You are on page 1of 14

A.

Uji Validitas dan reabilitas instrumen


Pengujian validitas dan reabilitas instrumen digunakan untuk menentukan
keabsahan instrumen sehingga instrumen dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Objek yang akan dijadikan sumber data yaitu madrasah Aliyah
Negeri Kota Pagar Alam. Item yang dinyatakan valid dan reliabel setelah akan
digunakan sebagai alat pengumpulan data.
1. Uji validitas instrumen
Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya, dengan menghitung
korelasi skor item dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan adalah Pearson
Product Moment, yaitu :
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 37
√(𝑛.∑ 𝑋 2 −∑ 𝑋)2 )(𝑛.∑ 𝑌 2 −∑ 𝑌)2 )
Keterangan :
rhitung = koefisien korelasi
n = jumlah data
X = skor total X
Y = skor total Y
Kaidah pengujian validitas, instrumen dinyatakan valid apabila skor item (X)
mempunyai korelasi positif dengan skor total (Y) serta syarat minumum r hitung ≥
0,300 dan apabila rhitung < 0,300 maka item tidak valid, tidak dapat digunakan
dalam penelitian.
2. Uji reabilitas instrumen
Dalam pengujian reliabilitas atas instrumen yang sama digunakan untuk melihat
sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil yang tidak jauh berbeda bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap yang sama pada saat yang berbeda.
Pengujian instrumen skala likert yang item-itemnya dalam bentuk angket, rumus
yang digunakan cronbach’s alpha (∝), yaitu :
𝑘 ∑ 𝑠𝑖2
∝= ( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝑠𝑡
Keterangan :
∝ = reliabilitas instrumen
K = jumlah item pertanyaan
∑ 𝑠𝑖2 = jumlah varians item soal
𝑠𝑡2 = varians total item

Pengujian reliabilitas nilai cronbach alpha (∝) dibandingkan dengan rtabel = 0,600,
jika ∝≥ 0,600 maka instrumen penelitian dikatakan reliabel atau dapat
dipercaya, instrumen dapat digunakan dalam penelitian.
B. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dua tahap, pertama, kedua; analisis data
pengujian pengaruh antar variabel dalam penelitian ini
1. Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik data, penyajian data berupa tabel
ataupun grafik. Untuk mengetahui deskriptif data yang sering digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah mean, median, modus, standar deviasi, distribusi
frekuensi, histogram dan varian kurtosis.
2. Analisis statistik inferensi
Analisis statistik inferensi digunakan dengan tujuan agar penelitian dapat dibuat
kesimpulan dari pengujian dipotesis dengan generalilasi. Analisis yang digunakan
adalah :
a. Analisis prasyarat
1) Analisis normalitas data
Penggunaan statis parametris dalam menganalisis data mensyaratkan
bahwa data setiap variabel harus berdistribusi normal. Oleh karena itu
sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas data. Teknik yang digunakan dengan teknik X2 (chi
kuadrat).
(𝑓0 −𝑓ℎ )2
X2hitung =∑ 𝑓ℎ
Keterangan :
𝑓0 = frekuensi interval data
𝑓ℎ = frekuensi harapan
Pengujian normalitas data dengan membandingkan X2hitung dengan harga
X2tabel dengan taraf signifikan 5%, jika harga X2hitung > X2tabel data
berdistribusi normal dan sebaliknya.
2) Analisis linieritas
Linieritas adalah hubungan liniier variabel bebas X dengan variabel terikat
Y. Dalam mengetahui hubungan antara variabel X dan Y dapat
digambarkan pada sistem koordinat cartesius dengan variabel X sebagai
absis dan variabel Y sebagai ordinat, sehingga akan diperoleh diagram
pencar (scatter diagram). Jika ditarik garis lurus yang berjarak jumlah
kuadrat jarak vertikal dari setiap titik maka apabila sebaran data
mendekati garis lurus itu hal ini menunjukkan adanya hubungan linier
antara variabel X dan variabel Y.
Garis lurus yang terbentuk itu merupakan garis lurus dengan persamaan
linier ⏞
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋, a dan b merupakan koefisien regresi linier yang dapat
dihitung sebagai berikut :
(∑ 𝑌𝑖 )(∑ 𝑋𝑖2 )−(∑ 𝑋𝑖 (∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 )
𝑎= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 −(∑ 𝑋𝑖 )2
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 −(∑ 𝑋𝑖 )(∑ 𝑌𝑖 )
b= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 −(∑ 𝑋𝑖 )2
b. Analisis korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat, yakni pengaruuh perilaku pemimpin
(X1) terhadap motivasi kerja (X2), pengaruh perilaku pemimpin terhadap
disiplin kerja guru (Y) dan pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap disiplin kerja
guru (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah rumus r product moment,
yaitu :
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟=
√(𝑛.∑ 𝑋 2 −∑ 𝑋)2 )(𝑛.∑ 𝑌 2 −∑ 𝑌)2 )
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
X = skor variabel X
Y = skor variabel Y
Harga r dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.4
intepretasi nilai r
Interval koefisien Tingkat korelasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Renda
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap
variabel Y dapat digunakan rumus koefisien diterminan sebagai berikut :
KP =r2 x 100%
Dimana :
KP = besarnya koefisien penentu
R = koefisien korelasi
b) analisis korelasi berganda
untuk mengetahui pengaruh perilaku pemimpin (X1) dan motivasi kerja (X2)
secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru (Y) digunakan analisis
korelasi berganda yang dirumuskan sebagai berikut :
𝑟𝑋2 +𝑟𝑋2 −2𝑟𝑋1,𝑌. 𝑟𝑋2,𝑌 . 𝑟𝑋1,𝑋2
1,𝑌 2,𝑌
𝑅𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √ 1−𝑟𝑋21 ,𝑋2

Untuk mengetahui tingkat kekuatan pengaruh kepemimpinan dan motivasi


kerja terhadap disiplin kerja guru harga R dikonsultasikan dengan tabel
intepretasi nilai r (tabel 1). Dan untuk mengetahui besarnya sumbangan
pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru
menggunakan rumus :
KP = R2 X 100%
c. Uji hipotesis statistik
1) Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial pengaruh masing
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu, pertama, pengaruh
terhadap motivasi kerja guru, kedua, pengaruh motivasi kerja terhadap
disiplin kerja guru. Dengan rumus t yang digunakan yaitu :
𝑟√𝑛−2
Thitung = √1−𝑟2 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(∝)(𝑛−2)
Keterangan :
R = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
∝ = 0,05 taraf signifikans
Kaidah pengujian :
- Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
- Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
2) Uji F
Uji hipotesis statistik F digunakan untuk mengetahui secara bersama-
sama pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu
pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru.
Rumus pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut :
𝑅2 𝑛−𝑘−1
Fhitung = 𝑘 𝑥 ;
1−𝑅 2
Ftabel =𝐹(1−∝)(𝑑𝑘=𝑘)(𝑑𝑘=𝑛−𝑘−1)
Kaidah pengujian menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
NO Data Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif (%) kumulatif
1 27-31 3 10,00 3
2 32-36 8 20,66 11
3 37-41 11 30,66 22
4 42-46 6 20,00 28
5 47-51 2 6,66 30
Jumlah 30 100

Grafik 4.1
Histogram kepemimpinan kepala madrasah
15

10 Series 1

5 Column1
Column2
0
27-31 32-36 37-41 42-46 47-51
Persentase rata-rata kepemimpinan kepala madrasah tsanawiyah se-kota
pagaralam jika dibandingkan dengan rata-rata maksimum kepemimpinan
adalah 69,00% hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala
madrasah tsanawiyah di kota pagaralam termasuk kategori cukup baik
3. Variabel motivasi kerja guru
Dalam mengetahui diskripsi data dari variabel motivasi kerja guru (X2) dari 30
responden atau sampel yang diambil data, diperoleh rata-rata hitung (mean)
38,33; titik tengah (median) sebesar 38,00 kemudian nilai yang sering muncul
(mode) adalah 38,00, simpangan baku (standart deviasi) = 4,11 dan tingkat
penyebaran data (variance) = 16,91 kemudian rentangan (range) = 17; skor
minimum dari data (min) = 30; dan skor maksimum dari data (max) = 47
Tabel 4.11
Distribusi frekuensi motivasi kerja guru
NO Data Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif (%) kumulatif
1 30-33 4 10,33 4
2 34-37 7 20,33 11
3 38-41 10 30,33 21
4 42-45 6 20,00 27
5 46-49 3 10,00 30
Jumlah 30 100

Grafik 4.2
Histogram motivasi kerja guru
20
Series 1
10
Column1
0 Column2
30-33 34-37 38-41 42-45 46-49

Persentase rata-rata motivasi kerja guru madrasah tsanawiyah se-kota


pagaralam jika dibandingkan dengan rata-rata maksimum motivasi adalah
67,38% hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja guru madrasah tsanawiyah di
kota pagaralam termasuk kategori cukup baik
4. Variabel disiplin kerja guru
Dalam mengetahui diskripsi data dari variabel disiplin kerja (Y) dari 30 responden
atau sampel yang diabmil data, diperoleh rata-rata hitung (mean) 38,03; titik
tengah (median) sebesar 37,000, kemudian nilai sering muncul (mode) adalah
37,00, simpangan baku (standart deviasi) = 4,37 dan tingkat penyebaran data
(variance) = 19,14; kemudian rentangan (range) = 8; skor minimum dari data
(min) = 25; dan skor maksimum dari data (max) = 33

Tabel 4.12
Distribusi frekuensi disiplin kerja guru
NO Data Frekuensi Frekuensi Frekuensi
Relatif (%) kumulatif
1 30-33 2 6,66 2
2 34-37 8 20,66 10
3 38-41 12 40,00 22
4 42-45 5 18,66 27
5 46-49 3 10,00 30
Jumlah 30 100

Grafik 4.3
Histogram displin kerja guru
15

10
Series 1
5 Column1

0 Column2

Persentase rata-rata disiplin kerja guru madrasah tsanawiyah se-kota pagaralam


jikadibandingan dengan rata-rata maksimum displin guru adalah 76,06% hal ini
menunjukkan bahwa disiplin kerja guru madrasah tsanawiyah di kota pagaralam
termasuk kategori baik.
C. Analisis data
1. Analisis prasyarat
a. Uji normalitas data
Prasyarat analisis data uji statistik untuk mengetahui kerolesi atau pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, sehingga analisis data dapat dilanjutkan atau tidak. Untuk
menguji normalitas data dengan uji X2 (Chi-Kuadrat), terlebih dahulu data di
sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
NO Batas kelas Z Luas tiap Fh F0
kelas (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
interval 𝑓ℎ
1 26.5 -2.03 0.086 2.577 3 0.069
2 31.5 -1.14 0.298 8.931 8 0.097
3 36.5 -0.24 0.337 10.11 10 0.001
4 41.5 0.66 0.197 5.916 7 0.199
5 46.5 1.56 0.144 4.305 2 1.234
X2hitung
Tabel 4.13
Uji normalitas data motivasi kerja guru
NO Batas kelas Z Luas tiap Fh F0
kelas (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
interval 𝑓ℎ
1 29.5 -2.15 0.1032 3.096 4 0.263959
2 33.5 -1.18 0.3017 9.051 7 0.464766
3 37.5 -0.20 0.3587 10.761 10 0.053817
4 41.5 0.77 0.1538 4.614 6 0.416341
5 45.5 1.74 0.06 1.84 3 0.8
2
X hitung

Tabel 4.14
Uji normalitas data disiplin kerja guru
NO Batas kelas Z Luas tiap Fh F0
kelas (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
interval 𝑓ℎ
1 29.5 -1.95 0.1236 3.71 2 0.79
2 33.5 -1.04 0.303 9.09 8 0.13
3 37.5 -0.12 0.333 9.99 12 0.40
4 41.5 0.79 0.1712 5.14 5 0.00
5 45.5 1.17 0.0354 1.06 3 3.54
2
X hitung

Berdasarkan tabel-tabel tersebut didapatkan harga X2hitung masing-masing


variabel yaitu 1,600 untuk variabel kepemimpinan kepala madrasah, 1,998
untuk variabel motivasi kerja guru dan 4,860 untuk variabel disiplin kerja
guru madrasah tsanawiyah se-kota pagaralam. Sementara itu harga X2tabel
diperoleh dari tabel dengan taraf kepercayaan 95% dan derajat kebebasan
dk= n-1=29 yaitu 12,00.
Dengan kaidah pengujian bahwa apabila harga X2hitung ≤ X2tabel maka data
berdistribusi normal dan sebaliknya. Dari uraian tersebut diatas terlihat
bahwa harga X2hitung < X2tabel jadi semua data masing-masing variabel
berdistribusi normal.
b. Uji liniueritas data
Sebelum dilakukan analisis pengaruh masing-masing variabel bebea (X)
terhadap variabel terikat Y terlebih dahulu harus diuji linieritas hubungan
kedua variabel, jika hubungan variabel dinyatakan linier maka analisis data
dapat dilanjutkan dan sebaliknya hubungan data tidak linier maka analisis
data tidak dapat dilanjutkan sehingga langsung dapat disimpulkan variabel
bebas X tidak berpengaruh langsung pada variabel Y.
1) Uji linieritas variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1) dan variabel Y
Grafik 4.4.
Diagram pancar variabel X1 dan variabel Y

Sebaran data terletak di daerah garis linier Y = 16,387 + 0,752X hal ini
menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1) dan
variabel disiplin kerja guru (Y) mempunyai hubungan yang linier dengan
harga konstan 16,387 hal ini berarti 32,77% disiplin kerja guru tidak ada
hubungannya dengan kepemimpinan kepala madrasah.
2) Uji linieritas variabel motivasi kerja (X2) dan variabel Y
Grafik 4.5
Diagram pencar variabel X2 dan variabel Y

Sebaran data terletak didaerah garis linier Y = 4,261 + 0,881X hal ini
menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja guru (X2) dan variabel disiplin
kerja guru (Y) mempunyai hubungan yang linier dengan harga konstan
4,261 hal ini berarti 8,52% disiplin kerja guru tidak ada hubungannya
dengan motivasi kerja guru.
Dari uji linieritas tersebut diatas dapat disimpulkan masing-masing
variabel bebas bersifat linier dan mempunyai hubungan yang positif
artinya peningkatan nilai variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan
variabel terikat. Analisis data untuk mencari pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat dilanjutkan
2. Analisis statistik infrensial
Analisis statistik infrensial diperlukan untuk mengetahui besarnya korelasi yang
menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan berkaitan
dengan amsalah yang dihadapi adalah sebagai berikut :
a. Analisis korelasi variabel X1 terhadap variabel Y
𝑛−∑ 𝑋1 𝑌−(∑ 𝑋1 )(∑ 𝑌)
𝑟𝑋1 𝑌 =
√𝑛.∑ 𝑋12 −(𝑋1 )2 )(𝑛.∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 )
30.43684−(1135)(1141)
𝑟𝑋1 𝑌 =
√(30.43843−(1135)2 (30.43952−(1141)2 )
15485
𝑟𝑋1 𝑌 = 21227,463
𝑟𝑋1 𝑌 = 0,729
Harga r diperoleh sebagai berikut :
Harga r tersebut jika dikonfirmasi dengan tabel kategori korelasi termasuk
pada kategori cukup. Dan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel X 1
terhadap variabel Y digunakan rumus sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
KP +(0,729)2x100%
KP = 53,21%
Jadi besarnya pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap disiplin
kerja guru adalah sebesar 53,21%.
b. Analisis korelasi X2 terhadap Y
𝑛−∑ 𝑋2 𝑌−(∑ 𝑋2 )(∑ 𝑌)
𝑟𝑋1 𝑌 =
√𝑛.∑ 𝑋22 −(𝑋2 )2 )(𝑛.∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 )
30.44264−(1150)(1141)
𝑟𝑋1 𝑌 =
√(30.44680−(1150)2 (30.43952−(1141)2 )
155770
𝑟𝑋1 𝑌 = 17623,172
𝑟𝑋1 𝑌 = 0,913
Harga r tersebut jiak dikonfirmasi dengan tabel kategori korelasi termasuk
pada kategori tinggi. Dan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel X 1
terhadap variabel Y digunakan rumus sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
KP = (0,913)2 x100%
KP= 83,45%
Jadi besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru adalah
sebesar 83,45%.
c. Analisis korelasi X1 terhadap X2
Harga r diperoleh sebagai berikut
𝑛−∑ 𝑋1 𝑋2 −(∑ 𝑋2 )(∑ 𝑋2 )
𝑟𝑋1 𝑌 =
√𝑛.∑ 𝑋12 −(𝑋1 )2 )(𝑛.∑ 𝑋2 2 −(∑ 𝑋2 )2 )
30.44091−(1135)(1150)
𝑟𝑋1 𝑌 =
√(30.43843−(1135)2 (30.44680−(1150)2
17480
𝑟𝑋1 𝑌 = 22010,532
𝑟𝑋1 𝑌 = 0,794
Harga r tersebut jika dikonfirmasi dengan tabel kategori korelasi termasuk
pada kategori cukup. Dan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel X1
terhadap variabel X2 digunakan rumus sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
KP = (0,794)2x 100%
KP = 63,07%
Jadi besarnya berpengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap
motivasi kerja guru adalah sebesar 63,07%.
d. Analisis korelasi berganda
Analisis korelasi berganda adalah mencari korelasi dua variabel bebas X
terhadap satu variabel terikat Y sekaligus, untuk medapatkan koefisien
korelasi berganda R. Proses untuk menentukan harga R dengan rumus R
product moment berganda sebagai berikut :
Pada analisis korelasi r product moment dua variabel telah diketahui masing-
masing harga r yaitu :
𝑟𝑋1 𝑌 = 0,729, 𝑟𝑋2 𝑌 = 0,913 𝑑𝑎𝑛 𝑟𝑋1 𝑋2 = 0,794
𝑟𝑋21 ,𝑌 +𝑟𝑋22 𝑌 −2𝑟𝑋1 ,𝑌 .𝑟𝑋2 ,𝑌. 𝑟𝑋1 .𝑋2
𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √ 1−𝑟𝑋21 𝑋2

(0,729)2 +(0,913)2 −2(0,729)(0,913)(0,794)


𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √ 1−(0,794)4

0,532+0,834−1,058
𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √ 1−0,532

1,366−1,058
𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √ 0,468

0,308
𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √0,468

𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = √0,658


𝑟𝑋1 ,𝑋2 ,𝑌 = 0,811
Harga 𝑟𝑋1 ,𝑋2,𝑌 dikonfirmasi dengan tabel kategori korelasi r product moment
0,811 termasuk kategori yang tinggi artinya secara bersama-sama
kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru berpengaruh pada
disiplin kerja guru.
Disiplin kerja guru tidak hanya dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala
madrasah dan motivasi kerja guru, untuk mengetahui besarnya kontribusi
variabel bebas (X) dalam mempengaruhi variabel terikat (Y) dalam penelitian
ini menggunakan koefisien diterminasi yaitu R2 yang mencerminkan besarnya
kontribusi yang diberikan oleh variabel kepemimpinan kepala madrasah dan
motivasi kerja guru terhadap disiplin kerja guru pada madrasah tsanawiyah
(MTs) se-kota pagaralam.
Besarnya koefisien determinan R2= 0,658 artinya perubahan disiplin kerja
guru pada madrasah tsanawiyah (MTs) se-kota pagaralam dapat dijelaskan
oleh variabel kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru
dengan kontribusi 65,80% sedangkan sisanya 34,20% dapat dijelaskan oleh
variabel lain yang termasuk dalam penelitian ini.
3. Pengujian hipotesis
a. Pengujian hipotesis secara parsial (uji t)
1) Pengujian pengaruh kepemimpinan kepala madrasah (X1) terhadap
disiplin kerja guru (Y) dimadrasah tsanawiyah (MTs) se-kota pagaralam.
(a) Hipotasis
H0 :𝜌𝑌1 ≤ 𝜌0 , artinya variabel X1 tidak berpengaruh langsung positif
terhadap variabel Y.
Ha :𝜌𝑌1 > 𝜌0 , artinya variabel X1 berpengaruh langsung positif
terhadap variabel Y.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t hitung dan ttabel
dengan kriteri Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung ≤ ttabel, berarti
variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1) tidak berpengaruh
langsung positif terhadap disiplin kerja guru (Y) dan sebaliknya Ha
diterima dan H0 ditolak jika thitung >ttabel, berarti variabel
kepemimpinan kepala madrasah (X1) berpengaruh langsung positif
terhadap variabel disiplin kerja guru (Y)
(b) Analisa
Nilai thitung korelasi variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1)
terhadap variabel disiplin kerja guru (Y) dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
𝑟√𝑛−2
Thitung= √1−𝑟 2
(0,729)√30−2
Thitung=
√1−(0,729)2
(0,729)(5,291)
Thitung=
√1−0,531
3,857
Thitung=
√0,468
3,857
Thitung= 0,684
Thitung= 5,635

Nilai ttabel dengan taraf signifikan 5% dan dk=30-2=28 dari tabel


distribusi t diperoleh ttabel=1,70.
Nilai thitung>ttabel maka H0 ditolah dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1) berpengaruh langsung
positif terhadap variabel disiplin kerja guru (Y).
2) Pengujian pengaruh variabel motivasi kerja (X2) terhadap disiplin kerja
guru (Y) di madrasah tsanawiyah (MTs) se-kota pagaralam.
- Analisa
Dengan cara yang sama pada mencari pengaruh variabel
kepemimpinan kepala madrasah (X1) terhadap variabel disiplin kerja
guru (Y) diperoleh thitung variabel motivasi kerja (X2) terhadap disiplin
kerja guru (Y) sebesar 11,882 dan ttabel sebesar 1,70. Nilai thitung > ttabel
maka menolah H0 dan menerima Ha. Hal ni menunjukkan bahwa
variabel motivasi kerja (X2) berpengaruh langsung positif terhadap
variabel disiplin kerja guru (Y) di madrasah tsanawiyah se-kota
pagaralam.
3) Pengujian pengaruh variabel kepemimpinan kepala madrasah (X)
terhadap motivasi kerja guru (Y) di madrasah tsanawiyah (MTs) se-kota
pagaralam.
- Analisa
Dengan cara yang sama pada mencari pengaruh variabel
kepemimpinan kepala madrasah (X1) terhadap variabel disiplin kerja
guru (Y) diperoleh harga thitung variabel kepemimpinan kepala
madrasah (X1) terhadap motivasi kreja (X2) sebesar 6.125 dan ttabel
sebesar 1.70. Nilai thitung > ttabel maka menolak H0 dan menerima
Ha. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan kepala
madrasah (x1) berpengaruh langsung positif terhadap variabel
motivasi kerja guru (X2) di madrasah Tsanawiyah Se-Kota Pagar Alam.
b. Pengujian hipotesis Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel kepemimpinan kepala
Madrasah (X1) dan motivasi kreja (X2) secara bersama-sama mempunyai
pengaruh langsung positif terhadap disiplin kerja guru (Y). Uji F ini dilakukan
dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. jika Fhtung ? Ftabel maka H0
ditolak dan ha diterima atau sebaliknya Ha ditolak dan H0 diterima.
1) Hipotesis
H0 : 𝜌𝛾1.2 ≤ 𝜌0 , artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama tidak
berpengaruh lagnsung positif terhadap variabel Y.
Ha : 𝜌𝛾1.2 ≥ 𝜌0 , artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama
berpengaruh lagnsung positif terhadap variabel Y.
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diteirma dan Ha ditolak berarti variabel
kepemimpinan kepala madrasah (X1) dan variabel motivasi kerja (X2)
secara bersama-sama tidak berpengaruh lagnsung positif terhadap
variabel disiplin kerja guru (Y) dan sebaliknya jika Fhitung ≥ Ftabel maka
H0 ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa variabel kepemimpinan kepala
madrasah (X1) dan variabel motivasi kerja (X2) secara bersama-sama
berpengaruh lagnsung positif terhadap variabel disiplin kreja guru (Y) di
madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Kota Pagar Alam.
2) Analisis
Nilai fhitung pengaruh variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1) dan
variabel motivasi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel
disiplin kerja guru (Y) dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
𝑅2 𝑛−𝑘−1
Fhitung= 𝑘 𝑥 1−𝑅 2
(0,811)2 30−3−1
Fhitung= 𝑥 1−(0,811)2
3
0,658 26
Fhitung= 𝑥 1−0,658
3
Fhitung=0,219 x 76,023
Fhitung=16,674
Sedangankan ftabel dengan taraf signifikan 5% dkpembilang = 3 dan dkpenyebut=
6 diperoleh 2,99.
dari perhitungan tersebut diatas didapatkan bahwa fhitung > ftabel,
berdasarkan kriteria pengujian maka H0 ditolak dan ha diterima. Artinya
dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan kepala madrasah (X1)
dan variabel motivasi kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh
langsung positif terhadap variabel disiplin kerja guru (Y) di madrasah
Tsanawiyah (MTs) se-kota pagaralam.
D. Pembahasan
Dalam pembahasan yang dilakukan berikut ini berdasarkan hasil analisis statistik
korelasi parsial, hubungan korelasional dan korelasi berganda dan upaya
pendalaman tiap variabel dengan menggunakan analisis yang telah diolah secara
manual menggunakan rumus-rumus yang telah diuraikan pada bab III.
1. Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap disiplin kerja guru
Secara parsial variabel kepemimpinan kepala madrasah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap disiplin kerja guru. Dari hasil uji parsial (uji t) dengan ntaraf
signifikan 5% ttabel = 1,700 dan thitung = 0,729, hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis,” kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh langsung positif
terhadap disiplin kerja guru madrasah tsanawiyah (MTs) se-kota pagaralam”
terbukti kebenarannya dan hipotesis dapat diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Musifuddin (200&
tentang “hubungan antara kinerja kepala sekolah, penilaian jabatan fungsional
guru dan motivasi kerja guru dengan disiplin kerja guru di SD se-kecamatan
wanasaba lombok timur” yang hasilnya secara parsial variabel kepemimpinan
kepala sekolah (X1) memiliki hubungan yang signifikan terhadap disiplin kerja
guru (Y). Dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh tarmanto (2005),
tentang “analisis pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai
(studi pada cabang dinas pendidikan kecamatan jatisrono, kabupaten wonogiri”
hasilnya (1) ada pengaruh fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
dan pemotivasian terhadap disiplin kerja pegawai dilingkungan cabang dinas
pendidikan kecamatan jatisrono wonogiri. (2) kepemimpinan yang paling
dominan adalah fungsi pemotivasian.
Peningkatan disiplin kerja guru mutlak harus dilakukan oleh kepala madrasah,
karena guru merupakan unsur terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya
pendidikan. Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan memiliki tugas dan
wewenang penting dalam mencetak guru yang berdisiplin maka dalam hal ini
kepala madrasah harus mengoptimal fungsi kepemimpinannya dan harus dapat
menjadi tauladan guru yang berdisiplin sehingga dapat dijadikan contoh oleh
guru dimadrasahnya. Dengan demikian diharapkan disiplin guru akan meningkat.
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru
Secara parsial variabel motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan
terhadap disiplin kerja guru madrasah tsanawiyah se-kota pagaralam. Dari hasil
uji parsial (uji t) dengan taraf signifikan 5% ttabel = 1,700 dan thitung hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis, “motivasi kerja guru berpengaruh langsung
positif terhadap disiplin kerja guru madrasah tsanawiyah (MTs) se-kota
pagaralam” terbukti kebenarannya dan hipotesis dapat diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh fahran radi (2013),
tentang “pengaruh pelatihan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap
disiplin kerja guru pada madrasah ibtidaiyah negeri dan madrasah tsanawiyah
negeri satu atap muara siban kota pagaralam. Dengan hasil, motivasi kerja guru
berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja guru madrasah ibtidaiyah negeri
dan madrasah tsanawiyah negeri satu atap muara siban kota pagaralam. Dan
mendukung penelitian oleh musifuddin (2007) tentang “hubungan antara kinerja
dengan disiplin kerja guru di SDN se-kecamatan wanasaba lombok timur” bahwa
: (a) motivasi kerja guru dengan disiplin kerja guru dengan t hitung sebesar 6,659
dengan t tabel sebesar 1,671 dan sumbangan relative = 32%, sumbangan efektif
= 14,08% (b). Hubungan secara bersama-sama antara kinerja kepala sekolah,
penilaian jabatan fungsional guru dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja guru
dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa hubungan F sebesar 25,640
dengan F tabel sebesar 2,7 dengan taraf signifikan 0,5% dan sumbangan relative
= 44,5%, sumbangan efektif = 42,7%.
Disiplin kerja guru dapat dioptimalkan melalui motivasi kerja dengan
memperhatika, antara lain : (1) memperluas pengalaman guru-guru, (2)
menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, (3). Menganalisis situasi belajar
mengajar, (4) memberikan pengetahuan dan keterampilan, (5) memberi
wawasan yang lebih luas
3. a
E. kesi

You might also like