan masing-masing 3 baris tiap baitnya.
2. Berdasarkan Isi
Berdasarkan isinya, puisi baru dapat dibagi menjadi beberapa jenis
seperti berikut ini.
A. Balada
Balada adalah puisi baru yang berisi kisah/cerita tentang sesuatu
(sesuatu, seseorang).
Puisi yang tergolong jenis ini perhatikan puisi yang berjudul “ Balada
Matinya Aeorang Pemberontak”. karya Sapardi Djoko Damono

9
B. Himne
Himne adalah puisi baru yang berisi pujaan terhadap Tuhan, tanah air,
atau pahlawan. Perhatikan kutipan puisi berikut ini!
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati
(Saini S.K)
C. Ode
Ode adalah puisi baru yang berisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

10
D. Epigram
Epigram adalah puisi baru yang berisi tentang tuntunan atau ajaran hidup.
Contoh:
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
E. Romans
Romans adalah puisi baru yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Contoh:
DIRIMU DI HIDUPKU

Saat hati merasa sepi


kau datang menemani
kau hangatkan hati dengan kasih sayangmu
saat hati merasa gundah
kau berikan sandaran untukku
menenangkan hati dan
sejenak melepas rindu
yang melanda ditengah
terangnya bulan dan banyaknya bintang

Terima kasih…
karna kau telah hadir untukku,
ku harap ini akan selamanya
Terima kasih…
karna kau telah ada dalam hidupku

11
ku harap ini akan abadi,
ku harap kau rasa apa yang ku rasa

Aku tak inginkan apapun darimu


tapi hanya satu yang aku mau darimu
SELALU dan SELALU lah kau buatku tersenyum
dan jangan pernah
kau lukis tangis dihati…karenamuu..

(Heni Oktafiani)

F. Elegi
Elegi adalah puisi baru yang berisi luapan kesedihan.
Contoh:

SENJA DI PELABUHAN KECIL


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)

12
G. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik.
Contoh:
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)

13
KUMPULAN PUISI
A. PUISI PAHLAWAN

Satu Kata Merdeka


Suara derap langkah sepatu besar terdengar hingga seantaro medan
perang…
Kau berbegas maju menghardik musuh dengan garang…
Sepucuk pistol kau bidikkan ke arah lawan…
Hingga musuh tumbang tak mampu lagi bertolak pinggang…
Kau fokuskan kedua matamu pada musuh…
Dengan sigap kau arahkan lagi pistolmu ke arah tentara penjajah…
Namun sayang, desiran granat meledak dahsyat…
Tepat di depan langkahmu terakhirmu…
Sang pahlawan terguncang degan dahsyat..
Tubuh tercabik berlumuran darah merah…
Wajahmu hampir-hampir tak lagi dapat dikenali…
Disaat terakhirmu kau bisikkan satu kata terindah yakni
“merdeka”…

14
Kerinduan Pertiwi

Ibu pertiwi kini berlinangan air mata…


Menyaksikan hasil perjuangan yang tak terperi…
Diinjak-injak oleh generasi terkini…
Siapa hati yang tak pilu karenanya..

Tanah airmu mengering..


Tak lagi terbasahi darah perjuanganmu…
Yang dahulu meresap ke dalam tanah airmu…
Kini gersang tak berkehidupan…

Kau saksikan negerimu kini….


Mengaduh keluh kesah tak terperi…
Menanti perjuanganmu kembali…
Wahai pahlawan sejati….

15
MAAFKAN KAMI, PAHLAWANKU

Kamilah generasi mudamu, Pahlawanku…


Kamilah ujung tombak perjuangan kini..
Di tangan kamilah setir nahkoda kami arahkan..
Tuk berjuang diantara karam dan gelombang..

Namun, maafkan kami pahlawanku…


Jika dengan tangan ini terkadang kami corengkan noda…
Kami habiskan masa muda ini untuk berfoya..
Kami isi waktu kami dengan hal sia-sia..

Di lubuk hati ini kami menangis..


Ada dari kami yang menyalahi amanah..
Jadi pemimpin yang kadang semena-mena…
Dan memutuskan hal dengan tak adil…

Kami, memang menodai jerih generasi muda lain…


Mereka begitu getol berjuang untuk maju…
Mereka begitu gigih menyingkir dari kenistaan…
Kamipun ingin kembali dalam lintasan itu…

16
BAMBU RUNCING

Mengapa engkau bawa padaku..


Moncong bayonet dan sangkur terhunus..
Padahal aku hanya ingin merdeka..
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita..
Musnah di tepian langit..

Karena kau memaksaku..


Bertahan atau mati..
Dengan mengirim ratusan Bom..
Yang engkau ledakkan di kepalaku..
Aku terpaksa membela diri..

Pesawat militermu jatuh..


Di tusuk bambu runcingku..
Semangat perdukaanmu runtuh..
Kandas di Batu-batu cadas..
Kota Surabaya yang panas…

17
UNTUKMU PAHLAWAN INDONESIAKU
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu..
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu..
Maut menghadang di depan..
Kau bilang itu hiburan..

Tampak raut wajahmu..


Tak segelintir rasa takut..
Semangat membara di jiwamu..
Taklukkan mereka penghalang negri..

Hari-hari mu di warnai..
Pembunuhan dan pembantaian..
Dan dihiasi Bunga-bunga api..
Mengalir sungai darah di sekitarmu..

Bahkan tak jarang mata air darah itu..


Yang muncul dari tubuhmu..
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu…

18
UNTUK PAHLAWAN NEGRIKU

Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang..
Berlumur darah sekujur tubuh..
Bermandi keringat penyejuk hati…

Ku rela demi tanah airku..


Sangsaka merah berani..
Putih nan suci..
Melambai-lambai di tiup angin…

Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a..


Untuk pahlawan negri..
Berpijak berdebu pasir..
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya..

Hanya jasamu yang bisa ku lihat..


Hanya jasamu yang bisa ku kenang ..
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana..

Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku..
Ini Indonesiaku…

19
B. PUISI GURU

PEJUANG ZAMAN INI


Oleh Audrey Ocha Zabela

Guru…
Kau adalah Pejuang
…


Yang siap membentengi kami
…
Demi untuk kecerdasan bangsa ini…

Kau latih kami untuk kuat
…


Kau ajari kami untuk menang…

Kau bimbing kami untuk menuju sukses…

Kau marah saat kami menyerah
…


Kau kecewa saat kami gagal…

Tapi kau bahagia saat kami menang…

Guru…
Perjuanganmu sungguh mulia
…


Kau rela mengorbankan semuanya
…
Demi kami anak-anak bangsa….

20
TERIMAKASIH GURU

Kaulah pembimbingku……
Kaulah pengajarku……
Kaulah pendidikku……

Guru……
Itulah julukanmu……
Yang tak pernah bosan dalam……
Mengajar dan membimbingku…

Guru……
Tanpa dirimu aku akan hancur……
Tanpa dirimu aku akan sengsara……
Tanpa dirimu aku akan sesat……

Guru……
Terima kasih……
Atas segala jasa-jasamu……

21
GURU MAAFKANLAH


Butiran air mata kami saat ini…


Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
….
Karena yang lebih berarti adalah…
Butiran air hujan yang sangat deras,

Yang kau hadapi..


Kau Lewati..
Dan kau lalui dengan penuh hati ikhlas
…


Semua itu kau lakukan hanya untuk kami..
Panasnya suasana saat ini
…
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa…

Karena yang lebih berarti adalah…


Panas teriknya matahari yang terpancar
….
Yang kau hadapi..

Kau Lewati..

Dan kau lalui dengan penuh hati sabar….
Semua itu kau lakukan hanya untuk kami..

Namun..

Sedih yang kau rasakan saat ini
…


Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa….
Karena yang lebih berarti adalah
…
Betapa sedihnya kami saat ini..


22
HAKIKAT BELAJAR

Kita belajar dari kidung-kidung burung..


Dan gemercik air bening..
Di sela-sela batu pegunungan..
Kita belajar dari bunga-bunga pesta warna…

Yang selalu mengirimkan aroma dan keindahannya..


Kita belajar dari manik-manik batu permata..
Yang meski terendam lumpur..
Tetap menampakkan cahayanya..

Ya..
Kita juga belajar keramah tamahan dari semut..
Yang selalu mengucapkan salam damai saat jumpa sahabatnya.
Serta kegotong royongan mereka dalam bekerja..
Kita juga belajar dari persaudaraan kekal..

Antara laut dan pantainya antara pohon dengan tanah..


Kita juga belajar dari kearifan alam semesta..
Yang nampak selalu diam..
Di dalam kediamannya selalu bersujud kepada-Nya..

Wahai jiwa..
Betapa dunia ini selalu berkembang dan terbentang jadi guru..
Bagai Nabi Daud yang bernyanyi bersama angin dan burung-burung..
Bersama bukit lembah dan gunung-gunung…
Hatiku pun ingin selalu bernyanyi..
Mendengarkan lagu-lagu rohani puja-puji Illahi…

23
LIRIK UNTUK GURU


Bahwa guru adalah pahlawan
…


Aku seperti tawanan asing yang kelaparan
…
Dahaga oleh pengetahuan yang terus engkau tuangkan
…
Tulus kasihmu
…

Guru, bila aku adalah murid yang nakal dan malas
…


Sungguh kenakalanku tidak darimu…
Sementara bijakmu selalu kau jelaskan padaku…

Guru, bila aku adalah murid yang sukses esok
…


Tentu banggamu masih untukku…
Sebab kaulah pelita
….
Sebab kaulah arah
…
Kau menerangi dan menuntun aku pada jalan terjal dan berliku…

Guru, maafkan aku
…


Jika sopan dan santun yang kau ajarkan…
Hanyalah kesombongan dan kecongkakan yang dapat aku lakukan 
…
Maafkan aku….

24
Guruku Nomor Satu

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.


Aku bahagia karena kamu adalah guruku..
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan..
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku..
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai..

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu..


Tiap hari kamu menanamkan benih-benih..
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu..
Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses..

Kamu menolongku mengembangkan potensiku.


Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu..
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata..
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!..

25
C. PUISI BERANTAI
PERJUANGAN, PERCINTAAN, DAN KEMERDEKAAN
Format :
*Tema Puisi A : Perjuangan.
*Tema Puisi B : Percintaan.
*Tema Puisi C : Kemerdekaan.

A
Seuntai sajak perjuangan buat generasiku…..
B
Seuntai sajak ASMARA buat kekasihku….
C
Seuntai sajak KEHIDUPAN TERNAK AYAMKU…
A
Pada pertengahan agustus 45,
Kami bangkit merebut Kemerdekaan….
Kami siramkan DARAH PERJUANGAN
Tapi aku masih BERBARING diatas…
B
Kekasihku…
Aku tak meyangka engkau begitu tega melakukan itu…
Kau putuskan cintaku uang suci
Ingin rasanya aku melumat kembali…….
C
Pantat ayamku….
Kini tampak membesar…
Sebentar lagi telur akan keluar lewat…

26
A
Celah – celah benteng perjuangan…
Akan ku hancurkan penjajah…
Aku muak , aku benci kekerasan
Dan ingin rasanya kubunuh…
C
Ayamku ………
B
Kau sia siakan cintaku….Dulu kala cinta kita bersemi….
Kau merengkuh dalam dekapanku….
Dan kini………..
A
Hanya tinggal setetes darah…
Tapi aku masih berdiri kokoh…
Kutantang seribu penjajah…
Dengan sebilah pedang pedang dikananku…
Seujung keris dikiriku….
Aku hancurkan ……………
B
Surat cinta yang kau kirim dulu….
Kini masih tersimpan dibuku diary…
Kubiarkan semua kenangan…
Tapi aku tak mampu mengeluarkan………….
C
Telur –telur ayamku…
Yang besar – besar
Sebentar lagi menetas……..Dan aku akan bayak mempunyai….
A

27
Mayat –mayat yang terbujur kaku…
Dengan penuh luka didada…
Kalau maut mengancamku Aku takan berpaling dari……….
B
Matamu…
Yang besar bagai bola bekel…
Tapi kini hanya tinggal…………
C
Bulu ayamku…
Tumbuh satu persatu Kini kulihat membesar…
Oh …..betapa bahagia hatiku…
Ayamku …………
A
Kubunuh kau … kau penghianat….
Aku pimpin laskar perjuangan Takan gentar oleh seribu…….
B
Bayangan cintamu yang biru…
Dan kini kau berpaling dari………
C
Kotoran ayamku…
Yang menyebarkan aroma jingga….
Aku peternak ayam setiap hari kujual ayamku di…….
A
Medan perang …
Darah membasahi bumi pertiwi…
Tempat Pahlawan membela negerinya….
Demi kemerdekaan ……..

28
B
Cintaku Pada seorang yang bergayut dihatiku…
Tapi kandas ditengah jalan…
Hingga terbayang …………..
C
Tai ayamku…
Keras seperti…….
A
Dada ku Kau tusuk..
Walau maut akan …..
B
Mencari cintaku….
Dulu begitu pasrah dalam rengkuhanku
Kau hanya mendekap…..
C
Ayamku …..Begitu besar jasamu padaku…
Kau merubah hidupku dari kemiskinan menjadi…
A
Keberingasan….Dalam membunuh musuh…
Aku berteriak lantang dengan menggenggam ………
B
Sepucuk surat cinta…
Kini hanya kenangan…
Aku tak mudah melupakan kala kita sama-sama………..
C
Bertelur Ayamku kini bertelur lagi
Kuperhatikan telurmu keluar dari…….
A

29
Moncong senapan musuh…
Dan kulihat panser musuh….
Yang mulai mengeluarkan …………..
B
Janji tuk sehidup semati… Bulan bintang menjadi saksi cinta kita…
Kasih kala ku menatap mu….
Daku teringat…
C
Pantat ayamku….
Akankah kau mengeluarkan……
A
Aku… Berdiri diantara erangan dan rintihan…
Kudengar diantara….
B
Kidung asmara…
Gamelan cinta bertalu talu…
Diantara dua hati menyatu..
Kasih.., kau hanya memberikan sebagian ….
C
Telur-telurmu…
Satu demi satu dan….
A
Meledak ……
Dorrrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!!!!!!!
Tapi aku masih berdiri menantang Kugenggam bambu runcing
bertahta merah putih….
Aku bermandikan darah perjuangan….
Namun aku tak menyangka…

30
B
Kau jual murah cintamu…
Lalu kau berpaling dariku Kau anggap hina diriku…
Walau diriku tak mapu…..
C
Beranak lagi…
Sudah sekian lama telurmu menetas lagi…
Ayamku aku harap kau………….
A
Kenang kenanglah kami …..Yang tinggal tulang diperut bumi…
Kami berbaring diantara…..
B
Cinta dan dusta…
Berbaur jadi Satu..
Kurelakan kau pergi dariku…
Dan aku hanya berkata…..
C
Ayamku…
Bertelur lagi buatku…
Semakin bayak telurmu…
Hatiku semakin senang…
Karena hanya engkau yang mampu…….
A
Membunuh musuh musuhku Sambil memegang ujung tombak…
Aku berteriak……
B
Sayang………

31
Biar kau baca puisi puisiku…
Sekalipun cinta kita telah……..
C
Kujual dipasar… Dan kini tinggal ayamku yang masih kecil…
Bermain dengan lucunya….
Betapa senang hatiku melihat…..
A
Darah yang berceceran…
Kubiarkan merah putih menjulang, diangkasa…
Pertanda perjuangan mencapai puncak…..
B
Asmaraku…
Dulu tumbuh bersemi..
Kini layu ditrpa panas cintamu
Kasih…, kudo’akan kamu…..
C
Dimakan ayam…Hinga kini tumbuh membesar dan menjadi…..
A
Pahlawan, dalam berjuang demi bangsanya…
Sungguh besar jasamu…ooooohh………
B
Kekasihku Biar aku sendiri menatap masa depan untuk…
C
Bertelur sebanyak mungkin…
Hingga kau banyak mempunyai….
A
Pejuang kemerdekaan tanah air kita….
Dan aku harus berhasil jadi salah satu orang yang….

32
B
Berhasil dalam bercinta…
Tapi kau selalu menghindar bila kutatap wajahmu….
Dan kau selalu….
C
Menyodorkan pantatmu…
Yang siap bertelur….
Kau sibuk mencari tempat untuk …………..
A
Membunuh musuh…
Aku pertaruhkan nyawaku….
Karena aku pahlawan…..
B
Yang menderita karena …
Cinta Kasih ….,sebagai tanda perpisahan
Ingin rasanya…
Aku memandangmu dalam dalam,
dan……………
C
Kukeluarkan telur telurmu …
Aku sangat bahagia walau hanya sekejap melihatnya…
Ingin rasanya telur itu…………….
A
Kutusuk dengan sebilah pedang…
Sambil aku berteriak ………………
B
Cintaku kandas ditengah jalan…. Hingga akhirnya…………

33
C
Dierami oleh induknya…
Ooooooooohhhh ….,ayamku….seandainya……..
B
CINTA DITOLAK DUKUN
BERTINDAK………..
A
TIDAAAAAAAKKKK………..TIIIIIIDAKKKKKK
Itu Tidak Mungkin… . Biar kau pergi bersama yang lain Aku akan
BERKATA
A,B dan C :
MERDEKA………………!!!!!!!!!!!!

34
D. PUISI IBU

Dosaku Ibu

Berbagai macam rasa kesalku hadir…


Karena larangan darimu…
Amarahku menggebu-gebu dibuai bisikan-bisikan busuk yang ku izinkan..

Masuk dalam otak…


Mendorong dan menaklukkan dinding emosiku…
Tidak kupandang wajahmu ketika itu…

Aku lontarkan kata dan sumpah serapah…


Aku tantang matamu yang sayu menyalahkan dirimu…
Kau hanya diam dan terpaku Ibu..

Sabar, walau hatimu perih…


Bagai diserang sejuta belati menusuk hati…
Sampai aku puas dan lelah,
Engkau hanya tersenyum lalu beranjak pergi…

Ibu…. aku terhenyak dan sadar dari sikap busuk..


Bahwa tiada pantas sedikit pun aku berbuat seperti itu…

Celakalah bagiku. Maafkan…aku…


Ibu maafkan aku.. Marahi aku Ibu..
Aku mencintaimu Ibu..

35
Terimakasih Atas Cinta Kasihmu Ibu

Sosok yang sangat aku kagumi dan aku cintai..


Selalu aku rindu saat jauh dan tidak pernah akan terlupakan..
Sentuh kasih sayang yang tulus ikhlas diberi..
Hingga semerbak harum mewangi sepanjang masa..
Ia adalah seorang pahlawanku, yaitu ibu..

Ibu …
Kebahagiaan dan keberhasilan tidak akan pernah aku dapatkan..
Jika tidak atas bimbingan dan nasehat yang terus engkau taruhkan..
Kesuksesan yang kini teraih tak lain hanyalah dari doa-doa yang engkau
panjatkan.
Perhatianmu selalu bersama cinta dan kasih mengalir lembut…
Kesejukan embun pagi tertandingi dengan ketulusamu..

Aku tidak tau apa jadinya jika engkau menuntut itu semua..
Mungkin aku hanya diam membisu dan tidak tau bagaimana membalasnya..
Kasih sayangnya tidak akan pernah terbeli oleh siapapun..
Hadirnya tidak akan pernah terganti oleh sosok permaisuri sekalipun..

Aku bangga dengan ketegaranmu ibu..


Kuat, hebat, dan tangguh dalam mendidik generasi anak bangsa..
Mengajari hidup sabar di alam yang kejam ini.
Menunjukkan jalan untuk berbakti dengan sang pemberi..

Ibu … Lautan kasihmu tiada tara yang menandinginya..


Wanita mulia sepanjang zaman yang perih ini..

36
Maafkan Aku Ibu

Akulah sang pengukir mimpi..


Yang ingin pergi dari sunyi..
Yang hanyut oleh gelisah..
Dan ditelan rasa bersalah,,,

Ibu, kaulah matahariku…


Terang dalam gelapku…
Kau tuntun aku di jalan berliku…
Yang penuh oleh batu…

Ucapanmu bagaikan kamus hidupku…


Aku berteduh dalam naungan do’amu…
Memohon ampunan darimu….
Karena ridho Allah adalah ridhomu…

Aku bahagia memilikimu Ibu.


Karena engkau cahaya hidupku…
Kaulah kunci dari kesuksesanku…
Ibu, maafkan aku….

37
Ulang Tahun Ibu

Bunda..
Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kami butuhkan..
Tapi kami, ketika engkau butuhpun kami belum menyadari..Bunda..
Kau buang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering kami lupakan..
Engkau memberi tanpa kami meminta..
Engkau guyurkan siraman kasih yang tiada tandingannya..

Bunda..
Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.setegas kasihmu..
Semampu dan selalu ada untuk kami anakmu..
Kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
Kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku..

Diatas langit yang tak terbatas..


Kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah..

Trimakasih Bunda..
Terimakasih telah menjagaku hingga dewasa..
Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa..
Dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang sungguh luar biasa..

Love you Mom,,,


Aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah
engkau berikan kepadaku,,,
Sampai kapanpun!
38
Sajak Indah di Hari Ibu

Pemaisuri terindah dalam hidupku adalah ibu..


Mendidik dan mengajarkan berbagai hal tentang ilmu..
Engkau bekali otak brilian dengan pengetahuan..
Engkau contohkan akhlak mulia dengan kelembutan..
Sosok yang tidak pernah terlupakan dan tidak pernah tergantikan..

Kisah dan jasamu terkenang indah di hari ibu..


Pahlawan wanita hebat sepanjang zaman..
Seseorang yang tangguh melewati panjang rintangan..
Jiwa dan raga rela dikorbankan demi anak tersayang..

Terimakasih ibu..
Engkau telah membesarkan dan membersamaiku..
Dalam suka dan duka kita hadapi bersama..
Kebersamaan ini indah bagai bunga tumbuh di musim semi..
Memberi pemandangan sejukkan hati para insani..

Tanpamu aku tidak akan sekuat ini..


Bertempur di medan perang yang berduri..
Dengan cinta dan kasih sayangmu aku merasa terlindungi..
Bahagia memiliki wanita seanggun ibu pertiwi..
Cantik dan menawan dalam segala hal yang tidak akan pernah tertandingi…

Maafkan atas segala kesalahan dan khilaf yang tak tersadar..


Bibir yang kadang suka membantahmu..
Hati keras enggan mendengarkan kata yang bersinar ilmu..
Tangan yang enggan bersalaman mencium kuasamu…

39
DAFTAR PUSTAKA

Hernowo. (2005). Quantum Writing. Cara Cepat dan Bermanfaat Untuk


Merangsang Munculnya Potensi Menulis. Bandung: Mizan
Learning Center.
Jabrohim, dkk. (2003). Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, E. (2005). Bahasa Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Pradopo-Djoko, R. (2002). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.

Waluyo, J. (2005). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Wiyanto. (2005). Kesusastraan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

40

You might also like