You are on page 1of 18

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM RANGKA”

OLEH :

KELOMPOK I (SATU)

TRANSFER D 2017

ASISTEN : MUH. AMINUL MA’ARIF

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup atau organisme adalah bergerak.


Manusia yang merupakan bagian dari makhluk hidup juga melakukan
gerakan dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan
pergerakan seseorang membutuhkan tulang dan otot untuk bergerak
yaitu, tulang tidak dapat bergerak sendiri apabila tidak digerakkan oleh
otot. Gerakan adalah hasil interaksi antar tulang, otot dan persendian
tulang. Ketiga unsur tersebut digabungkan menjadi sistem rangka.
Sistem rangka manusia adalah suatu sistem organ yang
memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup khususnya manusia.
Sistem rangka umumnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik). Rangka manusia
dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang
ditunjang oleh struktur lain seperti ligament, tendon, otot, dan organ
lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang.
Kerangka manusia tersusun atas tulang-tulang, baik tulang panjang
maupun tulang pendek. Tulang-tulang tersebut membentuk rangka
dalam (endoskeleton). Endoskeleton terbagi atas 2 bagian yaitu
rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial terdiri atas 80
tulang antara lain rangka tengkorak, tulang belakang, tulang dada,
dan tulang rusuk. Sedangkan rangka anggota apendikular terdiri atas
126 tulang yaitu tulang anggota gerak atas, tulang anggota gerak
bawah, rangka anggota dalam, dan tulang sekitar pinggul.
Dalam bidang farmasi, mempelajari anatomi fisiologi manusia
sangat penting untuk mengetahui bagaimana jalannya obat dalam
tubuh.
I.2. Tujuan dan Maksud Percobaan
I.2.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mengetahui sistem
rangka pada manusia dan dapat menjelaskan letaknya.
I.2.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu Mengamati dan
memahami sistem rangka pada tubuh manusia beserta
letaknya.
I.3. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menyebutkan dan
menunjukkan bagian dari rangka tubuh manusia dengan bantuan
torso rangka dan cara penanganan hewan coba beserta cara
memperlakukannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. Teori Umum
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung
dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan
panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan
dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka (Evelyn
C. Pearce, 2013)
Sistem skeletal pada tubuh manusia terdiri dari tulang (206 buah
pada orang dewasa) dan sendi, serta tulang rawan dan ligamen yang
terdapat pada sendi. Pada saat baru lahir sebenarnya jumlah tulang
lebih banyak (sekitar 300 buah). Pada perkembangan tubuh
selanjutnya beberapa tulang bergabung menjadi satu (Sarpini
Rusbandi, 2016).
Kerangka pada manusia dibagi menjadi:
a. Kerangka aksial, terletak pada garis tengah tubuh, terdiri dari
tulang tengkorak/kepala, hyiod, tulang belakang (vertebra) dan
tulang-tulang yang membentuk rongga dada.
b. Kerangka anggota gerak (appendikular), terdiri dari tulang-tulang
gelang bahu, anggota gerak atas (ekstremitas superior), gelang
panggul dan anggota gerak bawah (ekstremitas inferior) (Sarpini
Rusbandi, 2016).
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat
lainnya yang terdiri atas hamper 50% air dan bagian padat, selebihnya
terdiri dari bahan mineral terutama calcium kurang lebih 67% dan
bahan seluler 33%. Sumsum tulang merupakan jaringan vascular
dalam rongga sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut ;
a. Mendukung jaringan tubuh dan memberi bentuk tubuh.
b.Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan
lunak).
c. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan).
d. Memberikan sel-sel darah, darah merah didalam sumsum tulang
(hematopoesis).
e. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, dan
flour) (Lidia Widia, 2015).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan
memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan
ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik.
Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast. Dibagian dalamnya
terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi
rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus.
Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship
(cekungan pada permukaan tulang) (Lidia Widia, 2015).
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian
aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya.
Sedangkan bagian apendikular terdiri dari 126 tulang pada manusia
dewasa umumnya (Lidia Widia, 2015).
Manusia bisa bergerak karena adanya rangka dan otot. Rangka
tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot.
Dengan adanya kerjasama antara rangka dan otot, manusia dapat
melompat, berjalan, bergoyang, dan sebagainya (Giri Wiarto, 2013).
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh
dan untuk melekatnya otot-otot untuk menggerakkan kerangka tubuh.
Tulang adalah jaringan yang keras dari semua jaringan dalam tubuh
karena mengandung garam kapur fosfat yang terdiri dari sel-sel dan
materi intersel. Matriksnya mengandung berbagai unsur organik dan
unsur anorganik (Giri Wiarto, 2013).
Pada umumnya tulang terdiri atas diafisis dan epifisis. Diafisis dan
epifisis dipisahkan oleh kartilago epifisisyang mengalami penulangan
(osifikasi) saat pertumbuhan. Kerasnya tulang disebabkan oleh adanya
garam-garam mineral yang terkandung di dalam tulang tersebut.
Kalsium karbonat dan kalsium fosfat merupakan bagian terbesar dari
zat anorganik yang membentuk sekitar 2/3 dari beratnya tulang (Giri
Wiarto, 2013).
Beberapa klasifikasi tulang, yaitu:
 Tulang biasanya digolongkan berdasarkan bentuknya.
 Penggolongan tulang meliputi:
 Panjang (seperti humerus, radius, femur, dan tibia)
 Pendek (seperti karpal)
 Pipih ( seperti skapula, iga, dan tengkorak)
 Ireguler (seperti tulang belakang dan mandibula)
 Sesamoid, yang merupakan tulang kecilyang berkembang
dalam tendon (seperti patela) (Lyndon Saputra, 2014).
Tulang berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu (Timurawan,
2017):
 Tulang rawan
Tulang rawan merupakan rangka penyangga tahapan
embrio manusisa. Setelah dewasa, sebagian besar tulang rawan
diganti dengan tulang keras. Pada manusia dewasa, tulang rawan
hanya terdapat pada bagian yang memerlukan elastisitas seperti
daun kuping, cuping hidung, dan cincin trakea. Tulang rawan
terdiri atas anyaman serat dimana terdapat sel-sel tulang rawan
(kondrosit) yang membuat matriks kondrin.
Ada tiga jenis tulang rawan yaitu sebagai berikut :
 Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan bentuk tulang rawan
terbanyak. Tulang rawan hialin mempunyai matriks yang
homogen dan bersifat halus serta transparan. Terdapat
pada cincin batang tenggorokan (trakea). Cuping hidung,
persendian, dan antara tulang rusuk, dan tulang dada.
 Tulang rawan elastis
Tulang rawan elastis bersifat lentur, matriksnya
mengandung serat elastis bercabng-cabang, dan terdapat
pada epiglotis dan bagian luar telinga.
 Tulang rawan fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur, matriksnya
mengandung serat kolagen yang tidak lentur, dan terdapat
pada antar ruas tulang belakang.
 Tulang keras
Rangka yang menyokong sebagian besar manusia dewasa
terbuat dari tulang keras. Bagian luar tulang keras dilapisi oleh
periosteum yang merupakan tempat melekatnya otot. Sel tulang
keras disebut osteosit. Sel-sel tulang keras membentuk lingkaran
konsentris berlapis-lapis (Timurawan, 2017)
Beberapa fungsi dari tulang, yaitu:
 Tulang melindungi jaringan organ dalam
 Tulang menstabilkan dan menyokong tubuh
 Tulang memberikan permukaan untuk melekatnya otot,
ligamen, dan tendon
 Tulang bergerak lewat metode “pengungkit” ketika
berkontraksi
 Tulang menghasilkan sel darah merah di sumsum tulang
(hematopoiesis)
 Tulang menyimpan garam-garam mineral (sepert 99%
kalsium tubuh) (Lyndon saputra, 2014).
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon,
dan bursa. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ-
organ penting didalam tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang
berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat melekatnya otot
sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi
sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya
disumsum tulang) dalam proses yang disebut hematopoesis. Tubuh
kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang dalam bentuk dan
ukuran yang bermacam-macam, dalam tubuh kita ada 4 kategori yaitu
tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak beraturan
(Mohammad Judha, 2016).
Struktur Umum tulang panjang memiliki diafisis atau batang dan
dua epifisis atau stremitas.Diafisis terdiri atas tulang padat dengan
kanal medula sentral yang mengandung sumsum kuning berlemak.
Epifisi bagian luarnya ditutupi jaringan padat dengan tulang berongga
(Kanselosa) di dalamnya. Diafisis dan epifisis dipisahkan kartilago
epifisis, yang mengalami osifikasi saat pertumbuhan sempurna.
Penebalan tulang terjadi melalui deposisi jaringan tulang yang baru
bawah periosteum. Periosterum membungkus seluruh tulang kecuali
di dalam rongga sendi, memungkinkan pelekatan tendon dan berlanjut
hingga kapsul sendi. Kartilago hialin menggantikan periosteum pada
permukaan tulang yang membentuk sendi, suplai darah ke batang
tulang berasal dari satu arteri nutrien atau lebih, epifisis memiliki suplai
darah sendiri (Ross dan Wilson, 2011).
Sel tulang yang bertangggung jawab untuk pembentukan tulang
adalah osteoblast (sel ini kemudian matur menjadi osteosit).
Osteoblast dan kondrosit (sel pembentuk kartilago) terbentuk dari sel
osteogenik, bukan kondroblast diyakini bergantung pada suplai
oksigen yang ade kuat. Hal ini mungkin merupakan faktor yang
memengaruhhi penyembuhan fraktur, yakni jika suplai oksigen kurang,
mungkin terdapat kondroblast yang banyak, menyebabkan terjadinya
penyatuan kartilago pada fraktur. Sel tulang terdiri atas bagian-bagian
berikut ini :
 Osteoblast adalah sel pembentuk tulang yang menyekresi
kolagen dan konstituen lain jaringan tulang. Osteoblast berada
di lapisan dalam periosteum, pada pusat osifikasi tulang imatur,
diujung diafisis yang berdekatan dengan kartilago epifisis
tulang panjang, dan pada area fraktur.
 Osteosit berfungsi dalam resorpsi tulang untuk
mempertahankan bentuk yang optimum. Osteoklas
berlangsung di permukaan tulang : dibawah periosteum, untuk
memelihara bnetuk tulang saat pertumbuhan dan untuk
menyingkirkan sisa kalus yang dibentuk saat penyembuhan
fraktur, dan di sekitar dinding kanal medula saat pertumbuhan
dan untuk mengalirkan kalus saat penyembuhan (Ross dan
Wilson, 2011).
Sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka.
Terdapat tiga jenis utama sendi yaitu fibrus, sendi tulang rawan dan
sendi sinovial. Atau sendi dapat di klasifikasikan menurut kemungkinan
geraknya: tak bergerak, sedikit bergerak dan bergerak luas.
 Sendi fibrus adalah sendi yang tak dapat bergerak atau merekat
ikat, maka tiada mungkin gerakan antara tulang-tulangnya:
sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak.
 Sendi tulang rawan adalah sendi dengan gerakan sedikit, dan
permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan antara dan
hanya mungkin sedikit gerakan. Misalnya : simfisis pubis,
dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua
tulang pubis. Sendi intervertebral dengan cakram intervertebral
dari pada tulang rawan fibro.
 Sendi sinovial adalah jenis yang paling umum dan paling banyak
bergerak dari sendi dalam tubuh manusia. Dalam sendi ini,
permukaan tulang berdekatan ditutupi dengan kartilago artikular
dan dihubungkan oleh ligamen dilapisi oleh membran sinovial
(Pearce, 2009)
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat Percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu torso rangka.

III.2. Cara Kerja


Sistem Rangka
1. Disiapkan alat
2. Diamati tulang penyusun tengkorak meliputi tempurung kepala
dan wajah
3. Diamati tulang penyusun anggota badan
4. Diamati tulang anggota gerak
5. Dicatat hasil pengamatan
BAB IV
PEMBAHASAN
IV. Pembahasan
Rangka manusia dibagi menjadi 3, yaitu tulang tengkorak,
anggota badan, dan anggota gerak. Diantara setiap tulang ada sendi
yang berfungsi sebagai penghubung antar tulang pada rangka
manusia.
Pertama, tulang tengkorak disusun oleh beberapa tulang yaitu
yang berbentuk pipih; tulang ubun-ubun yang berjumlah 2 tulang,
tulang dahi yang berjumlah 1, tulang baji yang berjumlah 2, tulang air
mata berjumlah 2, tulang hidung berjumlah 2, tulang pipi berjumlah 2,
tulang tengkorak berjumlah 1, tulang pelipis berjumlah 2; yang
berbentuk pendek; tulang rahang atas yang berjumlah 1 dan tulang
rahang bawah berjumlah 1; yang berbentuk pipa; tulang lidah
berjumlah 1 (dalam satu rangka manusia lengkap).
Kedua, tulang penyusun anggota badan. Anggota badan
meliputi tulang dada/rusuk, tulang belakang, tulang pembentuk
gelang panggul dan tulang pembentuk gelang bahu. Penyusun
tulang rusuk diantaranya; tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang,
tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang dan tulang rusuk melayang
berjumlah 2 pasang. Penyusun tulang belakang diantaranya; ruas
leher berjumlah 7 ruas, punggung berjumlah 12 ruas, pinggang
berjumlah 5 ruas, kelangkang berjumlah 5 ruas, dan ekor berjumlah
4 ruas. Penyusun gelang bahu diantaranya adalah selangka dan
belikat, sedangkan tulang penyusun gelang panggul adalah panggul
(dalam satu rangka manusia lengkap).
Ketiga, tulang anggota gerak. Anggota gerak dibagi menjadi
atas (lengan) dan bawah (kaki). Lengan disusun oleh tulang lengan
atas, hasta, pengumpil, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan.
Sedangkan kaki disusun oleh tulang-tulang paha berjumlah satu
pasang, betis dan kering berjumlah satu pasang, pergelangan kaki
berjumlah satu pasang, telapak kaki berjumlah satu pasang, dan jari-
jari kaki berjumlah 5 pasang atau 10 jari (dalam satu rangka manusia
lengkap).
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini
yaitu sistem rangka merupakan rangkaian tulang yang berfungsi
untuk mendukung dan melindungi beberapa organ lunak,
membantu dalam pergerakan dan tempat melekatnya beberapa
otot.
V.2. Saran
V.2.1 Untuk Laboratorium
Sebaiknya ruangan didalam laboratorium dipasangkan
pendingin agar praktikan nyaman saat melakukan praktikum.
V.2.2 Untuk Dosen
Sebaiknya dosen turut serta dalam mendampingi praktikan
pada saat pelaksaan praktikum.
V.2.3 Untuk Asisten
Sebaiknya asisten lebih mengarahkan dan membimbing lagi
praktikan pada saat proses praktikum agar praktikum dapat
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Judha, Mohamad. 2016. Rangkuman Sederhana Anatomi dan Fisiologi


Untuk Mahasiswa Kesehatan. Gosyen Publishing: Yogyakarta
Luklukaningsih, Zuyina. 2011. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Nuha
Medika: Yogyakarta
Lyndon, dkk. 2014. Ilustrasi Berwarna anatomi dan Fisiologi. Binapura
aksara: Tangerang
Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Sarpini, Rusbandi. 2016. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. In Media:
Jakarta
Wiarto, Giri. 2013. Anatomi dan Fisiologi Sistem Gerak Manusia. Pustaka
Baru: Yogyakarta
Widia, Lidia. 2015. Anatomi Fisiologi dan Siklus Kehidupan Manusia.
Nuha medika: Yogyakarta
Ross dan Wilson. 2011. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Salemba
Medika : Jakarta.
Timurawan. 2017. Anatomi Tubuh. Willis : Jakarta
LAMPIRAN

A. Rangka Manusia

(Evelyn, 2010).

B. Tulang Tengkorak

(Sloane, 2012)
C. Tulang Rusuk dan Tulang Dada

(Setriadi, 2016)

D. Tulang Belakang

(Setriadi, 2016)
E. Tulang Anggota Gerak Atas

(Setriadi, 2016)

F. Tulang Anggota Gerak Bawah

(Naomi, 2017)
G. Tulang Gelang Bahu

(Setriadi, 2016)

H. Tulang Panggul

(Ross, 2011)

You might also like